• Tidak ada hasil yang ditemukan

sitem rumah sakit rppl2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "sitem rumah sakit rppl2"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK

PROYEK “Sistem Informasi Rumah Sakit ”

untuk :

PERUSAHAAN X

Dipersiapkan oleh:

KELOMPOK 8:

1. DWI KURNIAWAN I1A006019 2. RIDHO SEPTIAN I1A006021 3. PARAMITA NILAM S. I1A006032 4. HENDRA ADIGUNA I1A006038 5. MUTHIA HAKIM I1A006039

6. RAFLI JANUAR A.K I1A006044 7. UPIT WAHYU Y. I1A006048

8. ADITYA N. I1A006051

9. TRIYOGO LAKSONO I1A006057

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

JURUSAN TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

PURWOKERTO

(2)

BAB I

Pendahuluan

1.1 Gambaran Umum Proyek

Sistem informasi di rumah sakit digunakan dengan maksud untuk memberikan pelayanan yang terbaik baik secara fisik maupun dari segi pelayanannya. Hal itu diperlukan karena jumlah rumah sakit yang ada sudah cukup banyak. Oleh sebab itu, mengapa rumah sakit melakukan hal yang terbaik demi kenyamanan para pasienya.

Sistem informasi rumah sakit yang digunakan disini dengan menggunakan card digunakan untuk mempermudah pasien. Agar mereka tidak harus mengantri terlalu lama dan lebih efisien serta efektif. Kemudian selain mempermudah pasien juga mempermudah orang yang bekerja di bagian pendaftaran di rumah sakit tersebut. Karena orang tersebut tidak harus mencatat nama, kemudian dokter mana yang hendak ditemui oleh sang pasien dan lain hal sebagainya.disini juga telah tersedia nomer antrian untuk pasien sesuai dengan dokter yang hendak ditemui untuk konsultasi.

Sistem ini dilaksanakan secara offline. Dimana system ini hanya berlaku untuk satu rumah sakit saja (rumah sakit pusat) tidak untuk cabang dari rumah sakit ini. Cara kerja dari card tersebut adalah dengan memasukan card kedalam mesin yang sudah disediakan oleh pihak rumah sakit, bentuk mesin seperti mesin ATM yang sudah ada saat ini. Kemudian pasien diberikan menu untuk memilih dokter mana yang akan temui untuk konsultasi. Lalu mesin tersebut mengeluarkan kertas dimana kertas tersebut nantinya diberikan ke bagian pendaftaran untuk dicarikan buku pasien dan nantinya yang akan dibawa keruangan dokter. Kemudian pasien hanya tinggal menunggu sampai dipanggil untuk berobat sesuai dengan nomer antrian yang ada pada kertas yang dikeluarkan oleh mesin pendaftaran.

(3)

Pasien datang

Pertama kali datang

Ke bagian pendaftaran Menuju mesin

pendaftaran

Ke bagian pendaftaran

Menunggu di panggil oleh dokter

end

Ya

Tidak

(4)

1.2 Perubahan Rencana Pengembangan Perangkat Lunak

a. Proyek ini akan terus diamati oleh kedua belah pihak untuk memndapatkan hasil yang sesuai dan yang terbaik.

b. Protek ini akan terus berlanjut dikembangkan jika mendapatkan hasil akhir yang memuaskan.

1.3 Bahan Acuan

Rencana pengembangan perangkat lunak ini disusun berdasarkan saduran dari standard IEEE nomor ANSI/IEEE Std 1058.1-1987 (reaffirmed 1993). Beberapa bagian telah dengan sengaja dihilangkan atau digabungkan dengan bagian lainnya.

1.4 Definisi dan Akronim

Beberapa definisi dan akronim yang ada dalam rencana pengembangan perangkat lunak ini antara lain seperti dalam tabel berikut:

Istilah, Akronim dan

SRSSoftware Requirement Spesification

(5)

ditampilkan hasilnya

Server  Pegawai rumah sakit terkait atu bagian resepsionisnya.

(6)

Pemodelan Sistem Informasi

1.5 Model Proses

Dalam proyek ini digunakan model sekuensial linier. Sekuensial linier mengusulkan sebuah pendekatan kepada perangkat lunak yang sistematik dan sekuensial yang mulai pada tingkat dan kemajuan sistem pada seluruh analisis, desain, kode, pengujian dan pemeliharaan.

