• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh Hugeng Tuli. : Prof. Dr. Hi. Abdul Haris PanaI, S.Pd., M.Pd : Drs. Djotin Mokoginta, S.Pd.,M.Pd ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh Hugeng Tuli. : Prof. Dr. Hi. Abdul Haris PanaI, S.Pd., M.Pd : Drs. Djotin Mokoginta, S.Pd.,M.Pd ABSTRACT"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI ENERGI

PANAS MELALUI METODE DEMONSTRASI

PADA SISWA KELAS IV SDN 2 ILANGATA

KECAMATAN ANGGREK

KABUPATEN GORONTALO UTARA

Oleh

Hugeng Tuli

Pembimbing I : Prof. Dr. Hi. Abdul Haris PanaI, S.Pd., M.Pd Pembimbing II : Drs. Djotin Mokoginta, S.Pd.,M.Pd

ABSTRACT

Hugeng Tuli. 2013. Improve Student Learning Outcomes Through Material Thermal Energy Demonstration Method on SDN IV Class 2 District Ilangata Orchids of North Gorontalo regency. Skripsi, Department of Elementary Teacher Education, Faculty of Education, State University of Gorontalo. First Adviser: Prof. Dr. Abdul. Haris Panai, S.Pd., M.Pd and Second Adviser: Drs. Djotin Mokoginta, S.Pd., M.Pd.

Formulation of the problem in this study is whether the method through the demonstration of student learning outcomes at the fourth grade Elementary School District 2 Ilangata Orchids of North Gorontalo district may increase. The purpose of this study is to determine for improving student learning outcomes of the material after the heat energy applied method demonstration at SDN 2 Ilangata North Gorontalo District Orchid deanga number of students 27 people consisting of 12 boys and 15 girls. Research hypothesis which states that if the method used in the demonstration of student learning outcomes to heat energy in fourth grade Ilangata State 2 increases. The results showed that after a cycle I and II turns out there is improving student learning outcomes in accordance with specified performance indicators

Based on the results of the above study concluded that student learning outcomes to heat the material in SDN 2 Ilangata District of North Gorontalo Orchids can be applied via the method of demonstration.

Keywords: student learning outcomes, heat energy materials, method of demonstration

(2)

2 PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak perubahan. Perubahan-perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai usaha peningkatan mutu pendidikan. Akibat pengaruh itu pendidikan semakin mengalami kemajuan. Sejalan dengan kemajuan tersebut, maka dewasa ini pendidikan di sekolah-sekolah telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan itu terjadi karena terdorong adanya usaha tersebut, sehingga di dalam pengajaran guru selalu ingin menemukan metode dan peralatan baru yang dapat memberikan semangat belajar bagi semua siswa. Bahkan secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa pembaharuan dalam sistem pendidikan yang mencakup seluruh komponen yang ada.

Pembangunan di bidang pendidikan barulah ada artinya apabila dalam pendidikan dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan bangsa Indonesia yang sedang membangun. Dalam bidang pendidikan, tentulah guru menjadi salah satu komponen dalam proses belajar menganjar merupakan pemegang peran yang sangat penting. Guru bukan hanya sekedar penyampai materi saja, tetapi lebih dari itu guru dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran.

Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam proses belajar mengajar, gurulah yang mengarahkan proses belajar mengajar dilaksanakan. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi lebih efektif juga menarik sehingga bahan pelajaran yang disampaikan akan membuat siswa merasa senang dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.

Guru mengemban tugas yang berat untuk tercapainya tujuan pendidikan nasional yaitu meningkatkan kualitas manusia Indonesia, manusia seutuhnya yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani, juga harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta terhadap tanah air, mempertebal semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial. Sejalan dengan itu pendidikan nasional akan mampu mewujudkan manusia-manusia pembangunan dan rnembangun dirinya sendiri serta bertanggung jawab atas pembangunan bangsa (Depdikbud,1999: 32).

Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor di antaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa. Untuk mengatasi permasalahan di atas dan guna mencapai tujuan pendidikan secara maksirnal, peran guru sangat penting dan diharapkan guru memiliki cara/model mengajar yang baik dan mampu

(3)

3 pelajaran yang akan disampaikan.

Disamping peran guru, keberhasilan proses pembelajaran juga ditentukan oleh factor metode atau strategi yang digunakan. Penggunaan metode harus tepat dan baik sesuai kebutuhan belajar siswa. Penggunaan metode yang kurang tepat oleh guru tentu akan berpengaruh pada rendahnya hasil belajar siswa.

