• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Kai Voltametri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Kai Voltametri"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sekarang ini, banyak sekali teknik – teknik elektroanalisis yang digunakan dalan penentuan beda potensial. Beda potensial diukur berdasarkan elektroda (indicator dan reference). Dalam potensiometri, kedua elektroda tersebut berperan penting dalam pengukuran beda potensial. Sedangkan pada voltametri, yang diamati adalah perubahan arus dan potensial.

Voltametri merupakan metoda elektrokimia yang mengamati perubahan arus dan potensial. Potensial divariasikan secara sistematis sehingga zat kimia tersebut, mengalami oksidasi dan reduksi di permukaan elektroda. Dalam voltametri, salah satu elektroda pada sel elektrolitnya terpolarisasi. Penelahan pada system tersebut diikuti dengan kurva arus tegangan. Metode ini umum digunakan untuk menentukan komposisi dan analisis kuantitatif larutan. Dalam voltametri, terdapat alat ukur yang disebut voltamograf.

Metode voltametri adalah salah satu metode yang dapat digunakan untuk menganalisis suatu bahan. Menganalisis suatu bahan biasanya dilakukandalam voltage tinggi untuk pembentukan hidrogen serta permukaan elektroda secara kontinyu dapat diperbaharui. Untuk menganalisis ini, voltametri dapat diterapkan.

Voltametri adalah salah satu teknik dalam analisis elektrokimia (potensiometri, amperometri, polarografi). Analisis volumetri dilakukan dengan mempolarisasi elektroda dalam sel elektrokimia pada serangkaian potensial range tertentu dan mengamati perubahan arus yang dihasilkan oleh sel akibat adanya proses oksidasi reduksi analit.

1.2 Rumusan Masalah 1. Apa itu voltametri?

2. Apa saja teknik-teknik voltametri ?

(2)

4. Apa saja jenis-jenis voltametri ? 1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu voltametri

2. Untuk mengetahui apa saja teknik-teknik voltametri ?

3. Untuk mengetahui apa saja bagian-bagian dari sel voltametri ? 4. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis voltametri ?

1.3 Manfaat

1. Mengetahui Apa itu voltametri

2. Mengetahui apa saja teknik-teknik voltametri

3. Mengetahui apa saja bagian-bagian dari sel voltametri 4. Mengetahui apa saja jenis-jenis voltametri ?

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Apa Itu Voltametri ?

Voltametri adalah suatu elektrolisis dimana arus direkam sebagai suatu fungsi potensial elektroda kerja. Voltametri merupakan elektrolisis dalam ukuran mikroskala dengan menggunakan mikro elektroda kerja, disebut juga teknik arus voltase. Potensial dari mikro elektroda kerja divariasikan dan arus yang dihasilkan dicetak

(3)

sebagai fungsi dari poetnsial. Hasil cetakan ini disebut voltamograf. Pesatnya perkembangan voltametri setelah penemuan polarografi oleh Jaroslav Heyrovsky, tahun 1920.

Voltametri didasarkan pengukuran arus sebagai fungsi dari potensial aplikasi (applied potential) pada saat terjadi polarisasi pada indicator elektroda atau elektroda kerja. Voltametri mempelajari hubungan voltase arus-waktu selama elektrolisis dilakukan dalam suatu sel, di mana suatu elektroda mempunyai luas permukaan yang relative besar, dan elektroda yang lain (elektroda kerja) mempunyai luas permukaan yang sangat kecil dan seringkali dirujuk sebagai mikroelektroda: lazimnya teknik ini mencakup pengkajian pengaruh perubahan voltase pada arus yang mengalir di dalam sel.

Dalam sistem voltametri ada yang disebut dengan siklik voltametri. Voltametri ini merupakan tehnik voltametri dimana arus diukur selama penyapuan potensial dari potensial awal ke potensial akhir dan kembali lagi potensial awal atau disebut juga penyapuan (scanning) dapat dibalik kembali setelah reduksi berlangsung. Dengan demikian arus katodik maupun anodik dapat terukur. Arus katodik adalah arus yang digunakan pada saat penyapuan dari arus yang paling besar menuju arus yang paling kecil dan arus anodik adalah sebaliknya (Khopkar, 1985).

