Hubungan penguasaan mata kuliah evaluasi pembelajaran dan penguasaan mata kuliah perencanaan pembelajaran dengan bakat keguruan mahasiswa FKIP Studi kasus pada Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan angkatan 2013 Universitas Sanata Dharma Yogyaka
Teks penuh
(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HUBUNGAN PENGUASAAN MATA KULIAH EVALUASI PEMBELAJARAN DAN PENGUASAAN MATA KULIAH PERENCANAAN PEMBELAJARAN DENGAN BAKAT KEGURUAN MAHASISWA FKIP Studi kasus pada Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan angkatan 2013 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi. Oleh: Elisabet Nona Widi Priscilia NIM: 131334078. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017. i.
(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ii.
(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. iii.
(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HALAMAN PERSEMBAHAN Ku bersyukur, terimakasih Yesus ku, ku persembahkan karya ini untuk: Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria Kedua orang tua yang sangat kusayangi, yaitu Alm. Leo Agung Subagyo dan Scolastika Sri Barningsih Kakak-kakakku sayang semuanya Sahabat-sahabatku dan teman-temanku tersayang di Pendidikan Akuntansi 2013 Almamaterku Universitas Sanata Dharma tercinta. iv.
(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO Hitopadesa Dari semua hal, pengetahuan adalah yang paling baik, karena tidak kena tanggung jawab maupun tidak dapat dicuri, karena tidak dapat dibeli, dan tidak dapat dihancurkan.. Matius 16:26 Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?. Yohanes 14:1 "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.. 1 Timotius 4:12 Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu..
(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.
(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Elisabet Nona Widi Priscilia Nomer Mahasiswa : 131334078 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: “HUBUNGAN PENGUASAAN MATA KULIAH EVALUASI PEMBELAJARAN DAN PENGUASAAN MATA KULIAH PERENCANAAN PEMBELAJARAN DENGAN BAKAT KEGURUAN MAHASISWA FKIP” Studi kasus pada Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan angkatan 2013 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Dengan pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 28 Juli 2017. Yang menyatakan. Elisabet Nona Widi Priscilia.
(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK HUBUNGAN PENGUASAAN MATA KULIAH EVALUASI PEMBELAJARAN DAN PENGUASAAN MATA KULIAH PERENCANAAN PEMBELAJARAN DENGAN BAKAT KEGURUAN MAHASISWA FKIP Studi kasus pada Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan angkatan 2013 Universitas Sanata Dharma. Elisabet Nona Widi Priscilia Universitas Sanata Dharma 2017. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan (1) Penguasaan mata kuliah Evaluasi Pembelajaran dengan bakat keguruan mahasiswa FKIP; (2) Penguasaan mata kuliah Perencanaan Pembelajaran dengan bakat keguruan mahasiswa FKIP. Jenis penelitian ini adalah studi kasus yang dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2017. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa S1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2013 yang berjumlah 855 mahasiswa. Sampel penelitian ini adalah 249 mahasiswa yang diambil dengan teknik propotional stratified random sampling. Data dikumpulkan dengan kuesioner, dan dokumentasi. Data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis korelasi Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Penguasaan mata kuliah Evaluasi Pembelajaran tidak berhubungan dengan bakat keguruan mahasiswa FKIP. (Nilai Sig. (2-tailed) = 0,256 > 0,05); (2) Penguasaan mata kuliah Perencanaan Pembelajaran tidak berhubungan dengan bakat keguruan mahasiswa FKIP. (Nilai Sig. (2-tailed) ; 0,793 > 0,05).. Kata kunci: Bakat keguruan, Penguasaan Mata Kuliah.
(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT THE CORRELATION BETWEEN THE MASTERY OF LEARNING EVALUATION, THE MASTERY OF LEARNING STRATEGY AND TALENT OF STUDENTS’ TEACHING ABILITY OF TEACHER TRAINING AND EDUCATION FACULTY A Case Study on students of Teacher Training and Education Faculty, 2013 batch Sanata Dharma University. Elisabet Nona Widi Priscilia Sanata Dharma University 2017. The aims of this research are finding out: (1) the correlation between the Mastery of learning evaluation and the talent of students’ teaching ability of Teacher Training and Education Faculty; (2) the correlation between The Mastery of learning strategy and the talent of students’ teaching ability of Teacher Training and Education Faculty. This research is a case study, was carried out from February until March 2017. The population of research were 855 undergraduate students of Teacher Training and Education Faculty of Sanata Dharma University Yogyakarta, 2013 bacth. The samples of this research were 249 student which were taken by using Proportionate Stratified Random Sampling. The data analysis were descriptive and Spearman’s correlation analysis. The result shows that: (1) there is no correlation between the mastery of learning evaluation and the talent of students’ teaching ability of Teacher Training and Education Faculty Sig. value (2-tailed) is 0,256 > (α) is 0,05; (2) there is no correlation between the mastery of learning strategy and the talent of students’ teaching ability of Teacher Training and Education Faculty. Sig. value (2-tailed) is 0,793 > (α) is 0,05.. Keywords: Students’ Teaching Ability,The Master.
(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i HALAMAN PESETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................... iv HALAMAN MOTTO ........................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS........................................................... vii ABSTRAK .......................................................................................................... viii ABSTRACT ........................................................................................................... ix DAFTAR ISI .......................................................................................................... x DAFTAR TABLE............................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 A.. Latar Belakang Masalah......................................................................................1. B.. Batasan Masalah ..................................................................................................7. C.. Rumusan Masalah ................................................................................................8. D.. Tujuan Penelitian .................................................................................................8. E.. Manfaat Penelitian ...............................................................................................8. BAB II KAJIAN TEORETIK ............................................................................ 10 A.. Guru .................................................................................................................... 10 1.. Pengertian Guru ............................................................................................... 10. 2.. Guru Profesional .............................................................................................. 11. B.. Bakat ................................................................................................................... 12 1.. Pengertian Bakat .............................................................................................. 12. 2.. Faktor –Faktor Penentu Bakat........................................................................... 12. 3.. Jenis-Jenis Bakat .............................................................................................. 13. 4.. Cara Mengembangkan Bakat............................................................................ 14. C.. Bakat Keguruan ................................................................................................. 16 1.. Kreativitas Pedagogi ......................................................................................... 17. 2.. Komitmen Pedagogi ......................................................................................... 17.
(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3.. Kecerdasan emosional ...................................................................................... 18. D.. Mata Kuliah Keahlian Berkarya ....................................................................... 19. E.. Penguasaan Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran............................................ 20 1.. Pengertian Penguasaan ..................................................................................... 20. 2.. Pengertian mata kuliah Evaluasi Pembelajaran ................................................. 23. 3.. Pengertian Evaluasi Pembelajaran .................................................................... 24. 4.. Tujuan Evaluasi ................................................................................................ 25. 5.. Fungsi Evaluasi Pembelajaran .......................................................................... 26. 6.. Penguasaan Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran dengan bakat keguruan ........ 27. F.. Penguasaan Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran .................................... 28 1.. Pengerian Penguasaan ...................................................................................... 28. 2.. Pengertian Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran ......................................... 31. 3.. Pengertian Perencanaan Pembelajaran .............................................................. 32. 4.. Fungsi Perencanaan Pembelajaran .................................................................... 33. 5.. Penguasaan Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran dengan bakat keguruan ... 34. G.. Kerangka Berfikir .............................................................................................. 35. 1. Hubungan penguasaan Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran dengan bakat keguruan ................................................................................................................... 35 2. Hubungan penguasaan Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran dengan bakat keguruan ................................................................................................................... 36 H.. Rumusan Hipotesis............................................................................................. 38. BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 39 A.. Jenis Penelitian ................................................................................................... 39. B.. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................................. 39. C.. Subjek dan Objek Penelitian ............................................................................. 40. D.. Populasi, Sampel dan Penarikan Sampel .......................................................... 40 1.. Populasi ............................................................................................................ 40. 2.. Sampel.............................................................................................................. 41. 3.. Teknik Penarikan Sampel ................................................................................. 42. E.. Variabel Penelitian ............................................................................................. 43. F.. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 47. G.. Teknik Pengujian Instrumen ............................................................................. 47. H. Teknik Analisis Data .......................................................................................... 49.
(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .......................................... 53 A.. Deskripsi Data .................................................................................................... 53 1.. Diskripsi Data Responden Penelitian ............................................................... 54. a.. Berdasarkan Program studi............................................................................... 54. b.. Diskripsi Variabel Penguasaan Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran ............... 55. c.. Diskripsi Variabel Penguasaan Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran ......... 56. 2.. Deskripsi Data Hasil Penelitian ........................................................................ 57. a.. Deskripsi Variabel Bakat Keguruan Mahasiswa FKIP ..................................... 57. b. Tabel Silang Penguasaan Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran dengan Bakat Keguruan .................................................................................................................. 57 c. Tabel Silang Penguasaan Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran dengan Bakat Keguruan .................................................................................................................. 59 B.. Pengujian Hipotesis ............................................................................................ 60. C.. Pembahasan ........................................................................................................ 64. BAB V PENUTUP ............................................................................................... 72 A.. Kesimpulan ......................................................................................................... 72. B.. Saran ................................................................................................................... 72. C.. Keterbatasan....................................................................................................... 73. LAMPIRAN ......................................................................................................... 77.
