MAKALAH
PEMANFAATAN ICT SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
DI LINGKUNGAN SEKOLAH
DISAJIKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH MANAJEMEN BISNIS ICT
Oleh :
Samsurizal
55414120029
DOSEN : DR. IR. IWAN KRISNADI, MBA
PROGRAM MAGISTER TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM PASCASARJANA
MANAJEMEN TELEKOMUNIKASI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ... I
ABSTRAKSI ... ii
iBAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 3
1.3 Tujuan Penulisan ... 3
BAB II PEMBAHASAN ... 4
2.1 Pengertian ICT Dalan Dunia Pendidikan ... 4
2.2 Pemanfaatan ICT Dalam Dunia Pendidikan ... 4
2.3. Media Pembelajaran Berbasis ICT ... 6
2.3.1. Pengertian Media Pembelajaran ... 6
2.3.2 Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis ICT ... 7
2.4 Pengelolaan Materi Menjadi Berbasis ICT ... 8
BAB III MANFAAT DAN KENDALA ... 9
3.1 Manfaat Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis ICT ... 9Error! Bookmark not defined. 3.2 Dampak ICT terhadap Aktivitas Pembelajaran... 9
3.3 Kelebihan ICT Dalam Media Pembelajaran ... 12
3.4 Kendala Pemanfaatan ICT Dalam Dunia Pendidikan .... 13Error! Bookmark not defined. BAB IV KESIMPULAN ... 15
ABSTRAK
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) atau Information Communication and Technology (ICT) di era globalisasi
saat ini sudah menjadi kebutuhan yang mendasar dalam mendukung efektifitas dan kualitas proses pendidikan.
Pendidikan berbasis TIK merupakan sarana interaksi manajemen dan administrasi pendidikan, yang dapat
dimanfaatkan baik oleh pendidik dan tenaga kependidikan maupun peserta didik dalam meningkatkan kualitas,
produktivitas, efektifitas dan akses pendidikan.
Perkembangan TIK atau multimedia di Indonesia khususnya dalam dunia pendidikan masih belum optimal
dibandingkan dengan negara-negara tetangga sepertI Singapura, Malaysia dan Thailand. Terdapat beberapa
masalah dan kendala yang masih dirasakan oleh masyarakat khususnya tenaga pendidik dan profesional pendidikan
untuk memanfaatkan TIK di berbagai jenjang pendidikan baik formal maupun non formal. Permasalahan tersebut
terutama berkaitan dengan kebijakan, standarisasi, infrastruktur jaringan dan konten, kesiapan dan kultur sumber
daya manusia di lingkungan pendidikan.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada zaman sekarang ini, perkembangan teknologi sudah semakin pesat
sehingga menjadi sebuah kebutuhan bagi setiap orang. Semua orang dapat
melakukan hal-hal lebih mudah dengan teknologi yang sudah ada termasuk
kemudahan dalam mencari dan mendapatkan informasi.
Seperti yang kita ketahui, Teknologi Informasi dan Komunikasi atau TIK (bahasa
Inggris : Information and Communication Technology, disingkat ICT) perkembangan
ICT sudah semakin pesat. Hampir setiap orang sudah menggunakan ha-hal yang
berhubungan dengan perkembangan ICT seperti internet, HP, maupun tablet yang
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan ICT juga dibutuhkan dalam
kegiatan mengajar dan belajar di dalam dunia pendidikan.
Dalam praktek di lembaga-lembaga pendidikan baik formal maupun non formal,
ICT meliputi komputer, laptop, network komputer, printer, scanner, video/DVD
player, kamera digital, tape/CD, interactive whiteboards/smartboard. Dengan demikian,
perlu ditegaskan bahwa peran ICT adalah sebagai enabler atau alat untuk
memungkinkan terjadinya proses pendidikan dan pembelajaran. Jadi ICT merupakan
sarana untuk mencapai tujuan, bukan tujuan itu sendiri.
