• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Yuridis Putusan Mahkamah Agung Nomor 409 K Pdt.Sus-Phi 2014 Terkait Pemutusan Hubungan Kerja Pengurus Serikat Pekerja Pada Perusahaan Manufaktur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Yuridis Putusan Mahkamah Agung Nomor 409 K Pdt.Sus-Phi 2014 Terkait Pemutusan Hubungan Kerja Pengurus Serikat Pekerja Pada Perusahaan Manufaktur"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Barisan Buruh Indonesia (selanjutnya BBI) lahir pada 15 September 1945 sebuah organisasi massa buruh. BBI mengutamakan barisan buruh untuk memudahkan mobilisasi oleh serikat pekerja dan partai buruh. Dalam kongresnya pada bulan September 1945 yang dihadiri oleh kaum buruh dan tani, tercetuslah Partai Buruh Indonesia. BBI juga sepakat untuk menuntaskan revolusi nasional. Untuk mempertahankan tanah air dari serangan musuh, BBI membentuk Laskar Buruh bersenjata di pabrik pabrik.

Untuk kaum perempuan dibentuk Barisan Buruh Wanita (selanjutnya disebut BBW). BBI dilebur menjadi Gabungan Serikat Buruh Indonesia (selanjutnya disebut GASBI) pada 1946. Serikat buruh yang tidak sepakat dengan struktur GASBI keluar dan membentuk Gabungan Serikat Buruh Vertikal (GASBV). Tetapi pada bulan November, tahun yang sama, atas usaha Alimin dan Harjono, GASBI dan GASBV berhasil dilebur menjadi SOBSI (Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia).1

Bahkan dalam pernyataan politiknya tahun 1948, SOBSI kemudian menegaskan menolak perjanjian Renville. SOBSI kemudian menyatakan keluar dari HISSBI (Himpunan Serikat-serikat buruh Indonesia) karena perbedaan garis politik.Soekarno mengeluarkan dua konsepsi mengenai kabinet karya dan dewan nasional pada tahun 1957. Kabinet karya ini adalah kabinet eksekutif yang menampung orang-orang di parlemen dan partai politik.

SOBSI sempat mengalami perpecahan akibat perbedaan sikap dalam menanggapi perjanjian Renville pada 1948. Tetapi tidak lama kemudian SOBSI berhasil kembali mengkonsolidasikan pecahan-pecahannya.

(2)

Buruh sebagai golongan fungsional mendapatkan tempat di Dewan Perancang Nasional. Anggota Dewan ini 77 orang, dan dari 77 itu ada lima wakil angkatan buruh/pegawai yaitu dari SOBSI, SOBRI, RKS dan dua orang dari KBKI. Sementara di Dewan Pertimbangan Agung, duduk dua orang wakil dari buruh yaitu dari SOBSI dan KBKI.2

Pada dasarnya organisasi pekerja baik dalam bentuk Serikat Pekerja/Serikat Buruh adalah untuk melaksanakan salah satu hak asasi manusia yaitu kebebasan mengeluarkan pendapat dan berorganisasi, yang selanjutnya diharapkan terpenuhinya hak dasar buruh akan upah yang layak, tanpa diskriminasi dalam kerja dan jabatan, adanya jaminan sosial, adanya perlindungan dan pengawasan kerja yang baik, dan sebagainya.

Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) didirikan sebagai satu-satunya serikat buruh yang diakui pemerintah pada 1973.

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000, tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh (selanjutnya disebut UU SP/SB) didasarkan pada Pasal 28 E perubahan Kedua Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 (selanjutnya UUD 1945) dan Konvensi ILO (Internasional Labour Organization) Nomor 98 Tahun 1949, tentang Hak Berorganisasi dan Kemerdekaan berserikat diratifikasi oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan Undang-Undang Nomor.18 Tahun 1956, tentang Persetujuan Konvensi Organisasi Perburuhan Internasional No.98 Tahun 1949 mengenai berlakunya dasar-dasar dari pada hak untuk berorganisasi dan untuk berunding bersama. Dengan telah diratifikasinya Konvensi ILO No 98 Tahun 1949, tentang Hak Berorganisasi dan Kemerdekaan Berserikat serta diundangkannya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, maka bidang perburuhan sesungguhnya telah berubah secara radikal. Namun secara prinsip, organisasi buruh dibentuk dengan tujuan untuk memperjuangkan kepentingan buruh, khususnya untuk memperbaiki tingkat kesejahteraan hidup dan melindungi hak-hak buruh.

