Analisis Fenetik Beberapa Spesies dari Famili
Analisis Fenetik Beberapa Spesies dari Famili Araceae
Araceae di
di
Lingkungan Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman
Lingkungan Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman
*Dian Agen
*Dian Ageng Nagri, *Rosi g Nagri, *Rosi Nurbaeti Putri, *Muhammad Alif Rois Nahdiyin,Nurbaeti Putri, *Muhammad Alif Rois Nahdiyin, *Bella Ajeng Ayu Kirana
*Bella Ajeng Ayu Kirana
Fakultas Biologi, Universitas Jenderal Soedirman, Jalan dr Soeparno No.63 Purwokerto 53122 Fakultas Biologi, Universitas Jenderal Soedirman, Jalan dr Soeparno No.63 Purwokerto 53122
Abstract Abstract
Klasifikasi tumbuhan adalah pengelompokan tumbuhan dalam takson melalui pencarian keseragaman Klasifikasi tumbuhan adalah pengelompokan tumbuhan dalam takson melalui pencarian keseragaman atau persamaan dalam keanekaragaman. Tumbuhan yang diklasifikasikan dalam satu kelompok atau atau persamaan dalam keanekaragaman. Tumbuhan yang diklasifikasikan dalam satu kelompok atau takson tertentu memiliki persamaan
takson tertentu memiliki persamaan-- persamaan persamaan sifat sifat dan/atau dan/atau ciriciri--ciri. Klasifikasi bermanfaat untukciri. Klasifikasi bermanfaat untuk mengetahui hubungan kekerabatan antara mahluk hidup yang beraneka ragam. Hubungan kekerabatan mengetahui hubungan kekerabatan antara mahluk hidup yang beraneka ragam. Hubungan kekerabatan antar spesies dapat ditentukan melalui dua metode yaitu filogenetik dan fenetik. Filogenetik antar spesies dapat ditentukan melalui dua metode yaitu filogenetik dan fenetik. Filogenetik mengelompokan spesies berdasarkan jauh dekatnya kekerabatan. Hubungan kekerabatan fenetik mengelompokan spesies berdasarkan jauh dekatnya kekerabatan. Hubungan kekerabatan fenetik ditaksir berdasarkan adanya karakter atau ciri yang sama
ditaksir berdasarkan adanya karakter atau ciri yang sama (overall similarity)(overall similarity) dari anggota dari anggota--anggotaanggota suatu kelompok. Spesimen yang kami akan analisis adalah beberapa spesies dari familia Araceae. suatu kelompok. Spesimen yang kami akan analisis adalah beberapa spesies dari familia Araceae. Araceae merupakan salah satu famili yang termasuk tumbuhan monokotil dan merupakan keluarga Araceae merupakan salah satu famili yang termasuk tumbuhan monokotil dan merupakan keluarga besar
besar tanaman tanaman herba. herba. Distribusi Distribusi tanaman tanaman Anthurium Anthurium dari dari famili famili Araceae Araceae termasuk termasuk jenis jenis tanamantanaman primadona
primadona di di kalangan kalangan pecinta pecinta tanaman tanaman hias. hias. Kekerabatan Kekerabatan fenetik Araceae fenetik Araceae yang yang paling paling dekat dekat adalahadalah Anthurium
Anthurium scherzerianumscherzerianum var. merah dan var. merah dan A. A. scherzerianumscherzerianum var. putih diikuti var. putih diikuti oleh Alocasiaoleh Alocasia macrorrhiza, Alocasia crassifolia
macrorrhiza, Alocasia crassifolia dan dan Homolonema Homolonema aromaticumaromaticum. Metode yang digunakan dalam. Metode yang digunakan dalam praktikum
praktikum ini, ini, yaitu yaitu dengan dengan menggunakan menggunakan beberapa beberapa metode metode diantaranya diantaranya karakterisasi karakterisasi dari dari suatusuatu tanaman, deskripsi tanaman, tatanama, dan klasifikasi analisis numeris tumbuhan (MEGA) dengan tanaman, deskripsi tanaman, tatanama, dan klasifikasi analisis numeris tumbuhan (MEGA) dengan menggunakan fenogram dan P
menggunakan fenogram dan P--distance. distance. TanTanaman yaman yang digunang digunakan akan dalam dalam praktikum ini, praktikum ini, yaituyaitu Philodendron
Philodendron selloumselloum,, Caladium bicolor Caladium bicolor ,, Anthurium Anthurium plowmanii, plowmanii, Alocasia Alocasia lowiilowii,, Aglaonema Aglaonema brevispathum.
brevispathum.
