• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN ICT SEBAGAI MEDIA PEMBELAJAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEMANFAATAN ICT SEBAGAI MEDIA PEMBELAJAR"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PEMANFAATAN ICT SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

DI LINGKUNGAN SEKOLAH

DISAJIKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH MANAJEMEN BISNIS ICT

Oleh :

Samsurizal

55414120029

DOSEN : DR. IR. IWAN KRISNADI, MBA

PROGRAM MAGISTER TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM PASCASARJANA

MANAJEMEN TELEKOMUNIKASI

UNIVERSITAS MERCU BUANA

(2)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... I

ABSTRAKSI ... ii

iBAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penulisan ... 3

BAB II PEMBAHASAN ... 4

2.1 Pengertian ICT Dalan Dunia Pendidikan ... 4

2.2 Pemanfaatan ICT Dalam Dunia Pendidikan ... 4

2.3. Media Pembelajaran Berbasis ICT ... 6

2.3.1. Pengertian Media Pembelajaran ... 6

2.3.2 Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis ICT ... 7

2.4 Pengelolaan Materi Menjadi Berbasis ICT ... 8

BAB III MANFAAT DAN KENDALA ... 9

3.1 Manfaat Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis ICT ... 9Error! Bookmark not defined. 3.2 Dampak ICT terhadap Aktivitas Pembelajaran... 9

3.3 Kelebihan ICT Dalam Media Pembelajaran ... 12

3.4 Kendala Pemanfaatan ICT Dalam Dunia Pendidikan .... 13Error! Bookmark not defined. BAB IV KESIMPULAN ... 15

(3)

ABSTRAK

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) atau Information Communication and Technology (ICT) di era globalisasi

saat ini sudah menjadi kebutuhan yang mendasar dalam mendukung efektifitas dan kualitas proses pendidikan.

Pendidikan berbasis TIK merupakan sarana interaksi manajemen dan administrasi pendidikan, yang dapat

dimanfaatkan baik oleh pendidik dan tenaga kependidikan maupun peserta didik dalam meningkatkan kualitas,

produktivitas, efektifitas dan akses pendidikan.

Perkembangan TIK atau multimedia di Indonesia khususnya dalam dunia pendidikan masih belum optimal

dibandingkan dengan negara-negara tetangga sepertI Singapura, Malaysia dan Thailand. Terdapat beberapa

masalah dan kendala yang masih dirasakan oleh masyarakat khususnya tenaga pendidik dan profesional pendidikan

untuk memanfaatkan TIK di berbagai jenjang pendidikan baik formal maupun non formal. Permasalahan tersebut

terutama berkaitan dengan kebijakan, standarisasi, infrastruktur jaringan dan konten, kesiapan dan kultur sumber

daya manusia di lingkungan pendidikan.

(4)
(5)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada zaman sekarang ini, perkembangan teknologi sudah semakin pesat

sehingga menjadi sebuah kebutuhan bagi setiap orang. Semua orang dapat

melakukan hal-hal lebih mudah dengan teknologi yang sudah ada termasuk

kemudahan dalam mencari dan mendapatkan informasi.

Seperti yang kita ketahui, Teknologi Informasi dan Komunikasi atau TIK (bahasa

Inggris : Information and Communication Technology, disingkat ICT) perkembangan

ICT sudah semakin pesat. Hampir setiap orang sudah menggunakan ha-hal yang

berhubungan dengan perkembangan ICT seperti internet, HP, maupun tablet yang

digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan ICT juga dibutuhkan dalam

kegiatan mengajar dan belajar di dalam dunia pendidikan.

Dalam praktek di lembaga-lembaga pendidikan baik formal maupun non formal,

ICT meliputi komputer, laptop, network komputer, printer, scanner, video/DVD

player, kamera digital, tape/CD, interactive whiteboards/smartboard. Dengan demikian,

perlu ditegaskan bahwa peran ICT adalah sebagai enabler atau alat untuk

memungkinkan terjadinya proses pendidikan dan pembelajaran. Jadi ICT merupakan

sarana untuk mencapai tujuan, bukan tujuan itu sendiri.

