• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lp Stroke Pis Bab 1-2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Lp Stroke Pis Bab 1-2"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAHULUAN LAPORAN PENDAHULUAN

STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN STROKE HEMORAGIK (PERDARAHAN

STROKE HEMORAGIK (PERDARAHAN INTRASEREBRAL)INTRASEREBRAL)

DISUSUN OLEH : DISUSUN OLEH : Fahrunnisa Opier Fahrunnisa Opier Idad Abdul Idad Abdul Nurul Rani Nurul Rani Rani Rohmayanti Rani Rohmayanti

PROGRAM STUDI PROFESI NERS PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STIKES ‘AISYIYAH

STIKES ‘AISYIYAH BANDUNGBANDUNG

2017 2017

(2)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

A.

A. Latar belakangLatar belakang

Di era globalisasi yang semakin berkembang dan modern serta seiring Di era globalisasi yang semakin berkembang dan modern serta seiring  perubahan

 perubahan kemajuan kemajuan zaman zaman dan dan teknologi, teknologi, pola pola kehidupan kehidupan manusia manusia jugajuga mengalami perubahan. Begitu juga terjadi pada kasus - kasus penyakit yang dialami mengalami perubahan. Begitu juga terjadi pada kasus - kasus penyakit yang dialami manusia. Ketika dahulu kasus-kasus yang banyak ditemui adalah oleh karena faktor manusia. Ketika dahulu kasus-kasus yang banyak ditemui adalah oleh karena faktor lingkungan yang kurang higienis seperti penyakit disentri, diare, infeksi dan lingkungan yang kurang higienis seperti penyakit disentri, diare, infeksi dan lain-lain. Namun pada saat ini kasus yang banyak ditemui adalah kasus yang lain. Namun pada saat ini kasus yang banyak ditemui adalah kasus yang  berhubungan

 berhubungan dengan dengan faktor faktor degeneratif degeneratif yaitu yaitu antara antara lain lain penyakit penyakit osteoatritis,osteoatritis,  penyakit

 penyakit jantung jantung dan dan stroke stroke yang yang dipengaruhi dipengaruhi sebagian sebagian besar besar oleh oleh karena karena gayagaya hidup, pola makan, jarang olah raga dan sebagainya.

hidup, pola makan, jarang olah raga dan sebagainya.

Beban global penyakit bergeser dari penyakit menular ke penyakit tidak Beban global penyakit bergeser dari penyakit menular ke penyakit tidak menular, dengan kondisi kronis seperti penyakit jantung dan stroke sekarang menular, dengan kondisi kronis seperti penyakit jantung dan stroke sekarang menjadi penyebab utama kematian global. Penyakit stroke telah menjadi masalah menjadi penyebab utama kematian global. Penyakit stroke telah menjadi masalah kesehatan yang menjadi penyebab utama kecacatan pada usia dewasa dan kesehatan yang menjadi penyebab utama kecacatan pada usia dewasa dan merupakan salah satu penyebab terbanyak di dunia. Stroke menduduki urutan merupakan salah satu penyebab terbanyak di dunia. Stroke menduduki urutan ketiga sebagai penyebab utama kematian setelah penyakit jantung koroner dan ketiga sebagai penyebab utama kematian setelah penyakit jantung koroner dan kanker di negara berkembang. Negar

kanker di negara berkembang. Negara yang berkembang juga menyumbang 85,5%a yang berkembang juga menyumbang 85,5% dari total kematian akibat stroke di seluruh dunia. Dua pertiga penderita stroke dari total kematian akibat stroke di seluruh dunia. Dua pertiga penderita stroke terjadi di negara yang sedang berkembang. Terdapat sekitar 13 juta korban baru terjadi di negara yang sedang berkembang. Terdapat sekitar 13 juta korban baru

(3)

setiap tahun, dimana sekitar 4,4 juta diantaranya meninggal dalam 12 bulan (WHO, setiap tahun, dimana sekitar 4,4 juta diantaranya meninggal dalam 12 bulan (WHO, 2010).

2010).

Prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar Prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 sebesar 7 per mil dan yang terdiagnosis tenaga kesehatan (Riskesdas) tahun 2013 sebesar 7 per mil dan yang terdiagnosis tenaga kesehatan atau gejala sebesar 12,1 per mil. Prevalensi stroke berdasarkan diagnosis nakes atau gejala sebesar 12,1 per mil. Prevalensi stroke berdasarkan diagnosis nakes tertinggi di Sulawesi Utara (10,8%), diikuti DI Yogyakarta (10,3%), Bangka tertinggi di Sulawesi Utara (10,8%), diikuti DI Yogyakarta (10,3%), Bangka Belitung dan DKI Jakarta masing-masing 9,7%. Prevalensi Stroke berdasarkan Belitung dan DKI Jakarta masing-masing 9,7%. Prevalensi Stroke berdasarkan terdiagnosis nakes dan gejala tertinggi terdapat di Sulawesi Selatan (17,9%), DI terdiagnosis nakes dan gejala tertinggi terdapat di Sulawesi Selatan (17,9%), DI Yogyakarta (16,9%), Sulawesi Tengah (16,6%, diikuti Jawa Timur sebesar 16%). Yogyakarta (16,9%), Sulawesi Tengah (16,6%, diikuti Jawa Timur sebesar 16%). Prevalensi penyakit stroke pada kelompok yang didiagnosis nakes berdasarkan Prevalensi penyakit stroke pada kelompok yang didiagnosis nakes berdasarkan gejala meningkat seiring dengan bertambahnya umur, tertinggi pada umur ≥ 75 gejala meningkat seiring dengan bertambahnya umur, tertinggi pada umur ≥ 75 tahun (43,1%) dan (67%).7 Di provinsi Sulawesi Utara sendiri, prevalensi stroke tahun (43,1%) dan (67%).7 Di provinsi Sulawesi Utara sendiri, prevalensi stroke sebesar 10,4%. Pada tahun 2011 stroke kembali menempati

sebesar 10,4%. Pada tahun 2011 stroke kembali menempati posisi pertama penyakitposisi pertama penyakit terbanyak (kasus baru) dengan jumlah kasus

terbanyak (kasus baru) dengan jumlah kasus sebanyak 228 kasus.sebanyak 228 kasus.

Stroke adalah serangan otak yang timbul secara mendadak dimana terjadi Stroke adalah serangan otak yang timbul secara mendadak dimana terjadi gangguan fungsi otak sebagian atau menyeluruh sebagai akibat dari gangguan gangguan fungsi otak sebagian atau menyeluruh sebagai akibat dari gangguan aliran darah oleh karena sumbatan atau pecahnya pembuluh darah tertentu di otak aliran darah oleh karena sumbatan atau pecahnya pembuluh darah tertentu di otak sehingga menyebabkan sel-sel otak kekurangan darah, oksigen atau zat - zat sehingga menyebabkan sel-sel otak kekurangan darah, oksigen atau zat - zat makanan dan akhirnya dapat terjadi kematian sel-sel tersebut dalam waktu relatif makanan dan akhirnya dapat terjadi kematian sel-sel tersebut dalam waktu relatif singkat (Yayasan Stroke Indonesia 2009). Stroke bukan merupakan penyakit singkat (Yayasan Stroke Indonesia 2009). Stroke bukan merupakan penyakit tunggal tetapi merupakan kumpulan tanda dan gejala dari beberapa penyakit tunggal tetapi merupakan kumpulan tanda dan gejala dari beberapa penyakit diantaranya ; hipertensi, penyakit jantung, peningkatan lemak dalam

diantaranya ; hipertensi, penyakit jantung, peningkatan lemak dalam darah, diabetesdarah, diabetes mellitus, dan penyakit vaskuler perifer (Markus 2001).

(4)

Peningkatan angka stroke di Indonesia diperkirakan berhubungan dengan Peningkatan angka stroke di Indonesia diperkirakan berhubungan dengan  peningkatan

 peningkatan angka angka kejadian kejadian faktor faktor risiko risiko stroke. stroke. Faktor Faktor risiko risiko stroke stroke adalahadalah diabetes mellitus, gangguan kesehatan mental, merokok, obesitas dan hipertensi. diabetes mellitus, gangguan kesehatan mental, merokok, obesitas dan hipertensi. Penyebab stroke mencakup emboli (terbentuknya bekuan darah yang menyumbat Penyebab stroke mencakup emboli (terbentuknya bekuan darah yang menyumbat arteri) atau thrombosis (terbentuknya bekuan darah pada arteriarteriotak yang arteri) atau thrombosis (terbentuknya bekuan darah pada arteriarteriotak yang sebelumnya sudah mengalami penyempitan oleh deposit lemak). Pecahnya arteri sebelumnya sudah mengalami penyempitan oleh deposit lemak). Pecahnya arteri sering kali diakibatkan hipertensi (MIMS Indonesia, 2010). Dimana faktor resiko sering kali diakibatkan hipertensi (MIMS Indonesia, 2010). Dimana faktor resiko utama stroke adalah hipertensi kronik yang lebih dikenal oleh orang awam dengan utama stroke adalah hipertensi kronik yang lebih dikenal oleh orang awam dengan tekanan darah tinggi dan sebagian besar kasus hipertensi dapat diobati, sehingga tekanan darah tinggi dan sebagian besar kasus hipertensi dapat diobati, sehingga  penurunan

 penurunan tekanan tekanan darah darah ke ke tingkat tingkat normal normal akan akan mencegah mencegah stroke stroke (Sylvia (Sylvia && Lorraine, 2005).

Lorraine, 2005).

