• Tidak ada hasil yang ditemukan

The Influence Of Brand Image On Consumer Loyalty In The Restaurant TIP-TOP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "The Influence Of Brand Image On Consumer Loyalty In The Restaurant TIP-TOP"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

3.10 Latar Belakang

Seperti kita ketahui makan merupakan kebutuhan pokok setiap orang.

Akan tetapi dalam mengonsumsi makanan setiap orang memiliki selera yang

berbeda-beda dan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda pula. Maka

banyak penyaji atau penjual makanan yang menyajikan berbagai variasi dan jenis

makanan dengan suasana tempat, cara, dan konsep penyajian yang berbeda-beda.

Salah satu usaha yang melayani jasa pelayanan makanan/kuliner adalah restoran.

Usaha restoran sangat berkembang saat ini dan semakin menjamur diberbagai

wilayah. Begitu pula dengan konsumen yang membutuhkan jasa pelayanan

kuliner dari restoran tersebut yang semakin hari semakin bertambah.

Karena semakin banyaknya restoran saat ini membuat konsumen memiliki

banyak pilihan dalam penentuan jasa pelayanan restoran yang akan menjadi

pilihannya. Di Kota Medan sendiri banyak pilihan restoran yang bisa dikunjungi

untuk dinikmati hidangannya, akan tetapi diantara sekian banyaknya pilihan

restoran tersebut ada beberapa diantaranya yang tidak hanya sekedar untuk

dinikmati hidangannya saja, tetapi juga suasana dan kesan yang dimilikinya,

misalnya seperti restoran yang memiliki nilai sejarah, usianya yang sudah cukup

tua, keunikan penyajian, cita rasa yang memiliki ciri khas tersendiri, brand yang

sudah dikenal luas oleh masyarakat, dsb. Hingga saat ini di Kota Medan masih

mempunyai restoran-restoran yang memiliki ciri-ciri dan keunikan seperti diatas.

(2)

tersebut adalah Restoran TIP-TOP, Garuda, Kalasan, Lembur Kuring, dsb. Dari

beberapa contoh restoran tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian di

restoran TIP-TOP, karena restoran TIP-TOP merupakan restoran tertua di Kota

Medan dan memiliki nilai sejarah yang dimulai sejak jaman penjajahan Belanda

yang menjadi saksi bisu betapa cepat kota ini berkembang. Tip-Top berada di

gerbang menuju Kesawan, di Jalan Ahmad Yani, selama sejarah sosial berjalan di

masa lalu. Tak hanya bernilai sejarah, restauran Tip-Top juga merupakan tempat

berkumpulnya orang-orang yang ingin mengingat kenangan indah masa lalu.

Turis-turis tua Belanda yang dulu pernah berada di sini akan datang kembali jika

mereka berkunjung ke Sumatera Utara. Suasana romantis tempo dulu masih dapat

dirasakan di tempat ini.

Pada saat ini, Tip-Top dikelilingi oleh bangunan-bangunan tua yang

mungkin tidak lama lagi akan dihancurkan. Keadaan berubah dengan cepat, tapi

restauran ini tetap konsisten akan keberadaannya. Barang-barang lama seperti

bangunan, mesin, meja dan kursi serta piano masih tetap digunakan. Tip-Top

masih menggunakan tungku kayu bakar jaman Belanda sejak tahun 1934. Tungku

ini menggunakan kayu bakar berkualitas baik sehingga dapat menghasilkan kue

dengan aroma yang harum dan cita rasa yang enak. Kue-kue istimewa seperti kue

tart, specolaas, saucijsebrood, moorkop, horen dan lain-lain dihasilkan dari tungku

kayu bakar ini. Restauran ini juga menyediakan berbagai menu makanan dari

Indonesia, China dan Eropa seperti steak ayam, steak lidah, salad, omelet,

bitterballen, pancake, nasi goreng, cap-cay, fouyonghai, gado-gado, kari kambing,

(3)

memiliki cita rasa tersendiri menjadi hidangan penutup yang istimewa sesuai

dengan iklim kota Medan yang cukup panas.

Waktu terus berlalu, tapi restaurant ini tetap berjalan dengan konsep,

tradisi serta resep-resep lama yang tetap dipertahankan. Setiap orang dapat

melihat sejarah yang terpampang di dinding restaurant tua ini, banyak foto-foto

kenangan aktivitas restoran TIP-TOP dan momen-momen daerah Kesawan pada

zaman Belanda. Alunan live music Kwint Vocal Group dari ruang musik, merdu

terdengar seakan mengajak pengunjung bernostalgia. Tip-Top tidak hanya dikenal

dengan makanan dan kue yang enak, tapi juga merupakan bagian dari sejarah

dimana TIP-TOP juga merupakan salah satu restaurant tertua di Indonesia.

Hal inilah yang membuat TIP-TOP tetap bertahan hingga saat ini dan

menjadikannya berbeda dari restoran lainnya di Kota Medan, sehingga para

konsumen akan terkesan untuk mengunjungi kembali. TIP-TOP tentunya

mempunyai pesaing sejenis di segmen pasarnya yang tentu saja juga mempunyai

keunggulannya tersendiri dalam bersaing untuk mempertahankan minat beli

konsumennya. Sehingga membuat adanya kompetisi bagi para pengusaha restoran

untuk berlomba dan berupaya semaksimal mungkin untuk memberikan pelayanan

terbaik serta melakukan strategi pemasaran yang baik agar dapat mempertahankan

minat beli konsumennya.

