• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN BK DALAM MENGATASI TAWURAN PELAJAR.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERAN BK DALAM MENGATASI TAWURAN PELAJAR.docx"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN BK DALAM MENGATASI TAWURAN PELAJAR  PERAN BK DALAM MENGATASI TAWURAN PELAJAR  Untuk Memenuhi Ujian Pengantar Sistem Informatika

Untuk Memenuhi Ujian Pengantar Sistem Informatika Dosen Pengampu : Imam Azhari,

Dosen Pengampu : Imam Azhari, S.Si.,M.Kom.S.Si.,M.Kom.

Oleh

Oleh : : Iman Iman SariSari

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA

YOGYAKARTA 2012

▸ Baca selengkapnya: contoh kunjungan rumah dalam bk

(2)

KATA PENGANTAR 

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memeberikan rahmat serta karunia- Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang Alhamdulillah tepat  pada waktunya yang berjudul “PERAN KONSELOR MENGATASI TAWURAN PELAJAR”

Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita tentang permasalahan dan solusi yang ada. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaaan makalah ini.

Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam  penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai

segala usaha kita. Amin

Yogyakarta, 29 Oktober 2012

(3)

DAFTAR ISI BAB I 4 PENDAHULUAN.. 4 A. Latar Belakang. 4 B. Rumusan Masalah. 5 C. Tujuan. 5 BAB II 6 LANDASAN TEORI 6 BAB III 7 PEMBAHASAN.. 7

Peran Guru BK di Sekolah. 13 BAB IV.. 18

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dunia pendidikan kita sedang diguncang persoalan akibat seringnya terjadi tawuran antar   pelajar. Tiada hari tanpa tawuran pelajar khususnya tawuran antar pelajar tingkat SLTA. Tawuran yang sering dilakukan pada sekelompok remaja terutama oleh para pelajar seolah sudah tidak lagi menjadi pemberitaan dan pembicaraan yang asing lagi ditelinga kita. Tentu Psikologi remaja menjadi penyebab utama, yang sering kita dengar kan di berbagai media, tentunya itu sudah menjadi hakikat pada remaja dimanapun, namun hal tersebut bukan berarti tidak dapat dikendalikan di setiap sekolah.

Kekerasan sudah dianggap sebagai pemecah masalah yang sangat efektif yang dilakukan oleh  para remaja. Hal ini seolah menjadi bukti nyata bahwa seorang yang terpelajar pun leluasa melakukan hal-hal yang bersifat anarkis, premanis, dan rimbanis. Tentu saja perilaku buruk ini tidak hanya merugikan orang yang terlibat dalam perkelahian atau tawuran itu sendiri tetapi  juga merugikan orang lain yang tidak terlibat secara langsung.

Lalu mengapa tawuran antar pelajar ini bisa terjadi? Faktor apa sajakah yang menyebabkan tawuran antar pelajar ini? Apa saja dampak yang ditimbulkan dari tawuran yang dilakukan? Dan bagaimanakah kita sebagai manusia-manusia perbaikan bangsa mencari jawaban atas semua permasalahan-permasalahan yang terjadi pada tawuran pelajar ini?

Untuk mengatasi hal-hal tersebut, seperti diketahui disetiap sekolah, terutama SLTA terdapat guru BK yang bertugas sebagai guru bimbingan dan konseling/konselor yang membantu  peserta didik dalam membimbing para siswa untuk member pendidikan moral dan sebagainya. Bimbingan dan konseling dilaksanakan pada tiap-tiap sekolah. Dalam pelaksanaannya Bimbingan dan Konseling di sekolah di lakukan oleh guru BK itu sendiri. Umummya banyak  kesan negatif yang diberikan kepada BK. BK dianggap sebagai sesuatu yang menakutkan,  bermasalah, dan seolah-olah hanya anak-anak yang tidak disiplinlah yang berurusan dengan

BK. Namun pada dasarnya BK tidak seperti itu, tapi BK memberikan pelayanan-pelayanan tertentu seperti info tentang sekolah tingkat atas maupun perguruan tinggi. Bahkan lebih dari itu BK membantu siswa dalam menyelesaikan masalahnya.

