• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH DALAM KAJIAN AL-QUR’AN

JURNAL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Ilmu al Qur’an dan Hadis

Dosen pengampu : Dr. Musthofa, M.Ag.

Disusun oleh: Milatul Afdlila

1600128009

PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2017

Daftar Isi

(2)

Abstrak...ii

A. Pendahuluan ...1

B. Urgensi Manajemen Bimbingan dan Konseling dalam al-Qur’an...1

C. Nilai Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah...9

D. Orientasi Manajemen Bimbingan dan Konseling yang Qur’ani 12 E. Kesimpulan...14

F. Penutup ...15

G. Daftar Pustaka ...16

ABSTRAK

(3)

kepentingan dengan bimbingan dan konseling itu sendiri, Misalnya, oleh siswa, guru mata pelajaran, kepala sekolah, para pemegang kebijakan lainnya atau masyarakat.

Banyak kalangan yang masih mempertanyakan tentang kadar keprofesionalan para pelaku profesi konseling itu. Jangankan untuk lingkungan masyarakat, dilingkungan persekolahan tidak sedikit ditemukan pandangan-pandangan yang merendahkan tugas dan pekerjaan konselor sekolah. Semua itu tentu merupakan sesuatu yang seharusnya disikapi sebagai tantangan dalam upaya menegakkan kemartabatan profesi bimbingan dan konseling. Maka dari itu, pihak BK sebagai pihak yang berwenang mengetahui siswa secara penuh diluar maupun dalam sekolah, bertujuan meningkatkan kuantitas dan kualitas layanan bimbingan dan konselor berdasarkan ayat-ayat al-Qur’an, selain itu menciptakan manajemen yang bagus untuk kerja sama, koordinasi dan sinergis kerja dengan berbagai komponen pendidikan lainnya. Karena dalam keberhasilan memanajemen diperlukan individual yang cerdas, bertaqwa, dan patuh pada ajaran-Nya belandaskan al-Quran.

Kata kunci: Manajemen, bimbingan dan konseling, sekolah, al-Quran

A. Pendahuluan

(4)

mendekatkan pembimbing dan peserta didik dengan cara sengaja atau tidak sengaja supaya didapatkan informasi yang valid dari sumbernya. Karena dalam masa perkembangan, mereka mulai mengalami kesulitan dalam dirinya. Permendiknas No.22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah menyatakan akan kedudukan bimbingan dan konseling sebagai kegiatan pengembangan diri yang bertujuan untuk memfasilitasi peserta didik berkenaan dengan masalah diri pribadi, sosial, belajar, dan karir. Agar pelayanan bimbingan dan konseling dapat berjalan secara optimal maka diperlukan kegiatan manajerial yang baik, kemampuan manajerial merupakan salah satu kompetensi yang wajib dimiliki konselor. Maka terbentuklah manajemen bimbingan dan konseling yang menjembatani para pembimbing dalam melakukan interaksi kepada siswa.

Dalam hal ini, al-Quran merupakan sumber pokok dalam memberikan beberapa pelajaran penting untuk membimbing dan mengarahkan manusia kearah kebaikan yang hakiki. Sehingga perlu adanya penafsiran yang benar sesuai maknanya dengan pendekatan tekstual maupun kontekstual. Karena tidak banyak orang paham dengan mudah dalam memahaminya. Maka dari itu untuk mempermudah penjelasan manajemen bimbingan dan konseling dalam perspektif al-Quran, penulis akan menjelaskan tiap ayat dan kaidahnya dalam pelaksanaannya.

A. Urgensi Manajemen Bimbingan dan Konseling dalam al-Qur’an

Al-Quran mengandung semua bidang pelajaran untuk kehidupan manusia, seperti halnya manajemen bimbingan dan konseling yang telah tersusun rapi didalamnya. Manusia diharapkan bisa menjadikan ayat-ayat tersebut sebagai pondasi untuk saling memberi bimbingan sesuai kemampuan dan kapasitas masing-masing. Berikut beberapa ayat al-Quran berkaitan dengan ini.

1. Al Ashr ayat 1-3

(5)

     

“Demi masa (1) Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian (2) kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran (3)”

Dalam Tafsir al-Azhar, menerangkan bahwa surat al-Ashr adalah waktu ashar atau waktu petang hari ketika bayang-bayang badan sudah mulai lebih panjang dari pada badan kita sendiri. Pada ayat kedua menjelaskan manusia dalam kerugian. Yang dimaksud manusia adalah orang-orang yang pada masa hidupnya tidak ada keuntungan sama sekali. Mereka hanya bersenang-senang tanpa berpikir panjang, sebab masa muda akan tetap berjalan sampai masa tua. Jadi jika selama masa hidupnya hanya berpikir pada satu kesenangan tak menguntungkan maka kerugian akan lebih besar. Selanjutnya pada ayat ketiga, mengecualikan orang-orang beriman. Orang-orang yang mempunyai kepercayaan bahwa hidupnya ini adalah atas kehendak Allah yang maha kuasa. Manusia datang kedunia hanyalah sementara waktu, namun masa yang sementara itu dapat diisi dengan baik karena ada keimanan. Kemudian manusia itu hidup bermasyarakat, sehingga tidak asing lagi yang namanya saling menasihati supaya menyalahkan yang salah dan membenarkan yang benar. Selain itu, bersabarlah ketika menghadapi fase-fase hidup seperti itu.1

Dari tafsiran diatas, pada ayat kedua dan ketiga menjelaskan bagaimana manusia dalam kerugian kecuali orang beriman, mengerjakan amal soleh, dan saling menasehati. Kemudian Nabi Muhammad menyuruh umatnya untuk menyebarkan atau menyampaikan ajaran agama Islam yang diketahuinya walaupun satu ayat saja yang diketahuinya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa nasihat agama itu ibarat bimbingan dan kebutuhan. Begitupula dengan proses pendidikan, bimbingan dan konseling adalah kebutuhan warga sekolah. Dimana guru sebagai tokoh utama yang berperan aktif dalam menghidupkan anak-anaknya.

(6)

Tugas guru adalah membimbing, mentransfer ilmu serta mengaplikasikannya. Sehingga yang dilakukannya tersebut merupakan amal ibadah yang mulia, memberikan kebermanfaatan untuk anak didik dalam lingkungan sekolah. Bukan hanya itu saja, siswa membutuhkan guru yang bisa mengayomi, memahami karakter mereka masing-masing, atau menjadikannya teman curhat. Karena pada fase tertentu anak akan mengalami perkembangan fisik maupun psikis. Wajarlah jika BK mulai membentuk sistem manajerial yang baik agar semua siswa bisa merasakan keberadaan guru atau pembimbing sebagai tempat yang nyaman dalam menukar masalah.

Guru dan siswa adalah manusia, mereka mempunyai hak untuk saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran. Tidak seratus persen pembimbing itu benar, pembimbing hanyalah manusia yang bisa salah. Sehingga dalam masalah seperti ini, siswa boleh memberikan argumennya untuk mencari jalan yang benar secara bersama-sama. Untuk bisa berjalan dengan kaki yang berbeda, pembimbing haru bisa menyeimbangkan dan memahami lebih dalam mengenai masalah dari tiap anak. Memang dibutuhkan waktu dan kesabaran, maka dari itu ayat diatas meminta para manusia untuk saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.

2. Al-Mujadilah ayat 11

                 

   

        

(7)

     

Dalam potongan ayat tersebut, Bisyr menceritakan kepada kami, dia berkata: Yazid menceritakan kepada kami, dia berkata: Sa’id menceritakan kepada kami dari Qatadah bahwa: “Biasanya bila mereka melihat ada yang baru datang, maka mereka tidak menyisakan tempat di majelis mereka disisi Rasulullah. Beliau lalu memerintahkan mereka untuk memberi kelapangan kepada yang lain.”2 Kemudian pada lanjutan ayat tersebut sampai lafadz   menerangkan kepada manusia untuk menuju kebaikan maka Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman karena telah patuh pada perintah. Perintah memberi kelapangan dalam majelis dan bersegera melakukan kebaikan bila diperintahkan. Allah juga menaikan derajat orang beriman yang diberi ilmu dibanding yang tidak diberi ilmu jika mereka mengamalkan ilmu mereka. Menurut Qatadah, ilmu memberikan fadhilah tersendiri bagi pemiliknya dan dia juga punya hak atas pemiliknya. Sungguh aku yakin, kalian orang yang berilmu punya keutamaan dan Allah memberikan keutamaan itu kepada yang berhak.3