Hipertensi adalah masalah yang sering dijumpai pada pasien stroke, dan Hipertensi adalah masalah yang sering dijumpai pada pasien stroke, dan menetap setelah serangan stroke. Hipertensi ad

menetap setelah serangan stroke. Hipertensi adalah faktor risiko stroke yang utamaalah faktor risiko stroke yang utama (Ikawati, 2011). Pasien hipertensi yang tekanan darah >140/90 mmHg sebanyak (Ikawati, 2011). Pasien hipertensi yang tekanan darah >140/90 mmHg sebanyak 60-80% mengalami risiko stroke. Hipertensi dikaitkan dengan stroke iskemik dan 60-80% mengalami risiko stroke. Hipertensi dikaitkan dengan stroke iskemik dan stroke hemoragik (Donovan dkk., 2012). Hipertensi pada stroke hemoragik bila stroke hemoragik (Donovan dkk., 2012). Hipertensi pada stroke hemoragik bila tekanan darah tidak diturunkan dengan segera akan terjadi hematoma (Qureshi tekanan darah tidak diturunkan dengan segera akan terjadi hematoma (Qureshi dandan Palesch, 2011). Hematoma apabila tidak ditangani dengan segera akan Palesch, 2011). Hematoma apabila tidak ditangani dengan segera akan menyebabkan gejala yang tidak nyaman antara lain: sakit kepala, kebingungan, menyebabkan gejala yang tidak nyaman antara lain: sakit kepala, kebingungan,  pusing,

 pusing, mual mual dan dan muntah, muntah, ngantuk ngantuk berlebihan, berlebihan, kelemahan, kelemahan, apatis, apatis, kejang,kejang, kehilangan kesadaran bahkan sampai koma. Hematoma yang semakin besar kehilangan kesadaran bahkan sampai koma. Hematoma yang semakin besar menyebabkan gejala yang tidak nyaman juga akan meningkat (Aminoff dan menyebabkan gejala yang tidak nyaman juga akan meningkat (Aminoff dan Josephson, 2014).

(5)

Oleh karena angka kejadian yang semakin meningkat setiap tahunnya. Maka Oleh karena angka kejadian yang semakin meningkat setiap tahunnya. Maka hal ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah indonesia terutama Departemen hal ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah indonesia terutama Departemen Kesehatan dan instansi lain yang terkait, begitupun peran dunia pendidikan

Kesehatan dan instansi lain yang terkait, begitupun peran dunia pendidikan

B.

B. TUJUANTUJUAN 1.

1. Tujuan umumTujuan umum

Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan stroke hemoralgik pana Ny. A di ruangan Asal 5b Rumahsakit Umum stroke hemoralgik pana Ny. A di ruangan Asal 5b Rumahsakit Umum Daerah Al-Ihsan provinsi Jawa Barat.

Daerah Al-Ihsan provinsi Jawa Barat. 2.

2. Tujuan KhususTujuan Khusus

Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan yang meliputi: Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan yang meliputi: a.

a. PengkajianPengkajian  b.

 b. Diagnosa keperawatanDiagnosa keperawatan c. c. IntervensiIntervensi d. d. ImplementasiImplementasi e. e. EvaluasiEvaluasi

Pada pasien dengan stroke hemoralgik di Ruangan Asal 5b Rumahsakit Pada pasien dengan stroke hemoralgik di Ruangan Asal 5b Rumahsakit Umum Daerah Al-Ihsan provinsi Jawa Barat.

(6)

BAB II BAB II TINJAUAN TEORITIS TINJAUAN TEORITIS A. A. DefinisiDefinisi

Stroke bukan merupakan penyakit tunggal tetapi merupakan kumpulan tanda Stroke bukan merupakan penyakit tunggal tetapi merupakan kumpulan tanda dan gejala dari beberapa penyakit diantaranya ; hipertensi, penyakit jantung, dan gejala dari beberapa penyakit diantaranya ; hipertensi, penyakit jantung,  peningkatan lemak

 peningkatan lemak dalam dalam darah, darah, diabetes diabetes mellitus, mellitus, dan dan penyakit vaskuler penyakit vaskuler periferperifer (Markus 2001). Stroke adalah serangan otak yang timbul secara mendadak dimana (Markus 2001). Stroke adalah serangan otak yang timbul secara mendadak dimana terjadi gangguan fungsi otak sebagian atau menyeluruh sebagai akibat dari terjadi gangguan fungsi otak sebagian atau menyeluruh sebagai akibat dari gangguan aliran darah oleh karena sumbatan atau pecahnya pembuluh darah gangguan aliran darah oleh karena sumbatan atau pecahnya pembuluh darah tertentu di otak sehingga menyebabkan sel-sel

tertentu di otak sehingga menyebabkan sel-sel otak kekurangan darah, oksigen atauotak kekurangan darah, oksigen atau zat - zat makanan dan akhirnya dapat terjadi kematian sel-sel ters

zat - zat makanan dan akhirnya dapat terjadi kematian sel-sel ters ebut dalam waktuebut dalam waktu relatif singkat. (Yayasan Stroke Indonesia 2009).

relatif singkat. (Yayasan Stroke Indonesia 2009).

Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa Stroke Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa Stroke Hemoragik (SH) adalah penurunan neurologis otak yang terjadi secara mendadak Hemoragik (SH) adalah penurunan neurologis otak yang terjadi secara mendadak yang disebabkan gangguan aliran darah ke otak akibat pecahnya pembuluh darah yang disebabkan gangguan aliran darah ke otak akibat pecahnya pembuluh darah otak.

(7)

B.

B. AnatomifisiologiAnatomifisiologi 1.

1. OtakOtak

Otak adalah masa besar yang terletak didalam cranium (tengkorak). Otak terdiri Otak adalah masa besar yang terletak didalam cranium (tengkorak). Otak terdiri atas neuran

atas neuran serta sel-sel neurogilanium. Otakadalah tempat refles bserta sel-sel neurogilanium. Otakadalah tempat refles brintegrasi untukrintegrasi untuk mempertahankan lingkungan internal. Otak juga merupakan sumber beberapa mempertahankan lingkungan internal. Otak juga merupakan sumber beberapa hormone dan tempat integrasi semua informasi sensorik. Otakmenerima sekitar hormone dan tempat integrasi semua informasi sensorik. Otakmenerima sekitar 15% curah jantung. Sel otak memerlukan glukosa untuk metabolisme energy 15% curah jantung. Sel otak memerlukan glukosa untuk metabolisme energy menghasilkan ATP. Otak terdiri dari empat bagian besar yaitu serebrum (otak menghasilkan ATP. Otak terdiri dari empat bagian besar yaitu serebrum (otak  besar), serebelum

 besar), serebelum (otak kecil), (otak kecil), brainstem (batang brainstem (batang otak), dan diensefalon. otak), dan diensefalon. (corwin,(corwin, 2009).

2009).

Serebrum terdiri dari dua hemisfer serebri, korpus kolosum dan korteks serebri. Serebrum terdiri dari dua hemisfer serebri, korpus kolosum dan korteks serebri. Masing-masing hemisfer serebri terdiri dari lobusfrontalis yang merupakan area Masing-masing hemisfer serebri terdiri dari lobusfrontalis yang merupakan area motorik primer yang bertanggung jawab untuk gerakan-gerakan voluntar, lobus motorik primer yang bertanggung jawab untuk gerakan-gerakan voluntar, lobus  parietalis yang berperanan pada kegiatan memproses dan mengintegrasi informasi  parietalis yang berperanan pada kegiatan memproses dan mengintegrasi informasi sensorik yang lebih tinggi tingkatnya, lobus temporalis yangmerupakan area sensorik yang lebih tinggi tingkatnya, lobus temporalis yangmerupakan area

(8)

sensorik untuk impuls pendengaran dan lobus oksipitalis yang mengandung sensorik untuk impuls pendengaran dan lobus oksipitalis yang mengandung korteks penglihatan primer, menerimainformasi penglihatan dan menyadari sensasi korteks penglihatan primer, menerimainformasi penglihatan dan menyadari sensasi warna. Serebelum terletak di dalam fosa kranii posterior dan ditutupi oleh warna. Serebelum terletak di dalam fosa kranii posterior dan ditutupi oleh duramater yang menyerupai atap tenda yaitu tentorium, yangmemisahkannya dari duramater yang menyerupai atap tenda yaitu tentorium, yangmemisahkannya dari  bagian

 bagian posterior posterior serebrum. serebrum. Fungsi Fungsi utamanya utamanya adalah adalah sebagai sebagai pusat pusat refleks refleks yangyang mengkoordinasi dan memperhalusgerakan otot, serta mengubah tonus dan mengkoordinasi dan memperhalusgerakan otot, serta mengubah tonus dan kekuatan kontraksi untuk mempertahankan keseimbangan sikap tubuh (Sylvia A. kekuatan kontraksi untuk mempertahankan keseimbangan sikap tubuh (Sylvia A. Price, 2012).

Price, 2012).

Bagian-bagian batang otak dari bawah ke atas adalah medula oblongata, pons Bagian-bagian batang otak dari bawah ke atas adalah medula oblongata, pons dan mesensefalon (otak tengah). Medula oblongatamerupakan pusat refleks yang dan mesensefalon (otak tengah). Medula oblongatamerupakan pusat refleks yang  penting

 penting untuk untuk jantung, jantung, vasokonstriktor, vasokonstriktor, pernafasan, pernafasan, bersin, bersin, batuk, batuk, menelan,menelan,  pengeluaran

 pengeluaran air air liur liur danmuntah. danmuntah. Pons Pons merupakan merupakan mata mata rantai rantai penghubung penghubung yangyang  penting

 penting pada pada jaras jaras kortikosereberalis kortikosereberalis yang yang menyatukan menyatukan hemisfer hemisfer serebriserebri danserebelum. Mesensefalon merupakan bagian pendek dari batang otak yang danserebelum. Mesensefalon merupakan bagian pendek dari batang otak yang  berisi aquedikus sylvius, beberapa traktus serabut saraf asenden dan desenden dan  berisi aquedikus sylvius, beberapa traktus serabut saraf asenden dan desenden dan  pusat stimulus saraf pendengaran dan penglihatan (Sylvia A.

 pusat stimulus saraf pendengaran dan penglihatan (Sylvia A. Price, 2012).Price, 2012).

Diensefalon di bagi empat wilayah yaitu talamus, subtalamus, epitalamus dan Diensefalon di bagi empat wilayah yaitu talamus, subtalamus, epitalamus dan hipotalamus. Talamus merupakan stasiun penerimadan pengintegrasi subkortikal hipotalamus. Talamus merupakan stasiun penerimadan pengintegrasi subkortikal yang penting. Subtalamus fungsinya belum dapat dimengerti sepenuhnya, tetapi yang penting. Subtalamus fungsinya belum dapat dimengerti sepenuhnya, tetapi lesi pada subtalamus akanmenimbulkan hemibalismus yang ditandai dengan lesi pada subtalamus akanmenimbulkan hemibalismus yang ditandai dengan gerakan kaki atau tangan yang terhempas kuat pada satu sisi tubuh. gerakan kaki atau tangan yang terhempas kuat pada satu sisi tubuh. Epitalamus

(9)

Hipotalamus berkaitan dengan pengaturan rangsangan dari sistem susunansaraf Hipotalamus berkaitan dengan pengaturan rangsangan dari sistem susunansaraf otonom perifer yang menyertai ekspresi tingkah dan emosi (Sylvia A. Price, 2012). otonom perifer yang menyertai ekspresi tingkah dan emosi (Sylvia A. Price, 2012).