(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABLE Tabel 3.1 Populasi Penelitian ..............................................................................41 Tabel 3.2 Perhitungan Sampel ............................................................................42 Tabel 3.3 Kategori Perhitungan Nilai Akhir Keberhasilan Mahasiswa .........44 Tabel 3.4 Operasionalisasi Variabel Bakat Keguruan .....................................45 Tabel 3.5 Konversi Total Skor pada Variabel Bakat Keguruan .....................46 Tabel 3.6 Rentang Bakat Keguruan ...................................................................49 Tabel 3.7 Tingkat Korelasi dan Kekuatan Arah Hubungan............................50 Tabel 4.1 Diskripsi Responden berdasarkan Program Studi ..........................54 Tabel 4.2 Diskripsi Variabel Penguasaan Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran .......................................................................................55 Tabel 4.3 Diskripsi Variabel Penguasaan Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran ......................................................................................56 Tabel 4.4 Diskripsi Variabel Bakat Keguruan ..................................................57 Tabel 4.5 Tabel Silang Penguasaan Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran dengan bakat keguruan Mahasiswa FKIP USD .....58 Tabel 4.6 Tabel Silang Penguasaan Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran dengan bakat keguruan Mahasiswa FKIP USD .....59 Tabel 4.7 Hasil Uji Korelasi Variabel Penguasaan mata kuliah Evaluasi Pembelajaran dengan bakat keguruan Mahasiswa FKIP USD .....61 Tabel 4.8 Hasil Uji Korelasi Variabel Penguasaan mata kuliah perencanaan Pembelajaran dengan bakat keguruan Mahasiswa FKIP USD .....63.
(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian....................................................................... 78 Lampiran 2 Instrumen Penelitian .................................................................... 80 Lampiran 3 Pedoman Penskoran ....................................................................119 Lampiran 4 Deskripsi Data ..............................................................................125 Lampiran 5 Data Induk Penelitian..................................................................129.
(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN A.. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah bagian dari kehidupan manusia. Dengan pendidikan yang berkualitas akan membawa perubahan dalam pola hidup manusia. Undang-Undang Nomer 20 tahun 2003 Pasal 13 ayat 1 menjelaskan jalur pendidikan terdiri dari pendidikan formal, non-formal, dan informal. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan anak usia dini (TK/RA), pendidikan dasar (SD/MI), pendidikan menengah (SMP/MTs dan SMA/MA), dan pendidikan tinggi (Universitas). Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan Informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan yang berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Pendidikan yang berkualitas memerlukan seorang pendidik yang profesional. Pasal 39 Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003, pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat, terutama bagi pendidikan pada perguruan tinggi. Sedangkan menurut Undang-Undang Nomer 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi 1.
(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2. peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Dengan demikian, jelas bahwa guru yang berada pada semua jenjang pendidikan formal seharusnya adalah pendidik profesional, bukan pendidik amatir apalagi asal-asalan dan sembarangan. Guru sebagai pendidik merupakan salah satu faktor yang menjadi penentu keberhasilan setiap usaha pendidikan. Oleh karena itu pendidikan membutuhkan guru yang profesional. Guru profesional harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikat sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional (Undang-Undang Nomer 20 tahun 2003). Standar pendidikan nasional menjelaskan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kompetensi yang harus dimiliki guru meliputi kompetensi pedagogi, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetesnsi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Kompetensi, kualifiasi dan sertifikasi merupakan prasyarat menciptakan guru profesional. Guru profesional menjadi jaminan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas. Universitas yang memiliki fakultas keguruan memiliki peran dalam menghasilkan calon guru yang profesional. Salah satunya adalah Universitas Sanata Dharma. Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan (FKIP) merupakan lembaga pendidikan yang menyiapkan mahasiswanya untuk memiliki.
(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3. ketrampilan dan kemampuan mengajar agar menjadi guru profesional. Namun untuk menjadi guru yang profesional tidaklah mudah mengingat tidak banyak mahasiswa yang masuk FKIP karena memang ingin menjadi guru. Menurut Fuad (Azhar, 2011) bahwa orang yang masuk FKIP banyak yang tidak didasarkan pada motivasi murni ingin menjadi guru, tetapi sebagai alternatif karena keinginan tidak tercapai. Hal ini diperkuat dengan rendahnya nilai uji kompetensi calon guru (UKCG) di FKIP USD. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) telah menyelenggarakan proses pendidikan dilengkapi dengan kurikulum. Kurikulum yang digunakan senantiasa melakukan penyesuaian dengan kurikulum nasional dan memperhatikan relevansinya dengan dunia kerja. Pengembangan kurikulum secara periodik demi operasionalisasi salah satu tujuannya, yaitu menghasilkan calon pendidik dan tenaga kependidikan yang profesional, cerdas, dan humanis (Buku Pedoman, 2012: 7). Kurikulum tersebut mencakup mata kuliah pengembangan kepribadian (MPK), mata kuliah keilmuan dan keterampilan (MKK), mata kuliah keahlian berkarya (MKB), mata kuliah perilaku berkarya (MPB). Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomer 232 Tahun 2000 menyatakan kelompok MPK adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran untuk mengembangkan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, berkepribadian mantap, dan mandiri serta mempunyai rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Kelompok MKK adalah kelompok bahan kajian dan.
(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 4. pelajaran yang ditujukan terutama untuk memberikan landasan penguasaan ilmu dan ketrampilan tertentu. Kelompok MBB adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang diperlukan seseorang untuk dapat memahami kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya. Kelompok MPB adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang bertujuan untuk membentuk sikap dan perilaku yang diperlukan seseorang dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan dasar ilmu dan keterampilan yang dikuasai. Kelompok MKB adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang bertujuan menghasilkan tenaga ahli dengan kekaryaan berdasarkan dasar ilmu dan keterampilan yang dikuasai. Demi menghasilkan guru yang profesional, mahasiswa calon guru perlu menguasai MKB. Dengan menguasai MKB mahasiswa FKIP diharapkan mendapat bekal dasar-dasar ilmu dan keterampilan keguruan. Oleh karena itu MKB wajid diambil oleh mahasiswa FKIP. Menurut Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomer 232 Tahun 2000, kelompok MKB yang terdiri atas mata kuliah yang relevan, bertujuan untuk memperkuat penguasaan dan memperluas wawasan kompetensi keahlian berkarya di masyarakat sesuai dengan keunggulan kompetitif serta komparatif penyelenggaraan program studi bersangkutan. Kelompok mata kuliah keahlian berkarya antara lain; Strategi. Pembelajaran,. Media. Pembelajaran,. Evaluasi. Pengajaran,. Perencanaan Pembelajaran, Kurikulum dan Kajian Buku Teks, Pengelolaan Kelas, Pengajaran Mikro, Program Pengalaman Lapangan dan Seminar Pendidikan..
(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 5. Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran dan Perencanaan Pembelajaran merupakan mata kuliah-mata kuliah yang penting untuk mengembangkan kemampuan mengajar guru. Penguasaan mata kuliah Evaluasi Pembelajaran dan Perencanaan Pembelajaran dapat menumbuhkan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik. Kemampuan tersebut termasuk dalam kompetensi pedagogik yang wajib dimiliki guru. Pasal 10 UndangUndang Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menjelaskan kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 meliputi kompetensi pedagogi, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Penguasaan. mata. kuliah. Evaluasi. Pembelajaran. merupakan. penguasaan mata kuliah yang memiliki kompetensi dasar konsep-konsep dasar tentang pengukuran dan penilaian, alat ukur dengan teknik tes dan non tes, mengolah hasil tes, dan memeriksa mutu tes. Dengan standar kompetensi kemampuan mahasiswa melakukan evaluasi pembelajaran dengan benar secara bertanggung jawab.. Prijowuntato (2016: 8) menjelaskan tujuan. evaluasi dalam pendidikan adalah untuk mendapatkan data pembuktian yang menunjukkan sampai mana tingkat kemampuan dan keberhasilan peserta didik dalam pencapaian tujuan-tujuan pembelajaran (kurikuler). Fungsi evaluasi pembelajaran adalah untuk perbaikan sistem dan pengembangan sistem pembelajaran, dan digunakan sebagai dasar akreditasi lembaga pendidikan (Arifin, 2009: 20). Penguasaan mata kuliah Evaluasi Pembelajaran memberikan ketrampilan guru dalam merencenakan penilaian.
