• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uang dalam Perspektif Ekonomi Islam.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Uang dalam Perspektif Ekonomi Islam.docx"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

UANG DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

KELOMPOK II (

A

)

Riska Ekawati

(90100115005)

Syamsul Bahri

(90100115006)

Dwi Nur Setiarini Kusuma Dewi

(90100115007)

Jumriani Nur

(90100115008)

JURUSAN EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Uang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari. Setiap hari lalu lintas barang dan jasa di dalam semua kegiatan ekonomi tentu memerlukan uang

sebagai alat pelancar guna mencapai tujuan tersebut. Dalam perekonomian yang menggunakan uang, setiap barang dan jasa memiliki satuan harga yang dapat di ukur dengan uang. Hal ini berbeda dengan perekonomian yang menggunakan sistem barter sebagai dasar pertukaran barang dan jasa, di mana seseorang yang mempunyai barang harus mencari orang lain untuk saling melakukan pertukaran masing-masing barang yang mereka miliki.

Secara mikro, perekonomian yang menggunakan uang akan memudahkan para pemilik sumber daya ekonomi dalam menerima pendapatan yang berupa uang, yang kemudian dapat mereka tukarkan dengan barang dan jasa yang mereka pilih sendiri. Dalam hal ini masyarakat yang menerima penghasilannya, baik yang berupa upah, gaji, sewa, bunga dividen dan segala sesuatu dalam bentuk uang, akan dengan mudah membelanjakan uang tersebut untuk memenuhi kebutuhannya.

Secara makro, mereka yang terlibat di dalam kegiatan produksi barang dan jasa dapat melakukan pertukaran barang dan jasa tersebut dengan mudah dan berjalan lancar dengan menggunakan uang sebagai perantara, dimana sektor rumah tangga yang menerima

pendapatannya berupa uang akan membelanjakan uang tersebut untuk membeli barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor usaha dan produksi. Perubahan aliran uang inilah yang membuat terjadinya perubahan harga Output, termasuk berpengaruh juga terhadap perilaku, tabungan dan siklus bisnis.

Uang identik dengan modal, seperti pendapat Collin Rogers dalam bukunya, Money Interset and Capital (1989), yang di kutip oleh Adiwarman A.Karim. Pendapat ini tentu tak dapat dilepaskan dari peran dan fungsi uang yang merupakan alat penyimpan nilai/daya beli dan standar pembayaran yang tertangguhkan, sehingga uang dapat dan diperbolehkan untuk di pertukaran dan diperjual-belikan dengan harga tertentu.

(3)

beralih dari sebagai alat tukar menjadi sebagai alat penyimpan nilai kekayaan. Artinya uang merupakan stock concept yang dapat diakumulasi sedemikian rupa sebagai modal dan kekayaan pribadi.

(4)

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Sejarah Uang

Pada peradaban awal, manuisa memenuhi kebutuhannya secara mandiri. Mereka memperoleh makanan dari berburu atau memakan berbagai buah-buahan. Karena jenis kebutuhannya masih sederhana, mereka belum membutuhkan orang lain. Masing-masing individu memenuhi kebutuhan makannya secara mandiri. Dalam periode yang di kenal sebagai periode prabarter ini, manusia belum mengenal transaksi perdagangan atau kegiatan jual beli.

Ketika jumlah manusia semakin bertambah dan peradabannya semakin maju, kegiatan atau transaksi sesame manusia pun meningkat tajam. Jumlah dan jenis kebutuhan manusia, juga semakin meningkat. Ketika itulah, masing-masing individu mulai tidak mampu memenuhi kebututuhannya sendiri. Bisa dipahami, karena ketika seseorang menghabiskan waktunya seharian untuk bercocok tanam, pada saat bersamaan tentu tidak akan bisa memperoleh garam atau ikan, menenun pakaian sendiri, atau kebutuhan lain.

