• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi Masyarakat dan Pejabat Publik Tentang Fungsi Taman Kota di Kota Binjai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Persepsi Masyarakat dan Pejabat Publik Tentang Fungsi Taman Kota di Kota Binjai"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kota merupakan suatu permukaan wilayah dimana terdapat pemusatan

(konsentrasi) penduduk dengan berbagai jenis kegiatan ekonomi, sosial budaya

dan administrasi pemerintahan1

Ada banyak aspek pelayanan dan pembangunan yang diwujudkan di

perkotaan seperti aspek ekonomi, sosial budaya, hukum, lingkungan dan aspek

lainnya. Aspek lingkungan merupakan hal yang sering di bahas oleh dunia dan

Indonesia pada khususnya. Berbagai kerusakan lingkungan dan bencana alam . Kota mempunyai daya tarik yang relatif kuat bagi

penduduk yang berdomosili diluar kota yang bersangkutan, baik yang tersebar di

daerah pedesaan ataupun kota-kota yang lebih kecil.Kota mempunyai fungsi dan

peranan yang sangat penting dan dominan dalam pertumbuhan ekonomi dan

kehidupan masyarakat. Hal ini dikarenakan kota merupakan wilayah inti yang

berperan sebagai pusat pelayanan dan pembangunan.

Setiap kota memiliki konsep pembangunan yang berbeda-beda, mulai dari

konsep kota pertanian, kota modern hingga konsep kota hijau. Konsep tersebut

dijadikan ciri khas masing-masing kota yang perwujudannya disesuaikan dengan

visi misi pembangunan, potensi kota dan kebutuhan kota tersebut. Terlepas dari

beragam konsep yang ada, tujuan dari keseluruhan konsep tersebut ialah untuk

melakukan pembangunan dan pelayanan yang baik, sesuai, dan tepat sasaran.

(2)

yang terjadi pada beberapa tahun belakangan ini menjadikan pemerintah sebagai

pemegang wewenang yang diamanahkan untuk mewujudkan pelayanan yang baik

pada warga memberikan perhatian lebihnya terhadap aspek lingkungan untuk

dimasukkan kedalam agenda pembangunan. Tidak hanya pemerintah, masyarakat

pada umumnya dan para aktifis lingkungan pada khususnya juga melihat bahwa

aspek lingkungan merupakan aspek yang dahulunya belum dianggap penting

namun sekarang menjadi aspek yang sangat penting untuk dibahas dan

diagendakan dalam pembangunan mengingat efeknya yang berhubungan erat

dengan keseimbangan kehidupan dan juga keberlanjutan kota pada generasi

berikutnya.

Ada banyak pertemuan yang diagendakan untuk membahas aspek

lingkungan agar dimasukkan dalam agenda perencaaan perkotaan, diantaranya

adalah KTT Bumi di Rio de Janeiro, Brazil pada tahun 1992 yang dipertegas

dengan KTT Johanesburg Afrika Selatan 10 tahun kemudian yaitu pada tahun

2002. KTT ini menghasilkan kesepakatan bersama bahwa sebuah kota idealnya

memiliki luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) minimal 30 % dari total luas kota

yang yang dimiliki. Hal ini dilakukan guna menciptakan keseimbangan

pembangunan di perkotaan agar tidak seluruh luas kota digunakan untuk aspek

industrilasiasi semata yang menjadi ciri khas dari perkotaan.

World Development Report 2014 dalam paparan laporannya yang

mengusung pokok bahasan “Risk and Opportunity, Managing Risk for

Development” juga turut mengangkat aspek lingkungan sebagai bagian yang

(3)

yang dilakukan di dunia saat ini kurang memperhatikan aspek keseimbangan

lingkungan. Pembangunan yang dilakukan cendrung hanya melihat dari sisi

modernitas belaka yang jika dikaitkan dengan teori pembangunan, maka

pembangunan yang dilakukan cendrung hanya mengggunakan konsep

pembangunan modernisasi semata tanpa mempertimbangkan konsep

pembangunan alternatif.

Indonesia juga turut menaruh perhatian pada perencaan kota yang harus

melihat aspek lingkungan dalam perwujudannya, hal ini terlihat dengan

dikeluarkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 tahun 2007 mengenai

penataan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan2. Hal ini dilakukan sebagai

salah satu upaya untuk mengurangi dampak buruk dari adanya kerusakan

lingkungan serta guna menjaga kondisifitas pemanfaatan lahan terkhusus di

perkotan. Kemudian, yang terbaru adalah dikeluarkan undang-undang yang

mengatur mengenai proporsi ketersediaan ruang terbuka hijau di perkotaan yaitu

UU No. 26 tahun 2007 yang isinya mirip dengan hasil dari KTT Johanesburg

Afrika Selatan yang menyatakan bahwa kawasan perkotaan harus menyediakan

30% dari luas daerahnya untuk ruang terbuka hijau3

Keberadaan UU No. 26 tahun 2007 setidaknya mampu menjadi acuan dan

pemicu pada masyarakat luas akan arah pembangunan di Indonesia yang mulai

mengarah pada aspek lingkungan. Hal ini langsung dijawab dengan banyaknya

bermunculan komunitas-komunitas, organisasi, gerakan masyarakat dan berbagai

sikap pergerakan lain yang mengatasnamakan diri sebagai pihak yang peduli .

(4)

terhadap lingkungan. Pergerakan warga ini setidaknya mampu menjadikan

sebagian besar pejabat publik di Indonesia semakin mulai mengarahkan

kebijakan-kebijakan pembangunan yang akan dilakukan pada aspek lingkungan,

mulai dari sosialisasi hingga penyediaan ruang terbuka hijau di perkotaan.

Bencana alam yang terjadi seperti kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan,

kemudian banjir yang terus menerus tanpa hentiya juga tidak lepas menjadi salah

satu aspek yang memotivasi masyarakat dan pejabat publik terkhusus di perkotaan

untuk semakin giat dalam hal pembangunan lingkungan.

Berbagai pertemuan dan aturan yang muncul terkait aspek lingkungan

memberi isyarat bahwa aspek pembangunan lingkungan terkhusus penyediaan

ruang terbuka hijau di perkotaan menjadi hal yang begitu penting untuk

diagendakan dalam perencanaan pembangunan perkotaan, terkhusus pada

kota-kota yang terdapat di Indonesia. Oleh sebab itu peran pemerintah sebagai subjek

pembangunan dan juga masyarakat yang bukan hanya sebagai objek namun juga

menjadi subjek pembangunan diharapkan mampu bekerjasama untuk mewujudkan

hal tersebut.

Ruang terbuka hijau terbagi menjadi dua, yaitu ruang terbuka hijau privat

dan juga ruang terbuka hijau publik. Pada penelitian ini, bahasan akan ditujukan

pada salah satu aspek ruang terbuka hijau publik yaitu taman kota. Taman kota

merupakan suatu kawasan ruang terbuka hijau yang berada di lingkungan

perkotaan dalam skala yang luas, dapat mengantisipasi dampak-dampak yang

ditimbulkan oleh perkembangan kota dan dengan segala fasilitasnya dapat

(5)

Taman kota menjadi bagian dari kawasan ruang terbuka hijau yang

manfaat dan keberadaannya sangat bersinggungan dan dapat diarasakan langsung

oleh masyarakat mulai dari tempat edukasi, berkumpul keluarga, keolahragaan

hingga sebagai tempat rekreasi. Di Indonesia sendiri, belum seluruh kota mampu

mewujudkan pembangunan taman kota yang baik selain karena faktor kesadaran

akan implementasinya, faktor keselarasan persepsi masyarakat dan pejabat publik

dalam hal ini pemerintah kota mengenai taman kota juga cendrung belum

terwujud dengan baik.

Bandung dan Surabaya merupakan dua kota di Indonesia yang sedikit

banyaknya mampu mewujudkan pembangunan perencanaan taman kota yang

diselaraskan dengan persepsi masyarakat. Hal ini terlihat dengan keberadaan

berbagai taman tematik yang ada di kota Bandung saat ini, selain indah untuk di

pandang fungsi dari taman-taman tersebut juga disesuaikan dengan kebutuhan

masyarakat, mulai dari adanya taman jomblo, taman film, taman skate, taman

lansia, taman pustaka bunga, taman binatang peliharaan (pet park), taman

fotografi, taman musik centrum, taman persib, taman fitness hingga keberadaan

taman super hero. Kesemua taman tematik ini dapat dinikmati oleh warga

Bandung dan juga warga lain yang sedang berkunjung ke Kota Bandung.

Sejalan dengan kota Bandung, Surabaya juga menjadi salah satu kota

dengan perencanaan perkotaan pada aspek taman kota yang baik, hal ini terbukti

dengan berbagai penghargaan yang dicapai kota Surabaya seperti Adipura pada

tahun 2011, penghargaan Pengelolaan Taman Terbaik se-Indonesia tahun 2011,

(6)

forEnergy Award setidaknya menjadi bukti keberhasilan Surabaya dalam

pembangunan taman kota. Konsep taman 24 jam menjadi konsep taman yang

menarik di Surabaya, konsep ini selain sebagai wahana edukasi dan bermain dari

pagi hingga sore hari, juga untuk menekan angka agresifitas dan konflik pada

malam hari yang menjadi kekhawatiran bagi warga kota Surabaya. Kemunculan

konsep taman kota 24 jam ini tentu tidak terlepas dari sikap pemerintah kota yang

meminta pandangan, persepsi dan saran masyarakat mengenai pembangunan yang

akan dilakukan, sehinggakebutuhan akan rasa aman yang lebih dapat terwujud

pada warga dikarenakan manfaat taman kota selalu aktif hingga 24 jam4

Keberhasilan pembangunan taman kota di kota Surabaya dan kota

Bandung sedikit banyaknya mampu menjadi motivasi bagi kota Binjai untuk

mewujudkan pembangunan taman kota yang dapat dirasakan manfaat dan

keberadaannya bagi warga baik yang berdomisili di kota Binjai maupun beberapa

daerah yang dekat dengan kota Binjai. Saat ini, ada ± 6 taman kota di Binjai

dengan luas daerah Binjai mencapai angka 90,45 km2 dan jumlah penduduk

sebesar ±282.415 jiwa

.

