• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SUPLEMENTASI PIRIDOKSIN TERHADAP KADAR IMMUNOGLOBULIN Y (IGY) SERUM AYAM PETELUR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH SUPLEMENTASI PIRIDOKSIN TERHADAP KADAR IMMUNOGLOBULIN Y (IGY) SERUM AYAM PETELUR."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

vi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6

2.1. Piridoksin (vitamin B6) 6

2.2. Sumber dan sifat – sifat vitamin B6 7

2.3. Metabolisme dan Fungsi Biokimia Vitamin B6 7

2.4. Sistem Imun dan Sintesis Imunoglobulin Y (IgY) 11

2.5. Stabilitas IgY 16

2.6. Kebutuhan dan defesiensi piridoksin pada ayam 17

2.7. Serum 19

2.8. Hipotesis penelitian 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 22

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian 22

3.2. Bahan Penelitian 22

3.3. Metodologi Penelitian 22

3.3.1. Rancangan Percobaan 22

3.3.2. Prosedur Penelitian 23

3.3.2.1.Pemeliharaan dan Pemberian Perlakuan pada Ayam 24

3.3.2.2.Pemisahan fraksi Albumin dan Globulin serum

Dengan metode penggaraman (Salting Out ) 25

3.3.2.3.Isolasi fraksi Immunoglobulin Y dengan metode

Kromatografi kolom Gel Sephadex G - 200 26

3.3.2.4.Isolasi fraksi Immunoglobulin Y dengan metode

Kromatografi kolom protein sepharos CL-4B 28

3.3.2.5.Identifikasi dan analisis fraksi Immunoglobulin dilakukan 29

Dengan Elektroforesis Gel Poliakrilamida terdenaturasi

3.3.2.6.Penentuan Kadar Immunoglobulin Y 32

(3)

vii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 34

4.1. Hasil isolasi dan identifikasi Immunoglobulin Y(IgY) 34

4.2. Kadar IgY Serum 34

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 44

5.1. Kesimpulan 44

5.2. Saran 44

(4)

vi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6

2.1. Piridoksin (vitamin B6) 6

2.2. Sumber dan sifat – sifat vitamin B6 7

2.3. Metabolisme dan Fungsi Biokimia Vitamin B6 7

2.4. Sistem Imun dan Sintesis Imunoglobulin Y (IgY) 11

2.5. Stabilitas IgY 16

2.6. Kebutuhan dan defesiensi piridoksin pada ayam 17

2.7. Serum 19

2.8. Hipotesis penelitian 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 22

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian 22

3.2. Bahan Penelitian 22

3.3. Metodologi Penelitian 22

3.3.1. Rancangan Percobaan 22

3.3.2. Prosedur Penelitian 23

3.3.2.1.Pemeliharaan dan Pemberian Perlakuan pada Ayam 24

3.3.2.2.Pemisahan fraksi Albumin dan Globulin serum

Dengan metode penggaraman (Salting Out ) 25

3.3.2.3.Isolasi fraksi Immunoglobulin Y dengan metode

Kromatografi kolom Gel Sephadex G - 200 26

3.3.2.4.Isolasi fraksi Immunoglobulin Y dengan metode

Kromatografi kolom protein sepharos CL-4B 28

3.3.2.5.Identifikasi dan analisis fraksi Immunoglobulin dilakukan 29

Dengan Elektroforesis Gel Poliakrilamida terdenaturasi

3.3.2.6.Penentuan Kadar Immunoglobulin Y 32

(5)

vii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 34

4.1. Hasil isolasi dan identifikasi Immunoglobulin Y(IgY) 34

4.2. Kadar IgY Serum 34

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 44

5.1. Kesimpulan 44

5.2. Saran 44

(6)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Sifat dasar kelas Immunoglobulin 12

Tabel 3.1. Rincian Perlakuan Suplementasi Piridoksin 23

Pada Ayam Percobaan

Tabel 3.2. Perlakuan Sampel untuk SDS-PAGE 30

Tabel 3.3. Bahan kurva standar 33

Tabel 4.1. Nilai Rf pita protein analisis Elektroforesis 35

Tabel 4.2. Hasil absorbansi sampel 37

Tabel 4.3. Rataan hasil perhitungan kadar IgY dalam 38

satuan mg/100mL

Tabel 4.4. Daftar analisis ragam kadar IgY serum 39

(7)
(8)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Struktur piridoksin, piridoksal, piridoksamin 6