Sehingga diketahui cakupan ICT secara rinci meliputi :
Software dan Hardware komputer serta fasilitas telekomunikasi
Mesin hitung dari kakulator hingga komputer
perangkat proyektor / LCD
LAN (Local Area Network) dan WAN (Wide Area Network)
Kamera digital, games komputer, CD, DVD, telepon selular, satelit telekomunikasi dan serat optik
1.1 Beberapa contoh ICT
Dalam dunia pendidikan, ada banyak yang dapat diterapkan melaui ICT seperti
pendidikan jarak jauh yang dapat diselenggarakan semua orang di setiap jenjang
pendidikan. Sistem pendidikan jarak jauh yang dimulai dengan generasi pertama
korespondensi (cetak), generasi kedua multimedia (Audio, VCD, DVD), generasi ketiga
pembelajaran jarak jauh (telekonferensi/TVe), generasi keempat pembelajaran fleksibel
(multimedia interaktif) dan generasi kelima e-Learning (web based course), akhirnya
generasi keenam pembelajaran mobile (koneksi nirkabel/www).
Pada awalnya, e-learning merupakan penyampaian informasi, komunikasi,
pendidikan, pelatihan secara online. Lalu, e-learning menyediakan seperangkat alat
yang dapat memperkaya nilai belajar secara konvensional (model belajar konvensional,
kajian terhadap buku teks, CD-ROM, dan pelatihan berbasis komputer), sehingga dapat
menjawab tantangan perkembangan globalisasi. e-learning tidak berarti menggantikan
model belajar konvensional di dalam kelas, tetapi memperkuat model belajar tersebut
melalui pengayaan konten dan pengembangan teknologi pendidikan. Kapasitas peserta
didik amat bervariasi tergantung pada bentuk isi dan cara penyampaiannya. Makin baik
keselarasan antar konten dan alat penyampai dengan gaya belajar, maka akan lebih
Pembelajaran berbasis ICT atau e-learning dapat menggunakan berbagai media
elektronik seperti Internet, Intranet, DVD, TV, dan juga alat komunikasi elektronik
seperti handphone dan tablet. ada 2 jenis e-learning yaitu pembelajaran e-learning
secara langsung dan tidak langsung. Contoh pembelajaran e-learning secara langsung
adalah mendengarkan siaran radio, menonton televisi, chatting, dan juga video
conference. Contoh pembelajaran yang tidak langsung adalah belajar dengan
menggunakan fasilitas internet, menggunakan DVD, menggunakan Video Tape, serta
forum diskusi.
1.2. Rumusan Masalah
1. Pengertian ICT di Dunia Pendidikan;
2. Pemanfaatan ICT dalam Dunia Pendidikan di Indonesia;
3. Kendala Pemanfaatan ICT dalam Dunia Pendidikan; dan
4. Upaya Menerapkan ICT dalam Dunia Pendidikan
1.3. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian ICT bagi dunia pendidikan,
2. Mengetahui bagaiman cara agar dapat memanfaatkan ICT dalam dunia
pendidikan,
3. Mengetahui apa-apa saja kendala yang akan di hadapi dalam dunia pendidikan
dengan adanya ICT, dan
4. Mampu menemukan upaya-upaya untuk menerapkan ICT dalam dunia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi di Dunia Pendidikan
Teknologi informasi dan komunikasi mencakup dua aspek, yaitu teknologi informasi
dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi, mencakup segala hal yang berkaitan
dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan
informasi. Sedangkan, teknologi komunikasi mencakup segala hal yang berkaitan
dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat
yang satu ke lainnya. Maka, teknologi informasi dan teknologi komunikasi adalah suatu
kesatuan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala
kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan dan
transfer/pemindahan informasi antar media.
Sedangkan, arti ICT bagi dunia pendidikan itu sendiri berarti tersedianya saluran
atau sarana yang dapat dipakai untuk menyiarkan program pendidikan.
2.2. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Dunia Pendidikan
di Indonesia
ICT dalam dunia pendidikan digunakan untuk menunjang proses pembelajaran.
Berikut adalah beberapa pemanfaatan ICT dalam pembelajaran:
Memanfaatkan fasilitas multimedia yang sudah tersedia untuk mempermudah
kegiatan yang dilakukan selama proses pembelajaran. Misalnya, untuk presentasi. Jika
dahulu presentasi hanya menggunakan media OHP yang monoton, sekarang
presentasi sudah dapat ditampilkan dengan LCD projector dan dibuat lebih kreatif
dengan menampilkan berbagai konten multimedia, seperti gambar, video, suara, dan
sebagainya.
Memanfaatkan internet untuk proses pembelajaran jarak jauh (kelas virtual). Kelas
virtual ini sudah menjadi tren di era globalisasi sekarang. Karena kelas virtual mmiliki
saling berbagi pengetahuan, meningkatkan kreativitas, dan menumbuhkan cara belajar
yang mandiri.