(http://kompas.com/read/news/2012/04/18/Taman-Kota-tekan-Perilaku-Agresif-Masyarakat-Pelancong)

5

4Pelancong, Taman Kota tekan Perikaku Agresif Masyarakat, Kompas.com, tanggal 29 maret 2016

. Jika berdasarkan pada UU No. 26 tahun 2007 harusnya

ada 27,15 km2 luas daerah kota Binjai yang dijadikan ruang terbuka hijau. Hal ini

tentu menjadi tantangan tersendiri bagi pejabat publik di kota Binjai untuk

mewujudkan ketersediaan ruang terbuka hijau dan menyelaraskannya dengan

(7)

Taman kota tentu menjadi salah satu aspek yang akan diwujudkan oleh

pemerintah Binjai guna mewujudkan ketersediaan ruang terbuka hijau di

perkotaan. Binjai sendiri saat ini terus berbenah diri dengan meremajakan taman

kota yang ada dan juga melakukan pembangunan taman kota pada beberapa

wilayah yang dianggap layak dan perlu untuk di bangun taman kota. Persepsi

masyarakat tentu perlu menjadi pertimbangan yang besar bagi pejabat publik

untuk memanajerial pembangunan taman kota agar pembangunan yang dilakukan

dapat lebih dirasakan keberadaannya oleh masyarakat.

Upaya mewujudkan keselarasan persepsi antara masyarakat dengan

pejabat publik tentu bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Faktor budaya yang

kian mengakar bahwa masyarakat hanya sebagai objek pembangunan tanpa

menjadi subjek pembangunan menjadi aspek dasar yang menyebabkan pejabat

publik mengeluarkan kebijakan secara sepihak tanpa menghiraukan persepsi dan

kebutuhan masyarakat. Begitu juga dengan masyarakat sendiri, tidak sedikit yang

belum mengetahui bahwa pada perkembangan perencanaan perkotaan saat ini

terkhusus dalam hal penataan ruang keterlibatan masyarakat bukan hanya sebagai

objek pembangunan, namun sudah masuk kedalam bagian dari subjek bahkan

turut andil dalam hal pengawasan pembangunan seperti yang termuat dalam UU

No. 26 tahun 2007 mengenai penataan ruang. Tentu, aspek ruang terbuka hijau

seperti taman kota juga menjadi bagian yang wujud perencanaan dan

pembangunanya melibatkan pejabat publik(pemerintah) dan masyarakat.

Berdasar pada berbagai pemaparan yang menunjukkan bahwa perencanaan

(8)

kota menjadi aspek yang menarik dan perlu untuk dimasukkan kedalam agenda

pembangunan dalam kaitannya dengan keberlanjutan pembangunan bagi generasi

seterusnya dan juga pembahasan mengenai persepsi dari masyarakat dan pejabat

publik dalam menentukan arah pembangunan yang dilakukan, terkhusus aspek

taman kota maka peneliti bermaksud untuk mengeksplorasi bahasan ini dengan

mengangkat judul penelitian berupa “Persepsi Masyarakat dan Pejabat Publik

terhadap Fungsi Taman Kota di Kota Binjai”.

B. Fokus Penelitian

Ada banyak gagasan dan komponen yang berkaitan dengan persepsi

masyarakat dan pejabat publik terhadap fungsi taman kota di Kota Binjai. Dalam

hal ini, peneliti berupaya mempertajam penelitian dengan menetapkan fokus

sebagai upaya untuk merumuskan kerangka berpikir objektif atas landasan latar

belakang maupun beberapa domain yang terkait dari fenomena sosial yang akan

ditemukan pada objek penelitian.

Fokus penelitian dalam kualitatif lebih didasarkan pada tingkat

kepentingan masalah yang akan dipecahkan, oleh karena itu dalam penelitian ini

peneliti memfokuskan pada persepsi masyarakat dan pejabat publik terhadap

fungsi dari taman kota di Kota Binjai. Hal ini sesuai dengan visi Kota Binjai

2016-2021 berupa “Terwujudnya Kota Cerdas yang Layak Huni, Berdaya Saing

dan Berwawasan Lingkungan menuju Binjai yang Sejahtera” yang menyinggung

mengenai aspek pembangunan lingkungan untuk mewujudkan kenyamanan bagi

(9)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dan penjelasan fokus penelitian yang

dimaksudkan untuk memaparkan serta mengkonversi langsung berbagai

komponen yang terkait dengan persepsi masyarakat dan pejabat publik terhadap

fungsi taman kota, maka peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah

“Bagaimanakah Persepsi Masyarakat dan Pejabat Publik terhadap Fungsi Taman

Kota di Kota Binjai”.

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

Bagaimanakah Persepsi Masyarakat dan Pejabat Publik terhadap Fungsi Taman

Kota di Kota Binjai.

E. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini selanjutnya diharapkan dapat membawa manfaat

sebagai berikut:

1. Manfaat Secara Ilmiah, Sebagai sarana untuk melatih dan

mengembangkan kemampuan berfikir ilmiah, sistematis dan metodologis

serta bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan menulis karya ilmiah

di lapangan berdasarkan kajian-kajian teori dan aplikasi yang diperoleh

dari disiplin Ilmu Administrasi Negara.

2. Manfaat Secara Praktis, Untuk menambah pengetahuan dan informasi

(10)

3. Manfaat Secara Akademis, Melalui penelitian ini diharapkan dapat

memberikan tinjauan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada

kalangan akademisi, pengamat maupun lembaga yang berkonsentrasi

terhadap pendidikan serta memberikan kontribusi bagi perkembangan

literatur Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara terkait mengenai kajian persepsi

masyarakat dan pejabat publik.

F. Kerangka Teori

Dengan adanya kerangka teori, maka memudahkan penulis dalam rangka

menyusun penelitian ini dimana kerangka teori digunakan untuk memberikan

landasan berpikir yang berguna untuk membantu penelitian dalam memecahkan

masalah. Kerangka teori dimaksudkan untuk memberi gambaran dan batasan

tentang teori-teori yang digunakan sebagai landasan penelitian yang akan

dilakukan. Dengan demikian penulisan dapat menggunakan teori-teori yang

relevan dengan tujuan penelitian.

1. Persepsi

Penelitian ini melalui asumsi bahwa persepsi pejabat publik mengenai

taman kota akan mempengaruhi kebijakan yang di buat mengenai taman kota.

Persepsi pejabat publik tersebut akan mempengaruhi setiap pembangunan

mengenai taman kota, mulai dari tema, lokasi, bentuk, fungsi dan hal lainnya yang

(11)

Persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap

orang dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan,

pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman6. Secara etimologis, persepsi

berasal dari bahasa latin perceptio; dari percipere, yang artinya menerima atau

mengambil. Persepsi (perception) dalam arti sempit adalah penglihatan,

bagaimana cara seseorang melihat sesuatu; sedang dalam arti luas ialah

pandangan bagaimana seseorang mengartikan sesuatu. Menurut De Vito (1997),

persepsi adalah proses ketika kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang

mempengaruhi indera kita7

Menurut Rakhmat dalam Sobur (2003), persepsi adalah pengalaman

tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan

menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Menurut hidayat (2009),

persepsi adalah proses kognitif untuk menginterpretasi objek, simbol dan orang

dengan pengalaman yang relevan. Proses ekstraksi informasi untuk berespon .

8

Persepsi dapat terjadi saat rangsang mengaktifkan atau pada situasi ketika

terjadi ketidakseimbangan tentang objek, simbol atau orang akan membuat

kesalahan pesepsi

.

9

Persepsi menurut kamus besar psikologi merupakan proses pengamatan

seseorang terhadap lingkungan dengan menggunakan indra-indra yang dimiliki . Persepsi disebut inti komunikasi karena keakuratan persepsi

mempengaruhi keefektifan komunikasi. Persepsi akan mempengaruhi

pembentukan sikap dan perilaku seseorang.

6

Miftah Thoha, Perilaku Organisasi(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 45 7

Alex Sobur,Psikologi Umum(Bandung : CV Pustaka Setia, 2003), hlm. 68

(12)

sehingga ia menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada dilingkungannya. Persepsi

merupakan konsep yang sangat penting dalam psikologi, meskipun bukan hal

yang paling penting, namun melalui persepsilah manusia memandang dunianya.

Robbins mendeskripsikan bahwa persepsi merupakan kesan yang diperoleh oleh

individu melalui panca indera kemudian di analisa (diorganisir), diintepretasi dan

kemudian dievaluasi, sehingga individu tersebut memperoleh makna.

Tidak jauh berbeda dengan Robbins, Krech dan Gibson juga menjabarkan

bahwa persepsi merupakan suatu proses pengenalan maupun proses pemberian

arti terhadap lingkungan oleh individu. Young (1956) juga turut menjelaskan

bahwa persepsi merupakan aktivitas mengindera, mengintegrasikan dan

memberikan penilaian pada obyek-obyek fisik maupun obyek sosial, dan

penginderaan tersebut tergantung pada stimulus fisik dan stimulus sosial yang ada

di lingkungannya. Sensasi-sensasi dari lingkungan akan diolah bersama-sama

dengan hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya baik hal itu berupa

harapan-harapan, nilai-nilai, sikap, ingatan dan lain-lain.

