• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh penggunaan tepung buah mengkudu (morinda citrifolia) dalam ransum terhadap performan ayam broiler jantan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengaruh penggunaan tepung buah mengkudu (morinda citrifolia) dalam ransum terhadap performan ayam broiler jantan"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG BUAH MENGKUDU

(Morinda citrifolia) DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMAN AYAM BROILER JANTAN

Skripsi

Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Peternakan

di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Jurusan / Program Studi Peternakan

Oleh : Abdul Rahmad

H0505005

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “Pengaruh Penggunaan Tepung Buah Mengkudu

(Morinda citrifolia) Dalam Ransum Terhadap Performan Ayam Broiler jantan” sebagai persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Peternakan di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.Penulis menyadari bahwa

selama pelaksanaan penelitian hingga selesainya skripsi ini telah mendapat

bimbingan, pengarahan, nasihat dan bantuan dari berbagai pihak, maka pada

kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Yth :

1. Bapak Dr. sc. agr. Adi Ratriyanto, S. Pt, MP selaku pembimbing utama dan

dosen penguji atas segala bimbingan dan nasehatnya.

2. Bapak drh. Sunarto, M. Si selaku pembimbing pendamping dan dosen penguji

atas segala bimbingan dan nasehatnya.

3. Ibu. Ir. Susi Dwi Widyawati, MS selaku dosen penguji atas pengarahan dan

nasehatnya.

4. Ayah, adik dan teman-taman khususnya angkatan 2005 Peternakan yang

tercinta atas bantuan dan doanya.

5. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

sampai terselesaikannya penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangan. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran yang bersifat

membangun. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi

kita semua.

Surakarta, 19 Juli 2012

(4)
(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 21

A. Konsumsi Ransum ... 21

B. Pertambahan Bobot Badan Harian (PBBH) ... 22

C. Konversi Ransum ... 23

D. Feed Cost per Gain ... 24

V. KESIMPULAN ... 26

DAFTAR PUSTAKA ... 27

(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1. Kandungan bioaktif buah mengkudu dan manfaatnya ... 8

2. Kebutuhan nutrien untuk ayam broiler ... 13

3. Kandungan nutrien bahan pakan untuk ransum perlakuan

dalam bahan kering (BK) ... 14

4. Susunan ransum basal fase starter dan fase finisher (% As-fed) 14

5. Kandungan nutrien ransum basal fase starter dan fase finisher

(%) dalam bahan kering (BK) ... 14

6. Program pemberian vaksin selama penelitian ... 16

7. Program pemberian vitamin dan obat selama penelitian ... 17

8. Rerata konsumsi ransum ayam broiler jantan selama penelitian

(gram/ekor/hari) ... 21

9. Rerata pertambahan bobot badan harian ayam broiler jantan

selama penelitian (gram/ekor/hari) ... 22

10. Rerata konversi ransum ayam broiler jantan selama penelitian .. 23

11. Rerata feed cost per gain ayam broiler jantan selama penelitian

(Rp/kg) ... 24

(7)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Analisis variansi konsumsi ransum ayam broiler jantan selama

penelitian (gram/ekor/hari)... 30

2. Analisis variansi pertambahan bobot badan harian ayam broiler

jantan selama penelitian (gram/ekor/hari) ... 32

3. Analisis variansi konversi ransum ayam broiler jantan selama

penelitian ... 34

4. Feed cost per gain ayam broiler jantan selama penelitian ... 36

5. Denah kandang ayam broiler jantan ... 37

6. Data suhu dalam ruangan dan suhu luar ruangan selama

penelitian ... 38

(8)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Broiler merupakan jenis ayam komersial dengan tingkat pertumbuhan

yang sangat cepat. Pakan dengan kualitas dan kuantitas yang baik diperlukan

untuk mengimbangi pertumbuhan yang cepat, sehingga merupakan salah satu

faktor penting yang menentukan keberhasilan usaha peternakan. Peningkatan

produksi ternak melalui perbaikan kualitas dan efisiensi penggunaan ransum perlu

dilakukan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian suatu

bahan imbuhan atau suplemen, salah satunya adalah buah mengkudu. Buah

mengkudu digunakan sebagai pakan suplemen dimaksudkan untuk memacu

pertumbuhan dan meningkatkan efisiensi ransum dengan mengurangi

mikroorganisme pengganggu atau meningkatkan populasi mikroba

menguntungkan yang ada di dalam saluran pencernaan ayam, sehingga efisiensi

penggunaan ransum akan meningkat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan tepung

buah mengkudu terhadap performan ayam broiler jantan. Penelitian ini

dilaksanakan di Desa Cendono RT. 02/ RW. 07, Sugihan, Bendosari, Sukoharjo

selama 5 minggu mulai tanggal 28 September sampai 1 November 2011.

Penelitian ini menggunakan 100 ekor ayam broiler jantan strain Lohmann.

Rancangan yang digunakan dalam penelitian adalah Rancangan Acak

Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan, masing-masing perlakuan terdiri dari

lima ulangan. Ransum terdiri dari jagung kuning, bekatul, bungkil kedelai, tepung

ikan, premix, dan tepung buah mengkudu. Keempat perlakuan tersebut adalah

P0 (0 % tepung buah mengkudu), P1 (1 % tepung buah mengkudu),

(9)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

Peubah yang diamati adalah konsumsi ransum, pertambahan bobot badan harian,

konversi ransum dan feed cost per gain.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi ransum berkisar antara

110,55 - 111,33 gram/ekor/hari, pertambahan bobot badan harian berkisar antara

48,51 - 50,85 gram/ekor/hari, konversi ransum berkisar antara 2,18 – 2,27, feed

cost per gain berkisar antara Rp. 10878,86/kg - Rp. 12756,94/kg. Hasil analisis

variansi menunjukkan bahwa konsumsi ransum, pertambahan bobot badan harian

dan konversi ransum tidak dipengaruhi oleh perlakuan. Dari hasil penelitian ini,

dapat disimpulkan bahwa penggunaan tepung buah mengkudu dalam ransum

sampai level 3 % tidak mempengaruhi performan ayam broiler jantan tetapi

meningkatkan biaya ransum.

(10)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

EFFECT OF THE USE OF NONI FRUIT POWDERS (Morinda citrifolia) IN RATION ON PERFORMANCE OF

enough quality and quantity is needed to balance the growth. Feed is an important

factor that determined a success of poultry farm. Improved livestock production

through quality and efficiency of ration needs to be done. One effort is with the

provision of supplement, one of them is noni fruit. Noni fruit is used as feed

supplement is intended to improve growth and improve efficiency by reducing

ration or increasing confounding microorganisms that benefit the microbial

population in the digestive tract, making efficient use of the ration.