Dalam pelaksanaannya di sekolah guru BK terkadang tidak hanya bekerja sendiri, tetapi terkadang juga melibatkan guru bidang studi. Guru bidang studi dapat dijadikan acuan untuk  menbantu guru BK dalam menangani masalah-masalah yang dihadapi oleh para siswa. Guru  bidang studi dianggap lebih memahami dan mengerti s iswanya dibandingkan dengan guru BK, kerena guru bidang studi memiliki kesempatan untuk bertatap muka dengan siswa lebih sering dibandingkan dengan guru BK yang hanya pada waktu-waktu tertentu saja memiliki kesempatan untuk memasuki kelas. Untuk itu perlu dikaji tentang peran guru bidang studi dalam hubungannya dengan bimbingan dan konseling. Pada umumnya tidak semua sekolah menerapkan aturan seperti ini karena hal tersebut tergantung pada otonomi tiap-tiap sekolah. Bimbingan memiliki tujuan yaitu untuk mengembagkan setiap individu sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Selain itu juga bimbingan dimaksudkan untuk agar individu siswa dapat mengembangkan dirinya secara optimal menjadi pribadi yang mandiri. Dengan tercapainya kemandirian tersebut, maka individu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan,

(5)

 baik keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sedangkan konseling bertujuan agar terjadi perubahan  pada tingkah laku siswa. Konselor yg dalam hal ini Guru Bidang Stusi memusatkan  perhatiannya kepada siswa dengan memcurahkan segala daya dan upaya demi perubahan pada diri siswa, yaitu perubahan ke arah yang lebih baik, teratasinya masalah yang sedang dihadapi oleh siswan terutama masalah tawuran pelajar yg marak sekarang terjadi.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pandangan masyarakat terhadap tawuran ? 2. Sejauh mana peran guru bidang studi di sekolah ? 3. Mengapa terjadi tawuran sekolah ?

4. Bagaimana pandangan masyarakat terhadap kinerja konselor sekolah ? 5. Bagaiamana peran konselor dalam mengatasi tawuran antarpelajar ?

C. Tujuan

1. Mengetahui pandangan masyarakat terhadap tawuran pelajar  2. Mengetahui sejauh mana peran guru BK di sekolah

3. Mengetahui akar permasalahan terjadinya tawuran

4. Mengetahui pandangan masyarakat terhadap kinerja konselor sekolah 5. Mengetahui peran konselor sekolah dalam mengatasi tawuran pelajar 

(6)

BAB II PEMBAHASAN

Pengertian Tawuran

Dalam kamus bahasa Indonesia “tawuran”dapat diartikan sebagai perkelahian yang meliputi  banyak orang. Sedangkan “pelajar” adalah seorang manusia yang belajar. Sehingga pengertian tawuran pelajar adalah perkelahian yang dilakukan oleh sekelompok orang yang mana  perkelahian tersebut dilakukan oleh orang yang sedang belajar 

Secara psikologis, perkelahian yang melibatkan pelajar usia remaja digolongkan sebagai salah satu bentuk kenakalan remaja (juvenile deliquency). Kenakalan remaja, dalam hal perkelahian, dapat digolongkan ke dalam 2 jenis delikuensi yaitu situasional dan sistematik.

1. Delikuensi situasional, perkelahian terjadi karena adanya situasi yang “mengharuskan” mereka untuk berkelahi. Keharusan itu biasanya muncul akibat adanya kebutuhan untuk  memecahkan masalah secara cepat.

2. Delikuensi sistematik, para remaja yang terlibat perkelahian itu berada di dalam suatu organisasi tertentu atau geng. Di sini ada aturan, norma dan kebiasaan tertentu yang harus diikuti angotanya, termasuk berkelahi. Sebagai anggota, tumbuh kebanggaan apabila dapat melakukan apa yang diharapkan oleh kelompoknya. Seperti yang kita ketahui bahwa pada masa remaja seorang remaja akan cenderung membuat sebuah genk yang mana dari  pembentukan genk inilah para remaja bebas melakukan apa saja tanpa adanya peraturan- peraturan yang harus dipatuhi karena ia berada dilingkup kelompok teman sebayanya.

(7)

BAB III

PEMBAHASAN

1. 1. Pandangan Masyarakat Terhadap Tawuran Pelajar

Tawuran??

Tawuran merupakan perilaku menyimpang yang di lakukan oleh sekelompok orang maupun sekelompok pelajar. Seperti yang disebutkan oleh Soerjono Soekanto tentang deviant yang diintegrasikan dengan kasus tawuran antar pelajar, dalam teorinya ia menyebutkan bahwa

deviation adalah penyimpangan terhadap kaidah dan nilai-nilai dalam masyarakat. Serta

melihat relevansi teori konflik Lewis Coser yang menyatakan konflik adalah perjuangan yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat untuk memperjuangkan nilai serta tuntutan atas status, kekuasaan dan sumber daya yang bersifat langka pada kelompok lain.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa tawuran merupakan suatu bentuk penyimpangan terhadap nilai-nilai persatuan, karena tawuran dapat menyebabkan disintegrasi, dan ini sangat tidak sesuai dengan dasar Negara Indonesia yaitu pancasila tepatnya pada sila ke-3 yang  berbunyi: “Persatuan Indonesia”.

Murid atau siswa atau pelajar? Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian murid berarti orang (anak) yang sedang berguru (belajar, bersekolah). Sedangkan menurut Prof. Dr. Shafique Ali Khan, pengertian siswa adalah orang yang datang ke suatu lembaga untuk memperoleh atau mempelajari beberapa tipe pendidikan. Seorang pelajar adalah orang yang mempelajari ilmu pengetahuan berapa pun usianya, darimana pun, siapa pun, dalam  bentuk apa pun, dengan bentuk biaya apa pun untuk meningkatkan intelek dan moralnya dalam

rangka mengembangkan dan membersihkan jiwanya dan mengikuti jalan kebaikan.

1. 2. Peran Guru BK di Sekolah

(8)

Dalam kelangsungan perkembangan dan pertumbuhan anak didik, berbagai pelayanan di selenggarakan. Masing-masing pelayanan itu memiliki peran yang sangat berguna dan  bermanfaat untuk memperlancar dan memberikan beak positive dalam proses perkembangan anak didik, khususnya dalam bidang tertentu yang menjadi fokus pelayanan yang dimaksud. Sebagai contoh peran guru dalam pelayanan pendidikan adalah mengajar, mendidik dan membimbing para siswa untuk memperoleh ilmu yang bermanfat dan dapat menggapai cita-cita yang di inginkan.

Seperti halnya pada pelayanan bimbingan konseling, konselor dalam hal ini guru BK berperen dalam upaya pemberian bantuan terhadap siswa agar bisa berkembang secara mandiri dan dapat menyelesaikan permasalahanya yang sedang dihadapi. Dengan adanya pelayanan  bimbingan konseling, siswa dapat memperoleh keuntungan. Kegunaan, manfaat , keuntungan, atau jasa yang diperoleh dari adanya suatu pelayanan merupakan hasil dari terlaksananya fungsi pelayanan tersebut. Dengan demikian peran bimbingan konseling dapat diketahuai dengan melihat fungsi – fungsi pelayanan bimbingan konseling seperti yang ada di bawah ini: Fungsi pemahaman

Fungsi pencegahan fungsi pengentasan

Fungsi pemeliharaan dan pengembangan.

Peran bimbingan konseling di sekolah dianggap sebagai polisi sekolah. Bimbingan konseling yang sebenarnya paling memiliki peran dalam pemeliharaan pribadi siswa, ditempatkan dalam konteks tindakan-tindakan yang menyangkut disipliner siswa.

Memanggil, memarahi, menghukum adalah proses yang dianggap menjadi lebel bimbingan konseling di banyak sekolah. Dengan kata lain bimbingan konseling di posisikan sebagai musuh bagi siswa yang bermasalah.