Dari seluruh penjabaran dan deskripsi mengenai persepsi menurut para

ahli, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi merupakan proses

pengamatan seseorang berupa kesan yang diperoleh melalui panca indera dan

kemudian kesan tersebut dianalisa, diinterpretasi dan dievaluasi sehingga

memunculkan suatu makna dari pengamatan, dan hasil dari makna tersebut

bergantung pada stimulus fisik dan stimulus sosial di lingkungan individu,

sehingga persepsi yang dimunculkan oleh setiap individu terhadap suatu hal tentu

(13)

Dalam kaitannya antara pengertian persepsi di atas dengan taman kota,

maka persepsi dari pejabat publik tentu akan menentukan arah kebijakan dan

pembangunan yang akan dilakukan mengenai taman kota. Ketika pejabat publik

memiliki persepsi bahwa ketersediaan taman kota merupakan suatu hal yang

penting untuk diwujudkan di Kota Binjai dengan berbagai manfaatnya, maka

sudah tentu kebijakan-kebijakan yang mendukung keberadaan taman kota akan

muncul. Persepsi yang dimakusdkan disini adalah kesan yng ditangkap oleh

pejabat publik setalah ia melakukan pengamatan baik secara langsung maupun

tidak langsung mengenai kondisi lingkungan perkotaan dan kebutuhan masyarakat

saat ini, dan kemudian dikaitkan dengan fungsi dari taman kota. Sehingga pada

akhirnya kesan tersebut dianalisis, dinterpretasi dan diimplementasikan menjadi

sebuah kebijakan pembangunan.

Selain persepsi dari pejabat publik, penelitian ini juga akan meneliti

persepsi mengenai taman kota dari sudut pandang masyarakat yang pada era saat

ini dianggap sebagai objek sekaligus subjek pembangunan. Ketika persepsi dari

masyarakat dijadikan salah satu pertimbangan dalam mewujudkan kebijakan,

maka besar kemungkinan kebijakan tersebut akan bermanfaat dengan baik. Untuk

itu, keselarasan persepsi antara pejabat publik dan masyarakat tentu menjadi suatu

hal yang penting untuk diwujudkan.

a. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Robbins (2002) menyatakan ada tiga faktor yang memengaruhi terjadinya

(14)

1. Pelaku persepsi

Jika seorang individu melihat suatu target dan mencoba menafsirkan apa

yang dilihatnya, penafsiran itu dipengaruhi oleh karakteristik-karakteristik

pribadi dari pelaku persepsi individu tersebut. Adapun karakteristik pribadi

yang lebih relevan memengaruhi persepsi adalah sikap, motif, kepentingan

atau minat, pengalaman masa lalu dan pengharapan.

2. Target

Karakteristik-karakteristik dalam target yang akan diamati dapat

memengaruhi apa yang dipersepsikan. Apa yang kita lihat bergantung

bagaimana kita memisahkan suatu bentuk dalam latar belakangnya yang

umum. Objek-objek yang berdekatan satu sama lain akan cenderung

dipersepsikan bersama-sama, bukan secara terpisah.

3. Situasi

Dalam melihat objek atau peristiwa, unsur-unsur lingkungan sekitar juga

memengaruhi persepsi, selain itu, waktu dan keadaan objek yang dilihat

dapat memengaruhi persepsi.

b. Macam-macam Persepsi

Proses pemahaman terhadap rangsang atau stimulus yang diperoleh oleh

indera menyebabkan persepsi terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

1. Persepsi visual, didapatkan dari indera penglihatan. Persepsi ini adalah

persepsi yang paling awal berkembang pada bayi, dan mempengaruhi bayi

(15)

utama dari bahasan persepsi secara umum, sekaligus persepsi yang

biasanya paling sering dibicarakan dalam konteks sehari-hari.

2. Persepsi auditori, didapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga.

3. Persepsi perabaan, didapatkan dari indera taktil yaitu kulit.

4. Persepsi penciumanatau faktor didapatkan dari indera penciuman yaitu

hidung.

5. Persepsi pengecapanatau rasa didapatkan dari indera pengecapan yaitu

lidah.

Dalam kaitannya dengan kehidupan sosial, dikenal juga persepsi sosial

yaitu suatu proses yang terjadi dalam diri seseorang yang bertujuan untuk

mengetahui, menginterpretasi, dan mengevaluasi orang dan objek lain yang

dipersepsi, baik mengenai sifatnya, kualitasnya, ataupun keadaan lain yang ada

dalam diri atau objek tersebut, sehingga terbentuk gambaran mengenai dan objek

yang dipersepsikan. Sejalan dengan hal sosial, taman kota tentu juga memiliki

keterkaitan dengan aspek kehidupan sosial. Meski secara kontekstual aspek taman

kota lebih menyangkut aspek lingkungan, namun nilai sosial yang dihasilkan oleh

taman kota juga sangat berkaitan erat dengan keberlangsungan kehidupan manusia

sehari-hari.

Taman kota yang berfungsi sebagai tempat edukasi, refreshing, sekaligus

wahana berkumpul bersama secara gratis dengan nuansa kesejukan alam tentu erat

kaitannya dengan kehidupan warga. Warga sebagai objek pembangunan tentu

meskinya dilibatkan dalam setiap agenda pembangunan yang akan dilakukan agar

(16)

Persepsi dari masyarakat mengenai taman kota pun tentu bervariasi, mulai dari

persepsi mengenai ketersediaan taman kota, jenis taman kota yang seharusnya

dibangun dan hal lain terkait dengan taman kota. Hal inilah yang meski menjadi

pertimbangan oleh pejabat publik sebelum memutuskan suatu kebijakan terkait

dengan pembangunan dan pengelolaan taman kota.

Persepsi dari masyarakat inilah yang akan dimuat dalam penelitian ini

dalam hal kaitannya dengan fungsi dari taman kota. Pada penelitian ini peneliti

akan berfokus pada persepsi dari masyarakat Binjai mengenai fungsi dari

taman-taman kota yang ada di Kota Binjai sendiri. Variasi persepsi yang dimunculkan

oleh setiap masyarakat tentu menghasilkan kemenarikan tersendiri dalam

penelitian ini. Sehingga dari keragaman persepsi tersebut diharapkan dapat

menjadikan masukan yang lebih lagi kepada pejabat publik guna mengolah dan

memanajerial taman kota kedepannya agar dapat memenuhi keinginan dan

kebutuhan masyarakat yang tentunya tidak terlepas dari visi misi pembangunan di

Kota Binjai itu sendiri.

2. Masyarakat dan Pejabat Publik

a. Masyarakat

Secara umum, pengertian masyarakat adalah sekumpulan individu yang

hidup bersama. Istilah masyarakat berasal dari bahasa Arab dengan kata syaraka

yang artinya ikut serta (berpartisipasi). Sedangkan dalam bahasa Inggris,

masyarakat disebut dengan society yang pengertiannya adalah interaksi sosial,

(17)

Masyarakat merupakan kesatuan hidup manusia yang berinteraksi sesuai

dengan sistem adat-istiadat tertentu yang sifatnya berkesinambungan dan terikat

oleh suatu rasa identitas bersama10. Selaras dengan pernyataan tersebut Paul B.

Horton juga memberikan pengertian mengenai masyarakat yaitu sekumpulan

manusia yang relatif mandiri dengan hidup bersama dalam jangka waktu cukup

lama, mendiami suatu wilayah tertentu dengan memiliki kebudayaan yang sama,

dan sebagian besar kegiatan dalam kelompok itu. Pengertian mengenai

masyarakat dipertegas oleh Soerjono Soekanto dengan mencirikan masyarakat

dalam beberapa hal yaitu11

1. Manusia yang hidup bersama, sekurang-kurangnya terdiri atas dua orang. :

2. Bercampur atau bergaul dalam jangka waktu yang cukup lama.

Berkumpulnya manusia akan menimbulkan manusia baru. Sebagai akibat

dari hidup bersama, timbul sistem komunikasi dan peraturan yang

mengatur hubungan antarmanusia.

3. Sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan.

4. Merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama

menimbulkan kebudayaan karena mereka merasa dirinya terkait satu sama

lain.

Lebih mendalam lagi, Syani (2013:30) 12

10

Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi( Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2012), hlm. 122 11Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), hlm.

mendefinisikan masyarakat

sebagai communityyang dapat dilihat dari dua sudut pandang. Pertama,

(18)

suatu wadah atau tempat dengan batas-batas tertentu yang kemudian menunjukan

bagian dari kesatuan masyarakat sehinggga dapat disebut sebagai masyarakat

setempat, misalnya kampung, dusun atau kota-kota kecil. Masyarakat setempat

adalah suatu wadah dan wilayah dari kehidupan sekelompok orang yang ditandai

oleh adanya hubungan sosial, adanya perasaan sosial, nilai-nilai dan norma-norma

yang timbul sebagai akibat dari adanya pergaulan hidup atau hidup bersama.

Kedua, community dipandang sebagai unsur yang dinamis, artinya menyangkut

prosesnya yang terbentuk melalui faktor psikologis dan hubungan antar manusia,

maka didalamnya terkandung unsur-unsur kepentingan, keinginan atau

tujuan-tujuan yang sifatnya fungsional.