(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 6. yang tepat, melakukan pengukuran yang benar, dan membuat kesimpulan dan solusi secara akurat. Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran dapat diambil setelah lulus mata kuliah Strategi Pembelajaran dan Evaluasi Pembelajaran. Penguasaan mata. kuliah. Perencanaan. Pembelajaran. berkontribusi. memberikan. pemahaman tentang prinsip dan proses perencanaan pembelajaran yang efektif dengan keseluruhan perangkat yang terkait, bertanggung jawab dalam penyusunan perencanaan pembelajaran, memiliki kemandirian dan mampu bekerjasama dengan berbagai pihak guna membentuk profesionalitas keguruan (Silabus).. Perencanaan pembelajaran digunakan guru sebagai. panduan untuk melaksanakan tugas sebagai pendidik dalam kegiatan belajar mengajar siswanya. Semua aktivitas pembelajaran dari awal sampai akhir direncanakan. secara. strategis,. termasuk. antisipasi. masalah. kemungkinan dapat timbul dari skenario yang direncanakan.. yang. Dengan. merencanakan pembelajaran diharapkan tujuan pembelajaran tercapai dan diterima dengan baik oleh peserta didik sehingga dapat memenuhi kompetensi guru yang profesional. Charles Silberman (dalam Agung, 2014: 20-21), mengungkapkan tentang beratnya tugas guru. Guru bukan saja harus tahu banyak tentang bahan pelajaran dan menguasainya, tetapi juga harus memahami karakteristik para siswanya. Guru juga harus memiliki atau mengembangkan bakat untuk mengajar; merancangkan bahan pelajaran, tugas-tugas, melalui proses dan hasil belajar, dan juga menegakkan disiplin. Menurut Wasidi, (2015: 53) bakat.
(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 7. adalah potensi kemampuan yang dapat dikembangkan melalui proses pendidikan. Sedangkan menurut Munandar, (1985: 17) bakat “kemampuan” merupakan daya untuk suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan. Hal ini menunjukan bahwa bakat bukan saja bawaan dari lahir, tetapi dapat ada dengan proses pendidikan dan latihan yang berulang-ulang. Diharapkan, penguasaan mata kuliah Evaluasi Pembelajaran dan penguasaan mata. kuliah. Perencanaan. Pembelajaran. merupakan. latihan. untuk. menumbuhkan bakat keguruan. Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis mengadakan penelitian tentang Hubungan Penguasaan Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran dan Penguasaan Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran dengan Bakat Keguruan Mahasiswa FKIP. Penelitian ini merupakan jenis penelitian studi kasus pada mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. B.. Batasan Masalah Ada beberapa faktor yang mempengaruhi bakat keguruan selain bawaan sejak lahir, yaitu lingkungan sekolah. Dengan penguasaan mata kuliah Evaluasi Pembelajaran dan penguasaan mata kuliah Perencanaan Pembelajaran diharapkan dapat menumbuhkan bakat yang dapat dilihat melalui prestasi akademik. Sedangkan untuk bakat keguruan mahasiswa FKIP dilihat dari keterampilan dan kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan tugas keguruan..
(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 8. C.. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah penguasaan mata kuliah Evaluasi Pengajaran berhubungan dengan bakat keguruan? 2. Apakah penguasaan mata kuliah Perencanaan Pembelajaran berhubungan dengan bakat keguruan?. D.. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui adanya hubungan antara penguasaan mata kuliah Evaluasi Pembelajaran dengan bakat keguruan. 2. Untuk mengetahui adanya hubungan antara penguasaan mata kuliah Perencanaan Pembelajaran dengan bakat keguruan.. E.. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain: 1. Bagi Universitas Sanata Dharma Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah khasanah kepustakaan serta dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan bagi penelitian selanjutnya di Universitas Sanata Dharma..
(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 9. 2. Bagi FKIP Sanata Dharma Memberikan masukan bagi FKIP Sanata Dharma, khususnya Program Studi Pendidikan Akuntansi untuk menyiapkan mahasiswa supaya dapat mengembangkan kemampuannya dalam bidang keguruan. 3. Bagi Prodi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Penelitian ini dapat memberikan tambahan informasi bagi Prodi Pendidikan Akuntansi tentang sejauh mana mahasiswa yang masuk dalam Program Studi Pendidikan Akuntansi mempunyai bakat keguruan. 4. Bagi Mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi Mahasiswa mengetahui pentingnya meningkatkan bakat keguruan jika kelak menjadi seorang guru. 5. Bagi Peneliti Penelitian ini menambah pengalaman dan pengetahuan dalam bidang keguruan..
(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II KAJIAN TEORETIK A.. Guru 1. Pengertian Guru Guru adalah guru, dalam keadaan bagaimanapun ia harus tetap menjadi guru, itulah guru yang benar-benar guru yang dalam keadaan telanjang sekalipun akan tampak sebagai guru (Mulyasa, 16: 2007). Menurut Gazali (1962: 142) Guru adalah pelajar seumur hidup, yang merupakan ujung tombak dalam proses belajar mengajar (Fathurrohman, 2012: 13). Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995: 288) guru adalah orang yang pekerjaannya, mata pencahariannya, dan profesinya mengajar. Sedangkan menurut UndangUndang Nomer 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Dengan demikian, jelas bahwa guru yang berada pada semua jenjang pendidikan formal kita seharusnya adalah pendidik yang profesional, bukan pendidik yang amatir apalagi asal-asalan dan sembarangan. Sebagai pendidik profesional, guru adalah tenaga yang mestinya ahli, mahir, cakap, memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta. berpendidikan. profesi. serta. berpenghasilan. keprofesionalitasnya, guru melaksanakan tugas utamanya.. 10. layak.. Dengan.
(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 11. Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapat perhatian sentral, pertama, dan utama. Figur yang satu ini akan senantiasa menjadi sorotan strategis ketika berbicara masalah pendidikan, kerena guru selalu terkait dengan komponen manapun dalam sistem pendidikan. Guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan secara formal di sekolah. Guru juga sangat menentukan keberhasilan peserta didik, terutama dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar. Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu, upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan sumbagan yang signifikan tanpa didukung oleh guru yang profesional dan berkualitas. Dengan kata lain, perbaikan kualitas pendidikan harus berpangkal dari guru dan berujung pada guru pula. 2. Guru Profesional Guru Profesional akan dapat menyelenggarakan proses pembelajaran dan penilaian yang menyenangkan bagi siswa, dan guru, sehingga dapat mendorong tumbuhnya kreativitas belajar pada diri siswa. Menurut Hamalik (2003: 118) guru profesional harus memiliki persyaratan, yang meliputi: a. b. c. d. e. f. g. h.. Memiliki bakat sebagai guru. Memiliki keahlian sebagai guru Memiliki keahlian yang baik dan terintegrasi. Memiliki mental yang sehat. Berbadan sehat. Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas. Guru adalah manusia berjiwa pancasila. Guru adalah warga negara yang baik..
(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 12. Menjadi guru profesional bukan saja harus cakap dalam menyelenggarakan proses pembelajaran namun juga harus memiliki bakat sebagai guru. B.. Bakat 1. Pengertian Bakat Bakat (aptitude) biasanya diartikan sebagai kemampuan bawaan yang merupakan potensi (potential ability) tertentu untuk belajar ataupun kinerja tertentu (Anastasia dalam Semiawan, 2010: 29) yang perlu dikembangkan atau dilatih agar dapat terwujud (Munandar, 1985: 17) melalui proses pendidikan (Wasidi dan Mardapi, 2016). Menurut Mustaqim anak berbakat adalah mereka, yang mempunyai penonjolan-penonjolan dalam bidangbidang tertentu bila dibandingkan dengan anak-anak sebaya, penonjolanpenonjolan tersebut bisa satu bidang, dua bidang, atau beberapa bidang. Bakat adalah kemampuan. alamiah untuk memperoleh pengetahuan atau. keterampilan, yang relatif bisa bersifat umum (misalnya, bakat intelektual umum) atau khusus (bakat akademis khusus). Bakat khusus disebut juga talent (Sobur, 2003: 181). Dengan kata lain, pengertian bakat merupakan kemampuan sesorang dalam bidang tertentu yang dengan mudah menguasai bidang tersebut. Bakat bukan saja bawaan dari lahir, bakat juga dapat diperoleh dengan pelatihan melalui proses pendidikan. 2. Faktor –Faktor Penentu Bakat Faktor-faktor yang ikut menentukan sejauh mana bakat seseorang dapat terwujud ditentukan oleh keadaan lingkungan seseorang, seperti kesempatan, sarana dan prasarana, dukungan dan dorongan orang tua, taraf sosial ekonomi.