2.2 Teknik-Teknik Dalam Voltametri ? a. Polagrafi

Polarografi adalah suatu bentuk elektrolisis dalam mana elektroda kerja berupa suatu elektroda yang istimewa, sutau elektroda merkuri tetes, dan dalam mana direkam suatu kurva arus voltase (voltammogram). Seperti yang digunakan oleh kebanyakan pengarang, istilah polarografi adalah suatu kasus istimewa daripada voltametri dalam mana mikroelektrodanya adalah merkurium tetes. Karena sifat –sifat istimewa elektroda ini, polarografi jauh lebih meluas penggunaanya dibandingkan voltametri

(4)

yang menggunakan mikroelektroda lain (Underwood, 1996). Polarogarfi digunakan secara luas untuk analisis ion –ion logam dan anion –anion anorganik, seperti IO dan NO . Gugus fungsi senyawa organik yang mudah teroksidasi atau tereduksi juga dipelajari dalam polarogarfi. Gugus fungsi yang digunakan meliputi karbonil, asam karboksilat, dan senyawa karbon yang memiliki ikatan rangkap (David, 2000).

b. Hydrodynamic Voltametri

Arus pada hydrodynamic voltametri diukur sebagai fungsi dari aplikasi potensial pada elektroda kerja. Profil potensial yang sama digunakan untuk polarografi, seperti sebuah pengamatan linear atau pulsa diferensial, digunakan dalam hydrodynamic voltametri. Hasil voltamogram yang identik untuk polarografi, kecuali untuk kekurangan arus menghasilkan osilasi dari penambahan tetes merkuri. Karena hydrodynamic voltametri tidak dibatasi untuk elektroda Hg, hydrodynamic voltametri bermanfaat untuk analisis reduksi atau oksidasi pada potensial yang lebih positif. c. Stripping Voltametri

Salah satu dari teknik voltametri kuantitatif yang lebih penting adalah stripping voltametri, yang mana terdiri atas tiga teknik yang terkait : anoda, katoda, dan adsorpsi stripping voltametri. Sejak anodic stripping voltametri ditemukan aplikasi paling luas, kita mempertimbangkannya secara detail. Anodic stripping voltametri terdiri dari dua tahap Pertama pengontrolan potensial elektrolisis yang mana elektroda kerja, biasanya tetes merkuri atau lapis tipis merkuri, pada potensial katoda yang cukup untuk melapisi ion logam pada elektroda. Tahap kedua, potensial anoda di scan kearah potensial yang lebih positif. Ketika potensial pada elektroda kerja cukup positif analit dilepaskan dari elektroda, larutan dikembalikan dalam bentuk oksidasi. Arus selama tahap stripping dimonitor sebagai fungsi dari potensial, memberikan bentuk kenaikan pada puncak voltammogram yang sama. Puncak arus yang proporsional pada konsentrasi analit dalam larutan. Anodic stripping voltametri sangat sensitif pada percobaan, yang mana harus dikontrol dengan hati-hati jika hasilnya ingin akurat dan tepat.

(5)

Teknik voltametri terakhir yang dipertimbangkan adalah amperometri, yang mana potensial konstan diaplikasikan pada elektroda kerja, dan arus diukur sebagai fungsi waktu Karena potensial tidak discan, amperometri tidak mendorong kearah voltammogram.

Aplikasi yang penting dari amperometri adalah dalam kontruksi sensor kimia. Sensor amperometri yang pertama dikembangkan untuk melarutkan O dalam darah, yang mana dikembangkan pada 1956 oleh L.C. Clark.

2.3 Bagian-Bagian Sel Voltametri ?

Sel voltametri terdiri dari elektroda kerja, elektroda pembantu, dan elektroda pembanding dimana ketiganya tercelup dalam sel voltametri yang berisi larutan sampel seperti ditunjukkan pada Gambar 1.

Potensial luar (V), diberikan antara elektroda kerja dan elektroda pembanding. Bila ada reaksi oksidasi maupun reduksi pada elektroda kerja, arus yang dihasilkan dilewatkan ke elektroda pembantu, sehingga reaksi yang terjadi pada elektroda pembantu akan berlawanan dengan reaksi yang terjadi pada elektroda kerja. Untuk mengukur arus yang timbul digunakan amperemeter (A). Antara elektroda kerja dan elektroda pembanding diberikan tahanan (R) yang cukup tinggi agar arus tidak melewati elektroda kerja dan elektroda pembanding, karena bila terjadi reaksi pada elektroda pembanding, potensial elektroda pembanding akan berubah /elektroda rusak.

1. Elektroda Kerja (Working Electrode/WE)

Elektroda kerja adalah tempat terjadinya reaksi redoks. Kualitas elektroda kerja tergantung pada dua faktor yaitu reaksi redoks dari analit dan arus latar pada rentang potensial yang dibutuhkan dalam pengukuran. Elektroda kerja harus memiliki syarat-syarat seperti memiliki respon arus yang reprodusibel, rentang potensial yang lebar,

(6)

konduktivitas listrik yang baik, dan permukaan elektroda yang reprodusibel. Elektroda yang sering digunakan adalah sebagai berikut:

a) Elektroda Merkuri

Merkuri dipilih sebagai bahan pembuat elektroda sebab merkuri memiliki overpotensial aktivasi yang tinggi untuk evolusi hidrogen, rentang potensial katoda yang lebar (dibandingkan elektroda padat), reprodusibilitas yang tinggi, dan permukaan yang dapat diperbaharui secara kontinyu. Kekurangan elektroda ini yaitu rentang potensial anoda yang terbatas (merkuri teroksidasi) dan bersifat toksik.

b) Elektroda Padatan

Elektroda padat memiliki rentang potensial yang lebih besar dibanding elektroda merkuri. Contoh elektroda padat yaitu karbon, platina dan emas. Elektroda perak, nikel dan tembaga digunakan untuk aplikasi spesifik. Faktor penting dari elektroda padat yaitu respon arus yang sangat tergantung pada permukaan elektroda sehingga permukaan elektroda perlu mendapat perlakuan khusus sebelum digunakan untuk mendapatkan reprodusibilitas yang baik. Perlakuan yang dilakukan tergantung pada bahan elektroda yang digunakan. Elektroda padat cenderung memiliki permukaan yang heterogen dan kasar yang berpengaruh pada aktivitas elektrokimia.

c) Elektroda Termodifikasi Kimia

Elektroda termodifikasi kimia adalah elektroda yang dimodifikasi permukaannya secara kimia, sehingga sifat elektroda tersebut berbeda. Beberapa tujuan dari elektroda ini adalah untuk mempercepat transfer elektron, prekonsentrasi dan selekivitas terhadap analit.

2. Elektroda Pembanding (Refference Electrode/RE)

Elektroda pembanding merupakan elektroda dengan harga potensial setengah sel yang diketahui, konstan dan tidak bereaksi terhadap komposisi larutan yang sedang diselidiki. Elektroda pembanding memberikan potensial elektroda kerja yang dibandingkan. Elektroda pembanding memberikan potensial yang stabil terhadap elektroda kerja yang dibandingkan. Elektroda pembanding yang biasa digunakan adalah elektroda kalomel dan elektroda perak/perak klorida.

(7)

Setengah sel elektroda kalomel dapat ditunjukkan sebagai berikut: || Hg2Cl2 (sat’d), KCl (xM) | Hg

Dimana x menunjukkan konsentrasi KCl di dalam larutan. Reaksi elektroda dapat dituliskan sebagai berikut:

Hg2Cl2 (s) + 2e- ⇌ 2Hg (l) + 2Cl

-Potensial sel ini bergantung pada konsentrasi klorida (x), dan harga konsentrasi ini harus dituliskan untuk menjelaskan elektroda. Harga potensial SCE adalah 0,244 V pada 25o C dibandingkan terhadap elektroda hidrogen standar.

(b) Elektroda Perak/Perak Klorida

Setengah sel elektroda perak dapat dituliskan: || AgCl (sat’d), KCl (xM) | Ag

Reaksi setengah selnya adalah: AgCl (s) + e-⇌ Ag (s) + Cl

-Biasanya elektroda ini terbuat dari larutan jenuh atau 3,5 M KCl yang harga potensialnya adalah 0,199 V (jenuh) dan 0,205 V (3,5 M) pada 25 oC. Elektroda ini

dapat digunakan pada suhu yang lebih tinggi sedangkan elektroda kalomel tidak dapat digunakan (Hendayana, dkk, 1994).

3. Elektroda Pembantu (Counter Electrode)

Elektroda pembantu dikendalikan oleh potensiostat untuk kesetimbangan arus difusi pada elektroda kerja dengan transfer elektron ke arah sebaliknya. Jika terjadi reduksi pada elektroda kerja maka oksidasi terjadi pada elektroda pembantu. Elektroda pembantu yang digunakan harus bersifat inert seperti kawat platina atau batang karbon yang berfungsi sebagai pembawa arus (Wang, 1994).

2.4 jenis-jenis voltametri ?

(8)

Analisis voltametri pelucutan merupakan teknik yang sensitif dalam penentuan logam karena adanya proses prekonsentrasi yang dapat menurunkan limit deteksi. Sekitar 4-5 logam dapat ditentukan secara simultan pada beberapa matrik pada konsentrasi hingga 10-10 M dengan menggunakan alat yang relatif murah. Limit deteksi dapat diturunkan karena keberadaan kontaminan dapat diminimalkan. Stripping analysis terdiri dari dua tahap, yaitu deposisi analit pada permukaan elektroda (prekonsentrasi) dan stripping, yaitu pelepasan deposit. Beberapa jenis stripping analysis yaitu:

a. Voltametri Pelucutan Anoda (Anodic Stripping Voltammetry)

Voltametri pelucutan anoda merupakan metode voltametri pelucutan dengan pemberian potensial awal yang lebih negatif dibanding potensial reduksi setengah sel larutan analitnya (reduksi analit) kemudian dilucutkan ke potensial yang lebih positif (oksidasi analit). Metode ini efektif digunakan untuk logam yang dapat larut dalam merkuri membentuk amalgam. Elektroda yang digunakan adalah elektroda tetes air raksa menggantung (HMDE) dan elektroda film-tipis air raksa. Elektroda padat seperti glassy carbon digunakan untuk menganalisa ion-ion logam yang sangat elektropositif seperti Hg(II), Au(III), Ag(I), dan Pt.

Sebagai contoh penentuan logam dengan menggunakan elektroda merkuri. Tahap pertama yaitu deposisi analit dengan pemberian potensial deposisi dimana dipilih potensial yang lebih negatif dari potensial setengah gelombang dari ion atau ion-ion yang akan dianalisis. Selama tahap deposisi umumnya dilakukan pengadukan untuk memaksimalkan kontak antara analit dan elektroda.

Mn+ + ne-+ Hg M(Hg)

Untuk analisis yang lebih sensitif maka waktu deposisi ditambah. Setelah tahap deposisi berakhir dibutuhkan waktu sebentar (30-60 detik) untuk kesetimbangan. Pada tahap ini potensial deposisi tetap dipertahankan tetapi pengadukan dihentikan. Hal ini dilakukan untuk meminimalkan arus konveksi dari pengadukan dan membuat amalgam stabil.

Tahap kedua yaitu scan potensial (stripping) dan tidak ada lagi pengadukan. Pada tahap ini potensial discan kearah positif sehingga amalgam (M(Hg)) dioksidasi dan

(9)

arus yang mengalir diukur. Potensial karakteristik dari ion yang diendapkan akan muncul sebagai puncak arus sebanding dengan analit.

M(Hg)  Mn+ + ne- + Hg

Mekanisme kedua tahap anodic stripping voltammetry ditunjukkan pada Gambar 3.

Gambar 3. Scan Potensial untuk Voltametri Pelucutan Anoda (Wang, 1994) b. Voltametri Pelucutan Katoda (Chatodic Stripping Voltammetry)

Voltametri pelucutan katoda digunakan untuk menganalisis senyawa organik dan anorganik yang tidak dapat membentuk garam dengan merkuri. Prosedur dari metode ini secara garis besar sama dengan langkah-langkah dalam voltametri pelucutan anoda. Tahap pertama yaitu deposisi analit secara oksidasi dengan pemberian potensial deposisi dimana dipilih potensial yang lebih positif dari potensial setengah gelombang dari ion atau ion-ion yang akan dianalisis.

An- + Hg HgA + ne

-Tahap kedua yaitu pelucutan (stripping). Pada tahap ini potensial discan ke arah negatif sehingga HgA direduksi dan arus yang mengalir diukur.

HgA + ne- An- + Hg

Beberapa anion yang telah dapat ditentukan dengan menggunakan metode ini diantaranya adalah arsenat, klorida, bromida, iodin, kromat, tungstat, molibdat, vanadat, sulfat, oksalat, suksinat, selenat, sulfida, merkaptan, tiosianat dan senyawa-senyawa tio (Skoog, et al., 1998; Wang, 1994).

(10)

Metode ini adalah bagian dari voltametri pelucutan yang merupakan teknik baru dan terdiri dari 4 langkah yaitu pembentukan kompleks antara logam dengan ligan, adsorpsi kompleks pada permukaan elektroda, reduksi logam atau kompleks, dan pengukuran arus dengan scan potensial secara anoda atau katoda. Tujuan dari teknik ini adalah untuk membuat analisis lebih selektif dan menurunkan limit deteksi.

Selektivitas dapat ditingkatkan dengan memilih ligan maupun larutan elektrolit, semakin selektif ligan yang digunakan selektivitas akan semakin baik. Limit deteksi diturunkan dengan meningkatnya konsentrasi analit yang teradsorp pada permukaan elektroda.

Voltametri pelucutan adsorpsi terutama digunakan untuk analisis logam runut. Beberapa logam telah ditentukan dengan metode ini mempunyai limit deteksi yang sangat rendah (10-10–10-11 M). Seluruh prosedur difokuskan pada pemilihan ligan. Selain itu metode ini sangat cocok digunakan untuk penentuan senyawa organik (seperti obat anti kanker, vitamin dan pestisida) yang menunjukan sifat aktif permukaan. Skema scan potensial ditunjukkan pada Gambar 4.

Gambar 4. Scan Potensial Teknik Voltametri Pelucutan Adsorpsi 2) Voltametri Siklis (Cyclic Voltammetry)

Voltametri siklis adalah teknik yang digunakan untuk memperoleh informasi kualitatif tentang reaksi elektrokimia. Voltametri siklis merupakan suatu metode pengukuran elektrokimia potensiodinamik Bentuk gelombang potensial yang digunakan pada analisis elektrokimia merupakan bentuk gelombang linear, yaitu potensial yang secara kontinyu diubah sebagi fungsi linear terhadap waktu. Hasil pengukuran voltametri siklis dapat digunakan untuk menentukan sifat termodinamika proses redoks, sifat kinetik reaksi transfer elektron dan reaksi adsorpsi. Scan potensial dan kurva yang dihasilkan pada voltametri siklis ditunjukkan pada Gambar 5.

(11)

Gambar 5. Scan Potensial Teknik Voltametri Siklik 3) Voltametri Pulsa Normal

Voltametri pulsa normal (VPN) terdiri dari rangkaian pulsa yang berasal dari peningkatan amplitudo yang diberikan pada setiap akhir waktu hidup pulsa pada setiap selang waktu tertentu. Cara pemberian pulsa dapat dilihat pada gambar 6. Diantara setiappulsa, potensial elektroda dijaga tetap pada potensial dasar (Ein) agar tidak

terjadi reaksi pada analit. Amplitudo pulsa meningkat secara linear. Arus diukur beberapa saat sebelum pulsa hilang. Waktu pemberian pulsa yang singkat menyebabkan lapis difusi lebih tipis daripada teknik polarografi sehingga arus Faraday, arus yang timbul karena transfer elektron, meningkat. Voltamogram yang dihasilkan dari pengukuran dengan teknik ini berbentuk sigmoidal dengan besarnya arus batas (iL) dinyatakan lewat persamaan:

Dengan tm merupakan waktu setelah pemberian pulsa pada saat arus diukur dan D

adalah koefisien difusi.

(12)

Arus yang dihasilkan pada teknik ini lima hingga sepuluh kali lebih besar dari arus yang dihaslkan oleh teknik polarografi DC.

4) Voltametri Pulsa Diferensial

Pada teknik voltametri pulsa diferensial (VPD), pulsa diberikan pada elektroda kerja seperti yang ditunjukkan pada gambar 7. Potensial yang diberikan naik secara linear. Arus diukur dua kali, yaitu sebelum pulsa diberikan dan sesaat sebelum pulsa hilang. Oleh instrumen pengukur, arus pertama secara otomatis dikurangkan terhadap arus kedua. Selisih dari kedua arus yang diukur (∆i = i(t2)-i(t1)) dialurkan terhadap potensial

yang diberikan. Voltamogram yang didapat memberikan gambaran tentang arus puncak. Besarnya arus puncak (ip) sebanding dengan konsentrasi analit dalam larutan

dan dapat dinyatakan dengan persamaan:

dengan , yang besarnya antara 0-1. VPD mampu mengukur hingga tingkat konsentrasi 10-8 M (sekitar 1μgL-1). Teknik ini banyak digunakan untuk analisis

senyawa-senyawa organik dan anorganik pada skala renik. Pemilihan amplitudo pulsa dan kecepatan laju selurus potensial dapat membantu meningkatkan kepekaan, resolusi, dan kecepatan pengukuran.

Gambar 7. Cara pemberian pulsa pada teknik VPD, 1 dan 2 : saat pengukuran arus 5) Voltametri Gelombang Persegi

Pada teknik voltametri gelombang persegi (VGP), pulsadiberikan pada elektroda kerja dengan bentuk gelombang persegi simetris pada potensial dasar yang

(13)

menyerupai anak tangga (gambar 8). Arus diukur dua kali setiap satu siklus gelombang persegi, yaitu pada akhir pulsa maju dan pada akhir pulsa balik. Amplitudo modulasi gelombang persegi pada teknik ini sangat besar sehingga saat pulsa balik dapat terjadi reaksi produk kembali menjadi analit.

Gambar 8. Cara pemberian pulsa pada teknik VGP, 1 dan 2 : saat pengukuran arus Voltamogram hasil pengukuran arus terhadap potensial dapat dilihat pada gambar 9. Puncak yang didapat cukup tajam dan simetris di sekitar potensial tengah gelombangnya dan besarnya arus puncak sebanding dengan besarnya konsentrasi analit di dalam larutan.

Tingginya nilai arus bersih dibandingkan dengan arus maju maupun arus balik menunjukkan sensitivitas yang tinggi dari teknik ini. Sensitivitasnya bahkan lebih tinggi dari teknik VPD. Arus yang dihasilkan dari teknik VGP, untuk proses reaksi yang reversibel maupun ireversibel dapat mencapai tiga sampai empat kali lebih besar dibandingkan arus dari teknik VPD.

Kelebihan dari teknik ini adalah kecepatannya. Laju selusur efektif didapat dari f.∆Es,dengan f menyatakan frekuensi gelombang persegi (Hz) dan ∆Es menyatakan

tinggi kenaikan pulsa. Tingginya laju selusur dapat mengurangi waktu analisis karena voltamogram lengkap didapat hanya dalam hitungan detik.

