• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemetaan Tingkat Bahaya Erosi di DAS Padang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemetaan Tingkat Bahaya Erosi di DAS Padang"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

DAS Padang merupakan salah satu dari sembilan DAS di wilayah

Provinsi Sumatera Utara yang ditetapkan sebagai DAS Prioritas I melalui

Keputusan Menteri Kehutanan No.328/Menhut-II/2009 tentang penetapan

DAS Prioritas dalam rangka Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

tahun 2010-2014. Hal tersebut dapat diartikan bahwa DAS Padang tergolong

sebagai salah satu DAS yang prioritas pengelolaannya paling tinggi

karena menunjukkan kondisi dan permasalahan biofisik dan sosek DAS yang

paling kritis atau tidak sehat. Wilayah sungai Padang terbentang mulai dari

kabupaten Simalungun dengan hulu sungai Gunung Simbolon dan bagian hilir

sungai wilayah kota Tebing Tinggi dengan luas DAS Padang 110.671,85 hektar

(BPDAS Wampu Sei Ular, 2013).

Menurut pengamatan BPDAS Wampu Sei Ular, kondisi hutan di Daerah

Aliran Sungai (DAS) Padang semakin memprihatinkan. Luas penggunaan lahan

hutan kering sekunder sebesar 6,77% dari luas total DAS Padang, sedangkan

berdasarkan status kawasan hutannya DAS Padang memiliki 27,35% hutan

produksi terdiri dari hutan lindung (0,83%) dan hutan produksi terbatas (0,76%).

Perda Provsu No.7/2003 tentang Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara

2003-2018 dan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No.44/2005, merupakan

salah satu penyebab kerusakan DAS Padang. Ketentuan itu telah menetapkan

pegunungan Simbolon sebagai hutan produksi, padahal sebelumnya status hutan

pegunungan Simbolon adalah hutan lindung. Alih fungsi hutan yang terjadi dalam

(2)

dua ketentuan itu mengakibatkan terjadi penjarahan besar besaran terhadap hutan,

mulai dari kaki hingga lereng pegunungan Simbolon.

Alih fungsi hutan tersebut mengakibatkan terjadi perubahan keseimbangan

di dalam tanah, khususnya kualitas tanah. Air mengalir dan membawa massa

tanah di permukaan lahan menuju aliran air ke sungai. Erosi yang terjadi

terus-menerus mengikis lapisan bahan organik di permukaan tanah. Endapan yang

semakin tinggi mengurangi kapasitas sungai menampung curah hujan yang lebat

sehingga air sungai meluap dan menyebabkan banjir.

Banjir di DAS Padang pada umumnya terjadi pada saat perkebunan

melaksanakan replanting yang bersamaan dengan musim hujan. Kegiatan tersebut

menggunakan alat berat dengan luasan lahan yang sangat luas. Hal ini

menyebabkan aliran permukaan dari areal planting cepat terkonsentrasi ke parit

dan menuju ke sungai dengan membawa sedimen.

Sumber dari sedimentasi di sungai Padang tidak hanya berasal dari

perkebunan, perilaku masyarakat yang berada di kaki pegunungan Simbolon serta

masyarakat pengguna lahan di bantaran sungai menjadi faktor penting

penyumbang kerusakan. Bantaran sungai dijadikan kebun yang jenis tumbuhan

dan pola tanamnya sama dengan perkebunan. Sedangkan kegiatan perladangan

juga mengabaikan aspek keseimbangan lingkungan, terutama pertanian yang

sejajar dengan lereng. Kualitas air terutama di Kota Tebing Tinggi ke arah hilir

pun mulai tercemar oleh limbah pabrik.

Oleh karena itu perhitungan tingkat bahaya erosi di kawasan DAS Padang

perlu dilakukan. Untuk mengetahui besaran erosi di permukaan DAS dapat

dilakukan secara kuantitatif dengan beberapa cara, salah satunya dengan

(3)

menggunakan metode empiris Universal Soil Loss Equation (USLE). Metode ini

dikembangkan oleh United States Department of Agriculture (USDA) dan dapat

diterapkan pada lahan pertanian maupun non pertanian dengan segala

keterbatasannya.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Memetakan tingkat bahaya erosi di DAS Padang dengan metode USLE.

2. Mengetahui debit sedimen melayang di DAS Padang.

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah :

1. Sumber informasi kepada pihak yang berkepentingan tentang laju erosi dan

sedimentasi di DAS Padang.

2. Sebagai informasi yang bermakna dan menjadi rujukan bagi tahapan

perencanaan pengelolaan DAS Padang selanjutnya.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui prevalensi PJK pada penderita DM tipe 2, karakteristik pasien DM tipe 2 berdasarkan

Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi

Dari pernyataan ini, maka undang-undang pidana kita tidak mengenal ketentuan yang menyatakan bahwa seorang pembunuh akan dikenai sanksi yang lebih berat karena telah membunuh

Berdasarkan permasalahan tersebut, perlu dikembangkan suatu tool changer otomatis yang dapat mengatasi permasalahan setting tool terutama pada setting posisi cap

The researcher/technician chooses the value of the reconstruction step, based on the type of plan to be realized. As gsd decreases, resolution increases, along with the

[r]

Pemegang Saham atau kuasa Pemegang Saham yang akan menghadiri Rapat, diminta dengan hormat untuk membawa dan menyerahkan fotokopi Surat Kolektif Saham dan

International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XXXVIII-5/W16, 2011 ISPRS Trento 2011 Workshop, 2-4 March 2011, Trento,