(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 13. orang tua, tempat tinggal, tempat tinggal, di daerah perkotaan atau daerah pedesaan, dan sebagainya. Sebagian faktor lain ditentukan oleh keadaan dalam diri orang itu sendiri, seperti minatnya terhadap suatu bidang, keinginannya untuk berprestasi, dan keuletannya untuk mengatasi kesulitan atau rintangan yang mungkin timbul. Sejauh mana seseorang dapat mencapai prestasi yang unggul banyak tergantung dari motivasi seseorang untuk berprestasi, di samping bakat bawaannya (Munandar, 1985: 17). Keunggulan dalam salah satu bidang, seperti bidang keguruan, merupakan hasil interaksi dari bakat pembawaan dan faktor lingkungan yang menunjang, termasuk minat dan dorongan pribadi. 3. Jenis-Jenis Bakat Yoesoef Noesyirwan (dalam Sobur, 2003: 189) menggolongkan jenis bakat atau kemampuan menurut fungsi atau aspek-aspek yang terlihat dan menurut prestasinya. Berdasarkan fungsi dan aspek jiwa raga yang terlihat dalam berbagai macam prestasi, bakat dapat dibedakan dalam: a. Bakat yang Lebih Berdasarkan Psikofisik Bakat jenis ini adalah kemampuan yang berakar pada jasmaniah sebagai dasar dan fundamen bakat, seperti kemampuan pengindraan, ketangkasan atau ketajaman pancaindra, kemampuan motorik, kekuatan badan, kelincahan jasmani, ketrampilan jari-jemari, tangan, dan anggota badan. b. Bakat Kejiwaan yang Bersifat Umum Yang dimaksud dengan jenis bakat ini adalah kemampuan ingatan daya khayal atau imajinasi dan intelegensi. Daya ingat adalah kemampuan menyimpan isi kesadaran pada satu saat dan membawanya kembali ke permukaan pada saat yang lain. Daya khayal merupakan isi kesadaran yang berasal dari dunia dalam diri kita sendiri, berupa gambar khayalan dan ide-ide kreatif, sehingga jiwa kita bersikap spontan dan produktif. Adapun inteligensi adalah kemampuan menyesuaikan diri pada keadaan dengan menggunakan alat pemikiran yang berbeda dengan menyesuaikan diri pada keadaan dengan menggunakan alat pemikiran.
(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 14. yang berbeda dengan penyesuaian diri karena kebiasaan atau sebagai akibat latihan (drill) dan coba-coba (trial and error). c. Bakat-Bakat Kejiwan yang Khas dan Majemuk Bakat-bakat yang khas atau bakat dalam pengertian sempit ialah bakat yang sejak awal sudah ada dan terarah pada suatu lapangan yang teratas, seperti bakat bahasa, bakat melukis, bakat musik, bakat seni, bakat ilmu, dan lain-lain. Adapun bakat majemuk berkembang lambat laun dari bakat produktif ke arah yang sangat bergantung dari keadaan di dalam dan di luar individu, seperti bakat filsafat, bakat hukum, bakat pendidik, bakat psikologi, bakat kedokteran, bakat ekonomi, bakat politik, dan lain-lain. d. Bakat yang Lebih Berdasarkan pada Alam Perasaan dan Kemauan Bakat ini berhubungan erat dengan watak, seperti kemampuan untuk mengadakan kontak sosial, kemampuan mengasihi, kemampuan merasakan atau menghayati perasaan orang lain. 4. Cara Mengembangkan Bakat Ada beberapa petunjuk menghadapi, membina, dan mengembangkan bakat pada anak. Menurut Ginsberg dan Harrison (dalam Sobur, 2003: 194) ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh para orang tua yang memiliki anak berbakat seperti, memenuhi kebutuhan anak berbakat sesuai kebutuhan anak pada umumnya, memberi fasilitas untuk mengembangkan bakatnya, memberi kesempatan untuk mendalami bidang yang diminati, dan memberikan sikap adil terhadap anak berbakat di dalam keluarga. Sudah semestinya orang tua memenuhi kebutuhan anak berbakat sesuai kebutuhan anak pada umumnya, seperti, kasih sayang serta pembinaan, dan perhatian tidak berlebih. Anak yang berbakat pada dasarnya tetap anak-anak, dengan begitu anak berbakat tetap memerlukan kasih sayang dan pembinaan dari orang tua. Fasilitas dapat berupa menjawab pertanyaan yang diajukan anak berbakat dengan memberikan jawaban selengkap mungkin dan jujur. Orang tua dapat menyediakan aneka ragam buku, majalah, surat kabar, selain.
(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 15. itu dapat mengajak anak-anak mengunjungi tempat yang memiliki makna pengetahuan, memuaskan rasa ingin tahunya, dan menambah pengetahuan. Tujuannya menambah dan memperkaya wawasan. Orang tua memberikan kesempatan anak berbakat untuk menjajaki bidang lain, dengan begitu membuat anak berpandangan luas terhadap bidang lain. Setelah mengetahui bidang yang diminati anak berbakat, sebaiknya orang tua tetap memberikan kesempatan untuk mendalami, dan melakukan apa yang mereka ingini. Kesempatan yang telah diberikan dapat memupuk sikap mandiri, percaya diri, tanggung jawab, dan mengetahui dimana letak kemampuan dan keterbatasanya. Alangkah lebih baik lagi apabila orang tua memberikan dorongan mental yang tidak berlebih. Orang tua juga dapat memberikan waktu kepada anak untuk olahraga, dan berkhayal. Tidak lupa juga bagi orang tua untuk menghargai dan memuji usaha baik dari anak. Dorongan dan dukungan dari orang tua sangatlah dibutuhkan apabila anak mengalami kesalahan dan kegagalan. Meskipun anak berbakat tidak perlu mendapatkan hak istimewa dalam keluarga. Sebaiknya orang tua memperlakukan yang sama dengan saudara yang lainnya. Orang tua membuat anak berbakat tetap belajar di dalam lingkungan keluarga, dengan norma dan aturan yang ada. Anak berbakat juga memerlukan bimbingan moral dan sikap yang baik. Orang tua tidak boleh memaksa minat dan aspirasi terhadap anak. Sikap itu akan membuat anak merasa tertekan, sehingga anak sulit untuk mengembangkan kemampuannya. Tekanan juga bisa terjadi apabila anak terlalu berlebihan dalam.
(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 16. menyampaikan bahwa anak itu anak berbakat. Pada perkembangannya, anak tidak hanya memerlukan perkembangan intelektual saja, namun perlu juga adanya perkembangan emosional, sosial, dan moral. C.. Bakat Keguruan Bakat keguruan adalah potensi individu (dapat berkembang dengan pendidikan) untuk melaksanakan proses pendidikan dan pembelajaran dengan baik. Seorang guru yang baik akan dapat menyampaikan materi dengan baik maka harus menguasai materi dengan baik pula, dengan demikian kemampuan ini termasuk dalam bakat bidang studi. Dalam menyampaikan materi pendidikan/pembelajaran akan terjadi interaksi sosial dan psikologis antara guru dan murid. Dalam hal ini guru dituntut mampu memahami karakter dan memberikan layanan pendidikan kepada anak didiknya. Seorang guru dituntut untuk mampu bersosialisasi, berkomunikasi dengan baik terhadap anak didiknya. Kemampuan tersebut masuk dalam ranah non kognitif, sehingga perlu guru dituntut mempunyai bakat non kognitif. Dengan demikian bakat keguruan terdiri atas bakat kognitif (bidang studi) dan bakat non kognitif (karakter). Bakat keguruan merupakan suatu potensi berupa kemampuan mengajar dan membimbing yang berasal dari lahir dan dapat terwujud secara nyata jika ada kesempatan untuk berkembang dalam menempuh pendidikan di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) dan mendapatkan berbagai latihan yang dapat mengasah keterampilan dan kemampuan keguruan. Bakat keguruan terdiri atas kreativitas pedagogi, komitmen pedagogi, dan.
(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 17. kecerdasan emosi (Wasidi dan Mardapi, 2016). Seseorang yang mempunyai kreativitas pedagogi, komitmen pedagogi dan kecerdasan emosi yang baik berarti mempunyai bekal untuk menjadi seorang guru. Bekal untuk menjadi seorang guru akan membantu guru dalam melaksanakan proses pendidikan dan pembelajaran dengan baik. 1. Kreativitas Pedagogi Kreativitas pedagogi adalah upaya penggabungan berbagai cara yang sudah dilakukan sebelumnya atau menemukan cara baru sehingga menjadi cara yang relatif baru yang dapat meningkatkan gairah pembelajaran siswa. Kreativitas pedagogi terdiri atas kecepatan berfikir, keluwesan berfikir, keaslian berfikir, dan elaborasi berfikir tentang mendidik. Kecepatan berfikir adalah tingkat kemampuan memproduksi alternatif pemecahan masalah pendidikan dalam waktu yang ditentukan. Keaslian berfikir adalah kemampuan memproduksi alternatif masalah yang baru atau bersifat sintesa dalam waktu yang ditentukan. Elaborasi berfikir adalah kemampuan mencari alternatif lain yang lebih luas pada pemecahan masalah yang sudah ada sebelumnya pada waktu yang ditentukan. 2. Komitmen Pedagogi Komitmen pedagogi adalah kesungguhan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dan pendidikan. Ciri komitmen pedagogi adalah motivasi terhadap tugas, disiplin terhadap pelaksanaan tugas guru, tanggung jawab terhadap tugas, dan keuletan dalam menjalankan tugas pendidikan. Motivasi terhadap tugas adalah dorongan dari dalam dan luar untuk menyelesaikan.