 Namun ketika merujik pada fungsi- fungsi yang ada dalam layanan bimbingan knseling,  bhwasanya bimbingan konseling memiliki peran sebagai berikut:

Bimbingan koseling berperan dalam mendampingi siswa dalam bebrapa hal, yaitu:  _dalam perkembangan beljar di sekolah

 _mengenal didri sendiri dan mengerti kemungkinan-kemungkinan yang terbuka bagi mereka.  _menentukan cita-cita dan tujuan dalam hidupnya serta menyusun rencana tujuan  – tujuan

tersebut.

(9)

B. Posisi bimbingan konseling di sekolah

Bimbingan konseling diposisikan secara tegas untuk mewujudkan prinsip keseimbangan. Lembaga ini menjadi tempat yang aman bagi setiap siswa untuk datang membuka diri tanpa rasa khawatir akan privacynya. Lembaga ini menjadi tempat setiap persoalan diadukan, setiap  problem di bantu untuk di uraikan, bahkan orang tua siswa pun dapat mengambil manfaatnnya

dari pelayanan bimbingan konseling.

C. Peran kepala sekolah, guru, walikelas dalam peningkatan peranan bimbingan konseling.

Keberhasilan penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah, tidak lepas dari pela yanan  berbagai pihak di sekolah. Selain guru BK sebagai pelaksana layanan bimbingan konseling,  penyelenggaraan bimbingan konselinhg juga perlu melibatkan kepala sekolah, guru mata  pelajaran, walikelas.

 _Kepala sekolah

Kepala sekolah selaku penanggung jawab seluruh penyelenggaraan pendidukan sekolah memegang peranan strategis dalam mengembangkan peran bimbingan konseling di sekolah. Tugas autu peran kepala sekolah dalam hal ini :

 Mengkoordinir segenap kegiatan yang diprogramkan yang berlangsung di sekolah sehingga pelayanan pengajaran, latihan, bimbingan konseling merupakan suatu kesatuan yang terpadu, harmonis dan dinamis.

 Menyediakan prasarana, tenaga dan berbagai kemudahan bagi terlaksananya Lmelakukan pengawasan dan pembinaan terahdap perencanaan dan pelaksanaan  program penilaian dan tindak lanjut pelayanan bimbingan konseling.

 Mempertanggung jawabkan pelaksanaan pelayanan bimbingan konseling di sekolah.  Memfasilitasi guru BK untuk mengembangkan kemampuan profesionalnya melalui

 berbagai kegiatan pengembangan profesi.

 Menyediakan fasilitas, kesemptan, dan dukungan dalam kepengawasan yang dilakukan oleh pengawas sekolah di bidang bimbingan konseling.

 _Peran guru mata pelajaran

Di sekolah tugas dan tanggung jawab guru yang utama adalah melaksanakan kegiatan  pembelajaran siswa. Walaupun demikian, bukan berarti dia sama sekali lepas denagn kegiatan  pelayanan bimbingan konseling di sekolah. Peran dan kontribusi guru mata pelajaran tetap sangat diharapkan guna kepentingan efektivitas dan efisien pelayanan bimbingan konseling. Sehingga peran guru mapel di sini, meliputi:

 Membantu memasarkan pelayanan bimbingan konseling kepada sis wa

 Membantu guru BK mengidentifikasikan siswa-siswa yang memerlukan pelayanan  bimbingan konseling.

 Mengalih tangankan siswa yang memerlukan layanan bimbingan konseling kepada guru BK.

 Menerima siswa alih tangan yang memerlukan pelayanan pengajaran atau latihan khusus

 Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru dengan murid, murid dengan murid yang menunjang pelaksanaan pelayanan bimbingan konseling.

(10)

 Memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa yang memerlukan layanan untuk  mengikuti layanan atau kegiatan yang di maksud.

 Berpartisipasikhusus dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa seperti konferensi kasus.

 Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian pelayanan  bimbingan konseling serta upaya tindak lanjutnya.

 _Peran wali kelas

Sebagai pengelola kelas tertentu, dalam pelayanan bimbingan konnseling, wali kelas berperan:  Membantu guru BK melaksanakan tugas-tugasnya khususnya di kelas yang menjadi

tanggung jawabnya.

