PENCERNAAN OLEH SALIVA DAN GETAH LAMBUNG PENCERNAAN OLEH SALIVA DAN GETAH LAMBUNG
A.
A. Pencernaan oleh SalivaPencernaan oleh Saliva
Porcobaan 1 : Daya Amilolitis dari Saliva Porcobaan 1 : Daya Amilolitis dari Saliva
Tujuan: Mengetahui fungsi dan kerja enzim amilase Tujuan: Mengetahui fungsi dan kerja enzim amilase Prinsip: Enzim amilase bekerja me
Prinsip: Enzim amilase bekerja menghidrolisis amilum pada suhu tubuh dan pH netralnghidrolisis amilum pada suhu tubuh dan pH netral Fungsi Reagen dan Perlakuan:
Fungsi Reagen dan Perlakuan: -- SalivaSaliva sumber enzim amilase sumber enzim amilase -- AmilumAmilum sebagai substrat sebagai substrat
-- PemasakanPemasakan untuk merusak enzim amilase untuk merusak enzim amilase -- PendinginanPendinginan mengembalikan suhu mengembalikan suhu
-- HClHCl pemberi suasana asam untuk mengganggu kerja enzim pemberi suasana asam untuk mengganggu kerja enzim -- Penangas airPenangas air suhu ideal menyerupai suhu tubuh suhu ideal menyerupai suhu tubuh
-- Tes IodTes Iod indikator amilum dan hasil indikator amilum dan hasil hidrolisis amilum secara bertahaphidrolisis amilum secara bertahap
Hasil dan Pembahasan: Pada tabung nomor 1 hasil tes Iod positif (warna biru hitam), Hasil dan Pembahasan: Pada tabung nomor 1 hasil tes Iod positif (warna biru hitam), menandakan amilum belum terhidrolisis, hal ini disebabkan enzim
menandakan amilum belum terhidrolisis, hal ini disebabkan enzim telah rusak oleh pemanasan.telah rusak oleh pemanasan. Pada tabung nomor 2 hasil Iod positif karena amilum belum terhidrolisis. Hal ini disebabkan pH Pada tabung nomor 2 hasil Iod positif karena amilum belum terhidrolisis. Hal ini disebabkan pH lingkungan tidak sesuai, pH pada percobaan tersebut asam sedangkan amilase bekerja pada pH lingkungan tidak sesuai, pH pada percobaan tersebut asam sedangkan amilase bekerja pada pH netral. Tabung nomor 3 seiring berjalannya waktu mencapai hasil negatif,
netral. Tabung nomor 3 seiring berjalannya waktu mencapai hasil negatif, hal ini disebabkanhal ini disebabkan karena amilum sudah terhidrolisis oleh amilase. Warna yang berbeda-beda pada uji Iod karena amilum sudah terhidrolisis oleh amilase. Warna yang berbeda-beda pada uji Iod menunjukkan tahapan hidrolisis amilum yaitu ungu (amilodekstrin), merah (eritrodekstrin), menunjukkan tahapan hidrolisis amilum yaitu ungu (amilodekstrin), merah (eritrodekstrin), dandan tidak berwarna (akroodekstrin).
tidak berwarna (akroodekstrin).
Percobaan 2: Reaksi Benedict dan Osazon Percobaan 2: Reaksi Benedict dan Osazon Tujuan: Mengetahui hasil akhir pencernaan
Tujuan: Mengetahui hasil akhir pencernaan amilum oleh enzim ptialinamilum oleh enzim ptialin Prinsip: Enzim ptialin akan menghidrolisis amilum menjadi glukosa (gula
Prinsip: Enzim ptialin akan menghidrolisis amilum menjadi glukosa (gula pereduksi) yang akanpereduksi) yang akan bereaksi positif dengan uji Benedict
bereaksi positif dengan uji Benedict Fungsi Reagen dan Perlakuan: Fungsi Reagen dan Perlakuan:
-- Isi tabung 3 setelah uji Iod negatifIsi tabung 3 setelah uji Iod negatif substrat uji Benedict substrat uji Benedict
-- Reagen BenedictReagen Benedict CuSO4 (sumber kation Cu2+), CuSO4 (sumber kation Cu2+), Na2Co3 (untuk memberikan suasan asam),Na2Co3 (untuk memberikan suasan asam), Na sitrat (mencegah pengendapan Cu), secara ke
Na sitrat (mencegah pengendapan Cu), secara ke seluruhan untuk mengidentifikasi gulaseluruhan untuk mengidentifikasi gula pereduksi
pereduksi
Hasil dan Pembahasan: Terbentuk warna merah bata (uji Benedict positif), hal ini disebabkan Hasil dan Pembahasan: Terbentuk warna merah bata (uji Benedict positif), hal ini disebabkan amilum sudah terhidrolisis oleh ptialin menjadi glukosa (didukung dengan
amilum sudah terhidrolisis oleh ptialin menjadi glukosa (didukung dengan uji Iod yang uji Iod yang negatif).negatif). Glukosa dalam kondisi alkali gugus karbonil bebasnya menjadi enol reaktif yang akan mereduksi Glukosa dalam kondisi alkali gugus karbonil bebasnya menjadi enol reaktif yang akan mereduksi Cu2+ menjadi Cu1+ kemudian membentuk Cu2O yang berwarna merah bata.
