• Tidak ada hasil yang ditemukan

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI

SEKTOR JASA KONSTRUKSI

BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL

JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

PEMELIHARAAN HARIAN

BACKHOE LOADER SEBELUM OPERASI

KODE UNIT KOMPETENSI

F45.500.2.2.19.II.02.001.01

BUKU INFORMASI

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

B A D A N P E M B I N A A N K O N S T R U K S I

(2)

DAFTAR ISI

Daftar Isi ... 1

BAB I PENGANTAR ... 2

1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi ... 2

1.2 Penjelasan Materi Pelatihan ... 2

1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini ... 3

1.4 Pengertian-pengertian / Istilah ... 4

BAB II STANDAR KOMPETENSI ... 6

2.1 Peta Paket Pelatihan ... 6

2.2 Pengertian Unit Standar Kompetensi ... 6

2.3 Unit Kompetensi yang Dipelajari ... 7

BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN ... 11

3.1 Strategi Pelatihan ... 11

3.2 Metode Pelatihan ... 12

BAB IV PEMELIHARAAN HARIAN BACKHOE LOADER SEBELUM OPERASI ... 13

4.1 Umum ... 13

4.2 Persiapan pemeliharaan harian sebelum operasi ... 16

4.3 Pemeriksaan keliling (walk around inspection)... 21

4.4 Pemeriksaan pelumas, pendingin dan bahan bakar ... 27

4.5 Pembuatan catatan pemeliharaan ... 39

BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI ... 42

5.1 Sumber Daya Manusia ... 42

5.2 Sumber-sumber Kepustakaan ... 42

(3)

BAB I PENGANTAR

1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) 1.1.1 Pelatihan berbasis kompetensi

Pelatihan berdasarkan kompetensi adalah pelatihan yang memperhatikan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan di tempat kerja agar dapat melakukan pekerjaan dengan kompeten. Standar Kompetensi dijelaskan oleh Kriteria Unjuk Kerja.

1.1.2 Pengertian kompetensi ditempat kerja

Jika seseorang kompeten dalam pekerjaan tertentu, maka yang bersangkutan memiliki seluruh keterampilan, pengetahuan dan sikap yang perlu untuk ditampilkan secara efektif ditempat kerja, sesuai dengan standar yang telah disetujui.

1.2 Penjelasan Materi Pelatihan 1.2.1 Desain Materi Pelatihan

Materi pelatihan ini didesain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual / mandiri :

1) Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan oleh seorang instruktur.

2)

Pelatihan individual / mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta dengan menambahkan unsur-unsur / sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan dari instruktur.

1.2.2 Isi Materi Pelatihan 1) Buku Informasi

Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk instruktur maupun peserta pelatihan.

2) Buku Kerja

Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktek baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan Individual / mandiri.

Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi :

a. Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempe-lajari dan memahami informasi.

b. Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian kete-rampilan peserta pelatihan.

c. Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam melaksanakan praktek kerja.

(4)

3) Buku Penilaian

Buku penilaian ini digunakan oleh instruktur untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi :

a. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan keterampilan.

b. Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta pelatihan.

c. Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai keterampilan.

d. Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja. e. Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktik.

f.

Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.

1.2.3 Penerapan Materi Pelatihan

1) Pada pelatihan klasikal, instruktur adalah :

a. Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai sumber pelatihan.

b. Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan.

c. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyeleng-garaan pelatihan.

d. Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan dan menuliskan hasil tugas praktiknya pada Buku Kerja.

2) Pada Pelatihan individual / mandiri, peserta pelatihan adalah :

a. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan. b. Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada buku Kerja. c. Memberikan jawaban pada Buku Kerja.

d. Mengisikan hasil tugas praktik pada Buku Kerja.

e.

Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh instruktur.

1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini

1.3.1 Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current Competency)

Jika seseorang telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk elemen unit kompetensi tertentu, maka yang bersangkutan dapat mengajukan pengakuan kompetensi terkini, yang berarti tidak akan diper-syaratkan untuk mengikuti pelatihan

1.3.2 Persyaratan

Untuk mendapatkan pengakuan kompetensi terkini, seseorang harus sudah memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja, yang diperoleh melalui:

1) Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sama atau

2) Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau 3) Mempunyai pengalaman lainnya yang memberikan pelajaran pengetahuan,

(5)

1.4 Pengertian-Pengertian / Istilah 1.4.1 Profesi

Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan.

1.4.2 Standarisasi

Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar tertentu.

1.4.3 Penilaian / Uji Kompetensi

Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta

keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan.

1.4.4 Pelatihan

Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta

lingkungan belajar yang terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari.

1.4.5 Kompetensi

Kompetensi adalah kemampuan seseorang yang dapat terobservasi mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau sesuai dengan standar unjuk kerja yang ditetapkan.

1.4.6 Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)

KKNI adalah kerangka penjenjangan kulaifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor

.

1.4.7 Standar Kompetensi

Standar kompetensi adalah rumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan.

1.4.8 Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)

SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang

(6)

1.4.9 Sertifikat Kompetensi

Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi.

1.4.10 Sertifikasi Kompetensi

Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi nasional dan / atau internasional.

(7)

BAB II

STANDAR KOMPETENSI

2.1 Peta Paket Pelatihan

Materi pelatihan ini merupakan bagian dari paket pelatihan jabatan kerja Operator Backhoe Loader (jenjang jabatan KKNI level II) yaitu sebagai representasi dari unit kompetensi : Melakukan Pemeliharaan Harian Backhoe Loader Sebelum Operasi (F 45.500.2.2.19.II.02.001.01) sehingga untuk kualifikasi jabatan kerja tersebut diperlukan pemahaman dan kemampuan mengaplikasikan materi pelatihan lainnya yaitu :

• Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH) • Komunikasi dan kerjasama di tempat kerja • Teknik pengoperasian loader pada unit backhoe loader

• Teknik pengoperasianbackhoe pada unit backhoe loader

• Pengoperasian naik / turun backhoe loader ke / dari atas truk trailer • Pemeliharaan harian backhoe loader setelah operasi

• Laporan Harian Operasi

2.2 Pengertian Unit Standar Kompetensi 2.2.1 Unit Kompetensi

Unit kompetensi adalah bentuk pernyataan terhadap tugas / pekerjaan yang akan dilakukan dan merupakan bagian dari keseluruhan unit kompetensi yang terdapat pada standar kompetensi kerja dalam suatu jabatan kerja tertentu..

2.2.2 Unit kompetensi yang akan dipelajari

Salah satu unit kompetensi yang akan dipelajari dalam paket pelatihan ini adalah “Melakukan pemeliharaan harian backhoe loader sebelum operasi”

2.2.3 Durasi / Waktu pelatihan

Pada sistem pelatihan berdasarkan kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian kompetensi, bukan pada lamanya waktu pelatihan. Peserta yang berbeda mungkin membutuhkan waktu pelatihan yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam keterampilan tertentu.

2.2.4 Kesempatan untuk menjadi kompeten

Jika peserta latih belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, Instruktur mengatur rencana pelatihan dengan peserta latih yang bersangkutan. Rencana ini akan memberikan kesempatan kembali kepada peserta untuk meningkatkan level kompetensi sesuai dengan level yang diperlukan.

(8)

2.3 Unit Kompetensi Kerja Yang dipelajari

Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk dapat :

• mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan. • mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan. • memeriksa kemajuan peserta pelatihan.

menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan kriteria unjuk kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian.

2.3.1 Judul Unit

Melakukan pemeliharaan harian backhoe loader sebelum operasi

2.3.2 Kode Unit

F. 45.500.2.2.19.II.02.001.01

2.3.3 Deskripsi Unit

Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang diperlukan untuk melakukan pemeliharaan harian backhoe loader sebelum operasi

2.3.4 Kemampuan Awal

Peserta pelatihan harus telah memiliki kemampuan awal K3LH, komunikasi dan kerjasama ditempat kerja, pemeliharaan harian dan teknik dasar pengoperasian backhoe loader.

2.3.5 Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja ( Performance Criteria )

1. Melakukan persiapan pemeliharaan harian

1.1 Buku manual pemeliharaan dan pengoperasian alat disiapkan.

1.2 Peralatan dan bahan untuk pemeliharaan disiapkan sesuai dengan prosedur

1.3 APD dan APK dipersiapkan dan dipakai sesuai dengan prosedur

2. Melakukan

pemeriksaan keliling (walk around inspection)

2.1 Kondisi ban dan baut penguat roda diperiksa dari kemungkinan rusak atau hilang.

2.2 Keadaan lantai parkir diperiksa dari kemungkinan adanya kebocoran minyak pelumas, bahan bakar dan cairan pendingin.

2.3 Kondisi fisik semua bagian implement diperiksa dari kemungkinan rusak atau kurang pelumasannya

2.4 Kondisi fisik lampu kerja dan kaca spion diperiksa dari kemungkinan rusak atau hilang.

2.5 Kondisi fisik jack diperiksa dari kemungkinan rusak. 2.6 Kondisi side shift diperiksa untuk jenis backhoe loader

(9)

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja ( Performance Criteria )

3. Memeriksa pelumas, pendingin dan bahan bakar.

3.1 Level dan kondisi minyak pelumas engine, minyak

hidrolik, minyak transmisi dan minyak rem diperiksa sesuai dengan prosedur.

