• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEKNIK DASAR PENGARUNGAN SUNGAI

Dalam dokumen Diktat PDA (Halaman 90-96)

Keterampilan mengarungi sungai tidak hanya memerlukan waktu yang panjang, tetapi juga dibutuhkan kemampuan pemahaman segala teknik pengarungan sungai serta kemampuan penyelamatan dan pertolongan (safety and rescue). Jadi pada dasarnya kombinasi pengetahuan teoritis dan jam terbang.

Scouting

Adalah pengamatan awal terhadap jeram yang belum dikenal sebelum mengarunginya bisa

Pengamatan suatu jeram dari beberapa sudut pandang

Analisis tingkat kesulitan jeram, mencariu jalur teraman, dan kemungkinan terjadi trouble

Memformulasikan rencana yang direncanakan termasuk jalur yang disepakati, jalur cadangan, manuver yang akan digunakan, dan persiapan tim rescue apabila dibutuhkan

Pelaksanaan

Untuk tingkat pemula, scouting ini sangat bijaksana untuk selalu dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Tidak ada kata ‘haram’ untuk melakukan lining atau portadging apabila jeram tersebut memang tidak bisa dilewati.

Lining adalah menuntun perahu lewat tepi sungai, sedangkan portadging adalah mengangkat perahu lewat darat.

Teknik Mendayung 1. Teknik Oar

Karena telah dilengkapi dengan rangka untuk tempat duduk dan pegangan dayung di tengah, maka cara duduknya sesuai kondisi di perahu. Sedangkan teknik mendayungnya hanya maju (forward stroke) dan mundur (backstroke). Untuk membelokkan perahu dapat dengan kombinasi dayung kanan maju dan kiri mundur atau sebaliknya. 2. Teknik Paddle

Ada dua macam cara duduk dalam tekni ini yaitu teknik cowboy style, yakni posisi menunggang kuda, kaki pendayung menjepit tabung perahu sehingga salah satu kaki berada di luar perahu, tetapi rawan terhadap benturan dengan batu/dinding sungai. Cara lain adalah seperti perempuan membonceng sepeda motor, kedua kaki ke dalam bagian dalam perahu.

Untuk cara mendayung, disamping cara dayung maju dan mundur, ada juga dayung tarik (draw stroke) dengan menancapkan dayung jauh dan ditarik ke arah perahu, dayung tolak (pry srtoke) kebalikan datung tarik, serta dayung pancung (crossbow draw) oleh pendayung depan dengan dayung tarik dari sisi depan memotong moncong perahu. Aba-Aba

Dibutuhkan salah seorang yang bertindak sebagai kapten/pimpinan yang mempunyai otoritas untuk mengambil keputusan, menyatukan tindakan seluruh awak, serta memberi aba-aba.

Kapten tidak mensyaratkan status tertentu, dia merupakan awak perahu yang untuk sementara bertanggungjawab mengendalikan perahu melalui instruksi maupun tidak.

Untuk keseragaman seluruh awak, harus ada komando yang jelas dan singkat. Yang sering kita pergunakan adalah :

Maju, yang berarti semua dayung maju

Mundur, berati semua dayung mundur

Belok kanan, yang berarti pendayung sebelah kiri dayung maju, sedangkan sebelah kanan dayung mundur

Belok Kiri, yang berarti pendayung kanan dayung maju, sedangkan sebelah kiri dayung mundur

Tarik Kanan, yang berarti pendayung kanan dayung tarik, pendayung kiri dayung tolak

Tarik Kiri, yang berarti pendayung kiri dayung tarik, pendayung kanan dayung tolak

Pindah Kanan, pendayung sebelah kiri berpindah ke kanan

Pindah Kiri, pendayung sebelah kanan berpindah ke kiri

Stop, semua pendayung berhenti mendayung

Manuver Perahu 1. Ferry

Merupakan manuver dasar dalam melewati arus dengan menghadapkan perahu dalam posisi 450 terhadap arus utama 2. Pivot dan Back Pivot

Teknik memutar perahu dengan cepat saat memasuki riam dengan haluan menghadap ke hilir (pivot) atau haluan menghadap ke hulu (back pivot)

3. Portegee

Merupakan manuver yang dipergunakan para pelaut portugis dengan mengarahkan perahu langsung ke sasaran yang dituju. Ini membutuhkan kekuatan merengkuh dayung yang sangat kuat. 4. Keluar dan Masuk ke Eddies

Yang harus diperhatikan adalah kecepatan dan sudut masuk perahu. Besar sudut dan kecepatan perahu harus disesuaikan dengan besar kecilnya eddies dan kecepatan arus.

Safety/Keselamatan

Untuk menjaga keselamatan seluruh awak, maka safety prosedur yang ada harus kita upayakan sedini mungkin, yang meliputi : 1. Penggunaan peralatan stand ar

2. Penguasaan dan pemahaman teknik-teknik dan pengetahuan tentang ORAD

3. Persiapan fisik dan mental 4. Mengetahui batas kemampuan

Tetapi meskipun kita telah mengupayakan hal tersebut secara maksimal, kita tetap harus mempersiapkan diri menghadapi keadaan darurat, seperti :

1. Terlempat dari Perahu

Jika terjadi usahakan berteriak agar diketahui oleh awak lainnya sehingga dapatdiusahakan pertolongan secepatnya dan apabila mungkin diusahakan jangan melepas dayung agar dapat memperpanjang jangkauan dan dapat dipergunakan sebagai alat bantu renang. Apabila ternyata jauh dari jangkauan usahakan jangan panik dan melihat situasi serta berenang ke arah tepi sungai atau perahu.