Gambar: Model sekuensial linier

1. Rekayasa dan pemodelan sistem

Sistem Informasi Rumah Sakit ini akan dibuat dengan menggunakan Microsoft Office Access 2007 Database untuk pengelolaan data yang berupa jadwal dokter praktek di rumah sakit tersebut serta biodata pasien. Dengan software pendukung, yaitu

Microsoft Office Access 2007 Database (untuk penyimpanan data), data management system (untuk pengelolaan data base pasien dan jadwal dokter), sistem operasi (untuk pengoperasian sistem), serta sistem matematika (sebagai counter dalam penghitungan absen).

Sistem akan mampu menyimpan database pasien sejumlah 10000 orang serta

database dokter sejumlah 300 orang. Kemudian sistem informasi ini menggunakan jaringan lokal, di mana antar komputer terhubung menggunakan Local Area Network

(LAN) dan dikontrol oleh komputer server.

Dibutuhkan beberapa perangkat komputer untuk menjalankan sistem ini. hal ini dibutuhkan untuk meningkatkan pelayanan pada rumah sakit. Semakin banyak unit yang disediakan, maka pengunjung tidak perlu menunggu lama. Setiap komputer tersebut terhubung ke komputer server (yang memiliki fungsi kontrol).

(7)

2. Analisis kebutuhan perangkat lunak

Di sistem ini membutuhkan database sebagai berikut:

a. Jumlah pasien beserta data diri dan riwayat kesehatannya (jika sebelumnya pernah berobat), termasuk identitas kartu rumah sakit yang dimiliki pasien.

b. Jumlah dokter beserta nama dan jadwal prakteknya. c. Waktu aktif sistem

Pada sistem ini prosesnya pengaksesan data adalah sekitar 3 detik setelah menu dipilih sampai keluarnya nomor antrian.

3. Desain

Desain dari sistem ini yaitu sama dengan sistem seperti mesin ATM. Hanya saja menu yang terdapat pada sistem ini berupa database pasien, jadwal waktu dokter yang sedang bertugas. Dan pada sistem ini terdapat alat unutuk menghitung jumlah pasien yang telah mendaftar guna untuk menjadikanya sebagai daftar antrian. Maka disini membutuhkan juga sebuah counter agar dapat menghitung dengan tepat. Pada sistem ini prosesnya pengaksesan data adalah sekitar 3 detik setelah menu dipilih sampai keluarnya nomor antrian. Disini juga setiap mesin terhubungkan dengan komputer server.

4. Pengujian

Ketika seorang pasien sudah terdaftar atau sudah pernah mengujungi rumah sakit ini maka dia akan langsung mendapatkan kartu untuk mengakses bila nanti dia berkunjung kembali ke rumah sakit ini. Dan secara otomatis mereka dapat mengakses langsung. Pada awal penggunaan pasien tersebut dapat dibantu oleh bagian resepsionis untuk penggunaan agar pada saat pasien tersebut berkujung kembali tidak melakukan kesalahan. Dan panduan disini dimaksudkan untuk mengecek apakah data pasien ada yang salah kemudian bila ada akan segera ditindak lanjuti oleh sang resepsionis. Passwordnya pun dengan mudah dapat diganti oleh pasien itu sendiri agar mudah diingat dan aman.

(8)

Pada sistem ini disambungkan ke komputer server hal ini dimaksudkan untuk penjagaan bila si sistem terdapat kerusakan agar dapat langsung ditindak lanjuti dengan baik. Dan juga tidak mengganggu kenyamanan dari sang pasien.

1.6 Struktur Organisasi

Struktur organisasi dari sistem rumah sakit ini adalah sebagai berikut:

Keterangan:

a. Manajer Umum ; bertanggung jawab secara luas atas seluruh kegiatan baik operasional maupun teknis serta administrasi kepada pihak Rumah Sakit.

