KAMUS INDIKATOR MUTU
RSI “IBNU SINA” PADANG
YARSI SUMBAR
TAHUN 2015`
RUMAH SAKIT ISLAM “IBNU SINA” PADANG
YARSI SUMATERA BARAT
JL. GAJAH MADA – GUNUNG PANGILUN PADANG
TELP. 0751 – 444712 – 54318 FAX. 44311
1. PELAPORAN.
JUDUL Kelengkapan Laporan Akuntabilitas Kinerja
DIMENSI MUTU Efektivitas, efeksiensi
TUJUAN Tergambarnya kepedulian rumah sakit dalam menunjukan terhadap akuntabilitas kinerja pelayanan
DEFENISI OPERASIONAL
Akuntabilitas kinerja adalah perwujudan kewajiban rumah sakit untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/ kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui pertanggungjawaban secara periodik. Laporan akuntabilitas kinerja yang lengkap adalah laporan kinerja yang memuat pencapaian indikator-indikator yang ada pada SPM (Standar Pelayanan Minimal), Indikator-indikator kinerja pada rencana strategik bisnis rumah sakit dan indikator-indikator kinerja yang lain yang dipersyaratkan oleh pemerintah daerah
Laporan akuntabilitas kinerja minimal 3 bulan sekali FREKUENSI
PENGUMPULAN DATA 1 Tahun
PRIODE ANALISIS 3 Tahun
NUMERATOR Laporan akuntabilitas kinerja yang lengkap dan dilakukan minimal 3 bulan dalam 1 tahun
DENOMINATOR Jumlah laporan akuntabilitas yang seharusnya disususn dalam 1 tahun
SUMBER DATA Bagian SDM
STANDAR 100 %
PENANGGUNG JAWAB
PENGUMPUL DATA Direktur
2. DEMOGRAFI DAN DIAGNOSIS KLINIS
JUDUL 10 PENYAKIT TERBANYAK DI RAWAT INAP
DIMENSI MUTU Morbiditas pasien IRNA
TUJUAN Mengetahui jumlah angka morbiditas dari pelayanan kesehatan di rawat ianap
DEFENISI OPERASIONAL
Evaluasi diagnosa rekam medis tentang diagnosa pasien yang terdapat dalam pelayanan rawat inap
FREKUENSI
PENGUMPULAN DATA
Setiap Hari
PRIODE ANALISIS Bulanan dan Tahunan
NUMERATOR 10 besar penyakit yang ada dalam pelayanan rawat inap
DENOMINATOR
-SUMBER DATA Diagnosa RM kunjungan pasien rawat inap STANDAR Adanya tren 10 penyakit terbanyak setiap bulan
PENANGGUNG JAWAB
PENGUMPUL DATA Kepala Unit Rekam Medis
3. MANAJEMEN SUMBER DAYA
JUDUL ANGKA PEMANFAATAN TREADMILL
DIMENSI MUTU Efektifitas dan efisiensi.
TUJUAN Tergambarnya penggunaan alat treadmill
DEFENISI OPERASIONAL
Jumlah pemeriksaan treadmill dalam satu bulan. FREKUENSI
PENGUMPULAN DATA
1 bulan.
PRIODE ANALISIS 3 bulan.
NUMERATOR Jumlah pemeriksaan treadmill dalam periode waktu tertentu.
DENOMINATOR Jumlah target pemeriksaan tridmill 20 dalam periode waktu yang sama
SUMBER DATA Register treadmill unit Poly Klinik
STANDAR 100%
PENANGGUNG JAWAB PENGUMPUL DATA
Kepala Unit Poly Klinik
4. MANAJEMEN KEUANGAN
JUDUL ANGKA COST RECOVERY
DIMENSI MUTU Efisiensi , Efektifitas
TUJUAN Tergambarnya tingkat kesehatan keuangan RS DEFENISI
OPERASIONAL
Cost recovery adalah jumlah pendapatan fungsional dalam periode waktu tertentu dibagi dengan jumlah pembelanjaan operasional dalam periode waktu tertentu. Pendapatan fungsional adalah jumlah pendapatan dikurangi dengan jumlah pembelanjaan. Pembelanjaan operasional adalah biaya yang dikeluarkan untuk operasional.
FREKUENSI
PENGUMPULAN DATA
1 bulan
PRIODE ANALISIS 3 bulan
NUMERATOR Jumlah pendapatan fungsional dalam 1 bulan DENOMINATOR Jumlah pembelanjaan operasional dalam 1 bulan
SUMBER DATA Bagian Keuangan
STANDAR ≥ 40 %
PENANGGUNG JAWAB PENGUMPUL DATA
5. KEPUASAN STAF
JUDUL ANGKA KEPUASAN KARYAWAN
DIMENSI MUTU Kesejahteraan Karyawan
TUJUAN Tergambarnya kepuasan kerja karyawan di RSI :Ibnu Sina” Padang
DEFENISI OPERASIONAL
Kepuasan Karyawan Meliputi dimens - dimensi : 1. Kepuasan terhadap tingkat pembelajaran Organisasi 2. Loyalitas Karyawan
3. Kepuasan dalam aktualisasi diri 4. Kepuasan dalam teamwork
5. Kepuasan terhadap kepemimpinan atasan 6. Kepuasan terhadap kesejahteraan
7. Kepuasan dalam iklim kerja : jumlah personel 8. Kepuasan dalam iklim kerja : prosedur administrasi FREKUENSI
PENGUMPULAN DATA
Tiap 6 bulan PPRIODE ANALISIS Tiap 6 bulan
NUMERATOR Jumlah item yang puas
DENOMINATOR Jumlah total item
SUMBER DATA Angket yang disebarkan oleh Bagian SDM
STANDAR > 60% puas
PENANGGUNG JAWAB PENGUMPUL DATA
Kepala Bagian SDM
6. KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP
JUDUL ANGKA KEPUASAN PASIEN
DIMENSI MUTU Kepuasan Pelanggan
TUJUAN Tergambarnya persepsi pelanggan terhadap mutu pelayanan rawat inap
DEFENISI OPERASIONAL
Kepuasan pelanggan dalah pernyataan puas oleh pelanggan terhadap pelayanan Rumah Sakit.
FREKUENSI
PENGUMPULAN DATA
1 bulan
PPRIODE ANALISIS 3 bulan
NUMERATOR Jumlah pasien yang menyatakan puas pada waktu mengisi survey
DENOMINATOR Jumlah seluruh pasien yang mengisi survey kepuasan pelanggan
SUMBER DATA Survey kepuasan pelanggan
STANDAR ≥ 80 %
PENANGGUNG JAWAB PENGUMPUL DATA
7. PENGADAAN RUTIN OBAT DAN ALAT KESEHATAN
JUDUL ANGKA KETERSEDIAAN O B AT DAN
ALKES EMERGENSI DI SEMUA UNIT PERAWATAN
DIMENSI MUTU Keselamatan pasien
TUJUAN Tergambarnya kemampuan rumah sakit dalam
menyediakan obat/alkes emergency sesuai kebutuhan di semua unit perawatan
DEFENISI OPERASIONAL
Obat/alkes emergency adalah obat/alkes yang harus disediakan oleh semua unit perawatan karena unt keperluan live saving.
FREKUENSI
PENGUMPULAN DATA
Setiap bulan PPRIODE ANALISIS Tiga bulan sekali
NUMERATOR Jumlah jenis obat/alkes emergency yang tersedia di semua unit perawatan.
DENOMINATOR Jumlah jenis obat/alkes emergency yang seharusnya tersedia di semua unit perawatan sesuai SPO yang berlaku
SUMBER DATA Unit Farmasi
STANDAR 100%
PENANGGUNG JAWAB PENGUMPUL DATA
Kepala Unit Farmasi
8. MANAJEMEN RESIKO 1
JUDUL ANGKA KEJADIAN TERTUSUK JARUM
SUNTIK
DIMENSI MUTU Keselamatan
TUJUAN Menggambarkan kepatuhan petugas terhadap prosedur dan ketersediaan fasilitas yang aman.
DEFENISI OPERASIONAL
Terpaparnya cairan tubuh (orang lain / pasien) pada tubuh pekerja kesehatan, yang terjadi selama melakukan pekerjaannya, melalui jarum suntik atau instrumen tajam termasuk (lancet, scaple dll).(Wikipedia, nedlee stick injury 2011).
FREKUENSI
PENGUMPULAN DATA
Setiap bulan PPRIODE ANALISIS Setiap bulan
NUMERATOR Kejadian tertusuk jarum
DENOMINATOR
SUMBER DATA Laporan karyawan dan form laporan insiden tertusuk benda tajam
STANDAR 0 %
PENANGGUNG JAWAB PENGUMPUL DATA
9. MANAJEMEN RESIKO 2
JUDUL PEMELIHARAAN ALAT MEDIS DI RUANG
IGD.
DIMENSI MUTU Efisiensi dan efektifitas serta keselamatan pasien
TUJUAN Alat dapat dipergunakan sesuai fungsinya
DEFENISI OPERASIONAL
Alat dikalibrasi dan cek sesuai jadwal sehingga dapat berfungsi baik bila digunakan
FREKUENSI
PENGUMPULAN DATA
Tiap bulan
PPRIODE ANALISIS Tiga bulan
NUMERATOR Jumlah alat yang dilakukan kalibrasi dan cek sesuai jadwal dan berfungsi baik
DENOMINATOR Jumlah alat yang seharusnya dikalibrasi dan cek berkala serta berfungsi baik
SUMBER DATA Kartu pemeliharaan alat medis
STANDAR 100%
PENANGGUNG JAWAB PENGUMPUL DATA
UPRS
1. Assesmen Pasien
JUDUL Angka kelengkapan pengisian rekam medik 24 jam
setelah selesai pelayanan
DIMENSI MUTU Kesenambungan pelayanan dan Keselamatan
TUJUAN Tergambarnya tanggung jawab dokter dalam kelengkapan informasi rekam medik
DEFENISI OPERASIONAL
Rekam medik yang lengkap adalah rekam medik yang telah diisi lengkap oleh dokter dalam waktu ≤ 24 jam setelah selesai pelayanan rawat jalan atau setelah pasien rawat inap diputuskan untuk pulang, yang meliputi identifikasi pasien,anamnesis, rencana asuhan, pelaksanaan asuhan, tindak lanjut dan resume
FREKUENSI
PENGUMPULAN DATA
1 bulan
PPRIODE ANALISIS 3 bulan
NUMERATOR Jumlah rekam medik yang di survey dalam 1 bulan yang diisi lengkap
DENOMINATOR Jumlah rekam medik yang di survey dalam 1 bulan
SUMBER DATA Survey
STANDAR 100%
PENANGGUNG JAWAB PENGUMPUL DATA
Kepala Rekam Medik
2. LABORATORIUM
JUDUL ANGKA KESALAHAN PENYERAHAN HASIL
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
DIMENSI MUTU Keselamatan
TUJUAN Tergambarnya ketelitian pelayanan laboratorium. DEFENISI
OPERASIONAL
Kesalahan penyerahan hasil laboratorium adalah penyerahan hasil laboratorium pada salah orang
FREKUENSI
PENGUMPULAN DATA
1 bulan
PPRIODE ANALISIS 3 bulan
NUMERATOR Jumlah seluruh pasien yang diperiksa laboratorium dalam 1 bulan di kurangi jumlah penyerahan hasil laboratorium salah orang dalam 1 bulan
DENOMINATOR Jumlah pasien yang diperiksa di laboratorium dalam bulan tersebut
SUMBER DATA Laporan harian laboratorium, rawat inap dan rawat jalan
STANDAR 100%
PENANGGUNG JAWAB PENGUMPUL DATA
Kepala Unit Laboratorium
3. RADIOLOGI
JUDUL ANGKA KEJADIAN KEGAGALAN
PELAYANAN RONTGEN DIMENSI MUTU Efektifitas dan,efisiensi
TUJUAN Tergambarnya Efektifitas dan,efisiensi pelayanan rontgen DEFENISI
OPERASIONAL
Kegagalan pelayanan rontgen adalah kerusakan foto yang tidak dapat dibaca.
