BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Sejak zaman dahulu, minyak kelapa sudah sering digunakan. Saat ini ada temuan baru, yaitu sebagai obat. Minyak kelapa yang dijadikan sebagai obat biasanya disebut minyak kelapa murni (virgin coconut oil, VCO)(Sutarmi dan Rozaline, 2005). Menurut SNI (2008),minyak kelapa virgin(VCO) merupakan minyak yang diperoleh dari daging buah kelapa (Cocos nucifera L.) tua yang segar dan diproses dengan diperas dengan atau tanpa penambahan air, tanpa pemanasan atau pemanasan tidak lebih dari 60˚C dan ama n dikonsumsi manusia.Minyak kelapa yang diperoleh dari daging buah kelapa ini digunakan secara luas dalam industri makanan dan produksi kosmetika (Darmoyuwono, 2006).
Minyak kelapa mengandung sekitar 50% asam laurat. Asam laurat ini memiliki fungsi lain, yakni diubah menjadi mono-laurin di dalam tubuh manusia. Mono-laurin adalah monogliserida antiviral, antibakterial, dan antiprotozoal yang digunakan oleh sistem kekebalan tubuh manusia dan hewan. Minyak kelapa juga mengandung sekitar 6-7% asam kaprat yang berfungsi sebagai kekebalan tubuh ketika diubah menjadi monokaprin di dalam tubuh manusia atau hewan (Darmoyuwono, 2006). Asam lemak pada minyak kelapa merupakan sumber energi dan banyak mengandung asam lemak rantai medium (medium chain fatty acid,MCFA) yang dapat memberi gizi serta melindungi tubuh dari penyakit menular dan penyakit degeneratif. Kandungan MCFA juga dapat digunakan sebagai suplemen untuk mendapatkan energi lebih cepat karena dalam proses metabolisme juga lebih cepat (Sutarmi dan Rozaline, 2005).
minyak kelapa murni ini dapat membantu dan memberi kenikmatan dalam mengonsumsi minyak kelapa murni sebagai produk kesehatan(Darmoyuwono, 2006).
Xanthan gum banyak digunakan dalam formulasi oral dan topikal farmasi, kosmetik, dan makanan sebagai zat pensuspensi dan zat penstabil. Xanthan gum juga digunakan sebagai bahan pengental dan zat pengemulsi. Xantan gum tidak beracun, dapat bercampur dengan sebagian besar bahan-bahan farmasi lainnya, dan memiliki stabilitas yang baik dan viskositas yang baik. Tween 80 berfungsi sebagai zat pendispersi, zat pengemulsi, merupakan surfaktan nonionik, sebagai zat pelarut, zat pensuspensi dan zat pembasah. Tween 80 juga banyak digunakan sebagai bahan kosmetik dan produksi makanan (Rowe, et al., 2009).
Formula sediaan emulsi minyak kelapa murni dengan menggunakan emulgator Tween 80 dan gom arab yang telah dilakukan oleh Silaban (2015) memberikan emulsi yang kurang stabil. Sediaan emulsi mengalami pemisahan pada minggu 8 sedangkan viskositas menurun perlahan-lahan seiring dengan bertambahnya umur sediaan.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalah dari penelitian ini adalah:
a. apakah pembuatan minyak kelapa murnipada metode fermentasi dengan menggunakan ragi tempe menghasilkan minyak kelapa murni yang memenuhi Standar Nasional Indonesia (2008)?
b. apakah xanthan gum dan Tween 80 dapat digunakan sebagai emulgator untuk membuat sediaan emulsi minyak kelapa murni?
1.3 Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka dibuat hipotesis dari penelitian ini sebagai berikut:
a. penggunaan ragi tempe pada metode fermentasi menghasilkan minyak kelapa murniyang memenuhi Standar Nasional Indonesia (2008).
b. xanthan gum dan Tween 80 dapat digunakan sebagai emulgator untuk membuat sediaan emulsi minyak kelapa murni.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
a. untuk mengetahui bahwaminyak kelapa murni yang diperoleh dengan metode fermentasi menggunakan ragi tempe dapat memenuhi Standar Nasional Indonesia (2008).
1.5 Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian akan diperoleh informasi tentang cara pengolahan minyak kelapa murni menggunakan ragi tempe dan cara membuat emulsi minyak kelapa murni.
1.6 Kerangka Pikir Penelitian
Kerangka pikir penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.1. a. Pembuatan minyak kelapa murni
b. Formulasi Emulsi
Latar Tujuan Variabel Variabel Parameter
Belakang Bebas Terikat
Gambar 1.1. Kerangka pikir penelitian Membuat
7. Ukuran partikel dan distribusi 3. Bilangan asam 4. Bobot jenis tengah), dan air