Memungkinkan peserta didik untuk berdemonstrasi dengan perangkat multimedia
yang ada. Misalnya, menampilkan suatu kegiatan eksperimen dengan tujuan untuk
memperlihatkan bagaimana cara yang dilakukan dalam eksepimen tersebut.
Untuk mencari e-book pun sudah sangat mudah. Sekarang ini sudah
banyak websiteyang menyediakan layanan e-library secara gratis. Dengan hanya
memasukkan judul buku atau bahkan pengarang buku, maka kita sudah dapat
mendapatkan e-book yang kita cari untuk pembelajaran kita.
2.3. Media Pembelajan Berbasis ICT
2.3.1 Pengertian Media Pembelajaran
Istilah media berasal dari bahasa latin yang mempunyai arti “antara”. Makna
tersebut dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk membawa
suatu informasi dari suatu sumber kepada penerima. Sedangkan menurut Wina
Sanjaya secara umum media merupakan kata jamak dari “medium”, yang berarti
perantara atau pengantar. Kata media berlaku untuk berbagai kegiatan atau usaha,
seperti media dalam penyampaian pesan, media pengantar magnet atau panas dalam
bidang teknik. Dan istilah media juga digunakan dalam bidang pendidikan, dalam hal
in pengajaran. Ada banyak defenisi yang diungkapkan oleh beberapa pakar dalam
mendefenisikan media pembelajaran. Berikut ini beberapa defenisi atau konsep media
pembelajaran menurut para pakar. Menurut Association of Education and
Communication Technology (AECT) media adalah segala bentuk dan saluran yang
digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi. Apabila dikaitkan dengan
kegiatan pembelajaran maka media dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang
digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi dari pengajar ke
peserta didik.
Selain dai Pengertian di atas Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang
secara harfiah berarti ”tengah”, ”perantara” atau ”pengantar”. Dalam bahasa arab,
media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
Jadi, media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan
pengajaran.
Sedangkan media pembelajaran yaitu apabila media itu membawa pesan-pesan
atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud
pengajaran. Saat ini muncul kecenderungan pemanfaatan/pendayagunaan media
berbasis teknologi informasi dan komunikasi (ICT atau information Communication
Technology). Media pembelajaran berbasis ICT adalah alat yang digunakan dalam
proses pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi informasi atau TIK (Teknologi
2.3.2. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis ICT
Banyak sekali media dilingkungan sekitar kita yang dapat dimanfaatkan dalam
proses pembelajaran, untuk itu perlu kita pilih. Pemilihan ini penting dalam rangka,
agar ketika media pembelajaran itu kita pilih sebagai alat bantu penyampai pesan
benar-benar menjadi alat bantu yang efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Prinsip-prinsip dalam pemilihan media pembelajaran yang memungkinkan terjadinya
proses pembelajaran yang konstruktif antara lain:
1. Kesesuaian media dengan tujuan pembelajaran
2. Kesesuaian media dengan lingkungan belajar
3. kesesuaian media dengan karakteristik pembelajaran
4. Kemudahan dan keterlaksanaan pemanfaatan media
5. Kefisiensi media dalam kaitannya dengan waktu, tenaga dan biaya
6. Keamanan bagi pembelajaran
7. Kemampuan media dalam mengaktifkan siswa.
Pemanfaatan ICT dalam pembelajaran biasanya menggunakan perangkat keras
(hardware) dan perangkat lunak (software) beserta aplikasinya, seperti: perangkat
komputer yang tersambung dengan jaringan internet, LCD/proyektor, CD
pembelajaran, televisi, bahkan menggunakan web atau situs-situs tertentu dalam
internet.
Dalam pembelajaran berbasis ICT, selain dukungan perangkat keras dan perangkat
lunak, dukungan koneksi berbasis web (internet) juga sangat diperlukan. Hal ini
memungkinkan para siswa dan guru melaksanakan aktifitas pembelajaran tidak harus
selalu bertatap muka secara langsung, akan tetapi bisa dengan cara online yang
tekoneksi dengan jaringan internet. Dengan adanya jaringan internet ini seseorang
dapat mengakses data apa saja dengan melakukan browsing ke berbagai penyedia
data (server) di berbagai belahan dunia. Beberapa fasilitas yang tersedia melalui
jaringan internet yang bermanfaat untuk pengembangan pembelajaran adalah
A. pencarian informasi dengan menggunakan mesin pencari (search engine)
termasuk didalamnya layanan pengelolaan uploud dan download dokumen.
