• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS MISKONSEPSI BUKU PHYSICS FOR SENIOR HIGH SCHOOL YEAR X (BILINGUAL) KARANGAN PURWOKO DAN FENDI PADA MATERI SEMESTER I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS MISKONSEPSI BUKU PHYSICS FOR SENIOR HIGH SCHOOL YEAR X (BILINGUAL) KARANGAN PURWOKO DAN FENDI PADA MATERI SEMESTER I"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ANALISIS MISKONSEPSI BUKU PHYSICS FOR SENIOR HIGH SCHOOL

YEAR X (BILINGUAL) KARANGAN PURWOKO DAN FENDI

PADA MATERI SEMESTER I

Skripsi

Oleh : Nur Fadhillah

K2307042

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA Oktober 2012

(2)

commit to user

ANALISIS MISKONSEPSI BUKU PHYSICS FOR SENIOR HIGH SCHOOL

YEAR X (BILINGUAL) KARANGAN PURWOKO DAN FENDI

PADA MATERI SEMESTER I

Oleh : Nur Fadhillah

K2307042

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA Oktober 2012

(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Pada Hari : Rabu

Tanggal : 19 September 2012 Persetujuan Pembimbing Pembimbing I Drs. Sutadi Waskito, M.Pd NIP. 19500522 197603 1 001 Pembimbing II Drs. Pujayanto, M.Si NIP. 19650614 199203 1 003

(4)

commit to user

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi sebagian dari persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari : Senin

Tanggal : 8 Oktober 2012

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda tangan

Ketua : Dyah Fitriana Masithoh, M.Si

NIP. 19770926 200212 2 001 (……….) Sekretaris : Drs. Jamzuri, M.Pd NIP. 19521118 198103 1 002 (……….)

Anggota I : Drs. Sutadi Waskito, M.Pd NIP. 19500522 197603 1 001

(……….)

Anggota II : Drs. Pujayanto, M.Si

NIP. 19650614 199203 1 003 (……….…….)

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. M.Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP. 19600727 198702 1 001

(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Nur Fadhillah. ANALISIS MISKONSEPSI BUKU PHYSICS FOR SENIOR

HIGH SCHOOL YEAR X (BILINGUAL) KARANGAN PURWOKO DAN FENDI PADA MATERI SEMESTER I. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta. September 2012.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui ada atau tidak adanya miskonsepsi pada setiap sub materi semester I dalam buku Physics for Senior High School Year X (Bilingual) karangan Purwoko dan Fendi yang diterbitkan oleh Yudhistira, (2) mengetahui prosentase miskonsepsi pada setiap sub materi semester I dalam buku Physics for Senior High School Year X (Bilingual) karangan Purwoko dan Fendi yang diterbitkan oleh Yudhistira.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Objek penelitian ini adalah konsep-konsep Fisika pada setiap sub materi semester I dalam buku Physics for Senior High School Year X (Bilingual) karangan Purwoko dan Fendi, cetakan kedua tahun 2009 yang diterbitkan oleh Yudhistira. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka, penilaian tim ahli, dan wawancara. Literatur yang digunakan dalam studi pustaka berupa jurnal, laporan hasil penelitian, buku Fisika universitas, dan artikel yang diambil dari situs resmi di internet. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif yang terdiri dari empat tahap yaitu tahap pengumpulan data, tahap reduksi data, tahap penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi.

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) ada miskonsepsi pada materi semester I dalam buku Physics for Senior High School Year X (Bilingual) karangan Purwoko dan Fendi yang diterbitkan oleh Yudhistira, (2) besar persentase miskonsepsi dalam buku ajar yang diteliti adalah: (a) Materi Pengukuran 5,13 %; (b) Materi Gerak Lurus 6,89 %; (c) Materi Dinamika Gerak 14,81 %; (3) pada buku ajar juga diidentifikasi keterangan lainnya meliputi: konsep benar, konsep tidak lengkap, konsep tidak ada, salah ketik, penambahan gambar, penambahan keterangan gambar, dan penulisan perumusan dibetulkan.

(6)

commit to user

ABSTRACT

Nur Fadhillah. AN ANALYSIS OF MISCONCEPTION IN PHYSICS

TEXTBOOK ENTITLED “PHYSICS FOR SENIOR HIGH SCHOOL YEAR X” (BILINGUAL) WRITEN BY PURWOKO AND FENDI AT ODD SEMESTER. Thesis, Surakarta: Education and Teacher Training Faculty. Sebelas Maret University, September 2012.

The purpose of this research were (1) knowing is there any concept that occur misconceptions in each material at odd semester in a high school physics text book entitled Physics for Senior High School Year X (Bilingual) written by Purwoko and Fendi H, that issued by Yudhistira, (2) knowing the percentage of misconceptions in each material at odd semester in a high school physics text book entitled Physics for Senior High School Year X (Bilingual) written by Purwoko and Fendi H, that issued by Yudhistira.

This research was a descriptive qualitative research. The objects of this research was the physics concepts in each material at odd semester in a high school physics text book entitled Physics for Senior High School Year X (Bilingual) written by Purwoko and Fendi H, second edition 2009 that issued by Yudhistira. The techniques of data collection in this research were done by literature, assesment of expert, and interview. The literature used such as journals, research reports, university physics textbooks, and articles from official website. Data analysis technique that used in this research was a qualitative descriptive analysis that consist of four stages; data collection, data reduction, data display, and conclusions drawing and verifying.

Based on data analysis can be concluded that: (1) there are concepts that occur misconceptions in the text book entitled Physics for Senior High School Year X (Bilingual) written by Purwoko and Fendi H, second edition 2009 that issued by Yudhistira, (2) the percentage of misconceptions in the text book are: (a) Measurement Concepts is 5,3 %; (b) Straight Motion Concepts is 6,89 %; (c) Dynamics of Motion Concepts is 14,81 %; (3) this research also identified other descriptions include: correct concept, the incomplete concept, the concept does not exist, typos, adding images, adding captions, and corrected writing formulation.

(7)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai dari sesuatu urusan, tetaplah bekerja keras untuk urusan yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.” (Q.S Al Insyirah: 5-8)

“Jika Anda berpikir Anda bisa, Anda bisa. Dan jika Anda berpikir Anda tidak bisa, Anda tidak bisa.” (Tung Desem Waringin)

“Man jadda wa jadda. (Barangsiapa bersungguh-sungguh, maka dia akan mendapatkannya).” (Al Hikmah)

“Lakukanlah apa yang masih bisa kamu lakukan, selanjutnya Tuhan yang akan melakukan apa yang tidak bisa kamu lakukan.” (Mario Teguh)

(8)

commit to user

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan kepada:

 Bapak dan Ibu yang selalu mendoakan

 Suami dan kedua anakku yang menjadi

sumber motivasi

(9)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam, yang senantiasa mencurahkan berbagai macam nikmat, karunia serta inayah-Nya sehingga penyusunan Skripsi dengan judul "Analisis Miskonsepsi Buku Physics for Senior High School Year X (Bilingual) Karangan Purwoko dan Fendi pada Materi Semester I" dapat diselesaikan.

Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis telah menerima banyak bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Sukarmin, S.Pd, M.Si, Ph.D Ketua Jurusan P. MIPA Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS.

3. Bapak Drs. Supurwoko, M.Si Ketua Program Fisika jurusan P. MIPA Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS.

4. Ibu Dra. Rini Budiharti, M.Pd dan Bapak Drs. Surantoro Koordinator Skripsi Program Fisika P.MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin untuk menyusun Skripsi ini.

5. Bapak Drs. Sutadi Waskito, M.Pd Dosen Pembimbing I yang telah banyak membimbing penulis dalam menyelesaikan penyusunan Skripsi ini.

6. Bapak Drs. Pujayanto, M.Si Dosen Pembimbing II yang telah banyak

membimbing penulis dalam menyelesaikan penyusunan Skripsi ini. 7. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Fisika

8. Teman-teman Pendidikan Fisika angkatan 2005, 2006, 2007 dan 2008.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Skripsi ini masih banyak kekurangan, namun demikian penulis berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan.

Surakarta, September 2012 Penulis

(10)

commit to user DAFTAR ISI Hal JUDUL ... PENGAJUAN ... HALAMAN PERSETUJUAN ... HALAMAN PENGESAHAN ... ABSTRAK ... ABSTRACT ... MOTTO ... PERSEMBAHAN ... KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR LAMPIRAN ... i ii iii iv v vi vii viii ix x xii xiii xiv BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 2

C. Pembatasan Masalah ... 3

D. Rumusan Masalah ... 3

E. Tujuan Penelitian ... 4

F. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 5

A. Tinjauan Pustaka ... 5

1. Belajar, Konsep, dan Belajar Konsep ... 5

a. Belajar ... 5 b. Konsep ... 5 c. Belajar Konsep ... 6 2. Miskonsepsi ... 7 a. Konsepsi ... 7 b. Miskonsepsi ... 7 c. Penyebab Miskonsepsi ... 8

