• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan Kala i Sampai Kala 4 Pada Ibu Dengan Persalinan Normal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Asuhan Keperawatan Kala i Sampai Kala 4 Pada Ibu Dengan Persalinan Normal"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPERAWATAN KALA I SAMPAI KALA 4 PADA IBU DENGAN PERSALINAN NORMAL

I. PENGERTIAN

Pesalinan normal (partus spontan) adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala yang dapat hidup dengan tenaga ibu sendiri dan uri,tanpa alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam melalui jalan lahir.

II. ETIOLOGI

Apa yang menyebabkan terjadinya persalinan belum diketahui benar, yang ada hanyalah merupakan teori-teori yang komplek antara lain ditemukan faktor hormonal, struktur rahim, sirkulasi rahim, pengaruh prostaglandin, pengaruh tekanan pada syaraf dan nutrisi.

III. MANIFESTASI KLINIS a. Tanda permulaan persalinan

(2)

Pada permulaan persalinan / kata pendahuluan ( Preparatory stage of labor ) yang terjadi beberapa minggu sebelum terjadi persalinan, dapat terjadi tanda-tanda sebagai berikut :

i. Lightening atau setting / deopping, yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida.

ii. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.

iii. Perasaan sering kencing ( polikisuria ) karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin.

iv. Perasaan sakit diperut dan dipinggang karena kontraksi ringan otot rahim dan tertekannya fleksus frankenhauser yang terletak pada sekitar serviks (tanda persalinan false-false labour pains).

v. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar karena terdapat kontraksi otot rahim.

vi. Terjadi pengeluaran lendir, dimana lendir penutup serviks dilepaskan dan bisa bercampur darah (Bloody show).

b. Tanda-tanda inpartu sebagai berikut :

i. Kekuatan dan rasa sakit oleh adanya his datang lebih kuat, sering dan teratur dengan jarak kontraksi yang semakin pendek.

ii. Keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks.

iii. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.

iv. Pada pemeriksaan dalam dijumpai perubahan serviks : perlunakannnya, pendataran, dan terjadinya pembukaan serviks ( Manuaba, 1998).

c. Faktor-faktor yang penting dalam persalinan antara lain : i. Power ( kekuatan mendorong janin keluar ) terdiri dari :

1) His ( kontraksi uterus ):

Merupakan kontraksi dan relaksasi otot uterus yang bergerak dari fundus ke korpus sampai dengan ke serviks secara tidak sadar.

2) Kontraksi otot dinding rahim.

3) Kontraksi diafragma pelvis / kekuatan mengejan ii. Passage ( jalan lahir ) terdiri dari :

1) Janin 2) Plasenta

iii. Passage ( jalan lahir ) terdiri dari :

1) Jalan lahir keras yaitu tulang pinggul (os coxae, os sacrum / promontorium, dan os coccygis)

(3)

2) Jalan lahir lunak : yang berperan dalarn persalinan adalah segmen bahwa rahim, seviks uteri dan vagina, juga otot-otot, jaringan ikat dan ligamen yang menyokong alat urogenital.

IV. PATOFISIOLOGI

a. Kala I ( Kala Pembukaan Ada 2 fase

i. Fase Laten : pembukaan servik lambat 3 cm bisa 7 – 8 jam ii. Fase Aktif : ± 6 jam dibagi 3 sub fase

1) periode Akselerasi : ± 2 jam ? 4 cm

2) periode Dilatasi Maksimal : ± 2 jam ? 9 cm 3) periode Deselerasi : ± 2 jam ? 10 cm

Tahap awal persalinan ini dimulai begitu sudah ada pembukaan leher rahim. His atau nyeri bersalin adalah kontraksi rahim yang teratur, muncul dalam bentuk rasa sakit yang perlahan-lahan makin nyeri dan sering, serta makin lama. Sejak pembukaan 0 cm hingga 3 cm, umumnya persalinan masih berjalan lambat (bisa sampai 8 jam), sehingga masa ini disebut juga dengan fase laten. Setelah itu hingga pembukaan lengkap biasanya berjalan lebih cepat. Keseluruhan tahap ini berlangsung hingga tercapai pembukaan lengkap (kurang lebih 10 cm), dan saat itu persalinan memasuki tahap 2. Tahap ini biasanya berjalan lebih lama pada kelahiran anak pertama (bisa sampai 20 jam) dibanding kelahiran anak selanjutnya. b. Kala II (Pengeluaran Janin)

i. His terkordinir, kuat, cepat dan lebih lama ii. Ada rasa mengedan seperti bab

iii. Pada primi : 1 ½ – 2 jam , Multi : ½ – 1 jam Saat ini, his sudah terasa sangat kuat, lebih sering, dan lebih lama ketimbang sebelumnya. Ibu akan merasakan keinginan mengejan yang sangat kuat dan tidak lagi bisa ditahan. Dokter atau bidan akan mulai memimpin ibu meneran. Caranya, ibu dalam posisi

(4)

berbaraing terlentang atau miring ke samping, kedua lengan merangkul kedua lipat lutut, kepala dan mata melihat ke arah perut. Seiring munculnya his, ibu meneran/mengedan sekuat-kuatnya, dan dihentikan/istirahat saat his berhenti. Dengan tenaga mengejan ini, janin perlahan-lahan didorong keluar dari rahim hingga kepalanya mulai tampak di mulut jalan lahir. Kadang-kadang, agar persalinan lebih lancar, dokter perlu melakukan episiotomi (memperlebar jalan lahir dengan cara digunting). Perlahan seiring tenaga mengejan ibu, kepala janin akan dilahirkan, yang segera disusul badan dan anggota badan. Setelah lahir seluruhnya, tali pusat akan dipotong. Setelah itu, bayi segera dikeringkan dan dihangatkan, serta diperiksa (pernafasan, warna kulit, detak jantung, tangisan dan gerakannya) untuk memastikan bayi dalam keadaan sehat.

c. Kala III (Pengeluaran Plasenta)

i. Uterus teraba keras , TFU setinggi pusat

ii. Proses 5 – 30 menit 5-30 menit setelah bayi lahir, rahim akan berkontraksi (terasa sakit). Rasa sakit ini biasanya menandakan lepasnya plasenta dari perlekatannya di rahim. Pelepasan ini biasanya disertai perdarahan baru. Setelah itu, plasenta akan keluar (dilahirkan) lewat jalan lahir, baik secara otomatis maupun dengna bantuan dokter/bidan. Setelah itu plasenta akan diperiksa guna memastikan sudah lahir lengkap (jika masih ada jaringan plasenta yang tertinggal dalam rahim, bisa terjadi perdarahan).

d. Kala IV (1-2 jam setelah pengeluaran uri) i. Pengawasan 1 – 2 jam

ii. Awas perdarahan post partum

iii. Darah < 500 cc , jika > 500 cc disebut PPH ( Post Partum Haemorrhagic )

Setelah persalinan selesai dan plasenta sudah dilahirkan, ibu biasanya masih beristirahat di ruang persalinan hingga 1-2 jam setelah melahirkan. Gunanya agar dokter/bidan bisa mengawasi

(5)

kondisi ibu agar tidak timbul komplikasi seperti perdarahan pasca persalinan.

V. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

a. Pemerikaaan darah lengkap :

i. Hb normal = 11,4 – 15,1 gr/dl ii. Golangan darah = A,B,AB & O iii. Faktor RH =

+/-iv. Waktu pembekuan v. Protein Urine vi. Urine reduksi

VI. PENATALAKSANAAN

Cara ini diyakini dapat menurunkan angka kejadian perdarahan pasca persalinan dari 4% menjadi 2%.

a. Setelah janin lahir, disuntikkan methergin 0.5 ml i.m (atau oksitosin bila terdapat kontra-indikasi pemberian methergin)

b. Untuk menghindari inversio uteri traksi talipusat hanya dilakukan saat ada kontraksi uterus dan dengan meletakkan tangan suprasimfisis

c. Klem talipusat dipegang dengan tangan kanan dan talipusat diregangkan. d. Tangan kiri melakukan masase fundus uteri, bila sudah timbul kontraksi

uterus, tangan kiri dipindahkan supra-simfisis dan kemudian dilakukan tarikan talipusat secara terkendali untuk melahirkan plasenta.

e. Jangan melakukan tarikan pada talipusat untuk melahirkan plasenta pada saat tidak ada kontraksi uterus untuk mencegah terjadinya inversio uteri.

(6)

VII. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan kelelahan,penggunaan energi berlebihan

b. Nyeri berhubungan dengan kontraksi rahim & regangan pada jaringan

c. Penurunan cardiak out put berhubungan dengan peningkatan kerja jantung sekunder penggunaan energi berlebih.

d. Resiko terjadi gangguan kesimbangan cairan berhubungan dengan perdarahan banyak

e. Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan adanya luka episiotomi.

VIII. INTERVENSI KEPERAWATAN

a. Dx. 1 Pola napas tidak efektif b.d penggunaan energi berlebihan Tujuan : Pola napas tidak terganggu/kembali efektif.

i. Observasi TTV selama jalannya persalinan

( Rasional ) Deteksi dini keadaan klien sehingga dapat dilakukan tindakan secara tepat & cepat.

ii. Dampingi klien & berikan dorongan mental selama perslinan ( Rasional ) : Mengurangi kecemasan sehingga klien dapat mengatur pernapasan scr benar

iii. Ajarkan tehnik pernapasan yg benar saat kontraksi ( Rasional ) : Meningkatkan cadangan oksigen & tenaga iv. Ajarkan cara mengedan yg benar

( Rasional ) : Agar klien dpt menghemat energi & melahirkan bayinya dng cepat.

b. Dx. 2 Nyeri b.d kontraksi rahim & regangan jaringan Tujuan : Nyeri berkurang/hilang.

i. Observasi skala nyeri dng skala 1 – 10, intensitas & lokasi ( Rasional ) : Mengetahui tingkat nyeri & ketergantungan klien serta kualitas nyeri

ii. Ajarkan tehnik relaksasi & menarik napas panjang ( Rasional ) : Meningkatkan relaksasi & rasa nyaman

(7)

iii. Berikan penjelasan ttg penyebab nyeri & kapan hilangnya ( Rasional ) : Meningkatkan pengetahuan sehingga mengurangi kecemasan,klien menjadi kooperatif

iv. Ajarkan cara mengedan yg benar jika pembeukaan sudah lengkap

( Rasional ) : Mengurangi kelelahan & mempercepat proses persalinan.

v. Anjurkan klien u/ istirahat miring kiri jika tdk sedang kontraksi ( Rasional ) :Mengurangi penekanan vena cava, meminimalkan hipoksia jaringan.

c. Dx. 3 Penurunan Cardiak output b.d peningkatan kerja jantung

Tujuan : Cardiak out put dalam batas normal, TD= 120/80 mmHg,Nadi=80 x/mnt

i. Observasi TTV

( Rasional ) : Mengetahui perkembangan/perubahan yg terjadi pada klien

ii. Observasi perubahan sensori

( Rasional ) : Mengetahui ketidak adekuatan perfusi cerebral iii. Observasi penggunaan energi & irama jantung

( Rasional ) : Mengetahui tingkat ketergantungan klien. d. Dx. 4 Resiko terjadi infeksi b.d adanya luka episiotomi

Tujuan : Tidak terkadi infeksi

i. Observasi TTV & tanda-tanda infeksi

( Rasional ) : Deteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya infeksi sehingga segera diatasi.

ii. Lakukan vulva hygiene 2 x sehari (pagi – sore)

( Rasional ) : Luka kotor mempengaruhi proses penyembuhan iii. Anjurkan klien u/ menganti pembalut setiap habis kencing atau

kotor

( Rasional ) : Kebersihan mempercepat proses penyembuhan & mencegah masuknya organisme

iv. Anjurkan klien u/ segera mobilisasi (duduk,berdiri & jalan serta menyusui bayinya )

( Rasional ) : Mencegah sisa perdarahan/kotoran membendung dng mobilisasi sisa kotoran dpt keluar sehingga mempercepat proses penyembuhan disamping itu mem-perlancar sirkulasi darah keluka.

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Bagian Obstetri & Ginekologi,FK.Unpad. 1993. Obstetri. Elstar. Bandung. Carpenito,Lynda Juall. 2001 Buku Saku Diagnosa Keperawatan. ed.8.EGC. Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini merupakan suatu upaya untuk mengembangkan pembelajaran aktif pada mata pelajaran Al- Qur‟an Hadits materi tentang sikap Tasamuh menggunakan metode

Dalam bidang jasa, layanan merupakan hal yang utama, jika layanan baik maka akan memberikan gambaran yang baik terhadap perusahaan.. Layanan yang diberikan KFC harus baik

Sedangkan penelitian saya berfokus pada bagaimana usaha guru PAI dalam membentuk perilaku Islami siswa terhadap Allah SWT melalui komunikasi interpersonal,

Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa pengetahuan dan sikap ibu primigravida trimester III berhubungan terhadap teknik menyusui yang benar, sehingga di harapkan agar

 Semua aliran melalui jaringan terhubung dan terarah berawal dari satu simpul, disebut sumber dan berakhir pada simpul lain yang disebut tujuan.Simpul lainnya.. Aliran Maksimum

Hal ini berarti variabel lokasi, harga dan fasilitas mempengaruhi keputusan sewa kamar kost pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Samudra sebesar 17,0%,

Diagnosis dari KVVR menjadi terbatas apabila tidak disertai dengan tes laboratorium untuk deteksi dari Candida. Untuk episode KVVR yang dianggap perdana, maka dengan dasar

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, Peraturan Menteri Pemerintah Pekerjaan Umum Nomor 26/PRT/M/2007 Tahun 2007 tentang Pedoman Tim Ahli