(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 18. tugas yang diembannya. Disiplin terhadap pelaksanaan tugas yang diembannya. Tanggung jawab terhadap tugas adalah tingkat keberanian menanggung beban yang diembannya. Keuletan dalam menjalankan tugas adalah tingkat kegigihan pelaksanaan tugas yang diembannya. 3. Kecerdasan emosional Kemampuan mengenali emosi diri adalah memahami perasaan diri sendiri dengan baik seorang mampu memahami emosinya akan mampu merasakan dia dalam kondisi senang, bahagia, sedih, marah, benci dan dan sebagainya. Kemampuan mengelola emosi adalah mampu mengendalikan perasaan diri sendiri, sehingga perilaku emosinya tidak meledak-ledak, dapat meredam rasa marah, atau senang yang berlebihan di hadapan orang lain maupun pada waktu sendiri. Kemampuan memotivasi diri adalah kemampuan memberikan semangat pada diri sendiri untuk melakukan sesuatu yang baik dan bermanfaat. Ia punya harapan dan optimisme yang tinggi sehingga memiliki semangat untuk melakukan suatu aktivitas. Kemampuan mengenali emosi orang lain adalah kemampuan mengerti kondisi emosi orang lain, atau dapat meredakan kondisi emosi orang lain. Kemampuan ini sering juga disebut sebagai kemampuan berempati. Orang yang memiliki empati cenderung disukai orang lain. Keterampilan sosial adalah kemampuan membina hubungan dengan orang lain sehingga tercipta hubungan yang harmonis dengan sesama. Individu-individu dengan kemampuan ini cenderung punya banyak teman, pandai bergaul dan populer. Kecerdasan emosi adalah kemampuan mengenali, mengelola emosi diri.
(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 19. sendiri sehingga tercipta keharmonisan hubungan dengan orang lain. Indikator kecerdasan emosi adalah emosi sendiri, mengelola emosi, memotivasi, empati terhadap orang lain, dan ketrampilan membina hubungan dengan orang lain. D.. Mata Kuliah Keahlian Berkarya Kelompok mata kuliah yang ada di FKIP dan wajib ditempuh oleh mahasiswa FKIP adalah kelompok mata kuliah keahlian berkarya (MKB), mata kuliah pengembangan kepribadian (MPK), mata kuliah keilmuan dan keterampilan (MKK) prodi, mata kuliah perilaku berkarya (MPB) dan mata kuliah kehidupan bersama (MBB) prodi (Buku Pedoman Program Studi Pendidikan Ekonomi, 2012: 241-250). Semua kelompok mata kuliah yang ada di FKIP wajib ditempuh oleh mahasiswa berbagai ilmu keguruan. Berbagai ilmu keguruan yang dimiliki oleh mahasiswa FKIP akan menjadi mahasiswa FKIP menjadi seorang guru yang memiliki kemampuan dan ketrampilan yang memadahi. Menurut Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomer 232 Tahun 2000, kelompok MKB adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang bertujuan menghasilkan tenaga ahli dengan kekaryaan berdasarkan dasar ilmu dan ketrampilan yang dikuasai. Kelompok MKB yang terdiri atas mata kuliah yang relevan, bertujuan untuk memperkuat penguasaan dan memperluas wawasan kompetensi keahlian di bidang keguruan. MKB juga akan mengasah bakat dalam bidang keguruan pada diri mahasiswa FKIP, sehingga mahasiswa FKIP dapat mengembangkan potensi mengajar..
(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 20. Kelompok mata kuliah keahlian berkarya antara lain; Strategi Pembelajaran, Media Pembelajaran, Evaluasi Pengajaran, Perencanaan Pembelajaran, Kurikulum dan Kajian Buku Teks, Pengelolaan Kelas, Pengajaran Mikro, Program Pengalaman Lapangan dan Seminar Pendidikan. Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran dan Perencanaan Pembelajaran merupakan mata kuliah-mata kuliah yang penting untuk mengembangkan kemampuan mengajar guru. Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran dan Perencanaan Pembelajaran dapat menumbuhkan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik. E.. Penguasaan Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran 1. Pengertian Penguasaan Poerwadarminta. (1993:. 2). mengatakan. bahwa. penguasaan. mengandung arti pemahaman atau kesanggupan untuk menggunakan pengetahuan atau kepandaian. Kata penguasaan tersusun dari kata dasar kuasa yang berarti mampu, mengerti benar dan mempelajari bolak-balik supaya paham. Kata “ penguasaan” secara operasional dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk mempelajari dengan sungguh-sungguh sesuatu hal agar dipahami, sedangkan penguasaan menurut ahli pendidikan merupakan salah satu bentuk perubahan tingkah laku yang didapat dari hasil belajar. Seperti yang dikemukakan oleh Rusyan (1989: 13) menyatakan bahwa belajar dalam arti yang luas ialah proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan dan penilaian terhadap atau mengenai sikap dan nilai-nilai pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam.
(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 21. berbagai bidang studi atau lebih luas lagi dalam berbagai aspek kehidupan atau pengalaman yang terorganisasi. Perubahan tingkah laku yang dimiliki oleh siswa merupakan akibat dari proses belajar mengajar hasil belajar merupakan tujuan dari sistem pendidikan yang dilaksanakan. Bloom mengklasifikasikan hasil belajar ini kedalam tiga aspek. kemampuan. yang. dapat. dicapai. oleh. siswa.. Sebagaimana dikutip dari Arikunto (1993: 114) menyatakan bahwa ada tiga ranah atau domain besar dalam tujuan pendidikan yang selanjutnya disebut taksonomi yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor. Dari ketiga ranah tersebut ranah kognitiflah yang sering dan paling banyak dinilai oleh para guru atau dosen karena erat kaitannya dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pelajaran. Kawasan kognitif seperti yang diungkap oleh Regja Mudyahardjo yang dikutip Idris (1992: 12) adalah sebagai berikut kawasan kognitif adalah tujuan pendidikan yang bersangkutan dengan pengetahuan dan pengertian, kawasan ini mencakup kemampuan-kemampuan. intelektual mengenal. lingkungan. Dikarenakan tingkatan intelektual setiap orang berbeda-beda maka kita perlu mengetahui tingkatan-tingkatan yang terdapat dalam ranah kognitif. Menurut Bloom yang dikutip oleh Ali (1986: 34) ranah kognitif ini mempunyai 6 tingkatan kemampuan yaitu: a. b. c. d. e. f.. Pengetahuan (knowledge) Pemahaman (comprehention) Penerapan (application) Analisa (analysis) Sintesis (synthesis) Evaluasi (evaluation).
(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 22. Lebih lanjut Nasution (1989: 35) menyatakan tentang keenam aspek kognitif tersebut adalah: a. Pengetahuan, merupakan kemampuan yang meliputi informasi dan fakta yang dapat dikuasai melalui hafalan untuk diingat. b. Pemahaman, merupakan kemampuan untuk menyatakan suatu definisi, rumusan kata yang sulit dengan prakata sendiri, dapat pula merupakan kemampuan untuk menafsirkan suatu teori atau melihat konsekuensi atau implikasi, meramalkan kemungkinan atau akibat sesuatu. c. Aplikasi merupakan kemampuan untuk menggunakan suatu pengertian, konsep, teori yang memerlukan penguasaan pengetahuan dan pemahaman yang lebih dalam. d. Analisa adalah kemampuan untuk menguraikan sesuatu dalam unsur- unsurnya. Untuk itu diperlukan pengetahuan dan pemahaman yang akan dianalisis, misalnya antara sejumlah gejala dan analisis prinsip-prinsip yang mendasari sesuatu. e. Sintesis merupakan kemampuan untuk melihat hubungan antara sejumlah unsur. f. Evaluasi merupakan kemampuan untuk penilaian tentang sesuatu pernyataan atau konsep situasi dan sebagainya. Untuk membatasi agar penelitian ini dapat mencapai sasarannya, maka dalam penelitian ini hanya akan dibahas tujuan pendidikan yang berhubungan dengan judul penelitian, yaitu penguasaan mata pelajaran evaluasi. pembelajaran.. Tingkat. penguasaan. merupakan. tingkat. keberhasilan siswa setelah mengalami proses belajar, menurut Bloom yang dikutip oleh Ali (1986: 32-33) indikator penguasaan sebagai hasil belajar aspek kognitif meliputi: a. Memiliki ingatan terhadap bahan pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya. b. Mampu untuk memahami arti dari suatu bahan yang telah dipelajari. c. Mampu menggunakan suatu bahan yang telah dipelajari kedalam situasi yang baru atau situasi yang konkrit. d. Mampu menguaraikan suatu materi atau bahan kedalam bagianbagian sehingga susunannya dapat dimengerti. e. Mampu untuk menghubungkan bagian-bagian utnuk membentuk.