Piridoksal posfat dan piridoksamin posfat

Gambar 2.2. Metabolisme vitamer – vitamer vitamin B6 pada 8

Pada sel hewan

Gambar 2.3. Proses pembentukan basa Schiff pada PLP 9

Gambar 2.4. Proses Metabolisme enzim piridoksal posfat 11

Gambar 2.5. Struktur immunoglobulin Y (IgY) 13

Gambar 2.7. Serum darah 19

Gambar 3.1. Diagram alir isolasi Fraksi Immunoglobulin serum 26

Dengan metode penggaraman (salting out )

Gambar 3.2. Diagram alir isolasi Fraksi Immunoglobulin Y 27

Dengan metode kromatografi kolom gel sephadex G-200

Gambar 3.3. Diagram alir isolasi fraksi Immunoglobulin Y 29

Dengan Metode kromatografi kolom protein Sepharos CL-4B

Gambar 3.4. Diagram alir Identifikasi dan analisis fraksi 31

Immunoglobulin dengan Elektroforesis Gel Poliakrilamida terdenaturasi (SDS-PAGE)

Gambar 4.1. Hasil Uji Elektroforesis (SDS-PAGE) 34

(9)
(10)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Perhitungan jumlah piridoksin yang harus dicekokkan 48

Untuk ayam percobaan

Lampiran 2 Pembuatan gel elektroforesis SDS-PAGE 49

Lampiran 3 Perhitungan kadar IgY berdasarkan kurva standart 50

Lampiran 4 Pengolahan Data kadar IgY 54

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Upaya peningkatan sistem kekebalan tubuh terhadap serangan berbagai

virus atau antigen spesifik lainnya dewasa ini sangat perlu mendapat perhatian

serius. Biosintesis Immunoglobulin sebagai protein yang mempunya i aktifitas

antibodi untuk sistem kekebalan tubuh harus diupa yakan berlangsung secara

normal dengan terpenuhinya kecukupan koenzim yang dibutuhkan untuk

biosintesis tersebut. Pencegahan dan pengobatan berbagai jenis penyakit yang

ditimbulkan oleh mikroorganisme pathogen seperti virus dan bakteri, sangat perlu

mendapat perhatian dari seluruh lapisan masyarakat. pencegahan dapat dilakukan

melalui imunisasi aktif maupun imunisasi pasif. pencegahan dengan imunisasi

aktif dilakukan dengan cara memasukkan/menyuntikkan antigen tertentu kedalam

tubuh sehingga tubuh akan meresponnya dengan membentuk antibodi spesifik,

sedangkan imunisasi pasif dilakukan dengan cara mengkonsumsi bahan makanan

yang telah mengandung immunoglobulin /antibodi spesifik terhadap antigen

tertentu sehingga tubuh akan kebal terhadap serangan antigen tersebut.

Immunoglobulin merupakan protein yang mempunyai aktifitas antibodi. Protein

ini dihasilkan oleh sel – sel plasma sebagai akibat adanya interaksi antara limfosit

B peka antigen dengan antigen spesifik. Berdasarkan berat molekul dan sifat-

sifat kimianya maka dikenal lima kelas immunoglobulin yaitu IgG, IgM , IgA,

IgD dan IgE di mana setiap kelas berbeda dalam hal sus unan asam amino, berat

molekul sekaligus berbeda juga dalam hal sifat - sifat biologiknya (Kresno,1984).

Diantara tiga kelas Immunoglobulin ayam (IgA,IgM,IgY) yang analog

dengan mamalia, Immunoglobulin IgY merupakan Immunoglobulin yang tersedia

dalam jumlah banyak ditemukan dalam kuning telur dari pada serum , diturunkan

secara vertikal melalui telur dan berada dalam kuning telur ( Naraz 2003 ;

Gassman et al 1990),Rose & orlans 1981 dalam Rawendra (2005) menjelaskan

(12)

2

pertama,antibodi ditransfer dari serum kekuning telur dengan proses yang analog

dengan proses antibodi pada pada fetus melalui plasenta pada mamalia. Tahap

kedua, antibodi ditransfer dari kantung embrio kepada embrio yang sedang

berkembang. Keberadaan IgY dalam kuning telur mempunyai jarak 4 sampai 7

hari setelah antibodi dalam serum. (Carlender,2002).