Berdasarkan pengertian masyarakat menurut para ahli di atas, maka dapat

diambil kesimpulan bahwa masyarakat merupakan sekumpulan manusia yang

hidup bersama dalam waktu yang cukup lama dalam suatu wilayah, berinteraksi

satu dengan yang lainnya, saling ketergantungan satu dengan yang lain, memiliki

nilai-nilai dan norma-norma yang disepakati bersama, memiliki kesadaran bahwa

mereka merupakan satu kesatuan, dan melahirkan suatu kebudayaan.

Disamping ciri masyarakat yang dipaparkan oleh Soerjono Soekanto, ada

juga beberapa ciri-ciri lain dari masyarakat, yaitu:

1. Masyarakat adalah manusia yang hidup berkelompok

Manusia yang hidup berkelompok adalah manusia yang hidup secara

bersama dan membentuk kelompok. Kelompok inilah yang nantinya

membentuk suatu masyarakat. Mereka mengenali antara yang satu dengan

(19)

perwujudan dalam hubungan sesama manusia ini, seorang manusia tidak

mungkin dapat meneruskan hidupnya tanpa bergantung kepada manusia

lain.

2. Masyarakat adalah yang melahirkan kebudayaan

Dalam konsepnya, tidak ada masyarakat maka tidak ada budaya, begitupun

sebaliknya. Masyarakatlah yang akan melahirkan kebudayaan dan budaya

itu pula diwarisi dari generasi ke generasi berikutnya dengan berbagai

proses penyesuaian.

3. Masyarakat adalah yang mengalami perubahan

Sebagaimana yang terjadi dalam budaya, masyarakat juga turut mengalami

perubahan. Suatu perubahan yang terjadi karena faktor-faktor yang berasal

dari dalam masyarakat itu sendiri. Contohnya, dalam suatu penemuan baru

mungkin saja akan mengakibatkan perubahan kepada masyarakat itu.

4. Masyarakat adalah manusia yang berinteraksi

Salah satu syarat perwujudan dari masyarakat adalah terdapatnya

hubungan dan kerjasama yang pada akhirnya akan melahirkan interaksi.

Interaksi ini boleh saja berlaku secara lisan maupun tulisan yang pada

akhirnya melahirkan komunikasi dalam masyarakat tersebut.

5. Terdapat kepeimpinan

Ciri ciri masyarakat yang berikutnya yaitu terdapat kepemimpinan. Dalam

hal ini pemimpin terdiri dari ketua keluarga, ketua kampung, ketua negara

dan lain sebagainya.

(20)

Ciri ciri masyarakat yang terakhir adalah adanya stratifikasi sosial.

Stratifikasi sosial yaitu meletakkan seseorang pada kedudukan dan juga

peranan yang harus dimainkannya di dalam masyarakat.

Masyarakat sebenarnya menganut sistem adaptif yaitu mudah

menyesuaikan diri dengan keadaan, selain itu masyarakat sendiri juga mempunyai

berbagai kebutuhan yang harus dipenuhi agar dapat hidup secara terus-menerus13

1. Kebutuhan akan adanya populasi (population replacement)

.

Kebutuhan-kebutuhan masyarakat tersebut sebagai berikut :

2. Kebutuhan akan adanya informasi

3. Kebutuhan akan adanya membutuhkan energi

4. Kebutuhan akan adanya materi

5. Kebutuhan akan adanya sistem komunikasi

6. Kebutuhan akan adanya sistem produksi

7. Kebutuhan akan adanya sistem distribusi

8. Kebutuhan akan adanya sistem organisasi sosial

9. Kebutuhan akan adanya sistem pengendalian sosial

10. Kebutuhan akan adanya perlindungan dari ancaman yang tertuju pada jiwa

dan harta bendanya

Berdasar pada penjabaran mengenai masyarkat di atas, maka pada

penelitian ini akan dilakukan terhadap masyarakat yang sudah memiliki Kartu

Tanda Penduduk (KTP) saja. Hal ini dikarenakan masyarakat yang telah memiliki

KTP di anggap telah berada pada usia yang dewasa dan memiliki logika ataupun

(21)

cara berpikir yang lebih logis dan sehat dibandingkan dengan masyarakat yang

belum memiliki KTP. Pemilahan masyarakat yang akan diteliti juga dilakukan

berdasarkan kelas usianya, mulai dari remaja, orang tua hingga kakek dan nenek.

Hal ini dilakukan untuk melihat dinamika persepsi yang timbul di masyarakat

dengan variasi usia. Tentu, akan muncul keberagaman persepsi dari setiap kelas

usianya dan menjadikan penelitian ini akan lebih menarik dan dapat menghasilkan

kesimpulan yang bisa mencakup kebutuhan dan keinginan seluruh lapisan

masyarakat. Tidak hanya berdasarkan kelas usia, penelitian ini juga akan

dilakukan pada masyarakat berdasarkan profesi yang dimiliki, mulai dari

mahasiswa, pegawai pemerintahan, karyawan di perusahaan swasta, tukang becak,

sopir angkutan umum dan berbagai profesi lain yang sedang digeluti. Hal ini

dilakukan mengingat pekerjaan dan lingkungan individu sedikit banyaknya akan

mempengaruhi pola pikir individu tersebut terhadap suatu objek permasalahan,

dalam hal ini kaitannya dengan taman kota.

Keberagaman sasaran penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini tentu

diharapkan mampu memunculkan kompleksitas persepsi yang beragam dan dapat

memunculkan satu kesimpulan menyeluruh yang dapat mewakilkan masyarakat

Kota Binjai mengenai persepsinya terhadap fungsi dari taman kota di Kota Binjai.

b. Pejabat Publik

Istilah pejabat publik terdiri dari dua suku kata, yaitu pejabat dan publik.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memberi pengertian pejabat adalah

(22)

Sementara, istilah publik diartikan dengan orang banyak (umum) . Dari pengertian

ini, dapat dipahami bahwa pejabat publik merupakan pegawai pemerintah yang

memegang jabatan penting sebagai pimpinan yang mengurusi kepentingan orang

banyak guna mewujudkan cita-cita suatu negara terutama dalam hal pelayanan

publik. Berdasarkan defenisi tersebut, maka seseorang dapat dikatakan sebagai

pejabat publik apabila dia merupakan pegawai pemerintah, menjabat sebagai

pimpinan, dan bertugas mengurusi kepentingan orang banyak.

Dalam kaitannya dengan hukum tata negara dan hukum administrasi

negara, istilah pejabat publik memiliki makna yang sama dengan istilah pejabat

tata usaha negara14. Oleh karenanya, perlu dikemukakan pendapat Hans Kelsen

sebagaimana dikemukakan oleh Jimly Asshiddiqie, bahwa setiap jabatan yang

menjalankan fungsi-fungsi law creating function and law applying function

adalah pejabat tata usaha negara. Artinya, bahwa setiap jabatan yang

melaksanakan fungsi-fungsi pembuatan dan pelaksanaan norma hukum negara

dapat disebut sebagai pejabat tata usaha negara atau pejabat publik15

Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 juncto Undang-undang Nomor 9

Tahun 2004 (UU No. 5/1986 jo UU No. 9/2004) tentang Peradilan Tata Usaha

Negara dan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi

Publik juga turut menerangkan mengenai pejabat publik, pada pasal 1 angka 2

menyatakan bahwa badan atau pejabat tata usaha negara adalah badan atau pejabat

yang melaksanakan urusan pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-.

(23)

undangan yang berlaku16

UU No. 8 tahun 2008 memberi peristilahan yang lebih tegas dan jelas, hal

ini sebagaimana dinyatakan dalam pasal 1 angka 8 yang menyatakan bahwa

pejabat publik adalah orang yang ditunjuk dan diberi tugas untuk menduduki

posisi atau jabatan tertentu pada badan publik. Sementara, yang dimaksud badan

publik sebagaimana dinyatakan dalam pasal 1 angka 3 Undang-undang yang sama

menyatakan bahwa badan publik adalah lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif

dan badan lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan

penyelenggaraan negara, yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara(APBN) dan/atau Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah(APBD), atau organisasi nonpemerintah yang sebagian atau

seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara(APBN) dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah(APBD),

sumbangan masyarakat, dan/atau luar negeri

. Badan yang dimaksudkan disini adalah institusi atau

organ, sementara pejabat adalah orang perorangan yang menduduki jabatan

tertentu. Jika dicermati bunyi ketentuan tersebut, bahwa pejabat tata usaha negara

itu bukan hanya pegawai pemerintah saja, akan tetapi siapapun, institusi atau

orang perorang, yang menjalankan tugas-tugas pemerintahan atas amanat dari

peraturan perundang-undangan, dapat disebut sebagai pejabat tata usaha negara.

17

Dari berbagai pandangan yang dipaparkan mengenai pengertian pejabat

publik, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksudkan dengan pejabat publik adalah

orang yang menduduki jabatan pada organ pemerintahan atau nonpemerintahan, .

(24)

yang tugas dan fungsi pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara,

dimana untuk menjalankan tugas dan fungsi tersebut digunakan dana yang

bersumber dari keuangan negara (APBN dan/atau APBD), apakah sebagian atau

seluruhnya.

Pejabat publik tentu erat kaitannya dengan pelayanan publik. Defenisi

pelayanan publik sendiri adalah semua kegiatan yang pemenuhannya harus

dijamin, diatur, dan diawasi oleh pemerintah, karena diperlukan untuk perwujudan

dan perkembangan kesaling-ketergantungan sosial, dan pada hakikatnya,

perwujudan sulit terlaksana tanpa campur tangan kekuatan pemerintah 18 .

Pelayanan publik perlu memperhitungkan beberapa unsur yaitu19

1. Pelayanan publik merupakan pengambilalihan tanggung jawab oleh

kolektivitas atas sejumlah kekayaan, kegiatan, atau pelayanan dengan

menghindari logika milik peribadi atau swasta karena tujuannya

pertama-tama bukan mencari keuntungan.

:

2. Pelayanan publik mempunyai beragam bentuk organisasi hukum, baik di

dalam maupun di luar sektor publik.

3. Pelayanan publik merupakan lembaga rakyat yang memberi palayanan

kepada warga negara, memperjuangkan kepentingan kolektif, dan

menerima tanggung jawab untuk memberi hasil.

4. Kekhasan pelayanan publik terletak dalam upaya merespon kebutuhan

publik sebagai konsumen.

(25)

Menurut B. Libois, ada tiga prinsip pelayanan publik, yaitu kontinuitas,

kesetaraan dan adaptif. Kontinuitas dipahami sebagai tidak boleh berhenti sama

sekali meskipun ada pemogokan. Kesetaraan berarti tiadanya diskriminasi.

Adaptif berarti selalu mengikuti perkembangan kebutuhan sosial.

Dalam kaitan dengan taman kota, maka prinsip adaptif dan kontinuitas

berkaitan dengan hal taman kota. Hal ini dikarenakan ketersediaan taman kota

meskinya harus selaras dengan perkembangan kebutuhan sosial dan manfaatnya

dapat dirasa secara berkelanjutan bukan hanya dalam jangka waktu pendek

semata.

Dalam mewujudkan pelayanan publik yang baik, ada tiga kompetensi yang

meski dimiliki oleh pejabat publik, yaitu kompetensi teknis, leadership, dan

kompetensi etis20

Ada tujuh unsur penting dalam manajemen baru pelayanan publik yang

setidaknya meski dimiliki oleh pejabat publik

. Ketiga kompetensi ini diperlukan agar pejabat publik mampu

mewujudkan pelayanan yang baik dalam menghadapi perubahan yang cepat

berkat teknologi informasi.

21

1. Perampingan dan semangat kewirausahaan , yaitu:

2. Desentralisasi

3. Penggunaan perencanaan dan lingkaran kontrol

4. Organisasi kerja yang lebih luwes, berbeda dengan kekuatan hirearki

birokrasi model lama

20

Boris Libois, Ethique de I’information (Bruxelles: Ed.de L’Universite de Bruxelles, 1994), hlm. 153

(26)

5. Prioritas pada masyarakat yang dilayani dan pada kepuasan publik, bukan

pada prosedur organisasi

6. Ditandai oleh orientasi yang ukuran utamanya adalah hasil atau kinerja

dan pertanggungjawaban, bukan lagi menekankan pada metode atau

prosedur

7. Pelimpahan tanggung jawab yang semakin besar kepada pelayan publik

dalam rangka mencapai ideal etika pelayanan publik yaitu efektivitas,

efesiensi, dan penghematan

Dalam kaitannya dengan tujuh unsur dalam manajemen baru pelayanan

publik tersebut, maka unsur keempat yaitu mengenai kepuasan publik tentu

berhubungan dengan persepsi masyarakat. Dalam artian, kebijakan-kebijakan

yang diputuskan oleh pejabat publik tentu akan lebih baik dan sesuai dengan

kebutuhan masyarakat yang berujung pada kepuasan masyarakat jika terlebih

dahulu diminta atau dicari tau persepsi masyarakat mengenai pembangunan yang

akan dilakukan.

Berdasar pada penjabaran mengenai arti, maksud, peran, komponen,

fungsi dan hal lainnya mengenai pejabat publik, maka dalam penelitian ini akan

dilakukan wawancara dengan fokus pada beberapa aspek pejabat publik di Kota

Binjai, yaitu Bapak Irwansyah Nasution, S.Sos., selaku Kepala Dinas Kebersihan

dan Pertamanan (DKP) Kota Binjai dan juga Ibu Puji Asti Purnamasari Ren, ST.,

selaku Kepala Seksi Penghijau Bidang Pertamanan dan PU Dinas Kebersihan dan

(27)

pejabat publik ini dipilih menjadi fokus penelitian dikarenakan posisinya yang

dianggap berhubungan dengan taman kota.

Kadis DKP selaku dinas yang memiliki tugas pokok dan fungsi (tupoksi)

dalam hal pengelolaan taman kota sudah jelas sangat berkaitan erat dengan

berbagai hal yang mencakup taman kota, sementara Kepala Seksi Penghijauan

Pertamanan sebagai pejabaat publik yang diamanahkan untuk fokus pada

penghijauan terkhusus taman maka memiliki informasi yang mendalam terkait

dengan manajemen taman kota. Hal inilah yang menjadikan peneliti fokus pada

dua pejabat publik ini dengan tujuan untuk mendapatkan sumber informasi yang

dapat mewakili persepsi dan arah pembangunan dari berbagai pejabat publik

terkait taman kota.

3. Persepsi Masyarakat dan Pejabat Publik

Persepsi merupakan proses pengamatan seseorang berupa kesan yang

diperoleh melalui panca indera dan kemudian kesan tersebut dianalisa,

diinterpretasi dan dievaluasi sehingga memunculkan suatu makna dari

pengamatan, dan hasil dari makna tersebut bergantung pada stimulus fisik dan

stimulus sosial di lingkungan individu, sehingga persepsi yang dimunculkan oleh

setiap individu terhadap suatu hal tentu memiliki makna yang bervariasi.

Masyarakat merupakan sekumpulan manusia yang hidup bersama dalam

waktu yang cukup lama dalam suatu wilayah, berinteraksi satu dengan yang

lainnya, saling ketergantungan satu dengan yang lain, memiliki nilai-nilai dan

norma-norma yang disepakati bersama, memiliki kesadaran bahwa mereka

(28)

Pejabat publik adalah pegawai pemerintah yang memegang jabatan

penting sebagai pimpinan yang mengurusi kepentingan orang banyak guna

mewujudkan cita-cita suatu negara terutama dalam hal pelayanan publik.

Berdasarkan defenisi tersebut maka dapat kita tarik kesimpulan bahwa

persepsi masyarakat dan pejabat publik merupakan hal yang sangat berkaitan erat

terhadap suksesnya pembangunan pada yang akan dilakukan. Hal ini tentu mudah

apabila hanya untuk dikatakan atau hanya dalam kontekstual semata, namun

dalam pengimplementasiannya untuk mewujudkan kesatuan persepsi antara

masyarakat dan pejabat publik tentu memiliki berbagai tantangan yang apabila

dapat dilewati maka akan mewujudkan suatu kepuasan sosial yang sangat

bermakna bagi pembangunan.

4. Kota

Kota merupakan suatu permukaan wilayah dimana terdapat pemusatan

(konsentrasi) penduduk dengan berbagai jenis kegiatan ekonomi, sosial budaya

dan administrasi pemerintahan. Kota mempunyai daya tarik yang relatif kuat bagi

penduduk yang berdomosili diluar kota yang bersangkutan, baik yang tersebar di

daerah pedesaan ataupun kota-kota yang lebih kecil.Kota mempunyai fungsi dan

peranan yang sangat penting dan dominan dalam pertumbuhan ekonomi dan

kehidupan masyarakat. Hal ini dikarenakan kota merupakan wilayah inti yang

berperan sebagai pusat pelayanan dan pembangunan22

Fungsi, peranan dan kedudukan kota sebagai pusat berbagai kegiatan

menjadikan kota perlu dibina, digairahkan, dan diarahkan perkembangan dan .

(29)

pertumbuhannya pada masa yang akan datang untuk menciptakan tata lingkungan

kehidupan msyarakat perkotaan yang lebih sempurna23

a. Jenis-jenis Kota

. Dalam hal ini, pemerintah

kota mempunyai peranan yang aktif dan positif untuk menentukan arah kebijakan

pengembangan kota yang disusun dalam suatu rencana pembangunan kota yang

serasi dan aplikatif. Paritispasi masyarakat juga diperlukan guna mendukung

pembangunan, pengamanan dan pemeliharaan hasil-hasil pembangunan kota,

sehingga mempunyai daya dan hasil guna secara maksimal.

Ada berbagai macam jenis kota, yaitu:

1. Kota Metropolitan (kota raya), yaitu kota yang memiliki jumlah penduduk

lebih dari 1.000.000 jiwa, berkembang pesat karena arus urbanisasi yang

kuat dan pada umumnya menjurus menjadi pusat kota.

2. Kota Satelit adalah kota yang terletak di pinggir atau berdekatan dengan

suatu kota besar yang secara ekonomi, sosial, administrasi dan politis

masih tergantung pada kota besar.

3. Kota Mandiri merupakan kota yang memiliki fungsi-fungsi perkotaan

secara lengkap dan secara ekonomi mampu mandiri dalam arti dapat

memenuhi kebutuhan kegiatan perkotaan dan pengembannya berdasarkan

hasil kegiatan ekonomi24

4. Kota Pertanian merupakan kota yang dicirikan dengan kota yang berada di

tengah ladang (sawah) dengan radius sekitar 10 km terhadap wilayah .

23

Rahardjo Adisasmita, Pembangunan Kawasan dan Tata Ruang(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), hlm. 54

(30)

pengarushnya, memiliki sekitar 20.000 jiwa penduduk, terdapat kegiatan

pemasarankomoditas hasil pertanian (agrobisnis).

5. Kota Pariwisata merupakan pemukiman yang dibangun dengan tujuan

utama untuk rekreasi termasuk kegiatan yang bersifat fisik, mental dan

budaya, umumnya memiliki fasilitas hotel, penginapan, rumah makan dan

toko cendramata dan lainnya.