3.2 Level air pendingin engine diperiksa sesuai prosedur.

3.3 Level dan kondisi bahan bakar diperiksa serta

melakukan penceratan (drain) sesuai dengan prosedur.

3.4 Kondisi battery diperiksa sesuai prosedur.

3.5 Indikator saringan udara diperiksa dan endapan debu dibuang sesuai dengan prosedur.

3.6 Kekencangan dan kondisi tali kipas diperiksa sesuai dengan prosedur.

3.7 Greasing harian dilakukan pada nipple grease.

4. Membuat catatan pemeliharaan harian sebelum operasi

4.1 Data hasil pemeriksaan keliling (walk-around inspection) dicatat untuk bahan laporan selanjutnya. 4.2 Posisi service meter dicatat untuk bahan laporan

selanjutnya.

4.3 Kelainan-kelainan yang tidak diharapkan dicatat untuk laporan selanjutnya.

4.4 Catatan diarsipkan sesuai dengan SOP yang berlaku.

2.3.6 Batasan Variabel

1) Kontek Variabel

a. Unit kompetensi ini diterapkan dalam kelompok kerja atau individual untuk menyelesaikan pekerjaan pemeliharaan harian backhoe loader.

b. Unit kompetensi ini diterapkan di tempat kerja dengan dukungan ketersediaan tools standar yang selalu tersimpan di unit alat

c. Unit kompetensi ini diterapkan dalam kondisi lingkungan yang mendukung 2) Perlengkapan dan Peralatan

a. Tools untuk pemeliharaan harian antara lain : (1) Standard tools untuk backhoe loader. (2) Pompa gemuk (grease gun)

b. Bahan yang diperlukan: (1) Gemuk (grease)

(2) Minyak pelumas (untuk penambahan) (3) Form laporan pemeliharaan.

3) Tugas-tugas yang harus dilakukan

a. Melakukan persiapan pemeliharaan harian

b. Melakukan pemeriksaan keliling (walk around inspection) c. Memeriksa pelumas, pendingin dan bahan bakar.

(10)

4) Materi dan peraturan-peraturan yang diperlukan

a. Undang-undang No.1/1970 tentang Keselamatan Kerja dan peraturan lainnya terkait dengan keselamatan kerja.

b. Undang-undang No. 4/1982 tentang Lingkungan Hidup dan peraturan lainnya terkait dengan pencegahan pencemaran lingkungan.

c. Prosedur standar perusahaan.

d. Pedoman kerja dalam kelompok kerja.

e. Pedoman pengoperasian dan pemeliharaan (operation & maintenance manual) backhoe loader dari pabrik untuk merk dan type yang

dioperasikan.

f. Struktur organisasi perusahaan / proyek.

2.3.7 Panduan Penilaian

1) Kondisi Pengujian

a. Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat berpengaruh atas tercapainya kompetensi tersebut yang terkait dengan melakukan persiapan pelaksanaan pemeliharaan harian, melakukan pemeriksaan keliling (walk around inspection), memeriksa pelumas, pendingin dan bahan bakar, melaksanakan pemeriksaan sebelum engine dihidupkan dan membuat laporan pemeliharaan harian, yang digunakan untuk melakukan pemeliharaan harian backhoe loader, sebagai bagian dari pekerjaan pengoperasian backhoe loader.

b. Penilaian dapat dilakukan dengan cara: lisan, tertulis, demonstrasi / praktek;

c.

Penilaian dapat dilaksanakan secara: simulilasi di workshop dan atau di tempat kerja.

2) Penjelasan prosedur penilaian, alat, bahan, dan tempat penilaian serta penguasaan unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya dan keterkaitannya dengan unit kompetensi lainnya :

a. Kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya :

(1) F45.500.2.2.19.II.01.001.01: Menerapkan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Lingkungan Hidup di tempat kerja

(2) F45.500.2.2.19.II.01.002.01: Melakukan komunikasi dan kerjasama di tempat kerja

b. Kaitan dengan kompetensi lain:

(1)

F45.500.2.2.19.II.02.002.01: Mengoperasikan implement loader pada unit backhoe loader

(2)

F45.500.2.2.19.II.02.003.01: Mengoperasikan implement backhoe pada unit backhoe loader

(3)

F45.500.2.2.19.II.02.004.01: Menaikkan dan menurunkan unit backhoe loader ke / dari atas truk trailer

(4)

F45.500.2.2.19.II.02.005.01: Melaksanakan pemeliharaan harian backhoe loader setelah operasi

(11)

(5)

F45.500.2.2.19.II.02.006.01: Membuat laporan harian operasi 3) Pengetahuan yang dibutuhkan :

a. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

b. Struktur dan fungsi komponen utama backhoe loader c. Pemeliharaan backhoe loader (preventive maintenance). d. Pengetahuan bahan bakar dan pelumas.

e. Sistem pelaporan.

4) Keterampilan yang dibutuhkan:

a. Menerapkan K3 dan LH selama melakukan pemeliharaan harian b. Melakukan komunikasi dan kerjasama ditempat kerja

c. Melakukan pemeliharaan harian sesuai prosedur. d. Membuat laporan pemeliharaan.

5) Aspek Kritis

Aspek kritis yang harus diperhatikan :

a. Kemampuan mengidentifikasi manual yang berlaku untuk unit backhoe loader yang dioperasikan.

b. Kemampuan menginterpretasikan manual pengoperasian dan pemeliharaan.

c. Kedisiplinan dan ketelitian dalam melakukan pemeriksaan keliling, pemeriksaan minyak pelumas, bahan bakar dan pendingin,pemeriksaan sebelum engine dihidupkan

d. Kemampuan dan kedisiplinan dalam membuat laporan pada form standar

2.3.8 Kompetensi Kunci

No Kompetensi Kunci Tingkat

1. Mengumpulkan, menganalisis dan mengorganisasikan informasi

2

2. Mengkomunikasikan informasi dan ide-ide 2

3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 2 4. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 2 5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 1

6. Memecahkan masalah 2

(12)

BAB III

STRATEGI DAN METODE PELATIHAN

3.1 Strategi Pelatihan

Belajar dalam suatu sistem pelatihan berbasis kompetensi berbeda dengan pelatihan klasikal yang diajarkan di kelas oleh pelatih. Pada sistem ini peserta pelatihan akan bertanggung jawab terhadap proses belajar secara sendiri, artinya bahwa peserta pelatihan perlu merencanakan kegiatan/proses belajar dengan Pelatih dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah dibuat.

3.1.1 Persiapan / perencanaan

1) Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar. 2) Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.

3) Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki.

4) Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja Peserta latih sendiri.

3.1.2 Permulaan dari proses pembelajaran

1) Peserta mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat pada tahap belajar.

2)

Instruktur dapat meninjau dan merevisi materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan Peserta latih secara mandiri.

3.1.3 Pengamatan terhadap tugas praktik

1) Mengamati keterampilan praktik yang didemonstrasikan oleh Instruktur atau orang yang telah berpengalaman lainnya.

2) Mengajukan pertanyaan kepada Instruktur tentang konsep sulit yang peserta latih temukan.

3.1.4 Implementasi

1) Menerapkan pelatihan kerja yang aman.

2) Mengamati indikator kemajuan personal melalui kegiatan praktik. 3) Mempraktikkan keterampilan baru yang telah peserta latih peroleh.

3.1.5 Penilaian

(13)

3.2 Metode Pelatihan

Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.

3.2.1 Belajar secara mandiri

Belajar secara mandiri membolehkan peserta latih untuk belajar secara individual, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan secara bebas, peserta latih disarankan untuk menemui Instruktur setiap saat untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar.

3.2.2 Belajar Berkelompok

Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk datang bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi antar peserta, Instruktur dan pakar/ahli dari tempat kerja.

3.2.3 Belajar terstruktur

Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh Instruktur atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topik tertentu.

(14)

BAB IV

PEMELIHARAAN HARIAN

BACKHOE LOADER SEBELUM OPERASI

4.1 Umum

Alat berat konstruksi termasuk Backhoe Loader adalah salah satu modal kerja untuk pelaksanaan pembangunan Proyek Konstruksi yang dibeli dengan biaya investasi yang sangat mahal, yang diharapkan dapat memberikan hasil pekerjaan yang efektif dan efisien selama waktu life time (umur alat) yang direncanakan.

Pencapaian umur alat dengan kinerja yang baik sangat bergantung pada mutu peme-liharaannya, disamping cara pengoperasiannya yang benar. Pemeliharaan dengan cara yang serampangan akan memperpendek umur alat.

Operator mempunyai peran yang amat penting dalam pemeliharaan alat berat karena sebagai personil yang dari waktu ke waktu selalu bersama-sama alat berat yang dioperasikan, sehingga kelainan-kelainan yang mengindikasikan tanda-tanda kerusakan dapat diketahui secara dini oleh Operator

Seorang Operator seyogyanya dapat menangkap setiap tanda-tanda kerusakan pada alat sebelum menjalankan alat. Dengan panca indra operator bisa menditeksi kalau terjadi suatu gejala yang tidak normal pada alat yang di operasikan. Misalnya melalui pengamatan suara (pendengar), getaran (perasaan), warna gas buang (mata), bau olie yang terbakar (hidung) dan perasaan untuk kondisi tertentu. Contoh lain apabila sudah dapat mengenal bentuk ban dengan tekanan tertentu yang normal (dengan melihat besarnya bidang kontak antara ban dengan permukaan tanah), maka dapat memperkirakan tekanan udara dari suatu ban tanpa menggunakan alat pengukur.

Dalam hal yang khusus kadang-kadang memerlukan seseorang ahli untuk menemukan kerusakan yang terjadi melalui bunyi-bunyi yang terdengar. Sesungguhnya Operator juga bisa membedakann antara bunyi yang normal dan yang tidak normal, apabila mau membiasakan dengan teliti. Pengetahuan dan pengalaman diperlukan untuk menentukan sumber bunyi tersebut dan mencari sebab-sebabnya. Operator tidak perlu harus bisa memperbaiki tetapi cukup melaporkan kepada mekanik tentang penyebabnya, sehingga mempermudah tugas mekanik.

Tidak semua gejala kelainan alat bisa ditangkap dengan panca indra yang dapat dijelaskan dengan suatu bentuk kata-kata. Oleh karena itu bagi operator perlu memahami petunjuk pemeliharaan yang disediakan oleh setiap alat yang dapat mencegah kerusakan yang diakibatkan oleh karena kurang memahami petunjuk alat yang dioperasikan. Untuk maksud berikut ini operator dituntut untuk mematuhi segala petunjuk yang diberikan dalam bentuk buku pemeliharaan.

4.1.1 Maksud dan Tujuan Pemeliharaan

Pemeliharaan peralatan khususnya alat-alat berat adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh Operator atau Mekanik yang ditunjuk terhadap suatu alat-alat berat agar alat tersebut tetap dapat berfungsi sebagaimana mestinya selama umur ekonomisnya.

(15)

Sesuai dengan perkembangan teknologi alat-alat berat khususnya Backhoe Loader, perlu adanya peningkatan pemahaman pemeliharaan baik yang menyangkut pengetahuan yang terkait maupun keterampilan yang harus dimiliki oleh Operator Backhoe Loader.

Salah satu jalur peningkatan pemahaman tersebut adalah tersedianya suatu pedoman yang dapat memberikan bekal bagi para Operator dan Mekanik untuk dapat menyadari betapa pentingnya peran mereka dalam meningkatkan kinerja Backhoe Loader karena tingginya disiplin mereka dalam melaksanakan pemeliharaan alat tersebut. Pedoman yang tepat untuk tujuan ini adalah buku OMM (Operation and Maintenance Manual) yang biasa disediakan oleh pabrik pembuat alat berat yang bersangkutan.

Maksud dari pemeliharaan alat-alat berat ini pada umumnya adalah untuk mempertahankan kondisi ekonomis alat-alat berat, baik kondisi teknis maupun kinerjanya melalui kegiatan perawatan yang dilaksanakan oleh operator dan mekanik.

Tujuan pemeliharaan Alat Berat adalah untuk :

• Menjaga agar alat selalu siap operasi dan kondisinya tetap stabil sehingga mampu untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan kapasitasnya. Kesiapan operasi akan menaikkan tingkat availability alat

• Mencegah kemungkinan terjadinya gangguan dan hambatan operasi.

- Mengetahui kondisi alat yang dipergunakan untuk menyiapkan suku cadang

- Mengatasi hambatan produksi atau operasi dengan cepat

• Mencegah terjadinya hal-hal yang membahayakan kesehatan, kesela-matan kerja dan lingkungan hidup (K3LH).

• Meningkatkan efisiensi kerja yang berdampak pada penghematan biaya operasional alat dan mempermudah perhitungan dalam perencanaan produksi • Mencegah terjadinya kerusakan sebelum waktunya

• Mempertahankan dan bila mungkin memperpanjang umur ekonomis alat-alat berat.

4.1.2 Metode pemeliharaan peralatan berat

Pemeliharaan peralatan berat dilaksanakan dengan metode yang disesuaikan dengan visi dan misi masing-masing Lembaga atau Perusahaan. Secara garis besar metode pemeliharaan dapat dikategorikan sebagai berikut :

(16)

Adalah pemeliharaan yang dilakukan dengan interval waktu tertentu yang maksudnya untuk meniadakan kemungkinan terjadinya gangguan kemacetan atau kerusakan alat yang berlebihan atau cenderung fatal. Dari pemeliharaan pencegahan ini yang dilakukan termasuk penggantian parts yang mempunyai unsur yang penting, namun rusak diluar pemakaian normal. Hal ini terjadi karena kurang cermatnya operator waktu menjalankan alat, atau mutu dari parts tersebut yang tidak terpantau pada saat dilakukan pengecekan mutu sehingga lolos dipasaran.

2) Pemeliharaan Perbaikan

Adalah pemeliharaan yang dilakukan pada unit alat yang terlanjur rusak sehingga tidak operasi karena ada bagian yang tidak berfungsi. Pada pemeliharaan koreksi ini yang dilakukan antara lain mengembalikan alat menuju pada standar yang diperlukan untuk operasi lagi.

3) Pemeliharaan Berkala

Adalah pemeliharaan yang memang sudah diprogramkan untuk dilakukan sesuai rencana dengan berbasis waktu, pelaksanaannya mengikuti jadwal tercapainya pencatatan jam operasi tertentu (setiap 10 jam, 50 jam, 250 jam dan seterusnya).

Pada pemeliharaan berkala yang dilakukan antara lain : • Pemeriksaan keliling (walk around inspection)

• Penambahan / penggantian pelumas dan air pendingin • Penggantian filter dan penyetelan

Mutu pemeliharaan berkala bergantung pada disiplin waktu melaksanakan service periodic dan disiplin dalam mengikuti prosedur pemeliharaan dalam buku OMM (Operation and Maintenance Manual).

4) Pemeliharaan berdasarkan kondisi

Apabila pemeliharaan bekala berbasis waktu maka pemeliharaan berdasarkan kondisi komponen alat pada saat dilakukan pemeriksaan (inspection).

Mutu pemeliharaan berdasarkan kondisi sangat bergantung pada ketelitian dan kecermatan pemeriksaan kondisi dan ketajaman analisa kerusakan.

Program ini banyak dilayani oleh Authorized Dealer Alat Berat antara lain: • Program Pemeriksaan Mesin (P2M)

• Program Pemeriksaan Under Carriage (P2U) • Program Analisa Pelumas (PAP)

Setelah melakukan pemeriksaan, dealer akan melakukan analisa dan rekomendasi perbaikannya.

5) Pemeliharaan darurat

Adalah pemeliharaan yang bersifat memperbaiki kerusakan yang tidak diperkirakan sebelumnya. Sesuai dengan namanya bahwa kerusakan yang terjadi ini secara tiba-tiba tanpa adanya suatu gejala-gejala yang menginformasikan akan terjadinya kerusakan, misalnya v belt putus.

(17)

4.1.3 Penggunaan suku cadang dan minyak pelumas

Periksa meteran service pada setiap hari untuk melihat bahwa waktunya service telah tiba misalnya pada pekerjaan yang perlu penggantian atau perbaikan yang harus dilakukan. Usahakan setiap penggantian part yang rusak dengan menggunakan parts yang asli sesuai dengan buku petunjuk penggantian yang diberikan oleh pabrik. Pada setiap alat disertai buku petunjuk untuk penggantian parts yang telah rusak atau aus dengan menggunakan code part tersendiri.

Demikian juga dalam pemilihan pelumas dan grease ditunjukan kekentalannya (Viscosities) serta mutunya sesuai dengan petunjuk dalam buku OMM. Pergunakan olie dan grease yang bersih, juga pelihara tempatnya, jangan sampai ada bahan-bahan lain yang masuk kedalam tempat olie dan grease sampai bercampur dan menjadi kotor.

4.1.4 Penambahan air dan olie

Peliharalah alat dalam kondisi selalu bersih setiap saat agar memudahkan untuk menemukan parts yang dapat mengakibatkan permasalahan sewaktu dioperasikan. Perlu diperhatikan pula pada hal-hal tertentu, misalnya tempat yang harus dibersihkan seperti fitting grease dan kaca pengamatan ukuran permukaan dan tempat penceratan untuk menghindari material lain yang masuk kedalamnya.

Berhati-hatilah pada waktu membuang air pendingin yang panas dan olie panas, terutama sewaktu membuka tutup air pendingin dan tutup olie saat alat sedang berhenti operasi. Tunggulah engine dingin terlebih dahulu sekitar temperature mencapai 20 - 40º C barulah saat yang baik untuk membuka tutup olie yang akan dibuang dan diganti dengan olie yang baru, demikian juga tutup air pendingin untuk ditambahkan.

Setelah olie diganti atau filter dipasang kembali, periksalah olie dan filter bekasnya barangkali bercampur dengan bahan/material yang mengotorinya, Kalau terdapat terlalu banyak kandungan material yang bercampur dengan olie, laporkan kepada atasan untuk ditindaklanjuti. Apabila alat dilengkapi saringan bahan bakar, jangan dibuka saringan tersebut sewaktu mengisi bahan bakar. Pada saat penggantian olie atau pemeriksaan olie carilah ditempat yang tidak berdebu, ini merupakan tempat yang sangat baik dan jauhkan dari material yang dapat mengotori olie agar terjamin kebersihannya.

Label peringatan dipasang pada tempat kontak starter atau tepatnya di tuas kendali untuk mencegah seseorang melakukan penyetaran engine selama pemeliharaan berlangsung. Hal ini sangat perlu agar tidak terjadi sesuatu yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja. Disamping hal tersebut selama pengoperasian juga harus selalu mematuhi aturan-aturan yang tertulis pada label keselamatan yang ditempatkan pada alat

4.2 Persiapan pemeliharaan harian sebelum operasi

Pemeliharaan Harian Sebelum Operasi adalah suatu pekerjaan yang harus dilakukan setiap hari oleh Operator sebelum mengoperasikan alatnya. Tugas ini merupakan tugas yang melekat pada jabatan operator sehingga diperlukan disipilin yang tinggi, baik menyangkut disiplin waktu maupun dalam pelaksanaannya.

(18)

4.2.1 Spesifikasi Teknik

Bila kita akan membedakan Backhoe Loader secara umum memberikan perbedaan pada kapasitas bucketnya, baik bucket backhoe maupun bucket loadernya. Tetapi kita juga bisa membedakan dengan menyebutkan dayanya, karena kedua hal tersebut sangat berkaitan erat. Kalau yang disebut kapasitas bucketnya, yang menjadi cirinya adalah salah satu komponen yaitu bucket, tetapi kalau yang disebut dayanya merupakan salah satu komponen utama penggerak Backhoe Loader yaitu engine.

Spesifikasi merupakan salah satu pengetahuan bagi Operator Backhoe Loader. Berikut ini sebagai contoh diambil dari Backhoe Loader Volvo dengan cuplikan data Spesifikasi Teknik sebagai berikut :

1) Model

:

Center Pivot

2) Kapasitas bucket

:

0,2 m3 3) Drive-train

• Kec. maks, maju / mundur

– Gigi 1 : 5,7 km/jam – Gigi 2 : 9,2 km/jam – Gigi 3 : 19,7 km/jam – Gigi 4 : 36,6 km/jam 4) Berat operasional : 8606 kg 5) Backhoe • Kapasitas bucket : 0,21 m3 • Lebar bucket : 610 mm

Bucket digging force : 59,1 kN

Dipper digging force : 38,8 kN

4) Loader

Kapasitas bucket - General Purpose : 1,00 m3

Lebar bucket - General Purpose : 2350 mm

Lift Capacity @ Full Height - Single Tilt : 3154 kg

Bucket Breakout Force - Single Tilt

: 55,4 kN

Lift Capacity @ Full Height : 3154 kg

Cycle times

Raise to full height : 4,6 detik

Dump time : 1,8 detik

Curl time : 2,3 detik

Lower : 3,1 detik

5) Ukuran ban

• Ban depan : 12,5/80x18 10 Ply

• Ban belakang : 19,5Lx24 10 Ply

6) Engine

Engine Model (Standard) : Diesel

Net Power : 67 kW (90HP)

Rated speed : 2200 rpm

(19)

Displacement : 4.04 L

Max Torque @ 1500 rpm : 390 N·m 7) Dimensi Umum

Ukuran dimensi umum :

Gambar 4.2 Dimensi Umum

• A – Panjang keseluruhan……….. 7339 mm • B – Lebar keseluruhan………... 2350 mm • C – Tinggi keseluruhan ……….... 3689 mm

• D – Wheel base………... 2185 mm

• E – Ground clearance……….. 317 mm

• F – Height to top of ROPS ( Cab & Canopy )………….. 2878 mm • G – Width over extended stabilizers at ground level….. 3238 mm

4.2.2 Komponen Utama Backhoe Loader

(20)

sebagai beikut : 1) Tractor

Tractor sebagai komponen induk berfungsi sebagai pembawa dan penggerak semua komponen backhoe loader. Tractor terdiri dari chasis, engine, pompa hidrolik, torque converter, transmisi, drive shaft, final drive dan roda ban.

2) Stabilizer Legs

Stabilizer legs berfungsi sebagai penopang backhoe loader pada saat implement backhoe dioperasikan. Komponen ini diperlukan saat pengoperasian backhoe karena bentuk boom dan arm yang cukup panjang sehingga gerakannya akan berpotensi menyebabkan alat terguling.

Pada pengoperasian implement loader, komponen ini tidak difungsikan. 3) Cab

Cab atau cabin adalah ruangan dimana Operator mengendalikan peralatan untuk pengoperasiannya. Didalam cabin terdapat alat-alat kendali seperti steering column, tuas kendali / joystick, pedal gas dan pedal rem. Disamping itu juga ada alat-alat monitor untuk memberi sinyal peringatan bila ada sesuatu hal yang tidak diharapkan

4) Backhoe

Backhoe adalah salah satu implement dimana peralatan Backhoe Loader berfungsi. Backhoe digerakkan secara hidrolik dengan dibantu oleh komponen boom, stick, stabilizer leg dan bucket backhoe.

5) Loader

Loader adalah salah satu implement dimana peralatan Backhoe Loader berfungsi. Loader juga digerakkan secara hidrolik dengan dibantu oleh komponen lift arm, tilt lever dan bucket loader.

4.2.3 Pemeliharaan harian yang dikerjakan oleh Operator

Macam kegiatan pemeliharaan yang dikerjakan oleh Operator Backhoe Loader hanya terbatas pada pemeliharaan harian yang terjadwal harian atau tiap 10 jam kerja yang tertulis dalam buku OMM. Kegiatan pemeliharaan lainnya (mingguan / 50 jam, bulanan / 250 jam dan seterusnya) dilakukan oleh Mekanik Pemeliharaan. Contoh pemeliharaan yang terjadwal harian / 10 jam antara lain :

1) Walk around inspection 2) Pemeriksaan :

• Level pelumas engine • Level minyak hidrolik • Level minyak transmisi • Level minyak rem • Level bahan bakar • Water separator

• Level air pendingin engine • Level cairan batere

• Indikator filter udara • Kekencangan V-belt

(21)

• Kondisi ban 3) Pengujian : • Backup alarm • Backup alarm • Sistim rem • Sistim rem

• Lampu kerja dan pengaman • Lampu kerja dan pengaman 4) Pemberian gemuk / greasing : 4) Pemberian gemuk / greasing :

• Backhoe boom, stick, bucket, swing dan cylinder bearing • Loader bucket, cylinder dan linkage bearings

• Stabilizer dan cylinder bearings • Swing frame dan cylinder bearing

4.2.4 Posisi Backhoe Loader

Penempatan alat pada saat dilakukan pemeriksaan dan pemeliharaan harus diposisikan pada tempat parkir yang tanahnya keras dan datar.

Bentuk pengaturan peralatan kerja seperti pada posisi berikut (gambar 4.4) kecuali kalau ditentukan yang lain.

1) Turunkan peralatan kerja ke tanah dan aturlah seperti bentuk gambar 4.4 diatas.

Gambar 4.4 Posisi Backhoe Loader

2) Aturlah semua tuas keposisi netral atau posisi HOLD 3) Tekanlah kontak rem parkir untuk memasang rem parkir

4) Pasanglah blocks pengaman di ban depan dan di ban belakang 5) Aturlah swing lock pada posisi terkunci

4.2.5 Persiapan peralatan / tools dan bahan

Agar pelaksanaan pemeliharaan harian sebelum operasi dapat berjalan dengan baik dan lancar, peralatan / tools dan bahan yang akan digunakan harus dipersiapkan terlebih dahulu, yaitu :

1) Buku Operation and Maintenance Manual (OMM) yang sesuai dengan merk, type dan tahun pembuatan Backhoe Loader yang dioperasikan.

(22)

3) Pompa gemuk / grease gun yang berisi gemuk / grease 4) Minyak pelumas (apabila perlu penambahan)

5) Lap majun

6) Alat lain yang dianggap perlu.

4.2.6 Persiapan APD dan APK

Kesehatan dan Kesalamatan Kerja (K3) adalah adalah hal yang penting dan harus diutamakan. Operator harus terlindung dari ancaman bahaya selama melakukan tugas pemeliharaan harian sebelum operasi dengan memakai APD dan menyiapkan APK, antara lain :

1) Topi helm (safety helmet) 2) Sarung tangan (safety gloves) 3) Pelindung mata (safety glass) 4) Pelindung kaki (safety shoes) 5) APAR (alat pemadam api ringan) 6) Rambu-rambu pemeliharaan alat.