Antibodi atau Imunoglobulin yang terbentuk dalam darah ayam sebagai

akibat paparan antigen tertentu, mudah ditransfer kedalam kuning telur dan

kemudian dikenal dengan nama Immuno globulin yolk (IgY). Ayam memiliki

sensitivitas tinggi terhadap protein asing sehingga dalam jumlah sedikit dapat

membangkitkan respon pembentukan antibodi (Carlender 2002 dalam Rawendra

2005).Titer antibody serum darah ayam dapat diperoleh dengan sekali vaksinasi,

namun untuk mendapatkan titer tertinggi dan dipertahankan selama lebih dari tiga

bulan, diperlukan imunisasi ulang/booster setiapa bulan (Wooley & London 1995

dalam Rawendra 2005). Berbagai penelitian telah berhasil memproduksi antibodi

atau immunoglobulin yolk (IgY) dengan memanfaatkan ayam sebagai pabrik

biologis untuk pengobatan dan pencegahan penyakit.

Salah satu upaya alternatif yang diduga dapat meningkatkan produksi

antibodi dalam serum ayam petelur adalah dengan cara pemberian suplementasi

piridoksin pada ayam petelur. Piridoksin atau vitamin B6 sebagai salah satu

vitamin yang larut dalam air, merupakan vitamin yang sangat penting dalam

proses metabolisme. Piridoksal posfat (PLP) sebagai bentuk aktif dari vitamin B6

merupakan koenzim yang serbaguna yang berperan untuk mengkatalisis berbagai

reaksi-reaksi metabolisme asam amino dan protein seperti reaksi-reaksi

transaminasi, dekarboksilasi, resemisasi,dan transsulfurasi. Salah satu peranan

piridoksin yang paling menarik adalah adanya fakta-fakta bahwa vitamin ini

berperan dalam aspek pembentukan sistem pertahanan tubuh terhadap invasi

mikroorganisme. Dari berbagai hasil penelitian telah diketahui bahwa kondisi

defisiensi piridoksin pada manusia dan berbagai spesies hewan menunjukkan

adanya kelainan-kelainan dalam system pertahanan tubuh. Total sel-sel

(13)

3

defisiensi piridoksin dibandingkan dengan keadaan normal (Kumar dan

Axelrod,1968;Debes dan Kirksey,1979;Biesel,1982). Kadar IgG dan IgM pada

subjek yang mengalami defisiensi piridoksin lebih rendah dibandingkan dengan

subjek yang diberi piridoksin dengan dosis normal dan berlebih (Silitonga,2008).

Berbagai penelitian tentang hubungan piridoksin dengan aspek kekebalan

tubuh pada hewan dan manusia telah dilaporkan. Total sel-sel pembentuk antibodi

pada tikus defisiensi piridoksin ternyata lebih sedikit dibandingkan dengan tikus

normal ( Kumar dan Axelrod, 1988). Jika induk tikus diberi ransum defisiensi

piridoksin semasa kehamilan dan laktasi, maka ditemukan bahwa jumlah limfosit

dan sel-sel pembentuk antibodi pada anak tikus tersebut lebih sedikit

dibandingkan dengan anak tikus yang induknya diberi ransum dengan tingkat

piridoksin yang normal (Debes dan Kirksey,1999). Hal ini didukung oleh hasil

penelitian Chen (2005) yang melaporkan bahwa pada kondisi defisiensi piridoksin

terjadi penurunan fungsi- fungsi immun pada kerang laut. Defisiensi piridoksin

pada hewan dan manusia , dapat menurunkan respon immun berperantara sel

(‘’cel mediated immune response’’) dan respon immun humoral terhadap berbagai jenis antigen ( Beisel, 1982). Penelitian tentang pengaruh suplementasi piridoksin

terhadap sistem kekebalan tubuh telah dilakukan Talbot (1997). Mereka

melaporkan bahwa suplementasi piridoksin pada manusia lanjut usia dapat

memperbaiki fungsi limfosit dan mensimulasi sistem kekebalan tubuh.

Studi tentang pengaruh piridoksin terhadap sintesis antibodi pada ayam

broiler telah dilakukan (Silitonga, 1992). Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pemberian piridoksin berpengaruh terhadap titer HI (titer antibodi) dan kadar

globulin serum. Pemberian piridoksin dengan dosis 3,0 mg/kg ransum

memberikan kadar globulin paling tinggi. Penelitian selanjutnya menunjukkan

bahwa piridoksin berpengaruh nyata terhadap kadar imunoglobulin serum, kadar

DNA dan RNA organ Fabricus. Defisiensi piridoksin memberikan kadar

imunoglobulin yang paling tinggi dibandingkan dengan kelompok defisiensi

(Silitonga, 1996). Selanjutnya Silitonga (2008) telah mengidentifikasi adanya

(14)

4

maupun kelompok suplementasi. Fakta menunjukkan bahwa kadar IgG dan IgM

berbeda secara signifikan baik pada kelompok defisiensi, normal dan kelompok

suplementasi, dimana kadar IgG dan IgM pada subjek yang mengalami defisiensi

piridoksin lebih rendah dibandingkan dengan subjek yang diberi piridoksin

dengan dosis normal dan berlebih.