Cara berenang yang benar yakni dengan posisi terlentang dan kaki berada di depan kita seolah-olah kita dapat melihat ujung kaki kita. Apabilka masuk ke dalam sebuah hole, usahakan berenang ke arah samping atau masuk ke dasar sungai dan sekalian mengikuti arus bawah ke depan.

2. Menabrak Batu (Boom)

Jika tidak dapat dihindarkan, biarkan perahu moncongnya tetap mengarah ke batu sehingga perahu akan terhenti sesaat dan berputar mengikuti arus di sekitar batu dan usahakan awak tetap dalam kondisi mendayung serta penumpang bagian belakang pindah ke tengah agar tidak terpental dan perahu tidak terbalik atau tersangkut pada batu tersebut.

3. Perahu Terbalik

Usahakan segera menjangkau ke arah perahu dan naik lewat buritan dan membalikkannya sebelum bahaya lain menunggu di depan. Apabila terjebak dalam perahu usahakan segera keluar untuk menghindari benturan batu. Apabila tidak memungkinkan untuk membalik, maka kendalikan perahu dalam kondisi terbalik dan tunggu sampai kita dapati daerah yang tenag dan memungkinkan untuk membalikkan perahu.

4. Menempel Batu (Wrapped)

Saat perahu bagian tengah menabrak perahu usahakan secepatnya seluruh awak berpindah ke tempat dimana paling dekat dengan batu untuk menghindari terjadinya wrapped. Apabila terjadi wrapped usahakan segera naik ke atas batu dan berenang ke pinggir untuk

melepas perahu yang melekat di batu tersebut.

Teknik terbaru adalah ‘z-drag’, yakni teknik melepaskan perahu dengan membuat bentuk tali menyerupai huruf z dengan bantuan carabiner dan pulley.

Penyelamatan

Ditujukan untuk penyelamatan diri sendiri atau teman kita. Disamping itu bisa ditujukan ke perahu atau awak perahu.

1. Penyelamatan dengan tali

Digunakan jika ada awak perahu yang terlempar dari perahu dan hanyut terbawa arus, yan dilakukan dari darat dengan cara meempar tali (throwing bag). Sebelum melempar tali usahakan agar korban mengetahui tali itu dilempar untuk penyelamatannya, dengan posisi pelempar pada 45 derajat dari korban sehingga dengan dorongan arus posisi korban berada di depan pelempar. Untuk posisi korban dalam memegang tali rescue seperti gambar berikut.

2. Penyelamatan perahu

Apabila terjadi wrapped maka teknik ‘z-drag’ seperti di atas dapat kita pakai, tetapi apabila ada awak yang terjepit perahu, maka penanggulangan secepat mungkin dibutuhkan untuk penyelamatan nyawa awak, yakni dengan mengurangi tekanan udara

perahu dengan cara merobek perahu sehingga awak perahu yang terjepit dapat segera keluar dari himpitan.

Kemampuan untuk menyebrang, khususnya dalam penyeberangan sungai harus dimiliki oleh seong yang gemar dalam melakukan kegiatan alam terbuka, seperti perjalanan menelusuri sungai, pantai atau menjelajahi hutan rawa. Suatu saat kita akan dihadapkan pada keadaan yang mengharuskan kita untuk menyeberangi sungai. Teknik penyeberangan sungai dapat dibagi menjadi beberapa bagian :

TEKNIK PENYEBERANGAN SUNGAI TANPA ALAT

Di daerah pegunungan dapat terjadi perubahan keadaan air sungai yang sangat cepat. Hujan dapat mengakibatkan sungai kecil sekalipun seketika menjadi sungai yang mempunyai arus deras dan tingkat yang berbahaya.

Dalam penyeberangan ini terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan :

Ü Awasi keadaan temp[at penyeberangan sebanyak mungkin sebelum memilih tempat penyeberangan.

Ü Pada sungai yang bermuara ke danau, lebih mudah menyeberang

TEKNIK PENYEBERANGAN

Teknik Penyeberangan Sungai

Penyeberangan Basah Penyeberangan Kering

Dengan Alat Tanpa Alat

Menyeberang Biasa Renang survival

Berenang dengan tali Dengan rentangan tali

Dengan rakit / perahu Dengan Rentangan tali

dekat dengan muara.

Ü Jangan mencoba kuatnya arus tanpa pengamanan dari tepi sungai. Ü Jangan membelaki sungai karena arus dapat menyebabkan

hilangnya keseimbangan.

Ü Pastikan satu kaki telah menempati posisi yang baik sebelum melangkahkan kaki yang lain, dan jangan berjalan dengan menyilangkan kaki.

Ü pada sungai yang berarus deras dan dalam, hendaknya berjalan serong mengikuti arus sungai.

Ü jangan menyeberang dengan cara melompat dari satu batu ke batu yang lain. Hal ini dapat menyebabkan tergelincir tang beakibat kecelakaan fatal.

Ü Ransel ditempatkan setinggi-tingginya di punggung. Hal ini untuk menjaga keseimbangan.

Ü Jangan melepaskan sepatu dalam menyeberang, walaupun pada sungai kecil.

Ü Hati-hati dalam penyeberangan, apabila terdapat anggota kelomkpok yang tidak bisa berenang.

Salah satu cara yang aman dalam menyeberang sungai adalah sebagai berikut :

Ü Orang pertama melangkah ke air dibantu orang kedua.

Ü Orang kedua berada di belakang orang peartama dibantu orang ketiga dan seterusnya.

Ü Orang pertama melangkah, orutan kejadian (1) diulang lagi. Ü Untuk arus deras, kelompok lebih baik bergerak sebagai satu

kesatuan.

TEKNIK PENYEBERANGAN SUNGAI TANPA ALAT

Dalam dokumen Diktat PDA (Halaman 90-96)