BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang 1.1.Latar Belakang
Teknik Mesin adalah ilmu teknik mengenai aplikasi dari prinsip fisika Teknik Mesin adalah ilmu teknik mengenai aplikasi dari prinsip fisika untuk analisis, desain, manufaktur dan pemeliharaan sebuah sistem mekanik.Ilmu untuk analisis, desain, manufaktur dan pemeliharaan sebuah sistem mekanik.Ilmu ini membutuhkan pengertian mendalam atas konsep utama dari cabang ilmu ini membutuhkan pengertian mendalam atas konsep utama dari cabang ilmu mekanika,kinematika,teknik material,thermodinamika dan energi.Disini kami mekanika,kinematika,teknik material,thermodinamika dan energi.Disini kami akan melakukan praktikum fenomena dasar mesin yang membahas tentang akan melakukan praktikum fenomena dasar mesin yang membahas tentang defleksi.
defleksi.
Struktur yang terdapat dalam mesin harus lah kuat agar dapat Struktur yang terdapat dalam mesin harus lah kuat agar dapat mempertahankan ketelitian dimensional terhadap pengaruh beban. Oleh karena mempertahankan ketelitian dimensional terhadap pengaruh beban. Oleh karena itu, perlu perhitungan lendutan untuk memeriksa kemungkinan lendutan yang itu, perlu perhitungan lendutan untuk memeriksa kemungkinan lendutan yang melebihi
melebihi batas yang batas yang diijinkan sehingdiijinkan sehingga mencegah ga mencegah terjadinya kegagalan terjadinya kegagalan padapada struktur. Perhitungan atau pemeriksaan ini biasa dilakukan pada saat perancangan struktur. Perhitungan atau pemeriksaan ini biasa dilakukan pada saat perancangan sebuah struktur, dimana biasanya ada batas maksimum untuk lendutan, karena sebuah struktur, dimana biasanya ada batas maksimum untuk lendutan, karena lendutan yang besar akan mengakibatkan penampilan yang jelek dan struktur lendutan yang besar akan mengakibatkan penampilan yang jelek dan struktur yang terlalu lemas.
yang terlalu lemas. 1.2.Tujuan
1.2.Tujuan
Adapun tujuan praktikum uji defleksi ini memiliki beberapa tujuan, yaitu : Adapun tujuan praktikum uji defleksi ini memiliki beberapa tujuan, yaitu : 1.
1. Mengetahui fenomena defleksi (lendutan) pada batang prismatic.Mengetahui fenomena defleksi (lendutan) pada batang prismatic. 2.
2. Membuktikan kebenaran rumus defleksi teoritis dengan hasil percobaan.Membuktikan kebenaran rumus defleksi teoritis dengan hasil percobaan.
1.3.Manfaat 1.3.Manfaat
Manfaat dari praktikum ini adalah : Manfaat dari praktikum ini adalah : 1.
1. Mengetahui defleksi yang bisa terjadi pada sebuah strukturMengetahui defleksi yang bisa terjadi pada sebuah struktur 2.
2. Dapat menghitung defleksi dari sebuah strukturDapat menghitung defleksi dari sebuah struktur 3.
BAB II BAB II
TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA 2.1.
2.1.Teori DasarTeori Dasar
Suatu putaran
Suatu putaran θθ dari axis batang pada titik m, adalah sudut antara axisdari axis batang pada titik m, adalah sudut antara axis dengan torgent di kurva defleksi. Sudut ini positif ketika searah jarum jam.
dengan torgent di kurva defleksi. Sudut ini positif ketika searah jarum jam. Ringkasan umum rumusnya adalah :
Ringkasan umum rumusnya adalah :
g = distribusi beban g = distribusi beban = = Dimana : Dimana : M
M = = Momen Momen bending bending --M = εIvM = εIv'''' v
v = = gaya gaya geser geser --v v = = εIv'''εIv'''
Ada beberapa jenis tumpuan yang dipakai dalam struktur, yaitu : Ada beberapa jenis tumpuan yang dipakai dalam struktur, yaitu :
1.
1. Tumpuan RolTumpuan Rol
2.
2. Tumpuan EngselTumpuan Engsel
3.
3. Tumpuan JepitTumpuan Jepit
Gambar 2.1 Jenis-jenis tumpuan Gambar 2.1 Jenis-jenis tumpuan
M M Fx Fx Fx Fx Fy Fy Fy Fy Fy Fy
Defleksi berhubungan dengan regangan
Defleksi berhubungan dengan regangan (∆L/L). Jika regangan yang terjadi(∆L/L). Jika regangan yang terjadi pada
pada struktur struktur semakin semakin besar, besar, maka maka tegangan tegangan struktur struktur pun pun akan akan bertambah bertambah besar.besar. Defleksi sangat penting untuk diketahui karena berhubungan dengan desain struktur Defleksi sangat penting untuk diketahui karena berhubungan dengan desain struktur dan membantu dalam analisis struktur.
dan membantu dalam analisis struktur.
Factor-faktor yang mempengaruhi defleksi : Factor-faktor yang mempengaruhi defleksi : 1.
1. Besar pembebananBesar pembebanan 2.
2. Panjang batangPanjang batang 3.
3. Dimensi penampang batangDimensi penampang batang 4.
4. Jenis material batangJenis material batang
Suatu batang kontinu yang di tumpu akan melendut jika mengalami beban Suatu batang kontinu yang di tumpu akan melendut jika mengalami beban lentur. Defleksi berdasarkan pembebanan yang terjadi pada batang terdiri
lentur. Defleksi berdasarkan pembebanan yang terjadi pada batang terdiri atas :atas :
1.
1. Defleksi AksialDefleksi Aksial
Defleksi yang terjadi jika pembebanan pada luas penampang. Defleksi yang terjadi jika pembebanan pada luas penampang.
Gambar 2.2 Defleksi Aksial Gambar 2.2 Defleksi Aksial
Turunan
Turunan rumus rumus : : dari dari hukum hukum hooke hooke :: = Eε= Eε
∆L = δ = L ∆L = δ = L - L- Loo E (∆L/L
E (∆L/Loo) =) =
2.
2. Defleksi LateralDefleksi Lateral
Defleksi yang terjadi jika pembebanan tegak lurus terhadap luas Defleksi yang terjadi jika pembebanan tegak lurus terhadap luas penampang.Defleksi yang disebabkan
penampang.Defleksi yang disebabkan oleh gaya geser pada batangoleh gaya geser pada batang
ll E E A A ll
Defleksi berhubungan dengan regangan (∆L/L),
Defleksi berhubungan dengan regangan (∆L/L), jika regangan yang terjadi jika regangan yang terjadi pada struktur semakin besar, maka tegangan struktur pun ak
pada struktur semakin besar, maka tegangan struktur pun akan bertambah besar.an bertambah besar. Lendutan yang terjadi di setiap titik pada batang dapat di hitung dengan berbagai Lendutan yang terjadi di setiap titik pada batang dapat di hitung dengan berbagai metode.
metode.
Metode Integrasi Metode Integrasi
Gambar 2.3 Metode Integrasi Gambar 2.3 Metode Integrasi Penampang negative
Penampang negative
Penampang yang terletak pada sumbu
Penampang yang terletak pada sumbu – – x yang lebih spesifik darix yang lebih spesifik dari penampang lainnya, demikian sebalikny
penampang lainnya, demikian sebaliknya.a. Konversi tanda :
Konversi tanda :
Arah gaya geser dan momen lentur pada penampang positif mempunyai nilai positif Arah gaya geser dan momen lentur pada penampang positif mempunyai nilai positif dan arah sumbu positif.
dan arah sumbu positif.
Pada penampang positif : searah sumbu positifPada penampang positif : searah sumbu positif
Pada penampang negative : searah sumbu negativePada penampang negative : searah sumbu negative
Fy Fy = 0 = 0 qdx + (Q qdx + (Q + dQ)+ dQ) – – Q = 0Q = 0
dQ = -qdx dQ = -qdx
MMAA = 0 (M + dM) – = 0 (M + dM) – (Q + dq)dx (Q + dq)dx – – (qdx) (qdx) - M = 0- M = 0 dM = (Q + dQ)dx dM = (Q + dQ)dx – – ½ q dx ½ q dx22 dM = Qdx + dQdx + ½ qdx dM = Qdx + dQdx + ½ qdx22 y y xx zz +W' +W' Ψ Ψ W' W' + + Ψ Ψ = = 0 0 W' W' == --ΨΨ
Gambar 2.4 Defleksi yang terjadi pada batang Gambar 2.4 Defleksi yang terjadi pada batang
dari persamaan sebelumnya : dari persamaan sebelumnya :
M' = Q M' = Q Q' = -q Q' = -q M = EΨ M = EΨ'I'Iyy W' = -W' = -ΨΨ -W'' = -W'' = -(W''EI -(W''EIyy) = M' = -Q) = M' = -Q -(W''EI -(W''EIyy)'' = Q' = -q)'' = Q' = -q Untuk EI
Untuk EIyy = konstan (bukan fungsi x), berlaku hubungan : = konstan (bukan fungsi x), berlaku hubungan : W WivivEIEIyy = q = q W'''EI W'''EIyy = -Q = -Q W''EI W''EIyy = -M = -M
Persamaan kurva lendutan yang mengandung unsur momen lentur dapat diintegrasi Persamaan kurva lendutan yang mengandung unsur momen lentur dapat diintegrasi untuk memperoleh lendutan W sebagai fungsi x. Langkah perhitungan adalah menulis untuk memperoleh lendutan W sebagai fungsi x. Langkah perhitungan adalah menulis persamaan
persamaan untuk untuk momen momen lentur lentur dengan dengan mempergunakan mempergunakan diagram diagram benda benda bebas bebas dandan keseimbangan statis bila balok/pembebanan pada balok tiba-tiba berubah pada waktu keseimbangan statis bila balok/pembebanan pada balok tiba-tiba berubah pada waktu
bergerak.
bergerak. Sepanjang Sepanjang sumbu sumbu balok, balok, maka maka akan akan ada ada pemisahan pemisahan momen momen masing-masing masing-masing untukuntuk tiap bagian, persamaan untuk M diganti dengan persamaan difrensial. Persamaan tersebut di tiap bagian, persamaan untuk M diganti dengan persamaan difrensial. Persamaan tersebut di integrasi untuk mendapatkan kemiringan w' dan konstanta integrasi. Konstanta dapat integrasi untuk mendapatkan kemiringan w' dan konstanta integrasi. Konstanta dapat ditentukan dari kondisi untuk batas sehubungan dengan w’ dan w pada perletakan balok dan ditentukan dari kondisi untuk batas sehubungan dengan w’ dan w pada perletakan balok dan kondisi kontinuitas w dan w’ pada titik untuk dimana bagian
kondisi kontinuitas w dan w’ pada titik untuk dimana bagian -bagian balok tertentu. Konstanta-bagian balok tertentu. Konstanta untuk hasil evaluasi dapat disubtitusi kembali ke persamaan untuk w, sehingga menghasilkan untuk hasil evaluasi dapat disubtitusi kembali ke persamaan untuk w, sehingga menghasilkan persamaan akhir untuk kurva lendutan.
persamaan akhir untuk kurva lendutan. Metode luas Momen
Metode luas Momen
Metode luas momen memanfaatkan sifat-sifat diagram luas momen lentur. Metode luas momen memanfaatkan sifat-sifat diagram luas momen lentur. Cara ini khususnya cocok bila yang diinginkan lendutan dan putaran sudut pada Cara ini khususnya cocok bila yang diinginkan lendutan dan putaran sudut pada suatu titik saja, karena dapat diperoleh besaran tersebut tanpa mencari persamaan suatu titik saja, karena dapat diperoleh besaran tersebut tanpa mencari persamaan selengkapnya dari garis lentur terlebih dahulu.
selengkapnya dari garis lentur terlebih dahulu.
lendutan lendutan
Gambar 2.5 Metode luas momen Gambar 2.5 Metode luas momen
W''=-W''=-
') =') = --
θA –Teorema Luas Momen Yang Pertama Teorema Luas Momen Yang Pertama
Sudut BA merupakan sudut yang dibentuk oleh garis singgung kurva Sudut BA merupakan sudut yang dibentuk oleh garis singgung kurva lendutan pada titik A dan titik B yang berharga sama dengan negative dari luas lendutan pada titik A dan titik B yang berharga sama dengan negative dari luas momen
momen
diantara kedua titik tersebut. diantara kedua titik tersebut.
Konversi tanda : Konversi tanda : 1.1. Sudut relative BA berharga positif, jika OBlebih besar dari OA titik B beradaSudut relative BA berharga positif, jika OBlebih besar dari OA titik B berada disebelah kanan titik A. jika bergerak ke arah sumbu A positif.
disebelah kanan titik A. jika bergerak ke arah sumbu A positif. 2.
2. Momen lentur berharga positif seperti pada gambar di bawah.Momen lentur berharga positif seperti pada gambar di bawah.
Dari gambar diperoleh : Dari gambar diperoleh :
∫∫
∫∫
dxdx
= - { momen pertama dari luas kurva = - { momen pertama dari luas kurva
antara titik A dan B dengan acuan titi antara titik A dan B dengan acuan titik B}k B} Teorema Luas Momen Yang KeduaTeorema Luas Momen Yang Kedua
Lendutan ∆BA merupakan perpindahan relative titik B terhadap garis linier, Lendutan ∆BA merupakan perpindahan relative titik B terhadap garis linier, yaitu semua factor yang mengandung lendutan W dan turunannya dikembangkan ke yaitu semua factor yang mengandung lendutan W dan turunannya dikembangkan ke tingkat pertama dari luas kurva
tingkat pertama dari luas kurva
yang terletak antara titik A dan B dengan acuan yang terletak antara titik A dan B dengan acuan titik B.Prinsip Superposisi Prinsip Superposisi
Persamaan difrensial kurva lendutan balok adalah persamaan difrensial linier, Persamaan difrensial kurva lendutan balok adalah persamaan difrensial linier, yaitu semua factor yang mengandung lendutan W dan turunannya dikembangkan ke yaitu semua factor yang mengandung lendutan W dan turunannya dikembangkan ke tingkat pertama saja. Karena itu, penyelesaian persamaan untuk bermacam-macam tingkat pertama saja. Karena itu, penyelesaian persamaan untuk bermacam-macam kondisi pembebanan boleh di superposisi. Jadi lendutan balok akibat beberapa kondisi pembebanan boleh di superposisi. Jadi lendutan balok akibat beberapa beban
beban yang bekerja yang bekerja bersama-sama bersama-sama dapat dapat dihitung dihitung dengan superdengan superposisi posisi dari dari lendutanlendutan akibat masing-masing beban yang bekerja sendiri-sendiri.
akibat masing-masing beban yang bekerja sendiri-sendiri.
W(x) = W W(x) = W11(x) + W(x) + W22(x)(x) Berlaku analog Berlaku analog W'(x) = W'(x) =
))
)
)
M(x) = M M(x) = M11(x) + M(x) + M22(x)(x) Q(x) = Q Q(x) = Q11(x) + Q(x) + Q22(x)(x) 2.2.2.2. Teori Dasar Alat UkurTeori Dasar Alat Ukur
Pada alat ukur yang digunakan dalam percobaan defleksi ini adalah dial Pada alat ukur yang digunakan dalam percobaan defleksi ini adalah dial gauge (dial indicator) atau jam ukur. Jam ukur merupakan alat ukur pembnding gauge (dial indicator) atau jam ukur. Jam ukur merupakan alat ukur pembnding yang banyak digunakan dalam industry pemesinan pada bagian produksi maupun yang banyak digunakan dalam industry pemesinan pada bagian produksi maupun bagian pengukuran. Prinsip
bagian pengukuran. Prinsip kerjanya adalah kerjanya adalah secara secara mekanis, dimana mekanis, dimana bergerak linierbergerak linier dari sensor di ubah menjadi gerak putaran pada jarum penunjuk pada piringan dari sensor di ubah menjadi gerak putaran pada jarum penunjuk pada piringan berskala dengan perantara batang bergigi dan susunan ro
berskala dengan perantara batang bergigi dan susunan roda gigi.da gigi.
Kecermatan pembacaan skala adalah 0.01, 0.05, atau 0.002 dengan kapasitas Kecermatan pembacaan skala adalah 0.01, 0.05, atau 0.002 dengan kapasitas yang berbeda misalnya 20, 10, 5, 2 atau 1 mm. Untuk kapasitas ukuran yang besar yang berbeda misalnya 20, 10, 5, 2 atau 1 mm. Untuk kapasitas ukuran yang besar biasanya
biasanya dilengkapi dilengkapi dengan dengan jarum jarum jam jam penunjuk penunjuk kecil kecil pada pada piringan piringan jam jam yangyang besar,
besar, dimana dimana satu satu putaran putaran penuh penuh dari dari jarum jarum jam jam yang yang besar besar sesuai sesuai dengan dengan satusatu angka dari yang kecil.