Sehingga diketahui cakupan ICT secara rinci meliputi :

Software dan Hardware komputer serta fasilitas telekomunikasi

 Mesin hitung dari kakulator hingga komputer

 perangkat proyektor / LCD

 LAN (Local Area Network) dan WAN (Wide Area Network)

 Kamera digital, games komputer, CD, DVD, telepon selular, satelit telekomunikasi dan serat optik

(6)

1.1 Beberapa contoh ICT

Dalam dunia pendidikan, ada banyak yang dapat diterapkan melaui ICT seperti

pendidikan jarak jauh yang dapat diselenggarakan semua orang di setiap jenjang

pendidikan. Sistem pendidikan jarak jauh yang dimulai dengan generasi pertama

korespondensi (cetak), generasi kedua multimedia (Audio, VCD, DVD), generasi ketiga

pembelajaran jarak jauh (telekonferensi/TVe), generasi keempat pembelajaran fleksibel

(multimedia interaktif) dan generasi kelima e-Learning (web based course), akhirnya

generasi keenam pembelajaran mobile (koneksi nirkabel/www).

Pada awalnya, e-learning merupakan penyampaian informasi, komunikasi,

pendidikan, pelatihan secara online. Lalu, e-learning menyediakan seperangkat alat

yang dapat memperkaya nilai belajar secara konvensional (model belajar konvensional,

kajian terhadap buku teks, CD-ROM, dan pelatihan berbasis komputer), sehingga dapat

menjawab tantangan perkembangan globalisasi. e-learning tidak berarti menggantikan

model belajar konvensional di dalam kelas, tetapi memperkuat model belajar tersebut

melalui pengayaan konten dan pengembangan teknologi pendidikan. Kapasitas peserta

didik amat bervariasi tergantung pada bentuk isi dan cara penyampaiannya. Makin baik

keselarasan antar konten dan alat penyampai dengan gaya belajar, maka akan lebih

(7)

Pembelajaran berbasis ICT atau e-learning dapat menggunakan berbagai media

elektronik seperti Internet, Intranet, DVD, TV, dan juga alat komunikasi elektronik

seperti handphone dan tablet. ada 2 jenis e-learning yaitu pembelajaran e-learning

secara langsung dan tidak langsung. Contoh pembelajaran e-learning secara langsung

adalah mendengarkan siaran radio, menonton televisi, chatting, dan juga video

conference. Contoh pembelajaran yang tidak langsung adalah belajar dengan

menggunakan fasilitas internet, menggunakan DVD, menggunakan Video Tape, serta

forum diskusi.

1.2. Rumusan Masalah

1. Pengertian ICT di Dunia Pendidikan;

2. Pemanfaatan ICT dalam Dunia Pendidikan di Indonesia;

3. Kendala Pemanfaatan ICT dalam Dunia Pendidikan; dan

4. Upaya Menerapkan ICT dalam Dunia Pendidikan

1.3. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertian ICT bagi dunia pendidikan,

2. Mengetahui bagaiman cara agar dapat memanfaatkan ICT dalam dunia

pendidikan,

3. Mengetahui apa-apa saja kendala yang akan di hadapi dalam dunia pendidikan

dengan adanya ICT, dan

4. Mampu menemukan upaya-upaya untuk menerapkan ICT dalam dunia

(8)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi di Dunia Pendidikan

Teknologi informasi dan komunikasi mencakup dua aspek, yaitu teknologi informasi

dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi, mencakup segala hal yang berkaitan

dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan

informasi. Sedangkan, teknologi komunikasi mencakup segala hal yang berkaitan

dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat

yang satu ke lainnya. Maka, teknologi informasi dan teknologi komunikasi adalah suatu

kesatuan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala

kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan dan

transfer/pemindahan informasi antar media.

Sedangkan, arti ICT bagi dunia pendidikan itu sendiri berarti tersedianya saluran

atau sarana yang dapat dipakai untuk menyiarkan program pendidikan.