Cu2+ menjadi Cu1+ kemudian membentuk Cu2O yang berwarna merah bata. Reaksi:
Reaksi: CuSO4
SO4-Sumber: Sumardjo, Damin. 2009. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta. Jakarta: EGC.
B. Pencernaan dalam Lambung
Percobaan 3: Percobaan Protein oleh Pepsin Tujuan: Mengetahui fungsi dan kerja enzim pepsin
Prinsip: Enzim pepsin bekerja menghidrolisis protein , disekresi dalam bentuk pepsinogen yang aktif dalam pH asam dan suhu tubuh.
Fungsi reagen dan perlakuan: - Pepsin sebagai enzim - HCl memberi suasan asam - Karmin fibrin sebagai substrat - Pemasakan merusak enzim
- Pendinginan mengembalikan suhu
- Penangas air memberi suhu menyerupai suhu tubuh - Air memberikan suasana pH netral
Hasil dan pembahasan: Proses pencernaan fibrin ditandai dengan mengecilnya ukuran/
mengkerut. Pada tabung 1 karmin fibrin mengkerut, hal ini disebabkan karena kondisi tabung 1 sesuai untuk kerja enzim pepsin (pH asam, suhu tubuh) sehingga karmin fibrin tercerna. Tabung 2 memiliki pH netral sehingga pepsin tidak aktif, menyebabkan karmin fibrin tidak mengkerut, melainkan sedikit mengembang akibat asam. Tabung 3 enzim telah rusak karena pemanasan, menyebabkan karmin fibrin tidak mengkerut, tetapi mengembang karena asam.
HCl merupakan komponen getah lambung, HCl berfungsu mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin serta membunuh mikroorganisme dalam makanan.
PENCERNAAN OLEH GETAH PAKREAS DAN PERANAN EMPEDU A. Pencernaan
Percobaan 1: Pencernaan protein oleh getah pankreas Tujuan: Mengetahui pencernaan protein oleh getah pankreas
Prinsip: Getah pankreas mengandung tripsin dan kemotripsin yang aktif pada pH alkali dan suhu tubuh untuk mencerna protein menjadi polipeptida.
Fungsi reagen dan perlakuan:
- Kongo merah fibrin substrat (protein) - Ekstrak pankreas sumber enzim protease - Larutan Na2CO3 2% memberi suasana alkali - Larutan empedu sebagai enzim pembanding - Air memberikan suasana pH netral
- Penangas air memberikan suasana suhu seperti suhu tubuh
Hasil dan pembahasan: Pencernaan kongo merah fibrin ditandai dengan memerahnya larutan serta mengecilnya ukuran. Pada tabung 1 kongo merah fibrin mengerut dan larutan menjadi merah, hal ini menandakan terjadinya proses pencernaan. Hal ini terj adi karena suasana tabung 1 ideal bagi enzim protease pankreas (pH basa, suhu tubuh). Pada tabung 2 kongo merah tidak mengkerut (tidak terjadi pencernaan), hal ini dikarenakan pH tidak ideal yaitu netral akibat hanya ditambahkan air serta tidak adanya enzim protease. P ada tabung 3 kondisi kongo merah mengembang (tidak terjadi pencernaan), hal ini disebabkan tidak adanya enzim protease dari getah pankreas dan hanya ada asam. Empedu yang
ditambahkan pada tabung 2 tidak berpengaruh karena empedu berfungsi untuk mengemulsi lemak, protein bukan merupakan substratnya.
Percobaan 2: Pencernaan amilum oleh getah pankreas Tujuan: Mengetahui urutan hidrolisis amilum
Prinsip: amilum yang terdapat pada getah pankreas akan menghidrolisis amilum. Hidrolisis ini terjadi secara bertahap, menghasilkan substansi yang berbeda-beda dan memiliki reaksi yang berbeda-beda pula terhadap tes Iod.