 Membantu guru mapel melaksanakan peranya dalam pelaksanaan bimbingan konseling khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya.

 Membantu untuk memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa di kelasnya untuk mengikuti layanan bimbingan konseling.

 Berpartisipasi aktiv dalam kegiatan khusus bimbingan koonseling.

 Mengalih tangankan siswa yang memerlukan layanan bimbingan konseling pada guru BK.

1. 3. Faktor-faktor Terjadinya Tawuran

Faktor- faktor yang menyebabkan tawuran pelajar :

Berikut ini adalah faktor-faktor yang menyebabkan tawuran pelajar, diantaranya : a. Faktor Internal

Faktor internal ini terjadi didalam diri individu itu sendiri yang berlangsung melalui proses internalisasi diri yang keliru dalam menyelesaikan permasalahan disekitarnya dan semua  pengaruh yang datang dari luar. Remaja yang melakukan perkelahian biasanya tidak mampu melakukan adaptasi dengan lingkungan yang kompleks. Maksudnya, ia tidak dapat menyesuaikan diri dengan keanekaragaman pandangan, ekonomi, budaya dan berbagai keberagaman lainnya yang semakin lama semakin bermacam-macam. Para remaja yang mengalami hal ini akan lebih tergesa-gesa dalam memecahkan segala masalahnya tanpa  berpikir terlebih dahulu apakah akibat yang akan ditimbulkan. Selain itu, ketidakstabilan emosi  para remaja juga memiliki andil dalam terjadinya perkelahian. Mereka biasanya mudah friustasi, tidak mudah mengendalikan diri, tidak peka terhadap orang-orang disekitarnya. Seorang remaja biasanya membutuhkan pengakuan kehadiran dirinya ditengah-tengah orang-orang sekelilingnya.

 b. Faktor Eksternal

(11)

 Faktor Keluarga

Keluarga adalah tempat dimana pendidikan pertama dari orangtua diterapkan. Jika seorang anak terbiasa melihat kekerasan yang dilakukan didalam keluarganya maka setelah ia tumbuh menjadi remaja maka ia akan terbiasa melakukan kekerasan karena inilah kebiasaan yang datang dari keluarganya. Selain itu ketidak harmonisan keluarga juga bisa menjadi penyebab kekerasan yang dilakukan oleh pelajar. Suasana keluarga yang menimbulkan rasa tidak aman dan tidak menyenangkan serta hubungan keluarga yang kurang baik dapat menimbulkan  bahaya psikologis bagi setiap usia terutama pada masa remaja.

3

Menurut Hirschi (dalam Mussen dkk, 1994). Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa salah satu

 penyebab kenakalan remaja dikarenakan tidak berfungsinya orang tua sebagai figure teladan yang baik bagi anak (hawari, 1997).

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa salah satu penyebab kenakalan remaja dikarenakan tidak berfungsinya orang tua sebagai figure teladan yang baik bagi anak (hawari, 1997). Jadi disinilah peran orangtua sebagai penunjuk jalan anaknya untuk selalu berprilaku  baik.

 Faktor Sekolah

Sekolah tidak hanya untuk menjadikan para siswa pandai secara akademik namun juga pandai secara akhlaknya . Sekolah merupakan wadah untuk para siswa mengembangkan diri menjadi lebih baik. Namun sekolah juga bisa menjadi wadah untuk siswa menjadi tidak baik, hal ini dikarenakan hilangnya kualitas pengajaran yang bermutu. Contohnya disekolah tidak jarang ditemukan ada seorang guru yang tidak memiliki cukup kesabaran dalam mendidik anak  muruidnya akhirnya guru tersebut menunjukkan kemarahannya melalui kekerasan. Hal ini bisa saja ditiru oleh para siswanya. Lalu disinilah peran guru dituntut untuk menjadi seorang  pendidik yang memiliki kepribadian yang baik.

 Faktor Lingkungan

Lingkungan rumah dan lingkungan sekolah dapat mempengaruhi perilaku remaja. Seorang remaja yang tinggal dilingkungan rumah yang tidak baik akan menjadikan remaja tersebut ikut menjadi tidak baik. Kekerasan yang sering remaja lihat akan membentuk pola kekerasan dipikiran para remaja. Hal ini membuat remaja bereaksi anarkis. Tidak adanya kegiatan yang dilakukan untuk mengisi waktu senggang oleh para pelajar disekitar rumahnya juga bisa mengakibatkan tawuran.

(12)

Hal yang menjadi pemicu tawuran :

Tak jarang disebabkan oleh saling mengejek atau bahkan hanya saling menatap antar sesama  pelajar yang berbeda sekolahan. Bahkan saling rebutan wanita pun bisa menjadi pemicu

tawuran. Dan masih banyak lagi sebab-sebab lainnya.

Dampak karena tawuran pelajar :

a. Kerugian fisik, pelajar yang ikut tawuran kemungkinan akan menjadi korban. Baik itu cedera ringan, cedera berat, bahkan sampai kematian

 b. Masyarakat sekitar juga dirugikan. Contohnya : rusaknya rumah warga apabila pelajar  yang tawuran itu melempari batu dan mengenai rumah warga

c. Terganggunya proses belajar mengajar  d. Menurunnya moralitas para pelajar 

e. Hilangnya perasaan peka, toleransi, tenggang rasa, dan saling menghargai

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi tawuran pelajar : a. Memberikan pendidikan moral untuk para pelajar 

 b. Menghadirkan seorang figur yang baik untuk dicontoh oleh para pelajar. Seperti hadirnya seorang guru, orangtua, dan teman sebaya yang dapat mengarahkan para pelajar untuk selalu  bersikap baik 

c. Memberikan perhatian yang lebih untuk para remaja yang sejatinya sedang mencari jati diri

d. Memfasilitasi para pelajar untuk baik dilingkungan rumah atau dilingkungan sekolah untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat diwaktu luangnya. Contohnya : membentuk ikatan remaja masjid atau karangtaruna dan membuat acara-acara yang  bermanfaat, mewajibkan setiap siswa mengikuti organisasi atau ekstrakulikuler disekolahnya

Kartini kartono pun menawarkan beberapa cara untuk mengurangi tawuran remaja, diantaran ya :

- Banyak mawas diri, melihat kelemahan dan kekurangan sendiri dan melakukan koreksi terhadap kekeliruan yang sifatnya tidak mendidik dan tidak menuntun

- Memberikan kesempatan kepada remaja untuk beremansipasi dengan cara yang baik dan sehat

(13)

- Memberikan bentuk kegiatan dan pendidikan yang relevan dengan kebutuhan remaja zaman sekarang serta kaitannya dengan perkembangan bakat dan potensi remaja.

1. 4. Pandangan Masyarakat Terhadap Kinerja Konselor Sekolah

Peran Guru BK di Sekolah

Masalah yang terjadi dalam dunia pendidikan sangat kompleks, baik yang berhubungan dengan kurikulum, fasilitas pendidikan, guru dan peserta didik. karena itulah peran guru Bimbingan dan Konseling sangat dibutuhkan. oleh karena itu para guru BK harus ekstra sabar dan mau  bekerja ekstra untuk meluangkan waktunya memahami lingkungan sekitarnya (dalam sekolah).

karena peran guru BK adalah mencegah agar tidak terjadi masalah dan menuntaskan masalah apabila sesuatu telah terjadi. sekarang masih banyak guru BK yang masih belum peduli terhadap hal-hal yang terjadi di sekolahnya.

Guru BK seolah-olah hanya sebagai satpam dan polisi sekolah, dimana guru BK hanya menerima siswa yang bermasalah seperti berdiri di depan pintu gerbang menunggu siswa yang terlambat, menghakimi siswa yang berkelahi, bahkan guru BK memegang POIN pelanggaran sekolah. sehingga para peserta didik enggan dan tidak mau untuk datang kepada guru BK  untuk sekedar cerita, konseling dan bertanya tentang seputar perkembangan diri siswa. Hal ini karena mereka takut akan mendapat hukuman dan mendapat poin apabila yang telah diceritakan adalah hal yang negatif. perlu diketahui bahwa tugas guru Bimbingan dan Konseling bukan untuk hal yang seperti itu. tetapi tugas guru BK adalah mengayomi seluruh masyarakat yang ada di lungkungan sekolahnya. membantu menuntaskan masalah yang dialami oleh masyarakat sekolah, baik kepala sekolah, rekan sesama guru, staf sekolah dan  peserta didik. untuk menjadi guru BK tidaklah mudah, kita dituntut untuk jeli dalam melihat

suatu masalah, sabar dalam menuntaskan masalah dan kreatif untuk perkembangan sekolah. maka dari itu guru BK diharapkan untuk menata dirinya kembali dan memperkenalkan peran dirinya yang baru, yang sudah berbeda dengan sebelumnya dimana guru BK yang sekarang  bersikap ramah, sabar, terbuka, bisa menjaga rahasia dengan kata lain guru BK sekarang sangat  berbeda dimana guru BK tidak lagi memegang POIN pelanggaran, tidak lagi menghukum tetapi guru BK saat ini memberikan pengertian, pandangan, dan mengayomi masyarakat sekolah yang sedang dalam masalah atau yang ingin mencegah agar tidak terjadi masalah dikemudian hari pada dirinya.

1. 5. Peran Konselor Sekolah Dalam Mengatasi Tawuran

Sebenarnya ada banyak cara Konselor yang bisa dilakukan untuk memberantas tawuran pelajar  dari muka bumi indonesia, yaitu seperti :

(14)

Bagi siswa siswi yang terlibat dalam tawuran akan dikeluarkan dari sekolah. Jika semua siswa terlibat tawuran maka sekolah akan memberhentikan semua siswa dan melakukan penerimaan siswa baru dan pindahan. Setiap pelajar siswa siswi harus dibuat takut dengan berbagai hukuman yang akan diterima jika ikut serta dalam aksi tawuran. Bagi yang membawa senjata tajam dan senjata khas tawuran lainnya juga harus diberi sanksi.

2. Memberikan Pendidikan Anti Tawuran

Pelajar diberikan pemahaman tentang tata cara menghancurkan akar-akan penyebab tawuran dengan melakukan tindakan-tindakan tanpa kekerasan jika terjadi suatu hal, selalu berperilaku sopan dan melaporkan rencana pelajar-pelajar badung yang merencanakan penyerangan terhadap pelajar sekolah lain. Jika diserang diajarkan untuk mengalah dan tidak melakukan serangan balasan, kecuali terpaksa.

3. Memisahkan Pelajar Berotak Kriminal dari Yang Lain

Setiap manusia memiliki sifat bawaan masing-masing. Ada yang baik, yang sedang, dan ada yang kriminal. Daripada menularkan sifat jahatnya kepada siswa yang lain lebih baik  diidentifikasi dari awal dan dilakukan bimbingan konseling tingkat tinggi untuk  menghilangkan sifat-sifat jahat dari diri siswa tersebut. Jika tidak bisa dan tetap berpotensi tinggi membahayakan yang lain segera keluarkan dari sekolah.

4. Kolaborasi Belajar Bersama Antar Sekolah

Selama ini belajar di sekolah hanya di situ-situ saja sehingga tidak saling kenal mengenal antar   pelajar sekolah yang satu dengan yang lainnya. Seharusnya ada kegiatan belajar gabungan

antar sekolah yang berdekatan secara lokasi dan memiliki kecenderungan untuk terjadi tawuran  pelajar. Dengan saling kenal mengenal karena sering bertemu dan berinteraksi maka jika

terjadi masalah tidak akan lari ke tawuran pelajar, namun diselesaikan dengan cara baik-baik. 5. Membuat Program Ekstrakurikuler Tawuran

Diharapkan setiap sekolah membuat ekskul konsep baru bertema tawuran, namun tawuran  pelajar yang mendidik, misalnya tawuran ilmu, tawuran olahraga, tawuran otak, tawuran dakwah, tawuran cinta, dan lain sebagainya yang bersifat positif. Tawuran-tawuran ini sebaiknya bukan bersifat kompetisi, tetapi bersifat saling mengisi dan bekerjasama sehingga  bisa bergabung dengan ekskul yang sama di sekolah lain.