The research aimed to know effect of the using of noni fruit powders on

performance of male broilers. The research was carried out at Cendono village

RT. 02/ RW. 07, Sugihan, Bendosari, Sukoharjo for five weeks started on

September 28 until November 1, 2011. This research used 100 male broilers strain

Lohmann.

The experiment used Completely Randomized Design (CRD) with four

treatments and five replicates. Ration consisting of yellow corn, rice bran,

soybean meal, fish meal, premix, and noni fruit powders. The four treatments

ware P0 (0 % noni fruit powders), P1 (1 % noni fruit powders), P2 (2 % noni fruit

powders) and P3 (3 % noni fruit powders). The parameters were feed

consumption, daily weight gain, feed conversion ratio and feed cost per gain.

Result of the experiment for feed consumption from 110,55 - 111,33

gram/head/day, daily weight gain from 48,51 - 50,85 gram/head/day, feed

conversion ratio from 2,18 – 2,27, feed cost per gain from Rp. 10878,86/kg –

(11)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

weight gain and feed conversion ratio is not affected by treatment. From these

results, it can be concluded that the use of noni fruit powder in the ration up to the

level of 3 % did not affect the performance of male broiler but increase the cost

of ration.

(12)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG BUAH MENGKUDU

(Morinda citrifolia) DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMAN AYAM BROILER JANTAN

Jurusan / Program Studi Peternakan

Oleh : Abdul Rahmad

H 0505005

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(13)

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia) DALAM RANSUM TERHADAP

PERFORMAN AYAM BROILER JANTAN

ABDUL RAHMAD 1)

Dr. sc. agr. Adi Ratriyanto, S. Pt, MP 2) dan drh. Sunarto, M. Si 3)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan tepung buah mengkudu terhadap performan ayam broiler jantan. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Cendono RT.02/RW.07, Sugihan, Bendosari, Sukoharjo selama 5 minggu mulai tanggal 28 September sampai 1 November 2011. Penelitian ini menggunakan 100 ekor ayam broiler jantan strain Lohmann.

Rancangan yang digunakan dalam penelitian adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan, masing-masing perlakuan terdiri dari lima ulangan. Ransum terdiri dari jagung kuning, bekatul, bungkil kedelai, tepung ikan, premix, dan tepung buah mengkudu. Keempat perlakuan tersebut adalah P0 (0% tepung buah mengkudu), P1 (1% tepung buah mengkudu), P2 (2% tepung buah mengkudu) dan P3 (3% tepung buah mengkudu). Peubah yang diamati adalah konsumsi ransum, pertambahan bobot badan harian, konversi ransum dan feed cost per gain.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi ransum berkisar antara 110,55 - 111,33 gram/ekor/hari, pertambahan bobot badan harian berkisar antara 48,51 - 50,85 gram/ekor/hari, konversi ransum berkisar antara 2,18 – 2,27, feed cost per gain berkisar antara Rp. 10878,86/kg - Rp. 12756,94/kg. Hasil analisis variansi menunjukkan bahwa konsumsi ransum, pertambahan bobot badan harian dan konversi ransum tidak dipengaruhi oleh perlakuan. Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa penggunaan tepung buah mengkudu dalam ransum sampai level 3% tidak mempengaruhi performan ayam broiler jantan tetapi meningkatkan biaya ransum.

Kata kunci: ayam broiler, ransum, buah mengkudu, performan.

1) Mahasiswa Jurusan/Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan NIM : H0505005

2) Dosen Pembimbing Utama Skripsi Jurusan/Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

(14)

EFFECT OF THE USE OF NONI FRUIT POWDERS (Morinda citrifolia) IN RATION ON PERFORMANCE

OF MALE BROILERS

ABDUL RAHMAD 1)

Dr. sc. agr. Adi Ratriyanto, S. Pt, MP 2) dan drh. Sunarto, M. Si 3)

ABSTRACT

The research aimed to know effect of the using of noni fruit powders on performance of male broilers. The research was carried out at Cendono village RT.02/RW.07, Sugihan, Bendosari, Sukoharjo for five weeks started on September 28 until November 1, 2011. This research used 100 male broilers strain Lohmann. The experiment used Completely Randomized Design (CRD) with four treatments and five replicates. Ration consisting of yellow corn, rice bran, soybean meal, fish meal, premix, and noni fruit powders. The four treatments ware P0 (0% noni fruit powders), P1 (1% noni fruit powders), P2 (2% noni fruit powders) and P3 (3% noni fruit powders). The parameters were feed consumption, daily weight gain, feed conversion ratio and feed cost per gain.

Result of the experiment for feed consumption from 110,55 - 111,33 gram/head/day, daily weight gain from 48,51 - 50,85 gram/head/day, feed conversion ratio from 2,18 – 2,27, feed cost per gain from Rp. 10878,86/kg – Rp. 12756,94/kg. Analyses of variance showed that feed consumption, daily weight gain and feed conversion ratio is not affected by treatment. From these results, it can be concluded that the use of noni fruit powder in the ration up to the level of 3% did not affect the performance of male broiler but increase the cost of ration.

Key word: broiler, rations, noni fruit powder, performance.

(15)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Broiler merupakan jenis ayam komersial dengan tingkat pertumbuhan

yang sangat cepat dibandingkan dengan ayam petelur dan pejantan.

Kemampuan pertumbuhan yang cepat ini berpotensi untuk memenuhi

kebutuhan protein hewani masyarakat. Ransum dengan kualitas yang baik dan

kuantitas yang cukup diperlukan untuk mengimbangi pertumbuhan yang cepat

tersebut (Mugiyono, 1997 cit. Setiawan, 2006).

Ransum merupakan salah satu faktor penting yang akan menentukan

keberhasilan usaha peternakan. Menurut Rasyaf (1994), ransum merupakan

biaya produksi terbesar dalam peternakan broiler. Peternak harus dapat

menekan biaya ransum apabila ingin meningkatkan efisiensi produksi, karena

60 sampai 70 persen dari total biaya produksi untuk ransum. Peningkatan

produksi ternak melalui perbaikan kualitas ransum dan efisiensi penggunaan

ransum perlu dilakukan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan

pemberian suatu bahan imbuhan atau suplemen.