FREKUENSI
PENGUMPULAN DATA
1 bulan
PPRIODE ANALISIS 3 bulan
NUMERATOR Jumlah foto rusak yang tidak dapat dibaca dalam 1 bulan DENOMINATOR Jumlah seluruh pemeriksaan foto dalam 1 bulan
SUMBER DATA Register Radiologi
STANDAR ≤ 2%
PENANGGUNG JAWAB PENGUMPUL DATA
Unit Radiologi
4. PROSEDUR BEDAH
JUDUL ANGKA KEPATUHAN PROSES TIME OUT
PRE OPERASI
DIMENSI MUTU Keselamatan
TUJUAN Tergambarnya kemampuan RS dalam memberikan pelayanan bedah untuk mengurangi salah pasien, salah sisi operasi, salah prosedur.
DEFENISI OPERASIONAL
Time Out merupakan standar operasi yang meliputi pembacaan dan pengisian formulir sign in yang dilakukan sebelum pasien dianestesi di holding area, time out yang dilakukan di ruang operasi sesaat sebelum incisi pasien operasi dan sign out setelah operasi selesai. Proses sign in, time out dan sign out ini dipandu oleh perawat sirkuler dan diikuti oleh operator, dokter anestesi, perawat. FREKUENSI
PENGUMPULAN DATA
Setiap kali dilakukan tindakan operasi. PPRIODE ANALISIS 1 bulan sekali.
NUMERATOR Jumlah pasien yang dilakukan time out pada prosedur pembedahan dalam 1 bulan.
DENOMINATOR Jumlah pasien dengan tindakan pembedahan dalam 1 bulan. SUMBER DATA Instalasi kamar operasi.
STANDAR 100 %.
PENANGGUNG JAWAB PENGUMPUL DATA
Kepala Unit Kamar Operasi.
5. PENGGUNAAN ANTIBIOTIK
JUDUL ANGKA OPERASI BERSIH TANPA
ANTIBIOTIKA
DIMENSI MUTU Keselamatan
TUJUAN Tergambarnya kemampuan RS dalam memberikan
pelayanan bedah pre operatif, intra operatif dan pasca operatif
DEFENISI OPERASIONAL
Operasi bersih tanpa dilakukan pemberian profilaksis (antibiotika). Operasi bersih adalah operasi tanpa
membuka saluran cerna dan tanpa implant atau dinyatakan dokter sebagai operasi bersih.
FREKUENSI
PENGUMPULAN DATA
Setiap kali dilakukan tindakan operasi bersih PPRIODE ANALISIS 1 bulan sekali
NUMERATOR Jumlah operasi bersih yang dilakukan tanpa antibiotika DENOMINATOR Jumlah operasi bersih tanpa membuka saluran cerna dan
tanpa implant
SUMBER DATA Instalasi kamar operasi
STANDAR 100 %
PENANGGUNG JAWAB PENGUMPUL DATA
Kepala Unit Kamar Operasi
6. PENGGUNAAN ANESTESI DAN SEDASI
JUDUL ANGKA KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN
PRE ANESTESI
DIMENSI MUTU Medikolegal
TUJUAN Mengetahui ketidaklengkapan dokumen medis khususnya anestesi
DEFENISI OPERASIONAL
Dokumen medis pre anestesi lengkap adalah dokumen medis yang terisi lengkap semua item yang disediakan
PENGUMPULAN DATA
PPRIODE ANALISIS Tiga bulan
NUMERATOR Jumlah dokumen medis pre anestesi yang tidak lengkap DENOMINATOR Jumlah pasien yang mendapat anestesi
SUMBER DATA Rekapitulasi dokumen medis
STANDAR 0%
PENANGGUNG JAWAB PENGUMPUL DATA
Kepala Unit Kamar Operasi
7. MEDICATION ERROR
JUDUL ANGKA KETEPATAN PERESEPAN OBAT
DIMENSI MUTU Ketepatan Medikasi
TUJUAN Memberi gambaran ketepatan medikasi pasien melalui peresepan obat yang benar
DEFENISI OPERASIONAL
Peresepan obat adalah adalah permintaan tertulis kepada Apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi penderita dari dokter dan atau dokter gigi yang diberi izin berdasarkan peraturan perundang-undangan. Peresepan yang benar adalah memenuhi kriteria penulisan resep sebagai berikut :
1. Identitas penulis resep / nama dokter
2. Tempat dan tanggal penulisan resep ( pada pojok kanan atas resep) 3. Identitas pasien : nama
pasien, nomor medical record, umur, alamat, berat badan jika diperlukan, khususnya untuk pasien anak-anak. 4. Tanda R/ pada bagian kiri
setiap penulisan item resep atau item obat. 5. Tuliskan nama obat (generik atau paten bila
diperlukan), satuan dosis/kekuatan, rute atau bentuk sediaan, jumlah obat, signa obat dengan jelas. 6. Penulisan k/p, atau prn harus disertai dengan
indikasi penggunaan atau kapan diperlukannya, misalnya : pernah sakit kepala atau pernah mual.
7. Bila ada permintaan obat yang tulisannya mirip dengan obat lain (lihat daftar obat NORUM), beri tanda garis bawah atau huruf kapital.
8. Tanda tangan / paraf dokter penulis resep dibagian akhir penulisan resep sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
9. Tanda seru atau paraf dokter untuk resep obat yang mengandung obat
dengan jumlah dosis yang melebihi dosis maksimum. FREKUENSI PENGUMPULAN DATA Setiap bulan PPRIODE ANALISIS Tiga bulan sekali
NUMERATOR Jumlah kumulatif peresepan obat yang tepat (lembar resep)
DENOMINATOR Jumlah kumulatif lembar resep yang dibuat (lembar resep)
SUMBER DATA Laporan Telaah Resep Farmasi
STANDAR 100% benar
PENANGGUNG JAWAB PENGUMPUL DATA
Kepala Unit Farmasi
8. DARAH DAN PRODUK DARAH
JUDUL TIDAK ADANYA KEJADIAN REAKSI
TRANSFUSI
DIMENSI MUTU Keselamatan.
TUJUAN Menggambarkan ketelitian persiapan darah dan pelaksanaan transfusi darah.
DEFENISI OPERASIONAL
Reaksi transfusi adalah reaksi / gejala yang terjadi akibat tindakan pemberian darah atau komponen darah kepada pasien, terdiri dari :
1. Reaksi akut adalah reaksi yang terjadi selama transfusi sampai 24 jam setelah transfusi : a. Ringan : pruritus, urtika, rash.
b. Sedang – Berat : gelisah, kemerahan di kulit , demam, urtika, takikardia, sampai kaku otot.
c. Reaksi anafilatik: timbul beberapa menit awal transfuse dengan tanda-tanda syok dan distress pernafasan (tidak ada demam).
d. Reaksi hemolitik intravascular : timbul beberapa menit awal transfusi dengan tanda-tanda hipotensi, penurunan kesadaran perdarahan tidak terkontrol.
e. TRALI (Tran sfu sion-associated acu t e lun g in ju ry ), terjadi 1–4 jam sejak awal transfusi, ditandai dengan gagal nafas dengan gambaran torak foto kesuraman yang difus.
2. Reaksi Lambat adalah reaksi yang terjadi 5–10 hari pasca tranfusi :
a. Reaksi hemolitik lambat : demam, anemia, ikterik,hemoglobinuri.
b. Purpura : perdarahan dan trombositopenia berat (<100.000/uL)
Catatan : Untuk reaksi lambat ditetapkan oleh DPJP. FREKUENSI
PENGUMPULAN DATA
1 bulan
PPRIODE ANALISIS 3 bulan
DENOMINATOR
SUMBER DATA Laporan bulanan laboratorium dan Rekam Medis, Rawat Inap
STANDAR 100%
PENANGGUNG JAWAB PENGUMPUL DATA
Kepala Unit Laboratorium /Ranap
9. REKAM MEDIS
JUDUL ANGKA KELENGKAPAN PENGISIAN DAN
PENCATATAN MEDIS (KLPCM)
DIMENSI MUTU Mutu Pelayanan Rawat Inap
TUJUAN Mengetahui tingkat pencapaian SPM berdasarkan angka Kelengkapan Pengisian Catatan Medis
DEFENISI OPERASIONAL
Bahwa suatu catatan medis di katakan lengkap adalah suatu catatan yang setiap bagiannya tidak di ketemukan suatu kekosongan di dalam pengisiannya.
FREKUENSI
PENGUMPULAN DATA
Setiap Hari PPRIODE ANALISIS Satu bulan sekali
NUMERATOR Jumlah angka dari DRM pasien yang lengkap dari pasien yang KRS
DENOMINATOR Jumlah keseluruhan DRM Pasien yang KRS
SUMBER DATA Dokumen Rekam Medis Rawat Inap
STANDAR 100%
PENANGGUNG JAWAB PENGUMPUL DATA
Kepala Unit Rekam medis
10. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI 1
JUDUL ANGKA KEJADIAN PLEBITIS
DIMENSI MUTU Mutu dan Keselamatan pasien
TUJUAN Tergambarnya mutu pelayanan pada pasien yang terpasang infus
DEFENISI OPERASIONAL
Keadaan yang terjadi di sekitar tusukan atau bekas tusukan jarum infus di RS, dan timbul setelah 3x24 jam di rawat di RS. Infeksi ini ditandai dengan rasa panas, keras, merah dengan atau tanpa nanah (pus) pada daerah bekas tusukan jarum infuse
FREKUENSI
PENGUMPULAN DATA
Setiap bulan PPRIODE ANALISIS Setiap bulan
NUMERATOR Kejadian Plebitis dalam 1 bulan
DENOMINATOR Jumlah pemasangan infus dalam 1 bulan SUMBER DATA Rekam medis pasien, lembar surveilens
STANDAR 5%
PENANGGUNG JAWAB PENGUMPUL DATA
IPCLN, IPCN
JUDUL ANGKA KETERSEDIAAN APD DI TIAP UNIT DIMENSI MUTU Mutu pelayanan keamanan pasien, petugas dan pengunjung TUJUAN Tersedianya APD di setiap unit rumah sakit
DEFENISI OPERASIONAL
Alat terstandar yang berguna untuk melindungi tubuh, tenaga kesehatan , pasien atau pengunjung dari penularan penyakit di RS seperti masker, sarung tangan karet, penutup kepala, sepatu boots dan gaun
FREKUENSI
PENGUMPULAN DATA
Setiap hari PPRIODE ANALISIS Setiap bulan
NUMERATOR Jumlah unit yang menyediakan APD
DENOMINATOR Jumlah unit di rumah sakit
SUMBER DATA Survey
STANDAR 75%
PENANGGUNG JAWAB PENGUMPUL DATA
IPCLN, IPCN
1. Pasien AMI mendapatkan aspirin ≤ 24 jam setelah sampai di rumah sakit
STANDAR Related to JCI’s Library Of Measures, I-AMI-1 : Aspirin received within 24 hours of arrival to the hospital for patients having an acute myocardial infarction (AMI)
JUDUL INDIKATOR
Pemberian aspirin ≤ 24 jam untuk pasien acute myocardial infarction
TIPE
INDIKATOR
Struktur √ Proses Outcome Proses & Outcome
TUJUAN Mengidentifikasi kualitas pelayanan pasien AMI yang dihubungkan dengan penanganan pasien AMI dengan pelayanan gawat darurat
DEFINISI OPERASIONAL
AMI adalah sindrom klinis yang didefinisikan sebagai gejala khas iskemia miokard dengan gambaran elektrokardiografi ST elevasi persisten dan diikuti pelepasan biomarker akibat nekrosis miokard. AMI terbagi atas ST Elevasi Myocard Acute (STEMI) dan Non ST Elevasi Myocard Acute (NSTEMI). Gejala khas adalah Nyeri dada substernal, seperti terhimpit, disertai penjalaran, lebih dari 20 menit, tidak hilang dengan istirahat dan nitroglycerin, disertai keringat dingin, mual atau muntah.
ALASAN/ IMPLIKASI/ RASIONALISAS I
Acute Myocardial Infarction (AMI) adalah suatu kematian jaringan Miokard akibat oklusi akut pembuluh darah koroner. AMI terbagi atas ST Elevasi Myocard Acute (STEMI) dan Non ST Elevasi Myocard Acute (NSTEMI). Laporan dalam kesehatan dunia (WHO), September 2009, Ami merupakan penyebab kematian pertama sampai saat ini. Pada tahun 2004 di perkirakan 17,1 juta orang meninggal karena AMI, angka ini merupakan 29 % dari penyebab kematian global. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 akibat AMI sebesar 9,3 % dan akibat stroke sebesar 26,9 % dan apabila keduanya digabung sabagai penyakit kardiovaskular, maka tetap sebagai
penyebab kematian utama di indonesia sebesar 36,2 %
FORMULA Jumlah pasien AMI yang mendapat aspirin: Jumlah pasien AMI dalam bulan yang sama (orang) x 100%
NUMERATOR Jumlah pasien AMI yang telah mendapat Aspirin ≤ 24 jam dalam satu bulan
DENOMINATOR Jumlah pasien AMI dalam bulan yang sama
TARGET 100%
SAMPLING Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan melihat rekam medis pasien AMIsetelah pasien keluar rumah sakit.
KRITERIA INKLUSI
Pasien dengan AMI sesuai dengan prinsip pengkodingan diagnosa ICD seperti dijelaskan pada Apendiks A, tabel 8.1 atau 8.2
KRITERIA EKSKLUSI
-PENCATATAN Pencatatan dilaksanakan setiap hari, dilakukan oleh Koordinator ruang gawat darurat. Data diukur dengan melihat data dokumentasi rekam medis.
ANALISA & PELAPORAN
Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Koordinator Ruangan gawat darurat sebagai informasi awal untuk unit masing-masing, kemudian data akan dilaporkan kepada Kepala Instalasi gawat darurat, kemudian setiap bulannya data akan dilaporkan kepada Tim Mutu dan Manajemen Risiko dan Direksi. Secara umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah setiap tiga bulan yang dikoordinasikan oleh Tim Mutu dan Manajemen Risiko
AREA Ruangan gawat darurat
PIC Kepala Instalasi gawat darurat
2. Angka kejadian dekubitus grII/Lebih akibat perawatan di rumah sakit
STANDAR Related to JCI’s Library Of Measures, I-NSC-2 : Patients that have hospital-acquired (nosocomial) pressure ulcer(s) (category/stage II) on the day of the prevalence study
JUDUL INDIKATOR
Angka kejadian dekubitus grII/Lebih akibat perawatan di rumah sakit
TIPE
INDIKATOR
Struktur √ Proses Outcome Proses & Outcome TUJUAN Tergambarnya kualitas pelayanan keperawatan di rumah sakit terhadap
pencegahan insiden dekubitus DEFINISI
OPERASIONAL
Dekubitus merupakan sebuah ulkus akibat tekanan yang terlokalisir pada kulit dan / atau pada dasar jaringan yang biasanya terjadi pade area tonjolan tulang, sebagai akibat dari tekanan, atau tekanan yang dikombinasi dengan pergeseran dan / atau gesekan (National Pressure Ulcer Advisory Panel, NPUAP, 2009). Insiden dekubitus akibat perawatan di rumah sakit ditemukan atau didokumentasikan setelah 24 jam pertama sejak mulai waktu rawat inap. ALASAN/
IMPLIKASI/ RASIONALISAS I
Dekubitus merupakan insiden yang disebabkan oleh kualitas pelayanan keperawatan yang buruk, sehingga pemantauan sangat diperlukan untuk melaksanakan monitoring dan evaluasi kualitas pelayanan keperawatan. Insiden dekubitus dilaporkan berkisar antara 2, 7 persen sampai dengan 29, 5
persen dalam berbagai studi klinis.
FORMULA Jumlah pasien dekubitus dengan katagori/grade II atau lebih tinggi yang berusia ≥18 tahun dalam jangka waktu tertentu (orang) : Jumlah seluruh pasien baru yang berusia ≥18 tahun dalam periode yang sama x 100%
NUMERATOR Jumlah pasien dekubitus dengan katagori/grade II atau lebih tinggi yang berusia ≥18 tahun dalam jangka waktu tertentu
DENOMINATOR Jumlah seluruh pasien baru yang berusia ≥18 tahun dalam periode yang sama
TARGET ≤2.7%
SAMPLING Kegiatan pengumpulan data dilaksanakan dengan Quick Survey dengan menggunakan purposive sampling (dengan proporsi populasi) pada periode survey sesuai dengan kriteria inklusi
KRITERIA INKLUSI
1. Insiden dekubitus dengan katagori/grade II atau lebih tinggi, 2. pasien berusia ≥ 18 tahun
3. Semua pasien baru setelah 24 jam MRS KRITERIA
EKSKLUSI
1. Pasien yang berusia kurang dari 18 tahun
2. Pasien dengan Ulkus Dekubitus yang didapat di luar rumah sakit 3. Pasien yang menolak dilakukan pengkajian
4. Pasien yang kondisinya tidak stabil (hemodinamik, nyeri tidak terkontrol)
5. Pasien terminal, kebidanan (Post Partum dan SC tanpa komplikasi) PENCATATAN Pencatatan dilaksanakan setiap hari, dilakukan oleh Koordinator Ruangan
Rawat Inap setiap ada pasien baru dengan risiko dekubitus. Data diukur dengan melihat secara langsung ke pasien.
ANALISA & PELAPORAN
Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Koordinator Ruangan Rawat Inap sebagai informasi awal untuk unit masing-masing, kemudian data akan dilaporkan kepada Kepala Bagian Keperawatan. Data beberapa Ruangan Rawat Inap akan direkapitulasi dan dianalisis oleh Kepala Bagian Keperawatan, kemudian setiap bulannya data akan dilaporkan kepada Tim Mutu dan Manajemen Risiko dan Direksi. Secara umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah setiap tiga bulan yang dikoordinasikan oleh Tim Mutu dan Manajemen Risiko
AREA Instalasi Rawat Inap
PIC Kepala Bagian Keperawatan
4. Penggunaan
systemic corticosteroids
pada pasien anak rawat inap penderita asma
STANDAR Related to JCI’s Library Of Measures, CAC-2 : Pediatric asthma patients who received systemic corticosteroids durign hospitalization
JUDUL INDIKATOR
Penggunaan systemic corticosteroids pada pasien anak rawat inap penderita asma
TIPE
INDIKATOR
Struktur Proses √ Outcome Proses & Outcome TUJUAN Asma adalah penyakit kronik yang paling umum pada anak-anak dan
merupakan penyebab utama angka kesakitan serta dapat meningkatkan pembiayaan kesehatan. Pada anak-anak, asma adalah alasan paling sering
untuk dirawat di rumah sakit. Perawatan yang tidak sesuai dalam penanganan asma diketahui sebagai kontributor utama terhadap angka kesakitan dan kematian pada anak-anak yang menderita asma.
DEFINISI OPERASIONAL
Penggunaan systemic corticosteroids pada pasien rawat inap anak penderita asma yang dimaksud adalah hasil ukur dengan check dokumen bahwa anak penderita asma yang dirawat di rumah sakit telah diberikan pengobatan
systemic corticosteroids.
ALASAN/ IMPLIKASI/ RASIONALISASI
Pedoman klinis untuk manajemen asma bagi anak-anak merekomendasikan penggunaan systemic corticosteroids untuk mengontrol bertambah buruknya kejadian asma akut serta mengurangi kesakitan sesegera mungkin. Pemberian obat merupakan langkah selanjutnya untuk mempertahankan kontrol.
FORMULA Jumlah pasien rawat inap anak-anak penderita asma yang mendapatkan
systemic corticosteroidsselama dirawat di rumah sakit dalam 1 bulan (orang) : Jumlah pasien rawat inap anak-anak (usia 2 sampai 17 tahun) yang pulang / keluar rumah sakit dengan diagnosa utama asma dalam 1 bulan (orang) x 100% NUMERATOR Jumlah pasien rawat inap anak-anak penderita asma yang mendapatkan
systemic corticosteroids selama dirawat di rumah sakit dalam 1 bulan
DENOMINATOR Jumlah pasien rawat inap anak-anak (usia 2 sampai 17 tahun) yang pulang / keluar rumah sakit dengan diagnosa utama asma dalam 1 bulan
TARGET ≥90%
SAMPLING Kegiatan pengumpulan data dilaksanakan dengan Quick Survey dengan menggunakan purposive sampling (dengan proporsi populasi) pada periode survey sesuai dengan kriteria inklusi
KRITERIA INKLUSI
Pasien pulang / keluar rumah sakit dengan:
1. Pasien asma sesuai dengan prinsip pengkodingan diagnosa ICD 2. Berusia 2 sampai 17 tahun
KRITERIA EKSKLUSI
Pasien dengan dokumentasi Alasan Tidak Memberikan Systemic Corticosteroids.
PENCATATAN Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Koordinator Ruangan Rawat Inap sebagai informasi awal untuk unit masing-masing, kemudian data akan dilaporkan kepada Kepala instalasi rawat inap. Data beberapa Ruangan Rawat Inap akan direkapitulasi dan dianalisis oleh Kepsls instalasi rawat inap, kemudian setiap bulannya data akan dilaporkan kepada Tim Mutu dan Manajemen Risiko dan Direksi. Secara umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah setiap tiga bulan yang dikoordinasikan oleh Tim Mutu dan Manajemen Risiko.
ANALISA & PELAPORAN
Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Koordinator Ruangan Perawatan anak sebagai informasi awal untuk unit masing-masing, kemudian data akan dilaporkan kepada Kepala instalasi rawat inap, kemudian setiap bulannya data akan dilaporkan kepada Tim Mutu dan Manajemen Risiko dan Direktur RS. Secara umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah setiap tiga bulan yang dikoordinasikan oleh Tim Mutu dan Manajemen Risiko.
AREA Instalasi Rawat Inap
PIC Kepala instalasi rawat inap
STANDAR Related to JCI’s Library Of Measures, I–PC05: Exclusive breast milk feeding during the newborn’s entire hospitalization
JUDUL INDIKATOR
Memberikan ASI ekslusif selama bayi yang baru lahir dirawat di rumah sakit
TIPE
INDIKATOR
Struktur √ Proses Outcome Proses & Outcome TUJUAN Memberikan ASI eksklusif kepada bayi
DEFINISI OPERASIONAL
Memberikan ASI ekslusif selama bayi yang baru lahir dirawat di rumah sakit yang dimaksud adalah apabila bayi masih berada dirumah sakit maka bayi diharapkan harus benar-benar mengkonsumsi hanya ASI tanpa adanya susu formula yang diberikan. KIE diberikan kepada ibu untuk selanjutnya memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama.
ALASAN/ IMPLIKASI/ RASIONALISASI
Memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan bayi merupakan tujuan utama WHO dan organisasi ibu dan anak lainnya. Penelitian terkini menunjukkan manfaat kegiatan menyusui eksklusif pada bayi baru lahir.
FORMULA Jumlah bayi baru lahir yang hanya diberikan hanya ASI selama di rumah sakit sejak dilahirkan (orang) : Jumlah Bayi baru lahir yang pulang / keluar rumah sakit dalam periode 1 bulan (orang) x 100%
NUMERATOR Jumlah bayi baru lahir yang hanya diberikan hanya ASI selama di rumah sakit sejak dilahirkan
DENOMINATOR Jumlah Bayi baru lahir yang pulang / keluar rumah sakit dalam periode 1 bulan
TARGET 100%
SAMPLING Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan melakukan observasi dan pencatatan seluruh pasien yang diberikan ASI Eksklusif. KRITERIA
INKLUSI
1. Bayi sehat yang lahir hidup
2. Bayi tidak ada kontra indikasi pemberian ASI KRITERIA
EKSKLUSI
1. Bayi yang dirawat di NICU
2. Prinsip pengkodingan diagnosa ICD untuk galactosemia seperti dijelaskan pada Apendiks A, tabel 11.09
3. Prinsip pengkodingan diagnosa ICD untuk parenteral infusion seperti dijelaskan pada Apendiks A, tabel 11.09
4. Dokumentasi Alasan Tidak Memberikan ASI Eksklusif.
PENCATATAN Setiap bulan, dengan purposive sampling sesuai dengan kriteria inklusi, dilaksanakan oleh koordinator ruangan Unit Peristi.
ANALISA & PELAPORAN
Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala Ruangan Rawat Inap sebagai informasi awal untuk unit masing-masing, kemudian data akan dilaporkan kepada Kepala instalasi rawat inap. Data beberapa Ruangan Rawat Inap akan direkapitulasi dan dianalisis oleh Kepala instalasi rawat inap, kemudian setiap bulannya data akan dilaporkan kepada Tim Mutu dan Manajemen Risiko dan Direksi. Secara umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah setiap tiga bulan yang dikoordinasikan oleh Tim Mutu dan Manajemen Risiko
AREA Ruangan perawatan ibu nifas / rawat gabung, Unit Peristi PIC Kepala instalasi rawat inap
4 : Kepatuhan pelaksanaan prosedur
Site Marking
sebelum tindakan operasi
STANDAR IPSG 4 : Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar, pembedahan pada pasien yang benar
JUDUL INDIKATOR
Kepatuhan pelaksanaan prosedur Site Marking sebelum tindakan operasi
TIPE INDIKATOR Struktur Proses √ Outcome Proses & Outcome TUJUAN Tergambarnya kepedulian dan ketelitian staf terhadap keselamatan pasien
tindakan operasi. DEFINISI
OPERASIONAL
Salah-lokasi, salah-prosedur, salah pasien pada operasi, adalah sesuatu yang mengkhawatirkan dan tidak jarang terjadi di rumah sakit. Kesalahan ini adalah akibat dari komunikasi yang tidak efektif atau tidak adekuat antara anggota tim bedah, kurang/tidak melibatkan pasien di dalam penandaan lokasi (site marking), dan tidak ada prosedur untuk verifikasi lokasi operasi.
Penandaan lokasi operasi perlu melibatkan pasien dan dilakukan atas satu pada tanda yang dapat dikenali. Tanda itu harus digunakan secara konsisten di rumah sakit dan harus dibuat oleh operator / orang yang akan melakukan tindakan, dilaksanakan saat pasien terjaga dan sadar jika memungkinkan, dan harus terlihat sampai saat akan disayat. Penandaan lokasi operasi ditandai dilakukan pada semua kasus termasuk sisi (laterality), multipel struktur (jari tangan, jari kaki, lesi), atau multipel level (tulang belakang).
ALASAN/ IMPLIKASI/ RASIONALISASI
SITE MARKING yang tepat dan benar akan :
· Memverifikasi lokasi, prosedur, dan pasien yang benar;
· Memastikan bahwa semua dokumen, foto (imaging), hasil pemeriksaan yang relevan tersedia, diberi label dengan baik, dan dipampang;
· Lakukan verifikasi ketersediaan setiap peralatan khusus dan/atau implant -implant yang dibutuhkan.
FORMULA Jumlah pasien operasi yang dinyatakan ada SITE MARKING lengkap : Jumlah seluruh tindakan operasi dalam satu bulan (hitung per-jumlah tindakan) x 100% = ___%
NUMERATOR Jumlah pasien operasi yang dinyatakan ada SITE MARKING lengkap
DENOMINATOR Jumlah seluruh tindakan operasi dalam satu bulan (hitung perjumlah tindakan).
TARGET 100%
SAMPLING Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan melihat dokumentasi seluruh check list keselamatan pasien operasi dalam satu bulan KRITERIA
INKLUSI
Seluruh tindakan operasi KRITERIA
EKSKLUSI
-PENCATATAN Setiap bulan dilakukan oleh koordinator ruangan bedah dan kamar operasi ANALISA &
PELAPORAN
Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala Ruangan Rawat Inap sebagai informasi awal untuk unit masingmasing, kemudian data akan dilaporkan kepada Kepala Instalasi Rawat Inap. Data beberapa Ruangan Rawat Inap akan direkapitulasi dan dianalisis oleh Kepala Instalasi Rawat Inap, kemudian akan dilaporkan kepada Tim KP-RS. Data Rumah sakit akan direkapitulasi dan dianalisis oleh Tim KP-RS setiap bulannya yang akan dilaporkan kepada Tim Mutu dan Manajemen Risiko dan Kepala RS. Secara umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah setiap tiga bulan yang dikoordinasikan oleh Tim Mutu dan Manajemen Risiko.
AREA Instalasi Kamar Operasi
PIC Ketua Tim KP-RS
5: Persentase kepatuhan petugas kesehatan dalam melakukan kebersihan tangan dengan
metode enam langkah dan lima momen
STANDAR IPSG 5 : Mengurangi risiko infeksi akibat perawatan kesehatan JUDUL
INDIKATOR
Persentase kepatuhan petugas kesehatan dalam melakukan kebersihan tangan dengan metode enam langkah dan lima momen
TIPE INDIKATOR Struktur Proses Outcome √ Proses & Outcome TUJUAN Tergambarnya upaya rumah sakit dalam menjaga keselamatan pasien khususnya
dari infeksi nosokomial DEFINISI
OPERASIONAL
Kepatuhan cuci tangan adalah ketaatan petugas dalam melakukan prosedur cuci tangan dengan menggunakan metode 6 langkah dan lima momen. Lima momen yang dimaksud adalah :
1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Sebelum melaksanakan tindakan aseptic 3. Setelh kontak dengan pasien
4. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien
ALASAN/ IMPLIKASI/ RASIONALISASI
Cuci tangan adalah salah satu prosedur yang paling penting dalam mencegah infeksi nosokomial. Tangan adalah 'instrumen' yang digunakan untuk menyentuh pasien, memegang alat, perabot rumah sakit dan juga untuk keperluan pribadi seperti makan. Ignaz Semmelweis adalah orang pertama yang menunjukkan pentingnya penularan infeksi melalui tangan. Ketika ia menjadi staf dokter di rumah sakit di Vienna pada tahun 1840-an ia memperhatikan bahwa cuci tangan ternyata dapat mencegah penularan infeksi. Sejak itu, ditunjang dengan penelitian, cuci tangan jadi komponen paling penting dalam pencegahan infeksi. FORMULA Jumlah kumulatif kegiatan lima momen petugas yang diawali dengan melakukan
kebersihan tangan metode enam langkah yang tepat dan benar dalam suatu periode survey (momen) : Jumlah komulatif seluruh kegiatan lima momen petugas yang seharusnya diawali dengan melakukan kebersihan tangan metode enam langkah yang tepat dan benar dalam periode survey yang sama (momen) x 100% =___%
NUMERATOR Jumlah komulatif kegiatan lima momen petugas yang diawali dengan melakukan kebersihan tangan metode enam langkah yang tepat dan benar dalam suatu periode survey (momen)
DENOMINATOR Jumlah komulatif seluruh kegiatan lima momen petugas yang seharusnya diawali dengan melakukan kebersihan tangan metode enam langkah yang tepat dan benar dalam periode survey yang sama (momen)
TARGET ≥80%
SAMPLING Hanya bisa surveilans (observasi langsung) dengan purposive sampling ketika ada kegiatan yang seharusnya dilakukan kebersihan tangan dengan metode enam langkah dan lima momen.
KRITERIA INKLUSI
-KRITERIA
EKSKLUSI
-PENCATATAN Survey ini dilakukan oleh tim PPI-RS dengan dimungkinkan melakukan sampling (quick survey). Survey dilakukan 5 hari dengan jumlah sample tertentu, setiap hari ada 20 intraksi yang diukur oleh setiap surveyor.
ANALISA & PELAPORAN
Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh tim PPI-RS, kemudian data akan kemudian akan dikoordinasikan kepada Tim KPRS. Data Rumah sakit akan direkapitulasi dan dianalisis oleh Tim KPRS setiap bulannya yang akan dilaporkan kepada Tim Mutu dan Manajemen Risiko dan Kepala RS. Secara umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah setiap tiga bulan yang dikoordinasikan oleh Tim Mutu dan Manajemen Risiko.
AREA Semua Area Klinis
6: Insiden pasien jatuh selama perawatan rawat inap di rumah sakit
STANDAR IPSG 6 : Mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh JUDUL
INDIKATOR
Insiden pasien jatuh selama perawatan rawat inap di rumah sakit
TIPE INDIKATOR Struktur Proses Outcome √ Proses & Outcome TUJUAN Kejadian pasien jatuh yang terjadi selama dirawat di rumah sakit dapat menyebabkan konsekuensi yang serius dan bahkan mengancam keselamatan banyak pasien.
DEFINISI OPERASIONAL
Pasien jatuh adalah pasien yang mengalami insiden secara cepat dan tiba-tiba berpindah posisi dari tempat tidur ke lantai sampai setengah atau lebih bagian tubuh berada di lantai, sehingga memungkinkan pasien mengalami cedera ringan sampai berat atau tidak menimbulkan cedera.
ALASAN/ IMPLIKASI/ RASIONALISASI
Perawat bertanggung jawab dalam mengidentifikasi pasien yang beresiko jatuh dan membuat suatu rencana perawatan untuk meminimalkan resiko. Kekurangan staf, perawat yang tidak berpengalaman, serta tidak memiliki pengetahuan yang cukup dapat membuat pasien beresiko untuk jatuh dan mengalami perlukaan. Salah satu upaya untuk mengurangi resiko pasien jatuh adalah dengan menempatkan perawat profesional pada bangsal-bangsal tempat perawatan pasien.
Insiden: selalu terjadi insiden setiap bulan.
FORMULA Jumlah pasien jatuh selama satu bulan (orang) : Jumlah hari pasien dirawat menurut bangsal perawatan dalam bulan yang sama (hari) x 1000‰=___‰ NUMERATOR Jumlah pasien jatuh selama satu bulan
DENOMINATOR Jumlah hari pasien dirawat menurut bangsal perawatan dalam bulan yang sama
TARGET 0%
SAMPLING Dicari dengan total sampling setiap ada insiden pasien jatuh dengan dokumentasi pelaporan IKP-RS yang dapat dicatat berdasarkan format pelaporan yang ditetapkan rumah sakit
KRITERIA INKLUSI
Pasien jatuh yang terjadi saat berada di unit rawat inap KRITERIA
EKSKLUSI
-PENCATATAN Pencatatan setiap laporan IKP-RS dilakukan oleh masing-masing unit yang mengalami insiden pasien jatuh, yang dipantau setiap hari
ANALISA & PELAPORAN
Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Patient Safety Officer/ Kepala Ruangan Rawat Inap, kemudian data akan kemudian akan dikoordinasikan kepada Tim KP-RS. Data Rumah sakit akan direkapitulasi dan dianalisis oleh Tim KP-RS setiap bulannya yang akan dilaporkan kepada Tim Mutu dan Manajemen Risiko dan Kepala RS. Secara umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah setiap tiga bulan yang dikoordinasikan oleh Tim Mutu dan Manajemen Risiko
PIC Ketua Tim KP-RS
Padang, 1 September 2015
Mengetahui,
Direktur RSI “Ibnu Sina” Padang Ketua Komite PMKP,