• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prevalensi Trauma Gigi Permanen Anterior pada Anak SMP di Kecamatan Medan Baru dan Medan Johor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Prevalensi Trauma Gigi Permanen Anterior pada Anak SMP di Kecamatan Medan Baru dan Medan Johor"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Trauma gigi atau yang dikenal dengan istilah Traumatic Dental Injury (TDI)

telah menarik perhatian, bahkan merupakan masalahkesehatan masyarakat.TDI yang

sebagian besar terjadi pada masa anak-anak dan remajamemiliki dampak yang serius

bagi kualitas hidup anak. Andreasen menyatakan bahwa trauma gigi dapat

membahayakan kesehatan gigi dan menyebabkan masalah estetika dan psikologis.

Trauma gigi adalah kerusakan jaringan keras gigi dan atau jaringan periodontal oleh

sebabmekanis. Trauma juga diartikan sebagai suatu penyebab sakit karena kontak

yang keras dengan suatu benda. Gigi yang sering terlibat pada trauma adalah gigi

anterior.Trauma gigi anterior dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung,

secara langsung terjadi ketika benda keras langsung mengenai gigi, sedangkan secara

tidak langsung terjadi ketika benturan yang mengenai dagu menyebabkan gigi rahang

bawah membentur gigi rahang atas dengan kekuatan atau tekanan besar secara

tiba-tiba.1-3

Trauma gigi anteriordapat mengakibatkan perubahan warna dan posisi gigi,

patahsebagian atau seluruh mahkota dan lepasnya gigi.Etiologi yang mengakibatkan

terjadinya trauma pada gigi adalah jatuh saat bermain, baik diluar maupun di dalam

rumah, berolahraga,kecelakaan lalu lintas, tindakan kriminalitas, child abusedan

perkelahian.Faktor predisposisitrauma gigi anterior adalah susunan gigiyang

protrusif, jarak overbite dan overjet yang besar serta penutupan bibir yang tidak

sempurna.4,5

Penelitian oleh Babita dkk di India menjumpai TDI20-30% yang melibatkan

gigi permanen, menyebabkan gangguan estetis dan fungsi. Lebih dari 20% trauma

melibatkan gigi permanen anak usia 14 tahun dengan puncak insiden pada usia 8-10

tahun.Hasil penelitian di Thailand oleh Malikaew dkk pada usia 11-13 tahun

mendapatkan TDI sebesar 35%,dan di Brazil oleh Bendo pada usia 11-14

(2)

padausia 9-14 mendapatkan 27,56%, di Inggris oleh Hamilton pada usia 8-12

mendapatkan 34%.Hasil penelitian di India oleh Adarsh Kumar dkk pada usia 12-15

tahun mendapatkan TDI sebesar 14,4%,dan oleh Babita Ahlawat dkk pada usia 10-17

tahun mendapatkan TDI sebesar 18,25%.4,6-8

Prevalensi trauma gigi anak laki-laki lebih tinggi dari anak perempuan

dengan survei perbandingan1,3-2,3:1. Tingginya prevalensi TDI pada anak laki-laki

karena anak laki lebih energik dan aktif sedangkan anak perempuan lebih matang

dalam berperilaku.Anak laki lebih memilih olahraga yang mempunyai resiko tinggi

terhadap fraktur gigi seperti sepakbola, baseball, basket, tenis, bulu tangkis,

bersepeda, skating, voli dan tinju.4,7

Tempat TDI sering terjadi dirumah dan sekolah, anak laki-laki lebih sering

terjatuh di sekolah, sedangkan anak perempuan lebih sering terjatuh di rumah.Trauma

gigi permanen anterior lebih sering melibatkan satu gigi dan yang paling sering

terkena adalah gigi insisivus sentralis atas. Jenis yang paling sering terkena adalah

fraktur enamel.1,7Perawatan gigi yang terkena trauma bila tidak segera dilakukan

dapat menyebabkan nyeri dan infeksi dengan keterlibatan pulpa. Kondisi ini dapat

menyebabkan hilangnya gigi pada usia yang relatif muda.5,9

Berdasarkan penelitian diatas ternyata prevalensi trauma pada remaja cukup

tinggi. Data prevalensi trauma penelitian di Indonesia khususnya di kota Medan

masih kurang maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang prevalensi

trauma gigi permanen anterior anak pada anak Sekolah Menengah Pertama di

(3)

1.2 Rumusan Masalah Rumusan Umum

Berapakah prevalensi trauma gigi permanen anterior pada siswa/i Sekolah

Menengah Pertama (SMP) di Kecamatan Medan Baru danMedan Johor?

Rumusan Khusus

a. Berapakah frekuensi trauma gigi permanen anterior berdasarkan klasifikasi

trauma gigi menurut WHO pada siswa/i Sekolah Menengah Pertama (SMP) di

Kecamatan Medan Baru dan Medan Johor?

b. Berapakah frekuensi trauma gigi permanen anterior berdasarkan elemen

gigi yang terlibat pada siswa/i Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kecamatan

Medan Baru dan Medan Johor ?

c. Berapakah frekuensi trauma gigi permanen anterior berdasarkan usia pada

siswa/i Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kecamatan Medan Baru dan Medan

Johor?

d. Berapakah frekuensi trauma gigi permanen anterior berdasarkan jenis

kelamin pada siswa/i Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kecamatan Medan Baru

dan Medan Johor?

e. Berapakah frekuensi trauma gigi permanen anterior berdasarkan etiologi

pada siswa/i Sekolah MenengahPertama (SMP) di Kecamatan Medan Baru dan

Medan Johor?

f. Berapakah frekuensi trauma gigi permanen anterior berdasarkan lokasi

terjadinya trauma pada siswa/i Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kecamatan

(4)

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan Umum

Untuk mengetahui besar prevalensi trauma gigi permanen anterior pada

siswa/i SMP (Sekolah Menengah Pertama) di Kecamatan Medan Baru dan

Kecamatan Medan Johor.

Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui berapa besar frekuensi trauma gigi permanen menurut

klasifikasi WHO pada siswa/i SMP (Sekolah Menengah Pertama) di Kecamatan

Medan Baru dan Medan Johor

b. Untuk mengetahui berapa besar frekuensi trauma gigi permanen anterior

pada siswa/i SMP (Sekolah Menengah Pertama) di Kecamatan Medan Baru dan

Medan Johor berdasarkan elemen gigi yang terlibat.

c. Untuk mengetahui berapa besar frekuensi trauma gigi permanen anterior

pada siswa/i SMP (Sekolah Menengah Pertama) di Kecamatan Medan Baru dan

Medan Johor berdasarkan usia.

d. Untuk mengetahui berapa besar frekuensi trauma gigi permanen anterior

pada siswa/i SMP (Sekolah Menengah Pertama) di Kecamatan Medan Baru dan

Medan Johor berdasarkan jenis kelamin.

e. Untuk mengetahui berapa besar frekuensi trauma gigi permanen anterior

pada siswa/i SMP (Sekolah Menengah Pertama) di Kecamatan Medan Baru dan

Medan Johor berdasarkan etiologi.

f. Untuk mengetahui berapa besar frekuensi trauma gigi permanen anterior

(5)

1.4Manfaat Penelitian Manfaat teoritis

1. Hasil penelitian dapat menjadi masukan bagi Dinas Kesehatan Kota dan

tenaga kesehatan gigi untuk meningkatkan dan memaksimalkan pelayanan kesehatan

gigi terutama mengenai trauma gigi pada anak remaja, sehingga dapat mengurangi

prevalensi trauma gigi permanen anterior kususnya di kota Medan.

2. Sebagai bahan acuan bagi peneliti lain untuk mengadakan penelitian

selanjutnya.

Manfaat praktis

1. Sebagai bahan masukan kepada remaja mengenai trauma gigi sehingga

mereka lebih dapat berhati-hati saat beraktivitas dengan cara melakukan penyuluhan.

2. Memberikan informasi kepada orangtua, pihak sekolah mengenai trauma

gigi permanen yang akan berdampak kepada aktivitas dan kehidupan sehari-hari,

serta upaya – upaya pencegahan dan penanggulangan pada trauma gigi.

3. Menambah wawasan dan pengetahuan serta memberikan pengalaman

Referensi

Dokumen terkait

Even though the increased resting time of sows fed ®brous diets could be interpreted as a sign of enhanced satiety (Robert et al., 1993), operant conditioning tests did not reveal

Bakrieland telah melakukan aktivitas dalam upaya untuk melakukan pengungkapan yang memadai tentang penerapan GCG di perusahaan, antara lain dengan mengungkapkan

Penjelasan tertulis dalam surat tersendiri dari yang bersangkutan dalam hal terdapat anggota Dewan Komisaris atau Direksi yang tidak menandatangani laporan tahunan, atau

Appl. For example, broiler breeder females may not be receptive to male courtship advances, and may avoid males, thus causing frustration in otherwise normal males. The objective

[r]

Such as; Continuously Operating GPS Reference Stations (TUSAGA-Aktif), Geo-Metadata Portal (HBB), Orthophoto-Base Map Production and web services, Completion of Initial

Demikian atas perhatian dan partisipasinya diucapkan terima kasih.. Semarang, 18 Juli 2013

Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi