• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kanker payudara 1. Pengertian

Ada beberapa pendapat mengenai pengertian kanker payudara yang dikemukakan oleh para ahli,menurut Sutriston (1992) kanker payudara merupakan neoplasma spesifik tempat terlazim perempuan yang merupakan penyebab utama kematian perempuan akibat kanker. Sedangkan menurut Luwia (2005) kanker payudara adalah kanker yang berasal dari kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara.

Dari pendapat maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa kanker payudara adalah perubahan sel-sel yang mengalamin pertumbuhan tidak normal dan tidak terkontrol pada payudara.

2. Etiologi

Menurut Underwood (1999) mekanisme etiologi kanker payudara adalah:

a. Hormon

Hubungan antara resiko kanker payudara dengan menarche, menopause dan umur kehamilan yang pertama kali menunjukan bahwa hormon diduga mempuyai peranan terhadap timbulnya kanker payudara. Tapi lebih berperan sebagai promoter dibandingkan sebagai inisiator.

(2)

Aktifitas estrogen tampak penting, dengan pemberian estrogen dan kekurangan progesterone merupakan factor yang bermakna. Menarche awal dan mundurnya menopause akan menyebabkan banyaknya jumlah siklus haid dan penutupan estrogen yang berulang-ulang mempunyai efek rangsangan terhadap epitel mammae. Pengaruh yang mengutungkan dari kehamilan aterm yang pertama kali mungkin diakibatkan kadar progesterone yang meningkat atau prolaktin yang melindungi epitel mammae terhadap pengaruh esterogen yang kurun waktu lama. Resiko yang berhubungan dengan obesitas berhubungan dengan kemampuan sel lemak mensintesis esterogen atau perubahan kadar hormone sex yang mengikat protein.

b. Kontrasepsi oral

Pil dengan esterogen dosis tinggi berhubungan dengan meningkatnya resiko kanker endometrium dan mungkin juga dengan kanker payudara.

c. Reseptor hormon

Hormon mempunyai efek pada sel hanya setelah terjadinya interaksi dengan reseptor spesifik pada sel sasaran, steroid sex, esterogen berinteraksi dengan reseptor inti. Selanjutnya interaksi dengan DNA menimbulkan pembentukan factor-faktor yang berhubungan dengan diferensiasi dan poliferasi prolaktin dan polipeptida lainnya berinteraksi dengan permukaan sel, hanya

(3)

terbentuk bila terdapat reseptor estrogen yang terdapat pada 35% kasus tumor.

3. Faktor-Faktor Risiko Kanker Payudara

Menurut Bobak (2004) ada beberapa faktor risiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara:

a. Riwayat pribadi tentang kanker payudara

b. Ada riwayat keluarga dengan kanker payudara pada ibu, saudara perempuan ibu, saudara, adik atau kakak.

c. Menarke dini, risiko kanker payudara meningkat pada wanita yang mengalami menstruasi sebelum usia 12 tahun

d. Nulipara dan usia lanjut saat melahirkan anak pertama, wanita yang mempunyai anak pertama usia 30 tahun mempunyai risiko dua kali lipat untuk mengalami kanker payudara dibandingkan dengan wanita yang mempunyai anak pertama mereka pada usia 20 tahun

e. Menopause pada usia lanjut, menopouse setelah usia 50 tahun meningkat risiko untuk mengalami kanker payudara. Dalam perbandingan, wanita yang telah mengalami oferektomi bilateral sebelum usia 35 tahun mempunyai risiko sepertiganya

f. Riwayat penyakit payudara jinak. Yang mempunyai tumor payudara disertai perubaha epitel proliferative mempunyai risiko dua kali lipat untuk mengalami kanker payudara ;wanita dengan hyperplasia tipikal empat kali lipat untuk mengalami penyakit ini.

(4)

g. Pernah mengalami radiasai didaerah dada

h. Pernah menjalani operasi ginekologis misalnya tumor ovarium.

i. Kontraseptif ora, wanita yang menggunakan kontraseptif oral berisiko tinggi untuk mengalami kanker patyudara

j. Terapi penggantian hormonal lama.

k. Masukan alcohol, sedikit peningkatan risiko ditemukan pada wanita yang mengkonsumsi alcohol bahkan dengan hanya sekali minum dalam sehari. Risikonya dau kali lipat diantara wanita yang minum alcohol tiga kali sehari.

Pada kanker payudara belum ada cara yang memudahkan dibuatnya diagnosis dini. Ahli-ahli berpendapat bahwa untuk mencapai ini harus dilakukan pendidikan masyarakat. Untuk menemukan kanker pada waktu dini beberapa pedoman di berikan oleh haageson. Hanifa Wiknojosasto (1999) mengemukakan bahwa ada lima golongan wanita yang mempunyai predisposing factor untuk kanker payudara, dan yang perlu diperiksa dengan teratur:

1) Wanita yang mempunyai anggota keluarga yang menderita penyakit ini.

2) Wanita yang menderita penyakit kista dikedua payudara. 3) Wanita yang menderita perubahan lobular pada kedua payudara 4) Wanita yang mempunyai banyak papiloma dikedua payudara. 4. Tanda dan Gejala

(5)

a. Benjolan yang tidak nyeri

Benjolan tersebut mula-mula kecil, makin lama makin besar, lalu melekat pada kulit dan menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau pada putting susu.

b. Erosi atau eksema putting susu

Kulit atau putting susu tadi menjadi tertarik kedalam (Retraksi), berwarna merah mudah atau kecoklat-coklatan sampai menjadi edema hingga kulit kelihatan seperti kulit jeruk (peau d’orange), mengkerut atau timbul borok (ulkus) pada payudara. Borok itu makin lama makin besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara, sering berbau busuk, dan mudah berdarah.

c. Pendarahan

Pendarahan terjadi kalau sudah ada metastase ke tulang. d. Timbul pembesaran kelenjar getah bening diketiak

Berupa bengkak (edema) pada lengan, dan penyebaran kanker keseluruh tubuh.

e. Payudara nyeri saat menstruasi.

Menurut WHO penilaian TNM pada kanker payudara sebagai berikut: 1) T (Tumor size) ukuran tumor

a) T0: Tidak ditemukan tumor primer

b) T1: Ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang c) T2: Ukuran tumor antara 2-5 cm

(6)

e) T4: Ukuran berapa saja, tetapi sudah ada penyebaran kekulit atau dinding dada atau pada keduanya, dapat berupa borok, edema atau bengkak, kulit payudara kemerahan atau kecil di kulit diluar tumor utama.

2) N (Node), kelenjar getah bening regional (kgb)

a) N0: Tidak terdapat metastasis pada kgb regional diketiak atau aksila

b) N1: Ada metastasis ke kgb aksilla yang masih dapat digerakkan c) N2: Ada metastasis ke kgb aksilla yang sulit digerakkan

d) N3:Ada metastasis kgb diantara tulang selangka (Supral lavicula) atau pada kgb mammary internal didekat tulang sterum

3) M (Metastase) penyebaran jauh

a) MX: Metastasis belum dapat dinilai b) M0: Tidak dapat metastasis jauh c) M1: Terdapat metastasis jauh.

Setelah masing-masing faktor T.N.M didapatkan. Ketiga faktor tersebut kemudian digabungkan dan didapatkan stadium kanker sebagai berikut:

1) Stadium 0: T0 N0 M0 2) Stadium I: T1 N0 M0

3) Stadium IIA: T0 N1 M0/ T1 NI M0/ T2 N0 M0 4) Stadium IIB: T2 N1 M0/ T3 N0 M0

(7)

5) Stadium IIIA: T0 N2 M0/ T1 N2 M0/T2 N2 M0/ T3 N1 M0/ T3 N2 M0

6) Stadium IIIB: T4 N0 M0/ T4 N1 M0/ T4 N2 M0 7) Stadium IIIC: Tiap T1 N3 M0

8) Stadium IV: Tiap-tiap T-Tiap N-M1

5. Penyebaran Kanker Payudara

Penyebaran kanker payudara dapat melalui berbagai cara yaitu : a. Penyebaran langsung: Infiltrasi lokal ke otot dan kulit yang

menutupnya secara klinis dapat dideteksi.

b. Limfogen : Infiltrasi kesaluran limfatik kulit menyebabkan timbulnya tanda-tanda klinis berupa peau d orange. Kelenjar limfe aksilaris merupakan tempat awal penyebaran limfogen yang paling sering. c. Hematogen : Metastase hematogen paling sering pulmo dan tulang

selain itu hepar, adrenal, dan otak yang sering terkena. Pleura pada sisi yang sama dengan tempat kanker payudara dapat merupakan tempat metastasis dan menyebabkan terjadinya efusi yaitu prises masuknya cairan dalam pleura.