B. layanan kelompok diskusi dengan menggunakan mailing-list.
C. layanan komunikasi melalui surat elektronik (email). Dalam perkembangannya,
email dipergunakan sebagai pendukung layanan jejaring sosial seperti
facebook, twitter, dsb.
D. layanan media komunikasi (interaksi) berbasis situs web, seperti blog.
E. ketersediaan aplikasi/progam yang bersifat freeware (boleh diunduh) untuk
media pembelajaran, seperti aplikasi perhitungan zakat, aplikasi pembelajaran
baca tulis Al-Qur’an, aplikasi perhitungan warisan, dsb.
2.4. Mengolah Materi menjadi Berbasis ICT
Tahap 1. Seleksi buku.
Memilih sebuah buku yang akan menjadi acuan dengan pertimbangan isi materi, tingkat
kesulitan, metodologi instruksional, dan integritas keilmuan penulis.
Tahap 2. Strukturisasi-Sturkturisasi diawali dengan membuat proposisi dari teks dasar.
Setelah menentukan proposisi utama, makro, dan mikro, langkah selanjutnya adalah
mengalihkannya ke bentuk outline, sehingga didapatkan sebuah model representasi
teks.
Tahap 3. Seleksi materi yang sesuai kebutuhan siswa.
Tidak semua materi yang ada pada topik/materi diperlukan oleh siswa. Oleh karena itu
dibutuhkan pemilihan kembali terhadap materi yang sesuai dengan tuntutan kurikulum.
Tahap 4. Reduksi
Reduksi pada materi yang akan diajarkan dilakukan dengan cara penyederhanakan
bahasa, visualisasi, dan penggunaan teknik historis dalam pemaparannya.
Penyederhanaan bahasa dilakukan dengan mengabaikan hal-hal kurang relevan
dengan kebutuhan siswa. Visualisasi dilakukan dengan memberikan gambar dari suatu
proses yang terjadi. Akan lebih mudah dipahami jika disajikan dalam bentuk gambar
BAB III
MANFAAT DAN KENDALA
3.1. Manfaat Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis ICT
Dalam suatu sistem yang akan digunakan tentunya terdapat banyak manfaat dari
sistem yang akan pakai dan kembang, diantara manfat penggunaan media
pembelajaran berbasis ICT dalam dunia pendidikan yaitu:
1. Materi abstrak (diluar pengalaman sehari-hari)
2. Kekuatan Hypertext (dibandingkan Buku)
3. Penggambaran ulang object belajar dan pola pikir siswa
4. Meningkatkan retensi/daya ingat siswa dengan belajar secara multimedia
5. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan tenaga
6. Memungkinkan siswa belajar mandiri, sesuai bakat, kemampuan visual, auditori dan
kinestetiknya
7. Memberikan rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman & menimbulkan
persepsi yang sama
8. Pembelajaran dapat lebih menarik
9. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek
10.Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan.
3.2. Dampak ICT terhadap aktivitas pembelajaran
Tahukah kita selain membawa manfaat yang besar Teknologi Informasi dan
Komunikasi (ICT) juga mempunyai pengaruh buruk yang besar pula pada
perkembangan generasi anak bangsa. Saat ini perangkat yang paling mempengaruhi
anak pelajar Indonesia saat ini antara lain :
1. Komputer
2. Handphone
3. MP4 player
4. Game Console
Namun kali ini kita akan membahas salah satu diantaranya yaitu pengaruh buruk
Teknologi Komputer. Pengaruh positif atau negatif yang bisa muncul dari alat ini tentu
saja lebih banyak tergantung dari pemanfaatannya. Bila anak-anak dibiarkan
menggunakan komputer secara sembarangan, pengaruhnya bisa jadi negatif.