(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 23. keseluruhan yang baru, yang menitikberatkan pada tingkah laku kreatif dengan cara memformulasikan pola dari struktur baru. f. Mampu membuat penilaian terhadap sesuatu bahan atau materi berdasarkan maksud dan kriteria tertentu. Penguasaan mata kuliah seseorang dapat diukur dengan menggunakan tes. Sudjana (1995: 35) mengungkapkan bahwa tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dari pengajarnya. Tes dalam mata kuliah Evaluasi Pembelajaran, terdiri dari kuis, ujian tengah semester, dan ujian akhir semester. Hasil dari tes diakumulasikan menjadi skor final. Skor final dalam mata kuliah Evaluasi Pembelajaran, mewakili penguasaan mata kuliah Evaluasi Pembelajaran. Skor final ini yang akan diolah dalam penelitian. 2. Pengertian mata kuliah Evaluasi Pembelajaran Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran merupakan mata kuliah yang memiliki kompetensi dasar konsep-konsep dasar tentang pengukuran dan penilaian, alat ukur dengan teknik tes dan non tes, mengolah hasil tes, dan memeriksa mutu tes. Dengan standar kompetensi kemampuan mahasiswa melakukan evaluasi pembelajaran dengan benar secara bertanggung jawab. Prijowuntato (2016:8) menjelaskan tujuan evaluasi dalam pendidikan adalah untuk mendapatkan data pembuktian yang menunjukkan sampai mana tingkat kemampuan dan keberhasilan peserta didik dalam pencapaian tujuan-tujuan pembelajaran (kurikuler). Fungsi evaluasi pembelajaran adalah untuk perbaikan sistem dan pengembangan sistem pembelajaran, dan digunakan sebagai dasar akreditasi lembaga pendidikan (Arifin, 2009:20). Penguasaan.
(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 24. mata kuliah Evaluasi Pembelajaran memberikan ketrampilan guru dalam merencenakan penilaian yang tepat, melakukan pengukuran yang benar, dan membuat kesimpulan dan solusi secara akurat. 3. Pengertian Evaluasi Pembelajaran Arikunto (2012) mengungkapkan bahwa evaluasi adalah serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk mengukur keberhasilan program pendidikan. Sebenarnya yang dinilai hanyalah proses belajar mengajar, tetapi penilaian atau evaluasi itu diadakan melalui peninjauan terhadap hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dan melalui peninjauan terhadap perangkat komponen yang sama-sama membentuk proses belajar mengajar (Winkel, 2004: 531). Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 57 ayat (1), evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, diantaranya terhadap peserta didik, lembaga, dan program pendidikan. Evaluasi merupakan kegiatan yang tak terlakan dalam proses pembelajaran dan juga merupakan salah satu komponen pendidikan. Sudah sepatutnya seorang guru memiliki kemampuan menyelenggarakan evaluasi. Kata “pembelajaran” tidak hanya ada dalam konteks guru dengan peserta didik di kelas secara formal, akan tetapi juga meliputi kegiatankegiatan belajar peserta didik di luar kelas yang mungkin saja tidak dihadiri oleh guru secara fisik. Kata “pembelajaran” lebih menekankan pada kegiatan.
(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 25. belajar peserta didik secara sungguh-sungguh yang melibatkan pada kegiatan belajar peserta didik secara sungguh-sungguh yang melibatkan aspek intelektual, emosional, dan sosial (Arifin, 2009: 10). Dengan demikian pengertian dari evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis, berkelanjutan, dan menyeluruh dalam rangka pengendalian, penjaminan, dan penetapan kualitas (nilai dan arti) pembelajaran terhadap berbagai komponen pembelajaran, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu, sebagai bentuk pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan pembelajaran. 4. Tujuan Evaluasi Dalam konteks pelaksanaan pendidikan, evaluasi memiliki beberapa tujuan, seperti untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu kurun waktu proses belajar tertentu. Hal ini berarti dengan evaluasi guru dapat mengetahui kemajuan perubahan tingkah laku siswa sebagai proses belajar dan mengajar yang melibatkan dirinya selalu pembimbing dan pembantu kegiatan belajar siswanya. Selain itu untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa dalam kelompok kelasnya. Hasil evaluasi itu dapat dijadikan guru sebagai alat penetap apakah siswa tersebut termasuk kategori cepat, sedang, atau lambat dalam arti mutu kemampuan belajarnya. Tujuan lainnya untuk mengetahui tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam belajar. Guru dapat mengetahui tingkat usaha siswa, hasil evaluasi yang baik menunjukkan tingkat usaha yang efisien, begitu juga sebaliknya..
(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 26. Tujuan evaluasi yang lain, untuk mengetahui sejauh mana siswa telah mendayagunakan kapasitas kognitifnya (kemampuan kecerdasan yang dimilikinya) untuk keperluan belajar. Guru dapat menjadikan hasil evaluasi untuk gambaran realisasi pemanfaatan kecerdasan siswa. Tujuan evaluasi yang terkahir untuk mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode mengajar yang telah digunakan guru dalam proses belajar mengajar. Metode yang digunakan sudah sepantasnya menyesuaikan kondisi para peserta didik. Apabila metode yang digunakan guru tidak mendorong munculnya prestasi belajar siswa yang memuaskan, guru dapat mengganti metode tersebut atau mengkombinasikan dengan metode lain yang serasi (Rohmah, 2012: 220). 5. Fungsi Evaluasi Pembelajaran Menurut Ngalim Purwanto (dalam Prijowuntato, 2016: 8) fungsi evaluasi di dalam pendidikan tidak dapat dilepaskan dari tujuan evaluasi itu sendiri. Tujuan evaluasi pendidikan ialah untuk mendapat data pembuktian yang akan menunjukkan sampai mana tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam pencapaian tujuan-tujuan kurikuler. Di samping itu, juga dapat digunakan oleh guru-guru dan para pengawas pendidikan untuk mengukur atau menilai sampai mana keefektifan pengalamanpengalaman mengajar, kegiatan-kegiatan belajar, dan metode-metode mengajar yang digunakan. Fungsi. evaluasi. dalam. pendidikan. dan. pengajaran dapat dikelompokkan menjadi empat fungsi, yaitu: a. Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan siswa setelah mengalami atau melakukan kegiatan belajar selama jangka waktu tertentu. Hasil evaluasi yang diperoleh itu selanjutnya dapat digunakan untuk memperbaiki cara belajar siswa (fungsi.
(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 27. formatif) dan untuk mengisi rapor, yang berarti pula untuk menentukan kenaikan kelas atau lulus tidaknya seorang siswa dari suatu lembaga pendidikan tertentu (sumatif). b. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran. Pengajaran sebagai suatu sistem terdiri atas beberapa komponen yang saling berkaitan satu sama lain. Komponen yang dimaksud antara lain adalah tujuan, materi atau bahan pengajaran, metode dan kegiatan belajar mengajar, alat dan sumber pelajaran, dan prosedur serta alat evaluasi. c. Untuk keperluan Bimbingan dan Konseling (BK). Hasil-hasil evaluasi yang telah dilaksanakan oleh guru terhadap siswanya dapat dijadikan sumber informasi atau data bagi pelayanan BK oleh para konselor sekolah atau guru pembimbing lainnya. d. Untuk keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah yang bersangkutan. Seperti telah dikemukakan di muka, hampir setiap saat guru melaksanakan kegiatan evaluasi dalam rangka menilai keberhasilan belajar siswa dan menilai program pengajaran, yang berarti pula menilai isi atau materi pelajaran yang terdapat di dalam kurikulum. Evaluasi berfungsi untuk mengetahui taraf kesiapan peserta didik pada kelompok tertentu, sesuai kemampuan dan kecakapan masing-masing, juga untuk mengetahui taraf kesiapan peserta didik untuk menempuh program pendidikan, dan untuk memberikan laporan tentang kemajuan peserta didik kepada orang tua, pejabat pemerintah yang berwenang, kepala sekolah, guru-guru, dan peserta didik itu sendiri. 6. Penguasaan Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran dengan bakat keguruan Bakat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Prestasi belajar yang diwujudkan dalam nilai merupakan hasil dari penguasaan terhadap bidang tertentu. Dengan adanya prestasi yang diperoleh mahasiswa, secara teoritis mahasiswa telah menguasai pengetahuan dalam mata kuliah Evaluasi Pembelajaran. Selanjutnya, dengan diberikan waktu yang cukup, kemungkinan besar seorang mahasiswa akan mencapai tingkat.
(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 28. penguasaan yang lebih baik dan diharapkan. mahasiswa menjadi lebih. terampil, profesional, dan berpretasi tinggi. Mahasiswa yang telah menguasai mata kuliah evaluasi pembelajaran dan bisa menunjukkan nilai sempurna yaitu A, dimungkinkan mahasiswa tersebut berbakat keguruan. F.. Penguasaan Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran 1. Pengerian Penguasaan Poerwadarminta (1993: 2) mengatakan bahwa penguasaan mengandung arti pemahaman atau kesanggupan untuk menggunakan pengetahuan atau kepandaian. Kata penguasaan tersusun dari kata dasar kuasa yang berarti mampu, mengerti benar dan mempelajari bolak-balik supaya paham. Kata “ penguasaan” secara operasional dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk mempelajari dengan sungguh-sungguh sesuatu hal agar dipahami, sedangkan penguasaan menurut ahli pendidikan merupakan salah satu bentuk perubahan tingkah laku yang didapat dari hasil belajar. Seperti yang dikemukakan oleh Rusyan (1989: 13) menyatakan bahwa belajar dalam arti yang luas ialah proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan dan penilaian terhadap atau mengenai sikap dan nilai-nilai pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi atau lebih luas lagi dalam berbagai aspek kehidupan atau pengalaman yang terorganisasi. Perubahan tingkah laku yang dimiliki oleh siswa merupakan akibat dari proses belajar mengajar hasil belajar merupakan tujuan dari sistem pendidikan yang dilaksanakan. Bloom mengklasifikasikan hasil belajar ini.
(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 29. kedalam tiga aspek. kemampuan. yang. dapat. dicapai. oleh. siswa.. Sebagaimana dikutip dari Arikunto (1993: 114) menyatakan bahwa ada. tiga ranah atau domain besar dalam tujuan pendidikan yang selanjutnya disebut taksonomi yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor. Dari ketiga ranah tersebut ranah kognitiflah yang sering dan paling banyak dinilai oleh para guru atau dosen karena erat kaitannya dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pelajaran. Kawasan kognitif seperti yang diungkap oleh Regja Mudyahardjo yang dikutip Idris (1992: 12) adalah sebagai berikut kawasan kognitif adalah tujuan pendidikan yang bersangkutan dengan pengetahuan dan pengertian, kawasan ini mencakup kemampuan-kemampuan. intelektual mengenal. lingkungan. Dikarenakan tingkatan intelektual setiap orang berbeda-beda. maka kita perlu mengetahui tingkatan-tingkatan yang terdapat dalam ranah kognitif. Menurut Bloom yang dikutip oleh Ali (1986: 34) ranah kognitif ini mempunyai 6 tingkatan kemampuan yaitu: a. b. c. d. e. f.. Pengetahuan (knowledge) Pemahaman (comprehention) Penerapan (application) Analisa (analysis) Sintesis (synthesis) Evaluasi (evaluation) Lebih lanjut Nasution (1989: 35) menyatakan tentang keenam aspek. kognitif tersebut adalah: a. Pengetahuan, merupakan kemampuan yang meliputi informasi dan. fakta yang dapat dikuasai melalui hafalan untuk diingat. b. Pemahaman, merupakan kemampuan untuk menyatakan suatu definisi, rumusan kata yang sulit dengan prakata sendiri, dapat pula merupakan kemampuan untuk menafsirkan suatu teori atau.
(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 30. c.. d.. e. f.. melihat konsekuensi atau implikasi, meramalkan kemungkinan atau akibat sesuatu. Aplikasi merupakan kemampuan untuk menggunakan suatu pengertian, konsep, teori yang memerlukan penguasaan pengetahuan dan pemahaman yang lebih dalam. Analisa adalah kemampuan untuk menguraikan sesuatu dalam unsur- unsurnya. Untuk itu diperlukan pengetahuan dan pemahaman yang akan dianalisis, misalnya antara sejumlah gejala dan analisis prinsip-prinsip yang mendasari sesuatu. Sintesis merupakan kemampuan untuk melihat hubungan antara sejumlah unsur. Evaluasi merupakan kemampuan untuk penilaian tentang sesuatu pernyataan atau konsep situasi dan sebagainya. Untuk membatasi agar penelitian ini dapat mencapai sasarannya,. maka dalam penelitian ini hanya akan dibahas tujuan pendidikan yang berhubungan dengan judul penelitian, yaitu penguasaan mata pelajaran perencanaan. pembelajaran.. Tingkat. penguasaan. merupakan. tingkat. keberhasilan siswa setelah mengalami proses belajar, menurut Bloom yang dikutip oleh Ali (1986: 32) indikator penguasaan sebagai hasil belajar aspek kognitif meliputi: a. Memiliki ingatan terhadap bahan pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya. b. Mampu untuk memahami arti dari suatu bahan yang telah dipelajari. c. Mampu menggunakan suatu bahan yang telah dipelajari kedalam situasi yang baru atau situasi yang konkrit. d. Mampu menguaraikan suatu materi atau bahan kedalam bagianbagian sehingga susunannya dapat dimengerti. e. Mampu untuk menghubungkan bagian-bagian utnuk membentuk keseluruhan yang baru, yang menitikberatkan pada tingkah laku kreatif dengan cara memformulasikan pola dari struktur baru. f. Mampu membuat penilaian terhadap sesuatu bahan atau materi berdasarkan maksud dan kriteria tertentu. Penguasaan mata kuliah seseorang dapat diukur dengan menggunakan tes. Sudjana (1995: 35) mengungkapkan bahwa tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar.
(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 31. kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dari pengajarnya. Tes dalam mata kuliah Perencanaan Pembelajaran, terdiri dari kuis, ujian tengah semester, dan ujian akhir semester. Hasil dari tes diakumulasikan menjadi skor final. Skor final dalam mata kuliah Perencanaan Pembelajaran, mewakili penguasaan mata kuliah Perencanaan Pembelajaran. Skor final ini yang akan diolah dalam penelitian. 2. Pengertian Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran dapat diambil setelah lulus mata kuliah Strategi Pembelajaran dan mata kuliah Evaluasi Pembelajaran. Mata. Kuliah. Perencanaan. Pembelajaran. berkontribusi. memberikan. pemahaman tentang prinsip dan proses perencanaan pembelajaran yang efektif dengan keseluruhan perangkat yang terkait, bertanggung jawab dalam penyusunan perencanaan pembelajaran, memiliki kemandirian dan mampu bekerjasama dengan berbagai pihak guna membentuk profesionalitas keguruan (Silabus).. Perencanaan pembelajaran digunakan guru sebagai. panduan untuk melaksanakan tugas sebagai pendidik dalam kegiatan belajar mengajar siswanya. Semua aktivitas pembelajaran dari awal sampai akhir direncanakan secara strategis, termasuk antisipasi masalah yang kemungkinan dapat timbul dari skenario yang direncanakan. Perencanaan pembelajaran diharapkan mampu mencapai tujuan pembelajaran dan diterima dengan baik oleh peserta didik sehingga dapat memenuhi kompetensi guru yang profesional..
(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 32. 3. Pengertian Perencanaan Pembelajaran Perencanaan Pembelajaran merupakan catatan-catatan hasil pemikiran awal seorang guru sebelum mengelola proses pembelajaran untuk persiapan mengajar yang berisi hal-hal yang perlu dilakukan oleh guru dan siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang (Nurochim, 2013: 85) prosesnya berupa penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pengajaran, penggunaan pendekatan dan metode pengajaran serta penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan (Majid 2009: 17) . Pengajaran harus direncanakan untuk mempermudah proses belajar mengajar agar lebih bermakna. Guru yang baik akan berusaha sedapat mungkin agar pengajarannya berhasil. Salah satu faktor yang bisa membawa keberhasilan itu, ialah guru tersebut senantiasa membuat perencanaan mengajar sebelumnya. Guru juga harus menyadari bahwa tujuan pengajaran adalah untuk membentuk kepribadian peserta didik dengan cara membekalinya dengan seperangkat materi pengajaran. Guru harus mempersiapkan perangkat yang harus dilaksanakan dalam merencanakan program. Menurut Majid (2009: 21), perangkat yang harus dipersiapkan dalam perencanaan pembelajaran antara lain: a. b. c. d. e.. Memahami kurikulum Menguasai bahan ajar Menyusun program pengajaran Melaksanakan program pengajaran Menilai program pengajaran dan hasil proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan Perangkat pembelajaran yang telah disiapkan membuat guru dapat. mengajar dengan lancar. Selain itu perangkat yang dilaksanakan dalam.
(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 33. merencanakan program diharapkan menjadi pedoman guru dalam mengajar. Dengan begitu tujuan pembelajaran dapat tercapai. 4. Fungsi Perencanaan Pembelajaran Perencanaan pembelajaran berperan sebagai acuan bagi guru untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran agar lebih terarah dan berjalan efektif dan efisien. Dengan perkataan lain perencanaan pembelajaran berperan sebagai skenario proses pembelajaran. Oleh karena itu hendaknya bersifat luwes dan memberi kemungkinan bagi guru untuk menyesuaikan dengan respon siswa dalam proses pembelajaran sesungguhnya. Fungsi Pembelajaran dalam proses belajar mengajar yaitu sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan; sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat dalam kegiatan; sebagai pedoman bagi setiap unsur, baik unsur guru ataupun unsur murid; sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui ketepatan dan. kelemahan. kerja;. untuk. bahan. penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja; untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat dan biaya (Majid 2009: 22) . Adapun fungsi perencanaan pengajaran menurut Hamalik (2003: 135) adalah: a. Memberi guru pemahaman yang lebih jelas tentang tujuan pendidikan sekolah dan hubungannya dengan pengajaran yang di laksanakan untuk mencapai tujuan b. Membantu guru memperjelas pemikiran tentang sumbangan pengajarannya terhadap pencapaian tujuan pendidikan . c. Menambah keyakinan guru atas nilai-nilai pengajaran yang diberikan dan prosedur yang digunakan. d. Membantu guru dalam mengenal kebutuhan-kebutuhan siswa, minat siswa, dan mendorong motivasi belajar..
(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 34. e. Mengurangi kegiatan yang bersifat trial and error dalam mengajar dengan adanya organisasi kurikuler yang lebih baik, metode yang tepat dan menghemat waktu. f. Siswa akan menghormati guru yang dengan sungguh-sungguh mempersiapkan diri untuk mengajar sesuai harapan-harapan mereka. g. Memberikan kesempatan bagi guru untuk memajukan pribadinya dan perkembangan profesionalnya. h. Membantu guru memiliki perasaan percaya pada diri sendiri dan jaminan atas diri sendiri. i. Membantu guru memelihara kegairahan mengajar dan senantiasa memberikan bahan-bahan yang up to date kepada murid. Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan fungsi perencanaan pembelajaran adalah pedoman kerja guru sebagai arah melaksanakan tugasnya. Selain itu perencanaan pembelajaran juga digunakan sebagai pengawas terhadap pelaksanaan tugasnya, sehingga tugasnya terarah dan tujuan yang telah ditetapkan akan tercapai. 5. Penguasaan Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran dengan bakat keguruan Bakat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Prestasi belajar yang diwujudkan dalam nilai merupakan hasil dari penguasaan terhadap bidang tertentu. Dengan adanya prestasi yang diperoleh mahasiswa, secara teoritis mahasiswa telah menguasai pengetahuan dalam mata kuliah Perencanaan Pembelajaran. Selanjutnya, dengan diberikan waktu yang cukup, kemungkinan besar seorang mahasiswa akan mencapai tingkat penguasaan yang lebih baik dan diharapkan. mahasiswa menjadi lebih. terampil, profesional, dan berpretasi tinggi. Mahasiswa yang telah menguasai mata kuliah perencanaan pembelajaran dan bisa menunjukkan nilai sempurna yaitu A, dimungkinkan mahasiswa tersebut berbakat keguruan..
(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 35. G.. Kerangka Berfikir 1. Hubungan penguasaan Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran dengan bakat keguruan Suatu hal yang dipandang self-evident ialah bahwa seseorang akan lebih berhasil kalau dia belajar dalam lapangan yang sesuai dengan bakatnya; demikian pula dalam lapangan kerja, seseorang akan lebih berhasil kalau dia bekerja dalam lapangan yang sesuai dengan bakatnya (Suryabrata, 2006: 169). Berdasarkan tinjauan di atas dapat dituliskan bahwa guru yang berbakat akan mampu bekerja dengan baik di lapangan kerja.. Sesuai dengan prinsip. keguruan pula bahwa guru yang profesional harus memiliki persyaratan di antaranya adalah kemampuan dalam bidangnya dan bakat, yaitu bakat keguruan. Universitas Sanata Dharma melalui Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan,. yang. berperan. menghasilkan. guru. profesional. sudah. mempersiapkan mata kuliah Keahlian Berkarya sejumlah 17 SKS sebagai bekal bagi para mahasiswa calon guru untuk dapat menumbuhkan bakat keguruannya. Mata Kuliah Keahlian Berkarya yang dibahas adalah mata kuliah Evaluasi Pembelajaran dan mata kuliah Perencanaan Pembelajaran karena mata kuliah ini dianggap penting untuk mahasiswa calon guru dan termasuk dalam kompetensi pedagogi. Kompotensi pedagogi ini merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai guru selain kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Diharapkan dengan menguasai mata kuliah Evaluasi Pembelajaran, bakat keguruan.
(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 36. mahasiswa tumbuh akan berkembang lebih baik. Selanjutnya tingkat keberhasilan mahasiswa calon guru dalam menguasai mata kuliah Evaluasi Pembelajaran dapat dilihat melalui indikator nilai akhir mata kuliah tersebut. Melalui Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran, mahasiswa calon guru diarahkan untuk mampu melakukan evaluasi pembelajaran dengan benar dan bertanggung jawab sesuai dengan bidang studinya. Evaluasi merupakan hal yang penting dalam dunia pendidikan, karena evaluasi merupakan alat ukur pencapaian tujuan pembelajaran. Sebagai seorang pendidik sangat penting guru memahami evaluasi pembelajaran. Dalam prosesnya mahasiswa dituntut untuk dapat menguasai konsep-konsep dasar tentang pengukuran dan penilaian, serta menguasai alat ukur dengan teknik tes dan non tes. Selanjutnya untuk menumbuhkan bakat keguruannya, teori yang sudah dikuasai akan dipraktikkan dalam kompetensi dasar mengolah hasil tes, dan memeriksa mutu tes yang dibuat oleh guru. Praktik dari mata kuliah adalah pengolahan skor dan melakukan analisis item. Diharapkan praktik dalam mata kuliah Evaluasi Pembelajaran bisa menjadikan bahan latihan dalam memahami dan melaksanakan evaluasi pembelajaran oleh mahasiswa calon guru. 2. Hubungan penguasaan Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran dengan bakat keguruan Suatu hal yang dipandang self-evident ialah bahwa seseorang akan lebih berhasil kalau dia belajar dalam lapangan yang sesuai dengan bakatnya; demikian pula dalam lapangan kerja, seseorang akan lebih berhasil kalau dia.
(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 37. bekerja dalam lapangan yang sesuai dengan bakatnya (Suryabrata, 2006: 169). Berdasarkan tinjauan di atas dapat dituliskan bahwa guru yang berbakat akan mampu belajar dengan baik di lapangan kerja.. Sesuai dengan prinsip. keguruan pula bahwa guru yang profesional harus memiliki persyaratan di antaranya adalah kemampuan dalam bidangnya dan bakat, yaitu bakat keguruan. Universitas Sanata Dharma melalui Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan,. yang. berperan. menghasilkan. guru. profesional. sudah. mempersiapkan mata kuliah Keahlian Berkarya sejumlah 17 SKS sebagai bekal bagi para mahasiswa calon guru untuk dapat menumbuhkan bakat keguruannya. Mata Kuliah Keahlian Berkarya yang dibahas adalah mata kuliah Evaluasi Pembelajaran dan mata kuliah Perencanaan Pembelajaran karena mata kuliah ini sangat penting untuk mahasiswa calon guru dan termasuk dalam kompetensi pedagogi. Kompotensi pedagogi ini merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai guru selain kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Diharapkan, dengan menguasai mata kuliah Perencanaan Pembelajaran bakat keguruan mahasiswa dapat tumbuh dengan baik. Tingkat keberhasilan mahasiswa calon guru dalam menguasai mata kuliah Perencanaan Pembelajaran dapat dilihat melalui indikator nilai akhir mata kuliah tersebut. Perencanaan Pembelajaran merupakan panduan seorang guru sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Proses perencanaan pembelajaran berupa penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pengajaran,.
Gambar
Dokumen terkait
Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskripsi komparatif. Adapun langkah-langkahnya adalah: 1) Perencanaan, berawal dari penelaahan literatur
membantu dalam menjembatani antara keinginan jalur tracking yang diinginkan.. 25 Pemetaan jalur tracking di Desa Pejukutan telah dilaksanakan dengan menjangkau tiga. area tempat
[r]
KEDUDUKAN PERSEROAN TERBATAS SEBACAI ANAK USAHA KOTERASI.. llJ1:ADI PAD,4 KOPEKASI IOLUAREA
loading Kemudian pilih bahasa installasi yang akan di gunakan selama proses instalasi, kemudian tekan Forward. 6) Pada layer selanjutnya akan muncul peta dunia. Pilih negara dan
Ketuntasan belajar secara individu ini digunakan untuk mengetahui siswa mana yang sudah tuntas belajar dan siswa mana yang belum tuntas belajar. Kriteria ketuntasan
ARMIRANI S OKRUGLIM ČELIČNIM ŽICAMA (XP 44, XP 44-A) Nazivni napon kabela s XLPE izolacijom i PVC plaštem koji su armirani s okruglim čeličnim žicama iznosi 1 kV te ispitni
Pemodelan airtanah sebagai bagian dari penelitian penggunaan airtanah secara kuantitatif dapat digunakan untuk memberikan informasi seberapa besar aktivitas eksploitasi airtanah