Kata kunci:
Kata kunci:klasifikasi, kekerabatan, Araceae, fenetik.klasifikasi, kekerabatan, Araceae, fenetik.
PENDAHULUAN PENDAHULUAN Myrtaceae memiliki ciri
Myrtaceae memiliki ciri--ciri umumciri umum yang dapat dikenali dari familia ini yang dapat dikenali dari familia ini antara lain habitusnya berupa pohon antara lain habitusnya berupa pohon
ataupun semak. Susunan daun
ataupun semak. Susunan daun
berhadapan
berhadapan ((opositeoposite), kadang), kadang--kadangkadang tersusun berkarang sebanyak 3 daun, tersusun berkarang sebanyak 3 daun, atau
atau sub sub opositeoposite. Pertulangan daun. Pertulangan daun menyirip (
menyirip ( pinnate pinnate). Bunga keluar dari). Bunga keluar dari ujung ranting (
ujung ranting (terminal)terminal), ketiak daun, ketiak daun (axilaris
(axilaris), atau pada ketiak daun yang), atau pada ketiak daun yang telah gugur, jarang sekali muncul di telah gugur, jarang sekali muncul di batang.
batang. Perbungaan Perbungaan berbentukberbentuk cymescymes
atau
atau panicles panicles. Kelopak bunga sering. Kelopak bunga sering kali berbentuk
kali berbentuk turbinate, campanulate,turbinate, campanulate, atau
atau obconical obconical terdiri atas 4 terdiri atas 4--5 helai,5 helai, berkembang ataupun ti
berkembang ataupun tidak dan dak dan biasanyabiasanya tersisa pada bagian ujung buah. tersisa pada bagian ujung buah. Mahkota bunga tersusun sebanyak 4 Mahkota bunga tersusun sebanyak 4--55 helai, jarang sekali yang lebih, patent helai, jarang sekali yang lebih, patent atau
atau coherent coherent dalam dalam small small hood,hood, dan dan umumnya akan luruh. Benang sarinya umumnya akan luruh. Benang sarinya banyak tersusun dalam
banyak tersusun dalam satu lingkaran disatu lingkaran di dasar bunga, tangkai sari
dasar bunga, tangkai sari filiform filiform,, kepala sari
kepala sari dorsifixed.dorsifixed. Sel telur berada Sel telur berada di bagian bawah dasar bunga (inferior), di bagian bawah dasar bunga (inferior), terdiri atas 2
terdiri atas 2--4 ruang dengan jumlah4 ruang dengan jumlah yang banyak dalam tiap ruang. Buahnya yang banyak dalam tiap ruang. Buahnya
berbentuk buah berry, mengandung 1 sampai beberapa biji dalam tiap buah (Backer & van den Brink 1963). Suku ini tergolong suku yang besar, meliputi hampir 3.000 jenis yang terbagi dalam ± 80 marga, sebagian besar merupakan penghuni daerah tropika dan benua Australia. Banyak anggota-anggotanya yang merupakan penghasil minyak atsiri yang berkhasiat obat, banyak pula yang merupakan pohon buah- buahan (Tjitrosoepomo, 1994).
Syzygium banyak tersebar di kawasan Asia Selatan, Asia Tenggara, Australia, Cina Selatan, Malesia dan New Caledonia. Beberapa spesies juga tersebar di Afrika, Malagasy dan wilayah barat daya Kepulauan Pasifik, Hawai dan New Zealand. Syzygium umumnya tumbuh di hutan hujan, namun tumbuh pula pada hampir semua tipe vegetasi, seperti hutan pantai, hutan rawa, hutan munson, hutan bambu, rawagambut, dataran rendah, hutan kerangas, savana, hutan pegunungan hingga vegetasi semak di wilayah sub alpin (Parnell et al., 2007).