2.2. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Dunia Pendidikan

di Indonesia

ICT dalam dunia pendidikan digunakan untuk menunjang proses pembelajaran.

Berikut adalah beberapa pemanfaatan ICT dalam pembelajaran:

Memanfaatkan fasilitas multimedia yang sudah tersedia untuk mempermudah

kegiatan yang dilakukan selama proses pembelajaran. Misalnya, untuk presentasi. Jika

dahulu presentasi hanya menggunakan media OHP yang monoton, sekarang

presentasi sudah dapat ditampilkan dengan LCD projector dan dibuat lebih kreatif

dengan menampilkan berbagai konten multimedia, seperti gambar, video, suara, dan

sebagainya.

Memanfaatkan internet untuk proses pembelajaran jarak jauh (kelas virtual). Kelas

virtual ini sudah menjadi tren di era globalisasi sekarang. Karena kelas virtual mmiliki

(9)

saling berbagi pengetahuan, meningkatkan kreativitas, dan menumbuhkan cara belajar

yang mandiri.

Memungkinkan peserta didik untuk berdemonstrasi dengan perangkat multimedia

yang ada. Misalnya, menampilkan suatu kegiatan eksperimen dengan tujuan untuk

memperlihatkan bagaimana cara yang dilakukan dalam eksepimen tersebut.

Untuk mencari e-book pun sudah sangat mudah. Sekarang ini sudah

banyak websiteyang menyediakan layanan e-library secara gratis. Dengan hanya

memasukkan judul buku atau bahkan pengarang buku, maka kita sudah dapat

mendapatkan e-book yang kita cari untuk pembelajaran kita.

(10)

2.3. Media Pembelajan Berbasis ICT

2.3.1 Pengertian Media Pembelajaran

Istilah media berasal dari bahasa latin yang mempunyai arti “antara”. Makna

tersebut dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk membawa

suatu informasi dari suatu sumber kepada penerima. Sedangkan menurut Wina

Sanjaya secara umum media merupakan kata jamak dari “medium”, yang berarti

perantara atau pengantar. Kata media berlaku untuk berbagai kegiatan atau usaha,

seperti media dalam penyampaian pesan, media pengantar magnet atau panas dalam

bidang teknik. Dan istilah media juga digunakan dalam bidang pendidikan, dalam hal

in pengajaran. Ada banyak defenisi yang diungkapkan oleh beberapa pakar dalam

mendefenisikan media pembelajaran. Berikut ini beberapa defenisi atau konsep media

pembelajaran menurut para pakar. Menurut Association of Education and

Communication Technology (AECT) media adalah segala bentuk dan saluran yang

digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi. Apabila dikaitkan dengan

kegiatan pembelajaran maka media dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang

digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi dari pengajar ke

peserta didik.

Selain dai Pengertian di atas Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang

secara harfiah berarti ”tengah”, ”perantara” atau ”pengantar”. Dalam bahasa arab,

media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.

Jadi, media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan

pengajaran.

Sedangkan media pembelajaran yaitu apabila media itu membawa pesan-pesan

atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud

pengajaran. Saat ini muncul kecenderungan pemanfaatan/pendayagunaan media

berbasis teknologi informasi dan komunikasi (ICT atau information Communication

Technology). Media pembelajaran berbasis ICT adalah alat yang digunakan dalam

proses pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi informasi atau TIK (Teknologi

(11)

2.3.2. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis ICT

Banyak sekali media dilingkungan sekitar kita yang dapat dimanfaatkan dalam

proses pembelajaran, untuk itu perlu kita pilih. Pemilihan ini penting dalam rangka,

agar ketika media pembelajaran itu kita pilih sebagai alat bantu penyampai pesan

benar-benar menjadi alat bantu yang efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Prinsip-prinsip dalam pemilihan media pembelajaran yang memungkinkan terjadinya

proses pembelajaran yang konstruktif antara lain:

1. Kesesuaian media dengan tujuan pembelajaran

2. Kesesuaian media dengan lingkungan belajar

3. kesesuaian media dengan karakteristik pembelajaran

4. Kemudahan dan keterlaksanaan pemanfaatan media

5. Kefisiensi media dalam kaitannya dengan waktu, tenaga dan biaya

6. Keamanan bagi pembelajaran

7. Kemampuan media dalam mengaktifkan siswa.

Pemanfaatan ICT dalam pembelajaran biasanya menggunakan perangkat keras

(hardware) dan perangkat lunak (software) beserta aplikasinya, seperti: perangkat

komputer yang tersambung dengan jaringan internet, LCD/proyektor, CD

pembelajaran, televisi, bahkan menggunakan web atau situs-situs tertentu dalam

internet.

Dalam pembelajaran berbasis ICT, selain dukungan perangkat keras dan perangkat

lunak, dukungan koneksi berbasis web (internet) juga sangat diperlukan. Hal ini

memungkinkan para siswa dan guru melaksanakan aktifitas pembelajaran tidak harus

selalu bertatap muka secara langsung, akan tetapi bisa dengan cara online yang

tekoneksi dengan jaringan internet. Dengan adanya jaringan internet ini seseorang

dapat mengakses data apa saja dengan melakukan browsing ke berbagai penyedia

data (server) di berbagai belahan dunia. Beberapa fasilitas yang tersedia melalui

jaringan internet yang bermanfaat untuk pengembangan pembelajaran adalah

A. pencarian informasi dengan menggunakan mesin pencari (search engine)

termasuk didalamnya layanan pengelolaan uploud dan download dokumen.

(12)

B. layanan kelompok diskusi dengan menggunakan mailing-list.

C. layanan komunikasi melalui surat elektronik (email). Dalam perkembangannya,

email dipergunakan sebagai pendukung layanan jejaring sosial seperti

facebook, twitter, dsb.

D. layanan media komunikasi (interaksi) berbasis situs web, seperti blog.

E. ketersediaan aplikasi/progam yang bersifat freeware (boleh diunduh) untuk

media pembelajaran, seperti aplikasi perhitungan zakat, aplikasi pembelajaran

baca tulis Al-Qur’an, aplikasi perhitungan warisan, dsb.

2.4. Mengolah Materi menjadi Berbasis ICT

Tahap 1. Seleksi buku.

Memilih sebuah buku yang akan menjadi acuan dengan pertimbangan isi materi, tingkat

kesulitan, metodologi instruksional, dan integritas keilmuan penulis.

Tahap 2. Strukturisasi-Sturkturisasi diawali dengan membuat proposisi dari teks dasar.

Setelah menentukan proposisi utama, makro, dan mikro, langkah selanjutnya adalah

mengalihkannya ke bentuk outline, sehingga didapatkan sebuah model representasi

teks.

Tahap 3. Seleksi materi yang sesuai kebutuhan siswa.

Tidak semua materi yang ada pada topik/materi diperlukan oleh siswa. Oleh karena itu

dibutuhkan pemilihan kembali terhadap materi yang sesuai dengan tuntutan kurikulum.

Tahap 4. Reduksi

Reduksi pada materi yang akan diajarkan dilakukan dengan cara penyederhanakan

bahasa, visualisasi, dan penggunaan teknik historis dalam pemaparannya.

Penyederhanaan bahasa dilakukan dengan mengabaikan hal-hal kurang relevan

dengan kebutuhan siswa. Visualisasi dilakukan dengan memberikan gambar dari suatu

proses yang terjadi. Akan lebih mudah dipahami jika disajikan dalam bentuk gambar

(13)

BAB III

MANFAAT DAN KENDALA

3.1. Manfaat Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis ICT

Dalam suatu sistem yang akan digunakan tentunya terdapat banyak manfaat dari

sistem yang akan pakai dan kembang, diantara manfat penggunaan media

pembelajaran berbasis ICT dalam dunia pendidikan yaitu:

1. Materi abstrak (diluar pengalaman sehari-hari)

2. Kekuatan Hypertext (dibandingkan Buku)

3. Penggambaran ulang object belajar dan pola pikir siswa

4. Meningkatkan retensi/daya ingat siswa dengan belajar secara multimedia

5. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan tenaga

6. Memungkinkan siswa belajar mandiri, sesuai bakat, kemampuan visual, auditori dan

kinestetiknya

7. Memberikan rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman & menimbulkan

persepsi yang sama

8. Pembelajaran dapat lebih menarik

9. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek

10.Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan.

3.2. Dampak ICT terhadap aktivitas pembelajaran

Tahukah kita selain membawa manfaat yang besar Teknologi Informasi dan

Komunikasi (ICT) juga mempunyai pengaruh buruk yang besar pula pada

perkembangan generasi anak bangsa. Saat ini perangkat yang paling mempengaruhi

anak pelajar Indonesia saat ini antara lain :

1. Komputer

2. Handphone

3. MP4 player

4. Game Console

(14)

Namun kali ini kita akan membahas salah satu diantaranya yaitu pengaruh buruk

Teknologi Komputer. Pengaruh positif atau negatif yang bisa muncul dari alat ini tentu

saja lebih banyak tergantung dari pemanfaatannya. Bila anak-anak dibiarkan

menggunakan komputer secara sembarangan, pengaruhnya bisa jadi negatif.

Sebaliknya, komputer akan memberikan pengaruh positif bila digunakan dengan

bijaksana, yaitu membantu pengembangan intelektual dan motorik anak. Pengaruh

buruk lewat internet, mampu mengakses internet sesungguhnya merupakan suatu

awal yang baik bagi pengembangan wawasan anak. Sayangnya, anak juga terancam

dengan banyaknya informasi buruk yang membanjiri internet. Melalui internetlah

berbagai materi bermuatan seks, kekerasan, dan lain-lain dijajakan secara terbuka dan

tanpa penghalang. Sebuah studi yang menunjukkan bahwa satu dari 12 anak di

Canada sering menerima pesan yang berisi muatan seks, tawaran seks, saat tengah

berselancar di internet.

3.3. Permasalahan dan Solusi internet dalam dunia Pendidikan

Kendala bidang pendidikan ini dapat diatasi dengan adanya internet yang bisa diakses

oleh peserta didik di perguruan tinggi. Berbagai macam informasi seperti perpustakaan

online, jurnal online, majalah, dan bahkan buku-buku teks yang dapat di-download

gratis dari berbagai situs yang ada dalam dunia internet. Mahasiswa bisa mencari

apapun yang berkaitan dengan materi perkuliahan disampaikan dosen di kelas, untuk

memperbandingkan, memperkaya pengetahuan, dan mencari sesuatu yang

memerlukan kejelasan dan pemahaman mendalam.

Permasalahan selalu timbul dalam dunia pendidikan adalah kekurangan informasi dan

referensi akibat terbatasnya jumlah sarana belajar. Ketersediaan buku – buku di

perpustakaan terutama pada lembaga pendidikan swasta cukup memprihatinkan dan

sangat jauh dari harapan jika yang menjadi tujuan adalah melahirkan sarjana-sarjana

berkualitas dari universitas.

Namun pada praktiknya, sosialisasi internet bagi dunia pendidikan tidak semudah yang

dibayangkan dan diharapkan banyak pihak, menurut Rahardjo (2001), terbatasnya

pemanfaatan teknologi informasi ini dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya

(15)

Indonesia, mahalnya biaya akses internet, dan ketidaksiapan tenaga pendidik.

Faktor pertama, merupakan permasalahan utama dalam memanfaatkan segala

teknologi hasil karya masyarakat Barat. Produk-produk teknologi yang sampai ke

tangan masyarakat dunia umumnya menggunakan komunikasi berbahasa Inggris

sehingga menyulitkan bagi para pengguna seperti mahasiswa Indonesia yang Jurnal

Ilmiah umumnya masih memiliki kemampuan rendah dalam bahasa asing, sedangkan

banyak informasi-informasi dan ilmu pengetahuan direkayasa dalam bahasa

internasional tersebut.

Faktor kedua, keterbatasan informasi dan ilmu pengetahuan dalam bahasa Indonesia,

menjadi salah satu penyebab rendahnya penggunaan internet dalam negeri. Kesadaran

masyarakat Indonesia untuk berbagi ilmu pengetahuan masih sangat rendah dibanding

di luar negeri. Informasi masih dianggap suatu hal pribadi dan berharga mahal yang

tidak dapat diakses oleh seluruh orang, menjadikan pengetahuan hanya berkembang

untuk diri pribadi dan komunitas tertentu saja.

Faktor ketiga, adalah kendala mahalnya biaya untuk menggunakan internet di dalam

negeri. Untuk mengakses internet pribadi dengan menggunakan jaringan telepon milik

pemerintah seseorang harus mengeluarkan biaya hampir sepuluh ribu rupiah per jam

sehingga membatasi pemanfaatan internet tersebut. Solusi ini dapat dipecahkan

dengan menggunakan internet pada warung-warung internet dengan biaya yang lebih

murah antara dua ribu sampai tiga ribu rupiah per jam. Namun masih saja terlalu mahal

untuk seorang mahasiswa apabila harus menggunakan dalam frekuensi tinggi (selalu

mengakses).

Faktor terakhir, permasalahan dari tenaga pendidik itu sendiri yang masih belum siap

menggunakan teknologi internet dalam proses pengajarannya akibat kurangnya

kemampuan dosen dalam bidang ini. Seorang dosen tidak akan pernah menyarankan

kepada mahasiswa memperkaya wawasan dengan fasilitas internet akibat

kekurangmampuannya sendiri. Dampak akhir yang terjadi mahasiswa tidak akan

termotivasi untuk mengembangkan diri jika dosen tidak pernah menyarankan

pemanfaatan sumber ilmu non formal tersebut.

Masalah terpenting dari sekian faktor penghambat di atas terletak pada faktor ketiga

(16)

bahasa tidak menjadi masalah, lambat laun mahasiswa akan terus belajar dengan

sendirinya dengan tingginya frekuensi penggunaan internet, sehingga mereka akan

lebih memahami penguasaan istilah-istilah asing dari internet tersebut. Sumber

motivator utama dari dosen adalah faktor terpenting dalam mensosialisasikan kegiatan

penunjang pembelajaran. Misalnya untuk melengkapi informasi tentang sebuah kajian

masalah di dalam kelas, mahasiswa dianjurkan untuk membuka homepage milik dosen,

atau mengakses situs-situs lain yang disarankan dosen.

Dari segi mahalnya biaya kendala ini dapat diatasi dengan berperan penting lembaga

pendidikan/universitas untuk mengembangkan sistem pembelajaran internet dengan

membangun sebuah jaringan internet di lembaga pendidikan, menyediakan sarana

penyewaan dengan biaya yang lebih murah dibanding warung internet milik

penguasaha bisnis.

3.3. Kelebihan ICT dalam Media Pembelajaran

1. Inovasi dalam pembelajaran semakin berkembang dengan adanya inovasi

e-learning yang semakin memudahkan proses pendidikan.

2. Membiasakan mahasiswa dalam menggunakan ICT sebagai media belajar;

memberikan empowerment kemampuan personal pembelajar secara mandiri.

3. Belajar tanpa dibatasi ruang dan waktu.

4. Materi-materi pembelajaranya selalu up to date.

5. Lebih aktif dan kreatif dalam mengembangkan pemikirannya.

6. Memotivasi pembelajar

7. Kematangan berpikir mahasiswa

8. Informasi dari berbagai sumber informasi

9. Kaya pengalaman berbudaya

10. Wadah karya-karya yang kreatif bagi mahasiswa

11. Meningkatkan kemampuan berpikir yang lebih tinggi.

12. Fasilitas dalam mencari informasi khusus dengan cara berpikir logis.

13. Informasi yang dibutuhkan akan semakin cepat dan mudah di akses untuk

(17)

14. Kemajuan Teknologi Informasi dan komunikasi (ICT) juga akan memungkinkan

berkembangnya kelas virtual atau kelas yang berbasis teleconference yang tidak

mengharuskan sang pendidik dan peserta didik berada dalam satu ruangan.