Fungsi reagen dan perlakuan: - Amilum sebagai substrat
- Ekstrak pankreas sumber enzim alfa amilase pankreas - Penangas air memberikan suhu menyerupai suhu tubuh - Test Iod untuk menguji hidrolisis amilum
Hasil dan pembahasan: Setelah menit ke empat tes Iod negatif (tidak berwarna). Hal ini menandakan seluruh amilum telah terhidrolisis menjadi monosakarida. Adapun pada bagian cawan petri lain terlihat warna yang berbeda-beda. Hal ini menunjukkan urutan hidrolisis amilum. Urutan tersebut adalah ungu (amilodekstrin), selanjutnya merah (eritrodekstrin), lalu tidak berwarna (akroodekstrin). Pada percobaan ini pemanasan dilakukan menggunakan bunsen untuk mempercepat hidrolisis. Enzim pankreas yang berfungsi untuk memecah karbohidrat adalah amilase..
Percobaan 3: Pencernaan Lemak oleh Pankreas
Tujuan:Mengetahui pencernaan lemak oleh getah pankreas
Prinsip: di dalam getah pankreas terdapat enzim lipase yang berfungsi memecah lem ak menjadi asam lemak dan gliserol, enzim lipase aktif pada kondisi basa dan pada suhu tubuh. Fungsi reagen dan perlakuan:
- Ekstrak pankreas sumber enzim lipase - Larutan empedu pengemulsi lemak - Air sebagai pembanding, kondisi netral
- Fenol merah indikator pH (basa berwarna merah muda, asam berwarna k uning) - Penangas air memberi suasana suhu tubuh
Hasil dan pembahasan: Pada tabung 1, warna larutan menjadi kuning dengan sedikit sisa merah muda. Hal ini menandakan suasana larutan menjadi asam akibat adanya asam lemak bebas. asam lemak tersebut berasal dari lemak yang dicerna oleh enzim lipase dari pankreas, warna merah muda berasal dari sisa larutan yang belum terhidrolisis. Kondisi pH (basa) dan suhu (suhu tubuh) pada tabung ideal sehingga reaksi hidrolisis dapat terjadi. Pada tabung 2, tidak ada warna kuning karena empedu hanya mengemulsi lemak, tidak dapat
menghidrolisis. Tabung 3 tidak terjadi perubahan karena tidak terdapat enzim lipase, hanya ada air. Enzim yang berfungsi mencerna lemak pada getah pankreas adalah lipase pankreas. Pearce, Evelyn C. 2009. Anatomi dan F isiologi Untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
B. Garam-garam empedu
Percobaan 8: Percobaan Gmellin
Tujuan: Mengetahui pigmen-pigmen yang terdapat dalam empedu Prinsip: ???????
Teori:
Pencernaan di mulut:
1. Mekanik : oleh gigi gigi mengecilkan makanan agar mudah dicerna
2. Kimiawi: oleh enzim ptialin dalam saliva sert a lipase lingual yang disekresi ole h bagian dorsal lidah
- Ptialin menghidrolisis amilum menjadi maltosa
- Lipase lingual memecah lemak rantai pendek dan sedang sert a asam lemak tak jenih rantai panjang menjadi asam lemak dan diasilgliserol
Pencernaan di dalam lambung DISPEPSIA
Dispepsia atau indigesti merupakan istilah yang sering digunakan pasien untuk menjelaskan sejumlah gejala yang umumnya dirasakan sebagai gangguan perut bagian atas dan sering disertai dengan asupan makanan.
Isselbacher, Kurt J. dkk. 1999. Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: EGC. Etiologi: Penyebab dispepsia dapat diklasifikasikan menjadi dispepsia organik dan dispepsia fungsional. Penyebab dispepsia organik easofagitis, ulkus peptikum, striktura esophagus jinak, keganasan saluran cerna bagian atas, iskemia usus kronik, dan penyakit
pankreatobilier. Sedangkan dispepsia fungsional selain sebab-sebab di atas. Patofisiologi:
1. Sekresi asam lambung dan keasaman lambung hipersekresi asam lambung, relaksasi fundus buruk
2. Infeksi Helicobacter pylori
3. Perlambatan pengosongan lambung
4. Gangguan akomodasi lambung kemampuan relaksasi lambung bag proksimal saat dimasuki makanan terganggu, makanan cepat menuju lambung distal
5. Gangguan fase kontraktilitas saluran cerna 6. Hipersensitivitas lambung
7. Disritmia mioelektrikal dan dismotilitas antro-duodenal
8. Intoleransi lipid dan intra duodenal distensi lambung yang diinduksi oleh infus lemak ke dalam duodenum, menyebabkan mual dan perut kembung
9. Aksis otak- saluran cerna gangguan sekresi, motilitas, akomodasi, imunologis, dll 10. Faktor psikososial
11. Dispepsia fungsional pasca infeksi gejala akut mengikuti infeksi gastrointestinal Sumber:
Faisal. 2010. Tesis: Nilai N-Terminal Pro-Brain Natriuretic Peptide (NT-proBNP) Penderita Disfungsi Sistolik dan Diastolik. Universitas Sumatra Utara.