Klasifikasi adalah pengelompokan makhluk hidup dalam takson melalui pencarian keseragaman atau persamaan dalam keanekaragaman. Klasifikasi atau penggolongan tumbuhan adalah proses pengaturan tumbuhan dalam tingkat
-tingkat kesatuan kelasnya yang sesuai secara ideal. Ini dicapai dengan menyatakan golongan-golongan yang sama dan memisahkan golongan -golongan yang berbeda. Hasil proses pengaturan ini ialah suatu sistem klasifikasi, yang sengaja diciptakan untuk hubungan kekerabatan jenis- jenis
tumbuhan atau sama lainnya
(Tjitrosoepomo, 2005). Pengetahuan tentang klasifikasi tumbuhan di masyarakat umum masih sangat jarang. Hal ini sangat disayangkan karena klasifikasi tumbuhan sangat penting
dalam membantu pertanian,
perkebunan, dan horticultura. Oleh karena itu penelitian tentang klasifikasi tumbuhan sangat diperlukan (Agustin & Prasetyo, 2011).
Makhluk hidup yang di
-klasifikasikan dalam satu kelompok atau takson tertentu memiliki persamaan- persamaan sifat dan/atau ciri-ciri. Tumbuhan yang masih dekat hubungan kekerabatanya mempunyai banyak persamaan ciri morfologi (Tjitrosoepomo, 2005). Ada dua metode untuk menentukam hubungan ke -kerabatan evolusi dari sebuah kelompok organisme biologi, yaitu fenetika dan filogenetik (Hidayat & Pancoro, 2008). Di dalam filogenetik, sebuah kelompok organisme yang anggota-anggotanya
memiliki banyak kesamaan karakter atau ciri dianggap memiliki hubungan yang sangat dekat dan diperkirakan diturunkan dari satu nenek moyang; nenek moyang dan semua turunannya akan membentuk sebuah kelompok monofiletik. Oleh karena itu, anggota -anggota di dalam kelompok monofiletik ini diasumsikan membawasifat atau pola genetik dan biokimia yang sama
(Topik, 2005).
Hubungan kekerabatan fenetik ditaksir berdasarkan adanya karakter atau ciri yang sama (overall similarity) dari anggota-anggota suatu kelompok, maka yang kedua mendasari sebuah hubungan pada perjalanan evolusi karakter atau ciri dari setiap anggota suatu kelompok yang sedang dipelajari (Hidayat & Pancoro, 2008). Karakter -karakter yang dipilih untuk penilaian diberi bobot yang sama, tidak dibedakan karakter satu dengan yang lainya. Hubungan fenetik juga sangat bermanfaar terutama dalam mem - pelajari evaluasi, tetapi kesulitan akan timbul bila kekerabatan fenetik menunjukan evolusi yang pararel atau konvergen (Hillis et al., 1996).
Tujuan dari mini project dalam analisis pegamatan dari family
myrtaceae adalah mengetahui
karakteristik tumbuhan, mengetahui
cara pembuatan deskripsi tumbuhan untuk publikasi ilmiah, mengetahui prinsip tatanama tumbuhan beserta penerapannya, dan menggolongkan individu ke dala marga dan jenis.
Spesies dari marga Syzygium
mempunyai beberapa potensi
pemanfaatan, seperti sebagai tanaman hias, buah, tanaman obat atau kayu -kayuan.Beberapa spesies memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi, seperti salam (S. polyanthum), jambu air (S. samarangense), jambu bol (S. malaccense), jambu mawar (S. jambos) dan spesies lainnya (Mudiana, 2009).
METODE
Bahan yang digunakan adalah 5 spesies tumbuhan dari kelompok famili myrtaceae yaitu Syzygium myrtifolium (Pucuk Merah), Syzygium jambos (Jambu Mawar), Syzygium malaccense (Jambu Bol), Syzygium polyanthum (Salam) dan Syzygium samarangense (Jambu Semarang).
Alat yang digunakan adalah alat tulis, laporan sementara dan laptop dengan koneksi internet.