Manajer Umum Pengembangan Perangkat Lunak Pihak Rumah Sakit

Auditor Internal

Manajer Operasional dan Konfigurasi

Tim Perancangan, Perlengkapan dan Peralatan

Manajer Kontrol Verifikasi, Validasi dan Uji coba

Tim Pengembangan Hardware

Manajer Kontrol Kualitas

Tim Kontrol Kualitas

(9)

b. Auditor Internal ; mengaudit seluruh administrasi proyek dari anggaran pengembangan sampai gaji pekerja.

c. Manajer Operasional dan Konfigurasi ; bertanggung jawab atas tim yang menjalankan seluruh operasional dari proyek yang dikembangkan, mulai dari perancangan sistem, penyusunan program dan konfigurasi peralatan.

d. Tim Perancangan, Perlengkapan dan Peralatan : yang merancang perangkat lunak hingga sesuai dengan pesanan.

e. Manajer Kontrol Kualitas ; bertanggung jawab mengkoordinir tim yang bekerja untuk pengembangan software sistem serta tetap berkomunikasi dengan Manajer Operasional dan Konfigurasi .

f. Tim Kontrol Kualitas: yang bertugas menjaga kualitas semua aspek pengembangan software.

g. Tim Pengembangan Software: yang bertugas mengembangan software agar didapatkan hasil yang sesuai.

h. Manajer Kontrol Verifikasi, Validasi dan Ujicoba ; bertanggung jawab atas pengembangan hardware, pengujicobaan alat yang dihasilkan serta memferifikasi dan memvalidasi alat yang dihasilkan.

i. Tim Pengembangan Hardware: yang mengembangkan perangkat kerasnya agar sesuai dengan hasil yang diinginkan.

(10)

1.7 Tujuan dan Prioritas Manajemen

Tujuan dan prioritas dari aktivitas manajemen, menyangkut antara lain:

a. Prioritas relatif dari proyek ini adalah untuk memudahkan para pasien agar waktu mereka lebih efektif dan efisien. Kemudian untuk anggaran dalam pembuatan proyek ini akan dibuat seminimal mungkin dengan hasil yang terbaik.

b. Di proyek ini menggunakan alat-alat yang telah ada agar lebih hemat. Kemudian untuk sumber daya manusianya menggunakan ahli-ahli dalam bidang mereka masing-masing agar hasil yang didapat sesuai.

1.8 Asumsi, Kebergantungan dan Kendala

Asumsi yang digunakan adalah bahwa alat tersebut akan jadi dalam waktu sekitar 6 bulan dan tentunya telah sesuai dengan SRS yang ada.

Kebergantungan dalam pembutan alat ini, yaitu bergantung kepada ketersediaannya alat-alat di pasaran.

Kendala yang dihadapi dalam pembuatan alat ini, yaitu: a. Ketersediaan alat untuk proyek ini.

b. Manajemen waktu yang terkadang agar sedikit diluar rencana karena ada faktor-faktor lain yang tidak dinginkan kedatanganya.

1.9 Manajemen Resiko

3.3.1. Identifikasi Resiko

a. Resiko Kontraktual

Resiko ini mengidentifikasi resiko yang berhubungan dengan rencana proyek:

 Dokumen outline belum dikembangkan untuk semua yang ditentukan sebagai bagian dari proses perangkat lunak.

 Persyaratan perlanggan berubah, yang mempengaruhi perangkat lunak.  Spesifikasi persyaratan pelanggan kurang jelas.

(11)

Resiko yang mengancam kualitas dan ketepatan waktu perangkat lunak yang dihasilkan.

 Kurang spesifiknya metode yang digunakan.

 Tidak ada perangkat lunak lain yang mendukung proses pengujian.

 Tidak ditemukan piranti perangkat lunak lain untuk mendukung analisis perangkat lunak dan desain proses.

c. Resiko Ukuran dan Kompleksitas Produk

 Teknologi yang ada tidak memenuhi harapan.

 Pemakaian ulang (recycle) yang lebih rendah dari yang diharapkan.

d. Resiko Ketersediaan Personalia

 Adanya staf yang sakit.

 Kurangnya jumlah staf karena kompleksitas produk.  Tingkat turnover(pergantian) staf yang tinggi.

e. Resiko Penerimaan Pelanggan atas Produk

 Pelanggan menolak sistem.

 Pelanggan kurang memahami proses perangkat lunak tersebut.

 Pelanggan tidak yakin bahwa fungsionalitas yang diminta dapat dilakukan.

3.3.2. Manajemen Resiko

Untuk mengurangi resiko tersebut, dikembangkan strategi, terutama untuk mengurangi turnover (pergantian) staf yang dapat mengancam ketepatan waktu dan kualitas perangkat lunak yang dihasilkan. Di antara langkah-langkah yang mungkin diambil adalah:

a. Menemui staf yang ada untuk mengetahui penyebab keluar (misalnya kondisi kerja yang uruk, gaji yang rendah atau pasar kerja yang kompetitif).

b. Bertindak untuk mengurangi penyebab-penyebab yang ada di bawah kontrol manajemen sebelum proyek dimulai.