Sebaliknya, komputer akan memberikan pengaruh positif bila digunakan dengan
bijaksana, yaitu membantu pengembangan intelektual dan motorik anak. Pengaruh
buruk lewat internet, mampu mengakses internet sesungguhnya merupakan suatu
awal yang baik bagi pengembangan wawasan anak. Sayangnya, anak juga terancam
dengan banyaknya informasi buruk yang membanjiri internet. Melalui internetlah
berbagai materi bermuatan seks, kekerasan, dan lain-lain dijajakan secara terbuka dan
tanpa penghalang. Sebuah studi yang menunjukkan bahwa satu dari 12 anak di
Canada sering menerima pesan yang berisi muatan seks, tawaran seks, saat tengah
berselancar di internet.
3.3. Permasalahan dan Solusi internet dalam dunia Pendidikan
Kendala bidang pendidikan ini dapat diatasi dengan adanya internet yang bisa diakses
oleh peserta didik di perguruan tinggi. Berbagai macam informasi seperti perpustakaan
online, jurnal online, majalah, dan bahkan buku-buku teks yang dapat di-download
gratis dari berbagai situs yang ada dalam dunia internet. Mahasiswa bisa mencari
apapun yang berkaitan dengan materi perkuliahan disampaikan dosen di kelas, untuk
memperbandingkan, memperkaya pengetahuan, dan mencari sesuatu yang
memerlukan kejelasan dan pemahaman mendalam.
Permasalahan selalu timbul dalam dunia pendidikan adalah kekurangan informasi dan
referensi akibat terbatasnya jumlah sarana belajar. Ketersediaan buku – buku di
perpustakaan terutama pada lembaga pendidikan swasta cukup memprihatinkan dan
sangat jauh dari harapan jika yang menjadi tujuan adalah melahirkan sarjana-sarjana
berkualitas dari universitas.
Namun pada praktiknya, sosialisasi internet bagi dunia pendidikan tidak semudah yang
dibayangkan dan diharapkan banyak pihak, menurut Rahardjo (2001), terbatasnya
pemanfaatan teknologi informasi ini dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya
Indonesia, mahalnya biaya akses internet, dan ketidaksiapan tenaga pendidik.
Faktor pertama, merupakan permasalahan utama dalam memanfaatkan segala
teknologi hasil karya masyarakat Barat. Produk-produk teknologi yang sampai ke
tangan masyarakat dunia umumnya menggunakan komunikasi berbahasa Inggris
sehingga menyulitkan bagi para pengguna seperti mahasiswa Indonesia yang Jurnal
Ilmiah umumnya masih memiliki kemampuan rendah dalam bahasa asing, sedangkan
banyak informasi-informasi dan ilmu pengetahuan direkayasa dalam bahasa
internasional tersebut.
Faktor kedua, keterbatasan informasi dan ilmu pengetahuan dalam bahasa Indonesia,
menjadi salah satu penyebab rendahnya penggunaan internet dalam negeri. Kesadaran
masyarakat Indonesia untuk berbagi ilmu pengetahuan masih sangat rendah dibanding
di luar negeri. Informasi masih dianggap suatu hal pribadi dan berharga mahal yang
tidak dapat diakses oleh seluruh orang, menjadikan pengetahuan hanya berkembang
untuk diri pribadi dan komunitas tertentu saja.
Faktor ketiga, adalah kendala mahalnya biaya untuk menggunakan internet di dalam
negeri. Untuk mengakses internet pribadi dengan menggunakan jaringan telepon milik
pemerintah seseorang harus mengeluarkan biaya hampir sepuluh ribu rupiah per jam
sehingga membatasi pemanfaatan internet tersebut. Solusi ini dapat dipecahkan
dengan menggunakan internet pada warung-warung internet dengan biaya yang lebih
murah antara dua ribu sampai tiga ribu rupiah per jam. Namun masih saja terlalu mahal
untuk seorang mahasiswa apabila harus menggunakan dalam frekuensi tinggi (selalu
mengakses).
Faktor terakhir, permasalahan dari tenaga pendidik itu sendiri yang masih belum siap
menggunakan teknologi internet dalam proses pengajarannya akibat kurangnya
kemampuan dosen dalam bidang ini. Seorang dosen tidak akan pernah menyarankan
kepada mahasiswa memperkaya wawasan dengan fasilitas internet akibat
kekurangmampuannya sendiri. Dampak akhir yang terjadi mahasiswa tidak akan
termotivasi untuk mengembangkan diri jika dosen tidak pernah menyarankan
pemanfaatan sumber ilmu non formal tersebut.