Ujung sensor dapat diganti dengan berbagai bentuk (bulat, lonjong, pipih) Ujung sensor dapat diganti dengan berbagai bentuk (bulat, lonjong, pipih) dan
dan dibuat dari dibuat dari berbagai bberbagai baj karbida aj karbida atau sapphire. atau sapphire. Permukaan Permukaan jenis sensorjenis sensor disesuaikan dengan kondisi benda ukur dan frekwensi penggunaannya. Toleransi disesuaikan dengan kondisi benda ukur dan frekwensi penggunaannya. Toleransi kesalahan putarnya (run-out tolerance) dapat diperiksa dengan cara menempatkan kesalahan putarnya (run-out tolerance) dapat diperiksa dengan cara menempatkan jam ukur pada posisi yang tetap dan b
jam ukur pada posisi yang tetap dan benda ukur diputar pada sumbu enda ukur diputar pada sumbu tertentu.tertentu.
Gambar
BAB III BAB III METODOLOGI METODOLOGI 3.1. 3.1. PeralatanPeralatan Gambar 3.
Gambar 3.1 Alat 1 Alat uji 3 uji 3 D D DefleksiDefleksi 3.2. Prosedur Praktikum
3.2. Prosedur Praktikum 1.
1. Susun batang seperti gambar 3.1 di atas, hanger penggantung beban dipasangSusun batang seperti gambar 3.1 di atas, hanger penggantung beban dipasang tetapi belum diberi beban. Hanger dapat dipasang satu atau dua, tergantung tetapi belum diberi beban. Hanger dapat dipasang satu atau dua, tergantung kondisi pembebanan yang diinginkan. Pasang dial gauge pada posisi x yang kondisi pembebanan yang diinginkan. Pasang dial gauge pada posisi x yang akan diukur
akan diukur lendutannya dan lendutannya dan posisi awal batang uji yposisi awal batang uji yang ditunjukkan oleh dang ditunjukkan oleh dialial gauge dicatat.
gauge dicatat. 2.
2. Pasang beban pada hanger dan lendutan yang ditunjukkan dial gauge dicatat.Pasang beban pada hanger dan lendutan yang ditunjukkan dial gauge dicatat. Lendutan yang terjadi adalah selisih kedua pencatat ters
Lendutan yang terjadi adalah selisih kedua pencatat ters ebut .ebut . 3.
3. Ulang cara di atas untuk massa Ulang cara di atas untuk massa yang berbeda.yang berbeda. 4.
BAB IV BAB IV
PENGOLAHAN DATA PENGOLAHAN DATA 4.1.
4.1. Data PercobaanData Percobaan
Tabel percobaan Defleksi Tabel percobaan Defleksi
No
No Percobaan Percobaan XX
1 1 100 100 200 200 300 300 400 400 500 500 600 600 700 700 800 800 900 900 2 2 100 100 200 200 300 300 400 400 500 500 600 600 700 700 800 800 900 900 3 3 100 100 200 200 300 300 400 400 500 500 600 600 700 700 800 800 900 900
4.2 Contoh Perhitungan Teori 4.2 Contoh Perhitungan Teori
Data Data : : L L = = 900 900 mm mm ,, B = B = 46 46 mmmm h h = = 4,22 4,22 mmmm E E = = 2.000.00 2.000.00 MPaMPa M M = = 1,25 Kg1,25 Kg P = M x g P = M x g = 1,25 Kg x 9,86 m/s = 1,25 Kg x 9,86 m/s22 = 12,325 N= 12,325 N δ1 = P.X (3L δ1 = P.X (3L22 – – 4X 4X22) / 48 EI) / 48 EI δ2 = PBX ( L δ2 = PBX ( L22-B-B22-X-X22) / 6LEI) / 6LEI δ δ3 = PBX ( L3 = PBX ( L22-B-B22-X-X22) / 6LEI) / 6LEI Percobaan I : Percobaan I : Diketahui : Diketahui : DBB. DBB. Perhitungan defleksi : Perhitungan defleksi : ∑ ∑Fx= 0Fx= 0 ∑Fy= 0 ∑Fy= 0 Ay + By Ay + By – – 9,86 =0 9,86 =0 Ay + 8,874 = 9,86 Ay + 8,874 = 9,86 Ay = 0,987 Ay = 0,987 Pada x = 100 Pada x = 100
))
))
= 0,26 mm = 0,26 mm 9,86 9,86 Ay Ay 500 mm 500 mm 500 mm500 mm P P Ax Ax By By ∑m = o ∑m = o -By . 1000 + 9,86 . 900 = 0 -By . 1000 + 9,86 . 900 = 0 -By1000= 9874 -By1000= 9874 By = 8,874 By = 8,874Pada x = 200 Pada x = 200
))
))
= 0,506 mm = 0,506 mm Pada x = 300 Pada x = 300
))
))
= 0,719 mm = 0,719 mm Pada x = 200 mm Pada x = 200 mm
))
))
))
))
= 2,17 mm = 2,17 mm Percobaan 2 : Percobaan 2 : DBB. 12,325 DBB. 12,325 Pada x = 400 Pada x = 400
))
))
Ax Ax Ay By Ay By= 3,42 mm = 3,42 mm Pada x = 200 Pada x = 200
))
))
= 2,17 mm = 2,17 mm Pada Percobaan 3 Pada Percobaan 3 p p Pada x = 400 Pada x = 400
))
))
= = 1,96 1,96 mmmm Pada x = 200 Pada x = 200
))
))
= = 1,66 1,66 mmmm 700 mm 700 mm 200 mm 200 mm Ay Ay 12,325 N 12,325 N Ax Ax By By4.2. Tabel
4.3.Grafik perhitungan 4.3.Grafik perhitungan -6 -6 -4 -4 -2 -2 0 0 2 2 4 4 6 6 8 8 1 10000 220000 303000 440000 550000 660000 770000 880000 990000 δ δ
Posisi Dial Indikator Posisi Dial Indikator
Grafik
Grafik
δ
δ
teori dan
teori dan
δ
δ
exp dengan posisi
exp dengan posisi
dial Indikator pada percobaan 1
dial Indikator pada percobaan 1
δ δ expexp δ δ teoriteori
4.4.Analisa dan pembahasan 4.4.Analisa dan pembahasan
Dalam praktikum defleksi ini, dilakukan 2 jenis percobaan pada batang Dalam praktikum defleksi ini, dilakukan 2 jenis percobaan pada batang prismatic
prismatic dengan tumpuan dengan tumpuan pada kedua pada kedua ujung batang ujung batang dibedakan. dibedakan. Dimana Dimana percobaanpercobaan 1,2,3 digunakan tumpuan rol dan engsel dengan jarak
1,2,3 digunakan tumpuan rol dan engsel dengan jarak pembebanan yang berbeda.pembebanan yang berbeda. Pada pengujian pertama yang menggunakan tumpuan rol dan engsel serta Pada pengujian pertama yang menggunakan tumpuan rol dan engsel serta beban 12,325
beban 12,325 N, N, dilakukan dilakukan pengukuran defleksi pengukuran defleksi dengan jardengan jarak ak 100 mm 100 mm sampai sampai 900900 mm. hasil percobaan tersebut dapat dilihat pada table hasil perhitungan. Dari grafik mm. hasil percobaan tersebut dapat dilihat pada table hasil perhitungan. Dari grafik dapat dilihat perbedaan antara harga-harga defleksi teoritis dengan defleksi dapat dilihat perbedaan antara harga-harga defleksi teoritis dengan defleksi percobaan.
percobaan. Perbedaan Perbedaan ini ini disebabkan disebabkan kesalahan kesalahan pada pada saat saat praktikum, praktikum, contohnyacontohnya pada saat penggunaan indicator
pada saat penggunaan indicator yaitu pembacaan skala yaitu pembacaan skala yang kurang tepat. Selain ituyang kurang tepat. Selain itu juga dipengaruhi oleh penemp
juga dipengaruhi oleh penempatan dial indicator yang tidak tepat pada titiknya.atan dial indicator yang tidak tepat pada titiknya.
-6 -6 -4 -4 -2 -2 0 0 2 2 4 4 6 6 8 8 1 10000 220000 303000 440000 550000 660000 770000 880000 990000 δ δ
Posisi Dial Indikator Posisi Dial Indikator
Grafik
Grafik
δ
δ
teori dan
teori dan
δ
δ
exp dengan posisi dial
exp dengan posisi dial
Indikator pada percobaan 2
Indikator pada percobaan 2
δ δ expexp δ δ teoriteori -15 -15 -10 -10 -5 -5 0 0 5 5 10 10 1 10000 220000 303000 440000 550000 660000 770000 880000 990000 δ δ
Posisi Dial Indikator Posisi Dial Indikator
Grafik
Grafik
δ
δ
teori dan
teori dan
δ
δ
exp dengan posisi
exp dengan posisi
dial Indikator pada percobaan 3
dial Indikator pada percobaan 3
δ δ expexp δ δ teoriteori
Pada pengujian kedua yang menggunakan tumpuan sama seperti percobaan Pada pengujian kedua yang menggunakan tumpuan sama seperti percobaan pertama,
pertama, tetapi tetapi dibedakan dibedakan dengan dengan penempatan penempatan beban beban yang yang diberikan, diberikan, yaitu yaitu padapada jarak
jarak 400 400 mm mm dari dari salah salah satu satu ujung ujung batang batang prismatic. prismatic. Defleksi Defleksi yang yang diukur diukur samasama halnya dengan pengujian pertama yaitu dengan jarak 100 mm sepanjang 900 mm. halnya dengan pengujian pertama yaitu dengan jarak 100 mm sepanjang 900 mm.
Pada pengujian ketiga yang menggunakan tumpuan sama seperti percobaan Pada pengujian ketiga yang menggunakan tumpuan sama seperti percobaan pertama,
pertama, tetapi tetapi dibedakan dibedakan dengan dengan penempatan penempatan beban beban yang yang diberikan, diberikan, yaitu yaitu padapada jarak
jarak 200 200 mm mm dari dari salah salah satu satu ujung ujung batang batang prismatic. prismatic. Defleksi Defleksi yang yang diukur diukur samasama halnya dengan pengujian pertama yaitu dengan jarak 100 mm sepanjang 900 mm halnya dengan pengujian pertama yaitu dengan jarak 100 mm sepanjang 900 mm harga defleksi teoritis dengan defleksi percobaan dapat dilihat pada table harga defleksi teoritis dengan defleksi percobaan dapat dilihat pada table perhitungan.
perhitungan. Dari Dari grafik grafik dapat dapat dilihat dilihat perbandingan perbandingan antara antara defleksi defleksi teori teori dengandengan defleksi percobaan. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh kesalahan pada saat defleksi percobaan. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh kesalahan pada saat melakukan praktikum.
melakukan praktikum.
BAB V BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat adalah : Kesimpulan yang didapat adalah : 1.
1. Defleksi yang terjadi pada sepanjang batang akan dipegaruhi oleh pembebananDefleksi yang terjadi pada sepanjang batang akan dipegaruhi oleh pembebanan 2.
2. Defleksi juga dipengaruhi oleh titik pembebananDefleksi juga dipengaruhi oleh titik pembebanan 3.
3. Selain itu defleksi juga dipengaruhi oleh besar pembebanan dan tumpuan yangSelain itu defleksi juga dipengaruhi oleh besar pembebanan dan tumpuan yang digunakan
digunakan 4.
4. Perbedaan defleksi teoritis dengan defleksi percobaan dapat di sebabkan oleh :Perbedaan defleksi teoritis dengan defleksi percobaan dapat di sebabkan oleh : a)
a) Kesalahan pembacaan dial indicator.Kesalahan pembacaan dial indicator. b)
c)
c) Kesalahan pada alat percobaan karena batang tidak lKesalahan pada alat percobaan karena batang tidak l urus lagi.urus lagi. 5.2. Saran
5.2. Saran
Untuk praktikum tahun depan saya harap alat yang digunakan dalam kondisi Untuk praktikum tahun depan saya harap alat yang digunakan dalam kondisi baik dan juga alat yang digun
baik dan juga alat yang digunakan sudah di kalibrasi dengan alat yang standar.akan sudah di kalibrasi dengan alat yang standar.
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA
Team Asisten LKM. 2008. Fenomena Dasar Mesin Bidang Konstruksi DanTeam Asisten LKM. 2008. Fenomena Dasar Mesin Bidang Konstruksi Dan
Perancangan. Jurusan Teknik Mesin. Fakultas Teknik. Universitas Andalas. Perancangan. Jurusan Teknik Mesin. Fakultas Teknik. Universitas Andalas. Padang.
Padang.
Bur, Mulyadi.Bur, Mulyadi. Diktat Diktat Getaran Getaran teknik. teknik. Laboratorium Laboratorium Dinamika Dinamika srtuktur srtuktur . Jurusan. Jurusan
teknik mesin. Fakultas teknik. Universitas andalas, Padang teknik mesin. Fakultas teknik. Universitas andalas, Padang..