APD tersebut harus selalu dipakai oleh Operator saat melakukan pemeliharaan harian sebelum operasi.

APAR digunakan saat terjadi bahaya kebakaran.

Rambu-rambu harus dipasang pada tempat-tempat yang berpotensi membahayakan.

Peralatan-peralatan tersebut diatas harus diperiksa lebih dahulu kondisi dan kelengkapannya.

4.3 Pemeriksaan keliling (walk around inspection)

Tugas awal Operator sebelum mengoperasikan alatnya adalah melakukan pemeriksaan keliling (walk around inspection) pada alat tersebut. Kegiatan ini dilakukan pada saat unit masih terparkir dan engine belum dihidupkan.

Langkah awal ini amat penting untuk memaksimumkan umur alat secara optimal, pada langkah kerja ini diharapkan kelainan-kalainan yang terdapat pada alat dapat dideteksi lebih dini.

4.3.1 Pemeriksaan kondisi ban dan velg (rims)

Backhoe loader berjalan diatas roda ban. Kondisi ban akan mengalami penurunan karena keausan dan kerusakan. Operasi di medan berbatu akan mempercepat kerusakan dan keausan ban.

Ada 4 buah ban pada backhoe loader yang harus diperiksa :

• 2 buah ban roda belakang dan • 2 buah ban roda depan.

Roda depan diameternya lebih kecil dari roda belakang

(23)

Yang harus diperhatikan pada setiap ban dan rim adalah :

1) Mengidentifikasi kecukupan tekanan angin pada masing-masing ban.

2) Daerah dinding (side wall) dan sekitar ring (bead) ban, apakah terdapat keru-sakan atau benda asing.

3) Area batikan (tread) ban, apakah terjadi keausan, ditemukan benda asing atau ada kerusakan batikan / tread.

4) Mengidentifikasi kekendoran dan kelengkapan mur roda 5) Pentil (valve stem) dan tutupnya.

6) Kondisi velg apakah ada bagian yang berubah bentuk / rusak. 7) Perhatikan apabila ada pelumas yang menempel di ban

Kerusakan / kekurangan yang tidak dapat diatasi oleh Operator harus dilaporkan kepada atasan terkait untuk tindakan selanjutnya,

4.3.2 Pemeriksaan kebocoran cairan

Kebocoran cairan dalam jumlah tertentu dapat dengan mudah diamati pada lantai tempat parkir alat berat. Bocoran cairan yang berasal dari air pendingin engine, pelumas engine, pelumas hidrolik, pelumas transmisi dan minyak rem akan membasahi lantai parkir. Dari lokasi tetesan bocoran cairan dapat ditelusuri dari arah mana bocoran berasal (gambar 4.6) apakah terdapat kebocoran / rembesan pelumas pada final drive.

Setelah sumber kebocoran dapat diketemukan dan ternyata kondisinya cukup membahayakan maka Operator harus segera melaporkan kepada atasan terkait untuk dapat diambil tindakan perbaikan oleh Mekanik Pemeliharaan agar backhoe loader dapat beroperasi kembali dengan baik.

Gambar 4.6 Pengamatan kebocoran cairan di lantai parkir

(24)

4.3.3 Pemeriksaan kondisi implement backhoe loader

Pemeriksaan kondisi implement backhoe loader harus dilakukan mulai dari implementnya sendiri sampai sistim hidrolik yang terkait dengan implement tersebut.

1) Kelompok implement Loader

Ada 3 komponen pada kelompok implement loader yang harus diperiksa pada saat walk around inspection (gambar 4.7) sebagai berikut :

Keterangan gambar 4.7 :

c

Bucket Loader

d

Bucket Cylinder, Rod dan Linkage

e

Lift Arm Cylinder

a. Pemeriksaan Bucket Loader

Yang harus diperhatikan pada pemeriksaan Bucket Loader (gambar 4.8) :

• Kondisi pisau potong (cutting edge), masih baik atau sudah aus.

• Pelat bucket apakah ada yang rusak / berubah bentuk atau retak

• Kelengkapan baut-baut pengikat

• Baut pengikat harus terpasang dengan kencang / tidak kendor.

b. Pemeriksaan bucket cylinder, rod dan linkage

Yang harus diperhatikan pada pemeriksaan bucket cylinder, rod dan linkage adalah (gambar 4.9) :

Gambar 4.9

Bucket Cylinder, Rod dan Linkage

Gambar 4.8 Bucket Loader Gambar 4.7 Implement Loader

• Kondisi implement linkage dan bucket cylinder terhadap kerusakan atau keausan yang berlebihan

• Kondisi pin apakah masih baik (bulat) atau sudah oval / longgar terhadap bushingnya

• Kondisi cylinder rod terhadap kelurusan dan kebocoran minyak pelumas hidrolik.

• Keutuhan dan kemulusan lapisan chrom pada cylinder rod.

• Struktur linkage dalam keadaan baik, aus atau berubah bentuk

• Saluran pipa dan selang hidrolik terhadap kebocoran atau rembesan minyak pelumas hidrolik

(25)

• Konektor penyambung pipa dan selang hidrolik terhadap kebocoran atau rembesan minyak pelumas hidrolik

pa dan selang hidrolik terhadap kebocoran atau rembesan minyak pelumas hidrolik

• Kondisi dan kelengkapan nipple grease. • Kondisi dan kelengkapan nipple grease. c. Pemeriksaan Lift Arm Cylinder

c. Pemeriksaan Lift Arm Cylinder

Yang harus diperhatikan pada pemeriksaan lift arm cylinder dan lock brace (gambar 4.10) adalah :

Yang harus diperhatikan pada pemeriksaan lift arm cylinder dan lock brace (gambar 4.10) adalah :

• Kondisi implement linkage dan cylinder terhadap kerusakan atau keausan yang berlebihan.

• Kondisi implement linkage dan cylinder terhadap kerusakan atau keausan yang berlebihan.

• Kondisi pin masih baik (bulat) atau sudah oval / longgar terhadap bushingnya

• Kondisi pin masih baik (bulat) atau sudah oval / longgar terhadap bushingnya

• Kondisi cylinder rod terhadap kelurusan dan kebocoran minyak pelumas hidrolik.

• Kondisi cylinder rod terhadap kelurusan dan kebocoran minyak pelumas hidrolik.

• Keutuhan dan kemulusan lapisan chrom pada cylinder rod

• Keutuhan dan kemulusan lapisan chrom pada cylinder rod

• Struktur linkage dalam keadaan baik, aus atau berubah bentuk

• Struktur linkage dalam keadaan baik, aus atau berubah bentuk

• Saluran pipa dan selang hidrolik terhadap kebocoran atau rembesan minyak pelumas hidrolik

• Saluran pipa dan selang hidrolik terhadap kebocoran atau rembesan minyak pelumas hidrolik

• Konektor penyambung pipa dan selang hidrolik terhadap kebocoran atau rembesan minyak pelumas hidrolik

• Konektor penyambung pipa dan selang hidrolik terhadap kebocoran atau rembesan minyak pelumas hidrolik

• Kondisi dan kelengkapan nipple grease. • Kondisi dan kelengkapan nipple grease.

2) Kelompok implement Backhoe 2) Kelompok implement Backhoe

Ada 5 komponen pada kelompok implement backhoe yang harus diperiksa pada saat walk around inspection (gambar 4.11) sebagai berikut :

Ada 5 komponen pada kelompok implement backhoe yang harus diperiksa pada saat walk around inspection (gambar 4.11) sebagai berikut :

Keterangan gambar 4.11 : Keterangan gambar 4.11 :

c

Bucket Backhoe

c

Bucket Backhoe

d

Boom

d

Boom

e

Stick

e

Stick

f

Cylinder

f

Cylinder

5

Jack / Stabilizer

5

Jack / Stabilizer

Gambar 4-10 Lift Arm Cylinder

Gambar 4.11 Implement Backhoe

(26)

a. Pemeriksaan Bucket Backhoe Pemeriksaan Bucket Backhoe

Yang harus diperhatikan pada pemeriksaan Bucket Backhoe (gambar 4.12) adalah :

Yang harus diperhatikan pada pemeriksaan Bucket Backhoe (gambar 4.12) adalah :

• Kondisi gigi bucket (bucket teeth), masih baik atau sudah aus.

• Kondisi gigi bucket (bucket teeth), masih baik atau sudah aus.

• Pelat bucket apakah ada yang rusak / berubah bentuk atau retak

• Pelat bucket apakah ada yang rusak / berubah bentuk atau retak

• Kelengkapan baut-baut pengikat • Kelengkapan baut-baut pengikat

• Baut pengikat harus terpasang dengan kencang / tidak kendor

• Baut pengikat harus terpasang dengan kencang / tidak kendor

• Kondisi dan kelengkapan nipple grease.