2.

2. Saraf kranialSaraf kranial

Terdapat 12 pasang saraf kranial yang terdiri dari: Terdapat 12 pasang saraf kranial yang terdiri dari: a.

a. Tiga pasang saraf sensori, yaitu saraf nomor 1, 2, dan 8Tiga pasang saraf sensori, yaitu saraf nomor 1, 2, dan 8  b.

 b. lima pasang saraf motor, yaitu saraf nomor 3, 4, 6, 11, dan 12lima pasang saraf motor, yaitu saraf nomor 3, 4, 6, 11, dan 12 c.

c. empat pasang saraf empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor 5, gabungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor 5, 7, 9, dan7, 9, dan 10, yang mempunyai fungsi masimg-masing sebagai berikut:

10, yang mempunyai fungsi masimg-masing sebagai berikut: 1)

1)  N.I.  N.I. Olfactorius Olfactorius Saraf Saraf ini ini berfungsi berfungsi sebagai sebagai saraf saraf sensasi sensasi penghidu, penghidu, yangyang terletak dibagian atas dari mukosa hidung di sebelah atas dari concha nasalis terletak dibagian atas dari mukosa hidung di sebelah atas dari concha nasalis superior.

superior. 2)

2)  N.II Optikus  N.II Optikus Saraf ini Saraf ini penting untuk penting untuk fungsi penglihatan fungsi penglihatan dan merupakan dan merupakan sarafsaraf eferen sensori khusus. Pada dasarnya saraf ini merupakan penonjolan dari otak eferen sensori khusus. Pada dasarnya saraf ini merupakan penonjolan dari otak ke perifer.

ke perifer. 3)

3)  N.III  N.III Oculomotorius Oculomotorius Saraf Saraf ini ini mempunyai mempunyai nucleus nucleus yang yang terdapat terdapat padapada mesensephalon. Saraf ini berfungsi sebagai saraf untuk mengangkat bola mata mesensephalon. Saraf ini berfungsi sebagai saraf untuk mengangkat bola mata 4)

4)  N.IV  N.IV Trochlearis Trochlearis Pusat Pusat saraf saraf ini ini terdapat terdapat pada pada mesencephlaon. mesencephlaon. Saraf Saraf iniini mensarafi muskulus oblique yang berfungsi memutar bola mata

mensarafi muskulus oblique yang berfungsi memutar bola mata 5)

5)  N.V  N.V Trigeminus Trigeminus Saraf Saraf ini ini terdiri terdiri dari dari tiga tiga buah buah saraf saraf yaitu yaitu saraf saraf optalmikus,optalmikus, saraf maxilaris dan saraf mandibularis yang merupakan gabungan saraf saraf maxilaris dan saraf mandibularis yang merupakan gabungan saraf sensoris dan motoris. Ketiga saraf ini mengurus sensasi

sensoris dan motoris. Ketiga saraf ini mengurus sensasi umum pada wajah danumum pada wajah dan sebagian kepala, bagian dalam hidung, mulut, gigi

(10)

6)

6)  N.VI  N.VI Abducens Abducens Berpusat Berpusat di di pons pons bagian bagian bawah. bawah. Saraf Saraf ini ini menpersarafimenpersarafi muskulus rectus lateralis. Kerusakan saraf ini dapat menyebabkan bola mata muskulus rectus lateralis. Kerusakan saraf ini dapat menyebabkan bola mata dapat digerakan ke lateral dan sikap bola mata tertarik ke medial seperti pada dapat digerakan ke lateral dan sikap bola mata tertarik ke medial seperti pada Strabismus konvergen.

Strabismus konvergen. 7)

7)  N.VII Facialia N.VII Facialias Sas Saraf raf ini ini merupakan gabungan merupakan gabungan saraf saraf aferen aferen dan efdan eferen. Saeren. Sarafraf aferen berfungsi untuk sensasi umum dan pengecapan sedangkan saraf eferent aferen berfungsi untuk sensasi umum dan pengecapan sedangkan saraf eferent untuk otot wajah.

untuk otot wajah. 8)

8)  N.VIIIStatoacusticus  N.VIIIStatoacusticus Saraf Saraf ini ini terdiri terdiri dari dari komponen komponen saraf saraf pendengaran pendengaran dandan saraf keseimbangan

saraf keseimbangan 9)

9)  N.IXGlossopharyngeus  N.IXGlossopharyngeus Saraf Saraf ini ini mempersarafi mempersarafi lidah lidah dan dan pharing. pharing. Saraf Saraf iniini mengandung serabut sensori khusus. Komponen motoris saraf ini mengurus mengandung serabut sensori khusus. Komponen motoris saraf ini mengurus otototot pharing untuk menghasilkan gerakan menelan. Serabut s

otototot pharing untuk menghasilkan gerakan menelan. Serabut s ensori khususensori khusus mengurus pengecapan di lidah. Disamping itu juga mengandung serabut mengurus pengecapan di lidah. Disamping itu juga mengandung serabut sensasi umum di bagian belakang lidah, pharing, tuba, eustachius dan telinga sensasi umum di bagian belakang lidah, pharing, tuba, eustachius dan telinga tengah.

tengah. 10)

10) N.X Vagus. Saraf ini terdiri dari tiga kompo N.X Vagus. Saraf ini terdiri dari tiga komponen:nen: a)

a) komponen motoris yang mempersarafi otot-otot pharing yangkomponen motoris yang mempersarafi otot-otot pharing yang menggerakkan pita suara,

menggerakkan pita suara,  b)

 b) komponen sensori yang mempersarafi bagian bakomponen sensori yang mempersarafi bagian bawah pharing,wah pharing, c)

c) komponen saraf parasimpatis yang mempersarafi sebagian alat-alat dalamkomponen saraf parasimpatis yang mempersarafi sebagian alat-alat dalam tubuh

(11)

11)

11) N.XI  N.XI Accesorius Accesorius Merupakan Merupakan komponen komponen saraf saraf kranial kranial yang yang berpusat berpusat padapada nucleus ambigus dan komponen spinal yang dari nucleus motoris segmen C nucleus ambigus dan komponen spinal yang dari nucleus motoris segmen C 1-2-3. Saraf ini mempersarafi muskulus Trapezius dan Sternocieidomastoideus. 2-3. Saraf ini mempersarafi muskulus Trapezius dan Sternocieidomastoideus. 12)

12) N.XII  N.XII Hypoglosus Hypoglosus Saraf Saraf ini ini merupakan merupakan saraf saraf eferen eferen atau atau motoris motoris yangyang mempersarafi otot-otot lidah. Nukleusnya terletak pada medulla di dasar mempersarafi otot-otot lidah. Nukleusnya terletak pada medulla di dasar ventrikularis IV dan menonjol sebagian pada trigonum hypoglosi. Saraf otak ventrikularis IV dan menonjol sebagian pada trigonum hypoglosi. Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus vagus yang dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus vagus yang melewati leher ke bawah sampai daerah

melewati leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut. Nervus vagustoraks dan rongga perut. Nervus vagus membentuk bagian saraf otonom. Oleh karena daerah jangkauannya sangat membentuk bagian saraf otonom. Oleh karena daerah jangkauannya sangat luas maka nervus vagus disebut saraf pengembara dan sekaligus merupakan luas maka nervus vagus disebut saraf pengembara dan sekaligus merupakan saraf otak yang paling penting.Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 saraf otak yang paling penting.Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31  pasang

 pasang saraf saraf gabungan gabungan . . berdasrkan berdasrkan asalnya asalnya ,saraf ,saraf sumsum sumsum tulang tulang belakangbelakang dibedakan atas 8 pasang saraf leher,12pasang saraf punggung,5 pasang saraf dibedakan atas 8 pasang saraf leher,12pasang saraf punggung,5 pasang saraf  pinggang ,5 pasang saraf pinggul, dan 1

 pinggang ,5 pasang saraf pinggul, dan 1pasang saraf ekor. Beberapa urat sarafpasang saraf ekor. Beberapa urat saraf  bersatu membentuk jaringan urat saraf yang disebut pleksus .

 bersatu membentuk jaringan urat saraf yang disebut pleksus .

3.

3. SirkulasiSirkulasi Darah Otak Darah Otak 

Otak menerima 17 % curah jantung dan menggunakan 20 % konsumsi Otak menerima 17 % curah jantung dan menggunakan 20 % konsumsi oksigen total tubuh manusia untuk metabolismeaerobiknya. Otak diperdarahi oleh oksigen total tubuh manusia untuk metabolismeaerobiknya. Otak diperdarahi oleh dua pasang arteri yaitu arteri karotis interna dan arteri vertebralis. Dan dalam dua pasang arteri yaitu arteri karotis interna dan arteri vertebralis. Dan dalam rongga kranium,keempat arteri ini saling berhubungan dan membentuk sistem rongga kranium,keempat arteri ini saling berhubungan dan membentuk sistem anastomosis, yaitu sirkulus Willisi

(12)

a.

a. Arteri karotis interna dan eksterna bercabang dari arteria karotis komunis kira-Arteri karotis interna dan eksterna bercabang dari arteria karotis komunis kira-kira setinggi rawan tiroidea. Arteri karotis internamasuk ke dalam tengkorak kira setinggi rawan tiroidea. Arteri karotis internamasuk ke dalam tengkorak dan bercabang kira-kira setinggi kiasma optikum, menjadi arteri serebri

dan bercabang kira-kira setinggi kiasma optikum, menjadi arteri serebri anterioranterior dan media. Arteri serebrianterior memberi suplai darah pada struktur-struktur dan media. Arteri serebrianterior memberi suplai darah pada struktur-struktur seperti nukleus kaudatus dan putamen basal ganglia, kapsula interna, seperti nukleus kaudatus dan putamen basal ganglia, kapsula interna, korpuskolosum dan bagian-bagian (terutama medial) lobus frontalis dan korpuskolosum dan bagian-bagian (terutama medial) lobus frontalis dan  parietalis

 parietalis serebri, serebri, termasuk termasuk korteks korteks somestetik somestetik dan dan korteks korteks motorik.Arterimotorik.Arteri serebri media mensuplai darah untuk lobus temporalis, parietalis dan frontalis serebri media mensuplai darah untuk lobus temporalis, parietalis dan frontalis korteks serebri.Arteria vertebralis kiri dan kanan berasal dari arteria subklavia korteks serebri.Arteria vertebralis kiri dan kanan berasal dari arteria subklavia sisi yang sama (Sylvia A. Price, 2012).

sisi yang sama (Sylvia A. Price, 2012).  b.

 b. Arteri vertebralis memasuki tengkorak melaluiforamen magnum, setinggiArteri vertebralis memasuki tengkorak melaluiforamen magnum, setinggi  perbatasan

 perbatasan pons pons dan dan medula medula oblongata. oblongata. Kedua Kedua arteri arteri ini ini bersatu bersatu membentukmembentuk arteri basilaris, arteri basilaristerus berjalan sampai setinggi otak tengah, dan di arteri basilaris, arteri basilaristerus berjalan sampai setinggi otak tengah, dan di sini bercabang menjadi dua membentuk sepasang arteri serebri posterior. sini bercabang menjadi dua membentuk sepasang arteri serebri posterior. Cabang-cabang sistem vertebrobasilaris ini memperdarahi medula oblongata, Cabang-cabang sistem vertebrobasilaris ini memperdarahi medula oblongata,  pons,

 pons, serebelum, serebelum, otak otak tengah tengah dan dan sebagian sebagian diensefalon. diensefalon. Arteri Arteri serebri serebri dandan cabang-cabangnya memperdarahi sebagian diensefalon, sebagian lobus cabang-cabangnya memperdarahi sebagian diensefalon, sebagian lobus oksipitlis dan temporalis, aparatuskoklearis dan organ-organ vestibular (Sylvia oksipitlis dan temporalis, aparatuskoklearis dan organ-organ vestibular (Sylvia A. Price, 2012).

A. Price, 2012). c.

c. Darah di dalam jaringan kapiler otak akan dialirkan melalui venula-venulaDarah di dalam jaringan kapiler otak akan dialirkan melalui venula-venula (yang tidak mempunyai nama) ke vena serta di drainaseke sinus duramatris. (yang tidak mempunyai nama) ke vena serta di drainaseke sinus duramatris. Dari sinus, melalui vena emisaria akan dialirkan ke vena-vena ekstrakranial Dari sinus, melalui vena emisaria akan dialirkan ke vena-vena ekstrakranial (Sylvia A. Price, 2012).

(13)

C.

C. EtiologiEtiologi

Steroke dibagi menjadi dua jenis (Nanda & NIC-NOC, 2015). Steroke dibagi menjadi dua jenis (Nanda & NIC-NOC, 2015). a.

a. Stroke iskemik (non hemoralgik) yaitu tersumbatnya embuluh darah yangStroke iskemik (non hemoralgik) yaitu tersumbatnya embuluh darah yang menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau keselurhan terhenti. 80% menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau keselurhan terhenti. 80% stroke adalah stroke iskemik. Stroke iskemik ini dibagi menjadi 3 jenis stroke adalah stroke iskemik. Stroke iskemik ini dibagi menjadi 3 jenis 1.

1. Stroke trombotik, roses terbentuknya thrombus yang membuatStroke trombotik, roses terbentuknya thrombus yang membuat  penggumpalan.

 penggumpalan. 2.

2. Stroke embolik, tertutunya pembuluh arteri oleh embekuan darah.Stroke embolik, tertutunya pembuluh arteri oleh embekuan darah. 3.

3. Hipoperfusion sistemik, berkurangnya aliran darah ke seluruh bagianHipoperfusion sistemik, berkurangnya aliran darah ke seluruh bagian tubuh karena adanya gangguan denyut jantung.

tubuh karena adanya gangguan denyut jantung.  b.

 b. Stroke hemoralgik adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluhStroke hemoralgik adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak. Hamper 70% kasus stroke hemoralgik terjadi pada penderita darah otak. Hamper 70% kasus stroke hemoralgik terjadi pada penderita hipertensi. Stroke hemoralgik ada 2 jenis, yaitu:

hipertensi. Stroke hemoralgik ada 2 jenis, yaitu: 1.

1. Hemoralgik intra serebral yaitu perdarahan yang terjadi didalamHemoralgik intra serebral yaitu perdarahan yang terjadi didalam  jaringan otak.

 jaringan otak. 2.

2. Hemoralgik subaraknoid yaitu perdarahan yang terjadi pada ruangHemoralgik subaraknoid yaitu perdarahan yang terjadi pada ruang subaraknoid (ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan subaraknoid (ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupi otak.

yang menutupi otak.

Menurut Sylvia dan Lorraine (2006), Stroke Hemoralgik terjadi akibat : Menurut Sylvia dan Lorraine (2006), Stroke Hemoralgik terjadi akibat : 1.

1. Perdarahan intraserebrum hipertensif.Perdarahan intraserebrum hipertensif. 2.

2. Perdarahan subaraknoid (PSA): ruptura aneurisma secular (berry), rupturePerdarahan subaraknoid (PSA): ruptura aneurisma secular (berry), rupture malformasi arteriovena (MAV), trauma.

malformasi arteriovena (MAV), trauma. 3.

(14)

4.

4. Perdarahan akibat tumor otakPerdarahan akibat tumor otak 5.

5. Infark hemoragikInfark hemoragik 6.

6. Penyakit perdarahan sistemik termasuk penggunaan obat antikoagulan.Penyakit perdarahan sistemik termasuk penggunaan obat antikoagulan.

D.

D. PatofisiologiPatofisiologi

Stroke hemoragik terjadi perdarahan yang berasal dari pecahnya arteri

Stroke hemoragik terjadi perdarahan yang berasal dari pecahnya arteri penetranspenetrans yang merupakan cabang dari pembuluh darah superfisial dan berjalan tegak lurus yang merupakan cabang dari pembuluh darah superfisial dan berjalan tegak lurus menuju parenkim otak yang di bagian distalnya berupa anyaman kapiler. menuju parenkim otak yang di bagian distalnya berupa anyaman kapiler. Aterosklerosis dapat terjadi dengan bertambahnya umur dan adanya hipertensi Aterosklerosis dapat terjadi dengan bertambahnya umur dan adanya hipertensi kronik, sehingga sepanjang arteri penetrans terjadi aneurisma kecil-kecil dengan kronik, sehingga sepanjang arteri penetrans terjadi aneurisma kecil-kecil dengan diameter 1 mm. Peningkatan tekanan darah yang terus menerus akan diameter 1 mm. Peningkatan tekanan darah yang terus menerus akan mengakibatkan pecahnya aneurisme ini, sehingga dapat terjadi perdarahan dalam mengakibatkan pecahnya aneurisme ini, sehingga dapat terjadi perdarahan dalam  parenkim

 parenkim otak otak yang yang bisa bisa mendorong mendorong struktur struktur otak otak dan dan merembas merembas kesekitarnyakesekitarnya  bahkan dapat masuk kedalam ventrikel atau ke ruang

(15)

Perdarahan intracranial biasanya disebabkan oleh karena ruptur arteri serebri. Perdarahan intracranial biasanya disebabkan oleh karena ruptur arteri serebri. Ekstravasasi darah terjadi di daerah otak dan atau subaraknoid, sehingga jaringan Ekstravasasi darah terjadi di daerah otak dan atau subaraknoid, sehingga jaringan yang ada disekitarnya akan tergeser dan tertekan. Darah ini sangat mengiritasi yang ada disekitarnya akan tergeser dan tertekan. Darah ini sangat mengiritasi  jaringan

 jaringan otak, otak, sehingga sehingga dapat dapat mengakibatkan mengakibatkan vasospasme vasospasme pada pada arteri arteri di di sekitarsekitar  perdarahan.

 perdarahan. Spasme Spasme ini ini dapat dapat menyebar menyebar ke ke seluruh seluruh hemisfer hemisfer otak otak dan dan sirkulussirkulus willis. Bekuan darah yang semula lunak akhirnya akan larut dan mengecil.

willis. Bekuan darah yang semula lunak akhirnya akan larut dan mengecil. DaerahDaerah otak disekitar bekuan darah dapat membengkak dan mengalami nekrosis, karena otak disekitar bekuan darah dapat membengkak dan mengalami nekrosis, karena kerja enzim-enzim maka bekuan darah akan mencair, sehingga terbentuk suatu kerja enzim-enzim maka bekuan darah akan mencair, sehingga terbentuk suatu rongga. Sesudah beberapa bulan semua jaringan nekrotik akan diganti oleh

rongga. Sesudah beberapa bulan semua jaringan nekrotik akan diganti oleh astrositastrosit dan kapiler-kapiler baru sehingga terbentuk jalinan desekitar

dan kapiler-kapiler baru sehingga terbentuk jalinan desekitar rongga tadi. Akhirnyarongga tadi. Akhirnya rongga-rongga tersebut terisi oleh astroglia yang mengalami proliferasi (Sylvia & rongga-rongga tersebut terisi oleh astroglia yang mengalami proliferasi (Sylvia & Lorraine 2006). Perdarahan subaraknoid sering dikaitkan dengan pecahnya Lorraine 2006). Perdarahan subaraknoid sering dikaitkan dengan pecahnya aneurisma. Kebanyakan aneurisma mengenai sirkulus wilisi.

aneurisma. Kebanyakan aneurisma mengenai sirkulus wilisi.