(12)

d. Mengumpulkan tim proyek sehingga informasi mengenai masing-masing aktivitas pengembangan dapat disebarkan secara luas.

e. Menentukan standar dokumentasi dan membuat mekanisme untuk memastikan bahwa dokumen dikembangkan secara tepat waktu.

f. Membuat dokumen outline yang jelas yang disetujui oleh kedua belah pihak, baik pengembang maupun pelanggan. Hal ini dilakukan untuk mempermudah jika ada rasa kurang puas dari pelanggan nantinya.

Jika usaha pengurangan resiko telah gagal dan bahwa resiko telah menjadi sebuah kenyataan, maka manajer proyek harus secara temporal memfokuskan lagi sumber daya dan menyesuaikan lagi jadwal proyek dengan fungsi-fungsi yang telah disusun sepenuhnya, merekrut staf baru. Staf yang keluar diminta menghentikan semua pekerjaannya dan menghabiskan minggu-minggu terakhir mereka untuk mentransfer pengetahuan.

1.10 Mekanisme Pemantauan dan Pengendalian 3.4.1. Mekanisme Pelaporan

a.Jenis Laporan Proyek

Jenis laporannya dalam bentuk tulisan real, dalam arti tulisan tersebut apa adanya tanpa ada hal yang disembunyikan dan diserahkan langsung kepihak Rumah Sakit.

b.Frekuensi Laporan Proyek

Pelaopran ini dilakukan satu kali dalam satu bulan atu pada saat rapat yang waktunya telah disepakati bersama. Ini hanya untuk pelaporan yang tertulis. Namun , tetap saja dalam kesehariannya harus ada pelaporan dalam bentuk lisan. Maka disinilah dibutuhkan kerjasama antara pihak konsultan dan juga pihak rumah sakit yang terkait.

c. Alur Informasi (penyebaran informasi)

(13)

diselesaikan bersama. Kemudian dari Manajer Umum pada saat rapat diserahkan kepada pihak Rumah Sakit selaku pemesan atau pemilik perusahaan.

3.4.2. Teknik Bantu

Teknik bantu yang digunakan yaitu dengan sumber daya manusia yang ada yang tentunya ada dari pihak Rumah Sakit serta pihak pengembang atau konsultanya agar tidak ada pihak yang dirugikan.

3.4.3. Hubungan Umum

Hubungan umum antara mekanisme pemantauan dan pengendalian proyek dengan rencana fungsi-fungsi pendukung proyek yang antara lain:

a Software configuration management; yang berhubungan dengan manajemen operasional dan konfigurasi yang telah terkonfigurasi dengan software yang ada.

a Softwarequality assurance tasks:

 Pengkajian ulang terhadap RPPL yang telah/ sedang berjalan.

 Aktivitas dan mekanisme kaji ulang serta audit, dilakukan oleh auditor internal yag sekaligus sebagai asisten langsung dari manajer umum.

 Aktivitas dan mekanisme kaji ulang hasil kerja (work products), berhubungan dengan manajemen kontrol kualitas. Dilakukan untuk menentukan kualitas produk yang dihasilkan.

a Software verification & validation; berhubungan dengan manajemen kontrol validasi, verifikasi dan uji coba untuk mengontrol kelegalan software yang digunakan serta validasi dan software yang terintegrasi pada produk serta melakukan penguji cobaan.

1.11 Rencana Penugasan

Berdasarkan pada struktur organisasi yang terdapat pada bagian 1.6, dapat dijelaskan beberapa tipe yang menyangkut:

 Arah keahlian:

(14)

 Setiap Manajer pelaksana ditugaskan untuk melakukan proses manajemen pada setiap tim yang dipimpin.

 Setiap anggota tim bekerja sesuai dengan fungsinya masing-masing dan selalu mengadakan koordinasi internal dengan manajernya.

 Saat proyek akan dimulai:

 Manajer umum terlebih dahulu harus memahami dan mempelajari dengan sebaik-baiknya keinginan dari pihak Rumah Sakit, agar pengerjaan proyek dapat berjalan dengan lancar.  Manajer umum harus terlebih dahulu membentuk tim inti yang nantinya setiap anggota tim

inti dipersiapkan menjadi auditor dan manajer pelaksana.

 Setelah terbentuk susunan organisasi yang sesuai, proyek mulai dilaksanakan dengan diadakan koordinasi antara seluruh pelaksana proyek untuk menentukan proses kerjanya.  Lamanya dibutuhkan:

 Setiap anggota tim yang bekerja dibawah koordinasi manajer, akan dibutuhkan selama proyek berlangsung sesuai waktu pelaksanaan proyek.

 Manajer yang mengoordinir setiap anggota tim, bekerja ketika proyek dirancang sampai dengan proyek yang dikerjakan selesai dan selama masih dibutuhkan sampai ada proyek baru.

 Tenaga ahli dan profesional dibutuhkan hanya pada saat-saat tertentu, yaitu ketika pengontrolan terhadap standar kerja, standar keberlangsungan pelaksanaan proyek dan standar mutu dari produk yang dihasilkan.

 Cara mendapatkan, melatih, memfungsikan (retraining), dan memberhentikan personalia:  Setiap anggota dari tim yang bekerja diperoleh dari seleksi yang diadakan oleh tim kecil

yang salah satu anggotanya merupakan manajer yang memimpin tim tersebut.

 Tenaga ahli dan profesional diperoleh dari jaringan yang telah ada atau memanfaatkan konsultan ahli yang telah ada.

(15)

internal, manajer-manajer dan tim-tim dibawahnya.

 Untuk memberhentikan anggota personalia yang mungkin tidak dibutuhkan lagi, dilakukan melalui prosedur yang selanjutnya dibahas dalam rapat koordinasi antara Manajer umum dan seluruh personalia.

(16)

1.12 Metode, Alat Bantu, dan Teknik

Metode yang digunakan untuk sistem ini adalah offline yang artinya dia tidak terhubung dengan pihak rumah sakit lainya ataupun cabang dari rumah sakit terkait. Sistem Informasi Rumah Sakit ini akan dibuat dengan menggunakan Microsoft Office Access 2007 Database untuk pengelolaan data yang berupa jadwal dokter praktek di rumah sakit tersebut serta biodata pasien. Dengan software pendukung, yaitu Microsoft Office Access 2007 Database (untuk penyimpanan data), data management system (untuk pengelolaan data base pasien dan jadwal dokter), sistem operasi (untuk pengoperasian sistem), serta sistem matematika (sebagai counter dalam penghitungan absen).

Sistem akan mampu menyimpan database pasien sejumlah 10000 orang serta database

dokter sejumlah 300 orang. Kemudian sistem informasi ini menggunakan jaringan lokal, di mana antar komputer terhubung menggunakan Local Area Network (LAN) dan dikontrol oleh komputer server.

Secara teknik sistem ini membutuhkan beberapa perangkat komputer untuk menjalankan sistem ini. hal ini dibutuhkan untuk meningkatkan pelayanan pada rumah sakit. Semakin banyak unit yang disediakan, maka pengunjung tidak perlu menunggu lama. Setiap komputer tersebut terhubung ke komputer server (yang memiliki fungsi kontrol).

1.13 Dokumentasi Perangkat Lunak

Daftar langsung atau daftar acuan tentang rencana dokumentasi untuk proyek perangkat lunak yang terdiri dari :

 Rencana dokumentasi:

 Jenis dokumentasi yang digunakan adalah dokumentasi langsung. Dokumen dibuat untuk melihat kemajuan proyek yang sedang dikembangkan, sebagai referensi untuk

troubleshooting bila terjadi kendala, sebagai pedoman operasional dan kegiatan lainnya.  Jadwal pendokumentasian relatif yang mengacu pada tonggak acuan (milestone) dan acuan

pengembangan (baseline) yang telah ditetapkan pada bagian 1.5 Model Proses. Jadwal pendokumentasian dilakukan pada setiap proses kerja, dan dibukukan secara penuh pada akhir proyek.

(17)

kemampuan dalam memilih hal-hal apa saja yang perlu didokumentasikan.

 Format dokumen yang digunakan merujuk pada standar umum untuk dokumentasi kegiatan.

 Dokumentasi akan disimpan dalam bentuk file, gambar, maupun video.

BAB V

(18)

5.1 Paket Kerja

Paket kerja yang akan dihasilkan dengan sebelumnya menentukan work breakdown structure

(WBS). Paket kerja yang dibuat dilihat dari sisi teknis, yang meliputi :

a. Penentuan waktu, biaya dan seluruh kegiatan yang akan dikerjakan didalam proyek. b. Pengadaan peralatan dan komponen alat pendukung proyek.

c. Perancangan software dengan membuat source code dan mengkompilasinya. d. Mengintegrasikan software dengan hardware, serta mengujicobanya.

e. Menginstalasikan produk yang telah dihasilkan.