6. Kota Taman adalah kota yang dirancang dengan tujuan untuk

memperbaiki mutu lingkungan hidup kota industri yang dirasakan semakin

memburuk (pencemaran udara) dimana kawasan permukiman perkotaan

yang tersebar itu dikelilingi oleh jalur hijau, kantong-kantong fasilitas

taman umum, pekarangan hijau dan dilengkapi dengan berbagai fasilitas

sosial25

7. Kota Danau merupakan kota yang mementingkan kondisi lingkungan

hidup perkotaan yang bersih dengan pembangunan danau di tengah kota

seperti kota Canberra, ibu kota Australia. .

8. Kota Pantai adalah kota tepi laut, pemukimannya berkembang karena

adanya potensi ekonomi yang memberi peluang pemanfaatan sumber daya

kelautan.

9. Kota Baru yaitu kota yang dibangun dari ada sampai menjadi suatu kota

yang siap huni, lokasinya dapat berada di bagian dari kota lama atau

berada diluarnya.

(31)

Konsep green city atau kota hijau merupakan salah satu konsep kota yang

dapat dijadikan solusi pembangunan untuk mengatasi berbagai permasalahan

lingkungan yang belakangan ini melanda di perkotaan26

b. Tingkatan Pertumbuhan Kota

. Konsep kota hijau adalah

konsep kota yang sehat secara ekologis, memanfaatakan secara efektif dan efesien

sumber daya air dan energi, mengurangi limbah dan menerapkan konsep

pembangunan yang berkelanjutan. Konsep kota hijau ini mulai muncul pada

pertemuan para walikota dari berbagai negara di San Fransisco, Amerika Serikat

pada hari Lingkungan Hidup Sedunia (World Environment Day) tahun 2005.

Menurut Taylor, ada lima tingkatan pertumbuhan kota, yaitu:

1. Infantile Towns, dicirikhasi oleh distribusi toko-toko dan rumah-rumah

yang semrawut dan belum ada pabrik-pabrik

2. Juvenile Towns, ditandai adanya gejala diferensiasi zona dan toko-toko

mulai terpisah

3. Adolescent Towns, mulai memiliki pabrik-pbarik, tetapi belum

menunjukkan adanya rumah-rumah klas tinggi

4. Early Mature Towns, menunjukkan adanya segresi yang jelas tentang

rumah-rumah klas tinggi

5. Mature Towns, menunjukkan adanya pemisahan daerah perdagangan dan

industri dan zona-zona perumahan yang berbeda-beda kualitasnya

c. Keterlibatan Masyarakat dalam Perencanaan Pembangunan dan Tata

Ruang Perkotaan

(32)

Perencanaan dapat memiliki arti yang berbeda bagi orang yang berbeda

pula. Bagi orang yang memiliki profesi tertentu, perencanaan dapat berarti suatu

kegiatan khusus yang memerlukan keahlian tertentu, sifatnya cukup rumit, banyak

menguras tenaga dan pikiran, serta membutuhkan waktu yang lama dalam

penyusunanya27

. Akan tetapi, bagi orang lain perencanaan dapat berarti suatu

pekerjaan sehari-hari tidak rumit, bahkan biasa saja, terlebih orang tersebut

biasanya tidak menyadari bahwa dia telah melakukan perencanaan. Hal inilah

yang membuat perencanaan bisa berbeda dan bervariasi antara penulis satu

dengan penulis lain atau antara buku yang satu dengan buku lainnya. Perbedaan

itu terjadi karena perbedaan sudut pandang, perbedaan fokus perhaatiaan dan

perbedaan luasnya bidang yang tercakup dalam perencanaan itu sendiri.

Definisi yang sangat sederhana mengatakan bahwa perencanaan adalah

menetapkan suatu tujuan dan memilih langkah-langkah yang diperlukan untuk

mencapai tujuan tersebut. Definisi ini tentu belum mampu memberikan gambaran

atas suatu perencanaan yang rumit dan luas, namun cocok digunakan untuk

perencaaan yang sederhana yang tujuannya dapat ditetapkan dengan mudah dan

tidak terdapat faktor pembatas yang berarti untuk mencapai tujuan tersebut.

Pada tahap selanjutnya kita melihat ada faktor pembatas dalam mencapai

suatu tujuan. Pada tingkat kedua ini, perencanaan dapat didefinisikan dengan

penetapan suatu tujuan yang dapat dicapai setelah memperhatikan faktor-faktor

pembatas dalam mencpai tujuan tersebut, serta memilih menetapkan

(33)

Kesulitan berikutnya dalam perencanaan adalah jika ada faktor luar yang

berpengaruh dalam pencapaian tersebut. Faktor ini bersifat eksternal dan kita tidak

dapat mengatur dan mengendalikannya 28

1) Perencanaan Fisik dan Perencanaan Ekonomi

. Dalam tahapan ini kita dapat

mengatakan bahwa perencanaan adalah menetapkan suatu tujuan setelah

memperhatikan pembatas internal dan pengaruh eksternal, memilih, serta

menetapkan langkah-langkah untuk mencapai tujuan tersebut.

Ketiga pengertian mengenai perencanaan tersebut belum mampu untuk

menjadi konsep pengertian perencanaan yang lebih kompleks dan rumit, sehingga

pada akhirnya dengan mempertimbangkan ketiga pengertian di atas di tambah

dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak terkendali, maka dapat

didefinisikan bahwa perencanaan adalah mengetahui dan menganalisis kondisi

saat ini, meramalkan perkembangan berbagai faktor noncontrollable yang relevan,

memperkirakan faktor-faktor pembatas, menetapkan tujuan dan sasaran yang

diperkirakan dapat dicapai, serta mencari langkah-langkah untuk mencapai tujuan.

Perencanaan di Indonesia sendiri di kenal adanya jenis perencanaan

top-down and bottom-up planning, vertical and horizontal planning, dan perencanaan

yang melibatkan masyarakat secara langsung dan yang tidak melibatkan

masyarakat sama sekali. Berikut penjelasan tipe-tipe perencanaan di atas:

Perencanaan fisik (physical planning) adalah perencanaan untuk

mengubah atau memanfaatkan struktur fisik suatu wilayah misalnya,

28

(34)

perencanaan tata ruang atau tata guna tanah, perencanaan jalur

transportasi, dan penyediaan fasilitas untuk umum. Sementara

perencanaan ekomoi (economic planning) berkenaan dengan

perubahan struktur ekonomi suatu wilayah dan langkah-langkah untuk

memperbaiki tingkat kemakmuran wilayah. Perencanaan ekonomi

lebih didasarkan atas mekanisme pasar ketimbang perencanaan fisik

yang lebih didasarkan atas kelayakan teknis.

2) Perencanaan Alokatif dan Perencanaan Inovatif

Perencanaan alokatif (allocative planning) berkenaan dengan

menyukseskan kesepakatan bersama sehingga inti kegiatan dari

perencanaan ini berupa koordinasi dan sinkronisasi agar sistem kerja

untuk mencapai tujuan dapat berjalan secara efektif dan efesien

sepanjang waktu. Sementara perencanaan inovatif (innovative

planning) lebih memiliki kebebasan, baik dalam menetapkan target

maupun cara yang di tempuh untuk mencapai target tersebut yang

terpenting dari perencanaan ini ialah target dapat di capai atau

dilampaui bisa dengan menciptakan prosedur atau cara-cara yang baru.

3) Perencanaan Bertujuan Jamak dan Perencanaan Bertujuan Tunggal

Perencanaan yang bertujuan jamak ialah perencanaan yang memiliki

beberapa tujuan sekaligus. Sementara perencanaan yang bertujuan

tunggal apabila perencanaan yang sasaran yang hendak di capai adalah

sesuatu yang dinyatakan tegas dalam perencanan itu dan bersifat

(35)

4) Perencanaan Indikatif dan Perencanaan Imperatif

Perencanaan indikatif adalah perencanaan dimana tujuan yang hendak

di capai hanya dinyatakan dalam bentuk indikasi, artinya tidak dipatok

dengan tegas. Sementara perencanaan imperatif adalah perencanaan

yang mengatur baik sasaran, prosedur, pelaksana, waktu pelaksanaan,

bahan-bahan, serta alat-alat yang dapat dipakai untuk menjalankan

rencana tersebut.

5) Top Down and Bottom Up Planning

Perencanaan model top-down adalah apabila kewenangan utama dalam

perencanaan itu berada pada institusi yang lebih tinggi di mana

institusi perencana level yang lebih rendah harus menerima rencana

atau arahan dari institusi yang lebih tinggi. Sedangkan bottom-up

planning adalah apabila kewenangan utama dalam perencanaan itu

berada pada institusi yang lebih rendah, di mana institusi perencana

pada level yang lebih tinggi harus menerima usulan-usulan yang

diajukan oleh institusi perencana pada tingkat yang lebih rendah.

6) Vertical and Horizontal Planning

Vertical planning adalah perencanaan yang lebih mengutamakan

koordinasi sektoral, jadi menekankan pentingnya koordinasi

antarberbagai jenjang pada instansi yang sama (sektor yang sama),

tidak mengutamakan keterkaitan antarsektor atau apa yang

(36)

planningmenekankan keterkaitan antarberbagai sektor sehingga

berbagai sektor itu dapat berkembang secara bersinergi.