Menurut Carlender (2002) konsentrasi IgY kuning telur memiliki factor

perkalian 1,23 terhadap konsentrasi IgY serum. Menurut Toivanen dan Toivanen

(1987) dalam Simorangkir (1993) bahwa konsentrasi normal IgY dalam serum 5-7

mg/100 mL.Konsentrasi IgY serum ayam yang sedang mengeram adalah 2-3

mg/mL sedangkan pada kuning telurnya ditemukan 100-400 mg/mL (Kowalozyk

et al.1985 dalam Suartini 2005). Hasil yang diperoleh melalui penelitian yang

dilakukan Triwijayanti (2001), dimana konsentrasi IgY serum yang diperoleh

adalah 5,37 mg/ml dan sangat berbeda dibandingkan dengan Suartini (2005)

dengan konsentrasi IgY serum sebesar 0,9 mg/ml maupun paryati (2006) yang

memeperoleh kadar IgY sebesar 0,940 mg/ml. Adanya perbedaan hasil kadar IgY

yang diperoleh tersebut diduga disebabkan oleh perbedaan metode dan instrumen

yang digunakan. Metode purifikasi menggunakan kromatografi filtrasi gel dengan

kolom khusus IgY memberikan hasil pengukuran dengan konsentrasi IgY yang

rendah. Menurut Heytman (1995) apabila kemurnian suatu protein bertambah

maka konsentrasinya akan berkurang. Kemurnian suatu IgY tergantung dari

kemajuan metode yang digunakan.

Dengan adanya fakta- fakta tersebut diatas, diduga bahwa rendahnya

produksi IgY dalam serum ayam petelur maupun dalam kuning diakibatkan oleh

karena terganggunya proses biosintesis immunoglobulin sebagai dampak masih

kurangnya masukan piridoksin yang dikonsumsi oleh ayam petelur tersebut.

Penambahan masukan piridoksin pada ayam petelur dapat dilakukan melalui

teknik suplementasi. Berdasarkan hal tersebut diatas, penelitian ini dimaksudkan

untuk melihat apakah ada pengaruh suplemetasi piridoksin terhadap kadar IgY

serum ayam petelur. Hasil penelitian diharapakan akan diperoleh metode praktis

(15)

5

serum ayam petelur yang pada gilirannya akan dapat meningkatkan kadar IgY

pada kuning telur.

1.2. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah sebagaimana dikemukakan diatas, maka

disusun rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh suplementasi piridoksin terhadap kadar

immunoglobulin Y (IgY ) serum ayam petelur?

2. Berapakah dosis piridoksin optimal yang harus disuplementasikan agar

diperoleh kadar IgY yang tertinggi pada serum ayam petelur?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh suplementasi piridoksin terhadap

kadar immunoglobulin Y (IgY) serum ayam petelur.

2. Untuk mengetahui berapa dosis piridoksin optimal yang harus

disuplementasikan agar diperoleh kadar IgY yang tertinggi pada serum ayam

petelur.

1.4Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat bermanfaat :

1. Sebagai tambahan informasi bagi pengembangan ilmu tentang peranan

piridoksin terhadap biosintesis IgY pada ayam petelur.

2. Untuk meningkatkan produksi antibodi (IgY) pada ayam petelur.

3. Sebagai bahan masukan dan acuan bagi para pembaca, yang tertarik untuk

(16)

44

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan

1. Ada pengaruh suplementasi piridoksin terhadap kadar Immunoglobulin Y

(IgY) serum ayam petelur.dimana semakin tinggi piridoksin yang diberikan

maka Jumlah produksi immunoglobulin Y (IgY) yang terkandung dalam

serum ayam ransum secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan

produksi IgY kelompok yang tidak diberi suplementasi piridoksin maupun

yang diberi Suplementasi piridoksin dengan dosis 3,0 mg/kg ransum.