Satu sama lain mulai saling membutuhkan, karena tidak ada individu yang secara sempurna mampu memenuhi kebutuhannya sendiri. Sejak saat itulah, manusia mulai mempergunakan berbagai cara dan alat untuk melangsungkan barang-barang dalam rangka memenuhi kebutuhan mereka. Pada tahap peradaban manusia yang masih sangat sederhana mereka dapat menyelenggarakan tukar menukar kebutuhan dengan cara barter. Maka periode itu di sebut zaman barter.

(5)

pihak. Alat tukar demikian kemudian di sebut uang. Pertama kali, uang di kenal dalam peradaban Sumeria dan Babylonia.

Uang demikian berkembang dan berevolusi mengikuti perjalanan sejarah. Dari perkembangan inilah, uang kemudian bisa dikategorikan dalam tiga jenis, yaitu barang, uang kertas dan uang giral atau uang kredit.

2.2. Pengertian dan Syarat-syarat Uang

Dalam ekonomi islam, secara etimologi uang berasal dari kata al-naqdu-nuqud. Pengertiannya ada beberapa makna, yaitu al-naqdu berarti yang baik dari dirham, menggenggam dirham, membedakan dirham, dan al-naqd juga berarti tunai. Kata nuqud tidak terdapat di dalam Al-Qur’an dan Hadis karena bangsa Arab umumnya tidak

menggunakan nuqud untuk menunjukkan harga. Mereka menggunakan kata dinar untuk menunjukkan mata uang yang terbuat dari emas dan kata dirham untuk menunjukkan alat tukar dari perak. Mereka juga menggunakan wariq untuk menunjukkan dirham perak, kata ‘ain untuk menunjukkan dinar emas. Sementara itu, kata fulus (uang tembaga) adalah alat tukar tambahan yang di gunakan untuk membeli barang-barang yang murah.

Uang menurut fuqaha tidak terbatas pada emas dan perak yang di cetak, tetapi mencakup seluruh jenisnya dinar, dirham, dan fulus. Untuk menunjukkan dirham dan dinar mereka menggunakan istilah naqdain. Namun, mereka berbeda pendapat apakah fulus termasuk dalam istilah naqdain atau tidak. Menurut pendapat mu’tamad dari golongan Syafi’iyah, fulus tidak termasuk naqd, sedangkan maszhab Hanafi berpendapat bahwa naqd mencakup fulus.

Definisi nuqd menurut Abu Ubaid (wafat 224 H), dirham dan dinar adalah nilai harga sesuatu. Ini berarti dinar dan dirham adalah standar ukuran yang dibayarkan dalam transaksi barang dan jasa. Al-Ghazali (wafat 595 H) menyatakan, Allah menciptakan dinar dan dirham sebagai hakim penengah di anatara seluruh harta sehingga harta bisa di ukur dengan

keduanya. Ibn al-Qayyim (wafat 751 H) berpendapat, dinar dan dirham adalah nilai harga barang komoditas. Ini mengisyaratkan bahwa uang adalah standar unit ukuran untuk nilai harga komoditas.1

(6)

Menurut para ahli ekonomi kontemporer, uang didefinisikan dengan benda-benda yang disetujui oleh masyarakat sebagai alat perantara untuk mengadakan tukar-menukar atau perdagangan dan sebagai standar nilai.2

Syarat-syarat uang adalah :

1. Nilainya tidak mengalami perubahan dari waktu ke waktu 2. Tahan lama

3. Bendanya mempunyai mutu yang sama 4. Mudah dibawa-bawa

5. Mudah disimpan tanpa mengurangi nilainya 6. Jumlahnya terbatas (tidak berlebih-lebihan)3

7. Dicetak dan disahkan penggunaannya oleh pemegang otoritas moneter (pemerintah).

2.3. Konsep Uang dalam Islam

Konsep uang dalam islam berbeda dengan konsep uang dalam ekonomi konvensional. Dalam ekonomi islam, konsep uang sangat jelas dan tegas bahwa uang adalah uang, uang bukan capital. Sebaliknya, konsep uang yang dikemukakan dalam ekonomi konvensional tidak jelas. Sering kali istilah uang dalam perspektif ekonomi konvensional diartikan secara bolak-balik, yaitu uang sebagai uang dan uang sebagai capital.4

Perbedaan lain adalah bahwa dalam ekonomi islam, uang adalah sesuatu yang bersifat flow concept dan capital adalah sesuatu yang bersifat stock concept, sedangkan dalam ekonomi konvensional terdapat beberapa pengertian. Frederic S. Mishkin, misalnya, mengemukakan konsep Irving Fisher yang menyatakan bahwa:5

Dari persamaan di atas dapat di ketahui bahwa semakin cepat perputaran uang, maka semakin besar income yang di peroleh.Dalam teori permintaan uang ini konsep Irving Fisher mengasumsikan bahwa keberadaan uang pada hakikatnya adalah flow concept dimana

2 Muhammad Usman Syabir, al-Muamalat al-Maliyah al-Mu’ashirah, (Yordan, Dar al-Nafais, 1992), hlm. 174.

3 Sadono Sukirno, pengantar Teori Makro Ekonomi, Jakarta: Rajawali Pers, 2002, hlm. 193. 4 Lihat antara lain Colin Rogers, Money,Interest and Capital: A Study in The Foundation of Monetary Theory, (Cambridge: Cambridge University Press, 1989).

5 Pembahasan lebih lanjut, lihat Frederic S. Mishkin, The Economics of Money, Banking, and Financial Market (New York: Addison Wesley Logman, 2001), Edisi ke-6, hlm. 538-539.

MV = PT

Keterangan:

M = Jumlah uang

V = Tingkat Perputaran Uang P = Tingkat harga barang

(7)

keberadaan uang atauu permintaan uang tidak pengaruhi oleh suku bunga akan tetapi besar kecilnya uang akan di tentukan oleh kecepatan perputaran uang tersebut.

Pendapat lain yang diungkapkan oleh Mishkin adalah konsep dari Marshall-Pigou dari Cambridge, yaitu:6

Walaupun secara matematis k dapat dipindahkan ke kiri atau ke kanan, secara

filosofis kedua konsep ini berbeda. Dengan adanya k pada persamaan Marshall-Pigou di atas menyatakan bahwa demand for holding money adalah suatu proporsi (k) dari jumlah

pendapatan (PT). Semakin besar k, semakin besar demand for holding money (M), untuk tingkat pendapatan tertentu (PT). Ini berarti konsep dari Marshall-Pigou mengatakan bahwa uang adalah stock concept. Oleh sebab itu, kelompok Cambridge mengatakan bahwa uang adalah salah satu cara untuk menyimpan kekayaan (store of wealth)

KONSEP ISLAM KONSEP KONVENSIONAL

Uang tidak identic dengan modal Uang sering kali diidentikan dengan modal

Uang adalah Uang (modal) adalah private goods

Modal adalah private goods Uang (modal) adalah flow concept bagi Fisher Uang adalah flow concept Uang (modal) adalah stock concept bagi cambridge school Modal adalah stock concept

2.4. Fungsi Uang

Dalam system ekonomi konvensional, uang berfungsi sebagai: 1. Alat tukar (medium of exchange);

2. Standar harga (standard of value) atau satuan hitung (unit of account); dan

6 Lebih jauh, lihat ibid., hlm.540-541.

M = kPT

Keterangan:

M = Jumlah Uang k = 1/v

P = Tingkat harga barang

(8)

3. Penyimpan kekayaan (store of value) atau (store of wealth);

4. Uang sebagai standar pembayaran tunda (standard of deferred payment).7

Namun, hal ini berbeda dengan system ekonomi Islam yang hanya mengakui fungsi uang itu sebagai medium of exchange dan unit of account. Sedangkan fungsi uang sebagai store of value dan standard of deferred payment diperdebatkan oleh ahli ekonomi Islam. Adapun penjelasannya sebagai berikut;

1) Alat tukar (Medium of Exchange)