(14)

Gambar 9. Voltamogram teknik VGP; kurva A: arus puncak proses ke araah hasil reaksi, kurva B: arus untuk proses kea rah pereaksi, dan kurva C: arus bersih

BAB III PENUTUP

3.1 kesimpulan

Kesimpulan yang dapat kita tarik dari percobaan voltametri ini adalah :

a) Voltametri mempelajari hubungan arus, voltase, dan waktu selama elektrolisis dilakukan dalam suatu sel.

(15)

b) Prinsip dari voltammetri adalah mempolarisasi elektroda dalam sel elektrokimia pada serangkaian potensial range tertentu dan mengamati perubahan arus yang dihasilkan oleh sel akibat adanya proses oksidasi reduksi analit.

c) Teknik-teknik dalam voltametri yaitu Polagrafi, Hydrodynamic Voltametri, Stripping Voltametri, Amperometri.

d) Bagian-bagian voltametri, sel voltametri terdiri dari elektroda kerja, elektroda pembantu, dan elektroda pembanding dimana ketiganya tercelup dalam sel voltametri yang berisi larutan sampel

Daftar Pustaka

1. Basset, J. 1994. Vogel Analisa Kuantitatif Anorganik. Jakarta : Erlangga 2. Haryadi,W.1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : PT Gramedia Pustaka 3. Khopkar. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : Universitas Indonesia 4. Liadler, Keith. 1996. Principles of Chemistry. Kanada: The University of

Ottawa.

5. Pringgodigdo. 1977. Ensiklopedia Umum. Jakarta : Erlangga

6. Rokhmat. 2007. Tinjauan Pustaka Voltametri.

http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/549 /jbptitbpp-gdl-rokhmaturr-27437-2-2007ta-2.pdf

(16)

7. Pudjaatmaka,A.H., Setiono, L., Vogel, (1994), Kimia Analisis Kuantitatif AnOrganik Edisi Empat, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta.

8. Situmorang, M. (2010) Kimia Analitik Lanjut dan Instrumentasi. Penerbit FMIPA, Unimed; Medan.

Gambar

Gambar 3. Scan Potensial untuk Voltametri Pelucutan Anoda (Wang, 1994) b. Voltametri Pelucutan Katoda (Chatodic Stripping Voltammetry)
Gambar 4. Scan Potensial Teknik Voltametri Pelucutan Adsorpsi 2) Voltametri Siklis (Cyclic Voltammetry)
Gambar 5. Scan Potensial Teknik Voltametri Siklik 3) Voltametri Pulsa Normal
Gambar 7. Cara pemberian pulsa pada teknik VPD, 1 dan 2 : saat pengukuran arus 5) Voltametri Gelombang Persegi
+3

Referensi

Dokumen terkait

Oi sam ping itu, teknik ini juga menawarkan metode yang cepat dan nondestruktif baik untuk pengukuran kuantitatif maupun pengukuran kualitatif (Cronin dan

Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif – kualitatif diskriptif. Penca- rian data dengan teknik kuantitatif yaitu pengukuran menggunakan alat ukur suhu

pendekatan kualitatif dalam penelitian pendidikan merupakan metode ilmiah.. yang berlandasakan pada filsafat postpositivisme, digunakan

Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif – kualitatif diskriptif. Penca- rian data dengan teknik kuantitatif yaitu pengukuran menggunakan alat ukur suhu

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif sehingga dapat memperoleh informasi secara mendalam, lewat observasi,

Metode kualitatif digunakan untuk membandingkan data-data kebahasaan berdasarkan fakta-fakta linguistik sedangkan metode kuantitatif digunakan untuk memperoleh

Metode kualitatif digunakan untuk membandingkan data-data kebahasaan berdasarkan fakta-fakta linguistik sedangkan metode kuantitatif digunakan untuk memperoleh

Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan ialah teknik kualitatif dengan menganalisis sistem informasi akuntansi atas pengendalian intern persediaan dan