Infiltrasi estnsif kesumsum tulang dapat menyebabkan anemi leukoritroblastik. Destruksi tulang menyebabkan hiperkalsemia disertai komplikasi ginjal (Under Wood, 1999)

(8)

Potensial komplikasinya dapat mencakup sebagai berikut: limfedema terjadi jika saluran limfe untuk menjamin aliran balik limfe bersirkulasi umum tidak berfungsi dengan kuat. Jika nodus aksilaris dan system limfe diangkat maka system kolater dan auksilaris harus mengambil alih fungsi mereka. Linfedema biasanya dapat dicegah dengan meninggikan setiap sendi lebih tinggi dari sendi yang lebih proksimal. Jika terjadi limfedema keluasan biasanya berhubungan dengan jumlah saluran limfatik kolateral yang diangkat selama pembedahan (Suzanne C, Smeltzeer, 2001)

7. Pengobatan

Menurut Sjamsuhidajat (2005), pengobatan kanker payudara dapat dilakukan dengan tiga cara yakni kemoterapi, radiasi, dan operasi. Keberhasilan pengobatan ini sangat tergantung dari ketentuan pasien dalam berobat dan tergantung pada stadiumnya.

a. Operasi

Dilakukan dengan mengambil sebagian atau seluruh payudara untuk membuang sel-sel kanker yang ada dalam payudara. Jenis-jenis operasi yang dilakukan adalah:

1) Lampektomi: Merupakan operasi yang dilakukan untuk mengangkat tumor payudara beserta jaringan sekitarnya. Dengan menyisakan sebagian jaringan payudara. Dilakukan pada kasus kanker payudara dini, saat ukurannya masih kecil

(9)

2) Masektomi: Merupakan operasi yang dilakukan untuk mengangkat payudara beserta kankernya, kadang beserta otot dinding dada 3) Operasi pengangkatan kelenjar getah bening: Operasi yang

dilakukan jika diduga ada penyebaran kanker dikelenjar getah bening di ketiak.

b. Radioterapi

Merupakan pengobatan yang dilakukan dengan penyinaran dengan tujuan merusak sel-sel kanker. Radiotherapi dapat dilakukan sesudah operasi ataupun sebelum operasi.

c. Kemotherapi

Adalah pengobatan dengan menggunakan obat anti kanker untuk merusak sel-sel kanker.

d. Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Pengobatan

Setelah operasi perlu dilakukan rehabilitasi, seperti melakukan gerakan-gerakan untuk mengembalikan fungsi gerak dan untuk mengurangi pembengkakan.

8. Dampak Dari Pengobatan

Menurut Nurachman (2005) dampak dari kanker payudara meliputi: a. Ketidak mampuan fisiologis: Kehilangan organ payudara baik sebelum

atau sesudah diangkat.

b. Ketidak seimbangan psikologis: Pasien merasa emosi, takut, dan sebagainya pada kondisi yang sedang ia hadapi.

(10)

c. Hubungan dengan sosial: Klien merasa menarik diri pada lingkungannya.

d. Disparitas nilai-nilai spiritual: Pasien seolah mendekatkan diri pada tuhan.

e. Kualitas kehidupan keseharian klien. f. Takut menghadapi kematian.

B. Konsep Diri 1. Pengertian

Konsep diri adalah semua perasaan, kepercayaan, dan nilai yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain (Tarwoto, 2004). Konsep diri merupakan semua pikiran, keyakinan, dan kepercayaan yang membuat seseoarang mengetahui tentang dirinya dan mempengaruhi hubungan dengan orang lain (Stuart, 1998). Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain (Stuart, 1991)

(11)

Gambar 1. Rentang respon konsep diri

RESPON RESPONS KONSEP DIRI

Respons adaptif Respon maladaptive

Aktualisasi diri Konsep diri Harga diri Keracuan Depersonalisasi positif rendah Identitas

Gambar 2. 1 Rentang respon konsep diri (Sumber: Stuart, 1998)

2. Komponen Konsep Diri

Menurut Keliet (1992) konsep diri terdiri dari lim komponen a. Citra Diri (body image)

Citra diri adalah siap seseoarang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran dan bentuk tubuh, fungsi, penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu.

b. Ideal Diri

Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus berprilaku sesuai dengan standar pribadi. Standar dapat berhubungan

(12)

dengan tipe seseorang yang di inginkannya atau sejumlah aspirasi, cita-cita, nilai yang ingin dicapai

c. Harga Diri

Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa beberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri. Frekuansi pencapaian tujuan akan menghasilkan harga diri yang rendah atau harga diri yang tinggi.

d. Peran Diri

Peran diri adalah pola sikap, perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan dari seseoarang berdasarkan posisinya di masyarakat. e. Identitas

Identitas adalah kesadaran akan diri sendiri yang bersumber dari observasi dan penilaian, yang merupakan sintesa dari semua aspek konsep diri sebagai suatu kesatuan yang utuh.

3. Kriteria Kepribadian Yang Sehat

Menurut Nursalam (2003) kriteria kepribadian yang sehat sebagai berikut:

a. Citra tubuh yang positif dan akurat

Kesadaran akan diri berdasarkan atas observasi mandiri dan perhatian yang sesuai akan kesehatan diri. Termasuk persepsi saat ini dan masa lalu.

(13)

b. Ideal yang realistis

Individu mempunyai ideal diri yang realisis dan mempunyai tujuan hidup yang dapat dicapai

c. Konsep diri yang positif

Konsep diri yang positif menunjukan bahwa individu akan sesuai dalam hidupnya.

d. Harga diri tinggi

Seseorang yang mempunyai harga diri tinggi akan memandang dirinya sebagai seseoarang yang berarti dan bermanfaat. Ia memandang dirinya sama dengan apa yang dia inginkan.

e. Kepuasan penampilan peran

Individu yang mempunyai kepribadian sehat akan dapat berhubungan dengan orang lain, secara intim dan mendapat kepuasan. Ia dapat mempercayai dan terbuka pada orang lain dan membina hubungan interdependen.

f. Indentitas jelas

Individu merasakan keunikan dirinya yang memberi arah kehidupan dalam mencapai tujuan.

4. Karakteristik Konsep Diri Rendah

Menurut Tarwoto (2004), karakteristik konsep diri rendah sebagai berikut:

a. Menghindari sentuhan atau melihat bagian tubuh tertentu b. Tidak mau berkaca

(14)

c. Menghindari diskusi tentang topic dirinya d. Menolak usaha rehabilitasi

e. Melakukan usaha sendiri dengan tidak tepat f. Mengingkari perubahan pada dirinya

g. Meningkatkan ketergantungan pada orang lain

h. Tanda dari keresahan seperti marah, keputusasaan dan menangis i. Menolak berpartisipasi dalam perawatan dirinya

j. Tingkah laku yang terusak seperti obat – obatan dan alcohol k. Menghindari kontak social

l. Kurang bertanggung jawab.

5. Faktor Risiko Gangguan Konsep Diri

Menurut Stuart (1998) risiko gangguan konsep diri a. Gangguan identitas diri

1) Perubahan perkembangan 2) Trauma

3) Jenis kelamin yang tidak sesuai 4) Budaya yang tidak sesuai b. Gangguan citra tubuh (Body Image)

1) Hilangnya bagian tubuh 2) Perubahan perkembangan 3) Kecacatan

c. Gangguan harga diri

(15)

2) Kegagalan perkembangan

3) Kegagalan mencapai tujuan hidup

4) Kegagalan dalam mengikuti aturan moral d. Gangguan peran

1) Kehilangan peran 2) Peran ganda 3) Konflik peran

4) Ketidak mampuan penampilan peran

6. Stres dan Adaptasi

Stres merupakan bagian dari kehidupan yang mempunyai efek positif dan negatif yang disebabkan karena perubahan lingkungan. Secara sederhana stress adalah kondisi dimana adanya respon tubuh terhadap perubahan untuk mencapai keadaan normal. Sedangkan stressor adalah sesuatu yang dapat menyebabkan seseorang mengalami stress. Stressor dapat berasal dari internal misalnya perubahan hormon, sakit maupun eksterna seperti temperatur dan pencemaran. Ketika seseorang mengalami situasi bahaya, maka respon akan muncul. Respon yang tidak disadari pada saat tertentu adalah respon koping. Adaptasi adalah perubahan dari suatu keadaan dari respon akibat stressor.

a. Fisiologis stres dan adaptasi

Tubuh selalu berinteraksi dan mengalami sentuhan langsung dengan lingkungan, baik lingkungan internal maupun eksternal

(16)

b. Respon fisiologis terhadap stress

Ada dua respon fisiologis terhadap stress

1) Local adaptation syndrome (LAS): yaitu respon lokal tubuh terhadap stress

2) General adaptation syndrome (GAS): yaitu reaksi menyeluruh terhadap stressor yang ada.

c. Respon psikologis terhadap stress

Respon psikologis terhadap stress berupa depresi, marah dan kecemasan. Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian. ada empat kecemasan yaitu:

1) Cemas ringan : lahan persepsi melebar dan individu akan berhati-hati dan waspada. Individu terdorong untuk belajar yang akan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.

2) Cemas sedang : lahan persepsi terhadap masalah menurun. Individu lebih mengfokuskan pada hal-hal penting saat itu dan mengesampingkan hal lain.

3) Cemas berat : lahan persepsi sagat sempit. seseorang cenderung hanya memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal yang lain.

4) Panik : lahan persepsi telah terggangu sehingga individu tidak dapat mengendalikan diri lagi dan tidak dapat melakukan apa-apa walaupun telah diberi pengarahan.

(17)

d. Faktor – faktor yang dapat menimbulkan stress 1) Lingkungan yang asing

2) Kehilangan kemandirian sehingga mengalami ketergantungan dan memerlukan orang lain

3) Berpisah dengan pasangan dan keluarga 4) Masalah biaya

5) Kurang informasi

6) Ancaman akan penyakit yang lebih parah 7) Masalah pengobatan (Tarwoto, 2004)

7. Kehilangan dan Berduka

Kehilangan adalah suatu keadaan individu berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada menjadi tidak ada, baik sebagian atau seluruhnya. Berduka adalah respon emosi yang di ekspresikan terhadap kehilangan orang yang dimanifestasikan adanya persaan sedih, gelisah, cemas, sesak nafas, susah tidur. Dalam menghadapi kehilangan individu dipengaruhi oleh:

a. Bagaimana persepsi individu terhadap kehilangan b. Tahap perkembangan

c. Kekuatan atau koping mekanisme d. Support system.

(18)

Sedangkan menghadapi berduka, reaksi individu adalah: a. Fase pengingkaran (Denial)

Merupakan reaksi pertama individu terhadap kehilangan. Individu menolak atau tidak menerima situasi kehilangan yang terjadi.

b. Fase marah (Anger)

Meningkatnya kesadaran individu pada kenyataan, maka reaksi marah dapat timbul baik pada diri sendiri ataupun pada lingkungan.

c. Fase tawar – menawar (Bargaining)

Merupakan fase dimana individu ingin menunda kehilangan. d. Fase depresi

Merupakan fase dimana individu berada dalam suasana berkabung karena kehilangan merupakan keadaan yang nyata.

e. Fase menerima

Merupakan fase dimana individu menerima kenyataan (Keliat, 1996).

8. Sumber-Sumber Koping

Menurut Stuart (1998) semua orang, betapapun terganggunya perilakunya, tetap mempunyai beberapa kelebihan personal yang meliputi: a. aktivitas olah raga dan aktivitas lain diluar rumah

b. Hobi dan kerajinan tangan c. Seni yang ekspresif

d. Kesehatan dan perawatan diri e. Pekerjaan, vokasi, atau posisi f. bakat tertentu