Berdasarkan keterangan tafsiran diatas, secara keseluruhan menjelaskan tentang cara bermajelis yaitu dengan cara memberikan tempat kepada orang lain. Akan tetapi ayat ini secara luas juga mengandung pesan yang dapat ditarik mengenai tata cara bekerja sebagai sarana yang penting dalam melaksanakannya.

a. Membuat perencanaan

ketika rasulullah menyampaikan pesan-pesan hikmah didepan para sahabat tampak bahwa majelis tersebut sangat padat. Oleh karena itu

2 Abu Ja’far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Tafsir Ayh-Thabari, Diterjemahkan Fathurrozi dan Anshari Taslim, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009), h.805

(8)

rasulullah segera membenahi cara duduk para sahabat sehingga jika ada orang lewat tidak akan kesulitan. Demikian juga dalam bekerja, guru atau pembimbing harus membuat sebuah perencanaan untuk diterapkan. Perencanaan dibuat sebagai manajemen yang memiliki target sehingga bisa meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan.

b. Memberikan kesempatan kepada orang lain

Rasululllah menyuruh para sahabat yang telah lama duduk untuk bergantian berdiri dengan memberikan kesempatan kepada sahabat lain. Kasus seperti ini memberi pesan bahwa dalam bimbingan dan konseling adalah identik dengan interaksi. Sehingga banyak berhubungan dengan warga sekolah maupun masyarakat sekitar. Sehingga sangat penting sebagai pembimbing memberikan kesempatan bagi orang lain untuk berargumentasi atau berpendapat. Semua itu diperlukan untuk mencapai satu jalan terbaik dalam memecahkan masalah.

c. Mematuhi aturan yang berlaku

Telah ditegaskan pada potongan makna, “dan apabila dikatakan, berdirilah kamu, maka berdirilah”, dari makna tersebut dapat dipahami bahwa ada sebuah perintah untuk menaati peraturan. Dalam sekolah, tentulah ada banyak peraturan yang berlaku. Sehingga wajib untuk semua warga sekolah mematuhinya.

d. Bekerja dengan berbekal iman dan ilmu

Pada penutupan ayat 11 dijelaskan, “niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan” dari makna tersebut menyatakan bahwa seseorang yang memiliki iman dan ilmu harus melahirkan sifat-sifat terpuji sebagai penyeimbang ilmu yang dimilikinya. Misalnya seorang pembimbing tentulah memiliki dasar ilmu mengenai itu secara profesional.

3. At-Tin ayat 4



(9)

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”

  Allah telah menciptakan manusia. Ia adalah ciptaan Allah yang sempurna dari ciptaan-Nya yang lain. Ia diberi tempat di bumi untuk menjadi pemimpin. Merawat serta menjaga isinya, tidak jarang pula manusia lupa dan merusaknya. Akan tetapi rencana Allah lebih hebat, Allah menurunkan kekurangan dan kelebihan manusia untuk saling introspeksi. Bahwa Allah itu maha segalanya.   Manusia diciptakan dalam bentuk sebaik-baiknya dengan kondisi fisik dan psikis terbaik. Dari segi fisik, misalnya hanya manusia yang berdiri tegak sehingga otaknya bebas berpikir, yang menghasilkan ilmu dan tangannya juga bebas bergerak untuk merealisasikan ilmunya. Sedangkan dari segi psikis, hanya manusia yang memiliki pikiran dan perasaan yang sempurna dan lebih-lebih hanya manusia yang beragama. Maka dari itu fisik dan psikis manusia perlu dipelihara dan ditumbuh kembangkan melalui gizi yang yang cukup dan memberinya agama serta pendidikan yang mumpuni.4

Dalam at-Tin ayat 4 diatas, sebagai renungan kita bahwa manusia adalah makhluk yang sempurna. Meskipun terkadang kita bertanya-tanya, kenapa masih ada manusia yang cacat secara fisik? Begitulah manusia diciptakan, sempurna yang dimaksud tidak hanya dinilai secara fisik melainkan psikis. Manusia diberi kemampuan untuk berpikir dan melakukan sesuatu sesuai apa yang sudah dipikirkan secara matang, sehingga mereka dapat mengambil jalan yang benar. Diharapkan dengan adanya surat ini, manusia mensyukuri karunia dari sang pencipta. Demikian dengan guru, siswa, wali murid, dan semua warga sekolah, sama-sama manusia yang diciptakan dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Mereka mempunyai hak dan kewajiban dalam melaksanakan tugas, guru bertugas membimbing anak-anaknya dan siswa bertugas menggunakan akal pikiran untuk menggali ilmu.