7) Perencanaan yang Melibatkan Masyarakat Secara Langsung dan

Perencanaan yang Tidak Melibatkan Masyarakat

Perencanaan yang melibatkan masyarakat secara langsung adalah apabila

sejak awal masyarakat telah diberitahu dan diajak ikut serta dalam menyusun

rencana tersebut. Sementara perencanaan yang tidak melibatkan masyarakat

adalah apabila masyarakat tidak dilibatkan sama sekali

Penataan ruang adalah usaha untuk merencanakan jumlah penggunaan

lahan untuk keperluan tertentu dan pada tempat yang tepat, termasuk didalamnya

mengatur hubungan antara pemukiman dengan tempat bekerja, sekolah,

berbelanja, tempat hiburan, taman, dan lain-lain yang semuanya juga tergantung

pada rencana jaringan jalan di kota dan pemilihan rencana penggunaan lahan. Tata

ruang perkotaan adalah wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang perkotaan

baik yang direncanakan maupun yang tidak direncanakan. Perencanaan tata ruang

kota dilakukan oleh pemerintah kota.

Perencanaan kota merupakan respon terhadap pengelolaan berbagai

kepentingan dan kebutuhan masyarakat perkotaan yang semakin berkembang

pesat. Perencanaan kota diperlukan untuk mengarahkan pertumbuhan dan

perkembangan kota yang berlangsung secara berkesinambungan29

29

Branch, Melville C. Perencanaan Kota Komprehensif: Pengantar & Penjelasan. Diterjemahkan

. Ada beberapa

(37)

pembangunan ekonomi perkotaan, pembangunan masyarakat, rekreasi dan tata

ruang terbuka, aspek perumahan serta aspek perbaikan transportasi.

Dalam proses perencanaan tata ruang di Indonesia, ada yang di kenal

dengan Rencana Tata Ruang (RTR) yang secara umum digambarkan sebagai

bentuk perencanaan dalam hal memetakan daerah-daerah yang ada untuk

mencapai tujuan pembangunan 30

Perlibatan masyarakat dalam perencanaan kota dan lingkungan di

Indonesia masih sering diabaikan, padahal penting sekali artinya untuk

menumbuhkan harga diri, percaya diri dan jati diri

. Dalam skala perkotaan, di kenal adanya

Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Perkotaan, pada perencanaan ini dilakukan

pemetaan spasial kota untuk berbagai hal salah satunya keruangan untuk ruang

terbuka hijau seperti taman kota.

Kemudian, ada yang disebut dengan peraturan zonasi yaitu ketentuan yang

mengatur tentang persyaratan pemanfaatan ruang dan ketentuan pengendaliannya.

Dalam peraturan zonasi terdapat perencanaan pola ruang yang berfungsi sebagai

zoning map yang dirumuskan berdasarkan daya dukung dan daya tampung

lingkungan hidup serta perkiraan kebutuhan ruang untuk pengembangan kegiatan

sosial ekonomi dan pelestarian lingkungan.

31

30

Pratama, Arsandi, dkk, Menata Kota Melalui Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)(Yogyakarta:

. Kemudian,sebagai makhluk

yang berakal manusia membutuhkan rasa penguasaan dan pengawasan terhadap

habitat atau lingkungannya. Rasa tersebut merupakan faktor mendasar dalam

(38)

Menjawab perlunya keterlibatan masyarakat, muncullah konsepsi

mengenai keterlibatan masyarakat dalam penataan ruang secara formal di

Indonesia yaitu pada tahun 1992 melalui UU No. 24 tahun 199232 tentang

penataan ruang yang mengamanatkan pemerintah untuk melibatkan masyarakat

dalam penataan ruang karena hasl dari penataan ruang nantinya adalah untuk

kepentingan seluruh lapisan masyarakat. Keberadaan undang-undang ini

kemudian di dorong oleh PP No. 69 tahun 1996 tentang pelaksanaan hak dan

kewajiban serta bentuk dan tata cara peran serta masyarakat dalam penatan

ruang33

32

UU No. 24 tahun 1992 tentang penataan ruang 33

PP No. 69 tahun 1996 tentang pelaksanaan hak dan kewajiban serta bentuk dan tata cara peran sehingga menjadikan UU No. 69 tahun 1966 dapat dioperasionalkan.

Setelah 15 tahun berjalan, maka UU No. 69 tahun 1966 tersebut dianggap sudah

tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sehingga dikeluarkanlah UU No. 26

tahun 1007 tentang penataan ruang. Dalam UU No. 26 tahun 2007 menyatakan

bahwa penyelenggaraan penataan ruang dilakukan oleh pemerintah dengan

melibatkan peran masyarakat, ditegaskan lagi dalam ayat 2 UU No. 26 tahun 2007

tersebut bahwa masyarakat berperan dalam hal partisipasi dalam menyusun

Rencana Tata Ruang (RTR), pemanfaatan ruang dan partisipasi pengendalian

pemanfaatan ruang. Jadi, undang-undang ini mengarahkan bahwa masyarakat

menjadi objek sekaligus subjek pembangunan, bukan hanya menjadi objek

pembangunan semata seperti yang sebelumnya berlangsung. Bahkan, masyarakat

juga dilibatkan dalam pengawasan terhadap kinerja pengaturan, pembinaan dan

(39)

5. Taman Kota

Ketika bumi semakin tandus, kehijauan pun semakin dibutuhkan. Ketika

kota menjadi belantara beton, pepohonanpun menjadi kerinduan. Antara manusia

dan lingkungannya mendambakan keserasian kehidupan alami yang saling

membutuhkan. Kutipan ini setidaknya mampu menjadi isyarat bahwa aspek

lingkungan menjadi hal yang penting untuk dimasukkan ke dalam agenda

pembangunan kota.

Kacamata antropologi juga turut memperhatikan aspek lingkungan ini

sudah sejak lama, terbukti dengan adanya cerita mengenai pentingnya lingkungan

yang berasal dari Indonesia bagian timur, yaitu Timor Timur34

. Rakyat Timor

Timur meyakini bahwa daun palem dan buaya merupakan dua hal yang sangat

penting di dalam kehidupan. Hal ini bermula dari cerita rakyat mengenai awal

mula terbentuknya Timor Timur, berdasarkan cerita tersebut Timor Timur

merupakan daratan yang berawal dari seekor buaya yang mati untuk membalas

budi baik seorang manusia yang menyelamatkan hidupnya. Tubuh buaya tersebut

lamban laun berubah menjadi tanah dan daratan yang membentuk Timor Timur.

Berdasarkan hal ini, masyarakat meyakini jika ada buaya yang muncul maka

mereka segera mengikatkan diri mereka dengan daun palem yang di yakini

sebagai tanda kepada buaya bahwa manusia dan buaya bersahabat. Kemudian,

(40)

menjagakelestarian alam mereka. Mereka meyakini bahw alam terutamam hutan

merupakan sumber kehidupan35

Penanaman polapikir mengenai penting dan indahnya gaya hidup yang

berwawasan lingkungan perlu ditanamkan kepada generasi penerus sejak masih di

usia kanak-kanak. Hal ini dapat dimulai dengan mencontohkan gaya hidup sehat

lingkungan, mengajari akan pentingnya taman di rumah bahkan dapat dilakukan

juga dengan mengajak anak untuk bersama merawat dan membuat taman di

halaman rumah yang nyaman untuk tempat berkumpul, bermain dan juga belajar.

Hal ini akan menumbuhkan pola pikir di masyarakat bahwa gaya hidup

berwawasan lingkungan merupakan hal yang harus dilakukan dan merupakan

kesenangan tersendiri yang membuat anak tersebut akan nyaman dan terbiasa

dengan gaya hidup ini, sehingga ketika ia dewasa kebiasaan baik tersebut dapat

diimpelementasikan dan disebarkan ke lingkungan sekitarnya .

36

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 yang muncul

sebagai peraturan pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997

tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, khususnya dalam penataan ruang

terbuka hijau kawasan perkotaan berisikan tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau .

Indonesia sendiri sudah memulai bahasan mengenai lingkungan dengan

memunculkan Gerakan Penghijauan Nasional yang di atur dalam Keputusan

Presiden No. 20 tahun 1992, bahkan tahun 1993 Presiden Soeharto telah

mencanangkannya sebagai Tahun Lingkungan Hidup yaitu pada tanggal 10

Januari 1993 dengan diadakannya Gerakan Sejuta Pohon.

(41)

Kawasan Perkotaan 37

Taman kota biasanya menempati lahan yang cukup luas. Di setiap kota,

pemerintah daerahnya biasanya menyiapkan lokasi tertentu sebagai taman umum.

Umumnya di setiap taman umum dilengkapi juga dengan sarana jalan setapak

serta beberapa sarana bermain anak-anak seperti ayunan, seluncuran dan . Peraturan ini juga dilatarbelakangi oleh tingkat

perkembangan kota yang disertai dengan meningkatnya alih fungsi lahan yang

pesat, kondisi kerusakan lingkungan yang cukup tinggi dan menurunnya daya

dukung lahan dalam menopang kehidupan masyarakat diperkotaan. Dalam

peraturan ini diatur berbagai jenis ruang terbuka hijau. Salah satu diantaranya

adalah taman kota.

Taman adalah sebidang lahan berpagar yang digunakan untuk

mendapatkan kesenangan, kegembiraan, dan kenyamanan. Kota adalah tempat

berlangsungnya proses hidup dan kehidupan atau sebagai tempat berlangsungnya

aktifitas manusia. Taman kota adalah suatu kawasan ruang terbuka hijau yang

berada di lingkungan perkotaan dalam skala yang luas dan dapat mengantisipasi

dampak-dampak yang ditimbulkan oleh perkembangan kota dan dapat dinikmati

oleh seluruh warga kota.