Uang adalah alat tukar menukar yang digunakan setiap individu untuk transaksi barang dan jasa. Misalnya seseorang yang memiliki beras untuk dapat memenuhi kebutuhannya terhadap lauk pauk ia cukup menjual berasnya dengan menerima uang sebagai gantinya. Kemudian ia dapat membeli lauk pauk yang ia butuhan. Begitulah fungsi uang sebagai alat tukar pada setiap transaksi dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup manusia. kondisi ini jelas dengan system barter tempo dulu. Jika orang yang memiliki beras menginginkan lauk-pauk, ia harus mencari orang yang memiliki lauk-pauk yang

membutuhkan beras. Jelas ini system yang sangat rumit. Fungsi uang sebagai alat tukar dalam setiap kegiatan ekonomi dalam kehidupan modern ini menjadi sangat penting. Seseorang tidak dapat memproduksi setiap barang kebutuhan hariannya, karena keahlian manusia itu berbeda-beda. Disinlah uang memegang peranan yang sangat penting agar manusia itu dapat memenuhi kebutuhannya dengan mudah.

2) Satuan Nilai atau Standar Harga8 (Unit of Account)

Ini merupakan fungsi uang yang terpenting. Uang adalah satuan nilai atau standar ukuran harga dalam transaksi barang dan jasa. Dengan adanya uang sebagai satuan nilai, memudahkan terlaksanakannya transaksi dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Menurut al-Ghazali dalam Gamal, uang diibaratkan cermin yang tidak mempunyai warna, tetapi dapat merefleksikan semua warna, yang maksudnya adalah uang tidak mempunyai harga, tetapi merefleksikan harga semua barang, atau dalam istilah ekonomi klasik disebutkan bahwa uang tidak memberikan kegunaan langsung ( direct utility function ), yang artinya adalah jika uang digunakan untuk membeli barang, maka barang itu yang akan memberikan kegunaan.Dengan demikian, uang uang tidak di butuhkan untuk uang itu sendiri, karena

7 Baradley R. Schiller, The Economic Today, (New York: McGraw-Hill Irwin,2003), hlm. 263. Lihat juga Rogert LeRoy Miller, economics Today, (Massachusetts: Addison-Wesley, 1997), hlm. 320-321.

(9)

uang tidak mempunyai harga, tetapi ia sebagai alat untuk menghargai semua barang. Fungsi uang menurut Ibn Taimiyah (1263-1328) adalah sebagai alat ukur nilai dan sebagai alat pertukaran. Secara khusus Ibn Taimiyah, menyatakan uang itu sebagai atsman (Harga) yakni alat ukur dari nilai suatu benda. Melalui uang sejumlah benda dapat diketahui nilainya. Uang bukan ditujukan untuk dirinya sendiri. Fungsi uang secara esensial adalah mengukur nilai benda atau dibayar sebagai alat tukar benda lain.

2.5. Perubahan Fungsi Uang

Fungsi uang sebagai medium of exchange dapat di gunakan dan diterima sebagai alat pembayaran. Sebelum di temukannya koin, komoditi seperti hewan ternak berfungsi sebagai uang, begitu juga dengan logam seperti emas dan perak yang di gunakan pada masa lampau. Koin eropa yang di kenal modern saat itu sebernarnya berasal dari Bizantium dan Negara Muslim yang di perkirakan ditemukan pada abad ke-17.

Sebelum membicarakn lebih lanjut tentang uang, maka perlu diketahui tentang perkembangan fungsi uang dan institusi yang menerbitkannya. Ada tiga tahap perkembangan fungsi uang, yaitu commodity money, token money, dan deposit money.

1. Uang Barang (Commodity Money)

Uang barang adalah alat tukar yang memiliki nilai komoditas atau bisa di

perjualbelikan apabila barang tersebut di gunakan bukan sebagai uang. Namun tidak semua barang bisa menjadi uang, diperrlukan tiga konsidi utama, agar suatu barang bisa di jadikan uang, antara lain;

 Kelangkaan (scarcity), yaitu persediaan barang itu harus terbatas.

 Daya tahan (durability), barang terebut harus tahan lama.

 Nilai tinggi, maksudnya barang yang dijadikan uang harus bernilai tinggi, sehingga

tidak memerlukan jumlah yang banyak dalam melakukan transaksi.