Masalah terpenting dari sekian faktor penghambat di atas terletak pada faktor ketiga
bahasa tidak menjadi masalah, lambat laun mahasiswa akan terus belajar dengan
sendirinya dengan tingginya frekuensi penggunaan internet, sehingga mereka akan
lebih memahami penguasaan istilah-istilah asing dari internet tersebut. Sumber
motivator utama dari dosen adalah faktor terpenting dalam mensosialisasikan kegiatan
penunjang pembelajaran. Misalnya untuk melengkapi informasi tentang sebuah kajian
masalah di dalam kelas, mahasiswa dianjurkan untuk membuka homepage milik dosen,
atau mengakses situs-situs lain yang disarankan dosen.
Dari segi mahalnya biaya kendala ini dapat diatasi dengan berperan penting lembaga
pendidikan/universitas untuk mengembangkan sistem pembelajaran internet dengan
membangun sebuah jaringan internet di lembaga pendidikan, menyediakan sarana
penyewaan dengan biaya yang lebih murah dibanding warung internet milik
penguasaha bisnis.
3.3. Kelebihan ICT dalam Media Pembelajaran
1. Inovasi dalam pembelajaran semakin berkembang dengan adanya inovasi
e-learning yang semakin memudahkan proses pendidikan.
2. Membiasakan mahasiswa dalam menggunakan ICT sebagai media belajar;
memberikan empowerment kemampuan personal pembelajar secara mandiri.
3. Belajar tanpa dibatasi ruang dan waktu.
4. Materi-materi pembelajaranya selalu up to date.
5. Lebih aktif dan kreatif dalam mengembangkan pemikirannya.
6. Memotivasi pembelajar
7. Kematangan berpikir mahasiswa
8. Informasi dari berbagai sumber informasi
9. Kaya pengalaman berbudaya
10. Wadah karya-karya yang kreatif bagi mahasiswa
11. Meningkatkan kemampuan berpikir yang lebih tinggi.
12. Fasilitas dalam mencari informasi khusus dengan cara berpikir logis.
13. Informasi yang dibutuhkan akan semakin cepat dan mudah di akses untuk
14. Kemajuan Teknologi Informasi dan komunikasi (ICT) juga akan memungkinkan
berkembangnya kelas virtual atau kelas yang berbasis teleconference yang tidak
mengharuskan sang pendidik dan peserta didik berada dalam satu ruangan.
15. Sistem administrasi pada sebuah lembaga pendidikan akan semakin mudah dan
lancar karena penerapan sistem Teknologi Informasi dan komunikasi (ICT).
3.4. Kendala Pemanfaatan ICT dalam Dunia Pendidikan
Pada saat ini, Information and Communication Technology (ICT) memegang
peranan yang penting dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang pendidikan.
Salah satu penerapan ICT dalam bidang pendidikan antara lain pemanfaatan sarana
multimedia dan media Internet dalam proses pembelajaran. Pemanfaatan sarana
multimedia dalam proses pembelajaran diwujudkan melalui modul-modul pembelajaran
yang lebih interaktif dan menarik minat pembelajar, misalnya penggunaan flash, adanya
penjelasan melalui media suara/ audio dan penambahan fitur-fitur yang dapat
meningkatkan partisipasi aktif dari pembelajar. Sedangkan dengan pemanfaatan media
Internet dalam proses pembelajaran diharapkan akan mempermudah pembelajar dalam
mendapatkan informasi yang dibutuhkan, sehingga diharapkan pembelajar akan aktif
mencari informasi dan pengetahuan yang dibutuhkan.
Namun pada kenyataannya, penerapan ICT dalam bidang pendidikan di
Indonesia masih dalam tahap awal dan masih belum termanfaatkan secara maksimal.
Kendala-kendala penerapan ICT di bidang pendidikan antara lain disebabkan oleh :
Belum meratanya infrastuktur yang mendukung penerapan ICT di bidang pendidikan
merupakan permasalahan awal yang harus segera diselesaikan oleh pihak yang
berwenang, karena tanpa adanya infrastruktur yang mendukung maka penerapan ICT
di bidang pendidikan hanya akan menjadi impian semata. Infrastruktur merupakan
komponen yang sangat penting yang berfungsi sebagai modal awal dan utama dalam
penerapan ICT di bidang pendidikan. Pada saat ini, terdapat kecenderungan bahwa
hanya daerah tertentu saja yang mendapatkan akses ICT. Hal ini dikarenakan masih
banyak daerah yang bahkan untuk memilki akses telepon saja tidak ada, apalagi untuk
akses terhadap Internet. Padahal sesungguhnya banyak sekali potensi sumber daya
seperti ini maka dikhawatirkan bahwa potensi sumber daya manusia yang dimiliki
daerah tersebut akan terbuang dengan percuma dan tidak dapat dimanfaatkan untuk
kemajuan bangsa Indonesia pada umumnya.