Pakan suplemen adalah suatu zat khusus yang ditambahkan pada

ransum dalam jumlah sedikit dengan tujuan untuk melengkapi nutrien dalam

ransum tersebut (Julendra, 2005). Salah satu pakan suplemen yang dapat

digunakan adalah buah mengkudu (Morinda citrifolia). Mengkudu sudah

dimanfaatkan sejak jaman dahulu. Mengkudu merupakan tanaman asli dari

Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Mengkudu tumbuh hampir diseluruh

kepulauan di Indonesia, umumnya tumbuh liar di tepi pantai, pinggir hutan,

ladang, pinggir jalan, dan pinggir kampung. Tanaman ini sengaja ditanam

sebagai batas kepemilikan tanah dan untuk kebutuhan obat keluarga. Menurut

data statistik tahun 2003 tanaman mengkudu dibudidayakan di 15 propinsi

seluas 23 hektar dengan produksi sekitar 1.910 ton dan meningkat menjadi 73

hektar pada tahun 2004 dengan produksi sebesar 3.509 ton

(Djauhariya dan Rosman, 2005).

(16)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Mengkudu mengandung senyawa bioaktif berupa morindin,

antrakuinon dan saponin yang berfungsi meningkatkan permeabilitas dinding

sel usus, sehingga dapat meningkatkan penyerapan nutrien. Pada kadar rendah

(0,25 %) saponin dapat meningkatkan transportasi nutrien antar sel, tetapi

pada kadar yang tinggi dapat membunuh sel (Kusumawardani, 2008). Menurut

Hidayati (2006), mengkudu mengandung zat aktif enzim proxeronase dan

alkaloid proxeronine, kedua zat ini akan membentuk zat aktif xeronine di

dalam tubuh. Proxeronine merupakan prekursor atau zat pembentuk xeronine

yang merupakan zat yang sangat diperlukan oleh makhluk hidup. Xeronine

adalah sejenis alkaloid yang dihasilkan oleh tubuh manusia atau hewan untuk

menggerakan enzim-enzim supaya berfungsi lebih sempurna, tetapi jumlahnya

sangat sedikit. Zat tersebut dibawa oleh darah menuju sel-sel tubuh, sehingga

sel-sel bekerja lebih aktif dan terjadi perbaikan struktur maupun fungsi.

Kandungan kimia yang terdapat dalam tepung buah mengkudu adalah: protein

kasar: 7,71 %, lemak kasar: 4,24 %, serat kasar: 19,71 %, abu: 6,3 %,

Ca: 4,02 %, dan P: 1,05 % (Kusumawardani, 2008).

Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa buah mengkudu memiliki

banyak khasiat, antara lain: memperlancar sistim pernafasan, memperlancar

pencernaan, penyerapan nutrien dan metabolisme makanan, meningkatkan

kinerja kelenjar tubuh, memicu perkembangan kekebalan tubuh, menekan

pertumbuhan bakteri dan bahkan menghambat perkembangan sel tumor.

Selain itu mengkudu juga bermanfaat untuk ternak, antara lain meningkatkan

pertumbuhan dan kekebalan tubuh pada ayam broiler (Rahayu dan Hidayati,

2004). Dari kajian diatas, maka peneliti tertarik untuk memanfaatkan buah

mengkudu dalam ransum ayam broiler jantan.

B. Rumusan Masalah

Broiler memiliki pertumbuhan yang sangat cepat. Sifat ini sangat

cocok untuk memenuhi kebutuhan protein hewani masyarakat. Pertumbuhan

yang cepat dapat maksimal jika didukung oleh faktor lingkungan, salah

(17)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

meningkatkan efisiensi produksi, karena 60 sampai 70 persen dari total biaya

produksi adalah untuk ransum. Peningkatan produksi ternak melalui perbaikan

kualitas ransum dan efisiensi penggunaan ransum perlu dilakukan. Salah satu

upaya yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian suatu bahan imbuhan

atau suplemen.

Menurut Kusumawardani (2008), pakan suplemen dimaksudkan untuk

memacu pertumbuhan dan meningkatkan efisiensi ransum dengan mengurangi

mikroorganisme pengganggu atau meningkatkan populasi mikroba yang

menguntungkan, yang ada di dalam saluran pencernaan ayam, sehingga

efisiensi penggunaan ransum akan meningkat.

Salah satu bahan suplemen yang dapat digunakan sebagai penyusun

ransum adalah mengkudu. Mengkudu memiliki banyak manfaat, diantaranya

adalah memperlancar sistem pernafasan, memperlancar pencernaan,

penyerapan nutrien dan metabolisme makanan, memicu perkembangan

kekebalan tubuh dan menekan pertumbuhan bakteri.

Senyawa bioaktif yang terkandung dalam buah mengkudu sangat

bermanfaat dalam meningkatkan produktivitas ternak, termasuk pada unggas.

Senyawa bioaktif mengkudu berperan membantu usus dalam proses

penyerapan nutrien dalam proses metabolisme tubuh ternak. Dengan

meningkatnya efisiensi penyerapan nutrien maka akan lebih banyak nutrien

yang dapat dimanfaatkan oleh tubuh untuk proses produksi.

Berdasarkan hal diatas diharapkan mengkudu dapat digunakan sebagai

salah satu penyusun ransum ayam broiler jantan.

C. Tujuan Penelitian

Mengetahui pengaruh penggunaan tepung buah mengkudu dalam ransum

(18)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging ayam. Ayam broiler

baru populer di Indonesia sejak tahun 1980- an, hingga kini ayam broiler telah

dikenal masyarakat Indonesia dengan berbagai kelebihan (Cahyono, 1995 cit.

Setiawan, 2006). Ayam broiler merupakan ayam ras yang pertumbuhan

badannya sangat cepat dengan perolehan timbangan bobot badan yang tinggi

dalam waktu yang pendek yaitu umur 5 – 6 minggu bobot badan mencapai

1,3 - 1,8/kg, mempunyai kemampuan merubah makanan menjadi daging

dengan sangat hemat artinya dari jumlah makanan yang sedikit dapat

diperoleh penambahan bobot badan yang tinggi (Rasyaf, 1995).

Menurut Rasyaf (1993), dalam beternak ayam broiler dikenal dua masa

pemeliharaan yaitu masa pemeliharaan awal dan akhir. Masa pemeliharaan

awal merupakan masa sampai saat anak ayam broiler itu sudah kuat untuk

hidup layak yaitu sejak anak ayam berusia 1 hari – 4 minggu dan masa

pemeliharaan akhir merupakan saat terakhir kehidupan ayam broiler. Pada

akhir periode ayam broiler siap dijual atau siap dipotong. Masa akhir ini bila

anak ayam berumur lebih dari 4 minggu.

Pada ayam broiler kebutuhan protein dapat dibagi menjadi dua bagian

yaitu kebutuhan untuk masa awal dan kebutuhan masa akhir. Kebutuhan

pemeliharaan fase finisher energi disimpan dalam bentuk lemak sehingga

ransum yang diberikan dianjurkan memiliki kandungan protein rendah dan

energi tinggi (Irawan, 1996 cit. Setiawan, 2006).

(19)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

B. Ransum

Ransum merupakan kumpulan bahan-bahan pakan yang layak dimakan

ayam broiler dan telah disususn mengikuti aturan tertentu. Aturan itu meliputi

nilai kebutuhan nutrien bagi ayam broiler dan nilai kandungan nutrien dari

bahan pakan yang digunakan. Penyamaan kandungan nutrien yang ada di

dalam bahan pakan dengan kebutuhan nutrien yang dibutuhkan ayam broiler

dinamakan teknik penyusunan ransum (Rasyaf, 1993). Ditambahkan

Parakkasi (1986), ransum yang sempurna merupakan kombinasi beberapa

bahan pakan yang apabila dikonsumsi secara normal dapat dicerna oleh ternak

dalam perbandingan jumlah, bentuk sedemikian rupa sehingga fungsi-fungsi

fisiologis dalam tubuh dapat berjalan secara normal.

Ransum ayam broiler di Indonesia kebanyakan dibagi atas dua macam

sesuai dengan masa pemeliharaannya, yaitu ransum untuk ayam broiler masa

awal (starter) dan ransum untuk ayam broiler masa akhir (finisher). Kedua

ransum itu tampaknya sama, tetapi kandungan gizinya berbeda. Untuk itu

perlu diperhatikan umur ayam yang dipelihara. Anak ayam berumur kurang

dari 4 minggu diberi ransum masa awal, sedangkan bila berumur 4 minggu

lebih diberi ransum masa akhir (Rasyaf, 1994).

Penyusunan ransum yang tepat sesuai dengan kebutuhan tiap-tiap

periode pertumbuhan dan produksi dipengaruhi oleh nutrien bahan-bahan

pakan yang dipergunakan. Untuk memilih bahan-bahan pakan yang akan

dipergunakan dalam ransum, harus diketahui lebih dahulu kandungan nutrien

dalam bahan-bahan pakan tersebut. Dengan demikian kekurangan salah satu

nutrien dapat ditutupi dengan mempergunakan bahan-bahan pakan yang

(20)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

C. Buah Mengkudu

Klasifikasi tanaman mengkudu (Morinda citrifolia) adalah sebagai

berikut :

Nama binominal : Morinda citrifolia

Morinda citrifolia mempunyai nama daerah diantaranya adalah untuk

daerah Sumatra lengkudu, bangkudu, bakudu, pamarai, mangkudu dan beteu.

Untuk daerah Jawa disebut kudu, cengkudu, kemudu dan pace. Di daerah

cabangnya kaku, kasar tapi mudah patah. Daunnya bertangkai, berwarna hijau

tua, duduk daun bersilang, berhadapan, bentuknya bulat telur, lebar, sampai

berbentuk elips, panjang daun 10 – 40 cm, lebar 5 – 17 cm, helaian daun tebal,

mengkilap, tepi daun rata, ujungnya meruncing, pangkal daun menyempit,

tulang daun menyirip. Bunga berbentuk bonggol, keluar dari ketiak daun.

buah tidak rata, terbagi kedalam sel-sel poligonal yang berbintik-bintik dan

(21)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

dan buah yang matang berwarna putih menguning, dan transparan. Buah yang

matang dagingnya lunak berair dan bau busuk. Mengkudu berkembang biak

dengan biji. Dalam satu buah banyak terdapat biji. Dalam satu buah dapat

mengandung lebih dari 300 biji. Bentuk biji pipih lonjong, berwarna hitam

kecoklatan, kulit biji tidak teratur / tidak rata (Afrilin, 2009).

Tanaman mengkudu dapat berbuah sepanjang tahun dan tumbuh pada

berbagai tipe lahan daerah penyebaran dari dataran rendah hingga ketinggian

1500 m/dpl. Ukuran dan bentuk buah mengkudu bervariasi, pada umumnya

mengandung banyak biji, dalam satu buah terdapat ± 300 biji, namun ada juga

tipe buah mengkudu yang memiliki sedikit biji. Biji mengkudu dibungkus

oleh suatu lapisan atau kantong biji, sehingga daya simpannya lama dan daya

tumbuhnya tinggi (Djauhariya et al., 2006). Untuk kandungan bioaktif buah

(22)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Tabel 1. Kandungan bioaktif buah mengkudu dan manfaatnya

Kandungan Bioaktif Manfaat

Alizarin Pemutus hubungan pembuluh darah ke tumor

Antrakuinon Membunuh mikroba patogen

Arginin Bahan pembentuk protein, meningkatkan imunitas, memproduksi Nitric Oxide (NO). Damnacantal Anti Kanker dan anti biotik alami

Lisin Membantu penyerapan kalsium dan

pembentukan kolagen pada tulang Metil asetil ester Membunuh mikroba patogen

Morindin Meningkatkan system pertahanan tubuh. Penilalanin Merupakan asam amino essensial yang

penting untuk dikonsumsi karena tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh, sehingga harus didapatkan dari luar .

Prolin Mengatur sistem kekebalan tubuh, dan mencegah gejala penyakit autoimmun Proxeronin dan proxeronase Mempercepat penyerapan zat makanan ke

dalam sistem pencernaan dan menyelaraskan kerja sel dalam tubuh.

Skopoletin Mengatur tekanan darah.

Selenium Antioksidan

Serotonin Menghalau stress

Sitosterol Menahan pertumbuhan sel-sel kanker dan melindungi seseorang dari penyakit jantung Terpenoid Membantu tubuh dalam proses sintesa

organik dan pemulihan sel-sel tubuh

Trace Elements Merupakan elemen dasar yang dibutuhkan manusia dalam jumlah sedikit, tetapi harus terpenuhi dalam asupan makan harian, untuk memenuhi kesehatan yang optimal

Vitamin C Antioksidan

Xeronin Mengaktifkan kelenjar tiroid & timus (fungsi kekebalan tubuh)

Sumber : (Kusumawardani, 2008).