(10)

(emas dan perak) tersebut menjadi tidak memuaskan. Perkembangan perdagangan dan skala bisnis yang semakin tinggi melebihi kemampuan uang sebagai bentuk yang efisien untuk transaksi keuangan yang besar, maka akan digunakan bentuk lain dari uang.

2. Uang Tanda/Kertas (Token Money)

Ketika uang logam masih di gunakan sebagai uang resmi dunia, ada beberapa pihak yang melihat peluang meraih keuntungan dari kepemilikan mereka atas emas dan perak. Pihak-pihak ini adalah bank, orang yang meminjamkan uang dan pandai emas

(goldsmith) atau toko-toko perhiasaan. Mereka melihat bukti peminjaman, penyimpanan atau penitipan emas dan perak di tempat mereka juga bisa di terima di pasar.

Berdasarkan hal ini, pandai emas dan bank mengeluarkan surat (uang kertas) dengan nilai yang besar dari emas atau perak yang di milikinya. Karena kertas ini didukung oleh kepemilikan atas emas dan perak, masyarakat umum menerima uang kertas sebagai alat tukar yang sah.

Ini kemudian berlanjut sampai uang kertas menjadi alat tukar yang dominan, dan semua sistem perekonomian menggunakannya sebagai alat tukar utama. Ada beberapa keuntungan penggunaan uang kertas, di antaranya biaya pembuatan rendah,

pengirimannya mudah, penambahan dan pengurangan lebih mudah dan cepat, serta dapat di pecah-pecahkan dalam jumlah berapa pun. Namun kekurangan uang kertas juga cukup signifikan, antara lain uang kertas ini tidak bisa di bawa dalam jumlah yang besar karena di buat dari kertas, sangat mudah rusak.

3. Uang Giral (Deposit Money)

Uang giral adalah uang yang di keluarkan oleh bank-bank komersial melalui pengeluaran cek dan alat pembayaran giro lainnya. Uang giral ini merupakan simpanan nasabah di bank yang dapat diambil setiap saat dan dapat dipindahkan kepada orang lain untuk melakukan pembayaran. Artinya, cek dan giro yang di keluarkan oleh bank

manapun bisa digunakan sebagai alat pembayaran barang ,jasa dan utang. Kelebihan uang giral sebagai alat pembayar adalah:

 Kalau hilang dapat di lacak kembali sehingga tidak bisa digunakan oleh yang

tidak berhak.

(11)

 Tidak diperlukan uang kembali sebab cek dapat di tulis sesuai dengan nilai

transaksi.

2.6. Time Value of Money

Ekonomi Islam memiliki prinsip yang yang berasal dari sumber hukum baik al-Qur'an, hadis maupun pemikiran cendikiawan muslim. Nilai fundamental ini yang mendasari pandangan ekonom muslim dalam melahirkan pemikirannya, termasuk mengkaji fungsi uang dalam kehidupan ekonomi. Menurut pendapat mereka, fungsi uang hanya ada dua yaitu: (1) sebagai alat pengukur harga, dan (2) alat pembayaran. Fungsi uang sebagai alat penyimpan nilai tidak diakui karena dianggap sesuatu yang mendekati riba. Fungsi uang yang dilarang inilah yang sebenarnya melahirkan teori time value of money. Time value of money adalah sebuah konsep nilai uang yang dimiliki lebih berharga dibandingkan nilai uang masa yang akan datang. Uang yang dipegang saat ini lebih bernilai karena dapat berinvestasi dan bisa mendapatkan bunga, atau nilai uang yang berubah (cenderung menurun) dengan berjalannya waktu. Dalam islam tidak di kenal adanya time value of money, yang di kenal adalah

economic value of time.