Mini project dilakukan dengan menggunakan metode eksploratif dilingkungan fakultas biologi. Pada
spesies Syzygium myrtifolium
biologi. Sedangkan, pada keempat spesies lain yaitu Syzygium jambos,
Syzygium malaccense, Syzygium
polyanthum dan Syzygium
samarangense ditemukan pada taman tengah fakultas biologi.
Langkah kerja 1. Karakterisasi
Formulir berisi daftar karakter untuk tiap tumbuhan yang diamati disiapkan. Karakter dan sifat yang sesuai dengan ciri tumbuhan yang diamati dipilih. Bila ada karakter dan sifat yang tertulis tidak tersedia pada tumbuhan, nomor tersebut dapat dilewati. Bila karakter dan sifat yang tertulis kurang, dapat ditambah dengan catatan sendiri.
2. Deskripsi
Langkah kerja dalam deskripsi tumbuhan myrtaceae dilakukan dengan memanfaatkan data yang telah didapatkan pada acara I, kemudian disusun deskripsinya. Apabila ada catatan khusus tentang ciri khas tumbuhan tersebut, maka catatan tersebut dapat ditulis pada bagian akhir dari deskripsi tersebut.
3. Tatanama
Langkah kerja tananama tumbuhan
yaitu dengan menggunakan komputer. Pertama internet atau browser dibuka, alamat website “www.plantlist.org ” diketik, lalu nama spesies diketik pada menu website lalu klik “SEARCH”. Nama spesies dipilih dengan tingkat kepercayaan yang paling tinggi dari source WCSP. Record number diklik. Accepted by atau Not accepted diklik. Name overview diklik, lalu distribution dilihat. Synonym diklik dan dilihat synonym homotipik dan synonym heterotipik. Further information diklik lalu dilihat reference.
4. Klasifikasi
Langkah kerja klasifikasi
menggunakan sistematika dan hasil laporan. Kunci indentifikasi dibuat untuk memperlancar proses klasifikasi kemudian fenogram dibuat berdasarkan kunci identifikasi atau kunci dikotom.
5. Analisis Numeris Tumbuhan
(MEGA)
Langkah kerja dalam analisis taksonomi numeris tumbuhan famili myrtaceace menggunakan data pada praktikum I. Data 0, 1, 2, 3 dimasukkan pada dokumen Ms Word. Data 0 dikonversi menjadi A, 1 menjadi T, 2 menjadi G dan 3 menjadi C. Data ATGC
kemudian dimasukkan kedalam
UPGMA atau NJ. Kemudian fenogram yang terbentuk dilihat. Buat laporan dengan isi fenogram hubungan kekerabatan famili myrtaceae, Matrix P
-
distance dan interpretasinya.HASIL DAN PEMBAHASAN Tumbuhan Pucuk Merah memiliki nama yang telah diterima yaitu Syzygium myrtifolium. Memiliki nama sinonim homotipik sebagai berikut: Eugenia myrtifolia Roxb., Fl. Ind. ed. 1832, 2: 490 (1832), nom. illeg. Memiliki nama sinonim heterotipik sebagai berikut: Syzygium campanellum Miq., Fl. Ned. Ind. 1(1): 451 (1855), Eugenia parva C.B.Rob., Philipp. J. Sci., C 4: 391 (1909), Eugenia sinubanensis Elmer, Leafl. Philipp. Bot. 4: 1424 (1912), Syzygium sinubanense (Elmer) Diels, Bot. Jahrb. Syst. 57: 411 (1922), Syzygium campanulatum var. longistylum Chantar. & J.Parn., Kew Bull. 48: 595 (1993). dengan record
number 348617. Distribusinya
Bangladesh sampai Malaysia yang bersumber dari website The Plant List. Pucuk Merah (Syzygium myrtifolium) memiliki sosok tumbuhan pohon tegak. Tinggi tumbuhan 2-10 m. Bentuk tajuk fastigiate. Pola percabangan sympodial. Bentuk batang menyelinder; diameter
batang ≥ 5 cm; warna batang coklat; permukaan batang kasar. Tipe daun tunggal; bentuk daun melanset; tatak letak daun berhadapan; panjang helaian daun ± 8 cm; lebar helaian daun ± 2,5 cm; panjang tangkai daun 0,5-1cm; bentuk tangkai daun silinder; bentuk pangkal daun meruncing; bentuk tepi daun rata; bentuk ujung daun melancip; permukaan daun licin kusam; warna permukaan daun bagian atas hijau; warna permukaan daun bagian bawah hijau pucat; pertulangan daun menyirip.
Gambar 1. Seluruh tubuh Syzygium myrtifolium
Gambar 2. Batang Syzygium myrtifolium
Gambar 3. Daun Syzygium myrtifolium
Syzygium jambos (Jambu mawar) mempunyai status nama yang accepted bersumber dari website The Plant List
serta mempunyai nama sinonim homotipik dan heterotipik. Nama sinonim homotipik diantaranya Jambosa vulgaris DC., Prodr. 3: 286 (1828), nom. Illeg, Jambosa jambos (L.) Millsp., Publ. Field Columb. Mus., Bot. Ser. 2: 80 (1900), Plinia jambos (L.) M.Gómez, Fl. Haban.: 292 (1914).
Sedangkan, nama heterotipik
diantaranya yaitu Eugenia jambosa Crantz, Inst. Rei Herb. 2: 201 (1766). Eugenia malaccensis Lour., Fl. Cochinch.: 306 (1790), nom. illeg. Eugenia decora Salisb., Prodr. Stirp. Chap. Allerton: 353 (1796). Distribsi penyebarannya dari Himalaya sampai
ke W. Malesia dengan nomer record 199743. Jambu Mawar (Syzygium jambos) memiliki sosok tumbuhan pohon tegak. Tinggi tumbuhan 2 - 10 m.
Bentuk tajuk columnar. Pola
percabangan sympodial. Bentuk batang
menyilinder; diameter batang > 5 cm; warna batang coklat; permukaan batang kasar. Tipe daun tunggal; bentuk daun melanset; tata letak daun berhadapan; panjang helaian daun ± 14 cm; lebar helaian daun ± 3 cm; panjang tangkai daun 0,5 - 1 cm; bentuk tangkai daun silinder; bentuk pangkal daun meruncing; bentuk tepi daun rata; bentuk ujung daun meruncing; permukaan daun licin kusam; warna permukaan daun bagian atas hijau; warna permukaan daun bagian bawah hijau pucat; pertulangan daun menyirip; warna tangkai daun hijau; warna daun muda coklat.
Gambar 4. Seluruh tubuh Syzygium jambos
Gambar 5. Batang Syzygium jambos
Gambar 6. Daun Syzygium jambos Hasil dari keabsahan nama yag diperoleh dari www.plantlist.org Syzyngium malaccense ( Jambu bol) mempunyai status nama yang accepted serta mempunyai nama sinonim homotipik dan heterotipik. Nama sinonim homotipik diantaranya Caryophyllus malaccensis (L.) Stokes, Bot. Mat. Med. 3: 72 (1812)., Caryophyllus malaccensis (L.) Stokes, Bot. Mat. Med. 3: 72 (1812)., Jambosa malaccensis (L.) DC., Prodr. 3: 286
(1828). Sedangkan, nama heterotipik diantaranya yaitu Eugenia macrophylla Lam., Encycl. 3: 196 (1789)., Jambosa purpurascens DC., Prodr. 2: 286 (1825)., Jambosa domestica DC., Prodr. 3: 288 (1828). Distribsi penyebarannya dari Indo-China sampai ke Vanuatu dengan nomer record 199883. Jambu Bol (Syzygium malaccense) memiliki sosok tumbuhan pohon tegak. Tinggi tumbuhan 2 - 10 m. Bentuk tajuk columnar. Pola percabangan sympodial. Bentuk batang menyilinder; diameter batang ≥ 5 cm; warna batang coklat; permukaan batang kasar. Tipe daun tunggal; bentuk daun melonjong; tata letak daun berhadapan; panjang helaian daun 10 - 20 cm; lebar helaian daun 5 -7 cm; panjang tangkai daun 0,5 - 1 cm; bentuk tangkai daun silinder; bentuk pangkal daun tumpul; bentuk tepi daun rata; bentuk ujung daun melancip; permukaan daun licin kusam; warna permukaan daun bagian atas hijau; warna permukaan daun bagiaan bawah hijau pucat; pertulangan daun menyirip; warna tangkai daun hijau; warna daun muda hijau.