(19)

g. Kecerdasan

h. Imajinasi dan kreativitas i. Hubungan interpersonal

9. Mekanisme Koping

Menurut Stuart (1998) mekanisme koping ada dua yaitu pertahanan jangka pendek dan pertahanan jangka panjang. Sedangkan pertahanan jangka pendek sebagai berikut:

a. Aktivitas yang dapat memberikan pelarian sementara dari krisis identitas b. Aktivitas yang dapat memberikan identitas pengganti sementara

c. Aktivitas yang secara sementara menguatkan perasaan diri

d. Aktivitas yang mewakili upaya jangka pendek untuk membuat masalah identitas menjadi kurang berarti dalam kehidupan individu

Pertahanan jangka panjang termasuk sebagai berikut:

a. Penutupan identitas: Adopsi identitas premature yang di inginkan oleh orang yang penting bagi individu tanpa memperhatikan keinginannya, aspirasi dan potensi dari individu tersebut.

b. Identitas negative: Asumsi identitas yang tidak wajar untuk dapat diterima oleh nilai dan harapan masyarakat.

C. REMAJA

Istilah adolescent (remaja) berasal dari bahasa latin adalescere, yang berarti “sepanjang fase perkembangan ini, sejumlah masalah fisik, social dan

(20)

psikologis bergabung untuk menciptakan karakteristik, perilaku dan kebutuhan yang unik (bobak, 2004).

WHO menetapkan batas usia 10-20 tahun sebagai batasan usia remaja dan membagi kurun usia tersebut dalam dua bagian yaitu awal 10-14 tahun dan remaja akhir 15-20 tahun. Menurut Sarwono (2001) pedoman umum remaja di Indonesia menggunakan batasan usia 11-24 tahun dan belum menikah.

Masa remaja ditandai dengan perubahan jasmani dan perubahan kejiwaan, sehingga berpengaruh terhadap perilaku, cara berfikir, perasaan, hubungan dalam bergaul dan minat Berbagai perubahan tersebut membuat remaja menjadi mudah bergejolak, sehingga masa ini sering disebut sebagai masa stom dan stress, artinya masa yang penuh badai dan tekanan (BKKBN, 2000). Awal masa remaja disebut sebagai masa puber atau pubertas, atau awal masa akil beliah (Sarwono, 2001).

Masa puber ditandai dengan datangnya haid pertama bagi anak perempuan yang biasanya disebut menarche, sedangkan pada anak-anak laki-laki ditandai dengan terjadinya mimpi basah yang pertama kali (BKKBN, 2000). Dismping tanda-tanda tersebut, juga terdapat perubahan-perubahan lain, baik secara fisik, mental dan social (Hamid, 1999).

Diantara perubahan-perubahan fisik itu, yang terbesar pengaruhnya pada perkembangan jiwa remaja adalah pertumbuhan tubuh (Badan menjadi makin panjang dan tinggi), mulai berfungsinya alat-alat reproduksi dan badan-badan seksual sekunder yang tumbuh (Sarwono, 2001).

(21)

Perubahan mental yang dapat diamati dari sikap dan perilaku remaja seperti: perasaan mudah bergejolak, meningkatnya rasa ingin tahu, ingin memberontak dan mulai tertarik pada lawan jenis. Perubahan social, pada umumnya remaja senang bergaul atau berada disekeliling teman sebayanya sebagai sesuatu kelompok tersendiri, baik untuk kegiatan sekolah maupun kegiatan di luar sekolahnya (BKKBN, 2000).

Masa remaja dikenal sebagai masa yang penuh kesukaran, karena selama periode ini individu mempunyai tugas perkembangan sebelum menjadi individu dewasa yang matang. Tugas-tugas ini bervariasi sesuai budaya individu itu sendiri dan tujuan hidup mereka.tugas-tugas perkembangan ini terdiri dari: 1) menerima citra tubuh; 2) menerima identitas seksual; 3) mengembangkan system nilai personal; 4) membuat persiapan untuk hidup mandiri; 5) menjadi mandiri atau bebas dari orang tua; 6) mengembangkan keterampilan mengambil keputusan; 7) mengembangkan identitas seseorang yang dewasa (Bobak, 2004). Salah satu tugas penting remaja ialah mengembangkan kemampuan mengambil keputusan. Keputusan yang berkenaan dengan aktivitas seksual, kehilangan dan menjadi orang tua.

Secara psicologis, masa remaja adalah usia dimana individu berintegerasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan berada di dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak (Elizabeth, 1998).