15. Sistem administrasi pada sebuah lembaga pendidikan akan semakin mudah dan

lancar karena penerapan sistem Teknologi Informasi dan komunikasi (ICT).

3.4. Kendala Pemanfaatan ICT dalam Dunia Pendidikan

Pada saat ini, Information and Communication Technology (ICT) memegang

peranan yang penting dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang pendidikan.

Salah satu penerapan ICT dalam bidang pendidikan antara lain pemanfaatan sarana

multimedia dan media Internet dalam proses pembelajaran. Pemanfaatan sarana

multimedia dalam proses pembelajaran diwujudkan melalui modul-modul pembelajaran

yang lebih interaktif dan menarik minat pembelajar, misalnya penggunaan flash, adanya

penjelasan melalui media suara/ audio dan penambahan fitur-fitur yang dapat

meningkatkan partisipasi aktif dari pembelajar. Sedangkan dengan pemanfaatan media

Internet dalam proses pembelajaran diharapkan akan mempermudah pembelajar dalam

mendapatkan informasi yang dibutuhkan, sehingga diharapkan pembelajar akan aktif

mencari informasi dan pengetahuan yang dibutuhkan.

Namun pada kenyataannya, penerapan ICT dalam bidang pendidikan di

Indonesia masih dalam tahap awal dan masih belum termanfaatkan secara maksimal.

Kendala-kendala penerapan ICT di bidang pendidikan antara lain disebabkan oleh :

Belum meratanya infrastuktur yang mendukung penerapan ICT di bidang pendidikan

merupakan permasalahan awal yang harus segera diselesaikan oleh pihak yang

berwenang, karena tanpa adanya infrastruktur yang mendukung maka penerapan ICT

di bidang pendidikan hanya akan menjadi impian semata. Infrastruktur merupakan

komponen yang sangat penting yang berfungsi sebagai modal awal dan utama dalam

penerapan ICT di bidang pendidikan. Pada saat ini, terdapat kecenderungan bahwa

hanya daerah tertentu saja yang mendapatkan akses ICT. Hal ini dikarenakan masih

banyak daerah yang bahkan untuk memilki akses telepon saja tidak ada, apalagi untuk

akses terhadap Internet. Padahal sesungguhnya banyak sekali potensi sumber daya

(18)

seperti ini maka dikhawatirkan bahwa potensi sumber daya manusia yang dimiliki

daerah tersebut akan terbuang dengan percuma dan tidak dapat dimanfaatkan untuk

kemajuan bangsa Indonesia pada umumnya.

Kendala lainnya yang perlu diselesaikan adalah ketidaksiapaan sumber daya

manusia untuk memanfaatkan ICT dalam proses pembelajaran. Ketidaksiapan ini

dikarenakan pola kebiasaan pembelajaran yang masih belum menganggap penting

peranan ICT dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Mereka cenderung sudah

merasa puas akan materi yang telah diberikan oleh pengajar secara langsung,

sehingga menyebabkan mereka tidak mau/ malas untuk mencari informasi tambahan

yang ada di Internet walaupun sarana dan infrastruktur sudah mendukung dalam

penerapan ICT. Terkadang kendala ini jauh lebih susah untuk dipecahkan daripada

tidak adanya infrastruktur yang mendukung ICT, hal ini karena biasanya lebih susah

untuk mengubah pola tingkah laku/ kebiasaan dari seseorang. Oleh karena itu, perlu

adanya kesadaran dari setiap individu pembelajar untuk memanfaatkan dan

menerapkan ICT dalam metode pembelajarannya.

Kelemahan Media ICT dalam Pembelajaran

1) Kemajuan ICT juga akan semakin mempermudah terjadinya pelanggaran

terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) karena semakin mudahnya

mengakses data menyebabkan orang yang bersifat plagiatis akan melakukan

kecurangan.