Pemasaran adalah salah satu jalan untuk memperkenalkan produk kepada

konsumen. Menurut Kotler (dalam Kartajaya, 2000) sejak dulu pemasaran dikenal

memiliki 9 elemen yaitu: segmentasitargetting, possitioning, diferensiasi,

(4)

maka suatu usaha restoran dapat berkembang dan bertahan dengan baik disegmen

pasarnya, dan juga dapat membentuk paradigma positif terhadap brand yang

dipasarkannya sehingga brand tersebut akan melekat diingatan konsumen dan

membentuk citra tersendiri, yang disebut dengan brand image.

Menurut Kotler dan Armstrong (2001) brand image atau citra suatu merek

adalah seperangkat keyakinan konsumen mengenai merek tertentu. brand image

yang kuat di benak pelanggan dibentuk dari 3 unsur yang terdapat pada Badan

Pemegang Merek (Keller,1993), yaitu; Keungulan Asosiasi Merek (Favorability

of Brand Association), Kekuatan Asosiasi Merek (Strength of Brand Association)

dan Keunikan Asosiasi Merek (Uniqueness of Brand Association). Semakin kuat

brand image di benak pelanggan maka semakin kuat pula rasa percaya diri

pelanggan untuk tetap loyal atau setia terhadap produk yang dibelinya. Sehingga

membentuk loyalitas konsumen terhadap merek tersebut.

Loyalitas konsumen sangat berpengaruh besar terhadap kelangsungan

hidup suatu usaha, karena apabila suatu usaha kehilangan loyalitas dari

konsumennya maka usaha tersebut ibarat berjalan dengan satu kaki. Loyalitas dari

konsumen sangat berpengaruh besar karena konsumen yang loyal akan terus

kembali dan membeli produk atau jasa yang kita jual tanpa banyak

mempertimbangkan harga lagi. Oleh karena itu, Memelihara loyalitas konsumen

merupakan tuntutan yang harus diperhatikan dalam era bisnis saat ini, karena pada

dasarnya melalui terpeliharanya loyalitas konsumen maka perusahaan akan dapat

survive menghadapi ketatnya persaingan yang terjadi. Adapun defenisi loyalitas

adalah pembentukan sikap dan pola perilaku seorang konsumen terhadap

(5)

(Griffin, 2005). sehingga hal tersebut dapat mengantar sebuah perusahaan untuk

tetap mendapatkan keuntungan dari waktu kewaktu.

Hal inilah yang membuat restoran TIP-TOP masih survive dan banyak

diminati hingga saat ini oleh para konsumennya. Sedangkan disisi lain, banyak

juga restoran baru yang muncul dengan menu, suasana tempat dan konsep baru.

Tentu saja ini menjadi ancaman bagi TIP-TOP yang tidak bisa diabaikan, maka

dalam hal ini yang dipertanyakan adalah bagaimana brand image TIP-TOP

dibenak konsumen sehingga membuat konsumen tetap loyal terhadap

produk-produk dari restoran TIP-TOP.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Brand Image terhadap loyalitas konsumen

(6)

3.11 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah yang menjadi

perumusan masalah penelitian ini adalah :

1. apakah brand image melalui variable-variabel keunggulan asosiasi merek

(favorability of brand association), kekuatan asosiasi merek (strenght of

brand association) dan keunikan asosiasi merek (uniqueness of brand

association) berpengaruh secara positif terhadap loyalitas konsumen

restoran TIP – TOP Medan?

2. variabel brand image manakah yang dominan berpengaruh terhadap

loyalitas konsumen restoran TIP TOP Medan?

3.12 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh brand image melalui variabel keunggulan

asosiasi merek (favorability of brand association), kekuatan asosiasi

merek (strenght of brand association) dan keunikan asosiasi merek

(uniqueness of brand association) terhadap loyalitas konsumen restoran

TIP TOP Medan.

2. Untuk mengetahui variabel brand image mana yang dominan

(7)

1.5 Manfaat Penelitian

1. sebagai referensi bagi restaurant TIP-TOP agar tetap menjaga dan

mempertahankan brand image untuk mempertahankan loyalitas

konsumennya.

2. Bagi Program Studi untuk memberikan tambahan referensi bagi peneliti

lain dimasa mendatang yang bermaksud mengkaji hal yang relevan

dengan penelitian ini.

3. Bagi peneliti sebagai tambahan kajian khususnya mengenai pengaruh

brand image terhadap loyalitas konsumen yang akan dilakukan untuk

Referensi

Dokumen terkait

Pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara baik disengaja maupun tidak sengaja, atau kelalaian

Besar harapan penulis agar aplikasi yang dibuat dapat bekerja dengan hasil yang maksimal, dan memberi kemudahan pada Laboratorium Akutansi Menengah dalam menjalankan

Menyimpang dari ketentuan yang berlaku mengenai persyaratan modal disetor bank bukan devisa untuk menjadi bank devisa, modal inti bank hasil Merger atau Konsolidasi paling kurang

Co-inoculations of the alfalfa ( Medicago sativa L.) plants with the associative- and/or the obligate nitrogen-fixing bacteria ( Azospirillum brasilense , S; Rhizobium meliloti ,

(2) lulusan terbaik (cumlaude/dengan pujian) dibuktikan dengan fotokopi Ijazah dan Transkrip Nilai, dilegalisir sekurang-kurangnya oleh Dekan atau yang sederajat. b)

Tapi keterikatan penduduk atau suatu komunitas sosial terhadap lingkungan geografisnya tentu saja bersifat dinamis hal ini ditandai dengan kemampuan penduduk atau komunitas

pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu, Perceived Quality (kesan kualitas) adalah persepsi

DlnPDBt = 0.048170 – 0.960258DlnKIt + 1.489212DlnJUBt – 0.253622ECT(-1) Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa semua variabel tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan