• Tidak ada hasil yang ditemukan

Diktat PDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Diktat PDA"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

DIKTAT

PENDIDIKAN DASAR

ASTACALA

ASTACALA

PERHIMPUNAN MAHASISWA PECINTA ALAM

STT TELKOM

(2)
(3)

KODE ETIK PECINTA ALAM

Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa alam beserta isinya adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa

Pecinta Alam Indonesia adalah (sebagian) bagian dari masyarakat Indonesia sadar akan tanggung jawab kepada Tuhan, Bangsa, dan Tanah Air

Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa Pecinta Alam adalah sebagian dari makhluk yang mencintai alam sebagai anugerah Yang Maha Kuasa Sesuai dengan hakekat diatas, kami dengan kesadaran menyatakan :

1. Mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa

2. Memelihara alam beserta isinya serta menggunakan sumber alam sesuai dengan kebutuhannya

3. Mengabdi kepada Bangsa dan Tanah air

4. Menghormati Tata Kehidupan yang berlaku pada masyarakat sekitar serta menghargai manusia dan kerabatnya

5. Berusaha mempererat tali persaudaraan antara Pecinta Alam sesuai dengan Azas Pecinta Alam

6. Berusaha saling membantu serta menghargai dalam pelaksanaan pengabdian terhadap Tuhan, Bangsa dan Tanah air

7. Selesai

Disyahkan bersama dalam Gladian Nasional ke-4 Ujung Pandang, 1974

(4)

IKRAR ASTACALA

1. Percaya dan taqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. Mengabdi pada Bangsa dan Tanah Air

3. Menjunjung tinggi nama baik ASTACALA dan institusi 4. Memelihara alam beserta isinya

Disyahkan di Bandung Januari 1995

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rakhmat-Nya diktat Pendidikan Dasar Astacala 2002 ini bisa kami selesaikan.

Diktat Pendidikan Dasar Astacala ini kami susun dari berbagai sumber, baik yang berupa buku, ataupun pengalaman-pengalaman yang diperoleh oleh anggota Astacala selama melaksanakan perjalanan. Dari segi isi materi, diktat ini mengalami beberapa penambahan dan pengurangan. Adapun tujuan dari perubahan ini yaitu mempermudah siswa Pendidikan Dasar dan orang yang membaca diktat ini memahami isi dari tiap materi yang diberikan sehingga bisa mengurangi kesalahan penafsiran yang mungkin terjadi.

Diktat ini tidak bisa memberikan pengetahuan yang cukup dan memadai bagi siswa Pendidikan Dasar Astacala guna berpetualang di alam bebas. Hanya dengan latihan yang kontinyu buku ini dapat terasa manfaatnya.

Terima kasih tidak lupa kami sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materiil hingga selesainya penyusunan diktat ini.

Terakhir kalinya, kami sampaikan kepada para siswa Pendidikan Dasar Astacala , semoga dapat menyelesaikan dengan baik semua tahapan yang harus dijalani selama mengikuti Pendidikan Dasar Astacala, dan tetap berpegang teguh pada tujuan anda bergabung dengan kami.

(6)

DAFTAR ISI

Kode Etik Pecinta Alam Se-Indonesia ... 3

Ikrar ASTACALA ... 4

Kata Pengantar ... 5

Daftar isi ... 6

Perencanaan Perjalanan ... 7

Peralatan dan Perlengkapan Perjalanan ... 10

Iklim Medan ... 18

Navigasi Darat ... 24

Kesehatan perjalanan ... 33

Ilmu Penaksiran ... 42

Botani dan Zoologi praktis ... 48

Komunikasi Lapangan ... 53

Survival ... 56

Search and Rescue ... 64

Teknik Pemanjatan ... 71

Caving ... 77

Olah Raga Arus deras ... 82

Teknik Penyeberangan ... 95

Fotografi ... 99

Jurnalistik Alam bebas ... 106

Laporan Perjalanan ... 110

Lingkunganm hidup ... 112

Analisa vegetasi ... 116 Lampiran

(7)

Hasrat untuk berpetualang di alam terbuka menyebabkan para penggiatnya melakukan berbagai kegiatan petualangan dan perjalanan, mulai dari pendakian gunung, penyusuran pantai, pengarungan sungai berarus deras, sampai dengan perjalanan ‘besar’ yang sering disebut ekspedisi. Berbagai tujuan melandasi perjalanan tersebut, mulai perjalanan eksplorasi, survei, maupun hanya sekedar jalan-jalan.

Semua jenis perjalanan tersebut memerlukan persiapan yang baik, mengingat kondisi alam yang apabila tidak dapat kita atasi dengan baik akan membawa kita pada keadaan yang membahayakan jiwa. Namun sebaliknya, jika bermacam rintangan dapat kita atasi, maka akan memberikan semacam kenikmatan dan kepuasan berpetualang. Dalam upaya mengatasi kondisi alam yang selalu berubah itu, sebelum melakukan suatu perjalanan kita wajib melakukan perencanaan yang matang. Bagaimana kira-kira medan yang akan kita hadapi, bagaimana cuacanya, bagaimana cara mengatasinya, apa yang akan kita makan disana, segalanya harus dipikirkan masak-masak. Perencanaan perjalanan yang matang akan membantu kita mengatasi segala macam hambatan yang mungkin timbul.

KEMAMPUAN BAGI PENGGIAT ALAM TERBUKA

Banyak kecelakaan yang terjadi dalam kegiatan alam terbuka (KAT) yang disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki oleh penggiatnya. Sesungguhnya hal ini dapat dihindari dengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan berkegiatan dialam terbuka sehingga mempunyai kemampuan yang memadai.

Collin mortlock, seorang pakar pendidikan alam terbuka mengkategorikan kemampuan yang diperlukan oleh para penggiat di alam terbuka sbb:

1. Kemampuan teknis, yang berhubungan dengan ritme dan keseimbangan gerakan serta efisiensi penggunaan perlengkapan. 2. Kemampuan kebugaran, mencakup kebugaran spesifik yang dibutuhkan untuk kegiatan tertentu, kebugaran jantung dan sirkulasinya, serta kemampuan pengkondisian tubuh terhadap tekanan lingkungan alam.

3. Kemampuan kemanusiawian, yaitu pengembangan sikap positif kesegala aspek untuk meningkatkan kemampuan. Hal ini mencakup determinasi, percaya diri, kesabaran, konsentrasi, analisis diri, kemandirian, serta kemampuan untuk memimpin dan dipimpin. 4. Kemampuan pemahaman lingkungan, yaitu pengembangan

(8)

kewaspadaan terhadap bahaya dari lingkungan yang spesifik. Keempat kemampuan tersebut tidak mudah untuk dikuasai dengan baik. Namun perlu diingat bahwa penguasaan kemampuan tersebut sangat diperlukan dalam berkegiatan dialam terbuka.

Konsep keempat kemampuan itu mungkin lebih sederhana kalau kita kaitkan langsung dengan kegiatan kita mempersiapkan diri untuk melakukan kegiatan di alam terbuka seperti perjalanan pendakian gunung.

TAHAPAN PERENCANAAN PERJALANAN

Adapun tahap - tahap perencanaan perjalanan adalah sebagai berikut :

1. Pembekalan kemampuan memilih, mengatur, serta menggunakan peralatan, perlengkapan dan perbekalan selama perjalanan seperti kemampuan teknis menggunakan peta dan kompas, kemampuan ber bivak, membuat api, dsb.

2. Pembekalan kemampuan fisik yang prima. Untuk itu diperlukan latihan fisik yang bisa menjaga dan meningkatkan kebugaran. 3. Pembekalan mental sehingga siap untuk menghadapi tantangan

dan kegiatan berat dialam. Kekuatan mental ini hanya dapat ditumbuhkan dari dalam diri sendiri.

4. Pembekalan pemahaman yang baik terhadap kondisi alam yang akan dihadapi. Mencakup bagaimana memilih waktu berkegiatan yang tepat disesuaikan dengan kondisi alam dan lingkungan.

FAKTOR PERENCANAAN PERJALANAN

1 Faktor Alam

Mencakup pemahaman mengenai lokasi tujuan, medan yang akan ditempuh, iklim di daerah yang akan dituju, dan hal lain yang berkaitan dengan lingkungan. Pengantisipasian hal ini adalah dengan melakukan studi literatur yang baik, analisis peta, pengumpulan informasi dari pemerintah setempat.

2 Faktor Peserta

Merupakan hal yang berhubungan dengan personil peserta perjalanan, mencakup pemilihan personil, leader, hierarki, diskripsi kerja dan tanggung jawab masing-masing, serta kemampuan setiap peserta perjalanan.

3 Faktor Penyelenggaraan

Mencakup faktor teknis, non teknis, serta semi teknis. Faktor teknis

Berhubungan langsung dengan tingkat kesulitan medan. Beberapa hal yang termasuk didalamnya yaitu penyiapan kemampuan personil, skenario dan sistem operasi, sistem pendokumentasian,

(9)

serta hal yang berkaitan dengan masalah safety. Faktor non teknis

Daya dukung operasi yang tidak berhubungan dengan tingkat kesulitan medan. Mencakup masalah administrasi organisasi dan pendukung operasi global.

Faktor semi teknis

Faktor ini hanya terdapat dalam ekspedisi-ekspedisi besar dan kompleks. Berhubungan langsung dengan tingkat kesulitan medan tapi bersifat non teknis. Misalnya masalah komunikasi, base camp team, advance-team, take in & out team, rescue team, dsb.

PERENCANAAN KEGIATAN

Kegiatan akan dapat berjalan dengan baik apabila mulai dari awal suatu kegiatan telah direncanakan baik yang bersifat teknis maupun non teknis.

Suatu rencana yang baik akan membagi kegiatan tersebut menjadi sejumlah tahapan yang mengacu pada waktu yang tersedia dan cakupan pekerjaan. Keterlambatan dapat terjadi karena harus menunggu selesainya tahapan dan ketidak tahuan kapan pekerjaan lain dapat dimulai.

Rencana kegiatan tersebut dapat bervareasi tergantung bentuk kegiatan yang akan dilakukan. Gambaran diatas tidak menunjukkan waktu, karena hanya menekankan pada gambaran kerjanya. Setelah rencana kerja tersebut dibuat baru kemudian dapat dibuat skedul waktu (time skedul) untuk kegiatan tersebut.

Untuk suatu perjalanan yag telah sering kita dan tidak terlalu rumit lakukan, tahapan-tahapan diatas secara otomatis kita lakukan.

(10)

Selain ketrampilan dan pengetahuan tentang hidup di alam bebas yang baik, untuk menjamin kenyamanan dan keamanan kita dalam melakukan kegiatan di alam bebas diperlukan pula peralatan dan perbekalan yang baik. Karena tujuan dari setiap perjalanan adalah dapat kembali ke rumah dalam keadaan sehat wal afiat maka kita tidak boleh membiarkan ada peluang sedikitpun bagi bahaya yang akan timbul.

Bila kita akan menuju suatu tempat, maka kita harus mengetahui dengan baik tentang cara mencapai tempat tersebut, bagaimana keadaan lingkungan/alam yang akan kita hadapi serta kebiasaan yang berlaku di daerah tersebut. Pengetahuan tentang kebiasaan penduduk daerah tersebut sangat perlu agar kita memperoleh penerimaan yang baik dari penduduk setempat. Hal ini akan kita perlukan karena orang terdekat yang bisa memberikan pertolongan nilai kita mendapat kesulitan adalah penduduk setempat. Informasi tentang hal-hal tersebut dapat kita peroleh dari orang-orang yang pernah mengunjungi daerah tersebut atau dari literatur-literatur yang ada.

PERALATAN

Peralatan yang baik akan sangat membantu kita dalam melakukan kegiatan alam terbuka dan kita akan dapat selalu dalam keadaan sehat untuk melakukan aktivitas karena kita melakukan kegiatan di alam bebas bukan untuk menyiksa diri. Prinsip dalam pemilihan peralatan yang akan kita bawa adalah sebagai berikut : semua barang yang kita butuhkan ada dalam tas kita dan tidak ada peralatan yang tidak kita butuhkan dalam tas kita.

Secara umum peralatan dapat kita bagi menjadi :

Ü

Peralatan dasar, yaitu peralatan yang selalu kita perlukan setiap saat seperti pakaian, peralatan memasak dan makan/minum peralatan MCK dan perlengkapan pribadi.

Ü

Peralatan khusus, yaitu peralatan yang dibutuhkan sesuai dengan medan perjalanan atau tujuan perjalanan apakah untuk penelitian, dokumentasi, pemanjatan tebing dan sebagainya.

Ü

Peralatan tambahan, yang bisa dibawa atau tidak dan lebih kepada hal-hal kenyamanan.

PERALATAN DAN PERBEKALAN

PERJALANAN

(11)

PERALATAN DASAR

Yang akan dibahas disini adalah peralatan untuk medan gunung hutan. SEPATU

Sepatu yang baik mempunyai syarat-syarat sebagai berikut :

Ü

Terbuat dari bahan yang kuat (misal : kulit) namun tidak menyakiti kaki pemakainya

Ü

Melindungi kaki sampai mata kaki untuk mencegah bahaya terkilir

Ü

Nyaman dipakai, karena itu pakailah sepatu yang telah dikenal oleh kaki anda/bukan pinjaman

Ü

Bentuk sol bawah dapat menggigit ke segala arah agar pemakainya tidak mudah tergelincir

Ü

Sepatu lapangan ABRI cukup baik dengan beberapa modifikasi seperti memberi lubang dibagian sampingnya untuk ventilasi udara dan mengeluarkan air yang terperangkap didalamnya dan diberi alas tambahan sehngga lebih lunak.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan kaki dan sepatu adalah :

Ü

Untuk mencegah lecet, mungkin kita perlu memberi plester pada bagian-bagian kaki yang bergesekan dengan sepatu.

Ü

Jagalah kebersihan kaki dan kaus kaki dengan mengusahakan agar kita selalu memakai kaus kaki yang kering.

Ü

Jangan mengeringkan sepatu pada panas yang ekstrim karena akan mengakibatkan sepatu menjadi kaku dan kulit sepatu pecah-pecah.

Ü

Rajin-rajinlah menyemir sepatu agar kulit sepatu anda selalu dalam keadaan lembut sehingga nyaman dipakai.

Ü

Gunakanlah sepatu yang tidak terlalu sempit atau lebih longgar (dengan memperhatikan kaos kaki yang digunakan).

KAUS KAKI

Kaus kaki berguna untuk melindungi kulit kaki dari gesekan langsung dengan sepatu dan menjaga agar kaki selalu dalam keadaan hangat. Kaus kaki yang baik akan dapat menjaga kaki kita dapat bernafas. Kaus kaki yang terbuat dari katun atau wool akan sangat baik untuk memenuhi syarat-syarat di atas. Ketebalan kaus kaki yang akan kita gunakan tentunya disesuaikan dengan medan yang akan dilalui, demikian pula panjangnya kaus kaki. Akan sangat berguna bila kita membawa lebih dari satu pasang kaus kaki karena bila melakukan

(12)

perjalanan dengan kaus kaki yang basah maka kaki akan mudah lecet. Untuk lebih nyaman, gunakan dua lapis kaus kaki. Bagian dalam kita gunakan kaus kaki yang terbuat dari bahan katun yang lembut dan bagian luarnya kaus kaki yang lebih tebal.

CELANA LAPANGAN

Karena kegiatan berjalan adalah kegiatan utama dalam melakukan perjalanan di medan gunung hutan maka celana lapangan yang baik harus dapat menjamin bahwa gerakan yang dilakukan tidak menyiksa diri kita.

Celana lapangan yang baik mempunyai syarat sbb :

Ü

Terbuat dari bahan katun yang lembut namun kuat. Celana yang terbuat dari bahan jeans sangat tidak dianjurkan karena bila basah akan menjadi sangat berat dan tidak mudah kering. Sedangkan celana yang terbuat dari katun selain menyerap keringat juga mudah kering.

Ü

Desain celana memberikan ruang gerak yang leluasa bagi

kaki kita. Hal ini dapat diperoleh dengan memberi lipatan pada bagian lutut dan ukuran pipa celana yang tidak terlalu sempit. bAgian pantat celana terdiri dari dua lapis karena bagian ini pal-ing mudah sobek. Jahitan celana juga harus kuat.

Ü

Celana yang baik mempunyai saku yang cukup. Bila tidak ada sakunya maka tidak akan berguna namun bila terlalu banyak saku akan sangat mengganggu. Saku celana sebaiknya mempunyai penutup agar isi di dalamnya tidak mudah keluar.

BAJU LAPANGAN

Prinsip baju lapangan sama dengan celana lapangan yaitu terbuat dari bahan yang nyaman dipakai, menyerap keringat,

mudah kering namun cukup kuat. Sebaiknya baju lapangan yang digunakan berlengan panjang karena akan berguna untuk melindungi dari sengatan matahari, duri tanaman, atau udara dingin. Jumlah pakaian (baju dan celana) yang dibawa dalam perjalanan disesuaikan dengan medan yang dilalui dan lamanya perjalanan. Jangan pernah

membiarkan diri anda memakai pakaian basah karena hal ini akan sangat membahayakan. Bawalah pakaian ganti/cadangan yang cukup. TOPI LAPANGAN

Topi lapangan berguna untuk melindungi kepala dari kemungkinan cedera akibat ranting/duri tumbuhan, melindungi dari curahan hujan ataupun panas matahari terutama kepala bagian belakang. Topi yang digunakan terbuat dari bahan yang kuat, biasanya katun, dan akan

(13)

sangat baik bila diberi lubang ventilasi udara.

Ada beberapa topi lapangan yang bisa digunakan sesuai medan dan keperluannya. Untuk medan gunung hutan sebaiknya menggunakan topi rimba. Sedangkan untuk medan padang rumput atau pantai kita dapat menggunakan topi yang lebih lebar seperti topi cowboy. Bila memakai topi yang terlalu lebar pada perjalanan gunung hutan hanya akan mengganggu pergerakan.

SARUNG TANGAN

Ü

Kegunaan sarung tangan disini adalah untuk melindungi tangan saat menyibak semak duri atau saat menggunakan golok tebas.

Ü

Karena itu sarung tangan sebaiknya terbuat dari kulit yang pas dengan ukuran tangan namun tidak terlalu kaku agar tidak mengganggu gerakan tangan kita.

IKAT PINGGANG

Kegunaan ikat pinggang selain agar celana tidak melorot juga untuk menaruh benda-benda yang kita butuhkan dengan cepat seperti pisau pinggang, golok tebas air minum atau peralatan P3K.

Dengan demikian ikat pinggang yang kita gunakan harus terbuat dari bahan yang kuat seperti kulit atau bahan lain yang kuat. Perhatikan bagian kepala ikat pinggang terutama jahitan antara ikat pinggang dengan tali ikat pinggang, bagian ini biasanya yang paling rentan terhadap kelapukan.

Tali ikat pinggang yang terlalu kecil atau terlalu besar akan sangat mengganggu.

RANSEL

Ü

Ransel berguna untuk membawa segala peralatan yang kita butuhkan, karena itu kita harus menghindari ransel sebagai beban tambahan. Dengan kata lain kita harus memilih ransel yang kuat namun ringan. Selain itu ransel juga harus terbuat dari bahan water proof. Perhatian lebih sebaiknya diberikan pada bagian jahitan ransel tersebut apakah kuat atau tidak.

Ü

Ada beberapa jenis ransel yaitu ransel dengan rangka dalam dan ransel dengan rangka luar. Ransel dengan rangka luar lebih cocok untuk medan terbuka seperti padang rumput atau pantai. Untuk medan gunung hutan, rangka dalam akan lebih cocok karena bila menggunakan rangka luar akan mengganggu pergerakan bila menyangkut pada ranting pohon. Rangka ransel ini akan berguna untuk membagi beban agar merata keseluruh tubuh.

(14)

Ü

Kapasitas ransel yang dipilih disesuaikan dengan jumlah barang yang akan dibawa. Kantung-kantung tambahan yang ada pada ransel lebih bersifat praktis dan selera pribadi masing-masing.

Ü

Ransel yang baik adalah yang nyaman dipakai walaupun membawa beban berat. Kenyamanan ransel dapat diberikan dengan pemberian bahan yang cukup lunak dan lembut dibagian yang bersentuhan dengan punggung, sabuk ransel dan tali penyandang yang dapat diatur. Carilah kombinasi penyetelan yang paling nyaman untuk anda agar beban yang berat tidak terasa terlalu berat.

Saat ini dipasaran banyak beredar bermacam-macam jenis dan merek ransel. Jangan terlalu terpaku dengan harga yang mahal karena belum tentu ransel yang lebih murah lebih buruk dari ransel yang mahal. Untuk memilih ransel yang paling sesuai dengan kebutuhan harus teliti memilihnya. Untuk perjalanan-perjalanan tertentu mungkin kita perlu membawa daypack bila kita melakukan perpindahan-perpindahan singkat (misal: penelitian, dokumentasi).

PERALATAN NAVIGASI

Peralatan navigasi bisa diibaratkan sebagai mata kita untuk mengetahui lokasi tempat kita berada. Alat navigasi terdiri dari: kompas,peta, busur derajat/protaktor, pinsil/bolpoin dan sebagainya. Penjelasan lebih lanjut lihat materi navigasi darat.

PERALATAN MASAK

Peralatan masak terdiri dari :

Ü

Kompor lapangan

Ü

Bahan bakar

Ü

Tempat memasak

Ü

Wadah air

Ü

Pematik/pembuat api

Ü

Sendok garpu

Ada bermacam-macam kompor lapangan yang tersedia dipasaran. Yang paling umum saat ini adalah kompor parafin dan kompor gas. Sedangkan yang relatif baru adalah kompor dengan bahan bakar spirtus. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan tersendiri.

Kompor dengan bahan bakar parafin ringkas bentuknya. Namun tidak tahan pada badai angin kencang. Kompor gas menghasilkan panas yang lebih baik dibanding kompor parafin namun sangat riskan. Sering terjadi tabung gas meledak karena selang tersumbat. Kompor dengan bahan bakar spirtus tidak terpengaruh oleh angin dan panas yang dihasilkan lebih baik dibanding parafin dan gas. Namun bahan bakar

(15)

yang diperlukan mempunyai volume yang lebih besar dari parafin. Tempat masak yang biasa digunakan adalah misting yag bias dipakai oleh kalangan ABRI/ militer. Ada dua macam bentuk misting yaitu kotak dan bulat sesuai selera anda.

Ada bermacam-macam wadah air, bool air mineral, vedples, maupun jerigen.

Yang harus diperhatikan adalah, wadah air sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan dan mempunyai penutup yang rapat.

Pemantik api atau korek api banyak macamnya, ada yang berbentuk batang, dengan bahan bakar gas ataupun minyak. Kita harus selalu menjaga agar korek api kita dalam keadaan kering. Caranya, untuk korek api dengan bahan bakar minyak atau gas kita bungkus dengan kantung plastik agar batu pemantik tidak terkena air. Sedangkan untuk korek api batang, kita dapat memindahkan / menukar wadah korek dengan tabung film yang kedap air.

LAMPU SENTER

Lampu senter harus disertakan dan baterai cadangan. Gnakan lampu senter dungan kualitas cahaya yang baik, bentuknya ringkas dan tidak boros. Bila sedang tidak digunakan, untuk mencegah agar senter tidak menyala secara tidak sengaja, kita dapat mensiasati dengan membalik salah satu baterai atau memberi isolasi pada salah satu kutub baterai.

Untuk penerangan malam hari dalam waktu yang lama kita dapat menggunakan lilin.

PISAU

Pisau berguna untuk membantu dalam memasak dan membuat api unggun.

Beberapa jenis pisau yang dapat kita bawa adalah :

Ü

Golok tebas

Ü

Pisau pinggang

Ü

Pisau saku multiguna

Pisau harus terbuat dari bahan yang baik seperti baja, ukurannya sesuai dan mempunyai sarung pelindung. Ada beberapa jenis pisau seperti pisau bowie, pisau lempar, pisau

skinner(pengulit) dan sebagainya. Pisau yang baik biasanya berasal dari swiss.

(16)

PERALATAN TIDUR

Peralatan tidur yang disarankan :

Ü

Sepasang pakaian tidur

Ü

Kauskaki tebal

Ü

Matras

Ü

Sleeping bag

Ü

Sarung tangan

Ü

Kupluk/balaklava

Ü

Ponco PELUIT

Peluit yang baik adalah peluit whistle/ pramuka karena bunyinya stabil tidak tergantung kekuatan meniup.

PERALATAN KHUSUS

Peralatan kusus berkaitan dengan medan dan tujuan perjalanan. Bila akan mengadakan kegiatan pendakian tebing harus membawa tali static dan dinamic, harnes, dsb.

Bila akan mengadakan arung sungai kita harus membawa peralatan pengarungan. Untuk kegiatan dokumentasi kita harus menyiapkan peralatan dokumentasi.

PERALATAN TAMBAHAN

Peralatan ini tiadak harus dibawa namun untuk kenyamanan ada baiknya disertakan :

Ü

Putis, Pembalut betis agar otot-ototnya tetap fit

Ü

Gaiter, Melindungi kaki dari pacet, duri, dan mencegah sepatu kemasukan pasir

Ü

Kelambu, Melindungi dari nyamuk dan lebah

Ü

Semir sepatu SURVIVAL KIT

Adalah peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat/kondisi sur-vival. Isinya antara lain :

Ü

Alat menjahit

Ü

Alat sol

Ü

Tali sepatu cadangan

Ü

Korek api

Ü

Gunting kecil

Ü

Perlengkapan P3K

(17)

Ü

Alat jerat

Ü

Dsb PACKING

Kenyamanan dalam membawa beban selain ditentukan oleh struktur ransel yang baik juga dipengaruhi penyusunan barang saat mengemasnya.

Yang perlu diperhatikan antara lain :

Ü

Kelompokkan barang-barang sesuai dengan kebutuhan dan bungkus dengan kantong plastik yang baik terutama pakaian ganti, peralatan navigasi, dsb.

Ü

Tempatkan barang-barang yang lebih berat setinggi dan sedekat mungkin dengan punggung. Barang yang setiap saat diperlukan ditempatkan di atas. PERBEKALAN

Ü

Harus mempunyai kandungan gizi, itamin, dan kalori sesuai kebutuhan tubuh.

Ü

Tidak asing bagi tubuh atau mulut

Ü

Mudah memasaknya

Ü

Tahan lama

Ü

Jenis dan rasa yang vareatif

(18)

IKLIM MEDAN

IKLIM DAN CUACA

Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu. Cuaca adalah keadaan suhu atau udara di suatu tempat pada saat tertentu dalam waktu yang singkat. Jadi cuaca dapat berubah-ubah dan iklim relatif tetap untuk jangka waktu enam bulan sekali (untuk wilayah tropis).

IKLIM LAUT

1.Daerah tropis dan Sub-tropis, sampai lintang bumi 40 (LU dan LS), dengan sifat-sifat :

Ü

Rata-rata suhu tahunan tidak terlalu tinggi

Ü

Amplitudo suhu harian kecil

Ü

Terdapat banyak hujan lebat dan awan 2.Daerah Sedang

Ü

Amplitudo suhu harian dan tahunan kecil

Ü

Banyak awan dan hujan terutama pada musim dingin, hujan berupa hujan rintik-rintik

Ü

Pergantian musim tidak terjadi seketika IKLIM DARAT (KONTINENTAL)

1.Daerah tropis atau Sub-tropis

Ü

Amplitudo harian sangat besar

Ü

Amplitudo tahunan kecil

Ü

Sedikit hujan dan disertai angin taufan 2.Daerah Sedang

Ü

Rata-rata suhu pada musim panas tinggi

Ü

Rata-rata suhu pada musim dingin rendah

Ü

Amplitudo suhu tahunan besar

Ü

Amplitudo suhu harian besar, pada siang hari terik dan malam hari sangat dingin

Ü

Jarang terjadi hujan, terutama pada musim panas IKLIM DIDAERAH TINGGI

Sifat dari iklim tergantung dari bentuk dataran di daerah masing-masing.

(19)

Ü

Terdapat didaerah dataran tinggi

Ü

Amplitudo harian dan tahunan besar

Ü

Udara kering dan kelembapan udara sangat rendah

Ü

Jarang terjadi hujan 2.Iklim Gunung

Ü

Terdapat pada puncak gunung

Ü

Amplitudo suhu harian dan tahunan lebih kecil dibandingkan pada daerah dengan iklim Tanah Tinggi

Ü

Sering terjadi hujan, terutama pada daerah gunung terpaan angin, terkadang terdapat salju.

IKLIM MUSON (MUSIM)

Angin berganti arah tiap setengah tahun sekali, dan hujan jatuh pada musim panas. Permukaan bumi dapat pula dibagi menjadi beberapa daerah iklim menurut meteorologis di daerah tersebut (menurut temperatur, tekanan udara, angin dan turunnya hujan).Karakter daerah iklim tersebut mudah dikenali dari tumbuhan yang ada.

DAERAH IKLIM

Daerah ini dibagi menjadi:

a. Daerah iklim Hujan Tropika dengan hutan Tropika

Pada daerah ini sebenarnya tidak terdapat musim tertentu karena hampir setiap saat selalu turun hujan (minimal 6 cm pada bulan terkering). Sifat iklim ini basah dan memiliki karakter seperti ilkim laut yang memiliki amplitudo temperatur yang kecil.

b. Daerah Iklim Sabana

Mempunyai musim kemarau yang nyata karena pengaruh angin musim.

c. Daerah Iklim Sedang

Mempunyai pergantian musim yang teratur dalam setahun. Bertiup angin barat dan kadang-kadang disertai angin ribut.

d. Daerah Angin Kutub

Daerah ini terbagi menjadi atas:

Ü

Iklim tundra – memiliki suhu rata-rata 10 derajat C pada musim terpanas.

Ü

Iklim Salju – rata-rata 0 derajat C, iklim ini terdapat pada pegunungan yang sangat tinggi. Garis batas salju di daerah ilkim kutub tertentu terdapat di permukaan laut.

e. Daerah Iklim Sub Tropika

(20)

tidak dapat ditentukn dengan jelas. Daerah ini terbagi menjadi:

Ü

Daerah Gurun Pasir – merupakan daerah yang jarang terjadi hujan

Ü

Daerah Iklim Steppa – merupakan daerah yang jarang terjadi hujan tetapi masih terdapat tumbuhan

Daerah sub-tropika terdapat pada 20 – 40 derajat garis Lintang (LU dan LS). Daerah ini juga dapat dianggap sebagai daerah dengan iklim sedang, dengan pembagian daerah sebagai berikut:

Ü

Iklim daerah Boreal – Iklim sedang dan temperatur rata-rata terdingin –3 derajat C.

Ü

Iklim Sedang yang Basah – Menerima hujan sepanjang tahun

Ü

Iklim Sub – Tropis – Musim panas kering atau Iklim laut tengah

Ü

Iklim sub-Tropika – Musim dingin kering atau Iklim Tiongkok

CIRI KHAS MEDAN

Hutan Primer

Jarak pandang tergantung dari kerapatan tumbuhan yang ada, berkisar antara 5 sampai dengan 70 meter.Hutan Primer memiliki pohon dewasa yang berumur sekitar 100 tahun dan tumbuh di daerah hutan yang masih asli dan belum dijelajahi oleh manusia.Pucuk-pucuk pohon tersebut membentuk tajuk (kanopi) yang rapat dan tingginya lebih dari 30 meter. Hal tersebut menyebabkan sedikitnya cahaya pada bagian bawahnya dan terdapat semak belukar yang rapat.

Hutan Sekunder

Merupaka bekas hutan pimer yang sudah dieksploitasi dan telah dibiarkan menjadi hutan kembali. Terdapat banyak belukar yang sulit ditembus karena kurangnya gambaran medan, tetapi dapat ditembus dengan bantuan kompas.

Fauna yang tinggal didaerah ini bervariasi, didasarnya terdapat reptil, diatas perdu terdapat burung ang beraneka ragam dan diatas pohon sering terdapat kera.

Hutan Homogen

Merupakan hutan yang hanya terdiri dari satu jenis tanaman saja. Hutan heterogen

Merupakan hutan yang terdiri dari bermacam-macam tanaman. Savana

(21)

merupakan daerah peralihan dari stepa ke hutan. Dan stepa itu merupakan padang rumput di daerah sedang yang akan hijau pada musim penghujan dan renggas pada musim kemarau.

Sungai

Bagian melintang dari profil sungai disebut profil melintang sungai dan searah sungai disebut profil memanjang. Banyak air yang melewati profil yang memanjang disebut kapasitas sungai.Pada tempat yang lurus air pada bagian tengah permukaan sungai alirannya tercepat, disebut benang arus atau garis arus.

Profil memanjang sungai dapat dibagi menjadi :

Ü

Bagian Hulu

Kemiringan sungai besar, arus air kencang dan tenaga erosi kuat.

Ü

Bagian Tengah Sungai

Kemiringan sungai semakin kurang sehingga tenaga erosi dan transportasi juga berkurang.Lereng sungai berubah kearah kotak. Erosi mulai kearah samping.

Ü

Bagian Hilir

Kemiringan sungai mendekati nol. Arus air sabgat kecil, erosi hampir tidak ada, banyak terdapat sedimen, air keruh, kadang-kadang terdapat beting atau pulau ditengah sungai. Arah berkelok-kelok kadang-kadang berganti aliran pada waktu banjir sehingga mempunyaai muara baru.

Pantai dan Laut

Garis pantai merupakan garis yang menujkukkan tinggi air pasang rata-rata antara laut dan darat. Pantai merupakan bagian darat yang terdekat dengan laut. Pesisir adalah daerah yang tergenang air laut pada saat pasang dan kering ketika pasang surut.

Sebagian besar lautan umumnya kedalamannya kurang dari 200 meter. Nama bagian ini adalah laut dangkal. Bagian ini menjadi batasan antara daratan dan lautan dan disebut paparan (shelf). Paparan sebenarnya termasuk Kontinental. Lebar paparan tidak akan sama di suatu tempat..

Lautan dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

Ü

Laut Ingresi

Terjadi karena gerakan-gerakan tektonik, terlebih-lebih gerakan vertikal yang menyebabkan terdapatnya daerah yang turun. Umumnya laut ingresi merupakan laut dalam.

Ü

Laut Transgresi

Terjadi karena terdapatnya daratan yang turun sehinggan daerah ini digenagi air laut atau air laut sendiri yang naik.

(22)

Rawa

Rawa dapat dibagi menurut asal kejadiannya / tempatnya yaitu; rawa pantai, rawa pegunungan, rawa dataran rendah / sungai. Terjadinya rawa disebabkan oleh:

Ü

Genangan air yang tidak terbuang karena kedaan alam sekitarnya

Ü

Hutan primer yang dibuka yang menyebabkan air tidak tertahan lagi oleh pepohonan yang dapat menyebabkan erosi dan banjir.

Ü

Pertemuan air laut dan air sungai

Ü

Pendangkalan yang disebabkan oleh peristiwa alam, selanjutnya terisi air.

GEOLOGI UMUM

Geologi adalah ilmu yang mempelajari bumi, pegunungan, daratan serta sejarah kehidupan dan urutan dimasa lampau, kini, dan masa yang akan datang.

Beberapa istilah umum yang sering digunakan dalam geologi :

Ü

Atmosfera : selubung udara yang menylimuti hidrosfera dan litosfera

Ü

Hidrosfera : Selaput air yang menutupi dan meresap ke dalam litosfera

Ü

Litosfera : Selaput pagar yang terdiri dari bebatuan Beberapa jenis bebatuan :

Ü

Batuan Beku

Berasal dari lelehan pijar bersuhu tinggi yang berasal dari perut bumi (magma) mempunyai sifat yang keras, kompak dan berbentuk kristal

Ü

Batuan Sedimen

Berasal dari endapan bahan rombakan atau lautan dari batuan terdahulu. Pemanasan menyebabkan endapan menjadi keras dan kompak

Ü

Batuan Metamorf

Berasal dari perubahan batuan lain akibat temperatur dan tekanan. Bentuk batuan ini berlapis-lapis dan banyak rekahan serta pori-pori.

Gunung Api

Lava : bahan yang keluar dari bumi berupa lelehan pijar dari batuan yang panas.

Lahar Panas :lava yang keluar pada saat tejadi letusan gunung berapi

(23)

Lahar Dingin :Terjadi bila setelah letusan terjadi hujan dan hasil letusan terbawa dalam jumlah yang besar.

Exhalasi :Gas dan uap saat letusan gunung berapi (fumarol-Hcl, Solfatar-SO2, H2S, Mofet-C02, Nitrogen, dan lain-lain)

Awan Panas dan Debu Vulkanik: berupa awan panas yang keluar akibat letusan gunung berapi yang terdiri dari debu-debu vulkanik Tsunami : gelombang panas yang besar akibat letusan gunung berapi atau gempa bumi di dalam laut

Bahaya pada pendakian gunung yang masih aktif antara lain ;

Ü

Batuan mudah longsor pada daerah sekitar puncak

Ü

Terdapat gas-gas beracun pada daerah-daerah tertentu

Ü

Bila tiba-tiba aktif, kemungkinan ancaman lava, lahar dan awan panas.

Hidrologi

Air dari kedudukannya dapat dibagi menjadi:

Ü

air meteorit (hujan)

Ü

air permukaan (sungai, danau, laut dan rawa)

Ü

air dalam tanah (air terjepit, air bebas, sungai dalam tanah pada daerah gamping)

Pada air tanah perbandingan air yang masuk ke dalam tanah untuk daerah lembab sekitar 50 % dan pada daerah kering 100%, sehinggan di daerah lembab akan lebih banyak terdapat air.

Didalam tanah, air terdapat didalam rongga-rongga batuan, pori-pori batuan, dan tanah.

Air cenderung terdapat didaerah rendah, mengalir mengikuti topografi dan bergabung dengan mata air lain dan membentuk sungai. Bila aliran tersebut didaerah dataran atau cekungan yang khas maka akan membentuk rawa.

(24)

NAVIGASI DARAT

Navigasi darat merupakan teknik menentukan posisi dan arah lintasan di peta maupun pada medan sebenarnya (khususnya di daratan). Keahlian ini sangat mutlak dimiliki oleh penggemar kegiatan alam terbuka karena akan memudahkan perjalanan kita ke daerah yang khususnya belum kita kenal sama sekali Disamping itu, keahlian ini sangat berguna dalam usaha pencarian korban kecelakaan tersesat atau bencana alam Untuk itu dibutuhkan pemahaman kompas dan peta serta teknik penggunaannya

PETA DARAT

Hakekat Peta

Peta adalah gambaran permukaan bumi diatas bidang datar dalam ukuran diperkecil yang kebenaranya dapat dipertanggung jawabkan secara visual atau matematis yang menyajikan informasi tentang bumi

Macam Peta

Secara menyeluruh peta dapat digolongkan berdasarkan skala/kedar tujuan penggunaan cakupan daerah proyeksi gambar tanda dan simbol peta kecocokan informasi tingkat ketelitian survei proses terjadinya dan isi/ informasinya

Dari sudut pandang isi/informasi yang dimuat suatu peta terdapat 2 jenis peta berdasar golongan ini, yakni :

Ü Peta topografi Ü Peta tematik

Peta topografi inilah yang kita gunakan dalam kegiatan navigasi darat. PETA TOPOGRAFI

UMUM

Topografi merupakan gabungan kata topos yang berarti tempat dan graphi yangg berarti menggambar yang berasal dari bahasa yunani kuno Jadi peta topografi berarti peta yang menggambarkan posisi mendatar dan posisi tegak dari semua benda yang membentuk atau berada di permukaan

(25)

bumi. Isinya terdiri dari 4 ciri, yakni : relief (ketinggian), perairan (seperti Sungai danau), Tumbuhan ( Hutan ,semak, kelapa) dan hasil budaya manusia (jalan raya, bangunan, jembatan). Peta ini biasa di sebut peta umum karena isinya yang lebih lengkap.

Adalah gambaran pengganti yang mewakili bagian medan, benda medan atau tanda medan sehingga dapat dibayangkan keadaan medan sesungguhnya secara tepat dan jelas.

Berdasar warnanya, tanda peta mempunyai arti sebagai berikut : Ü Hitam berarti Benda-benda buatan manusia

Ü Biru berarti medan yang berhubungan dengan air

Ü Merah berarti benda buatan manusia yang dibuat dari bahan batu

Ü Coklat berarti begian bentuk medan (ketinggian)

Ü Hijau berarti perumahan, tumbuhan, perkampungan, dan sebagainya.

Menurut bentuknya tanda peta terdiri atas:

Ü Titik, yang menyatakan lokasi atau tempat seperti letak kota, letak titik ketinggian.

Ü Garis, yang menyatakan bentuk-bentuk yang berwujud garis, seperti garis pantai, batas hutan, jalan, dan lain-lain.

Ü Gambar , yang menyatkan bentuk garis berpola yang menyatakan tumbuhan misal.

Ü Luas, yang menyatakan begian medan atau benda medan yang berbentuk daerah.

Ü Huruf, yang bisa berupa singkatan huruf depan Keterangan tepi peta

Ü Judul peta pada margin atas tengah, yang di ambil dari salah satu nama Geografi atau tempat yeng terbesar/terkenal dari daerah pada peta tersebut.

Ü Nama daerah yang dipetakan pada margin atas kiri , yang diambil dari nama daerah tingkat I (tergantung pada versi peta)

Ü Nomor helai peta pada margin atas kanan.

Ü Petujuk letak peta pada margin bawah kiri, yang menunjukan letak peta tersebut dari peta keseluruhan

Ü Pembagian daerah pada mergin bawah kanan yang menjelaskan pembagian daerah dari propinsi hingga kecamatan.

Ü Utara pada margin bawah kiri , yang menunjukan utara peta, utara megnetis, serta utara sebenarnya.

Ü Legenda pada margin bawah tengah yang menyajikan keterangan/penjeklasan arti simbol yang ada.

(26)

ARAH PETA

Untuk mengetahui arah peta yang perlu diperhatikan adalah arah utara peta dengan cara memperhatikan arah huruf-huruf tulisan pada peta yang juga berarti arah utara peta. Pada tanda-tanda peta juga terdapat penunjuk arah utara peta, utara sebenarnya serta utara magnetis

Ü Utara sebenarnya (US) adalah arah ke kutub utara bumi yang dilalui oleh garis bujur/meridian.

Ü Utara magnetis (UM) adalah arah kekutub utara megnet yang ditunjukan oleh jarum kompas

Ü Utara Grid (UG/UP) adalah garis utara yang ditunjukan oleh garis vertikal pada peta yang juga disebut Utara Peta.

Karena pengaruh rotasi bumi, letak kutub megnetis bergeser dari tahun ke tahun yang menyebabkan terjadinya variasi magnetis. Untuk tujuan praktis variasi magnetis dan iktilaf (Penyimpangan arah utara) dapat kita abaikan. Tetapi untuk kepentingan yang membutuhkan ketelitian yang tinggi, kondisi diatas harus ikut kita perhitungkan juga

Ü Iktilaf Peta adalah beda sudut antara utara sebenarnya dengan utara peta, yang terjadi karena perataan jarak paralel geris bujur peta bumi menjadi garis koordinat vertikal yang di gambarkan pada peta, atau sudut antara US dan UP.

Ü Iktilaf Magnetis adalah beda sudut antara utara sebenarnya dengan utara megnetis. IM kebarat apabila ujung jarum kompas ada di sebelah barat US Sebaliknya IM ketimur apabila ujung jarum kompas ada di sebelah timur US

Ü Iktilaf Peta-Magnetis, adalah beda sudut utara peta dengan utara magnetis

Ü Variasi Magnetis, adalah perubahan/ pergeseran sudut utara megnetis dari waktu ke waktu. Pergeseran positif menunjukan pergeseran kearah timur sedang negatif berarti pergeseran kearah barat.

SKALA

Skala atau kedar adalah perbandingan jarak pada peta dengan jarak mendatar di medan. Terdapat 2 jenis skala pada peta, yakni skala angka dan skala garis. Untuk skala angka, perbandinagan langsung ditunjukan dalam satuan yang sama (cm) sedang pada skala garis terdapat beberapa ruas garis yang masing-masing menunjukan jarak tertentu (km).

Kontur

Adalah garis khayal diatas permukaan bumi yang menghubungkan titik-titik yang tingginya sama. Sifat dari kontur adalah :

(27)

Ü Pebedaan tinggi antara 2 kontur adalah setengah dari angka ribuan pada skala yang dinyatakan dalam satuan meter.

Ü Kontur yang rendah selalu mengelilingi kontur yang lebih tinggi, kecuali pada kawah/depresi

Ü Antar kontur tidak akan saling berpotongan

Ü Kontur yang menjorok kedalam merupakan lembahan dan bisa terdapat sungai

Ü Kontur yang menjorok keluar merupakan punggungan.

Ü Kontur terputus-putus menyatakan ketinggian setengah atau lebih dari perbedaan tinggi antara 2 buah kontur berurut.

Ü Makin rapat kontur menunjukan daerah yang makin terjal/curam. Mengenal Tanda Medan

Disamping legenda sebagai pengenal tanda medan, bentukan-bentukan alam yang cukup mencolok dan mudah dikenali dapat kita pergunakan juga sebagai tanda medan. Tanda medan harus kita ketahui dan kita cocokan pada peta sebelum kita memulai pengembaraan.

Tanda Medan yang cukup mudah untuh di amati dapat berupa : Ü Puncakan gunung atau bukit dan bentukan-bentukan tonjolan

lain yang cukup ekstrim,

Ü Punggungan merupakan rangkaian kontur yang menyerupai huruf U menjorok menjauhi puncak

Ü lembahan merupakan rangkaian kontur yang menyerupai huruf V menjorok mendekati puncak.

Ü Saddle, daerah pertemuan 2 ketinggian Ü Belokan kujalan sungai jembatan ujung jalan

Ü Garis batas pantai muara sungai, tanjung, dan teluk yang mudah kita kenali

Masih banyak tanda medan yang dapat kita kenali dan kita cocokan dengan keadaan di alamnya. Jam terbang akan sangat menambah pengetahuan tentang tanda medan ini.

Selain peta, peralatan Navigasi darat lainya antara lain : KOMPAS

Adalah alat penunjuk arah, yakni arah utara maknetis bumi yang di sebabkan oleh sifat kemagnetisannya karena sifat ini maka jauhkan kompas terutama pada saat mempergunakannya dari pengaruh benda=benda yang terbuat dari baja atau besi, karena akan menyebabkan penunjuk yang salah pada jarumnya

Bagian-bagian Kompas

Secara garis besar, kompas terdiri dari :

Ü Badan, tempat komponen lain berada dan terlindungi Ü Jarum, yang selalu menunjukan arah utara magnetis bumi

(28)

satuan arah mata angin. Jenis Kompas

Terdapat banyak jenis kompas yang ada yang dapat kita pergunakan dalam perjalanan secara garis besarnya dapat kita bedakan sebagai berikut :

ÜKompas orienterring untuk tujuan praktis tetapi mempunyai akurasi yang kurang baik. Sering disebut sebagai kompas Silva (nama merk)

ÜKompas bidik membutuhkan peralatan navigasi lain untuk kelengkapanya, tetapi akurasinya sangat tinggi. Kompas bidik ini dapat kita bedakan berdasar kaca pembacanya : kompas lensa, kompas Prismatik, kompas Optik

kompas orienteering Cara Pemakain Kompas

Dalam pemakainya, usahakan dalam keadaan Horisontal dengan arah garis utara megnetis bumi. Hindarkan bende-benda yang terbuat dari besi/baja agar tidak terjadi penyimpangan dalam penunjukan jarum kompas.

Busur derajat atau Protaktor

Busur derajat atau protaktor terdapat beberapa bentuk derajat yang dapat kita gunakan yakni lingkaran setengah lingkaran segi empat dari bujur sangkar, tetapi untuk kepraktisan dan kelengkapannya, protaktor lebih menjanjikan, karena disamping pembagian arah mata angin dalam derajat dan mil juga tersedia skala pengukuran panjang dan tali pusat untuk memperpanjang pengikiran dan pempermudah perhitungan azimuth dan back azimuth.

Peralatan-peralatan pendukung lainnya seperti penggaris altimeter untuk membentu menentukan ketinggian dan peralatan tercanggih untuk menentukan posisi secara langsung dengan menggunakan

(29)

bantuan satelit yakni GPS (Global Positioning System) Menentukan Koordinat

Koordinat adalah kedudukan sesuatu pada peta, yang merupakan pertemuan garis tegak dan mendatar dari suatu lembaran peta topografi. Sistem koordinat yang resmi ada dua macam :

Ü Koordinat Geografis, sering disebut sistem Garis Bujur dan Lintang. Sumbu yang digunakan adalah garis Bujur ( Bujur barat dan Timur) yang tegak lurus terhadap Khatulistiwa dan garis lintang (lintang Utara dan Selatan) yang sejajar dengan khatulistiwa. Koordinat ini dinyatakan dalam satuan menit, derajat, dan detik

Ü Koordinat Grid, dalam sistem ini kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak terhadap titik acuan (Grid). Untuk wilayah Indonesia titik acuan nol terdapat di sebelah barat Jakarta pada 60 derajat LU dan 98 derajat BT (tergantung versi peta) . Cara pembacaanya selalu dari barat ke timur (kiri ke kanan) kemudian dari Selatan ke Utara ( bawah ke atas). Sistem ini dapat di bagi beberapa cara pembacaan yaitu 4 angka, 6 angka, 8 angka, dst. AZIMUTH DAN BACK AZIMUTH

Azimut didefinisikan sebagai sudut horisontal yang diukur searah jarum jam dari garis dasar atau secara ringkasnya sudut dari suatu titik terhadap arah utara pengamat. Karena ada tiga jenis arah utara (UP, UM, US) maka azimut juga terdapat 3 jenis berdasarkan ketiga arah utara tersebut, yaitu Azimut Peta azimut Magnetis, dan azimut sebenarnya,

Untuk membuat lintasan tetap berada pada satu garis lurus, kita dapat berjalan dari suatu titik ke titik lain dengan sudut kompas tetap(potong kompas), dapat menggunakan teknik back azimut. Back azimut adalah sudut arah dari suatu garis dilihat menurut arah kebalikannya.

Langkah-langkah potong kompas :

(30)

lurus dan hitung sudut kompasnya serta sudut back azimutnya. ÜBidikkan kompas sesuai sudut antara titik awal dan titik akhir ÜBila memakai kompas orienteering, putar gelang sampai tanda (huruf

N) pada kompas sebidang dengan jarum berwarna merah. Pada kompas bidik prinsipnya sama.

ÜBidikan kompas kembali kebelakang sesuai sudut back azimut dari tanda medan tersebut untuk mengecek apakah kita masih berada pada lintasan yang diingikan.

ORIENTASI PETA

Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya. Untuk keperluan ini kita perlu mengetahui tanda-tanda medan yang ada di lokasi dan mencocokanya dengan kontur yang ada di peta. Untuk keperluan praktis utara kompas (magnetis) dapat kita anggap sejajar dengan utara sebenarnya tanpa memperhitungkan deklinasinya.

Langkah-langkah orientasi pada peta :

Ü Cari tempat yang terbuka untuk melihat tanda-tanda medan yang mencolok (dapat dikenali)

Ü Letakan peta pada bidang datar

Ü Samakan utara peta dengan utara kompas, sehingga peta sesuai dengan bentang alam yang ada.

Ü Cari tanda-tanda medan dilokasi dan himpitkan dengan tanda medan yang ada di peta ( seperti jalan raya, sungai,dll)

Ü Tanpa memperhitungkan deklinasinya, letakan kompas sedemikian rupa sehingga sumbu pokok kompas terletak diatas garis batas lembar kiri atau kanan peta dan kita putar peta beserta kompasnya sampai jarum kompas terletek satu garis dengan garis peta tersebut.

RESECTION

Digunakan untuk mengetahui posisi kita dipeta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang kita kenal. Tidak semua tanda medan harus kita bidik, seperti ketika kita sedang berada di tepi

(31)

sungai lainnya yang di bidik. Langkah-langkah resection : Ü Lakukan orientasi peta

Ü Tentukan minimal dua tanda medan dilapangan dan kita ukur azimut dan back azimutnya. Sudut antara tempat kita dengan dua tanda medan tersebut minimal 30 derajat maksimal 150 derajat

Ü Tarik garis back azimut dari kedua titik medan itu sehingga terjadi perpotongan antara keduanya.

Ü Perpotongan tersebut adalah kedudukan kita di peta.

IINTERSECTION

Cara ini digunakan untuk mengetahui atau untuk menentukan posisi suatu titik atau benda di medan pada peta dengan menggunakan

posisi B

sudah dicari terlebih dahulu

posisi A

sudah dicari terlebih dahulu

(32)

dua atau lebih tanda medan. Langkah-langkahnya :

Ü Lakukan orientasi peta dan resection untuk menentukan posisi kita dititik A.

Ü Bidik obyek dari titk A tersebut, catat azimut dan back azimutnya Ü Bergerak ke posisi lain dan melakukan orientasi serta resection

untuk menentukan posisi kita di B.

Ü Bidik obyek dari titk B tersebut, catat azimut dan back azimutnya Ü Perpotongan azimut dari titik A dan B tersebut adalah letak obyek

yang kita inginkan di peta.

MENTUKAN ARAH TANPA KOMPAS

Dengan tanda-tanda alam misalnya :

Ü Kuburan Islam selalu menghadap ke utara Ü Masjid selalu menghadap ke kiblat

Ü Bagian tumbuhan yang berlumut tebal menunjukan arah timur karena sinar matahari belum terik pada pagi hari

Dengan menggunakan jam tangan

Ü Hanya dapat digunakan untuk daerah yang jauh dari khatulistiwa (minimal 23 derajat LU atau LS).

Ü Daerah sebelah utara khatulistiwa : Jarum pendek diarahkan ke matahari, arah antara jarum pendek dan angka 12 menunjukan arah selatan.

Ü Daerah sebelah selatan Khatulistiwa : arahkan angka 12 ke matahari. Arah antara angka 12 dan jarum pendek menunjukan arah utara.

Dengan menggunakan Bintang

Ü Bintang selatan (Zuider Kruis), bila kita menghubungkan bintang-bintang yang terjauh satu sama lain lalu kita tarik garis khayal sampai memotong tepi langit,maka titik pertemuan itu adalah pertemuan itu adalah selatan.

Ü Bintang Biduk, apabila dihubungkan bintang-bintang ini akan membentuk gambar biduk. Garis yang ditarik dari bintang yang letaknya segaris akan menunjukan arah utara.

Ü Rasi bintang Crux (bitang salib/Gubuk Penceng), perpanjangan garis diagonal yang memotong horison dari tempat kita adalah arah selatan.

Ü Arah bulan, bintang, dan Matahari yang terbit di timur dan tenggelam di barat.

(33)

KESEHATAN PERJALANAN

Dalam perjalanan, kesehatan merupakan komponen utama yang harus kita perhatikan baik secara individu maupun secara kelompok. Kesehatan ini tidak hanya pada saat perjalanan saja tetapi harus kita nikmati pula setelah perjalanan. Untuk tujuan itu ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan perjalanan kita yakni :

1. Persiapan fisik

Diluar peralatan dan perlengkapan, fisik dan kesegaran jasmani membutuhkan persiapan yang tak kalah pentingnya. Fisik yang baik tidak bisa dicapai dalam waktu yang singkat tetapi harus dengan latihan yang teratur dan kontinyu. Dasar yang paling penting bagi pendaki gunung adalah tenaga aerobik, sebab kegiatannya sangat dipengaruhi oleh suplai oksigen melalui peredaran darah ke otot-otot badan. Oleh karena itu harus dilakukan latihan-latihan aerobik secara teratur seperti lari atau bersepeda.

Selain aerobik, kekuatan dan ketahanan otot juga perlu dilatih. Otot-otot itu adalah otot bahu, punggung, pinggang, dan kaki. Hal ini dapat dilatih dengan menggunakan beban seperti mengangkat barbel dan sejenisnya.

2. Persiapan Mental

Meskipun mental seseorang akan terbentuk dengan sendirinya dan sudah bawaan lahir, tetapi pengembangannya dapat dilakukan secara perlahan-lahan dalam waktu yang panjang, yang salah satunya dengan meningkatkan latihan fisik. Keseimbangan antara faktor fisik dan mental harus selalu kita usahakan baik dalam perjalanan maupun kehidupan sehari-hari. Khusus untuk alam bebas kita harus percaya pada kemampuan kita untuk menangani segala hal.

Motivasi yang baik dapat juga meningkatkan mental. Mendorong motivasi seseorang merupakan hal yang cukup susah, karena kita harus tahu segala hal mengenai pribadi, pembawaan, sifat dan kegemaran orang tersebut. Hal ini harus kita lakukan secara hati-hati dan perlahan-lahan sehingga tidak menyinggung perasaan yang menimbulkan antipati dan mematikan motivasi. 3. Daya Tahan Tubuh

(34)

lain :

a. Kebutuhan oksigen

Oksigen merupakan komponen yang sangat penting bagi proses penyediaan energi dalam tubuh yang diolah dari makanan. Seringkali harus kita lakukan aklimatisasi untuk menyesuaikan kemampuan tubuh dengan kadar oksigen disuatu tempat.

b. Kebutuhan cairan

Dalam kondisi normal manusia tidak dapat hidup tanpa air. Manusia dapat hidup 3 hari tanpa air, tetapi dapat pula mencapai 8 hari dalam suhu 20 sampai 30 derajat.

c. Makanan

Untuk aktifitas alam terbuka jumlah kalori yang diperlukan seseorang adalah 2500 s/d 3500 kalori per hari. Sumber makanan yang dapat kita peroleh untuk kondisi di atas adalah karbohidrat, lemak, dan protein; dengan komposisi 75% karbohidrat dan 25% lemak. d. Suhu lingkungan

Suhu lingkungan sangat mempengaruhi daya taha tubuh, karena akan berpengaruh langsung pada kondisi tubuh yang akan dapat menyebabkan kematian pada suhu dingin dan kejang-panas atau kematian pada suhu panas. Suhu tubuh manusia lebih mudah menyesuaikan pada suhu panas daripada suhu dingin, karena suhu lingkungan yang rendah mengakibatkan kalori yang diperlukan oleh tubuh lebih besar untuk mempertahankan suhu tubuh tetap nor-mal.

POKOK-POKOK P3K

a. Jangan panik bukan berarti lamban dalam bertindak, tetapi tetap tenang sehingga dapat bekerja secara efektif.

b. Perhatikan pernafasan korban, langkah-langkah yang harus dilakukan :

Ü bebaskan jalan pernafasan

Ü berikan nafas buatan bila korban tidak bernafas

Ü lakukan resusi jantung dan paru-paru jika denyut nadi tidak ada

c. Hentikan perdarahan yang terjadi dengan jalan tekan kuat-kuat tempat perdarahan dengan kasa dan sapu tangan lalu ikat. Letakkan bagian yang mengalami pendarahan lebih tinggi dari bagian yang lain. Bila perlu ikat dengan torniquet.

d. Perhatikan tanda-tanda shock dan patah tulang.

e. Jangan berikan makanan dan minuman pada korban yang tak sadar.

f. Jangan terburu-buru memindahkan korban kecuali bila keadaan korban tidak memungkinkan ( korban kebakaran ).

(35)

Obat dan Peralatan a. Obat-obatan

Ü Obat penghilang rasa sakit dan demam seperti aspirin, paracetamol, dll

Ü Obat sakit perut seperti new diatab, oralit, trisulfa, dll Ü Obat keracunan seperti Norit

Ü Obat anti alergi seperti CTM Ü Obat anti malaria seperti pil kina Ü Obat flu dan batuk

Ü Obat tetes mata Ü Alkohol

Ü Salep luka bakar

Ü Obat gosok seperti balsam, minyak kayu putih Ü Krim pelindung kulit seperti Pabanox, Sunscream Ü Krim anti memar seperti trombophop

Ü Chlor ethyl spray

Ü Obat luka baru seperti Bethadine Ü Dll

b. Peralatan

Ü Buku petunjuk P3K

Ü Mitella (pembalut segitiga) Ü Plester

Ü Kasa steril dan kapas Ü Perban

Ü Gunting, pinset, pisau kecil

Ü Cotton bud, jarum kecil dan peniti Ü Lampu senter

Ü Dll

MENGATASI HENTI NAPAS DAN HENTI JANTUNG

Ada beberapa kemungkinan mengapa orang tidak bernafas: Ü Jalan nafas tersumbat misal karena muntah dan pendarahan Ü Jalan napas membengkak misal karena keracunan gas

Ü Kelumpuhan alat pernapasan msal karena terkena aliran listrik atau keracunan

Cara mengatasinya adalah :

Ü Bebaskan jalan napas. Baringkan korban telentang, kepala dimiringkan, buka mulut dan ambil sumbatan yang ada didalamnya dengan 2 jari.

Ü Buka jalan napas yang selebar-lebarnya dengan cara mendorong dahi ke belakang sehingga posisi leher menjadi lurus atau dengan memberi bantalan di bawah bahu tetapi jangan dibawah kepala karena leher akan tertekuk.

(36)

lebar-lebar dan tempelkan pada mulut korban, pijit hidung korban dan hembuskan napas ke dalam saluran napas penderita bila dada korban mengembang berarti udara telah mencapai rongga paru-paru, lepaskan bibir anda supaya terjadi pelepasan udara secara pasif dari paru-paru. Lakukan hal serupa sampai 12 kali untuk orang dewasa dan 20 kali untuk anak-anak.

Cara resusi jantung dan paru-paru :

Ü Baringkan korban telentang dengan alas datar dan cukup keras, dorong dahi ke atas sehingga leher menjadi lurus.

Ü Cari ujung dada iga bagian depan (2 jari diatas ujung dada) lakukan pijat jantung.

Ü Letakkan pangkal telapak tangan di daerah tersebut dan telapak tangan yang lain menumpang pada tangan utama tetapi siku dalam kondisi lurus, tekan secara menghentak dan kendurkan secara perlahan-lahan.

Ü Ulangi cara tersebut sampai korban bernapas.

Ü Hal itu harus kita kombinaikan dengan pernapasan buatan dengan komposisi 2 kali napas buatan kemudian 15 kali pijat jantung. GANGGUAN UMUM

Adalah terganggunya fungsi seluruh tubuh akibat suatu kecelakaan. Macam gangguan umum :

1. Lena

Penyebab berkurangnya peredaran darah ke otak yang disebabkan oleh emosi yang hebat, rasa nyeri, keadaan lemah setelah sakit, terlampau banyak mengeluarkan tenaga dalam kondisi perut kosong,

Gejala yang timbul pada korban seperti :

Pusing, telinga berdenging, mual, mata berkunang-kunang, keluar keringat dingin, dan denyut nadi lemah.

Pertolongan :

Tidurkan telentang korban dan kepala agak rendah, longgarkan pakaian dan usahakan korban menghirup udara segar. Kemudian beri selimut agar badan segar kembali. Setelah korban sadar dan dapat minum beri kopi hangat atau sedikit anggur.

2. Gugat ( Shock)

Disebabkan karena jumlah darah yang beredar dalam pembuluh darah sangat kurang dan merupakan kelanjutan dari lena. Gejala yang timbul pada korban :

Seperti gejala pada lena, yang banyak disebabkan oleh pendarahan (ke luar maupun ke dalam) dan luka bakar yang cukup luas sehingga korban pingsan.

Pertolongan :

(37)

lebih rendah dari kaki (kecuali jika ada luka di kepala), tenangkan korban dan hentikan pendarahan yang terjadi dan secepatnya dibawa ke Rumah sakit.

3. Pingsan

Kondisi dimana fungsi otak terganggu sedemikian rupa sehingga korban tidak sadarkan diri.

Gejala yang timbul :

Tidak menyahut jika dipanggil, tidak bereaksi saat diberi rangsangan, biasanya korban terbaring tidak bergerak tetapi pernapasan dan denyut nadi ada.

Pertolongan :

Baringkan korban di tempat teduh dan segar, miringkan kepala korban supaya korban muntah, longgarkan pakaiannya dan selimuti agar tidak kedinginan, dan scepatnya bawa korban ke RS untuk mendapat pertolongan lebih lanjut.

4. Mati Suri

Adalah keadaan lanjut dari pingsan dimana pernapasan tidak nampak, denyut nadi hilang, biji mata melebar dan tidak bereaksi terhadap penyinaran, muka pucat agak kebiruan.

Pertolongan :

Baringkan korban telentang, dan longgarkan pakaian korban; hilangkan segala barang yang dapat menyumbat pernapasan kemudian lakukan pernapasan buatan atau kalau perlu pijat jantung. Segera hubungi dokter untuk penanggulangan lebih lanjut.

5. Penyakit Pegunungan

Sering disebut Mountain Sickness yang diakibatkan makin berkurangnya kadar oksigen pada daerah yang tinggi yang akan mempengaruhi aktivitas pendaki karena kekurangan suplai oksigen atau hipoksia.

Gejala :

Korban pusing, letih, rasa kantuk yang hebat, mual, pucat, sesak napas, kemudian tubuh menjadi panas, perasaan gelisah, telinga berdenging, dan sukar tidur.

Pertolongan :

Beri istirahat yang cukup sehari atau dua hari, bila tidak ada perubahan bawa korban ke tempat yang lebih rendah.

6. Gangguan Setempat

Adalah kecelakaan yang terasa sakit pada bagian tubuh yang terkena.

Macam gangguan setempat : 1. Luka

Dapat terjadi dimana saja dan disebabkan oleh benda tumpul atau tajam.

(38)

Macam-macam luka : Ü Luka iris

Ü Luka tusuk Ü Luka memar Ü Luka robek

Pertolongan yang harus diberikan dengan menghentikan perdarahan mencegah infeksi dan kerusakan lebih lanjut dengan cara-cara yang mudah dan cepat.

2. Luka gigitan ular

Untuk jenis ulat Colubridae (ular belang, sendok/kobra), tanda-tanda gigitannya tidak begitu jelas tetapi langsung mempengaruhi susunan saraf. Biasanya disertai sesak napas dan luka gigitan tudak terasa tetapi sangat mematikan.

Untuk jenis ular Viperidae (ular puspa, ular tanah), tanda-tandanya gigitannya akan menimbulkan bercak darah diseluruh tubuh disertai batuk dan kencing darah karena mempengaruhi sistemperedaran darah. Luka gigitannnya terasa nyeri dan bengkak.

Berdasarkan tipe gigi bisa, ular dikelompokkan menjadi 4 bagian, yaitu :

Ü Aglypha : tidak mempunyai gigi bisa, seperti sanca

Ü Phistoglypha : mempunyai gigi bisa dibelakang, misalnya ular cincin emas

Ü Proteroglypha : mempunyai gigi bisa didepan yang efektif untuk menyalurkan bisa

Ü Solenoglipha : mempunyai gigi bisa di depan dan dapat dilipat. Umumnya gigi bisa dapat dilipat.

Macam-macam bisa :

Ü Neurotoksin : menyerang saraf dan bersifat bertentangan dengan transmisi jaringan syarag. Menybabkan kelumpuhan pada alat pernafasan dan rusaknya jeringan otak.

Ü Hemotoksin : menyerang darah dan sistem peredarannya, menguraikan protein, menyebabkan sel darah rusak.

Ü Kardiotoksin : menyerang otot jantung Ü Miktotoksin : menyerang cairan tubuh

Pertolongan :

Baringkan korban, letakkan bagian yang digigit lebih rendah dari jantung, kurangi aktivitas korban untuk mencegah penyebaran bisa. Kenakan torniquet di atas luka gigitan dan kendurkan 15 sampai 30 detik, perbesar luka gigitan dengan pisau steril dan isap luka untuk mengeluarkan bisa dari darah (mulut penolong tidak boleh ada luka). Tutup luka dengan kasa steril dan beri betadine kemudian dibalut. Bawa ke RS terdekat.

Khusus luka gigitan serangga (kalajengking, kelabang, laba-laba, dll) pertolongan yang dilakukan adalah :

(39)

atau soda kue (untuk gigitan kalajengking) dan cuci dengan anti septik. Oleskan balsam/obat gosok untuk mengurangi rasa sakit dan segera dibawa ke RS.

3. Sengatan Binatang Pertolongan :

Ambil sengat yang tertinggal, cuci bekas sengatan dengan air garam kemudian air hangat beberapa kali. Untuk ubur-ubur dengan alkohol, amoniak atau dengan aseton. Oleskan obat gosok untuk mengurangi rasa sakit.

4. Patah tulang

Macam patah tulang : terbuka (tulang menonjol keluar dan berhubungan langsung dengan udara luar) dan tertutup.

Tanda-tanda patah tulang : sakit pada bagian yang patah bila tersentuh atau digerakkan, tidak bisa digerakkan, sekitar luka bengkak dan kebiruan atau tulang mencuat keluar.

Pertolongan :

Pada luka tertutup tidak perlu membuka pakaian yang menutupi seperti pada patah tulang terbuka. Bila terjadi perdarahan lakukan perawatan, lakukan pembidaian yang ditentukan, dan segera bawa ke RS.

Syarat pembidaian :

Ü Panjang bidai cukup untuk luka Ü Bidai harus pipih, lembut, dan empuk

Ü Ikatan cukup jumlahnya dan tidak terlalu ketat atau longgar Ü Ikatan dilakukan pada atas dan bawah luka

5. Pendarahan

Cara menghentikan pendarahan :

Ü Tekan ditempat pendarahan dengan setumpuk kasa steril atau kain bersih dilipat tebal, tutup daerah luka dan tekan, segera bawa ke RS. Selama itu angkat bagian yang terluka lebih tinggi dari letak jantung.

Ü Tekan pada tempat-tempat tertentu, seperti pangkal pembuluh nadi yang terluka.

Ü Tekan dengan torniquet

Torniquet adalah balutan yang menjepit sehingga aliran darah dibawahnya terhenti. Caranya :

Ü Buat ikatan pada anggota tubuh yang cidera Ü Selipkan batang kayu dibawah ikatan tersebut Ü Kencangkan dengan memutar kayu tersebut

Ü Agar kedudukan kayu tidak berubah, ikat ujung satunya Torniquet hanya dilakukan pada luka pendarahan hebat, kendurkan selama 30 detiktiap 10 menit.

6. Terkilir

Disebabkan adanya hentakan yang keras terhadap sebuah sendi dengan arah yang salah sehingga jaringan pengikat antara tulang

(40)

rusak dan menimbulkan pendarahan yang menggumpal dibawah kulit, menyebabkan pembengkakan.

Pertolongan :

Kompres bagian yang terluka dengan es selama 30 menit dan balut dengan pembalut elastis atau mitella.

7. Keracunan

a. Racun yang ditelan

Ü Makanan. Tindakan utama adalah dengan mengusahakan makanan yang ditelan keluar dengan menekan langit-langit tenggorokannya dengan jari. Kemudian beri norit atau arang yang telah ditumbuk dan dilarutkan ke air.

Ü Alkohol. Usahakan agar muntah dan bilas lambung dengan soda kue (1 sendok teh dalam segelas air) tiap jam. Dapat pula diberikan kopi pekat.

Ü Obat. Usahakan korban muntah dan beri kopi pekat. Bilas lambung dengan usu atau soda kue, rangsang supaya korban muntah. Bila racun termakan lebih dari 3 jam pembilasan lambung tidak boleh dilakukan apabila racunnya bersifat korosif seperti korosif sepert asam, basa keras, bensin dan minyak tanah.

b. Racun yang terisap

Pertolongannya : singkirkan korban dari tempat keracunan ke tempat berudara segar dan berikan pernapasan buatan. c. Racun melalui kulit

Pertolongannya : lepas pakaian yang terkena racun dan bilas kulit dengan air mengalir.

Teknik membalut dan evakuasi 1. Teknik membalut

a. Membalut dengan mitella

Mitella terbuat dari kain yang berbentuk segitiga sama kaki dengan panjang 90 cm.

Cara-cara membalut dengan mitella lihat gambar (lampiran) b. Membalut dengan Pembalut Pita

Cara-cara membalut dengan Pembalut Pita lihat gambar (lampiran)

2. Teknik Evakuasi a. Jarak dekat

Apabila korban tidak menunjukkan tanda-tanda patah tulang leher, tulang belakang, tulang tengkorak, dan gegar otak; maka korban dapat ditarik.

b. Melalui lorong sempit

Apabila korban pingsan dan harus kita bawa keluar dari terowong atau lorong, ikat tangan korban dan gantungkan pada leher penolong, penolong merangkak.

(41)

c. Dengan selimut :

Digunakan untuk mengusung korban yang pingsan sebagai ganti tandu.

d. Korban yang sadar tetapi tidak bisa jalan sendiri dapat kita usung.

e. Korban yang memerlukan sedikit bantuan karena korban mampu berjalan sendiri sehingga tidak memerlukan bantuan.

(42)

ILMU PENAKSIRAN

Dalam suatu perjalanan terkadang kita dihadapkan pada suatu keadan yang mengharuskan kita menaksir atau memperkirakan terlebih dahulu kondisi medan yang akan dihadapi. Maksudnya agar ketika melewati medan tersebut kita lebih siap dan tidak terjebak dalam kesulitan. Misalnya sebelum menyeberangi sungai, harus ditaksir lebar, kedalaman, serta kecepatan arus sungai tersebut. Atau sebelum mendaki tebing harus ditaksir tingginya agar dapat dipersiapkan dan diperkirakan panjang tali ataupun peralatan lain yang dibutuhkan.

Hasil penaksiran yang didapat tidak tepat benar. Semakin cermat dalam proses penksiran akan semakin teliti hasil penaksirannya. Untuk mempermudah penaksiran sebaiknya kita mengetahui sebanyak mungkin segala sesuatu yang dapat dijadikan standar pengukuran, seperti :

a. Bagian-bagian tubuh sendiri : Ü Panjang rentang tangan Ü Panjang jengkal jari Ü Lebar langkah kaki Ü Panjang telapak kaki

Ü Tinggi badan (jongkok, berdiri)

Ü Kecepatan jalan, setengah berlari, dan berlari Ü Berat badan

Ü Dan lain-lain

b. Benda-benda yang dibawa dalam perjalanan Ü ukuran syal

Ü Sabuk Ü Dan lain-lain

c. Hal-hal lainnya yang dijadian standar Ü Jarak tiang listrik

Ü Jarak tiang telepon Ü Jarak tanaman karet

Ü Jarak tanaman khas yang ditanam penduduk Ü Dan lain-lain

Yang lebih baik adalah selalu membawa alat ukurstandar. Jika ini terlupa atau tak dapat disediakan bisa juga digunakan bagian-bagiab tubuh, karena selalu terbawa dan sudah dihapal.

TEKNIK PENAKSIRAN Menaksir Lebar Sungai

(43)

Ü Jatuhkan benda berat (misal batu) ke air di tepi sungai, tandai dengan titik A

Ü Tentukan titik C di seberang dan titik B yan sudah ditentukan bila riak pertama sudah sampai di C. Pada saat pertama riak menyentuh C (ke arah depan/seberang sungai) pada saat itu pula (dalam arah samping dari gerak riak pertama tadi) titik B terletak

Ü Ukur jarak A ke B

Ü Lebar sungai sama denga jarak AB

b. Lebar Sungai Berarus

Ü Dapat diukur dengan cara di atas

Ü Dapat pula diukur dengan bantuan topi, yaitu :

Ü Atur posisi topi sehingga dapat melihat titik di seberang sungai tepat di ujung topi (titik D)

Ü Putar kepala tanpa merubah kemiringan kepala dan topi sehingga titik D pada topi seolah-olah berhimpit dengan satu titik di tepi sungai (titik B)

Ü Ukur jarak A (tempat kita berdiri) ke titik B Ü Jarak AB sama dengan lebar sungai

A C B D l l

A

B

(44)

c. Lebar Sungai dengan Bantuan Kacu Segitiga

Ü Tentukan titik A (tempat kita berada) dan titik X (di seberang sungai)

Ü Buat sudut kacu sama dengan 45 derajat dengan cara membagi sudut menjadi dua

Ü Jalan dari A ke titik yang lokasinya dapat melihat X dengan sudut 45 derajat\ukur jarak A-B

Ü Jarak AB sama dengan lebar sungai

d. Lebar Sungai dengan Ilmu Ukur Segitiga Ü Tentukan titi A

Ü Tentukan titik X

Ü Berjalan sepanjang pinggir sungai (lurus) sejauh AB (bebas jauhnya) dan tandai titik B

Ü Berjala lagi sejauh BC, jarak BC = AB dan segaris lurus Ü Berjalan tegak lurus terhadap sungai dari titik C dimana titik

tersebut segaris terhadap B dan X Ü Ukur panjang CD

Ü Lebar sungai sama dengan CD

e. Menaksir Dalam Sungai

Di daerah hulu penampang dasar sungai cenderung berbentuk huruf V. cara mengukur kedalamannya adalah :

Ü Ambil galah yan cukup panjang

Ü Masukkan galah tersebut ke dalam sungai A B X 45 A X B C D

(45)

Ü Usahakan galah tegak lurus terhadap permukaan sungai Ü Usahakan pengukuran pada bagian tengah sungai Ü Lakukan pengukuran di beberapa tempat

Karena pada hulu sungai penampang dasar sungai cenderung berbentuk huruf V, maka kedalaman di beberapa tempat dalam arah melebar adalah tidak sama. Selainitu di bagian tengah sungai yang dalam akan menyulitkan pengukuran.

Sungai di daerah hilir atau muara cenderung berbentuk huruf U, maka cara mengukurnya sama seperti di atas tetapi cukup pada satu titik saja.

Secara praktis kedalaman sungai dapat ditaksir dari keadaan permukaan sungai. Bila permukaan sungai beriak-riak pada sungai yang cukup lebar diperkirakan kedalaman sungai tersebut sekitar satu meter. Sebaliknya bila permukaan tersebut tenang, diperkirakan kedalamannya lebih dari dua meter.

f. Menaksir Kecepatan Arus Sungai Cara I :

Ü Letakkan benda terapung di sungai (sembarang tempat) Ü Sekitar 15 meter dari titik

peletakan, tandai tempat tersebut (titik A)

Ü Mulailah berjalan mengikuti benda tadi sambil menghitung waktu yang diperlukan untuk sampai di suatu tempat yang dirasakan cukup (tandai dengan titik B) Ü Ukur jarak AB

Ü Arus sungai sama dengan jarak AB dibagi waktu Cara II :

Ü Letakkan benda terapung di sungai (sembarang tempat), tandai Ü Sekitar 15 meter dari titik peletakan, tandai tempat tersebut Ü Mulailah berjalan mengikuti benda tadi dengan kecepatan yang

A B

(46)

dapat diperkirakan sambil menghitung waktu yang diperlukan untuk sampai di suatu tempat yang dirasakan cukup (sekitar lima puluh langkah). Tandai tempat berhenti sebagai titik B Ü Tandai letak benda di sungai sebagai titik X

Ü Ukur jarak AB dan AX

Ü Arus sungai sama dengan jarak (AB/AX) x kecepatan langkah. Catatan :

Ü Benda terapung yang dihanyutkan sebisa mungkin mendekati bagian tengah sungai.

Ü Kecepatan terbesar pada sungai lurus adalah bagian tengahnya dan terkecil adalah pada bagian tepi

g. Menaksir Tinggi

Menaksir tinggi pohon dengan bayangan :

Ü Kita berdiri disamping pohon yang akan diukur (tandai dengan titik A)

Ü Perhatikan ujung bayangan badan kita (tandai dengan titik B) dan ujung bayangan pohon (tandai dengan titik C)

Ü Ukur AB dan AC

Ü Tinggi pohon = (AC/AB) x tinggi badan

Menaksir tinggi pohon atau tebing dengan dua orang

Ü Pengamatan pertama dalam posisi jongkok menghadapi pohon atau tebing

Ü Pengamat kedua berdiri antara tebing dan pengamat pertama (tandai dengan titik B)

Ü Pengamat pertama menyesuaikana posisinya hingga puncak tebing/pohon dengan kepala pengamat ke dua berada dalam satu garis lurus (tandai dengan titik A)

Ü Tandai titik yang segaris dengan titik A dan B pada dasar tebing dengan titik C

Ü Ukur jarak AC dan AB

Ü Tinggi tebing = (AC/AB) x (tinggi pengamat kedua – tinggi pengamat pertama) + tinggi pengamat pertama)

t T

A B

Gambar

Tabel hasil pengamatan cara kuadran

Referensi

Dokumen terkait