• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bentuk-Bentuk Perjuangan Tokoh Utama Untuk Meraih Impian Dalam Novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata: Analisis Psikologi Sastra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bentuk-Bentuk Perjuangan Tokoh Utama Untuk Meraih Impian Dalam Novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata: Analisis Psikologi Sastra"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Penelitian psikologi sastra memang memiliki landasan pijak yang kokoh. Karena

baik sastra maupun psikologi sama-sama mempelajari hidup manusia. Bedanya, kalau

sastra mempelajari manusia sebagai ciptaan imajinasi pengarang, sedangkan psikologi

mempelajari manusia sebagai ciptaan Illahi secara riil. Namun, sifat-sifat manusia dalam

psikologi maupun sastra sering menunjukkan kemiripan, sehingga penelitian psikologi

sastra memang tepat dilakukan. Meskipun karya sastra bersifat kreatif dan imajiner,

pencipta tetap sering memanfaatkan hukum-hukum psikologi untuk menghidupkan

karakter tokoh-tokohnya (Endraswara, 2008:99).

Karya sastra yang dipandang sebagai fenomena psikologis, akan menampilkan

aspek-aspek kejiwaan melalui tokoh-tokoh jika kebetulan teks berupa drama maupun

prosa. Pengarang akan menangkap gejala jiwa kemudian diolah ke dalam teks dan

dilengkapi dengan kejiwaanya. Proyeksi pengalaman sendiri dan pengalaman hidup di

sekitar pengarang, akan terproyeksi secara imajiner ke dalam teks sastra (Endraswara,

2008:96).

Genre karya sastra yang dikaji dalam penelitian ini adalah novel. Novel merupakan

teks sastra yang paling banyak diminati, baik untuk dibaca maupun untuk diteliti. Novel

Sang Pemimpi (selanjutnya disingkat SP) merupakan novel kedua dari tetralogi Laskar

Pelangi, sedangkan novel yang pertama adalah Laskar Pelangi, novel yang ketiga adalah

(2)

Novel SP diterbitkan pertama kali pada bulan Juni 2006. Sejak pertama kali

diterbitkan, novel ini mendapatkan apresiasi dan tanggapan positif dari para pembaca.

Bahkan, pada bulan Oktober 2009 novel SP telah mengalami cetakan ulang yang kedua

puluh lima. Kemudian pada Desember 2009, novel ini diangkat ke layar lebar dengan

judul yang sama serta menarik banyak penonton.

Novel SP menceritakan tokoh utama Ikal, Arai, dan Jimbron pada saat masih di

Sekolah Menengah Atas (SMA) negeri di Magai, Belitong Timur. Seperti kebanyakan

anak-anak yang berusia remaja, mempunyai watak serba ingin tahu, mau mencoba hal-hal

yang baru, ingin selalu mencari tantangan dan suka bertualang. Arai merupakan saudara

angkat dari Ikal, karena saat kelas 1 Sekolah Dasar (SD), ibunya wafat saat melahirkan

adiknya. Arai, baru enam tahun ketika itu, dan ayahnya, gemetar di samping jasad beku

sang ibu yang memeluk erat bayi merah bersimbah darah. Ibu dan bayi itu meninggal

bersamaan. Lalu Arai tinggal berdua dengan ayahnya. Menginjak kelas 3 SD, ayahnya

juga wafat. Setelah itu Arai tinggal bersama keluarga Ikal.

Ikal adalah anak Melayu yang mempunyai satu orang adik laki-laki dan dua orang

abang. Bapaknya bekerja sebagai buruh pertambangan Perusahaan Negara (PN) Timah

yang beroperasi di Belitong, sedangkan ibunya hanya seorang ibu rumah tangga yang

kesehariannya hanya mengurusi pekerjaan rumah. Sedangkan Jimbron adalah anak yatim

piatu yang diasuh oleh seseorang yang bernama Geovanny. Setelah tamat Sekolah

Menengah Pertama (SMP), mereka merantau ke Magai untuk sekolah di SMA negeri

yang ada di sana, karena di kampungnya tidak ada SMA.

Pada saat itulah, PN Timah Belitong, perusahaan yang sebagian besar orang

(3)

Mereka bekerja sebagai kuli ngambat. Ngambat berasal dari kata menghambat, yaitu

menunggu perahu nelayan yang tambat, dan memikul ikan hasil tangkapan nelayan ke

pasar yang disebut dengan kuli ngambat, karena pekerjaan itu mereka bisa menyewa

sebuah los sempit di dermaga.