Hipertensi atau gangguan perdarahan mempermudah kemungkinan terjadinya Hipertensi atau gangguan perdarahan mempermudah kemungkinan terjadinya ruptur, dan sering terdapat lebih dari satu aneurisma. Gangguan neurologis ruptur, dan sering terdapat lebih dari satu aneurisma. Gangguan neurologis tergantung letak dan beratnya perdarahan. Pembuluh yang mengalami gangguan tergantung letak dan beratnya perdarahan. Pembuluh yang mengalami gangguan  biasanya

 biasanya arteri arteri yang yang menembus menembus otak otak seperti seperti cabang cabang lentikulostriata lentikulostriata dari dari arteriarteri serebri media yang memperdarahi sebagian dari 3 ganglia basalis dan sebagian serebri media yang memperdarahi sebagian dari 3 ganglia basalis dan sebagian  besar

 besar kapsula kapsula interna. interna. Timbulnya Timbulnya penyakit penyakit ini ini mendadak mendadak dan dan evolusinya evolusinya dapatdapat cepat dan konstan, berlangsung beberapa menit, beberapa jam, bahkan beberapa cepat dan konstan, berlangsung beberapa menit, beberapa jam, bahkan beberapa hari. Gambaran klinis yang sering terjadi antara lain; sakit kepala berat, leher hari. Gambaran klinis yang sering terjadi antara lain; sakit kepala berat, leher  bagian

 bagian belakang belakang kaku, kaku, muntah, muntah, penurunan penurunan kesadaran, kesadaran, dan dan kejang. kejang. 90%90% menunjukkan adanya darah dalam cairan serebrospinal (bila perdarahan

(16)

atau letak dekat ventrikel), dari semua pasien ini 70-75% akan meninggal dalam atau letak dekat ventrikel), dari semua pasien ini 70-75% akan meninggal dalam waktu 1-30 hari, biasanya diakibatkan karena meluasnya perdarahan sampai ke waktu 1-30 hari, biasanya diakibatkan karena meluasnya perdarahan sampai ke system ventrikel, herniasi lobus temporalis, dan penekanan mesensefalon, atau system ventrikel, herniasi lobus temporalis, dan penekanan mesensefalon, atau mungkin disebabkan karena perembasan darah ke pusat-pusat

mungkin disebabkan karena perembasan darah ke pusat-pusat yang vital (Hieckey,yang vital (Hieckey, 1997; Smletzer & Bare,

1997; Smletzer & Bare, 2005).2005).

Penimbunan darah yang cukup banyak (100 ml) di bagian hemisfer serebri Penimbunan darah yang cukup banyak (100 ml) di bagian hemisfer serebri masih dapat ditoleransi tanpa memperlihatkan gejala-gejala klinis yang nyata. masih dapat ditoleransi tanpa memperlihatkan gejala-gejala klinis yang nyata. Sedangkan adanya bekuan darah dalam batang otak sebanyak 5 ml saja sudah

Sedangkan adanya bekuan darah dalam batang otak sebanyak 5 ml saja sudah dapatdapat mengakibatkan kematian. Bila perdarahan serebri akibat aneurisma yang pecah mengakibatkan kematian. Bila perdarahan serebri akibat aneurisma yang pecah  biasanya

 biasanya pasien pasien masih masih muda, muda, dan dan 20 20 % % mempunyai mempunyai lebih lebih dari dari satu satu aneurismaaneurisma (Black & Hawk, 2005).

(17)

16 16

E.

E. Pohon masalahPohon masalah

Hipertensi/ terjadi perdarahan Hipertensi/ terjadi perdarahan

aneurisma aneurisma

Rupture arteri serebri Rupture arteri serebri

Ekstravasasi darah di otak Ekstravasasi darah di otak

Vasospasme arteri Vasospasme arteri

Menyebar ke hemisfer otak Menyebar ke hemisfer otak

Perdarahan serebri Perdarahan serebri TIK TIK  N  N erieri

Tekanan /perfusi serebral Tekanan /perfusi serebral

Metabolisme anaerob Metabolisme anaerob

Hipertensi/ terjadi perdarahan Hipertensi/ terjadi perdarahan

anoksia anoksia

Metabolit asam Metabolit asam

Pompa Na

Pompa Na++ dan Ka dan Ka++gagalgagal Aktifitas elektrolit terhenti Aktifitas elektrolit terhenti Iskemia

Iskemia

Na

Na++ dan H dan H 2

2O masuk ke selO masuk ke sel Edema intrasel Edema intrasel Acidosis lokal

Acidosis lokal

Perfusi jaringan serebral Perfusi jaringan serebral Pompa Na

Pompa Na++gagalgagal

Nekrosis jaringan dan edema Nekrosis jaringan dan edema

Edema Ekstrasel Edema Ekstrasel

(18)

17 17 Gangguan persepsi sensori

Gangguan persepsi sensori

Nekrosis jaringan dan edema Nekrosis jaringan dan edema

Gangguan komunikasi verbal Gangguan komunikasi verbal

Kematian progresif sel otak Kematian progresif sel otak

(defisit fungsi otak) (defisit fungsi otak)

Gangguan bicara/penglihatan, Gangguan bicara/penglihatan,

Lesi

Lesi Korteks Korteks Lesi Lesi di di Kapsul Kapsul Lesi Lesi batang batang otak otak Lesi Lesi di di Med. Med. SpinalisSpinalis

Kerusakan Nerves I-XII Kerusakan Nerves I-XII

Kesulitan mengunyah & menelan, Kesulitan mengunyah & menelan,

refleks batuk refleks batuk

Resiko ketidakefektifan jalan nafas Resiko ketidakefektifan jalan nafas Resiko gangguan nutrisi

Resiko gangguan nutrisi GangguanGangguan

Lesi upper & lower Lesi upper & lower

motor neuron motor neuron

Tirah baring lama Tirah baring lama

Resiko gangguan integritas kulit Resiko gangguan integritas kulit

Defisit perawatan diri Defisit perawatan diri Gangguan eliminasi urin Gangguan eliminasi urin

(19)

18 18

F.

F. Manifestasi klinisManifestasi klinis

Manifestasi klinis yang muncul pada klien stroke hemoralgik seperti: Manifestasi klinis yang muncul pada klien stroke hemoralgik seperti: 1.

1. Pengaruh terhadap status mental:Pengaruh terhadap status mental: a.

a. Tidak sadar : 30% - 40%Tidak sadar : 30% - 40%  b.

 b. Konfuse : 45% dari pasien biasanya sadarKonfuse : 45% dari pasien biasanya sadar 2.

2. Daerah arteri serebri media, arteri karotis interna akan menimbulkan:Daerah arteri serebri media, arteri karotis interna akan menimbulkan: a.

a. Hemiplegia kontralateral yang disertai hemianesthesia (30%-80%)Hemiplegia kontralateral yang disertai hemianesthesia (30%-80%)  b.

 b. Afasia bila mengenai hemisfer dominant (35%-50%)Afasia bila mengenai hemisfer dominant (35%-50%) c.

c. Apraksia bila mengenai hemisfer non dominant(30%)Apraksia bila mengenai hemisfer non dominant(30%) 3.

3. Daerah arteri serebri anterior akan menimbulkan gejala:Daerah arteri serebri anterior akan menimbulkan gejala: a.

a. hemiplegia dan hemianesthesia kontralateral terutama tungkai (30%-80%)hemiplegia dan hemianesthesia kontralateral terutama tungkai (30%-80%)  b.

 b. inkontinensia urin, afasia, atau apraksia tergantung hemisfer mana yaninkontinensia urin, afasia, atau apraksia tergantung hemisfer mana yan g terkena.g terkena. 4.

4. Daerah arteri serebri posteriorDaerah arteri serebri posterior a.

a.  Nyeri spontan pada kepala Nyeri spontan pada kepala  b.

 b. Afasia bila mengenai hemisfer dominant (35-50%)Afasia bila mengenai hemisfer dominant (35-50%) 5.

5. Daerah vertebra basiler akan menimbulkan:Daerah vertebra basiler akan menimbulkan: a.

a. Sering fatal karena mengenai pusat-pusat vital di batang otakSering fatal karena mengenai pusat-pusat vital di batang otak  b.

 b. Hemiplegia alternans atau tetraplegiaHemiplegia alternans atau tetraplegia c.

c. Kelumpuhan pseudobulbar (kelumpuhan otot mata, kesulitan menelan, emosiKelumpuhan pseudobulbar (kelumpuhan otot mata, kesulitan menelan, emosi labil).

(20)

19 19 Apabila dilihat bagian hemisfer mana yang terkena, gejala dapat berupa:

Apabila dilihat bagian hemisfer mana yang terkena, gejala dapat berupa: 1.

1. Stroke hemisfer kananStroke hemisfer kanan a.

a. Hemiparese sebelah kiri tubuhHemiparese sebelah kiri tubuh  b.

 b. Penilaian burukPenilaian buruk c.

c. Mempunyai kerentanan terhadap sisi kontralateral sebagai kemungkinan terjatuhMempunyai kerentanan terhadap sisi kontralateral sebagai kemungkinan terjatuh ke sisi yang berlawanan

ke sisi yang berlawanan 2.

2. Stroke hemisfer kiriStroke hemisfer kiri a.

a. Mengalami hemiparese kananMengalami hemiparese kanan  b.

 b. Perilaku lambat dan sangat berhati-hatiPerilaku lambat dan sangat berhati-hati c.

c. Kelainan bidang pandang sebelah kananKelainan bidang pandang sebelah kanan d.

d. Disfagia globalDisfagia global e.

e. AfasiaAfasia f.

f. Mudah frustasiMudah frustasi

G.

G. Pemeriksaan diagnosticPemeriksaan diagnostic

Pemeriksaan penunjang disgnostik yang dapat dilakukan adalah : Pemeriksaan penunjang disgnostik yang dapat dilakukan adalah : 1.

1. laboratorium: mengarah pada pemeriksaan darah lengkap, elektrolit, kolesterol,laboratorium: mengarah pada pemeriksaan darah lengkap, elektrolit, kolesterol, dan bila perlu analisa gas darah, gula darah dsb.

dan bila perlu analisa gas darah, gula darah dsb. 2.

2. CT scan kepala untuk mengetahui lokasi dan luasnya perdarahan atau infarkCT scan kepala untuk mengetahui lokasi dan luasnya perdarahan atau infark 3.

3. MRI untuk mengetahui adanya edema, infark, MRI untuk mengetahui adanya edema, infark, hematom dan bergesernya strukturhematom dan bergesernya struktur otak

(21)

20 20 4.

4. Angiografi untuk mengetahui penyebab dan gambaran yang jelas mengenaiAngiografi untuk mengetahui penyebab dan gambaran yang jelas mengenai  pembuluh darah yang terganggu.

 pembuluh darah yang terganggu. 5.