2) Walaupun sistem administrasi suatu lembaga pendidikan bagaikan sebuah

system tanpa celah, akan tetapi jika terjadi suatu kecerobohan dalam

(19)

BAB IV KESIMPULAN

Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang terus, bahkan dewasa ini berlangsung dengan pesat. Perkembangan itu bukan hanya dalam hitungan tahun, bulan, atau hari, melainkan jam, bahkan menit atau detik, terutama berkaitan dengan teknologi informasi dan komunikasi yang ditunjang dengan teknologi elektronika. Pengaruhnya meluas ke berbagai bidang kehidupan, termasuk bidang pendidikan. Pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat ini memberikan dampak positif dan dampak negatif.

Penggunaan ICT dalam dunia pendidikan dapat membawa banyak manfaat seperti pembelajaran yang lebih efisien dan dapat menghemat waktu dan ruang. Akan tetapi untuk mencapai itu, dibutuhkan fasilitas yang mendukung dan sumber daya manusia yang berkompeten untuk mengembangkan ICT. Untuk mencapai sumber daya

manusia yang baik, maka pemerintah juga harus mendukung perkembangan ICT tersebut dengan cara memberi kebijakan-kebijakan yang dapat mendukung proses perkembangan ICT seperti menyediakan fasilitas WAN di setiap lembaga pendidikan. Penyebaran infrastruktur yang merata juga harus dilakukan oleh pemerintah sehingga setiap orang mendapatkan kesempatan yang sama untuk mendapatkan informasi. Hal tersebut dapat mengakibatkan masyarakat yang tidak dapat menikmati perkembangan ICT menjadi gaptek (gagap teknologi) sehingga perlu diadakan sosialisasi terhadap masyarakat yang gaptek tersebut.

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Azhar Arsyad, M. A., Media Pembelajaran, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003 Junaidi, Modul Pengembangan ICT (Information Communication Technology,

(Direktorat Pendidikan Agama Islam, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama Republik Indonesia, Jakarta, 2011

Munir, Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, Alfabeta, Bandung, 2009

Munir. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Alfabeta, Bandung, 2008

Panitia Sertifikasi Guru LPTK Rayon 206 IAIN Walisongo tahun 2011, Modul

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Kelompok Guru SD, (Semarang, 2011 S.P.Hariningsih, Teknologi Informasi, 2005, Penerbit Graha Ilmu.

Sa’dun Akbar, M. Pd. Dan Dr Hadi Sriwiyana, M.M., Pengembangan Kurikulum dan

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), (Yogyakarta: CIPTA MEDIA, 2010

Referensi

Dokumen terkait

Strategi Budaya dan Eksistensi Paguyuban Jaranan Suryo BudoyoStudi Etnografi Pada Paguyuban Jaranan Suryo Budoyo, Di Desa Sumurup, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek

SCADA bekerja dengan memanfaatkan konektifitas dari modul ethernet yang terdapat pada PLC yang terhubung dalam suatu jaringan komputer, maka dari itu saat ini tidak menutup

Sehingga dapat disimpulkan dalam penelitian ini terbukti bahwa pemberian air kelapa muda (Cocos nucifera) berpengaruh terhadap kelelahan kerja pada nelayan di Tambak

Untuk menganalisis pengaruh kualitas pelayanan, store layout dan interior display secara simultan terhadap kepuasan pelanggan Alfamart wilayah kampus Jember..

Oleh sebab itu, maka kecantikan wanita selalu mengalami suatu standarisasi, di mana tolok ukur untuk penilaian tersebut seolah-olah berasal dari penilaian laki-laki yang kadang

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) koefisien determinasi (R²) bernilai sebesar 53.290% sedangkan sisanya 46,710% dijelaskan oleh variabel lain diluar model

Pengalaman menunjukkan bahwa ketika masyarakat adat memilih tingkatan sistem pengurusan diri sendiri yang paling tinggi atau paling luas, komunitas-komunitas kecil di dalamnya

Kesimpulan yang diperoleh peneliti setelah melakukan analisis terhadap data-data yang di peroleh, bahwa adanya Waralaba dan Minimarket telah memberikan dampak terhadap