• Kondisi dan kelengkapan nipple grease.

b. Pemeriksaan Boom dan stick b. Pemeriksaan Boom dan stick

Keterangan gambar 4.13 Keterangan gambar 4.13

c

Boom

c

Boom

d

Stick

d

Stick

Yang harus diperhatikan pada pemeriksaan Boom dan Stick (gambar 4-14) adalah :

Yang harus diperhatikan pada pemeriksaan Boom dan Stick (gambar 4-14) adalah :

• Keutuhan kelurusan boom dan stick • Keutuhan kelurusan boom dan stick • Kemungkinan terjadinya retak • Kemungkinan terjadinya retak • Kelengkapan baut-baut pengikat • Kelengkapan baut-baut pengikat

• Kemungkinan adanya keausan berlebihan pada pin dan bushing • Kemungkinan adanya keausan berlebihan pada pin dan bushing

c. Pemeriksaan Hydraulic Cylinder c. Pemeriksaan Hydraulic Cylinder

Keterangan gambar 4.14 Keterangan gambar 4.14

c

Boom cylinder

c

Boom cylinder

d

Stick cylinder

d

Stick cylinder

e

Bucket Cylinder

e

Bucket Cylinder

Gambar 4.13 Boom dan Stick Gambar 4.12 Bucket Backhoe

(27)

Yang harus diperhatikan pada pemeriksaan Silinder hidrolik (gambar 4.14) adalah :

• Kondisi cylinder rod terhadap kelurusan dan kebocoran minyak pelumas hidrolik.

• Keutuhan dan kemulusan lapisan chrom pada cylinder rod

• Kondisi pin apakah masih baik (bulat) atau sudah oval / longgar terhadap bushingnya

• Baut pengikat harus terpasang dengan kencang / tidak kendor

• Saluran pipa dan selang hidrolik terhadap kebocoran atau rembesan minyak pelumas hidrolik.

• Kondisi dan kelengkapan nipple grease.

d. Pemeriksaan Jack / stabilizer

Yang harus diperhatikan pada pemeriksaan Jack / stabilizer (gambar 4.15) adalah :

• Kerusakan, keausan dan keretakan

• Lumpur atau kotoran yang

menghalangi operasi

• Kebocoran pada sistim hidrolik

e. Pemeriksaan side shift

Yang harus diperhatikan pada pemeriksaan side shift (gambar 4.16) adalah :

• Kerusakan, keausan dan keretak-an komponen

• Kondisi frame, pin dan bushing • Lumpur atau kotoran yang

menghalangi operasi

• Kebocoran pada sistim hidrolik

f. Pemeriksaan as swing backhoe (backhoe pivot)

Yang harus diperhatikan pada pemeriksaan as swing (gambar 4.17) adalah :

Gambar 4.16 Side Shift

Gambar 4.15 Jack / Stabilizer

• Kerusakan, keausan dan

keretakan komponen • Kondisi pivot dan bearing

• Kebocoran minyak hidrolis pada selang dan konektor

• Kemulusan lapisan chrom pada cylinder rod

(28)

4.4 Pemeriksaan Pelumas, Pendingin dan Bahan Bakar 4.4.1 Umum

Sebelum melakukan pemeriksaan pelumas, pendingin dan bahan bakar, Operator terlebih dahulu harus membuka kab mesin dan memeriksa secara umum ruangan mesin didalamnya (gambar 4.18).

Hal yang harus diperiksa setelah membuka kab mesin Backhoe Loader :

Gambar 4-18 Ruangan Mesin (Engine Compartment)

1) Periksalah kalau ada kotoran atau kumpulan debu disekitar engine atau radiator.

2) Periksalah kalau ada material yang mudah terbakar (daun kering, rumput-rumput dan lain-lain) yang terkumpul pada bagian-bagian engine yang bertemperatur tinggi, seperti exhaust manifold dan turbo charger. Buanglah semua kotoran dan bahan yang mudah terbakar.

3) Periksalah kalau ada kebocoran cairan (air, oli atau minyak rem pada selang radiator, selang hidrolik)

4.4.2 Pemeriksaan Kondisi minyak pelumas

Unit backhoe loader menggunakan beberapa macam minyak pelumas antara lain minyak pelumas mesin (engine oil), minyak hidrolik (hydraulic oil), minyak transmisi, minyak rem.

1) Pemeriksaan minyak pelumas mesin (engine oil)

Minyak pelumas mesin berfungsi untuk memberi lapisan / film pada komponen engine yang berputar sehingga menghindari terjadinya kontak langsung antar metal / besi yang menjadi penyebab terjadinya keausan pada engine.

Adanya minyak pelumas mesin sangat berperan untuk memperlambat laju keausan sehingga umur alat (life time) yang direncanakan dapat dicapai.

Agar fungsi tersebut berjalan dengan baik maka jumlah minyak pelumas dalam engine harus cukup tetapi tidak boleh berlebihan. Disamping itu mutunya harus sesuai dengan spesifikasi yang ditunjukkan dalam buku OMM. Kekeliruan pemakaian jenis pelumas akan mempercepat keausan komponen alat.

(29)

Keterangan gambar :

c

Dipstick engine oil

d

Tempat pengisian Engine Oil

Kecukupan minyak pelumas mesin dilakukan dengan mengunakan batang pengukur (dipstick) melalui lubang yang dibuat khusus untuk maksud tersebut, seperti contoh pada gambar 4.19 Dipstick terletak diruang mesin sebelah kiri berdekatan dengan lubang pengisian oli.

Gambar 4.19 Pemeriksaan Engine Oil

• Buka tutup kab mesin

• Tariklah batang pengukur (dipstick)

c

• Jagalah agar permukaan oli berada di

antara daerah “A”, pada saat engine mati (gambar 4.20).

• Sementara daerah “B” adalah daerah aman untuk pemeriksaan saat engine hidup.

Gambar 4.20 Dipstick Engine Oil

• Pemeriksaan dipstick dilakukan dengan posisi horisontal

• Tambahkan oli dari corong pengisian d bila permukaan oli berada dibawah batas minimal

• Periksa tutup pengisian d telah tertutup rapat.

Bila jumlah minyak pelumas mesin melebihi batas maka engine oil harus dikurangi melalui drain plug dibawah carter engine.

Kecuali kecukupannya, kondisi engine oil juga harus diperiksa terhadap adanya kontaminasi material lain seperti air, solar atau adanya kandungan geram.

Bila ini terjadi Operator harus segera melaporkan kepada atasan terkait untuk dilakukan tindakan pemeriksaan lebih teliti.

2) Pemeriksaan minyak hidrolik (hydraulic oil)

c

Gelas penduga

d

Tempat pengisian Hydraulic Oil

Berbeda dengan minyak pelumas engine yang hanya berfungsi untuk melumasi saja, minyak hidrolik disamping berfungsi sebagai pelumas pada komponen hidrolik juga berfungsi sebagai media pemindah tenaga, dari tenaga mekanis menjadi tenaga hidrolik.

Agar fungsi tersebut berjalan dengan baik maka jumlah minyak pelumas dalam

Gambar 4.21

(30)

berlebihan.

Disamping itu mutunya harus sesuai dengan spesifikasi yang ditunjukkan dalam buku OMM. Kekeliruan pemakaian jenis minyak hidrolik akan menurunkan kinerja Backhoe Loader dan mempercepat keausan komponen sistim hidrolik.

Kecukupan minyak hidrolik pada backhoe loader dapat diperiksa pada gelas penduga yang terletak disamping kiri alat (gambar 4.21)

Prosedur pemeriksaannya adalah sebagai berikut :

• Periksalah tinggi permukaan minyak hidrolik melalui kaca penduga c yang berada pada sisi kiri unit backhoe loader.

• Pertahankan permukaan oli agar tetap di antara garis MIN dan MAX

• Tambahkan minyak hidrolik melalui tempat pengisian d bila permukaan oli berada dibawah batas minimal

• Periksa tutup pengisian d telah tertutup rapat.

Kecuali kecukupannya, minyak hidrolik juga harus diperiksa terhadap adanya kontaminasi material lain seperti air atau adanya kandungan geram dan material lainnya.

3) Pemeriksaan minyak transmisi (transmission oil)

Minyak transmisi berfungsi untuk melumasi rangkaian roda gigi (gear) dalam kotak transmisi yang mengatur kecepatan gerak alat. Disamping itu minyak transmisi juga berfungsi sebagai pendingin adanya panas yang ditimbulkan oleh oleh gesekan antara roda gigi dalam kotak transmisi.

Penentuan jenis minyak transmisi harus mengikuti petunjuk yang disebutkan di buku OMM.

Kecukupan minyak transmisi dilakukan dengan bantuan dipstik (gambar 4.22)

Gambar 4.22 Dipstick Minyak Transmisi

• Tariklah batang pengukur (dipstick) minyak transmisi

• Permukaan minyak transmisi harus berada di daerah yang diarsir pada sisi yang bertanda ‘’CHECK WITH WARM OIL’’

(31)

4) Pemeriksaan minyak rem (brake fluid)

• Pertahankan permukaan minyak rem di antara garis MIN dan MAX

• Tambahkan minyak rem bila diperlukan .

Gambar 4.23 Brake Reservoir

4.4.3 Pemeriksaan Kondisi air pendingin engine

Zat pendingin engine (coolant) berfungsi untuk menyerap kalori yang diakibatkan oleh proses bekerjanya engine dengan menggunakan bahan bakar yang menghasilkan tenaga mekanis dan tenaga kalori.

Tenaga mekanis dalam bentuk putaran engine dimanfaatkan untuk menggerakkan alat, sedangkan tenaga kalori yang berwujud panas diserap oleh zat pendingin agar temperatur kerja yang efisien dapat dicapai.

Zat pendingin (coolant) menjaga suhu dalam sistem pendinginan berada pada suhu kerja yang tepat.

Zat pendingin dapat berupa air murni, dan sebaiknya harus yang bersih dan sangat dianjurkan yang mutunya dapat diminum. Misalnya air sungai tidak dianjurkan untuk dipakai karena banyak mengandung zat kapur dan kotoran lain, karena bila dipakai akan menyebabkan sistem pendingin cepat tersumbat yang menyebabkan overheating dan merusak engine

Ada beberapa macam additive yang dapat meningkatkan mutu zat pendingin, dan ada yang menggunakan zat pendingin khusus.

Kecukupan air pendingin engine dilakukan dengan mengamati ketinggian permukaannya.

Gambar 4.24

Tutup Pengisian Air Pendingin

• Bukalah tutup air pendingin (gambar 4.24), pastikan temperatur air dalam keadaan dingin.

• Periksalah ketinggian permukaan air pendingin melalui lobang pengisian • Permukaan air harus berada kira-kira 15 mm di bawah lobang pengisian. • Periksa kondisi permukaan radiator dan jaga kebersihannya.

• Gunakan udara bertekanan atau air bertekanan (maksium 35 psi) untuk membersihkannya

Perhatian : Jangan membuka tutup air pendingin bila temperaturnya masih panas dan bertekanan. Uap panas yang bertekan-an dapat melukai kulit bertekan-anda.

(32)

4.4.1 Pemeriksaan kondisi bahan bakar

Bahan bakar merupakan bahan pokok dalam mengoperasikan Backhoe Loader. Agar kinerja peralatan dapat terpenuhi sesuai spesifikasinya maka bahan bakar yang digunakan harus bermutu baik.

Bahan bakar solar yang bermutu baik tidak terdapat kandungan air atau kotoran agar menghasilkan gas buang yang besih (ramah lingkungan), disamping karakteristik lain yang disyaratkan sesuai spesifikasi.

Pemeriksaan kecukupan bahan bakar dilakukan dengan bantuan batang pengukur (dipstick) pada tutup tangki bahan bakar (gambar 4.25) yang terletak dibawah tangga sebelah kiri alat, atau dengan alat ukur yang lain.

Gambar 4.25 Tangki Bahan Bakar

• Tariklah tongkat pengukur bahan bakar (dipstick) untuk mengetahui ketinggian permukaan bahan bakar didalam tangki.

Periksalah kondisi bahan bakar apakah tercampur dengan air, bila hal ini terjadi maka perlu dilakukan penceratan bahan bakar melalui lubang pembuang (drain cock) di tangki bagian bawah untuk membuang airnya.

Adanya kontaminasi air pada sistim bahan bakar dapat terdeteksi pada fuel filter dan water separator (bagian 2 gambar 4.26)

Gambar 4.26

Fuel Filter dan Water Separator

Keterangan gambar 4.26

c

Oil Filter

d

Fuel Filter dan Water Separator

e

Drive shaft

Periksalah water separator tersebut yang berfungsi untuk memisahkan bahan bakar dan air. Lakukan penceratan dengan membuang endapan airnya.

Perhatian : Solar adalah bahan yang mudah terbakar, dalam melaku-kan pemeriksaan maupun penceratan bahan bakar ja-ngan sampai ada yang melimpas karena berisiko timbul-nya bahaya kebakaran. Jangan merokok saat melakukan pemeriksaan dan penceratan bahan bakar.

Penceratan air dari bahan bakar juga dilakukan melalui drain-cock tangki bahan bakar dengan periode waktu setiap 50 jam atau 1 minggu, dan pelaksanaannya menjadi tugas Mekanik Pemeliharaan.

(33)

4.4.2 Pemeriksaan kondisi aki (battery)

Battery berfungsi menyimpan dan menyalurkan tenaga listrik untuk keperluan starting motor, lampu-lampu, AC, panel monitor dan pengaturan sistim otomatik dan hidrolik pada pengendalian (control) Backhoe Loader. Tempat kotak battery terletak dibawah tangga sisi kanan unit alat (gambar 4.27)

Gambar 4.27 Kotak Battery

• Bukalah tutup kotak battery yang ada di bawah tangga kanan

• Periksa ketinggian cairan battery, ketinggian cairan harus dalam batas MIN dan MAX. Tambahkan cairan bila ketinggiannya kurang.

• Periksa kebersihan pole battery dan cabel connector-nya. Bersihkan jika terdapat banyak kerak atau kotoran. Kerak dan kotoran mengurangi kuat arus listrik yang dihantarkan.

• Periksa kekencangan ikatan pole dan cable connector, pole dan connector yang longgar menimbulkan panas dan juga mengurangi nilai hantaran listrik. • Periksa kekencangan ikatan battery pada kotak battery, ikatan yang kendor

menyebabkan getaran pada saat unit alat beroperasi. Perhatian :

• Battery mengeluarkan gas yang mudah terbakar dan bisa meledak.

• Jangan merokok bila sedang memeriksa battery.

• Cairan elektrolit mengandung asam bisa melukai kulit.

• Gunakan kacamata pelindung bila memeriksa battery.

4.4.3 Pemeriksaan Indikator saringan udara

Saringan udara berfungsi untuk menyaring debu dan kotoran yang bertebaran di udara supaya tidak terhisap kedalam ruang bakar engine. Pada medan operasi yang bedebu kondisi saringan udara harus dilakukan lebih sering agar saringan tidak buntu.

Saringan udara yang buntu menyebabkan kinerja engine tidak maksimal karena asupan volume udara yang mengandung oksigen berkurang sehingga pembakaran tidak sempurna. Untuk memulihkan filter udara harus dibesihkan.

Pemeriksaan dilakukan dengan bantuan indikator saringan udara yang terletak didalam ruangan engine (gambar 4.28)

Gambar 4.28 Indikator Saringan Udara

(34)

warna hijau, apabila filter udara sudah banyak diliputi oleh debu maka indikator akan berwarna merah.

Apabila dalam pemeriksaan indikator menunjukkan warna merah, maka tindakan selanjutnya adalah :

• Lepaskan filter udara dari tempatnya.

• Buka penutup ruang engine • Lepas tutup (1) dari rumah filter • Lepaskan elemen primary filter

(2) dari rumah filter

• Geser elemen primary filter (2) dari base (3) untuk melepas

Gambar 4.29 Melepas filter udara

• Bersihkan filter udara dengan semprotan udara bertekanan

Gunakan udara bertekanan yang kering dan bersih dengan tekanan rendah (maksimum 30 psi) untuk membersihkan filter

Semprotkan udara keatas dan kebawah dibagian dalam filter, hati-hati jangan sampai penyaring rusak.

Mulailah menyemprot dari bagian dalam yang bersih untuk memaksa partikel kotoran kearah bagian luar

Setelah dibersihkan filter dibawa ke ruang gelap diterawang menggunakan bola lampu pijar min 60 watt untuk mengetahui apakah terdapat lubang pada elemennya.

Jika pembersihan dan pemeriksaan dilakukan dengan benar maka filter udara bagian luar dapat dipakai ulang sampai 6 kali

Filter udara bagian luar harus diganti bila telah dipakai selama 2 tahun, walaupun pembersihan belum mencapai 6 kali

• Pasang kembali filter udara dengan benar. • Indikator saringan udara direset kembali.

4.4.1 Pemeriksaan kondisi dan kekencangan tali kipas

Tali kipas (V-belt) yang terlihat pada gambar 4.30 berfungsi untuk memindahkan tenaga mekanis dari putaran engine ke komponen lain seperti dinamo amper (alternator) dan kompresor AC hingga ikut berputar menjalankan fungsinya.

Tali kipas yang kendor berakibat menurunnya kineja komponen alat yang diputarnya.

Tali kipas yang kendor menyebabkan putaran slip pada dinamo amper (alternator) sehingga putaran pada alternator yang dihasilkannya tidak sesuai dengan spesifikasi alternator. Dengan demikian arus listrik yang dihasilkannya tidak mencukupi yang mengakibatkan sistim kelistrikan terganggu.

(35)

Tali kipas yang kendor juga menyebabkan putaran slip pada kompresor AC sehingga fungsi AC sebagai pendingin menjadi tidak normal.

Kondisi fisik V belt dapat diidentifakasi secara kasat mata apakah ada keretakan, keausan dan kerusakan pada serat-seratnya.

Pemeriksaan tali kipas dilakukan dengan mengukur defleksi dititik X pada gambar 4.31 dengan menekan tali kipas diposisi tersebut. Apabila hasil pengukuran menunjukkan lebih besar dari 10 mm ( 3/8 inch ) maka tali kipas harus dikencangkan kembali.