Seperti yang kita ketahui bersama, teori keuangan konvensional mendasarkan argument pembenaran adanya bunga (interest) melalui konsep time value of money (nilai waktu dari uang). Seperti pengertian yang di kemukan oleh para ekonom konvensional mengenai time value of money A dollar today is worth more than a dollar in the future because a dollar today can be invested to get a return”9

Dalam ekonomi islam, validitas konsep ini telah di bantah argumentasinya dengan adanya pelarangan riba dalam islam. Sebagai gantinya, aktivitas bisnis dalam ekonomi islam selalu menekankan kepada mekanisme system bagi hasil (profit and loss sharing). Konsep kemitraan ini dirasa lebih tepat dan sesuai dengan prinsip keadilan realistis.

2.7. Economic Value of Time

Islam tidak mengenal konsep time value of money, islam hanya mengenal konsep economic value of time, artinya yang bernilai adalah waktu itu sendiri. Teori economic value of time berkembang pada abad ke-7 M. pada masa saat digunakannya emas dan perak

sebagai alat tukar. Logam ini di terima sebagai alat tukar disebabkan nilai intrinsiknya, bukan

9 Lihat misalnya Aswath Damodaran (2001), Corporate Finance: Theory and Practice 2nd ed,

(12)

karena mekanisme untuk di kembangkan, sehingga hubungan debetur/kreditur yang muncul bukan karena akbibat transaksi secara langsung, namun jelas merupakan transaksi

permintaan uang”.

Dalam pandangan islam mengenai waktu, waktu bagi semua orang adalah sama kuantitasnya, yaitu 24 jam. Nilai waktu antara satu orang dengan orang yang lainnya, akan berbeda dari sisi kualitasnya. Jadi factor yang menentukan nilai waktu adalah bagaimana seseorang bisa memanfaatkan waktu itu sendiri.

2.8. Uang Sebagai Flow Concept

Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam islam, uang adalah flow concept dan capital adalah stock concept. Semakin cepat perputaran uang, akan semakin baik. Misalnya, seperti contoh pada aliran masuk dan aliran keluar. Sewaktu air mengalir, di sebut sebagai uang, sedangkan apabila air terus mengendap, maka di sebut sebagai capital. Wadah tempat mengendapnya adalah, private goods, sedangkan air adalah public goods. Uang seperti air, apabila air (uang) dialirkan, maka air (uang) tersebut akan bersih dan sehat (bagi ekonomi). Apabila air (uang) dibiarkan mengenang dalam suatu tempat (menimbun uang), maka air tersebut akan keruh atau kotor. Saving harus di investasikan kesektor rill. Apabila tidak, maka saving bukan saja tidak mendapat return, tetapi juga dikenakan zakat.

2.9. Uang sebagai Public Goods

Dalam konsep ekonomi Islam uang adalah milik masyarakat (money is public goods). Barang siapa yang menimbun uang atau dibiarkan tidak produktif berarti mengurangi jumlah uang beredar yang dapat mengakibatkan tidak jalannya perekonomian. Jika seseorang

sengaja menumpuk uangnya tidak dibelanjakan, sama artinya dengan menghalangi proses atau kelancaran jual beli. Implikasinya proses pertukaran dalam perekonomian terhambat. Di samping itu penumpukan uang/harta juga dapat mendorong manusia cenderung pada sifat-sifat tidak baik seperti tamak, rakus dan malas beramal (zakat, infak dan sadaqah). Sifat-sifat-sifat tidak baik ini juga mempunyai imbas yang tidak baik terhadap kelangsungan perekonomian. Oleh karenanya Islam melarang penumpukan / penimbunan harta, memonopoli kekayaan.

(13)

kendaraan berpeluang lebih besar dalam pemanfaatan jalan raya tersebut di bandingakan dengan masyarakat yang tidak mempunyai kendaraan. Begitu pula dengan uang, sebagai public goods, uang di manfaatkan lebih banyak oleh masyarakat yang lebih kaya. Hal ini bukan karena simpanan mereka di bank tetapi karena asset mereka, seperti rumah,mobil, saham, dan lain-lain. Yang di gunakan di sector produksi, sehingga memberikan peluang yang lebih besar kepada orang tersebut untuk memperoleh lebih banyak uang . jadi, semakin tinggi tingkat produksi, akan semakin besar kesempatan untuk dapat memperoleh

keuntungan dari public goods (uang) tersebut. Oleh karena itu, penimbunan (hoarding) dilarang karena menghalangi yang lain untuk menggunakan public goods tersebut. Jadi, jika dan hanya jika private goods di manfaatkan pada sector produksi, maka kita akan

memperoleh keuntungan.