(10)

4. Al Isra’ ayat 82

            

“Dan Kami turunkan dari al-Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan al-Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.”

Ayat diatas berfokus pada fungsi al-Quran diturunkan. Manusia diberi nikmat yang bermacam-macam, yaitu kesehatan, keamanan dan kekayaan, maka dia berpaling dari taat dan ibadah kepada Allah, dia menjauh dari Tuhannya karena terpedaya dan sombong. Dan apabia manusia tertimpa kesulitan dan musibah maka dia putus asa tehadap rahmat Allah. Ayat ini menggambarkan kedurhakaan manusia. jika dia menerima nikmat, dia congkak dan sombong jika dia tertimpa kesulitan dia putus asa dari Allah.5

 pada lafadz tesebut ditegaskan bahwa al-Qur’an  

diturunkan sebagai obat. Menurut al-Qurthubi dalam tafsirnya menyebutkan adanya dua pendapat ulama tentang penyakit yang bisa disembuhkan oleh al-Quran. Pertama, al-Quran menyembuhkan hati dari penyakit kebodohan dan keraguan. Kedua, menyembuhkan penyakit jasmani dengan ruqyah, taawudz dan sejenisnya.6 Al-Quran merupakan

obat penawar bagi seluruh umat muslim, aturannyapun sama seperti meminum obat dari dokter, kita harus rajin dan teratur membacanya setiap hari. Selain membaca, menghapal bisa menjadi jalan lain bagi orang-orang yang mampu. Mampu menjaga hafalannya dan akhlaknya demi menjaga kitab suci Allah.

Penjelasan diatas membuka mata kita bahwa obat tidak hanya ramuan atau racikan yang dibuat oleh tangan manusia. Demikian halnya dengan pembimbing, mereka diibaratkan dokter yang melayani siswa

5Syaikh Muhammad Ali Ash-Shabuni, Shafwatut Tafasir, Diterjemahkan KH.Yasin, (Jakarta:Pustaka Al Kautsar, 2011), h.237

(11)

dalam berbagai kondisi. Sehingga, siswa menjadi lebih baik dari pada sebelumnya. Keterkaitan pihak bimbingan dan konseling dalam menjalankan tugasnya perlu pikiran ekstra yang selalu segar. Karena pembimbing yang berjiwa muda akan lebih menarik siswa untuk membagikan apa yang ingin mereka ceritakan.

5. Yunus ayat 57

          

“Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.”

Ayat diatas menegaskan adanya empat fungsi al-Qur’an: pengajaran, obat, petunjuk, serta rahmat. Pengetahuan dari Tuhan yaitu al-Quran sebagai pemelihara dan pembimbing. Selain itu, sebagai obat yang sangat ampuh untuk penyakit kejiwaan yang terdapat dalam dada. Dada yang dituju adalah hati manusia. hati dinilai sebagai alat untuk mengetahui dan melahirkan ketenangan dan kegelisahan serta menampung sifat-sifat terpuji. Kemudian petunjuk yang merupakan jalan menuju kebenaran dan kebajikan yang amat besar. Yang terakhir adalah rahmat, sudah diberikan kenikmatan untuk merasakan hidup.7

Pada makna, “Sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada”, pelajaran yang datang adalah al-Quran. Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling yang menjadi landasan utama adalah al-Qur’an, selain itu hadits juga digunakan sebagai pelengkap. Sebab keduanya merupakan sumber dari segala sumber pedoman kehidupan umat islam. Al-Qur’an dan hadits diistilahkan sebagai landasan ideal dan konseptual bimbingan dan konseling yang didalamnya terdapat gagasan dan tujuan konsep-konsep bimbingan dan konseling bersumber.