Adapun cara penyetelan tali kipas (V-belt) adalah sebagai berikut : - Kendorkan baut A, B, C dan D pada gambar 4.32

- Posisikan kembali alternator sampai defleksi belt pada titik X menjadi sekitar 10 mm ( 3/8 inch )

Perhatian: Jika memerlukan alat pengungkit, gunakan batang kayu pada ujung bracket alternator

- Kencangkan kembali baut A, B, C dan D

Gambar 4.31 Pengencangan Tali kipas

4.4.2 Greasing harian

Grease / gemuk digunakan untuk mencegah keausan akibat puntir dan meredam suara gesekan pada joint/sambungan.

Pelaksanaan pemberian gemuk / greasing yang dibebankan kepada Operator adalah greasing harian (dalam buku OMM adalah greasing yang terjadwal setiap hari atau 10 jam kerja)

1) Pelaksanaan greasing

Greasing dilakukan dengan menggunakan alat “grease gun” (gambar 4.33) yang harus diisi dengan gemuk (grease) terlebih dahulu sebelum digunakan. Pengisian grease kedalam grease gun harus dilakukan dengan benar agar grease yang dipompakan pada fitting grease di komponen-komponen backhoe loader dapat terlaksana dengan baik.

(36)

grease gun (gambar 4.32) • Tarik tuas pendorong (1)

yang ada di bagian belakang grease gun dengan cara menekan tombol pengunci (4) yang berada di bagian belakang dan diputar sampai mengunci sendiri

• Siapkan wadah untuk tempat solar, cukup 1 liter saja

• Kemudian ambil sedikit solar lalu lumasi dinding-dinding didalam grease gun dengan solar

• Ambil grease kecil (sedikit) sambil dikepal-kepal dan masukkan kedalam grease gun yang sudah disiapkan tadi supaya tidak lengket

Gambar 4.32 Grease gun

(5) Tuas pompa (6) Hose

(7)

Nipple (1) Tuas pendorong

(2) Tutup depan (3) Tabung grease gun (4) Tombol pengunci

• Masukkan kepalan grease kedalam grease gun sedikit demi sedikit sampai penuh.

Gambar 4.33 Pelaksanaan greasing

• Tutup kembali tutup depan (2) grease gun sampai rapat

• Tekan tombol pengunci bagian belakang (4), sambil mendorong tuas pendorong yang berada di bagian belakang grease gun

• Bersihkan bagian luar grease gun dengan majun yang dibasahi solar.

• Grease gun siap

(37)

Yang perlu diperhatikan oleh operator adalah :

• Lakukan greasing pada titik-titik grease fitting yang ditentukan sesuai dengan petunjuk dalam buku OMM

• Gunakan jenis gemuk / grease yang sesuai dengan mutu yang ditentukan dalam buku OMM

• Bila beroperasi didaerah berlumpur atau terendam air, lakukan greasing tiap hari

• Periksa dan bersihkan setiap nipple grease yang akan dilakukan greasing • Pompakan grease gun beberapa kali setelah tersambung dengan grease

fitting.

• Hentikan pemompaan grease gun setelah grease yang baru nampak pada joint Berbeda dengan kegiatan walkaround inspection, kegiatan greasing dilakukan setelah engine hidup karena harus memposisikan boom dan bucket seperti pada gambar 4.354

2) Tempat-tempat grease fitting

Lakukan langkah tersebut diatas pada setiap tempat grease fitting yang ditunjukkan pada jadwal harian (10 jam) buku OMM sesuai yang sudah dibahas dalam bagian 4.2.3 butir nomor 3) yaitu :

a. Backhoe boom, stick, bucket dan cylinder bearing

Ada 12 tempat yang harus di-beri gemuk (greasing) sesuai gambar 4.35 :

(1) Head end boom cylinder (2) Rod end boom cylinder (3) Boom pivot

(4) Bucket pivot point (5) Link

(6) Rod end bucket cylinder

(38)

cylinder

(8) Rod end stick cylinder (9) Head end stick cylinder (10) Stick pivot pin

(11) Pivot pin (12) Pivot pin

Catatan : Untuk grease point no. 11 ada 2 titik (kiri dan kanan)

Gambar 4.35 Grease fitting attch. backhoe

b. Loader bucket, Cylinder dan linkage bearings

Ada 9 tempat yang harus di-beri gemuk (greasing) sesuai gambar 4.36 : (1) Frame dan lift arm

(2) Pivot linkage bucket posi-tioner & lift kickout

(3) Head end lift cylinder (4) Rod end lift cylinder (5) Pivot pin pada lift arm (6) Pivot bearing pada bucket

tilt cylinder

(7) Rod end tilt cylinder (8) Lower pivot pin

Gambar 4.36 Grease fitting attch. loader (9) Upper pivot pin

Kecuali grease fitting nomor 7 yang hanya satu, tiap grease fitting yang lain masing ada dua (kiri dan kanan). Sehingga total ada 17 tempat grease fitting.

c. Stabilizer dan cylinder bearings

• Posisikan stabilizer sesuai gambar 4.37

• Pompakan gemuk (grease) pada head end cylinder. • Ulangi greasing yang sama

pada stabilizer sisi yang lain • Jumlah semua grease fitting

ada dua.

(39)

d. Swing frame dan cylider bearing

Ada 5 tempat yang harus di-beri gemuk (greasing) sesuai gambar 4.38 :

(1) Top swing pin (2) Bottom swing pin (3) Eye of swing cylinder (4) Bearing pada swing

cylin-der atas

(5) Bearing pada swing cylin-der bawah

Gambar 4.38 Grease Fitting Swing Frame

Disamping titik greasing tersebut diatas yang pelaksanaan greasingnya menjadi tanggung jawab Operator (karena jadwalnya harian) masih banyak titik greasing laiinnya dengan jadwal mingguan, bulanan dan seterusnya yang pelaksanaannya menjadi tanggung jawab Mekanik Pemeliharaan

4.4.3 Pilihan bahan pelumas dan coolant

Mutu bahan pelumas dan pendingin engine harus sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan dalam buku OMM.

Daftar dibawah ini yang memuat konversi jenis mutu bahan pelumas untuk berbagai merk, dapat dijadikan acuan.

No Supplier Engine Oil (CD, CE, or CF-4) SAE 10W, 30, 40 10W30, 15W-40 Gear Oil (GL-4 or GL-5) SAE80, 90, 140 Grease (Lithium-Base) Anti Freeze Coollent (Ethylene Glicol Base) 1 KOMATSU EO10-CD EO30-CD EO10-30 CD EO15-40CD GO 90 GO 140 G2-LI G2-LI-S (Lithium Base) AF – ACL AF – DTL AF – DTC (Winter, one season type) 2 AGIP Diesel Sigma S Superdiesel Multi grade Sigma Turbo Rotra MP GR MU/EP -

3 BP Vanellus C3 Hypogear EP Gear oil EP Enegrease LS-EP2 Antifreeze

4 CALTEX RPM delo 400 RPM delo 450 Universal thuban Universal thuban EP Marfak all Purpose 2 Ultra-duty grease 2 AF Engine Coolant 5 CASTROL Turbomax RX Super CRD EP, Hypoy B EPX, Hypoy C Hypoy, MS3 Spheerol EPL2 Anti Freeze Coolant 6 CATERPILLAR Cat DEO 15W-40 CG-4 Cat TDTO (Transmission/ Drive Train Oil)

Extended Life

Coolant

Gambar

Gambar 4.1 Pemeliharaan Alat Berat
Gambar 4.2 Dimensi Umum
Gambar 4.4 Posisi Backhoe Loader
Gambar 4.5 Roda kanan belakang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya adalah paham komunisme, paham ini menimbulkan paham Atheis (tak bertuhan) yang dipelopori Karl marx menurutnya manusia ditentukan oleh dirinya agama

Pada awal diselenggarakan upacara, pemerintah menyerahkan pengelolaan sepenuhnya kepada masyarakat dan pemerintah Desa Menang yang dipandu oleh

Khalifah Abu Ja’far Al-Manshur memulai pembangunan kota Baghdad pada tahun 140 H Dia mengangkat sejumlah personal untuk menduduki jabatan di lembaga eksekutif dan

Besar tahanan kawat penghantar listrik relatif nilainya kecil, namun jika pada suatu instalasi kita memakai kawat dengan diameter kecil serta memasang beban

a. Unit kompetensi ini diterapkan dalam kelompok kerja atau individual untuk menyelesaikan pekerjaan pengoperasian attachment loader pada backhoe loader oleh Operator Backhoe

Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktek baik dalam Pelatihan Klasikal maupun.. Judul Modul: Teknik

Apakah peserta pelatihan mampu menyebut nama-nama dan menunjukkan komponen utama dan komponen pendukung sistem hidrolik alat berat dengan benar sesuai dengan namanya. Apakah

Panduan troubleshooting yang diguat oleh pihak paberik alat berat yang bersangkutan, merupakan juga pemecahan masalah gangguan yang terjadi, namun pada kenyataannya tidak