5.2. Kebergantungan

Skema kebergantungan antar paket kerja dan antara paket kerja dengan hal eksternal:

5.3. Tuntutan Sumber Daya

Sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek ini antara lain:

a. Jumlah dan tipe personalia ; Setiap tim beranggotakan 3-4 orang ditambah 1 manajer dalam 3 manajemen. Auditor Internal beranggotakan 2-3 orang.

b. Tiap tim bertanggung jawab atas kerjaannya masing-masing.

c. Perjalanan untuk pembelian dan penyediaan komponen alat yang diperlukan setidaknya membutuhkan sarana transportasi yang memadai.

d. Fasilitas kantor yang memadai.

5.4. Anggaran dan Pengalokasian Sumber Daya

(19)

1. Kegiatan Persiapan

 Studi Kelayakan  Pengadaan peralatan /

hardware

2. Pelaksanaan Proyek

 Pembuatan progam / software

 Pengujian perangkat lunak

 Integrasi Hardware dan Software

 Pengujian Software Kerja Hardware

3. Pelatihan

4. Pemeliharaan

5. Dokumentasi

BAB VI

Komponen Pendukung

A. Manajemen subkontrak

Proyek ini akan dibagi kedalam beberapa subkontrak agar bisa dikerjakan oleh pihak lain untuk mempercepat waktu pelaksanaan proyek.

B. Rencana keamanan

(20)

tidak diinginkan, maka semua pegawai yang terkait harus mematuhi peraturan-peraturan dalam pelaksanaan proyek.

C. Rencana verifikasi dan validasi terpisah

Pada pelaksanaan proyek dimungkinkan untuk melaksanakan verifikasi dan validasi secara terpisah untuk menjamin mutu dari hasil proyek yang dilaksanakan.

D. Rencana pelatihan

Pelatihan dilaksanakan bagi para pegawai baru yang belum mengerti dan memahami proyek yang sedang dilaksanakan.

E. Rencana pembelian perangkat keras

Perangkat keras yang akan digunakan dalam pengerjaan proyek ini adalah perangkat keras generasi terbaru dan bermutu tinggi untuk membantu memudahkan dalam pengerjaan proyek.

F. Rencana pengadaan fasilitas

Untuk mendukung perkembangan dan pengerjaan proyek maka akan diusahakan perangkat-perangkat keras dengan kualitas tinggi agar kesalahan dalam pengerjaan proyek dapat diminimalisir sekecil mungkin serta menghasilkan hasil yang maksimal.

G. Rencana instalasi produk sistem perangkat lunak

Perangkat lunak untuk server yang dihasilkan akan diintegrasikan langsung kedalam sistem LAN agar dapat tetap dicek oleh server.

H. Rencana konversi data

Konversi data akan dilakukan apabila terjadi perubahan pada data yang diolah.

I. Rencana transisi sistem lama (yang sudah ada) ke sistem baru

Apabila sistem yang digunakan tidak mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan yang terjadi maka akan dilakukan perubahan atau transisi dari sistem lama kesistem yang baru yamg mampu menyesuaikan dengan perkembangan yang ada.

J. Rencana perawatan produk sistem perangkat lunak

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan Binary Search adalah algoritma pencarian yang dilakukan dengan cara menebak apakah data yang dicari berada di tengah-tengah data, kemudian membandingkan data

Dalam hal ini tentunya didasari dengan ketidaktahuan para peternak lebah di Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang akan adanya ketentuan dalam mengeluarkan zakat

Target/luaran yang diharapkan melalui program ini adalah terbentuknya Karang Taruna sebagai wadah bagi generasi muda untuk berkontribusi di masyarakat

[r]

 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diktahui siswa..  Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan. dan

Pedoman Teknis ini disusun sebagai acuan penyelenggaraan kegiatan model pengembangan kawasan kakao bagi pengelola kegiatan di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota serta

Kondisi stabilitas tanah di lapangan cukup baik dan memungkinkan untuk dilakukan pemindahan dinding penahan tanah dalam rangka mengurangi luas area lahan pondasi

Similar changes in DA and 5-HT neurotransmission were observed during in- travenous cocaine self-administration, which is the model that the best simulates cocaine abuse in hu-