2. Rataan kadar IgY serum ayam petelur yang diberi suplementasi piridoksin

dengan dosis 0,0 mg/kg piridoksin, 3,0 mg/kg ransum dan 6,0 mg/kg ransum

berturut turut adalah 392,98 ±7,81 mg/100mL ; 458,13 ±6,00 mg/100mL dan 479,18 ±19,8 mg/100mL

5.2. Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor- faktor yang

mempengaruhi tinggi rendahnya kadar IgY yang terdistribusi dalam serum

ayam petelur dengan melakukan pengembangan dan aplikasi metode dan

instrumentasi yang berbeda.

2. Perlu adanya pengembangan penelitian lebih lanjut dengan pemberian dosis

(17)

45

DAFTAR PUSTAKA

Babu, U.,Scot.,M.J.Myres.,M.Okamura.,D.Gaines.,H.F.Yancy., H.Lillehoj., RA. Heckert and RB. Raybourne.2003. Effects of live attenuated and killed salmonella vaccine on t- lymphocyte mediated immunity in laying

hens.Vet.Immun. And immunopathol.91 : 39-44

Beisel, W.R. 1992. Single nutrients and immunity.Am. J. Clin. Nutr.35: 417 -464.

Bogoyavlensky, AP.,V.E. Bersin and VP. Tolmachva. 1999.Immunogenicity of influenza glicoprotein with different forms of supramolecular organization in hens. Balt. J.lab. anim. Sci.44:99-105

Carlander, D. 2002. Avian IgY antibody, invitro and invivo. Dissertation.Acta Universitatis Upsaliensis. Upsala

Chen, H.,K.Ma, W.Zang, Z. Liufu, W. Xu, and B. Tan. 2005. Effects of dietary pyridoxine on immune responses in abalone, Haliotis discus hannai Ino. Fish & shellfish immunology. 19 (3):241-52

Conn, E.E.P.K.Stumf, G. Bruening and R.H. Doi. 1987. Outlines of Biochemistry. New York :John Weley dan Sons

Debes, S.A., and A Kirksey. 1999. Influence of dietary pyridoxine on selected immune capasities of rat dams and pups. J. Nutr.109: 744-250.

Djanah,D. 1991. Berternak Ayam. CV. Yasaguna, Surabaya.

Freed, M. (1966) Methods of vitamin Assay. New York: Inter- Science Publishers

Gries, C.L., and M.L. Scott. 1992. The pato logy of pyridoxine deficiency in chicks. J. Nutr. 102: 1259 – 1268.

Heard, G.S. and E.F. Annison (1986) Gastrointestinal absorption of vitamin B6 in the

Chicken (Gallus demseticus). J.Nutr.,116: 107-120

Heytman M.J.1995.Purifikasi immunoglobulin.Didalam : Artama WT,Penerjemah

;Burgess WG,editor,Teknologi ELISA Dalam Diagnosis dan

penelitian.Yogyakarta : UGM Press.Fakultas Kedokteran Hewan.

(18)

46

Ink, S.L., and L.M. Henderson (1984).Vitamin B6 Metabolism. Ann. Rev. Nutr.,

4:450-470

Kamelia.2005.Amonium sulfat.http://www.ns.ui.ac.id[4 Mei 2007].

Kermani, AV., T. Moll.,BR. Cho., WC.Davis and YS. Lu.2001.effects of IgY

antibodi on the development of marek’s disease. Avian Dis. 20: 32-41

Khare, M.L.,S Kumar and J. Gru.1996. immunoglobulins of the chicken antibody to newcastle Disease Virus (Muktewwar and F Strain). Polutry Sci.55-159.

Kresno, S.B 1984. Imunologi : Diagnosis dan prosedur Laboratorium. Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Kumar, M., and a.E. Axelrod. 1988. Cellular antibody Sythesis in Vitamin B6- deficient rats. J. Nutr. 96: 53-59

Lehninger , A.L., (1982) principles of Biochemistry. Worth Publisher, Inc

Li X., T. Nakano., HH. Sunwood., BH. Paek., HS. Chae and JS.Sim. 1998. Effects of egg and yolk weighst on yolk antibody (IgY) production in laying chickens Poult Sci. 77 : 266-270

Martin, D.W., P.A. Mayes, V.W. Rodwell and D.K. Granner., (1985). Harper’s

Review of Biochemistry. ( Alih Bahasa: Iyan Darmawan). Jakarta: penerbit E.G.C.