Kendala lainnya yang perlu diselesaikan adalah ketidaksiapaan sumber daya
manusia untuk memanfaatkan ICT dalam proses pembelajaran. Ketidaksiapan ini
dikarenakan pola kebiasaan pembelajaran yang masih belum menganggap penting
peranan ICT dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Mereka cenderung sudah
merasa puas akan materi yang telah diberikan oleh pengajar secara langsung,
sehingga menyebabkan mereka tidak mau/ malas untuk mencari informasi tambahan
yang ada di Internet walaupun sarana dan infrastruktur sudah mendukung dalam
penerapan ICT. Terkadang kendala ini jauh lebih susah untuk dipecahkan daripada
tidak adanya infrastruktur yang mendukung ICT, hal ini karena biasanya lebih susah
untuk mengubah pola tingkah laku/ kebiasaan dari seseorang. Oleh karena itu, perlu
adanya kesadaran dari setiap individu pembelajar untuk memanfaatkan dan
menerapkan ICT dalam metode pembelajarannya.
Kelemahan Media ICT dalam Pembelajaran
1) Kemajuan ICT juga akan semakin mempermudah terjadinya pelanggaran
terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) karena semakin mudahnya
mengakses data menyebabkan orang yang bersifat plagiatis akan melakukan
kecurangan.
2) Walaupun sistem administrasi suatu lembaga pendidikan bagaikan sebuah
system tanpa celah, akan tetapi jika terjadi suatu kecerobohan dalam
BAB IV KESIMPULAN
Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang terus, bahkan dewasa ini berlangsung dengan pesat. Perkembangan itu bukan hanya dalam hitungan tahun, bulan, atau hari, melainkan jam, bahkan menit atau detik, terutama berkaitan dengan teknologi informasi dan komunikasi yang ditunjang dengan teknologi elektronika. Pengaruhnya meluas ke berbagai bidang kehidupan, termasuk bidang pendidikan. Pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat ini memberikan dampak positif dan dampak negatif.
Penggunaan ICT dalam dunia pendidikan dapat membawa banyak manfaat seperti pembelajaran yang lebih efisien dan dapat menghemat waktu dan ruang. Akan tetapi untuk mencapai itu, dibutuhkan fasilitas yang mendukung dan sumber daya manusia yang berkompeten untuk mengembangkan ICT. Untuk mencapai sumber daya
manusia yang baik, maka pemerintah juga harus mendukung perkembangan ICT tersebut dengan cara memberi kebijakan-kebijakan yang dapat mendukung proses perkembangan ICT seperti menyediakan fasilitas WAN di setiap lembaga pendidikan. Penyebaran infrastruktur yang merata juga harus dilakukan oleh pemerintah sehingga setiap orang mendapatkan kesempatan yang sama untuk mendapatkan informasi. Hal tersebut dapat mengakibatkan masyarakat yang tidak dapat menikmati perkembangan ICT menjadi gaptek (gagap teknologi) sehingga perlu diadakan sosialisasi terhadap masyarakat yang gaptek tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Azhar Arsyad, M. A., Media Pembelajaran, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003 Junaidi, Modul Pengembangan ICT (Information Communication Technology,
(Direktorat Pendidikan Agama Islam, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama Republik Indonesia, Jakarta, 2011
Munir, Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, Alfabeta, Bandung, 2009
Munir. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Alfabeta, Bandung, 2008
Panitia Sertifikasi Guru LPTK Rayon 206 IAIN Walisongo tahun 2011, Modul
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Kelompok Guru SD, (Semarang, 2011 S.P.Hariningsih, Teknologi Informasi, 2005, Penerbit Graha Ilmu.
Sa’dun Akbar, M. Pd. Dan Dr Hadi Sriwiyana, M.M., Pengembangan Kurikulum dan
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), (Yogyakarta: CIPTA MEDIA, 2010