Dengan berbagai terobosan-terobosan baru dalam hal kegiatan menanggulangi tawuran pelajar  antar sekolah secara perlahan akan menciptakan persepsi di mana tawuran itu adalah kegiatan  bodoh yang sia-sia sehingga tidak layak ikut serta. Diharapkan lama-kelamaan tawuran akan

(15)

BAB IV

(16)

1. Kesimpulan

Faktor yang menyebabkan tawuran remaja tidak lah hanya datang dari individu siswa itu sendiri. Melainkan juga terjadi karena faktor-faktor lain yang datang dari luar individu, diantaranya faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor lingkungan.

Para pelajar yang umumnya masih berusia remaja memiliki kencenderungan untuk melakukan hal-hal diluar dugaan yang mana kemungkinan dapat merugikan dirinya sendiri dan orang lain, maka inilah peran orangtua dituntut untuk dapat mengarahkan dan mengingatkan anaknya jika sang anak tiba-tiba melakukan kesalahan. Keteladanan seorang guru juga tidak dapat dilepaskan. Guru sebagai pendidik bisa dijadikan instruktur dalam pendidikan kepribadian para siswa agar menjadi insan yang lebih baik.

Begitupun dalam mencari teman sepermainan. Sang anak haruslah diberikan pengarahan dari orang dewasa agar mampu memilih teman yang baik. Masyarakat sekitar pun harus bisa membantu para remaja dalam mengembangkan potensinya dengan cara mengakui keberadaanya.

2. Saran

Dalam menyikapi masalah remaja terutama tentang tawuran pelajar diatas, penulis memberikan beberapa saran. Diantaranya :

a. Keluarga sebagai awal tempat pendidikan para pelajar harus mampu membentuk pola  pikir yang baik untuk para pelajar 

 b. Masyarakat mesti menyadari akan perannya dalam menciptakan situasi yang kondusif  c. Lembaga pendidikan formal sudah semestinya memberikan pelayanan yang baik untuk  membantu para pelajar mengasah kemampuan dan mengembangkan segala potensi yang ada didalam dirinya

(17)

sumber :

Hartono, Agung., Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta Jakarta.,2006

http://daimabadi.blogdetik.com/2010/04/27/tawuran-pelajar/comment-page-1/ http://yakubus.wordpress.com/2009/02/25/makalah-sosiologi/

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan berkat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi yang berjudul “Peran Guru

Dari hasil dan pembahasan yang peneliti peroleh dapat disimpulkan sebagai berikut peran guru BK dalam meningkatkan kecerdasan interpersonal peserta didik kelas VIII melalui

Hasil penelitian dari Tingkat Pemahaman Guru BK tentang peran dan fungsi Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK) yang telah dilakukan adalah pemahaman guru

Guru BK memiliki peran penting dalam membantu siswa di sekolah. Peran penting ini, berupa aktivitas membantu siswa dalam memecahkan berbagai permasalahan yang dialaminya

a) Guru harus menerangkan kepada siswa, untuk memperkenalkan metode ini, bahwa dengan jalan bermain peran ( role playing ) siswa diharapkan dapat memecahkan masalah

KESIMPULAN Berdasarkan hasil dari penelitian diatas, maka dapat peneliti simpulkan sebagai berikut: 1 Cara yang dapat guru BK lakukan untuk mengidentifikasi kesulitan belajar siswa

Peran Guru BK dalam Mengembangkan Kecerdasan Emosi Peserta Didik dengan memberikan Pemahaman tentang Cara Mengembangkan Kecerdasan Emosi Berdasarkan hasil pengolahan data peran

Hasil dari penelitian diperoleh bahwa peran yang dilakukan Guru BK untuk meningkatkan interaksi sosial siswa broken home yaitu dengan menyusun program bimbingan dan konseling,