2.10. Motif Permintaan Terhadap Uang

Dalam teori moneter konvensional ada tiga motif yang mempengaruhi seseorang memegang uang, yaitu :

1. Money Demand for Transaction (Permintaan akan Uang Untuk Transaksi)

Yakni permintaan terhadap uang untuk keperluan transaksi. Alasan utama orang membutuhkan uang adalah membeli kebutuhan, seperti makanan, pakaian, membayar listrik, dan kebutuhan lainnya.10 Fungsi uang dalam motif permintaan ini adalah sebagai alat tukar dari transaksi rumah tangga,industry, ataupun pemerintah untuk semua barang dan jasa. Besarnya permintaan uang untuk tujuan transaksi ini di tentukan oleh besarnya tingkat pendapatan (MDt = f(Y), artinya semakin besar tingkat pendapatan yang di hasilkan maka jumlah uang yang di minta utuk transaksi juga mengalami peningkatan demikian sebaliknya (vice versa)

2. Money Demand for Precautionary (Permintaan akan Uang untuk Berjaga-jaga)

Yakni, permintaan akan uang untuk tujuan memenuhi kemungkinan-kemungkinan yang tak terduga. Seseorang dalam kehidupan sehari-hari perlu menyimpan uang untuk

(14)

menghadapi hal-hal yang tidak terduga, baik dengan menyimpannya di rumah atau di bank. Sama halnya dengan permintaan uang untuk transaksi, maka besarnya permintaan uang untuk berjaga-jaga ditentukan oleh besarnya tingkat pendapatan, artinya semakin besar tingkat pendapatan maka permintaan uang untuk berjaga-jaga juga akan semakin besar atau mempunyai hubungan positif dan fungsinya dapat di nyatakan sama, yaitu MDp = f(Y)

3. Money demand for speculation (Permintaan akan Uang untuk Spekulasi)

Alasan permintaan seseorang terhadap uang pada motif ini lebih bersifat untuk mendapatkan keuntungan di pasar valas. Faktor yang menentukan besarnya permintaan uang untuk motif spekulasi ini adalah besarnya suku bunga, dividen surat-surat berharga ataupun capital gain. Dapat di nyatakan fungsinya yaitu MDs = f(i).

Menurut Keynes, money demand for transaction dan money demand for precautionary ditentukan oleh tingkat pendapatan, sedangkan money demand for speculation ditentukan oleh tingkat suku bunga.11 Dari motif ketiga inilah suku bunga sebagai opportunity cost muncul, dimana semakin tinggi suku bunga, maka semakin rendah permintaan uang untuk spekulatif, begitu sebaliknya. Secara sistematis, hal ini di rumuskan sebagai berikut:

Ketiga motif permintaan uang tersebut dapat di jelaskan dengan menggunakan gambar, berikut;

11 Adiwarman Azwar Karim, Ekonomi Makro Islami, (Jakarta: Gema Insani Press, 2007), hlm. 182.

Md

tr = f (Y)

Md

pre = f (Y)

Md

(15)

Gambar 2.1 Gambar 2.2

Berdasarkan gambar 2.1 terlihat bahwa permintaan uang untuk spekulasi

mempunyai bentuk hubungan negatif (antara suku bunga dengan jumlah uang), pada saat suku bunga i0 maka jumlah uang yang di minta M0 saat suku bunga mengalami kenaikan dari i0 ke i1 maka semakin banyak permintaan uang untuk spekulasi maksudnya semakin tinggi suku bunga maka, semakin kecil keinginan masyarakat untuk menyimpan uang dan semakin besar digunakan untuk spekulasi. Sedangkan pada gambar 2.2 pada saat

pendapatan (Y0), maka permintaan uang sebesar M0, jika pengalami kenaikan dari Y0 ke Y1 maka permintaan uang juga mengalami kenaikan dari M0 ke M1.