Berdasarkan pengalaman penulis di SD Negeri 2 Ilangata menunjukkan bahwa telah terjadi kegagalan pada hasil belajar siswa, dimana nilai rata-rata mata pelajaran IPA sangat rendah yaitu mencapai 5.0 atau 50. Dari keseluruhan siswa, hanya sekitar 34% siswa atau 8 orang yang nilainya di atas 50, sedangkan sisanya (66%) 19 orang siswa memiliki nilai rendah. Hal ini disebabkan karena proses pembelajaran masih didominasi oleh guru, dan tanpa menggunakan alat peraga, dan materi pelajaran tidak disampaikan secara kronologis.

Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran salah satunya adalah dengan memilih metode atau cara dalam menyampaikan materi. Misalnya dengan membimbing siswa untuk bersama-sama terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan mampu membantu siswa berkembang sesuai dengan taraf intelektualnya akan lebih menguatkan pemahaman siswa terhadap materi ajar. Namun upaya yang telah dilakukan belum tampak maksimal, dikarenakan siswa masih kurang menyerap materi yang disampaikan guru, siswa kurang bersemangat dalam belajar dan tidak berkonsentrasi pada materi ajar.

Untuk itu dibutuhkan suatu pendekatan pembelajaran yang baik dan cocok sehingga peningkatan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran akan lebih mudah. Salah satu model pembelajaran yang selama ini masih jarang diterapkan oleh guru di SD Negeri 2 Ilangata adalah metode demostrasi. Metode ini dipandang cocok diterapkan dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA. Proses belajar yang didemonstrasikan dihadapan siswa memudahkan mereka memahami dan menyerap materi yang disampaikan guru.

Berdasarkan uraian tersebut di atas penulis mencoba menerapkan salah satu metode pembelajaran demostrasi ini sebagai pemecahan masalah. Sehingganya, peneliti tertarik melakukan suatu penelitian tindakan pada pembelajaran IPA, dengan judul meningkatkan hasil belajar siswa pada materi energi panas melalui metode demonstrasi di kelas IV SDN 2 Ilangata.

Identifikasi Masalah

Mencermati latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi beberapa uraian masalah sebagai berikut:

(4)

4

1. Masih rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran IPA

2. Dominansi guru dalam pembelajaran dan belum menggunakan alat peraga serta penyampaian materi yang tidak kurang

3. Pemilihan metode yang kurang tepat sehingga siswa belum dapat memahami materi yang diberikan..

Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi energi panas siswa kelas IV SD Negeri 2 Ilangata Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara?

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa tentang materi energi panas di kelas IV SD Negeri 1 Ilangata melalui metode demonstrasi.

KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Hakekat Hasil Belajar Materi Energi Panas

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan atau terus menerus sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 1991:78).

Belajar dapat diartikan sebagai proses mental yang terjadi dalam benak seseorang yang melibatkan kegiatan (proses) berfikir dan terjadi melalui pengalaman-pengalaman belajar, yang didapat oleh orang yang belajar dan melalui reaksi-reaksi terhadap lingkungan dimana sesorang berada. Sehingga terjadi perubahan perilaku didalam diri individu yang belajar. Perubahan-perubahan yang dimaksudkan adalah bersifat positif atau lebih baik dari sebelumnya.

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian- pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Menurut taksonomi Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah

knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan) synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan) dan

(5)

5

(karakterisasi). Domain psikomotor meliputi initiatory, pre-routine, dan rountinized. Sementara, menurut Lingren hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian, dan sikap (Suprijono, 2010).

Menurut Hamid (2009:110) Hasil dari proses belajar mengajar tersebut dinamakan hasil belajar. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Pendapat ini sejalan dengan Mudjiono (1994:4) yang menyatakan bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan mengajar. Hasil belajar tersebut dapat dibedakan menjadi dampak pengajaran dan dampak pengiring. Dampak pengajaran adalah hasil yang dapat diukur seperti tertuang dalam raport, angka dalam ijazah atau kemampuan meloncat setelah latihan. Dampak pengiring adalah terapan pengetahuan dan kemampuan di bidang lain, suatu transfer belajar.

Menurut Sudjana (2009) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar dapat berarti realisasi atau pemekaran dari kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan prestasinya bila dilihat dari perilakunya, baik dalam bentuk perilaku penguasaan pengetahuan keterampilan berfikir maupun kemampuan motorik (Sukmadinata, 2005).

Dari defenisi hasil belajar di atas, maka dapat disimpulkan hasil belajar adalah suatu perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri individu baik dari segi kognitif, afektif, dan psikomotorik. Jadi hasil belajar merupakan tingkat penguasaan terhadap sesuatu yang diperoleh di dalam sesuatu yang berbeda- beda yakni ada yang memperoleh nilai tinggi, sedang dan rendah. Hasil belajar siswa dapat dilihat dengan adanya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang merupakan hasil dari proses belajar mengajar yang mereka alami. Berdasarkan defenisi hasil belajar yang dikemukakan oleh para ahli memiliki satu kesamaan yaitu hasil belajar merupakan perubahan kemampuan yang terjadi pada diri siswa akibat proses belajar mengajar.

Menurut Bloom (dalam Sagala, 2009: 157-158) membagi tingkatan kemampuan atau tipe hasil belajar yang termasuk aspek kognitif dalam enam tingkat, yaitu: a) Pengetahuan hapalan (knowledge). b) Pemahaman (komprehensi), c) Aplikasi (penerapan), d) Analisis e) Sintesis dan f) Evaluasi.

Lebih lanjut dalam sistem pendidikan Nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Bloom (dalam Sudjana, 2009: 22) yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Di bawah ini akan lebih dijelaskan mengenai ketiga ranah tersebut, di antaranya:

(6)

6 a. Ranah Kognitif

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.

b. Ranah Afektif

Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.

c. Ranah Psikomotoris

Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak yang terdiri dari enam aspek, yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interaktif.

Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Di antara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran dan pada penelitian ini peneliti hanya meneliti mengenai hasil belajar dalam ranah kognitif dan ranah afektif saja.

Dengan demikian peneliti dapat menyimpulkan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia belajar baik berkenaan dengan hasil belajar intelektual dan sikap maupun yang berkenaan dengan keterampilan.

Pengertian Metode Demonstrasi Materi Energi Panas

Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan (Syah.2000:15). Menurut Djamarah (2000:10) Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran.

Metode demonstrasi merupakan metode yang paling sederhana jika dibandingkan dengan metode-metode mengajar yang lain. Metode ini adalah metode yang paling pertama digunakan oleh manusia yaitu tatkala manusia purba menambah kayu untuk memperbesar nyala api unggun, sementara anak-anak mereka memperhatikan dan menirunya. Metode demonstrasi barangkali lebih sesuai untuk mengajarkan bahan-bahan pelajaran yang merupakan suatu gerakan-gerakan, suatu proses maupun hal-hal yang bersifat rutin lainnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan

(7)

7

pelajaran dengan peragaan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi benda tertentu, baik sebenarnya ataupun hanya sekedar tiruan.

Dengan memperhatikan batasan ini, bahwa metode demonstrasi dapat berupa format interaksi belajar mengajar yang sengaja menunjukkan ata memperagakan tindakan tindakan, proses atau prosedur yang dilakukan guru kepada anak. Sedangkan dalam penerapannya, metode demonstrasi berpusat pada kegiatan siswa, tetapi guru memegang peran penting sebagai pembuat desain kerja. Guru berkewajiban menfasilitasi siswa untuk melakukan kegiatan.

Dari beberapa pendapat diatas, dapat dikatakan bahwa metode demonstrasi adalah suatu metode mengajar oleh nguru yang dilakukan dengan menggunakan alat peraga dan disertai dengan teorinya untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan berlangsungnya suatu proses kepada peserta didik.

Tujuan Penggunaan Metode Demonstrasi Materi Energi Panas

Tujuan penggunaan metode demonstrasi menurut Sumantri dan Permana (2001: 133) adalah sebagai berikut:

a. Mengajarkan suatu proses atau prosedur yang harus dimiliki peserta didik atau dikuasai peserta didik;

b. Mengkongkritkan informasi atau penjelasan kepada peserta didik;

c. Mengembangkan kemampuan pengamatan pandangan dan penglihatan para peserta didik secara bersama-sama.

Berdasarkan pernyataan di atas, tujuan digunakannya metode demonstrasi dalam suatu pembelajaran adalah untuk mengajarkan proses atau prosedur, mengkongkritkan informasi, dan pengembangan kemampuan melihat melalui pengamatan.

Langkah-Langkah Metode Demonstrasi Materi Energi Panas

Adapun langkah-langkah pelaksanaan metode demonstrasi diuraikan sebagai berikut:

a. Perencanaan

Tahapan perencanaan meliputi: 1) Menentukan tujuan demonstrasi pada materi energi panas. 2) Menetapkan langkah-langkah pokok demonstrasi dengan membuat

(8)

8

skema atau gambar proses perubahan energi panas dan 3) Menyiapkan alat-alat yang diperlukan selama proses demonstrasi..

b. Pelaksanaan

Proses demonstrasi dilaksanakan sebagai berikut:

1. Mensimulasikan proses perubahan atau perpindahan energi panas.

2. Menumbuhkan sikap krisis pada siswa sehingga terjadi Tanya jawab, dan diskusi tentang masalah energi panas

3. Memberi kesempatan pada setiap siswa untuk mencoba membuat rangkaian perubahan atau perpindahan energi panas sehingga siswa merasa yakin tentang suatu proses yang dibuat.

4. Membuat penilaian dari kegiatan siswa dalam demonstrasi, c. Tindak lanjut

1. Pemberian tugas kepada siswa untuk menyelesaikan soal tentang energi panas. 2. Penilaian terhadap laporan hasil demonstrasi pada pembelajaran IPA materi

energi panas

Kelebihan dan kekurangan Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun beberapa kelebihan metode demonstrasi antara lain : (a) Perhatian peserta didik dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh Guru sehingga hal-hal yang penting dapat diamati seperlunya. Perhatian peserta didik lebih mudah dipusatkan pada proses belajar dan tidak tertuju pada hal-hal lain. (b) Dapat membimbing peserta didik kearah berpikir yang sama dalam satu saluran berpikir yang sama.(c) Ekonomis dalam jam pelajaran disekolah karena materi yang memerlukan waktu yang panjang dapat diperlihatkan melalui demonstrasi dengan waktu yang relatif pendek.(d) Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan hanya membaca didalam buku, karena peserta didik telah memperoleh gambaran yang jelas dari hasil pengamatannya.(e) Bila peserta didik turut aktif bereksperimen, maka peserta didik akan memperoleh pengalaman-pengalaman langsung untuk mengembangkan kecakapannya, (f) beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan pada diri peserta didik dapat dijawab waktu mengamati proses demonstrasi.

Selain memiliki kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya a) metode demonstrasi memerlukan persiapan yang cukup matang, sebab tanpa adanya persiapan, demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. b) demonstrasi memerlukan peralatan, bahan, tempat yang memadaiyang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang relatif

(9)

9 sehingga guru dituntut bekerja secara profesional

KESIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut.

1. Metode pembelajaran dalam bentuk demonstrasi pada kegiatan pembelajaran IPA materi energi panas dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Ilangata;

2. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa dari Siklus I ke Siklus II yakni dari 62% ke 80% atau meningkat sebesar 18 %.

Saran

Sehubungan dengan hasil penelitian ini, peneliti mengemukakan saran sebagai berikut:

1. Penggunaan Metode Demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa materi Energi panas, sehingga diharapkan metode ini dapat diterapkan pada materi lain . 2. Kreativitas seorang guru perlu di kembangkan dalam rangka mengelola

pembelajaran sebaik mungkin,sehingga masalah masalah yang timbul dalam proses pembelajaran dapat teratasi.

Referensi

Dokumen terkait

2. Orang dari golongan apapun boleh datang kepada Kristus. Bandingkan dengan Yoh 6:37b yang berbunyi: “barangsiapa datang kepadaKu, ia tidak akan Kubuang”. Apakah ini berarti

maka dapat di ketahui bahwa secara keseluruhan karakteristik kawasan pemukiman kumuh di Kampung Gandekan jika dilihat dari Karakteristik Penghuni, Karakteristik Hunian,

38.2 Dalam hal kontrak dihentikan, maka PPK wajib membayar kepada penyedia sesuai dengan prestasi pekerjaan yang telah dicapai, termasuk:.. biaya langsung pengadaan

Dari hasil itu dapat diketahui bahwa pemain belakang tim sepakbola peserta turnamen pekan olahraga daerah di Bandung raya 2010 masih banyak yang mengandalkan kemampuan

Anak-anak tidak dapat menyerap banyak informasi, kurang sistematis dalam hal informasi apa yang diserap, tidak mempunyai banyak strategi untuk mengatasi

Sajak-sajak yang dimuat di mass media lepas itu dikumpulkan menjadi satu buku kumpulan sajak, di antaranya: Lalaki di Tegalpati (karya Saudi, 1963), Ombak Laut Kidul

Sosiometri merupakan metode pengumpulan data tentang pola dan struktur dan hubungan antara individu-individu dalam suatu kelompok.Metode ini didasarkan pada pemikiran bahwa

Sistem yang dibangun pada penelitian ini adalah sistem aplikasi kamus software yang dapat digunakan untuk mencari kata dengan struktur data trie dan struktur data