(3)

Sejak negara ini didirikan, bangsa Indonesia telah menyadari bahwa kebebasan berserikat dan berkumpul merupakan kebutuhan hak asasi manusia sebagaimana telah diamanatkan dalam Pasal 28 UUD 1945 yang menyatakan “ Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.” Serikat pekerja/buruh merupakan bentuk pelaksanaan dari hak seseorang untuk berserikat dan berkumpul. Adanya serikat pekerja/buruh sangat penting bagi kelangsungan hubungan industrial. Serikat pekerja diharapkan dapat melaksanakan fungsinya secara maksimal dalam rangka meningkatkan hubungan industrial di tingkat perusahaan. Yang menjadi masalah adalah sebagian besar pengurus serikat pekerja tersebut tidak profesional di bidangnya, tidak mempunyai latar belakang perjuangan serikat bekerja, tidak mempunyai program kerja dan sasaran yang jelas, tidak mempunyai kemampuan negosiasi.

Kebebasan berserikat dan perlindungan hak berorganisasi juga dituangkan dalam Konvensi ILO Nomor 87 Tahun 1956 (Freedom Of Association and Protection Of The Rightto

Organise) dimana pemerintah Indonesia telah meratifikasinya melalui Keppres Nomor 83 Tahun

1998, Pasal 2 menyebutkan bahwa para pekerja dan pengusaha, tanpa perbedaan apapun, berhakuntuk mendirikan dan, menurut aturan organisasi masing-masing, bergabung denganorganisasi-organisasi lain atas pilihan mereka sendiri tanpa pengaruh pihak lain pasal4organisasi pekerja dan pengusaha tidak boleh dibubarkan atau dilarang kegiatannyaoleh penguasa administratif.

(4)

bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja/buruh serta meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya.”

Tujuan dari pada serikat pekerja/serikat buruh ini dapat dilihat dalam Pasal 4 ayat (1) UU SP/SB yang menyatakan “Serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikatburuh bertujuan memberikan perlindungan, pembelaan hak dan kepentingan, serta meningkatkan kesejahteraan yang layak bagi pekerja/buruh dan keluarganya. “Perselisihan hubungan industrial adalah perbedaan pendapat yang mengakibatkan pertentangan antara pengusaha atau gabungan pengusaha dengan serikat pekerja/serikat buruh karena adanya perselisihan mengenai hak, perselisihan kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan kerja dan perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh dalam satu perusahaan.3

3Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial.

Jika perselisihan hubungan industrial terus berlangsung, maka ke dua belah pihak, serikat pekerja/buruh dan pengusaha, akan sama-sama menghadapi resiko kerugian. Oleh karena itu upaya meminimalkan konflik merupakan jalan keluar terbaik. Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk ini adalah dengan cara melakukan dialog secara intensif, dimana masing-masing pihak secara terbuka menempatkan dirinya dalam posisi yang seimbang.

(5)

Dari segi dimensi ekonomis, perluasan kesempatan kerja juga merupakan dimensi ekonomis ketenagakerjaan, karena melalui kesempatan kerja pertumbuhan ekonomi diciptakan sekaligus memberikan penghasilan dan meningkatkan daya beli masyarakat. Masalah ketenagakerjaan juga mencakup masalah pengupahan dan jaminan sosial, penetapan upah minimum, syarat-syarat kerja, perlindungan tenaga kerja, penyelesaian perselisihan, kebebasan berserikat dan hubungan industrial, serta hubungan dan kerjasama internasional. Semuanya mengandung dimensi ekonomis, sosial dan politis. Dengan kata lain, masalah ketenagakerjaan tersebut mempunyai multi dimensi, cakupan luas dan sangat kompleks.

Berdasarkan latar belakang di atas merasa tertarik memilih judul Analisis Yuridis Putusan Mahkamah Agung Nomor 409 K/Pdt.Sus-PHI/2014 Terkait Pemutusan Hubungan Kerja Pengurus Serikat Pekerja pada Perusahaan Manufaktur.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang digunakan peneliti dalam penelitian ini, sebagai berikut :

1. Bagaimana pemutusan hubungan kerja yang dilakukan oleh perusahaan terhadap pegurus serikat pekerja ?

2. Bagaimana penyelesaian perselisihan hubungan pengurus serikat pekerja dengan perusahaan terkait pemutusan hubungan kerja menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004?

3. Bagaimana penerapan ketentuan Pasal 153 G Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 dalam Putusan Mahkamah Agung Nomor 409 K/Pdt.Sus-PHI/2014 ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

(6)

Adapun yang menjadi tujuan di dalam penelitian ini adalah

a. Untuk mengetahui pemutusan hubungan kerja pengurus serikat pekerja yang dilakukan perusahaan terhadap buruh yang diatur Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003.

b. Untuk mengetahui perselisihan hubungan industrial antara perusahaan dengan pengurus

serikat pekerja terkait pemutusan hubungan kerja ditinjau dari Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004.

c. Untuk mengetahui penerapan putusan dalam ketentuan Pasal 153 G Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan atau bahan pertimbangan bagi praktisi hukum, khususnya para hakim menangani perkara perdata.

b. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada para serikat pekerja/serikat buruh pada umunya dan para pencari keadilan dalam mempertahankan haknya melalui pengadilan.

D. Keaslian Penelitian

Penulisan skripsi ini didasarkan atas ide atau gagasan sendiri dan telah dilakukan penelusuran di Perpustakaan Fakultas Hukum USU oleh Petugas Pustaka bahwa judul skripsi Analisis Yuridis Putusan Mahkamah Nomor 409 K/Pdt.Sus-PHI/2014 Terkait Pemutusan Hubungan Kerja Pengurus Serikat Pekerja pada Perusahaan Manufaktur. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa tulisan ini adalah asli.

(7)

peraturan-peraturan, buku-buku, kamus hukum, internet, bantuan dari pihak-pihak yang berkompeten dalam bidangnya yang berkaitan dengan skripsi ini. Dengan demikian keaslian skripsi ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

E. Tinjuan Pustaka

1. Pekerja

Pasal 1 angka 3 UU Ketenagakerjaan yang dimaksud pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Istilah pekerja secara yuridis baru ditemukan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1997 tentang Ketenagakerjaan, dimana dalam Pasal 1 angka 3 undang-undang itu memberikan pengertian pekerja adalah “Tenaga kerja yang berada di dalam hubungan kerja pada pengusaha dengan menerima upah.” Dalam Undang-Undang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Pasal 1 angka 9 juga memberikan pengertian pekerja/buruh adalah “ setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.” Dari pengertian di atas dilihat bahwa pekerja adalah sebagai bagian dari ketenagakerjaan, dalam hal ini sudah mendapat pekerjaan.Selanjutnya pekerja memiliki hak yaitu menerima upah dari majikannya.Yang mana upah tersebut merupakan hasil dari tenaga atau jasa yang diberikan kepada atasan atau majikan. Selain hak, pekerja juga memiliki kewajiban, yaitu: 4

a. Bagi pihak pekerja wajib melakukan pekerjaan; melakukan perkerjaan adalah tugas

utama dari seorang pekerja yang harus dilakukan sendiri, meskipun demikian dengan seizin pengusaha dapat diwakilkan.

4Lalu Husni, Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Melalui Pengadilan dan di Luar

(8)

b. Buruh/pekerja wajib menaati aturan dan petunjuk majikan/pengusaha; dalam melakukan pekerjaannya buruh/pekerja wajib menaati petunjuk yang diberikan oleh pengusaha. Aturan yang wajib ditaati oleh pekerja sebaiknya dituangkan dalam peraturan perusahaan.

c. Kewajiban membayar ganti rugi dan denda, jika buruh/pekerja melakukan perbuatan yang merugikan perusahaan baik karena kesengajaan atau kelalaiannya, maka sesuai dengan prinsip hukum pekerja wajib membayar ganti rugi dan denda.

2. Serikat pekerja

Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dalam mewujudkan masyarakat sejahtera, adil, makmur, merata baik materiil maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.Dalam menjalankan visi di atas, tenaga kerja mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai salah satu komponen pelaku untuk mencapai tujuan pembangunan itu.Guna mencapai tujuan pembangunan itu diperlukan adanya rencana terpadu dan terukur sesuai dengan misinya.

Dibidang peserikatan pekerja (Serikat Pekerja) visi dan misi itu jelas dinyatakan dalam UU Ketenagakerjaan yang dituangkan dalam pengertian sebagai berikut “Serikat Pekerja adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerja/buruh baik diperusahaan maupun diluar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis dan bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja/buruh serta meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya.”5

3. Hubungan industrial

Hubungan industrial berdasarkan Pasal 1 angka 16 UU Ketenagakerjaan adalah suatu sistem hubungan yang berbentuk antara para pelaku dalam proses produksi barang dan/atau jasa

(9)

yang terdiri dari unsur pengusaha, pekerja/buruh dan pemerintah yang berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. Terdapat tiga pihak yang terkait, yaitu pengusaha, pekerja/buruh, dan pemerintah dimana masing-masing pihak mempunyai fungsi, sebagai berikut: 6

a. Pemerintah yang mewakili masyarakat menetapkan kebijakan, melakukan pengawasan

dan penindakan terhadap pelanggaran peraturan ketenagakerjaan. b. Pekerjaan menjalankan pekerjaan sesuai dengan kewajibannya.

c. Pengusaha menciptakan usaha dan memberikan kesejahteraan kepada perkerja.

Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial menyatakan, “Perselisihan hubungan industrial adalah perbedaan pendapat yang mengakibatkan pertentangan antara pengusaha atau gabungan pengusaha dengan pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat buruh karena adanya perselisihan hak, perselisihan kepentingan, perselisihan hubungan kerja, perselisihan antar serikat pekerja atau serikat buruh dalam satu perusahaan.”

F. Metode Penelitian

1. Spesifikasi penelitian

Spesifikasi penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitis.Penelitian ini melakukan analisis hanya sampai pada taraf deskripsi, yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematis sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan. Deskriptif dalam arti bahwa dalam penelitian ini, bermaksud untuk menggambarkan dan melaporkan secara rinci, sistematis dan menyeluruh, mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan Analisis Yuridis Putusan Mahkamah Nomor 409 K/Pdt.Sus-PHI/2014 Terkait Pemutusan Hubungan Kerja Pengurus Serikat Pekerja pada Perusahaan Manufaktur.

6

(10)

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum normatif.Penelitian hukum normatif adalah metode penelitian yang mengacu pada norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan.7

2. Data penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah bersifat kualitatif, dengan cara menganalisis bahan hukum secara komprehensif baik bahan hukum primer maupun bahan hukum sekunder yang diperoleh selama melakukan penelitian.

Selain itu juga dilakukan secara deskriptif yaitu penulis berkeinginan untuk memberikan gambaran atau pemaparan atas subjek dan objek penelitian dikaitkan dengan peraturan perundang-undangan dan teori-teori yang berkaitan Analisis Yuridis Putusan Mahkamah Nomor 409 K/Pdt.Sus-PHI/2014 Terkait Pemutusan Hubungan Kerja Pengurus Serikat Pekerja.

Jenis sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah berupa data sekunder.Menurut Ronny Hanitijo Soemitro data sekunder adalah data yang diperoleh melalui bahan kepustakaan.8

a. Bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang bersifat mengikat yang terdiri dari: Penelitian ini yang dijadikan data sekunder adalah data yang bersumber dari:

1) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata).

2) Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945.

3) Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000, tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh. 4) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

5) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Perselisihan Hubungan Industrial.

7Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan Singkat (Jakarta:

RajaGrafindo Persada, 2009), hlm. 1.

8

(11)

6) Konvensi ILO (Internasional Labour Organization) Nomor 98 Tahun 1949 tentang Hak Berorganisasi dan Kemerdekaan berserikat diratifikasi oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan Undang-Undang No.18 Tahun 1956, tentang Persetujuan Konvensi Organisasi Perburuhan Internasional No.98 Tahun 1949 mengenai berlakunya dasar- dasar dari pada hak untuk berorganisasi dan untuk berunding bersama.

7) Kepala Menteri Tenaga Kerja No. PER-201/MEN/1999 tentang Pendaftaran Serikat Pekerja.

8) Kepala Menteri Tenaga Kerja No. PER-16/MEN/2000 tentang tata cara Pendaftaran Serikat Pekerja.

b. Bahan hukum sekunder yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer yang terdiri dari putusan Mahkamah Agung Nomor 101/K.Pdt.Sus/BPSK/2013.

3. Teknik pengumpulan data

Untuk memperoleh suatu kebenaran ilmiah dalam penulisan skripsi, maka digunakan metode pengumpulan data dengan cara:9

4. Analisis data

studi kepustakaan, yaitu mempelajari dan menganalisis secara digunakan sistematis buku-buku, surat kabar, makalah ilmiah, majalah, internet, peraturan perundang-undangan dan bahan-bahan lain yang berhubungan dengan materi yang dibahas dalam skripsi ini.

Analisis data pada penelitian ini dilakukan secara kualitatif, yaitu dari data yang diperoleh kemudian disusun secara sistematis kemudian dianalisis secara normatif kualitatif untuk mencapai kejelasan masalah yang dibahas.Pengertian analisis di sini dimaksudkan sebagai suatu penjelasan dan penginterpretasian secara logis, sistematis. Logis sistematis menunjukkan

(12)

caraberfikir deduktif-induktif dan mengikuti tata tertib dalam penulisan laporan-laporan penelitian ilmiah.

Setelah analisis data selesai maka hasilnya akan disajikan secara deskriptif, yaitu dengan menuturkan dan menggambarkan apa adanya sesuai dengan permasalahan yang diteliti.10

G. Sistematika Penulisan

Dari hasil tersebut kemudian ditarik suatu kesimpulan yang merupakan jawaban atas permasalahan ini.

Sistematika penulisan skripsi ini terbagi ke dalam bab-bab yang menguraikan permasalahannya secara tersendiri, di dalam suatu konteks yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Penulis membuat sistematika dengan membagi pembahasan keseluruhan ke dalam lima bab terperinci adapun bagiannya, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Bab I memuat tentang bab pendahuluan, penulis menguraikan tentang hal yang bersifat umum serta alasan pemilihan judul, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan, dan metode penelitian. Sebagai penutup bab ini diakhiri dengan memberikan sistematika penulisan dari skripsi ini.

BAB II PEMUTUSAN HUBUNGAN PENGURUS SERIKAT PEKERJA YANG DILAKUKAN PERUSAHAAN TERHADAP BURUH YANG DIATUR UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003

(13)

Bab ini membahas serikat pekerja dalam suatu perusahaan, hak dan kewajiban pengurus serikat pekerja dalam perusahaan serta pemutusan hubungan serikat pekerja yang dilakukan perusahaan.

BAB III PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL ANTARA PERUSAHAAN DENGAN PENGURUS SERIKAT PEKERJA TERKAIT PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004

Bab ini membahas hubungan industrial antara perusahaan, bentuk penyelesaian perselisihan dengan serikat pekerja dan upaya hukum perselisihan antara serikat pekerja dengan perusahaan.

BAB IV PENERAPAN PUTUSAN DALAM KETENTUAN PASAL 153 G UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003

Bab ini membahas posisi kasus, penerapan ketentuan Pasal 153 G Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 dalam putusan Mahkamah Agung Nomor 409 K/Pdt.Sus-PHI/2014 dan akibat hukumnya terhadap keberadaan pengurus serikat pekerja.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Referensi

Dokumen terkait

Analisa dilakukan dengan menghitung nilai earning after tax , total capital employed , cost of capital, dan economic value added sebelum dan setelah merger untuk

2. Kurangnya sarana dan prasarana yang dimiliki dalam penyuluhan. Fasilitas ini juga menentukan kenyamanan dalam penyampaian penyuluhan baik dari pemberi materi maupun

oleh orang lain karena pekerjaannya serabutan. Aku ingin suamiku bekerja yang layak misalnya perusahaan atau yang sejenis”. Kemudian konselor melanjutkan konfrontasi agar

Apa yang Ibnu Arabi kupaskan tentang berat manusia amat menarik; kita bukan sahaja lambat kerana kita ini berat, tetapi juga kerana asal-usul kejadian kita ini adalah lebih

Dalam mewujudkan tujuan memaksimalkan pengelolaan zakat, Baitul Mal Kabupaten Pidie telah melakukan berbagai upaya. Salah satu langkah utama.. adalah pemantapan strategi dalam

Dalam makin turunnya kepala janin dalam jalan lahir, kepala janin akan berputar sedemikian rupa sehingga diameter terpanjang kepala janin akan bersesuaian

Sisa ini tidak boleh diletakkan seluruhnya di kulit O, sisa ini diletakkan pada kulit sesudahnya mengikuti daya tampung maksimum kulit sebelumnya yang dapat diisi yaitu 18, 8 atau

Gambar disamping menunjukkan orang yang sedang menderita penyakit cacing kaki gajah1. Jelaskan kronologis bagaimana seseorang sampai bisa menderita penyakit