5. Fungsi Lumbal : Menunjukan adanya tekFungsi Lumbal : Menunjukan adanya tekanan normal dan biasanya ada trombosis,anan normal dan biasanya ada trombosis, emboli serabral dan TIA, sedangkan tekanan meningkat dan cairan yang emboli serabral dan TIA, sedangkan tekanan meningkat dan cairan yang mengandung darah menujukan adanya hemoragi suaraknoid intrakranial. Kadar mengandung darah menujukan adanya hemoragi suaraknoid intrakranial. Kadar  protein

 protein meningkat meningkat pada pada kasus kasus trombosis trombosis sehubungan sehubungan dengan dengan adanya adanya prosesproses imflamasi.

imflamasi. 6.

6. Mengidentifikasi maslah didasarkan pada gelombang otak dan mungkin adanyaMengidentifikasi maslah didasarkan pada gelombang otak dan mungkin adanya daerah lesi yang spesifik.

daerah lesi yang spesifik. 7.

7. Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal daerah yang berlawanan dariMenggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal daerah yang berlawanan dari masa yang meluas; klasifikasi karptis interna terdapat pada trombosis serebral. masa yang meluas; klasifikasi karptis interna terdapat pada trombosis serebral. 8.

8. Ultrasonografi Doppler : Mengidentifikasi penyakit arteriovena (masalah systemUltrasonografi Doppler : Mengidentifikasi penyakit arteriovena (masalah system arteri karotis), aliran darah / muncul plak (arteriosklerotik).

arteri karotis), aliran darah / muncul plak (arteriosklerotik).

H.

H. PenatalaksanaanPenatalaksanaan 1.

1. Tata laksana umum di ruang gawat dTata laksana umum di ruang gawat d arurat (Christanto et al, 2014).arurat (Christanto et al, 2014). a.

a. Stabilisasi jalan napas dan pernapasan. Oksigen diberikan apabila satu rasiStabilisasi jalan napas dan pernapasan. Oksigen diberikan apabila satu rasi oksigen <95%. Intubasi endotracheal pada pasien yang mengalami hipoksia, syok, oksigen <95%. Intubasi endotracheal pada pasien yang mengalami hipoksia, syok, dan beresiko mengalami aspirasi.

dan beresiko mengalami aspirasi.  b.

 b. Stabilisasi hemodinamik dengan cara:Stabilisasi hemodinamik dengan cara: 1)

1) Cairan kristaloid dan koloid intravena. Hindari cairan hipotonik.Cairan kristaloid dan koloid intravena. Hindari cairan hipotonik. 2)

2) Pemasangan kateter vena sentral, dengan target 5-12 cmH2O.Pemasangan kateter vena sentral, dengan target 5-12 cmH2O. 3)

(22)

21 21 c.

c. Pengendalian peningkatan tekanan intracranial (TIK). Hal-hal yang dapatPengendalian peningkatan tekanan intracranial (TIK). Hal-hal yang dapat dikerjakan pada pasien dengan kecurigaan peningkatan tekanan intracranial antara dikerjakan pada pasien dengan kecurigaan peningkatan tekanan intracranial antara lain:

lain: 1)

1) Elevasi Elevasi kepala kepala 20-30 20-30 derajat.derajat. 2)

2) Posisikan pasien jangan sampai menekan vena jugularis.Posisikan pasien jangan sampai menekan vena jugularis. 3)

3) Hindari pemberian cairan glukosa, cairan hipotonik, dan hipertermia.Hindari pemberian cairan glukosa, cairan hipotonik, dan hipertermia. 4)

4) Jaga normovolemiaJaga normovolemia 5)

5) Osmoterapi dengan indikasiOsmoterapi dengan indikasi a)

a) Manitol 0,25-0,5 g/KgBB diberikan selama >20 menit, diulangi setiap 4-6Manitol 0,25-0,5 g/KgBB diberikan selama >20 menit, diulangi setiap 4-6  jam dengan target <310 mOsm/L

 jam dengan target <310 mOsm/L  b)

 b) Berikan furosemide dengandosis inisial 1 mg/ KgBB intravena.Berikan furosemide dengandosis inisial 1 mg/ KgBB intravena. 6)

6) Paralisis neuromuskuler dan sedasiParalisis neuromuskuler dan sedasi 7)

7) Drainase vertikular dianjurkan pada hidrosefalus akut akibat stroke iskemikDrainase vertikular dianjurkan pada hidrosefalus akut akibat stroke iskemik serebelum.

serebelum. d.

d. Penanganan trasformasi hemoralgikPenanganan trasformasi hemoralgik e.

e. Pengendalian kejang, bila kejang berikan diazepam 5-20 mg bolus lambatPengendalian kejang, bila kejang berikan diazepam 5-20 mg bolus lambat intravena diikuti oleh fenitoin dengan dosis 16-20 mg/kg bolus dengan kecepatan intravena diikuti oleh fenitoin dengan dosis 16-20 mg/kg bolus dengan kecepatan maksimum 50 mg/menit pasien perlu dirawat di ICU bila

maksimum 50 mg/menit pasien perlu dirawat di ICU bila terdapat kejang.terdapat kejang. f.

f. Pengendalian suhu tubuh.Pengendalian suhu tubuh.

Penatalaksanaan penderita dengan SH adalah sebagai berikut: Penatalaksanaan penderita dengan SH adalah sebagai berikut:

(23)

22 22

2.

2. Tatalaksana umum di ruang rawat (Christanto et al, Tatalaksana umum di ruang rawat (Christanto et al, 2014).2014). a.

a. Jaga evolemi dengan pemberian cairan isotonis. Kebutuhan cairan total 30Jaga evolemi dengan pemberian cairan isotonis. Kebutuhan cairan total 30 ml/KgBB/hari.

ml/KgBB/hari.  b.

 b. Jaga keseimbangan cairan elektrolit (Na, K, Ca, Jaga keseimbangan cairan elektrolit (Na, K, Ca, Mg) usaha nilai normal tercapai.Mg) usaha nilai normal tercapai. c.

c. Koreksi asidosis dan alkalosis yang mungkin terjadiKoreksi asidosis dan alkalosis yang mungkin terjadi d.

d.  Nutrisi  Nutrisi enteral enteral paling paling lambat lambat diberikan diberikan dala dala 48 48 jam. jam. Apabla Apabla terdapat terdapat gangguangangguan menelan dan penurunan kesadaran, makanan diberikan melalui selang NGT. menelan dan penurunan kesadaran, makanan diberikan melalui selang NGT. Kebutuhan kalori 25-30 kkal/KgBB/hari.

Kebutuhan kalori 25-30 kkal/KgBB/hari. e.

e. Mobilisasi dan cegah komplikasi sub akut (aspirasi, malnutrisi, pneumonia,Mobilisasi dan cegah komplikasi sub akut (aspirasi, malnutrisi, pneumonia, thrombosis vena dalam, emboli paru, decubitus, komplikasi ortopedi dan thrombosis vena dalam, emboli paru, decubitus, komplikasi ortopedi dan kontraktur). Pada pasien yang beresiko mengalami thrombosis vena dalam kontraktur). Pada pasien yang beresiko mengalami thrombosis vena dalam  berikan heparin subkutan 2x5000 IU/hari.

 berikan heparin subkutan 2x5000 IU/hari. f.

f. Antibiotic atas indikasi dan sesuaikan dengan pola kuman.Antibiotic atas indikasi dan sesuaikan dengan pola kuman. g.

g. Analgetik, anti emetic, dan antagonis H2 diberikan apabila terdapat indikasiAnalgetik, anti emetic, dan antagonis H2 diberikan apabila terdapat indikasi h.

h. Pemasangan kateter urine sebaiknya dilakukan intermiten.Pemasangan kateter urine sebaiknya dilakukan intermiten. i.

i. Hati-hati dalam suction, menggerakan dan memandikan pasien karena dapatHati-hati dalam suction, menggerakan dan memandikan pasien karena dapat mempengaruhi TIK.

mempengaruhi TIK.

3.

3. Penatalaksanaan menurut Sylvia dan Lorraine (2006).Penatalaksanaan menurut Sylvia dan Lorraine (2006). a.

a. Posisi kepala dan badan atas 20-30 derajat, posisi miring jika muntah dan bolehPosisi kepala dan badan atas 20-30 derajat, posisi miring jika muntah dan boleh dimulai mobilisasi bertahap jika hemodinamika stabil.

dimulai mobilisasi bertahap jika hemodinamika stabil.  b.

 b. Bebaskan jalan nafas dan pertahankan ventilasi yang adekuat, bila perlu diberikanBebaskan jalan nafas dan pertahankan ventilasi yang adekuat, bila perlu diberikan ogsigen sesuai kebutuhan.

(24)

23 23 c.

c. Tanda-tanda vital diusahakan stabilTanda-tanda vital diusahakan stabil d.

d. Bed restBed rest e.

e. Koreksi adanya hiperglikemia atau hipoglikemiaKoreksi adanya hiperglikemia atau hipoglikemia f.

f. Pertahankan keseimbangan cairan dan elektrolitPertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit g.

g. Kandung kemih yang penuh dikosongkan, bila perlu lakukan kateterisasiKandung kemih yang penuh dikosongkan, bila perlu lakukan kateterisasi h.

h. Pemberian cairan intravena berupa kristaloid atau koloid dan Pemberian cairan intravena berupa kristaloid atau koloid dan hindari penggunaanhindari penggunaan glukosa murni atau cairan hipotonik.

glukosa murni atau cairan hipotonik. i.

i. Hindari kenaikan suhu, batuk, konstipasi, atau suction berlebih yang dapatHindari kenaikan suhu, batuk, konstipasi, atau suction berlebih yang dapat meningkatkan TIK.

meningkatkan TIK.  j.

 j.  Nutrisi  Nutrisi per oral per oral hanya diberikan hanya diberikan jika fungsjika fungsi menelan i menelan baik. Jika baik. Jika kesadaran mkesadaran menurunenurun atau ada gangguan menelan sebaiknya dipasang NGT.

atau ada gangguan menelan sebaiknya dipasang NGT. k.

k. Penatalaksanaan Penatalaksanaan spesifiknya spesifiknya yaitu yaitu dengan dengan pemberian pemberian obat obat neuroprotektor,neuroprotektor, antikoagulan, trombolisis intraven, diuretic, antihipertensi, dan tindakan antikoagulan, trombolisis intraven, diuretic, antihipertensi, dan tindakan  pembedahan, menurunkan TIK yang tinggi.

(25)

24 24

I.

I. Proses keperawatanProses keperawatan

1.

1. Pengkajian data keperawatanPengkajian data keperawatan a.

a. Identitas klien: Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenisIdentitas klien: Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor register, diagnose medis.