D. Konsumsi Ransum

Konsumsi ransum merupakan kegiatan masuknya sejumlah nutrien

yang ada di dalam ransum yang telah tersusun dari berbagai bahan pakan

untuk memenuhi kebutuhan nutrien ayam broiler (Rasyaf, 1994). Anggorodi

(1985), berpendapat bahwa ayam tidak menyesuaikan konsumsi ransumnya

(23)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

energi ransum meningkat. Menurut Rasyaf (1995), ayam broiler sampai umur

6 minggu rata-rata mengkonsumsi ransum sekitar 3,55 kg/ekor. Setiap minggu

konsumsi ransum akan bertambah sesuai dengan pertambahan bobot badan.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rahayu dan Hidayati (2004),

penggunaan tepung buah mengkudu mempengaruhi tingkat konsumsi ransum

pada ayam petelur, hal ini berkaitan dengan kandungan nutrien dalam tepung

buah mengkudu, antara lain berupa antibakteri yang bisa berperan

meningkatkan daya cerna ransum. Selain kandungan antibakteri, dalam tepung

buah mengkudu mengandung xeronin dan proxeronin yang berperan

membantu usus dalam proses penyerapan nutrien. Karena kombinasi

keduanya akan meningkatkan peran metabolisme yang menghasilkan

peningkatan konsumsi ransum.

E. Pertambahan Bobot Badan Harian

Pengukuran bobot badan harian menurut Rasyaf (1994), dinyatakan

dalam gram/ekor/hari. Hal ini untuk mempermudah pelaksanaan sehari-hari.

Tiga faktor yang menentukan pertumbuhan dan perkembangan ternak

penghasil daging adalah genetik, reaksi fisiologis ternak tersebut terhadap

lingkungan terutama terhadap suhu lingkungan, dan tingkat nutrien yang

diberikan kepada ternak (Buckle et al., 1985).

Penelitian tardahulu yang dilakukan oleh Sujana et al. (2010),

pemberian tepung buah mengkudu memberikan pengaruh terhadap

pertambahan bobot badan harian tetapi untuk konsumsi ransum dan konversi

ransum relatif sama dengan perlakuan lainnya. Fenomena ini sudah tentu

sebagai akibat konsekuensi logis karena didukung oleh kondisi kesehatan

ayam broiler, terutama dilihat dari kondisi kandungan mikrobial pada saluran

pencernaannya yang relatif lebih baik khususnya populasi bakteri pathogen

relatif sedikit, menyebabkan pemanfaatan nutrien, pencernaan penyerapan

lebih efektif, faktor kesehatan dan nutrien merupakan aspek yang dapat

(24)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

F. Konversi Ransum

Konversi ransum merupakan pembagian antara bobot badan yang

dicapai pada minggu ini dengan konsumsi ransum pada minggu itu pula.

Konversi ransum sebaiknya digunakan sebagai pegangan produksi karena

sekaligus melibatkan bobot badan dan konsumsi ransum. Konversi ransum

mencerminkan keberhasilan dalam memilih atau menyusun ransum yang

berkualitas. Selain kualitas ransum, angka konversi banyak dipengaruhi oleh

teknik pemberian ransum (Rasyaf, 1994).

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rahayu dan Hidayati (2004),

pemberian tepung buah mengkudu mempengaruhi tingkat konversi ransum

dengan rataan konversi ransum pada ayam percobaan berkisar antara 1,9 - 2,5.

Konversi ransum sebagai ukuran untuk menentukan tingkat efisiensi

penggunaan ransum. Semakin rendah nilai konversi ransum, maka semakin

tinggi tingkat efisiensi penggunaan ransum. Nilai konversi ransum

dipengaruhi oleh konsumsi ransum dan produksi telur pada ayam petelur.

Semakin rendah nilai konversi ransum, maka secara ekonomis akan

menguntungkan karena ransum yang dikonsumsi ayam sebagian besar

dikonversi menjadi telur sedangkan untuk ayam broiler besar kecilnya tingkat

konversi ransum dipengaruhi oleh besarnya konsumsi ransum dan

pertambahan berat badan ayam broiler jantan (Rahayu dan Hidayati, 2004).

G. Feed Cost Per Gain

Feed cost per gain adalah besarnya biaya ransum yang diperlukan

ternak untuk menghasilkan satu kg gain. Feed cost per gain yang rendah

didapatkan dengan pemilihan bahan pakan untuk menyusun ransum harus

semurah mungkin dan tersedia secara kontinyu atau dapat juga menggunakan

limbah pertanian yang tidak kompetitif. Feedcost per gain dinilai baik apabila

angka yang diperoleh serendah mungkin, yang berarti dari segi ekonomi

penggunaan pakan efisien. Feed cost per gain apabila dikaitkan dengan grafik

pertumbuhan maka akan diperoleh angka feed cost per gain yang semakin

(25)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

setelah ternak dewasa tubuh, pertambahan bobot badan semakin menurun

padahal konsumsi ransum relatif tetap (Suparman, 2004 cit. Sundhari, 2006).

Ada banyak faktor yang mempengaruhi feed cost per gain, salah

satunya adalah efisiensi ransum. Pertambahan bobot badan dan efisiensi

ransum sangat berhubungan. Hewan yang memiliki pertambahan bobot badan

yang lebih cepat akan lebih efisien dalam penggunaan ransum

(26)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

HIPOTESIS

Hipotesis dalam penelitian ini adalah bahwa penggunaan tepung buah

mengkudu dalam ransum berpengaruh terhadap performan ayam broiler jantan.

(27)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Kelurahan Sugihan, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo. Analisis

proksimat di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak dan Lab Kimia dan

Kesuburan Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penelitian ini dilaksanakan selama lima minggu mulai tanggal 28 September

sampai 1 November 2011.

B. Bahan dan Alat Penelitian 1. Ayam Broiler

Ayam broiler yang digunakan adalah ayam broiler jantan strain

Lohmann dengan berat badan DOC rata-rata 42,58g sebanyak 100 ekor

produksi PT. Multibreeder Adirama Indonesia Tbk. Penelitian dimulai

umur 1 minggu dengan berat badan rata-rata 147,99g + 3,03; Coefficient

dan kandungan nutrien ransum perlakuan dapat dilihat pada Tabel 4 dan 5.

Tabel 2. Kebutuhan nutrien untuk ayam broiler

Nutrien Fase Starter Fase Finsher

Energi Metabolis (Kkal/kg) 3.200,00 3.200,00

(28)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Mineral BR ( Produksi Eka Poultry Semarang )

4)

Tabel 4. Susunan ransum basal fase starter dan fase finisher (% As-fed). Bahan Pakan Starter Finisher

Bahan Pakan Starter Finisher

Energi Metabolis (Kkal/kg) 3232,23 3301,86

Protein Kasar (%) 23,25 20,75

(29)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

3. Kandang dan peralatan

Penelitian ini menggunakan 20 petak kandang litter dengan ukuran

panjang 1,0 x lebar 1,0 x tinggi 0,65 m. Bahan untuk sekat tiap kandang

dari bambu dan untuk litter dari sekam dengan ketebalan 5 cm dari alas

kandang.

Peralatan kandang yang digunakan adalah :

a. Tempat pakan

Termometer yang digunakan adalah termometer ruang

sebanyak dua buah yang digunakan untuk mengetahui suhu di dalam

dan di luar kandang.

d. Lampu pijar

Lampu pijar yang digunakan adalah lampu pijar 25 watt

sebanyak 20 buah yang ditempatkan satu buah untuk setiap petak

kandang dan cukup memberikan kehangatan yang merata.

e. Timbangan

Timbangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

timbangan digital merk Camry EK 3651-05 kapasitas 5 kg dengan

kepekaan 1 gram untuk menimbang ransum dan ayam broiler.

f. Vaksin, vitamin dan obat

1) Vaksin yang diberikan dalam penelitian ini adalah :

 Vaksin ND B1 mengandung la Sota Strain dan IB

Massachussets, untuk penggunaan 100 dosis untuk 100 ekor ayam

(30)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

 Vaksin Gumboro mengandung Intermediate atau Hot Strain,

untuk penggunaan 100 dosis untuk 100 ekor ayam broiler.

 Vaksin ND La Sota mengandung La Sota Strain, untuk

penggunaan 100 dosis untuk 100 ekor ayam broiler.

2) Vitamin yang diberikan dalam penelitian ini adalah :

Vitastress komposisi setiap gram mengandung vitamin (A, D3, E, K, B2, B6, B12, C), Nicotinic acid, Calcium-D-pantothenate dan

Elektrolit (Natrium; Kalium; Kalsium; Magnesium), untuk

penggunaan 1 gram tiap 1 - 2 liter air minum.

Fortevit komposisi setiap gram mengandung vitamin (A, D3, E,

K3, B1, B2, B6, B12, C), Folic acid, Biotin,

Calcium-D-pantothenate, Nicotinic acid, untuk penggunaan 1 gram tiap 10 -

15 liter air minum.

3) Obat yang diberikan adalah :

Vermizyn (obat cacing) komposisi setiap gram mengandung

Piperazine citrate, untuk penggunaan 10 gram untuk 30 ayam

broiler.

Trimezyn komposisi setiap gram mengandung Sulfadiazine dan

Trimethoprim, untuk penggunaan 1 gram tiap 1 -2 liter air minum.

Program pemberian vaksin selama penelitian dapat dilihat

pada Tabel 6 dan program pemberian vitamin dan obat selama

penelitian pada Tabel 7 sebagai berikut:

Tabel 6. Program pemberian vaksin selama penelitian

Umur (hari) Vaksin yang diberikan Cara pemberian 4 Vaksin ND B1 Melalui tetes mata

9 Vaksin Gumboro Air minum

(31)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Tabel 7. Program pemberian vitamin dan obat selama penelitian Umur perlakuan

(hari)

Vitamin atau obat yang diberikan

Cara pemberian

8 Vitastress dan Fortevit Air minum

10-13 Vitastress dan Fortevit Air minum 15-20 Vitastress dan Fortevit Air minum

21-23 Vitastress Air minum

Kegiatan yang dilakukan sebelum proses pemeliharaan adalah

pencucian lantai kandang, pengapuran lantai dan dinding kandang. Tempat

pakan dan tempat air minum dicuci kemudian direndam dalam larutan

antiseptik dan dikeringkan di bawah sinar matahari. Dinding kandang,

lantai, kandang petak dan sekam didesinfeksi dengan Rodalon yang

berdosis 1,5 ml dalam 1 liter air dengan cara disemprot. Desinfeksi

bertujuan untuk menjaga sanitasi kandang dari mikrobia patogen. Ayam

broiler yang baru datang diberi air gula sebanyak 20 g/liter air

(Setiawan dan Sujana, 2009).

2. Penentuan petak kandang

Penentuan petak kandang dilakukan untuk menentukan petak

perlakuan yaitu dengan cara acak pengundian.

3. Persiapan Ransum

a) Pembuatan tepung buah mengkudu

Buah mengkudu diiris setebal 0,5 cm, lalu di keringkan di

bawah sinar matahari kira-kira tiga sampai empat hari hingga

benar-benar kering, setelah mengkudu kering kemudian digiling hingga halus

dan di simpan dalam tempat yang kering dan tidak lembab atau siap di

(32)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

b) Pemeliharaan DOC sampai umur satu minggu

Pemeliharaan DOC sebanyak 100 ekor dalam brooder sampai

umur seminggu dengan pemberian ransum basal secara ad libitum,

untuk adaptasi ransum sebelum masuk masa perlakuan penelitian.

c) Pencampuran bahan pakan untuk ransum

Sebelum pemeliharaan dimulai dilakukan pencampuran bahan

pakan untuk ransum ayam broiler yang berupa campuran jagung

kuning, bekatul, bungkil kedelai, tepung ikan, premix dan tepung buah

mengkudu setiap 1 minggu sekali dengan persentase seperti pada

Tabel 4.

D. Pelaksanaan Penelitian 1. Metode Penelitian

Penelitian tentang pengaruh suplementasi tepung buah mengkudu

dalam ransum terhadap performan ayam broiler jantan dilakukan secara

eksperimental.

2. Rancangan Penelitian

Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap

(RAL) dengan empat perlakuan dan lima ulangan untuk setiap perlakuan.

Masing-masing ulangan berisi lima ekor ayam broiler jantan.

Macam perlakuan sebagai berikut :

Penelitian dilaksanakan selama lima minggu dengan menggunakan

100 ekor ayam broiler jantan. Pemberian ransum perlakuan 2 kali sehari

yaitu pagi hari pukul 06.00 dengan persentase pemberian yaitu 40 % dan

sore hari pukul 16.00 dengan persentase pemberian yaitu 60 % dan air

(33)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

konsumsi ransum sedangkan penimbangan bobot badan dan penghitungan

konversi ransum dilakukan seminggu sekali.

4. Peubah penelitian

Peubah yang diamati pada penelitian ini adalah :

a. Konsumsi Ransum

Konsumsi ransum dihitung dengan cara menimbang jumlah

ransum yang diberikan, dikurangi dengan sisa ransum, dinyatakan

dalam gram/ekor/hari (Rasyaf 1994).

Konsumsi ransum = Ransum yang diberikan – sisa ransum

(gram/ekor/hari).

b. Pertambahan berat badan harian (PBBH)

Pertambahan berat badan harian (gram) diukur tiap minggu

Konversi ransum dihitung berdasarkan jumlah ransum yang di

konsumsi tiap hari (gram) dibagi dengan pertambahan berat badan

(gram) pada tiap hari yang sama (Rasyaf 1994).

Konversi ransum =

dikonsumsi ternak untuk menghasilkan 1 kg gain (pertambahan bobot

badan) dan dihitung dengan cara mengalikan nilai konversi ransum

dengan harga ransum (Rp/kg).

(34)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

E. Cara Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis variansi

berdasarkan Rancangan Acak Lengkap (RAL) untuk mengetahui pengaruh

perlakuan terhadap peubah yang diukur. Model matematika yang digunakan

adalah sebagai beriukut:

Keterangan:

Yij : Nilai pengamatan pada satuan perlakuan ke-i ulangan ke-j

µ : Nilai tengah

αi : Pengaruh suplementasi TBM ke-i

ij : Kesalahan (galat) percobaan pada perlakuan ke-i ulangan ke-j

Apabila diperoleh hasil berpengaruh nyata, maka dilanjutkan dengan

uji DMRT (Duncan's Multiple Range Test) untuk mengetahui perbedaan antar

perlakuan (Yitnosumarto, 1993).

(35)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. KonsumsiRansum

Rerata konsumsi ransum ayam broiler jantan hasil penelitian ini

ditunjukkan pada Tabel 8.

Rerata konsumsi ayam broiler jantan dari keempat macam perlakuan

berkisar antara 110,55 sampai 111,33 gram/ekor/hari. Hasil analisis variansi

menunjukkan bahwa konsumsi ransum tidak dipengaruhi adanya perlakuan.

Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan tepung buah mengkudu sampai taraf

3 % tidak memengaruhi konsumsi ransum.

Hasil penelitian Hidayati (2006) dan Kusumawardani (2008),

menunjukkan bahwa pengunaan tepung buah mengkudu taraf 2 % dan 4 %

pada ayam ras tidak berpengaruh terhadap konsumsi ransum. Akan tetapi, hal

tersebut berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan Rahayu (2004),

menunjukkan bahwa penambahan tepung buah mengkudu hingga 2 % dalam

pakan ayam petelur Strain Lohmann umur 72 minggu menunjukkan hasil yang

berpengaruh nyata terhadap konsumsi ransum. Adanya perbedaan ini

disebabkan karena Strain ayam, umur ayam, pakan basal, dan tempat

penelitian yang digunakan berbeda.

Konsumsi ransum tidak dipengaruhi oleh penggunaan tepung buah

mengkudu dalam ransum, hal ini menunjukkan tepung buah mengkudu cukup

palatabel. Menurut Rasyaf (1991), palatabilitas sangat menentukan dalam

konsumsi ransum. Ditambahkan oleh Parakkasi (1999), bahwa tinggi

rendahnya konsumsi ransum dipengaruhi oleh palatabilitas. Palatabilitas

(36)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

tergantung pada bau, rasa dan tekstur ransum. Palatabilitas ransum

berhubungan dengan segi kepuasan terhadap suatu ransum dan banyaknya

ransum yang dikonsumsi oleh ternak (Sulistriyanti, 2000 cit. Barroroh, 2006).

Ahmad dan Elfawati (2008), menyatakan bahwa buah mengkudu

mengandung senyawa morindin dan antrakuinon, ditambahkan oleh

Kusumawardani (2008), senyawa proxeronine dan proxeronase berfungsi

untuk mempercepat serapan nutrien ke dalam sistem pencernaan dengan

semakin cepat nutrien diserap oleh tubuh, maka lambung akan semakin cepat

kosong sehinngga nafsu makan pada ayam broiler akan meningkat. Hal diatas

belum terlihat pada hasil penelitian ini. Diduga senyawa yang terkandung

didalam buah mengkudu sampai taraf 3 % belum mampu meningkatkan nafsu

makan ayam broiler jantan.

B. Pertambahan Bobot Badan Harian (PBBH)

Rerata pertambahan bobot badan harian ayam broiler jantan pada

penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 9.

Tabel 9. Rerata pertambahan bobot badan harian ayam broiler jantan selama

Rerata pertambahan bobot badan harian ayam broiler jantan dari

keempat macam perlakuan berkisar antara 48,51 sampai 50,85 gram/ekor/hari.

Hasil analisis variansi menunjukkan bahwa pertambahan bobot badan harian

tidak dipengaruhi adanya perlakuan. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan

tepung buah mengkudu sampai taraf 3 % dalam ransum tidak memberikan

pengaruh terhadap pertambahan bobot badan harian.

Hasil penelitian terhadap PBBH mendekati hasil penelitian yang

dilakukan Hidayati (2006) sebesar 49,70 gram/ekor/hari. Penggunaan tepung

(37)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

terhadap pertambahan berat badan disebabkan karena konsumsi ransum yang

berbeda tidak nyata dan kandungan nutrien susunan pakan yang relatif sama.

Menurut Soeparno (1994) cit. Andriyani (2006), jenis komposisi kimia dan

konsumsi ransum mempunyai pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan.

Konsumsi ransum yang relatif sama pada tiap perlakuan akan menyebabkan

kandungan energi dan protein yang masuk ke dalam tubuh ayam broiler jantan

relatif sama sehingga pertumbuhan yang dihasilkan pada tiap perlakuan juga

relatif sama. Siregar (1994) menambahkan, kenaikan bobot badan tergantung

pada sejumlah nutrien yang dikonsumsi ternak. Semakin tinggi kemampuan

mengonsumsi pakan, bobot badan ternak yang dipelihara juga akan

meningkat. Kartadisastra (1997) menambahkan, bobot tubuh ternak

berbanding lurus dengan tingkat konsumsinya. Makin tinggi tingkat

konsumsinya, akan semakin tinggi bobot tubuhnya.

C. Konversi Ransum

Rerata konversi ransum ayam broiler jantan hasil penelitian

ditunjukkan pada Tabel 10.

Tabel 10. Rerata konversi ransum ayam broiler jantan selama penelitian

Perlakuan Ulangan Rerata

perlakuan berkisar antara 2,18 sampai 2,27. Hasil analisis variansi

menunjukkan bahwa konversi ransum tidak dipengaruhi adanya perlakuan.

Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan tepung buah mengkudu sampai taraf

3 % tidak memengaruhi konversi ransum ayam broiler jantan.

Berdasarkan Tabel 10, hasil berbeda tidak nyata pada konversi ransum

dipengaruhi oleh pertambahan bobot badan dan konsumsi ransum yang juga

berbeda tidak nyata pada setiap perlakuan. Hal ini dikarenakan konversi

(38)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

dibagi dengan pertambahan bobot badan selama pemeliharaan. Hal ini sesuai

dengan pendapat Ahmad dan Elfawati (2008), bahwa konversi ransum

diartikan sebagai angka banding dari jumlah ransum yang dikonsumsi dibagi

dengan berat badan yang diperoleh. Ditambahkan Rahayu dan Hidayati

(2004), bahwa konversi ransum digunakan sebagai pegangan berproduksi

karena melibatkan bobot badan dan konsumsi ransum. Semakin baik kualitas

ransum yang dikonsumsi ternak, akan menghasilkan pertambahan berat badan

lebih tinggi dan lebih efisien penggunaan ransum (Kuswandi et al., 1992;

Juarini et al., 1995 cit. Andriyani, 2006). Oleh karena itu besar kecilnya

tingkat konversi ransum dipengaruhi oleh besarnya konsumsi ransum dan

pertambahan berat badan ayam broiler jantan. Dalam penelitian ini konsumsi

ransum dan pertambahan bobot badan berbeda tidak nyata, maka konversi

ransumnya juga berbeda tidak nyata.

D. Feed Cost per Gain

P0 10653,41 11550,46 10768,45 10749,06 10672,94 10878,86 P1 11284,30 12123,35 12037,53 11264,02 10766,83 11495,20 P2 11432,76 10979,00 12738,31 12554,57 12249,69 11990,87 P3 13150,09 12614,93 12306,14 12962,83 12750,70 12756,94

Rerata feed cost per gain dari keempat macam perlakuan berkisar

antara Rp. 10878,86/kg sampai Rp. 12756,94/kg. Berdasarkan Tabel 11.

ransum perlakuan dengan suplementasi tepung buah mengkudu sampai taraf

3 % memberikan feed cost per gain lebih tinggi dibandingkan pakan kontrol.

Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa ayam broiler jantan yang

mendapatkan pakan perlakuan P3 nilai feed cost per gain adalah yang paling

tinggi dan pakan perlakuan P0 nilai feed cost per gain paling rendah. Pakan

(39)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

kecenderungan semakin tinggi. Hal ini berarti bahwa pemberian tepung buah

mengkudu dalam ransum belum dapat menurunkan biaya ransum dalam

menghasilkan per kilogram bobot badan yang sama.

Meningkatnya feed cost per gain dengan meningkatnya penggunaan

tepung buah mengkudu disebabkan oleh tingginya harga buah mengkudu.

Pembuatan 1 kg tepung buah mengkudu membutuhkan sekitar 8-9 kg buah

mengkudu segar dengan harga Rp. 4000/kg, sehingga harga tepung buah

mengkudu per kg adalah Rp. 34.000/kg. Hal ini dikarenakan harga tepung

buah mengkudu lebih mahal bila dibandingkan dengan harga bahan-bahan

ransum yang digunakan pakan ayam broiler jantan. Sehingga penggunaan

ransum tanpa campuran tepung buah mengkudu akan lebih murah bila

dibandingkan pakan yang menggunakan tepung buah mengkudu.

Feed cost per gain dihitung berdasarkan besarnya biaya ransum yang

diperlukan untuk menghasilkan satu satuan pertambahan bobot badan dan

dihitung dengan mengalikan nilai konversi ransum dengan harga ransum

(Nugroho, 2010). Feed cost per gain dinilai baik apabila angka yang diperoleh

serendah mungkin yang berarti dari segi ekonomi penggunaan ransum efisien.

Dalam penelitian ini feed cost per gain ransum perlakuan P0 lebih efisien

(40)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

V. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa

penggunaan tepung buah mengkudu sampai taraf 3% dalam ransum tidak

Gambar

Tabel 1. Kandungan bioaktif buah mengkudu dan manfaatnya
Tabel 3. Kandungan nutrien bahan pakan untuk ransum perlakuan dalam bahan kering (BK)
Tabel 6. Program pemberian vaksin selama penelitian
Tabel 7. Program pemberian vitamin dan obat selama penelitian
+5

Referensi

Dokumen terkait

Pembuatan aplikasi Media Pendukung Pengenalan Gedung Fakultas Teknik Unwahas, dapat disimpulkan bahwa aplikasi ini sudah berhasil dibuat dan untuk membuat modeling menggunakan

Pelibatan masyarakat dalam kegiatan penanaman dan perbaikan lingkungan menjadi salah pertimbangan dalam kemberhasilan kegiatan restoirasi lahan kosong seperti hasil

Selanjutnya, pada tahap pelaksanaan, guru mata pelajaran PAI melaksanakan RPP yang sudah dibuat dengan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)

Penelitian yang dilakukan oleh Srinivasan (2015) menunjukkan 46% dari responden sadar tentang merek perusahaan melalui teman & saudara, 32% dari responden sadar

Pada banyak perusahaan meyakini bahwa pelanggan adalah yang utama, sedangkan di Southwest prinsipnya adalah bahwa "karyawan adalah yang utama serta pelanggan

 Tanya jawab mengenai hasil temuan dari berbagai referensi dan mencermati contoh pengertian pembangunan berwawasan lingkungan di buku teks (hal.78) (nilai yang ditanamkan:

Uniknya, kota yang ditinggali penghuninya sekarang dihuni oleh aneka jenis hewan dan tumbuhan liar dengan populasi dan keanekaragaman yang tinggi..

Yuwanta (2004) menyatakan bahwa fermentasi serat yang tidak bisa dicerna akan difermentasi oleh bakteri di bagian sekum, sehingga jumlah total bakteri (TPC) perlakuan R3 di