Achmad Soefandi
Simpati atau Eksistensi ? (Fenomena Pengguna Sosial Media dalam
Menanggapi Konflik Jalur Gaza)
Konflik yang terjadi di jalur gaza antara israel dengan IDF nya dan palestian dengan HAMAS nya memang sangat memprihatinkan, tercatat sekitar 165 penduduk palestina tewas akibat konflik tersebut dan sebagian besar korban adalah warga sipil, sedangkan di pihak israel sampai saat ini belum terdengar adanya korban. Konflik yang terjadi jika dilihat dari segi historisnya berakar pada tindakan klaim kawasan gaza, dimana pihak israel menganggap bahwa jalur gaza sendiri merupakan tanah suci (holly land) yang patut diperjuangkan sedangkan pihak palestina menganggap merekalah yang terlebih dahulu mendiami kawasan tersebut. Konflik antar kedua belah pihak ini jika kita sering melihat media yang ada juga mengandung unsur sensivitas agama, dimana pihak israel sebagai wakil dari kubu yahudi sedangkan palestina wakil dari kubu islam. Peran media sebenarnya juga yang membuat konflik ini terjadi seolah olah unsur agama turut serta di dalamnya, Yahudi sendiri sering menjadi bulan bulanan yang sering disalahkan akibat pemberitaan yang ada di media, padahal ada kaum yahudi yang sebenarnya justru sangat mengecam serangan yang dilakukan Israel dengan gerakan zionisnya, contoh kasusnya seperti baru baru saja warga inggris penganut Yahudi ortodoks sangat mengecam serangan yang dilakukan oleh Israel. Yahudi tetaplah kepercayaan dan kita sebanarnya patut untuk menghargainya, yang perlu kita kecam sendiri adalah Israel dan gerakan zionisnya.
Achmad Soefandi
Simpati atau Eksistensi ? (Fenomena Pengguna Sosial Media dalam
Menanggapi Konflik Jalur Gaza)
biasanya disertai tearikal, Bantuan dana yang dikumpulkan dari hasil sumbangan dan juga relawan yang berangkat langsung ke jalur gaza.
Akan tetapi seiring dengan era informasi yang terus mengalir deras. Era informasi sendiri menurut Daniel Bell salah satu tokoh sendiri mendefinisikan bahwa masayarakat modern adalah masyarakat informasi, ciri ciri masyarakat informasi adalah dimana masyarakat tersebut dalam menjalankan segala aktifitasnya sehari hari seperti dalam hal pendidikan, pekerjaan, agama dan sebagainya sangat bergantung terhadap kepada informasi. Salah satu indikasi era Informasi sendiri ditandai dengan maraknya sosial media. Dalam sosial media sendiri selain kita bisa menambah pertemanan kita juga bisa mendapatkan segudang informasi yang kita butuhkan mulai dari informasi mengenai pendidikan (seperti iklan universitas tertentu yang biasanya dipampang di media sosial), mengenai masalah barang dan harga tertentu dan juga informasi mengenai apa yang terjadi di dunia ini (termasuk berita konflik di gaza yang sampai kepada para pengguna sosial media).
Achmad Soefandi
Simpati atau Eksistensi ? (Fenomena Pengguna Sosial Media dalam
Menanggapi Konflik Jalur Gaza)
Pembentukan Identitas.
Dengan adanya sosial media sendiri bentuk pemberian simpati dilakukan hanya di dipan layar monitor ataupu dalam genggaman tangan (handphone). Seseorang bebas bebas memberikan bentuk simpatinya sebenarnya dalam kasus ini apalagi di era modern seperti saat ini. Dengan adanya sosial media sendiri seseorang bisa membentuk identitasnya yang juga sangat terkai dengan eksistensi yang ingin di capai oleh individu tersebut. Pembentukan Identitas sendiri menurut tokoh sosilogi Charles Horton Cooley dicetuskan dalam teorinya yaitu Looking Glass Self. Dalam teori ini sendiri mncakup tiga point yaitu: 1. Kita membayangkan bagaimana diri kita tampak oleh lingkungan sekitar kita, 2. Bagaimana kita menginterpretasikan pandangan lingkungan tersebut terhadap kita, 3. Bagaiamana kita mengembangkan diri terhadap pandangan yang timbul tersebut (Self concept).
Achmad Soefandi
Simpati atau Eksistensi ? (Fenomena Pengguna Sosial Media dalam
Menanggapi Konflik Jalur Gaza)
langsung mendeklarasikan dirinya sebagai sosok yang memang peduli terhadap konflik tersebut.
Seebenarnya pentuk pemberian simpati dalam sosial mdia sah sah saja asalkan dibarengi dengan tindakan nyata dan juga bukan hanya ajang untuk eksis belaka. Para korban dari konflik di gaza sebenarnya tidak membutuhkan Jempol dan Komen kita di sosial media (facebook) akan tetapi bentuk bantuan nyata, ya minimal selipkan do'a kita untuk mereka.