MRS, nomor register, diagnose medis.  b.

 b. Keluhan utama: Biasanya didapatkan kelemahan anggota gerak sebelah badan,Keluhan utama: Biasanya didapatkan kelemahan anggota gerak sebelah badan,  bicara pelo, dan tidak dapat berkomunikasi. (Jusuf Misbach, 1999)

 bicara pelo, dan tidak dapat berkomunikasi. (Jusuf Misbach, 1999) c.

c. Riwayat penyakit sekarang: Serangan stroke hemoragik seringkali berlangsungRiwayat penyakit sekarang: Serangan stroke hemoragik seringkali berlangsung sangat mendadak, pada saat klien sedang melakukan aktivitas. Biasanya terjadi sangat mendadak, pada saat klien sedang melakukan aktivitas. Biasanya terjadi nyeri kepala, mual, muntah bahkan kejang sampai tidak sadar, disamping gejala nyeri kepala, mual, muntah bahkan kejang sampai tidak sadar, disamping gejala kelumpuhan separoh badan atau gangguan fungsi otak yang lain. (Siti Rochani, kelumpuhan separoh badan atau gangguan fungsi otak yang lain. (Siti Rochani, 2000).

2000). d.

d. Riwayat penyakit dahulu: Adanya riwayat hipertensi, diabetes militus, penyakitRiwayat penyakit dahulu: Adanya riwayat hipertensi, diabetes militus, penyakit  jantung, anemia, riwayat trauma kepala,

 jantung, anemia, riwayat trauma kepala, kontrasepsi oral yang lama, penkontrasepsi oral yang lama, penggunaanggunaan obat-obat anti koagulan, aspirin, vasodilator, obat-obat adiktif, kegemukan. obat-obat anti koagulan, aspirin, vasodilator, obat-obat adiktif, kegemukan. (Donna D. Ignativicius, 1995).

(Donna D. Ignativicius, 1995). e.

e. Riwayat penyakit keluarga: Biasanya ada riwayat keluarga yang menderitaRiwayat penyakit keluarga: Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi ataupun diabetes militus. (Hendro Susilo, 2000).

hipertensi ataupun diabetes militus. (Hendro Susilo, 2000). f.

f. Riwayat psikososial: Stroke memang suatu penyakit yang sangat mahal. BiayaRiwayat psikososial: Stroke memang suatu penyakit yang sangat mahal. Biaya untuk pemeriksaan, pengobatan dan perawatan dapat mengacaukan keuangan untuk pemeriksaan, pengobatan dan perawatan dapat mengacaukan keuangan keluarga sehingga faktor biaya ini dapat mempengaruhi stabilitas emosi dan keluarga sehingga faktor biaya ini dapat mempengaruhi stabilitas emosi dan  pikiran klien dan keluarga.

(26)

25 25 g.

g. Pola-pola fungsi kesehatan:Pola-pola fungsi kesehatan: 1)

1) Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat. Biasanya ada riwayat perokok,Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat. Biasanya ada riwayat perokok,  penggunaan alkohol, penggunaan obat kon

 penggunaan alkohol, penggunaan obat kontrasepsi oral.trasepsi oral. 2)

2) Pola nutrisi dan metabolisme , adanya keluhan kesulitan menelan, nafsu makanPola nutrisi dan metabolisme , adanya keluhan kesulitan menelan, nafsu makan menurun, mual muntah pada fase akut.

menurun, mual muntah pada fase akut. 3)

3) Pola eliminasi: Biasanya terjadi inkontinensia urine dan pada pola defekasiPola eliminasi: Biasanya terjadi inkontinensia urine dan pada pola defekasi  biasanya terjadi konstipasi akibat penurunan peristaltik usus.

 biasanya terjadi konstipasi akibat penurunan peristaltik usus. 4)

4) Pola aktivitas dan latihan, adanya kesukaran untuk beraktivitas karena kelemahan,Pola aktivitas dan latihan, adanya kesukaran untuk beraktivitas karena kelemahan, kehilangan sensori atau paralise/ hemiplegi, mudah lelah.

kehilangan sensori atau paralise/ hemiplegi, mudah lelah. 5)

5) Pola tidur dan istirahat biasanya klien mengalami kesukaran untuk istirahat karenaPola tidur dan istirahat biasanya klien mengalami kesukaran untuk istirahat karena kejang otot/nyeri otot.

kejang otot/nyeri otot. 6)

6) Pola hubungan dan peran: Adanya perubahan hubungan dan peran karena klienPola hubungan dan peran: Adanya perubahan hubungan dan peran karena klien mengalami kesukaran untuk berkomunikasi akibat gangguan bicara.

mengalami kesukaran untuk berkomunikasi akibat gangguan bicara. 7)

7) Pola persepsi dan konsep diri: Klien merasa tidak berdaya, tidak ada harapan,Pola persepsi dan konsep diri: Klien merasa tidak berdaya, tidak ada harapan, mudah marah, tidak kooperatif.

mudah marah, tidak kooperatif. 8)

8) Pola sensori dan kognitif: Pada pola sensori klien mengalami gangguanPola sensori dan kognitif: Pada pola sensori klien mengalami gangguan  penglihatan/ kekaburan

 penglihatan/ kekaburan pandangan, ppandangan, perabaan/ sentuhan erabaan/ sentuhan menurun pada menurun pada muka danmuka dan ekstremitas yang sakit. Pada pola kognitif biasanya terjadi penurunan memori dan ekstremitas yang sakit. Pada pola kognitif biasanya terjadi penurunan memori dan  proses berpikir.

 proses berpikir. 9)

9) Pola reproduksi seksual: Biasanya terjadi penurunan gairah seksual akibat dariPola reproduksi seksual: Biasanya terjadi penurunan gairah seksual akibat dari  beberapa

 beberapa pengobatan pengobatan stroke, stroke, seperti seperti obat obat anti anti kejang, kejang, anti anti hipertensi, hipertensi, antagonisantagonis histamin.

(27)

26 26 10)

10) Pola penanggulangan stress: Klien biasanya mengalami kesulitan untukPola penanggulangan stress: Klien biasanya mengalami kesulitan untuk memecahkan masalah karena gangguan proses berpikir dan kesulitan memecahkan masalah karena gangguan proses berpikir dan kesulitan  berkomunikasi.

 berkomunikasi. 11)

11) Pola tata nilai dan kepercayaan: Klien biasanya jarang melakukan ibadah karenaPola tata nilai dan kepercayaan: Klien biasanya jarang melakukan ibadah karena tingkah laku yang tidak stabil, kelemahan/kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh. tingkah laku yang tidak stabil, kelemahan/kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh. h.

h. Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik 1)

1) Keadaan Keadaan umum: umum: mengelami mengelami penurunan kespenurunan kesadaran, Suara adaran, Suara bicara bicara : : kadangkadang mengalami gangguan yaitu sukar dimengerti, kadang tidak bisa bicara/afasia: mengalami gangguan yaitu sukar dimengerti, kadang tidak bisa bicara/afasia: tanda-tanda vital: TD meningkat, nadi bervariasi.

tanda-tanda vital: TD meningkat, nadi bervariasi. 2)

2) Pemeriksaan integument:Pemeriksaan integument: a)

a) Kulit: jika klien kekurangan O2 kulit akan tampak pucat dan jika kekuranganKulit: jika klien kekurangan O2 kulit akan tampak pucat dan jika kekurangan cairan maka turgor kulit kan jelek. Di samping itu perlu juga dikaji tanda-tanda cairan maka turgor kulit kan jelek. Di samping itu perlu juga dikaji tanda-tanda dekubitus terutama pada daerah yang menonjol karena klien CVA Bleeding harus dekubitus terutama pada daerah yang menonjol karena klien CVA Bleeding harus  bed rest 2-3 minggu.

 bed rest 2-3 minggu.  b)

 b) Kuku : perlu dilihat adanya clubbing finger, cyanosis.Kuku : perlu dilihat adanya clubbing finger, cyanosis. c)

c) Rambut : umumnya tidak ada kelainan.Rambut : umumnya tidak ada kelainan. 3)

3) Pemeriksaan kepala dan leher:Pemeriksaan kepala dan leher: a)

a) Kepala: bentuk normocephalikKepala: bentuk normocephalik  b)

 b) Wajah: umumnya tidak simetris yaitu mencong ke Wajah: umumnya tidak simetris yaitu mencong ke salah satu sisi.salah satu sisi. c)

(28)

27 27 4)

4) Pemeriksaan dada: Pada pernafasan kadang didapatkan suara nafas terdengarPemeriksaan dada: Pada pernafasan kadang didapatkan suara nafas terdengar ronchi, wheezing ataupun suara nafas tambahan, pernafasan tidak teratur akibat ronchi, wheezing ataupun suara nafas tambahan, pernafasan tidak teratur akibat  penurunan refleks batuk dan menelan.

 penurunan refleks batuk dan menelan. 5)

5) Pemeriksaan abdomen: Didapatkan penurunan peristaltik usus akibat bed restPemeriksaan abdomen: Didapatkan penurunan peristaltik usus akibat bed rest yang lama, dan kadang terdapat kembung.

yang lama, dan kadang terdapat kembung. 6)

6) Pemeriksaan inguinal, genetalia, anus: Kadang terdapat incontinensia atauPemeriksaan inguinal, genetalia, anus: Kadang terdapat incontinensia atau retensio urine.

retensio urine. 7)

7) Pemeriksaan ekstremitas: Sering didapatkan kelumpuhan pada salah satu sisiPemeriksaan ekstremitas: Sering didapatkan kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh.

tubuh. 8)

8) Pemeriksaan neurologi:Pemeriksaan neurologi: a)

a) Pemeriksaan nervus cranialis: Umumnya terdapat gangguan nervus cranialis VIIPemeriksaan nervus cranialis: Umumnya terdapat gangguan nervus cranialis VII dan XII central.

dan XII central.  b)

 b) Pemeriksaan motorik:Hampir selalu terjadi kelumpuhan/ kelemahan pada salahPemeriksaan motorik:Hampir selalu terjadi kelumpuhan/ kelemahan pada salah satu sisi tubuh.

satu sisi tubuh. c)

c) Pemeriksaan sensorik: Dapat terjadi hemihipestesi.Pemeriksaan sensorik: Dapat terjadi hemihipestesi. d)

d) Pemeriksaan refleks: Pada fase akut reflek fisiologis sisi yang lumpuh akanPemeriksaan refleks: Pada fase akut reflek fisiologis sisi yang lumpuh akan menghilang. Setelah beberapa hari refleks fisiologis akan muncul kembali menghilang. Setelah beberapa hari refleks fisiologis akan muncul kembali didahuli dengan refleks patologis.(Jusuf Misbach, 1999).