Taman merupakan pelengkap keindahan kota. Sebuah kota yang megah

dengan gedung-gedung bertebaran disana-sini terasa tidak semarak tanpa adanya

taman. Selain menyejukkan mata, taman juga berfungsi sebagai paru-paru kota,

tempat beristirahat warga kota dan tempat rekreasi. Bahkan terkadang ada taman

yang dilengkapi dengan sarana bermain anak-anak.

(42)

lainsebagainya. Meskipun demikian, taman bisa juga di buat pada lahan terbatas

tanpa harus kehilangan nilai keindahannya38

a. Fungsi dan Manfaat Taman Kota .

Taman Kota juga dapat diartikan sebagai suatu kawasan ruang terbuka

hijau di wilayah perkotaan, lengkap dengan segala fasilitasnya untuk kebutuhan

masyarakat kota. Taman kota dapat digunakan sebagai tempat rekreasi warga

kota, selain itu juga turut berfungsi sebagai paru-paru kota, pengendali iklim

mikro, konservasi tanah dan air, serta merupakan habitat berbagai flora dan fauna

terutama burung. Taman kota dapat dibedakan sebagai taman aktif dan taman

pasif. Taman aktif adalah taman yang di dalamnya di bangun suatu kegiatan atau

fasilitas yang dapat digunakan oleh pemakai taman, sehingga pemakai taman

secara aktif menggunakan fasilitas tersebut. Sedangkan taman pasif adalah taman

yang di bentuk agar dapat dinikmati keindahan visualnya, kerindangannya,

sebagai aksentuasi untuk menarik perhatian, tanpa mengadakan aktifitas di

dalamnya, seperti taman yang berada di pertigaan, di perempatan, taman meredian

di perkotaan dan lainnya.

Ditinjau dari salah satu fungsinya, taman kota dapat dianalogikan sebagai

paru-paru alam yang memiliki peranan penting dalam menjaga kualitas udara di

berbagai belahan dunia, lahan dengan ragam tanaman dan pepohonan yang tertata

cantik ini, berperan pula sebagai elemen penting yang menjelma sebagai simbol

sosialisasi kemasyarakatan yang cukup kuat.

1. Fungsi Hidrologis

(43)

Taman kota yang merupakan ruang terbuka hijau mendapat peran dalam

membantu fungsi hidrologis dan hal penyerapan air dan mereduksi potensi

banjir. Pepohonan melalui akarnya mampu meresapkan air ke dalam tanah,

sehingga pasokan air dalam tanah (water saving) semakin meningkat dan

jumlah aliran limpahan air juga berkurang yang akan mengurangi

terjadinya banjir. Diperkirakan, untuk setiap 1 hektar ruang terbuka hijau,

mampu menyimpan 900 m3 air tanah per-tahun, dengan demikian potensi

kekeringan sumur penduduk di musim kemarau dapat di atasi.

2. Fungsi Kesehatan

Taman yang penuh dengan pohon, dapat di analogikan sebagai paru-paru

kota dan merupakan produsen oksigen yang belum tergantikan fungsinya.

Setiap 1 hektar ruang terbuka hijau diperkirakan mampu menghasilkan 0,6

ton oksigen guna di konsumsi 1500 penduduk per-hari sehingga dapat

bernafas dengan lega.

3. Fungsi Ekologis

Sebagai penjaga kualitas lingkungan kota. Bahkan rindangnya taman

dengan banyak buah dan biji-bijian merupakan habitat yang baik bagi

burung-burung untuk tinggal, sehingga dapat mengundang burung-burung

untuk berkembang biak.

Keberadaan taman kota juga tentu membawa manfaat bagi warga kota dan

juga lingkungan. Berikut manfaat dari keberadaan taman kota adalah sebagai

berikut:

(44)

2. Untuk rekreasi bagi penduduk kota

3. Untuk menyerap gas karbon dioksida (CO2) yang banyak dihasilkan oleh

kendaraan bermotor, mobil, pabrik, pembakaran sampah. Dalam proses

fotosintesis sebagai berikut: CO2 +H2O ——>C6H12O6 + O2 (dengan

bantuan sinar matahari)

4. Pohon-pohonan dalam taman kota, bisa menyimpan air banyak

sekali.Sehingga mampu membantu dalam rangka mencegah terjadinya

banjir, karena air tidak akan langsung terbuang ke sungai atau selokan

tetapi diserap oleh tumbuhan dalam taman kota tersebut.

5. Dalam proses fotosintesis dihasislkan gas oksigen yang sangat diperlukan

untuk pernafasan manusia dan hewan. Sehingga udara dikota diharapkan

bisa segar karena banyak oksigen (O2) yang dihasilkan oleh taman kota.

6. Media pembelajaran anak-anak sekolah tentang macam-macam, jenis, dan

sifat-sifat tanaman.

7. Tempat hidup margasatwa.

b. Standar Taman Kota

Standar luasan taman perorang, nampaknya sulit dipertahankan karena

jumlah penduduk yang semakin bertambah, sementara luasan kotanya tetap dan

tidak mungkin ada penambahan luasan. Menurut perhitungan KTT Bumi di Rio

De Jainero, tahun 1995, jumlah taman kota yang ideal adalah 30% dari luas kota.

Berdasarkan Permendagri No.14 tahun 1998 tentang Ruang Terbuka Hijau (RTH)

di Jakarta adalah 40% dari luas kota Jakarta. luas wilayah Jakarta sekitar 65.000

(45)

taman yang ada adalah 18.179,68 hektar. Menurut Pemda DKI jumlah tersebut

masih kurang memenuhi target taman yang ideal.

Sebuah organisasi bernama National Recreation Association melakukan

sebuah usaha untuk mengukur keefektifan penyediaan taman kota raya, dan

merumuskan standar-standar dari segi luas per unit penduduk. Taman raya

menurut standar National Recreation Association merumuskan bahwa 1acre

taman harus disediakan untuk 800 penduduk. Berikut proporsi penyediaan taman

kota menurut perencanaan kawasan perumahan kota dalam hal ruang terbuka

hijau adalah:

1. Taman untuk 250 penduduk

Setiap 250 penduduk dibutuhkan minimal 1 taman dan sekaligus tempat

bermain anak yang luasnya sekurang-kurangnya 250 m2 atau standar =

1M2/p.

2. Taman untuk 2500 penduduk

Untuk setiap 2.500 penduduk diperlukan sekurang-kurangnya 1 daerah

terbuka, disamping daerah-daerah terbuka yang telah ada pada tiap

kelompok 2500 penduduk. Daerah terbuka ini sebaiknya berupa taman

yang dapat juga digunakan untuk aktifitas olah raga seperti

volley,badminton, dan lainnya. Luas area yang diperlukan adalah 1.250

m2 atau standar = 0,5 M2/p.

Memang luas taman ideal sulit untuk ditentukan, karena dipengaruhi oleh

berbagai faktor, seperti letak geografis dan topografis, tingkat kesejahteraan dan

(46)

maka tentunya harus selalu diupayakan untuk terciptanya sebuah taman yang

multi fungsi yakni terkait fungsi hidrologis, ekologi, kesehatan, estetika dan

rekreasi dan lain-lain. Disadari ataupun tidak, taman kota merupakan sebuah

tempat yang dapat berperan sebagai sarana pengembangan budaya kota,

pendidikan, dan menjadi pusat-pusat kegiatan kemasyarakatan.

G. Definisi Konsep

Konsep merupakan istilah dan definisi yang digunakan untuk

menggambarkan secara abstrak mengenai kejadian, keadaan, kelompok atau

individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial39

1. Persepsi merupakan kesan yang diperoleh oleh individu melalui panca

indera kemudian di analisa, diintepretasi dan dievaluasi, sehingga individu

tersebut memperoleh makna.

. Adapun tujuan konsep adalah

untuk mendapatkan batasan yang jelas dari setiap permasalahan yang diteliti.

Dalam penelitian ini, adapun konsep yang digunakan adalah:

2. Taman Kota adalah suatu kawasan ruang terbuka hijau yang berada di

lingkungan perkotaan dalam skala yang luas dan dapat mengantisipasi

dampak-dampak yang ditimbulkan oleh perkembangan kota dan memiliki

berbagai fasilitas yang dapat dinikmati oleh seluruh warga kota.

Gambar

Tabel 1.1 Rincian Data

Referensi

Dokumen terkait

Likuiditas adalah faktor yang dapat digunakan untuk memprediksi peringkat obligasi hal ini dibuktikan dengan hasil dari uji faktor dengan nilai MSA yang lebih besar dari 0,50,

waJib KTp yang telah melakukan perekaman e-KTp diber.ikan Surat Keterangan yanf ditandatangani oleh Camat atau petugas yang diberikan.. wewenang oleh camat, sebagai bukti

Menimbang, bahwa maksud dari permohonan Pemohon adalah sebagaimana tersebut di atas, yaitu agar PN Semarang menetapkan bahwa pengangkatan anak yang telah dilakukan oleh Para

Apabila berdasarkan telaahan dan klarifikasi pengaduan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) huruf b bukan termasuk pengaduan kasus pencemaran dan atau perusakan

[r]

Diberitahukan dengan hormat bahwa salah satu program Direktorat Pengelolaan Kekayaan Intelektual dalam tahun 2016 adalah Pemberian Bantuan Pengelolaan/Tata Kelola

bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 21 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : KEP-07/MENLH/2/2001 tentang Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup dan Pejabat Pengawas

Sehubungan dengan penyusunan dokumen Rencana Induk Riset Nasional (RIRN) yang akan menjadi acuan serta pedoman riset nasional, bersama ini kami mengharapkan kerjasamanya