Menurut Rosmaina (2013) Jambu bol (Syzygium malaccense [L.] Merr. & Perry) termasuk dalam anggota famili Myrtacea. Jambu bol merupakan tanaman tahunan dengan tinggi berkisar
5-16 meter dan diameter batang 20-45 cm. Daun berbentuk oval sampai oblong, agak tebal, dengan panjang 10 -30 cm. Buah jambu bol merupakan buah buni, berbentuk bulat, bulat telur sampai lonjong sedangkan warna buahnya mulai dari merah jingga sampai merah tua atau kehitaman, putih kehijauan sampai kekuningan dengan ukuran buahnya 3-7 cm.
Gambar 7. Seluruh tubuh Syzygium malaccense
Gambar 8. Batang Syzygium malaccense
Gambar 9. Daun Syzygium malaccense
Tumbuhan Salam memiliki nama yang telah diterima yaitu Syzygium polyanthum. Memiliki nama sinonim homotipik sebagai berikut: Eugenia polyantha Wight, Ill. Ind. Bot. 2: 17 (1841). Memiliki nama sinonim heterotipik sebagai berikut: Eugenia resinosa Gagnep., Notul. Syst. (Paris) 3: 331 (1918),Syzygium microbotryum (Miq.) Masam., Enum. Phan. Born.: 534 (1942), Syzygium pamatense (Miq.) Masam., Enum. Phan. Born.: 536 (1942), Eugenia polyantha var. sessilis M.R.Hend., Gard. Bull. Singapore 12: 212 (1949), Syzygium polyanthum var. sessile (M.R.Hend.) I.M.Turner, J. Singapore Natl. Acad. Sci. 22-24: 23 (1997) dengan record number 200120. Distribusinya dari Indonesia, China, sampai Malaysia yang bersumber dari website The Plant List. Salam (Syzygium polyanthum) memiliki sosok tumbuhan pohon tegak. Tinggi
tumbuhan 2-10 m. Bentuk tajuk
fastigiate. Pola percabangan
monopodial. Bentuk batang
menyelinder; diameter batang ≥ 5 cm; darna batang coklat; permukaan batang kasar. Tipe daun tunggal; bentuk daun bulat telur; tatak letak daun berhadapan; panjang helaian daun ± 12 cm; lebar helaian daun ± 7 cm; panjang tangkai daun 0,5-1cm; bentuk tangkai daun silinder; bentuk pangkal daun tumpul; bentuk tepi daun rata; bentuk ujung daun melancip; permukaan daun licin kusam; warna permukaan daun bagian atas hijau; warna permukaan daun bagian bawah hijau pucat; pertulangan
daun menyirip.
Gambar 10. Seluruh tubuh Syzygium polyanthum Gambar 11. Batang Syzygium polyanthum Gambar 12. Daun Syzygium polyanthum Syzygiumsamarangense (Jambu semarang) mempunyai status nama yang accepted bersumber dari website The Plant List serta mempunyai nama sinonim homotipik dan heterotipik. Nama sinonim homotipik diantaranya Jambosa samarangensis (Blume) DC., Prodr. 3: 286 (1828). Eugenia samarangensis (Blume) O.Berg in C.F.P.von Martius & auct. suc. (eds.), Fl. Bras. 14(1): 646 (1859). Sedangkan, nama heterotipik diantaranya yaitu Myrtus obtusissima Blume, Bijdr. Fl. Ned. Ind.: 1086 (1826). Jambosa obtusissima (Blume) DC., Prodr. 3: 287 (1828). Eugenia alba Roxb., Fl. Ind. ed. 1832, 2: 493 (1832). Distribsi penyebarannya dari Bangladesh sampai
ke N. Vanuatu dengan nomer record 200262. Jambu semarang (Syzygium
samarangense) memiliki sosok
tumbuhan pohon tegak. Tinggi tumbuhan sedang 2-10 m. Bentuk tajuk columnar. Pola percabangan sympodial. Bentuk batang menyelinder; diameter batang besar ≥ 5 cm; warna batang coklat; permukaan batang kasar. Tipe daun tunggal; bentuk daun melonjong; tata letak daun berhadapan; panjang helaian daun ± 20 cm; lebar helaian daun ± 7 cm; panjang tangkai daun 0,5 -1 cm; bentuk tangkai daun silinder; bentuk tepi daun tumpul; bentuk ujung daun rata; permukaan daun melancip; warna permukaan daun atas hijau; warna permukaan daun bawah hijau pucat; pertulangan daun menyirip;
warna daun muda coklat.
Gambar 13. Seluruh tubuh Syzygium samarangense
Gambar 14. Batang Syzygium samarangense
Gambar 15. Daun Syzygium samarangense
A.Kunci Identifikasi 1. Pola percabangan
a. Monopodial... Syzygium polyanthum b. Sympodial...(2)
2. Bentuk daun
a. Melanset...(3) b. Melonjong...(4) 3. Bentuk ujung daun
a. Melancip... Syzygium myrtifolium b. Meruncing... Syzygium jambos
4. Warna daun muda
a. Hijau... Syzygium malaccense b. Coklat... Syzygium samarangense
Gambar 16. Fenogram Famili Myrtaceae Kunci identifikasi disebut juga
kunci determinasi. Penggunaan kunci determinasi pertama kali diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus. Namun,
sebenarnya Lammarck (1778) juga pernah menggunakan kunci modern untuk identifikasi. Salah satu kunci identifikasi ada yang disusun dengan
menggunakan ciri-ciri taksonomi yang saling berlawanan. Tiap langkah dalam kunci tersebut terdiri atas dua alternatif (dua ciri yang saling berlawanan) sehingga disebut kunci dikotomis. Cara menggunakan kunci determinasi antara lain pertama, bacalah dengan teliti kunci determinasi mulai dari permulaan, yaitu nomor 1a. Cocokkan ciri-ciri tersebut pada kunci determinasi dengan ciri yang terdapat pada makhluk hidup yang diamati. Jika ciri-ciri pada kunci tidak sesuai dengan ciri makhluk hidup yang diamati, harus beralih pada pernyataan yang ada di bawahnya dengan nomor yang sesuai. Misalnya, pernyataan 1a
tidak sesuai, beralihlah ke pernyataan 1b. Jika ciri-ciri yang terdapat pada kunci determinasi sesuai dengan ciri yang dimiliki organisme yang diamati,
catatlah nomornya. Lanjutkan
pembacaan kunci pada nomor yang sesuai dengan nomor yang tertulis di belakang setiap pernyataan pada kunci. Jika salah satu pernyataan ada yang cocok atau sesuai dengan makhluk hidup yang diamati, alternatif lainnya akan gugur. Sebagai contoh, kunci determinasi memuat pilihan: tumbuhan berupa pola percabangan, bentuk daun, bentuk ujung daun dan warna daun
muda.
Tabel 1. Matrix p-distance Famili Myrtaceae Yang di Temukan di Fakultas Biologi
Gambar 17. Fenogram Hubungan Kekerabatan Famili Myrtaceae di Lingkungan Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman
Syzygium malaccense Syzygium samarangense Syzygium jambos Syzygium myrtyfolium Syzygium polyanthum 0.08 0.03 0.07 0.11 0.03 0.04 0.01 0.03
Berdasarkan fenogram diatas didapatkan bahwa ada dua kelompok yang memiliki kesamaan karakter yang lebih banyak. Kelompok I yaitu terdiri dari Syzygium myrtifolium dan Syzygium jambos, kesamaan karakter pada kelompok ini yaitu sosok tumbuhan pohon tegak, tinggi tumbuhan 2-10 m, pola percabangan sympodial, bentuk batang menyilinder, diameter ≥ 5 cm, warna batang coklat, permukaan batang kasar, tipe daun adalah tunggal, bentuk daun melanset, tata letak daun berhadapan, panjang tangkai daun 0,5-1 cm, bentuk tangkai daun silinder, bentuk pangkal daun rata, bentuk tepi daun rata, permukaan daun licin kusam, warna permukaan daun bagian atas hijau, warna permukaan daun bagian bawah hijau pucat dan pertulangan daun
menyirip.
Kelompok II terdiri dari Syzygium
malaccensedan Syzygium
samarangense, kesamaan karakter pada kelompok ini yaitu, sosok tumbuhan tegak, tinggi tumbuhan 2-10 m, bentuk tajuk kolumnar, pola percabangan sympodial, bentuk batang menyilinder, diameter batang ≥ 5 cm, warna batang coklat, permukaan batang kasar, tipe daun tunggal, bentuk daun melanset, tata letak daun berhadapan, panjang tangkai daun 0,5-1 cm, bentuk tangkai
daun silinder, bentuk pangkal daun tumpul, bentuk tepi daun rata, bentuk ujung daun melancip, permukaan daun licin kusam, warna permukaan daun bagian atas hijau, warna permukaan daun bagian bawah hijau pucat dan pertulangan daun menyirip.
Dari hasil matrix p-distance famili Myrtaceae dapat disimpulkan bahwa yang memiliki jarak kekerabatan yang
paling besar adalah Syzygium
myrtifolium dan S yzygium polyanthum karena jarak evolusi yang jauh dengan nilai 0,222.
KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa beberapa spesies dari Family myrtaceae yang dianalisis dibagi menjadi dua kelompok yang memiliki hubungan kekerabatan yang dekat. Kelompok I terdiri dari Syzygium myrtifolium dan Syzygium jambos. Kelompok II Syzygium malaccense dan Syzygium samarangense. Spesies yang memiliki jarak kekerabatan paling besar dibandingkan dengan spesies lainya adalah Syzygium polianthum
Saranyang dapat diberikan sebaiknya dalam mengidentifikasi tumbuhan sebaiknya menggunakan lebih dari satu tumbuhan dari
spesies yang sama agar data lebih akurat. Karakter yang digunakan dalam klasifikasi sebaiknya lebih pasti lagi.
DAFTAR REFERENSI
Agustin, S., & Prasetyo, E. 2011. Klasifikasi jenis pohon mangga gadung dan curut berdasarkan tesktur daun. Proseding SESINDO, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. 1(1), pp. 57-64.
Backer, A & Van Den Brink, B..
1965 .Flora of Java
(Spermatophyteas Only)
Volume I N.V.P. The
Nederlands: Noordhoff -Groningen.
Haron NW, Laming PB, Fundter JM,
Lemmens RHMJ. 1995.
Syzygium Gaertner. In:
Lemmens, RHMJ, I.
Soerianegara, and Wong WC (Eds.) Plant Resources of South-East Asia 5 (2): Timber Trees: Minor Commercial Timbers. Prosea, Bogor
Hidayat, T., & Pancoro, A. 2008 . ULASAN Kajian Filo-genetika Molekuler dan Peranannya dalam Menye diakan Informasi Dasar untuk Meningkatkan Kualitas Sumber Genetik Anggrek. Jurnal AgroBiogen, 4(1), pp. 35-40.
Hillis, D.M., Moritz, C., & Mable, B.K. 1996. Molecular Systematic. 2nd Ed. Massachusetts : Sinauer Assocites.
Mudiana D. 2009. Syzygium
(Myrtaceae) along Welang River
Natural Recreation Park of Gunung Baung Purwodadi. Biosfera 26 (1): 35-42.
Parnell JAN, Craven LA, Biffin E. 2007. Matters of scale: Dealing with one of the largest genera of Angiosperms. In: Hodkinson TR, Parnell JAN. (eds.) Recontructing the Tree of Life, Taxonomy and Syzstematics of Species Rich Taxa. CRC Press, Boca Raton.
Rosmaina, Zulfahmi & Desen H. 2013. Kekerabatan Genetik Tanaman
Jambu Bol (Syzygium
malaccense [L.] Merr. & Perry) Berdasarkan Penanda RAPD
( Random Amplified
Polymorphic DNA), J.
Agrotek. Trop, 2 (1), pp. 6-10 . Tjitrosoepomo, G. 2005. Taksonomi
Umum(Dasar
-
dasar taksonomi tumbuhan). Cetakan ketiga. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.Topik, H. 2005. Systematic study of
subtribe Aeridina
(Orchidaceae). Disertasi. Tokyo: University of Tokyo.