(29)

28 28 2.

2. Analisa Analisa DataData No

No DATA DATA PROBLEM PROBLEM ETIOLOGI ETIOLOGI DIAGNOSA DIAGNOSA KEPERAWATANKEPERAWATAN 1.

1. Subyektif (S) :Subyektif (S) : 1.

1. Klien mengatakan nyeriKlien mengatakan nyeri kepala dengan kepala dengan  pengka  pengkajian P,Q,R,S,T.jian P,Q,R,S,T. Obyektif (O) : Obyektif (O) : 1.

1. Klien tampakKlien tampak

mengerutkan muka dan mengerutkan muka dan memegang kepala. memegang kepala. 2.

2. Tangan tampakTangan tampak menggenggam erat. menggenggam erat. Gangguan rasa Gangguan rasa nyaman; nyeri nyaman; nyeri Peningkatan

Peningkatan TIK TIK Gangguan Gangguan rasa rasa nyaman; nyaman; nyerinyeri  berhu

 berhubungbungan dean dengan ngan peningpeningkatankatan TIK TIK 2. 2. Subyektif (S) :Subyektif (S) : 1. 1. Gangguan perfusi Gangguan perfusi  jaringan o

 jaringan otaktak

Perdarahan Perdarahan intracerebral intracerebral

Gangguan perfusi jaringan otak yang Gangguan perfusi jaringan otak yang  berhubung

 berhubungan dengan an dengan perdarahaperdarahann

Obyektif (O) : Obyektif (O) :

1.

1. Penurunan kesadaranPenurunan kesadaran 2.

2. Kelemahan/kelumpuhan.Kelemahan/kelumpuhan. 3.

3. Hasil Hasil tes dtes diagnostikiagnostik

intracerebral intracerebral

3.

3. Subyektif (S) :Subyektif (S) : 1.

1. Klien mengatakab tidakKlien mengatakab tidak mampu

mampu  bergerak

 bergerak/menggera/menggerakankan ekstermitas. ekstermitas. Gangguan mobilitas Gangguan mobilitas fisik fisik Hemiparese/hemiplagia

Hemiparese/hemiplagia Gangguan Gangguan mobilitas mobilitas fisikfisik  berhubu

 berhubungan dengan denganngan hemiparese/hemiplagia hemiparese/hemiplagia

(30)

29 29 Obyektif (O) :

Obyektif (O) : 1.

1. Penurunan kesadaranPenurunan kesadaran 2.

2. Kelemahan/kelumpuhan.Kelemahan/kelumpuhan. 3.

3. Hasil Hasil tes dtes diagnostikiagnostik

intracerebral intracerebral

3.

3. Subyektif (S) :Subyektif (S) : 1.

1. Klien mengatakab tidakKlien mengatakab tidak mampu

mampu  bergerak

 bergerak/menggera/menggerakankan ekstermitas.

ekstermitas.

Obyektif (O) : Obyektif (O) :

1.

1. Hanya terbaring diHanya terbaring di tempat tidur. tempat tidur. Gangguan mobilitas Gangguan mobilitas fisik fisik Hemiparese/hemiplagia

Hemiparese/hemiplagia Gangguan Gangguan mobilitas mobilitas fisikfisik  berhubu

 berhubungan dengan denganngan hemiparese/hemiplagia hemiparese/hemiplagia

2.

2. Aktivitas dibantuAktivitas dibantu

4.

4. Subyektif (S) :Subyektif (S) : 1.

1. Klien mengatakan kaburKlien mengatakan kabur melihat

melihat tulisan/kata-ktulisan/kata-kataata Obyektif (O) :.

Obyektif (O) :. 1.

1. Visus Visus mata mata menurun.menurun. 2.

2. Kurang konsentrasiKurang konsentrasi

Gangguan persepsi Gangguan persepsi sensori. sensori. Penurunan sensori, Penurunan sensori,  penurun

 penurunan penglihaan penglihatantan

Gangguan persepsi sensori Gangguan persepsi sensori  berhubung

 berhubungan dengan an dengan penurunapenurunann sensori, penurunan penglihatan sensori, penurunan penglihatan

5

(31)

30 30 2.

2. Aktivitas dibantuAktivitas dibantu

4.

4. Subyektif (S) :Subyektif (S) : 1.

1. Klien mengatakan kaburKlien mengatakan kabur melihat

melihat tulisan/kata-ktulisan/kata-kataata Obyektif (O) :.

Obyektif (O) :. 1.

1. Visus Visus mata mata menurun.menurun. 2.

2. Kurang konsentrasiKurang konsentrasi

Gangguan persepsi Gangguan persepsi sensori. sensori. Penurunan sensori, Penurunan sensori,  penurun

 penurunan penglihaan penglihatantan

Gangguan persepsi sensori Gangguan persepsi sensori  berhubung

 berhubungan dengan an dengan penurunapenurunann sensori, penurunan penglihatan sensori, penurunan penglihatan

5 5. . Subyektif Subyektif (S):(S): 1. 1. Obyektif (O): Obyektif (O): 1.

1. Bicara pelo/afasiaBicara pelo/afasia 2.

2. Verbalisasi tidak sesuaiVerbalisasi tidak sesuai

Gangguan Gangguan

komunikasi verbal komunikasi verbal

 penurun

 penurunan sirkulasian sirkulasi darah otak

darah otak

angguan komunikasi verbal angguan komunikasi verbal  berhubung

 berhubungan dengan an dengan penurunapenurunann sirkulasi darah otak

sirkulasi darah otak

3.

3. Bicara gagapBicara gagap

6. 6.

Subyektif (S): Subyektif (S):

1.

1. Perubahan sensasi rasaPerubahan sensasi rasa Obyektif (O):

Obyektif (O): 1.

1. Kesulitan/ tidak mamapuKesulitan/ tidak mamapu menelan dan mengunyah menelan dan mengunyah

Resiko gangguan Resiko gangguan nutrisi nutrisi Kelemahan otot Kelemahan otot mengunyah dan mengunyah dan menelan menelan

Resiko gangguan nutrisi Resiko gangguan nutrisi  berhubung

 berhubungan dengan an dengan kelemahan kelemahan otototot mengunyah dan menelan

mengunyah dan menelan

7.

7. Subyektif (S):Subyektif (S): 1.

1. Klien mengatakan belumKlien mengatakan belum

Kurangnya Kurangnya  pemenuh  pemenuhanan

hemiparese/hemi

hemiparese/hemiplegi plegi Kurangnya Kurangnya pemenuhan pemenuhan perawatanperawatan diri yang berhubungan dengan diri yang berhubungan dengan

(32)

31 31 3.

3. Bicara gagapBicara gagap

6. 6.

Subyektif (S): Subyektif (S):

1.

1. Perubahan sensasi rasaPerubahan sensasi rasa Obyektif (O):

Obyektif (O): 1.

1. Kesulitan/ tidak mamapuKesulitan/ tidak mamapu menelan dan mengunyah menelan dan mengunyah

Resiko gangguan Resiko gangguan nutrisi nutrisi Kelemahan otot Kelemahan otot mengunyah dan mengunyah dan menelan menelan

Resiko gangguan nutrisi Resiko gangguan nutrisi  berhubung

 berhubungan dengan an dengan kelemahan kelemahan otototot mengunyah dan menelan

mengunyah dan menelan

7.

7. Subyektif (S):Subyektif (S): 1.

1. Klien mengatakan belumKlien mengatakan belum melakukan personal melakukan personal hiegine hiegine Obyektif (O): Obyektif (O): 1.

1. Bau badanBau badan

Kurangnya Kurangnya  pemenuh  pemenuhanan  perawatan  perawatan diridiri

hemiparese/hemi

hemiparese/hemiplegi plegi Kurangnya Kurangnya pemenuhan pemenuhan perawatanperawatan diri yang berhubungan dengan diri yang berhubungan dengan hemiparese/hemiplegi

hemiparese/hemiplegi

2.

2. Badan kotor, pakaianBadan kotor, pakaian tidak rapih

tidak rapih 3.

3. Tidak mampuTidak mampu melakukan ADL melakukan ADL 8.

8. Subyektif (S):Subyektif (S): 1.

1. Klien mengatakan sulitKlien mengatakan sulit menggerakan anggota menggerakan anggota tubuhnya tubuhnya Obyektif (O): Obyektif (O): 1.

1. Klien hanya berada diKlien hanya berada di tempat tidur. tempat tidur. Resiko gangguan Resiko gangguan integritas kulit integritas kulit Tirah

Tirah baring baring lama lama Resiko Resiko gangguan gangguan integritas integritas kulitkulit yang berhubungan tirah baring lama yang berhubungan tirah baring lama

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian adalah melakukan pemodelan dengan menggunakan Response Surface Method terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi

Vaksin memberi tubuh semacam “bocoran” karakteristik bakteri, virus, atau racun tertentu sehingga memungkinkan tubuh untuk belajar bagaimana cara mempertahankan diri. Jika tubuh

In God’s Image – Journal of Asian Women’s Resource Centre for Culture and Theology 28, no.. dengan kekerasan simbolis. Kekerasan ini dimaknai sebagai bentuk penggunaan bahasa

Hal tersebut terjadi dikarenakan dengan semakin besar nilai variance threshold yang digunakan maka pada saat justifikasi dengan fuzzy IR dilakukan toleransi yang

Jika untuk suatu bilangan bulat tak negatif N, syarat kondisi S salah dan I(N) benar, maka harga variabel akan sama dengan yang ditentukan dalam kondisi

Pada sistem tangki tekan mengunakan tekanan dari pompa yang dipasang pada tangki penampung bawah yang kemudian dialirkan menuju ke dalam suatu bejana (tangki) tertutup

Menghubungkan kutub positif dari sumber arus (sinyal generator) pada kaki kapasitor dan kutub negatif pada kaki resistor, dan menghubungkan kutub positif dari

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas netralisasi fragmen Imunoglobulin Y (IgY) Kering Beku anti enteropathogenic Escherichia coli (EPEe)