(22)

Berdasarkan definisi di atas dqapat disimpulkan bahwa remaja adalah masa transisi dari periode anak-anak ke periode dewasa yang berkisar antara usia 10-24 tahun dimana pada masa ini terjadi perubahan psikologis dan fisiologis.

Hal ini disebabkan masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Masa transisi ini sering kali menghadapkan individu yang bersangkutan kepada situasi yang membingungkan, disatu pihak ia masih kanak-kanak, tetapi dilain pihak ia harus bertingkah laku seperti orang dewasa. Situasi-situasi yang menimbulkan konflik seperti ini, sering kali menyebabkan perilaku-perilaku aneh, canggung dan kalau tidak terkontrol bisa menjadi kenakalan (Purwanto, 1998).

Dalam usahanya untuk mencari identitas dirinya sendiri, seseorang remaja sering membantah orang tuanya karena ia mulai punya pendapat-pendapat sendiri, cita-cita serta nilai-nilai sendiri yang berbeda dengan orang tuanya (Purwanto, 1998).

Ada tiga perubahan yang sama yang hampir bersifat universal yaitu : 1) Meningginya emosi yang intensitasnya bergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikologisnya yang terjadi; 2) Perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial untuk dipesankan, menimbulkan masalah baru; 3) Perubahan minat dan pola perilaku, maka nilai-nilai juga berubah (Elizabeth, 1998).

(23)

D. Kerangka Teori

Gambar 2.2 Kerangka Teori ( Sumber : Bobak, 2004; Keliat, 1992)

E. Fokus Penelitian

Gambar 2.3 Fokus Penelitian ( Sumber : Bobak, 2004; Keliat, 1992) Gambaran konsep diri

penderita kanker payudara pada remaja

a. Citra diri penderita kanker payudara

b. Ideal diri penderita kanker payudara c. Harga diri penderita

kanker payudara d. Peran diri penderita

kanker payudara e. Identitas diri penderita

kanker payudara Faktor Risiko : 1. Sikap 2. Pendidikan 3. Yankesh 4. Lingkungan 5. Budaya 6. Ekonomi 7. Umur 8. Keturunan Kanker Payudara pada remaja Gambaran Konsep Diri - Citra Diri - Ideal Diri - Harga Diri - Peran Diri - Identitas Diri

(24)

F. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini adalah gambaran konsep diri penderita kanker payudara pada remaja. Untuk menjelaskan variabel tersebut maka gambaran konsep diri dikelompokan ada lima komponen yaitu: citra diri, harga diri, peran diri, identitas diri dan ideal diri.

Gambar

Gambar 1. Rentang respon konsep diri
Gambar 2.2 Kerangka Teori  ( Sumber : Bobak, 2004; Keliat, 1992)

Referensi

Dokumen terkait

Kelima, setiap sahabat selalu sehati dan sejiwa dalam suka dan duka (concordat cum ipso, quasi in iisdem delectatus et contristatus). Orang bijaksana merupakan subyek yang telah

Adapun yang dimaksud dengan skenario adalah naskah televisi yang digunakan sebagai acuan utama.Suatu skenario sudah bisa disebut baik, jika memenuhi

Pada tipe arus baterai lithium-ion, biasanya katoda (elektroda positif) terdiri dari material dengan struktur berlapis, seperti transisi lithium metal oxides dan

DARUSSALAM 1990.. Us£he untuk r.cneiptalwn kebersihan ling lwngan hidup. p ortisipDSi semua wa.rgn o8.syera!tat un - tuk nendukung pro~rem tersebut. Penelitian lni

Dengan demikian pengertian efektivitas dapat dikatakan sebagai taraf tercapainya suatu tujuan tertentu, baik ditinjau dari segi hasil, maupun dari segi usaha yang diukur dengan

Berdasarkan 4 aspek tersebut TPS 3R Amrih Lestari I yang berlokasi di Desa Kepek I mempunyai skor tertinggi dari aspek teknik operasional dan aspek organisasi sedangkan

Sesuai dengan tujuan penelitian, untuk menjawab hipotesis penelitian apakah ada hubungan antara dukungan keluarga dengan fungsi social lansia maka mendapat korelasi