Moeljohardjo, D.S., 1988. Biokimia Umum II. Laboratorium Biokimia FMIPA –

Institut Pertanian Bogor

Paryati, SPY., IWT. Wibawan, RD.Soejoedono dan FH.Pasaribu. 2006. Immunoglobulin ayam sebagai anti – idiotipe terhadap rabies. J.Vet. 7 (3): 92-103

Scott, M.L., M.C., Neishem and R.J. Young., (1982) Nutrition of the chickens

(3 rded). Ithaca, New York : M.L. Scoot & Associates.

Silitonga, P.M. 1992. Pengaruh Piridoksin Terhadap Sintesis Antibodi Pada Ayam

(19)

47

Silitonga, P.M., M.Simorangkir dan M.Silitonga. 1996. Pengaruh Piridoksin

Terhadap Kadar Immunoglobulin, DNA dan RNA Pada Ayam Broiler , Laporan Hasil Penelitian Proyek PPTG-Dikti- Depdikbud.

Silitonga, P.M., dan M. Silitonga. 2008. Pengaruh piridoksin terhadap biosintesis

immunoglobulin G (IgG) dan immunoglobulin M (IgM), Jurnal

SainsIndonesia, 32 (42) 1-7

Silitonga,P.M. 2011. Statistik:Teori dan Aplikasi dalam Penelitian. Penerbit Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, Medan

Simorangkir M.1993.Isolasi dan Identifikasi immunoglobulin gama (IgG) Serum ayam buras dan ayam ras dengan metode kromatografi pertukaran ion dan imunokimia [ TESIS].IPB:Program Pascasarjana,Institut Pertanian Bogor.

Soejoedono, RD., Z. hayati dan IWT. Wibawan. 2005. Pemanfaatan Telur Ayam Sebagai Pabrik Biologis: Produksi Yolk Immunoglobulin (IgY) anti plaque

dan diare dengan Titik Berat pada anti Strptococcus Mutan, Escherichia Coli

dan Salmonella Enteridis. Laporan RUT XII Kerja sama Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat IPB dengan Kementrian Riset dan Teknologi RI.

Suartha, IN., IWT. Wibawan., dan IBP. Darmono. 2006. Produksi immunoglobulin Y spesifik antitetanus pada ayam. J.Vet.7 (1); 21-28

Tizard , I.R. 1982. An Introduction to Veterinary Immunology.(M. Partodiredjo, cs).

Penerbit Universitas Airlangga, Surabaya.

Wahju, J. 1988. Ilmu Nutrisi Unggas. Gajahmada University Press,Yogyakarta

Weiss, F.G., and M.L. Scott. 1989. Influence of vitamin B6 upon reproduction and upon plasma and egg cholesterol in chickens. J. Nutr.109: 1010-1017

Yasin, S. 1988. Fungsi dan Peranan Zat – Zat Dalam Ransum Ayam Petelur.

(20)

Gambar

Tabel  2.1.

Referensi

Dokumen terkait

Taman Kota Ayodia disediakan untuk memenuhi pelayanan dari pihak penyedia (pemerintah daerah) akan kebutuhan masyarakat terhadap ruang terbuka atau lensekap sebagai

Penatalaksanaan dan penanganan penyakit Diabetes Melitus disertai Hiperlipidemia perlu memperhatikan beberapa aspek, antara lain : tujuan terapi, kepatuhan, edukasi

PASAR MALAM PERAYAAN SEKATEN YANG MENURUT RENCANA AKAN DI BUKA BESOK / RENCANANYA AKAN RESMI DIBUKA DI TITIK NOL YOGYAKARTA //. RENCANA INI SELAIN MENGIKUTI KALENDER ADAT JAWA

Ada kualitas produk yang relatif buruk mengakibatkan perencanaan pembangunan partisipatif. Sementara keterlibatan publik telah diintensifkan, sedikit diskusi atau musyawarah telah

Gambar 46.Spektrum Serapan Derivat Kedua dan Absorbansi Amoksisilin dan Kalium Klavulanat dalam Sirup Kering Sampel B. No.. Lampiran 15.Contoh Perhitungan Kadar Amoksisilin

Suatu negara yang menjadi pihak dari perjanjian setelah persetujuan yang diubah itu berlaku harus dianggap sebagai pihak dari perjanjian yang sudah diubah dan juga

1) Mobil bus mengangkut penumpang sebanyak 30 orang dari Purwokerto menuju Yogyakarta. 2) Pada saat kejadian cuaca terang dan kondisi lalu lintas sedang. 3) Pada

Gambar 2.8 Penggunaan Komposit Polipropilena di Industri Automotif [28] Dalam penelitian ini, produk berupa komposit berpengisi abu pembakaran biomassa kelapa sawit dapat