Dalam ekonomi islam, motif yang memengaruhi seseorang memiliki uang di

benarkan hanya untuk transaksi dan berjaga-jaga. Dalam islam, seseorang memiliki uang untuk spekulasi di larang karena uang menurut Islam hanya sebagai alat tukar-menukar dan sebagai standar nilai sehingga al-Ghazali berpendapat, perdagangan uang dengan uang terlarang karena akan memenjarakan fungsi uang sebagai alat pertukaran. Jika suatu uang dapat membeli atau dibeli dengan uang lain, maka uang berarti tidak lagi berfungsi sebagai alat tukar tetapi sebagai komoditi. Uang dalam ekonomi islam adalah suatu yang bersifat flow concept bukan stock concept. Uang harus selalu mengalir, beredar di

(16)

BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan

Dari uraian di atas pemakalah dapat menyimpulkan bahwa :

Pertama, Uang sebagai alat tukar melalui proses evolusi yang sangat panjang, sejak system prabarter, barter dan akhirnya menjadi uang yang kita kenal saat ini. Menurut ahli kontemporer uang adalah sarana dalam transaksi yang dilakukan masyarakat dalam kegiatan produksi dan jasa. Baik uang itu berasal dari emas, perak, tembaga, kulit, kayu, batu, dan besi. Selama itu diterima masyarakat dan dapat di anggap sebagai uang dengan memenuhi berbagai persyaratannya. Uang dapat di kategorikan menjadi tiga, yaitu uang barang, uang kertas dan uang giral.

Kedua, Mengenai konsep uang menurut Friedman dan Cambridge. Bahwa mereka berbeda pandangan, ada yang menyatakan bahwa uang itu sebagai flow concept (public goods) dan yang kedua menyatakan bahwa uang itu stock concept (private goods).

(17)

Kelima, Dalam konsep islam juga, tidak mengenal yang namanya demand for speculation, karena spekulasi tidak di perkenankan. Lain halnya dengan system

konvensional yang membuka peluang lebar-lebar dengan kebolehan dalam memberikan bunga atas harta. Uang adalah milik masyarakat sehingga menimbun uang atau di biarkan tidak produktif dilarang, karena itu mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Karim, Adiwarman Azwar. 2006. Ekonomi Makro Islami. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,, Edisi Ketiga. 2016.

Rozalinda. Ekonomi Islam: Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi. Jakarta: PT RajaGrafindo. 2014.

(18)

Gambar

Gambar 2.1    Gambar 2.2

Referensi

Dokumen terkait

Penilaian laporan tahunan (termasuk klasifikasi), yang disiapkan oleh Organisasi, untuk memeriksa apakah sudah sesuai dengan dokumen-dokumen rujuan spesifik yang dinyatakan di

Perbedaan Data yang dihasilkan turbin angin tanpa lensa dan dengan penambahan diffuser, serta diffuser + inlet sangat signifikan, penggunaan diffuser + inlet

Kerangka Konseptual diatas dimulai dengan bagan Dana Alokasi Umum danPendapatan Asli Daerah yang mana diartikan sebagai sumber pokok untuk menentukan peningkatan

Buku Rencana Aksi Rinci Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Gempa bumi di wilayah Provinsi Bengkulu menguraikan usulan sasaran dan kegiatan pemerintah provinsi dan pemerintah

Dalam pasal ini dilakukan analisis korelasi antara parameter proses (suhu sinter dan waktu sinter) dan karakteristik sampel yang dihasilkan.Dari hasil pengukuran

rata-rata obat analgetik yang digunakan adalah golongan analgetik NSAID ,Narkotik tidak ditemukan untuk terapi pasien kanker serviks dan Pasien yang menggunakan

Analisis terhadap suatu saham dapat dilakukan dengan mengamati perubahan Indeks Harga Saham Gabungan maupun melihat faktor-faktor tertentu yang diperkirakan akan

Papi : You may have like this too where an accounting ethnographer conducts research by interacting with people with in any social phenomena that are part of the study;