(12)

B. Nilai Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Manajemen di sekolah merupakan rangkaian proses yang diupayakan kepala sekolah bagi kepentingan sekolahnya, semua kegiatan itu terdiri dari komponen manusia maupun non manusia yang dimiliki sekolah dalam rangka mencapai tujuan secara efisien.8 Manajemen tersebut adalah langkah awal

untuk menciptakan kualitas, mutu pendidikan, dan paling utama output peserta didik yang memiliki kematangan mental sekaligus intelektual diri.

Menurut T. Hani Handoko, manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.9 Sebagai sebuah lembaga pendidikan

tentunya memiliki tujuan yang ingin dicapai yaitu perwujudan dari tujuan pendidikan. untuk mendukung dan merealisasikannya, sekolah mempunyai kewajiban untuk melaksanakan manajemen sebagai tatanan Sdasar pencapaian visi misi sekolah.

Sedangkan Menurut Oey Liang Lee dalam manajemen pendidikan, manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan pengorganisasian, peyusunan, pengarahan, dan pengawasan dari pada sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.10 Menurut Mohamad Mustari, manajemen

pendidikan adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerjasama sekelompok manusia yang tergabung dalam organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya, agar efektif dan efesien.11

Pendapat dari berbagai ahli diatas yang beragam dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen mempunyai beberapa esensi yaitu (1) manajemen sebagai suatu proses kegiatan dan sumberdaya (2) manajemen seni dan ilmu perencanaan (3) manajemen sebagai usaha kerjasama. Dalam

8 Rahmania Utari, Manajemen Sekolah, diakses Pada 21 Januari 2017 dari staff.uny.ac.id.

9 T. Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta: BPFE, 1999), h.8

10 Mohammad Mustari, Manajemen Pendidikan, ( Jakarta: Rajawali pers, 2014), h. 3

(13)

sekolah, pelaksanaan manajemen sangat penting dan dibutuhkan dalam suatu organisasi juga bagi seorang individu, hal tersebut dikarenakan manajemen berkaitan dengan pencapaian suatu tujuan.

Pelaksanaan manajemen di sekolah memiliki ciri-ciri diantaranya adanya otonomi yang kuat pada tingkat sekolah, peran serta aktif masyarakat dalam pendidikan, proses pengambilan keputusan yang demokratis dan berkeadilan, menjunjung tinggi akuntabilitas dan transparansi dalam setiap kegiatan pendidikan.12 Dengan beberapa ciri-ciri tersebut, manajemen sekolah

dianggap mampu memberikan kontribusi besar terhadap pencapaian tujuan pendidikan. penjelasan manajemen diatas mengandung banyak pemahaman bahwa banyak sekali nilai-nilai mahal dalam sebuah manajerial disekolah yaitu mengenai fungsi manajemen bimbingan dan konseling.

Fungsi esensi yang berada dalam penstrukturan manajemen adalah waktu, aktivitas peserta didik, pendefinisian kecerdasan, kemampuan intelektual, prestasi serta perilaku yang baik, penilaian, pemisahan peran, tanggungjawab antara guru dan peserta didik, supervisi, pengawasan terhadap peserta didik dan pertanggungjawaban.13 Dengan adanya fungsi yang jelas,

pelaksanaan manajemen akan lebih mudah dicapai, sebaliknya tanpa manajemen, suatu organisasi atau individu akan lebih sulit dalam mencapai tujuan. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu organisasi yang ada di dalam sekolah yang juga memerlukan adanya manajemen agar dapat mencapai tujuannya.

Awal munculnya bimbingan konseling berasal dari Amerika Serikat yang telah dimulai sejak Frank Parson14 mendirikan sebuah badan bimbingan

12 Misra Dan Rika Maria, Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Di MTsN Batusangkar, Jurnal Al-Ta’lim Jilid I, No.5 Juli 2013, h.432

13 Rahmania Utari, Manajemen Sekolah, diakses Pada 21 Januari 2017 dari staff.uny.ac.id.

(14)

yang disebut Vocational Bureau di Boston pada tahun 1908. Sejak saat itu berkembanglah bimbingan konseling sampai ke Indonesia. Secara resmi pada tahun 1975 pelayanan bimbingan konseling telah masuk ke sekolah-sekolah.

Istilah bimbingan dan konseling itu sendiri berbeda. Istilah tersebut digunakan sebagai terjemahan dari bahasa Inggris guidance yang berarti menunjukkan jalan, memimpin, menuntun, mengatur, dan mengarahkan. 15

Menurut Frank Parson, bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu untuk memilih, mempersiapkan diri, dan memangku suatu jabatan serta mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya itu.16 Sebagaimana

telah dikemukakan bahwa bimbingan di sekolah merupakan wadah bagi siswa untuk mendapatkan solusi dari masalah yang ada pada dirinya. Sehingga mereka merasa diayomi, dipedulikan dan diperhatikan dalam lingkungan sekolah.

Sedangkan konseling berasal dari bahasa latin yaitu consilium berarti dengan atau bersama dan dirangkai dengan menerima atau memahami.17

Konseling merupakan suatu interaksi pemberian bimbingan yang dilakukan oleh guru atau pembimbing dengan satu orang atau dengan beberapa orang. Dari segi pengertian antara bimbingan dan konseling memanglah berbeda, namun kedua hal tersebut memiliki fungsi dan tujuan yang sama yaitu membantu orang lain dalam pengembangan diri sendiri.

Dari pengertian bimbingan dan konseling diatas, memberikan pengetahuan bahwa bimbingan dan konseling bukan hal yang sama dalam segi pengertian, akan tetapi memiliki tujuan yang sama yaitu mengenal siswa dengan berbagai karakteristiknya, konseling perorangan, bimbingan dan konseling kelompok, melaksanakan bimbingan karir termasuk informasi pendidikan dan karir, penempatan, tindak lanjat dan penilaian, konsultasi dengan guru, semua personil sekolah, orang tua, siswa, kelompok dan masyarakat.

15 W.S. Winkel, Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah, (Jakarta: PT. Gramedia, 1978), h.15-19

16Priyatno dan Erman Anti, Dasar - Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999), h.93

(15)

C. Orientasi Manajemen Bimbingan dan Konseling yang Qur’ani

Bimbingan Konseling yang berorientasi pada hakekat manusia bermasalah bukan menjadi kendala melainkan tantangan dalam mengembangkan sistem-sistem yang Qur’ani. Bimbingan dan konseling dalam islam berorientasi kepada:18

1. Meletakkan al-Quran sebagai dasar solusi kehidupan 2. Belajar al-Quran dengan taat dan benar

3. Menjadi seorang mukmin yang tidak hanya menimbun segala sesuatu dihati tanpa melakukan aksi sesuai perintah dan pesan dalam al-Quran. 4. Mempunyai komitmen dalam islam, diantaranya: percaya islam,

mengetahui bimbingan pada islam, menerapkan islam, mengundang orang-orang ke agama islam, dan sabar. Kemudian bimbingan dan konseling dalam islam dapat mengangkat moralitas sesuai tanggungjawabnya.

Allah memberi kita alat dan tehnik untuk memecahkan masalah-masalah. Quran dan hadis digunakan sebagai alat dalam bimbingan dan konseling, disamping itu, para pembimbing menggunakan tehnik-tehnik yang berlandaskan kedua sumber tersebut dengan kepercayaan, menghargai, memahami, menjadi pendengar yang baik.

Secara operasional bimbingan dan konseling di sekolah harus melakukan kegiatan dalam rangka pelaksanaan kerja nyata. Hal tersebut harus diselenggarakan sesuai prosedur. Pada umumnya prosedurnya sebagai berikut.19

a. Fase persiapan

Untuk memberikan konseling yang baik dan teratur, pembimbing harus mempersiapkan sebagai berikut: Pengumpulan data, pengolahan data,

18Fenti Hikmawati, Islamic Counselling Model to Increase Religious Commitment (Study of Students at the University UIN Bandung), International Journal of Nusantara Islam, (Bandung: State Islamic University Sunan Gunung Djati), h.66

(16)

mengambil kesimpulan atau diagnosa, menentukan langkah-langkah yang akan diambilnya untuk konseling.

b. Fase konseling

Pada fase ini memberikan konseling atas dasar rencana yang telah diambilnya pada fase persiapan. Pada fase ini pembimbing dapat menggunakan teknik tertentu untuk menghadapi siswa.

c. Fase follow up

Pada fase ini, sebagai pembimbing haruslah mengikuti akibat proses konseling yang telah diberikan. Pada fase ini kita juga mengadakan kontrol untuk mengukur tepat tidaknya langkah-langkah yang telah diambil dalam proses konseling.

Wujud kongkrit pelaksanaan manajemen bimbingan dan konseling yang Quraniyah ditempuh dengan mengikuti tahapan-tahapan yang sudah ditentukan sesuai prosedur berdasarkan teori konvensional dan Quran. Bila ada masalah apapun yang merusak akidah, tindakan dan moral Qur`aniyah adalah bagian dari bentuk musuh dan penyakit yang menuntut adanya kepedulian dari berbagai pihak, untuk melakukan bimbingan dan mencarikan solusinya. Orientasi tersebut pada dimensi peningkatan potensi fitrah sebagai potensi positif pada diri manusia.

Menurut al-Ghazali fitrah dan kesucian adalah bagaikan cermin yang bersih. Menurutnya, cermin yang bersih akan memantulkan cahaya yang bersih bahkan dapat memberikan manfaat dan penerangan pada berbagai kegelapan. Sedangkan cermin yang kotor justru akan menimbulkan cahaya yang buruk, bahkan boleh jadi membikin kerusakan pada pihak lain.20 Oleh

karena itu, tidak ada jalan lain bagi kehidupan saat sekarang. Kecuali terus berusaha untuk memelihara dan mengembangkan fitrah maupun potensi kesucian bagi umat manusia. Di antaranya ialah dapat ditempuh dengan cara bertaubat dari kesalahan yang akan digantikan dengan nilai-nilai kebaikan.

(17)

Di antara bentuk taubat yang dapat di tegakkan adalah mengembangkan empat pilar kebutuhan pokok, yaitu: meingkatkan kebutuhan ruhaniyah dan spiritual, seperti shalat, puasa, baca al-Quran, dzikir dan sejenisnya. Kedua, meningkatkan kebutuhan psikologis, seperti menghindari perasaan dari berbagai tindakan yang menyakitkan pihak lain. Ketiga, meningkatkan kebutuhan biologis, seperti peningkatan taraf hidup di bidang papan, pangan dan sandang melalui cara-cara yang halal dan sehat. Keempat, meningkatkan kepedulian sosial keagamaan, seperti zakat, shadaqah, infaq, bersilaturrahim, saling memaafkan dan saling peduli terhadap pihak lain.21 Pengembangan

empat kebutuhan dimaksud dapat dikatakan sebagai langkah-langkah strategis dan sebagai terobosan tercepat untuk masuk surga dengan penuh kedamaian.

D. Kesimpulan

Didalam al-Quran banyak sekali ayat mengenai manajemen bimbingan dan konseling, khususnya dibidang pendidikan. Dalam jurnal ini, penulis hanya mencantumkan lima surat meliputi: Al-Ashr ayat 1-3, Al-Mujadilah ayat 11, At-Tin ayat 4, Al-Isra’ ayat 82, Yunus ayat 57. Kelima surat tersebut mengandung makna dan kaidah sebagai berikut:

1. Al-Ashr ayat 1-3, memberi pelajaran bahwa nasihat agama itu ibarat bimbingan dan kebutuhan. Seperti halnya nasihat guru sebagai orang tua siswa disekolah, ia mempunyai peran yang cukup luas dalam bidangnya. 2. Al-Mujadilah ayat 11, mengajarkan kita untuk membuat perencanaan

sebelum melakukan sebuah pekerjaan dengan bekal iman dan ilmu, sama seperti Bk, tugasnya adalah membuat manajemen sehingga ada target yang dicapai.

3. At-Tin ayat 4, diharapkan manusia latihan mensyukuri karunia dari sang pencipta bahwa mereka diciptakan dalam bentuk sebaik-baiknya. Demikian dengan guru, siswa, wali murid, dan semua warga sekolah,

(18)

sama manusia yang diciptakan dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing.

4. Al-Isra’ ayat 82, dari pengertian kandungan ayat tersebut, pembimbing diibaratkan dokter yang melayani siswa dalam berbagai kondisi. Sehingga, siswa menjadi lebih baik dari pada sebelumnya. Keterkaitan pihak bimbingan dan konseling dalam menjalankan tugasnya perlu pikiran ekstra yang selalu segar. Karena pembimbing yang berjiwa muda, ceria, semangat tinggi akan lebih menarik siswa untuk membagikan apa yang ingin mereka ceritakan dan mendekatkan diri.

5. Yunus ayat 57, menegaskan adanya empat fungsi al-Qur’an: pengajaran, obat, petunjuk, serta rahmat. Fungsi-fungsi tersebut diinterpretasikan kedalam lingkungan manajemen BK, yang perannya sangat dibutuhkan sekali meskipun terkadang banyak yang memandang sebelah. Karena pada dasarnya semua penyakit ada berasal dari pikiran, hati, dan pebuatan yang kurang terpuji. Sehingga, perlu adanya bimbingan psikis untuk peserta didik.

Berdasarkan ayat-ayat diatas, orientasi bimbingan dan konseling yang berorientasi pada hakekat manusia bermasalah bukan menjadi kendala melainkan tantangan dalam mengembangkan sistem-sistem yang Qur’ani.

F. Penutup

(19)

G. Daftar Pustaka

Al-Qurthubi, Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad Al Anshari. 1940. Al Jami’ Li Ahkam Al-Quran Juz 10, Kairo.

Anti, Priyatno dan Erman. 1999. Dasar - Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Ash-Shabuni, Syaikh Muhammad Ali. 2011. Shafwatut Tafasir, Diterjemahkan KH.Yasin, Jakarta:Pustaka Al Kautsar.

Aswadi. 2012. Replika Bimbingan dan Konseling dalam Perspektif Al-Qur’an, Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam, Vol. 02, No. 01.

Ath-Thabari, Abu Ja’far Muhammad bin Jarir. 2009. Tafsir Ayh-Thabari, Diterjemahkan Fathurrozi dan Anshari Taslim. Jakarta: Pustaka Azzam.

Fenti Hikmawati, Islamic Counselling Model to Increase Religious Commitment (Study of Students at the University UIN Bandung), International Journal of Nusantara Islam, Bandung: State Islamic University Sunan Gunung Djati.

Hamka. 2015. Tafsir al-Azhar. Jakarta:Gema Insani.

Handoko,T. Hani.1999. Manajemen. Yogyakarta: BPFE.

Kementrian Agama RI. 2011. Al-Qur’an Dan Tafsirnya Jilid 10. Jakarta: Widya.

Maria, Misra Dan Rika. Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Di MTsN Batusangkar, Jurnal Al-Ta’lim Jilid I, No.5 Juli 2013.

Mustari, Mohammad. 2014. Manajemen Pendidikan Jakarta: Rajawali Pers. pers.

Shihab, M.Quraish. 2002. Tafsir Misbah. Jakarta: Lentera Hati.

Utari, Rahmania, Manajemen Sekolah, diakses Pada 21 Januari 2017 dari staff.uny.ac.id.

Walgito, Bimo. 1995. Bimbingan dan Penyuluhan Disekolah. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM.

(20)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan langkah-langkah pelaksanaan supervisi akademik guna meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran matematika; dan 2)

First of all, it’s at least true that we don’t want the same tuple to appear more than once in the same relvar (at the same time, that is), because such a state of affairs

CV BINTANG PRIMA adalah perusahaan yang dalam proses produksinya tidak mempergunakan kayu yang berasal dari hasil lelang, dengan demikian verifier ini

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut Store atmosphere yang ada pada food court kampus dapat dikatakan cukup

Harapan kami, semoga karya ilmiah yang sederhana ini, dapat memberi informasi bagi seluruh masyarakat khususnya di kabupaten Klaten untuk

PENGARUH KOMPENSASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASIONAL SEBAGAI VARIABEL MEDIASI (Studi Kasus. Asep

(b) tuntutan ini dibuat mengikut kadar dan syarat seperti yang dinyatakan di bawah peraturan- peraturan bagi pegawai bertugas dan atau pegawai berkursus yang berkuatkuasa

Pembanding 10 ton jerami dengan 5 ton pupuk kandang ayam per hektar yang diberi 0.4 pupuk kandang per hektar per hektar yang dicairkan sebagai dekomposer berpotensi