Setiap pukul dua pagi, berbekal sebatang bambu, mereka sempoyongan memikul

berbagai jenis makhluk laut yang harus tersaji di meja pualam stanplat pada pukul lima,

sehingga pukul enam sudah bisa diserbu oleh ibu-ibu yang ingin berbelanja. Setelah itu,

mereka leluasa untuk berangkat ke sekolah. Sebelum menjadi kuli ngambat, mereka

bekerja sebagai penyelam di padang golf. Kemudian mereka beralih menjadi part time

office boy di kompleks kantor pemerintahan, masuk kerja subuh-subuh dan menyiapkan

gelas teh dan kopi untuk para pegawai negeri.

Namun, sampai di sekolah semua kelelahan mereka lenyap oleh seorang sosok yang

sangat menginspirasi, yaitu kepala sekolah sekaligus guru kesusastraan mereka yang

bernama Drs. Julian Ichsan Balia. Beliau tak pernah mau kelihatan letih dan jemu

menghadapi murid-muridnya.

Mereka tidak berkedip saat Pak Balia memperlihatkan gambar Menara Eiffel yang

indah. Pada saat itulah, mereka mengkristalisasikan harapan agung, yaitu ingin sekolah ke

Prancis. Mereka juga ingin menginjakkan kaki di altar suci almamater Sorbonne, serta

ingin menjelajah Eropa sampai ke Afrika.

Dilihat dari perjuangan tokoh utama Ikal, Arai, dan Jimbron dalam novel SP ini

sangat menyentuh dan sangat banyak memberikan motivasi bagi pembaca. Inilah

sebabnya penulis tertarik untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk perjuangan tokoh utama

(4)

1.2 Rumusan Masalah

Adapun masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah bentuk-bentuk

perjuangan tokoh utama untuk meraih impiannya dalam novel SP karya Andrea Hirata?

1.3Batasan Masalah

Batasan masalah dalam suatu penelitian sangatlah penting agar penelitian lebih

terarah dan mencapai tujuan dengan baik. Peneliti membatasi masalah hanya pada

bentuk-bentuk perjuangan tokoh utama yang mencakup: berjuang mencapai tujuan akhir, daya

juang sebagai kompensasi, berjuang meraih superioritas pribadi, dan berjuang meraih

keberhasilan.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan bentuk-bentuk perjuangan

tokoh utama dalam novel SP karya Andrea Hirata.

1.4.2 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan dan terjawabnya

rumusan masalah. Oleh sebab itu, setiap penelitian harus memberikan manfaat. Manfaat

dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu manfaat secara teoritis dan manfaat secara

(5)

1.4.2.1 Manfaat Teoritis

1. Memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu sastra Indonesia, terutama dalam

pengkajian novel Indonesia modern dengan kajian psikologi sastra.

2. Memperluas khasanah ilmu pengetahuan terutama dalam bidang sastra Indonesia,

khususnya dalam analisis novel dengan kajian psikologi sastra.

1.4.2.2 Manfaat Praktis

1. Memperluas cakrawala apresiasi pembaca umum, khususnya terhadap novel.

2. Memberikan sumbangsih kekayaan kajian sastra Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, dalam modul ini pada salah satu kegiatan pembelajarannya juga diberikan materi pedagogik yang menguraikan tentang prinsip‐prinsip pembelajaran yang kreatif

Sejalan dengan kewajibannya memberdayakan ketahanan pangan di daerah, hal paling pokok yang harus diketahui adalah (1) daerah (kecamatan) mana saja yang mengalami surplus

Pemerintah Kota Binjai dalam mempersiapkan pembangunan Kota Binjai dalam lima tahun kedepan akan dibangun dalam perwujudan Kota Cerdas (Smart City) yang melingkupi pemerintahan yang

[r]

menjadi tepung glukomannan dilakukan dengan metode Sugiyama (1972) dengan merendam dalam etanol 50% selama 3 hari yang selanjutnya diekstraksi dipisahkan antara cairan dan bahan

[r]

Sementara itu, jumlah seluruh tenaga medis dan paramedis yang bekerja di Kota Binjai pada tahun 2015 terdiri dari 194 dokter umum, 144 dokter spesialis, 50 dokter gigi, 139 bidan

Tujuan penelitian ini untuk untuk membandingkan performasi tunneling jaringan Virtual Private Network metode Point to Point Tunneling Protocol (PPTP) dan metode