(11)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

d. Miskonsepsi dalam Fisika ... 9

3. Buku Ajar ... 10

a. Pengertian Buku Ajar ... 10

b. Karakteristik Buku Ajar ... 11

c. Kriteria Buku Ajar ... 12

d. Analisis Miskonsepsi Buku Ajar ... 12

B. Penelitian yang Relevan ... 13

C. Kerangka Berfikir ... 14

BAB III METODE PENELITIAN ... 17

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 17

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 17

C. Data dan Sumber Data ... 17

D. Teknik Sampling ... 18

E. Pengumpulan Data ... 18

F. Uji Validitas Data ... 20

G. Analisis Data ... 21

H. Prosedur Penelitian ... 24

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 26

A. Deskripsi Objek Penelitian ... 26

B. Deskripsi Temuan Penelitian ... 26

C. Pembahasan ... 27

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 41

A. Simpulan ... 41

B. Implikasi ... 41

C. Saran ... 42

DAFTAR PUSTAKA ... 43

(12)

commit to user

DAFTAR TABEL

Hal Tabel 2.1 Penyebab Miskonsepsi Siswa ... 8

Tabel 3.1 Hasil Analisis Miskonsepsi dalam Buku Ajar dengan Judul Physics for Senior High School Year X (Bilingual) karangan Purwoko dan

Fendi, Cetakan Kedua Tahun 2009 pada Materi Semester I ... 23 Tabel 3.2 Persentase Hasil Analisis Miskonsepsi dalam Buku Physics for

Senior High School Year X (Bilingual) karangan Purwoko dan

Fendi,Cetakan Kedua Tahun 2009 pada Materi Semester I ... 24 Tabel 4.1 Persentase Hasil Analisis Miskonsepsi dalam Buku Physics for

Senior High School Year X (Bilingual) karangan Purwoko dan

Fendi,Cetakan Kedua Tahun 2009 pada Materi Semester I ... 26 Tabel 4.2 Rangkuman Hasil Perhitungan Identifikasi Keterangan lain Buku

(13)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 2.1 Diagram Paradigma Penelitian ... 16

Gambar 3.1 Skema Triangulasi dengan Tiga Teknik Pengumpulan Data 21

Gambar 3.2 Komponen dalam Analisis Data (Interactive Model) ... 21

Gambar 3.3 Bagan Prosedur Penelitian ... 25

Gambar 4.1 Benda pada Bidang Miring dengan Kecepatan Konstan ... 33

Gambar 4.2 Benda Bergerak Dipercepat pada Bidang Miring ... 33

Gambar 4.3 Benda Bergerak Diperlambat pada Bidang Miring... 34

Gambar 4.4 Benda pada Bidang Miring dengan Kecepatan Konstan ... 34

Gambar 4.5 Benda Bergerak Dipercepat pada Bidang Miring ... 35

Gambar 4.6 Benda Bergerak Diperlambat pada Bidang Miring... 35

Gambar 4.7 Jangka Sorong Digital ... 38

(14)

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Hal Lampiran 1 Jadwal Jadwal Proses Penyusunan Skripsi ... 45

Lampiran 2 Tabel Perbandingan Struktur Buku Teks dengan Buku Ajar

yang Diteliti ...46

Lampiran 3 Hasil Analisis Miskonsepsi Buku Physics for Senior High School Year X (Bilingual) Karangan Purwoko dan Fendi

pada Materi Semester I ...47

Lampiran 3 Surat Pengajuan Judul Skripsi ... 126 Lampiran 4 Surat Ijin Penyusunan Skripsi ... 127

(15)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Buku ajar telah menjadi salah satu media pembelajaran yang umum digunakan di sekolah. Hampir setiap guru menggunakan buku ajar dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Bahkan buku ajar juga menjadi acuan para guru untuk memberikan tugas dan pekerjaan rumah kepada siswa. Menurut Stinner (1992), sejak tahun 1820-an pembelajaran sains pada umumnya dan Fisika pada khususnya di negara yang menggunakan bahasa Inggris berpusat pada buku ajar. Stinner menyimpulkan dari hasil penelitiannya di Amerika bahwa 90% guru sains menggunakan 90% waktu pembelajarannya dengan menggunakan satu buku ajar.

Buku ajar menjadi salah satu media pembelajaran yang sangat penting dalam dunia pendidikan di Indonesia, sehingga banyak pengarang dan penerbit yang menerbitkan buku ajar. Munculnya berbagai buku ajar yang beredar di pasaran membuat pemerintah bertindak melalui Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) untuk menilai kelayakan sebuah buku, sebagai buku teks pelajaran. Penilaian kelayakan buku ajar tersebut berdasarkan pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2007 tanggal 25 Juni 2007 tentang Penetapan Buku Teks Pelajaran yang Memenuhi Syarat Kelayakan untuk Digunakan dalam Proses Pembelajaran.

Buku ajar yang telah lolos seleksi BSNP belum menjamin bahwa buku tersebut tidak mengandung miskonsepsi. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Ruwanto (2011) menemukan bahwa terdapat miskonsepsi pada materi Fisika di dalam lima buku IPA yang telah diseleksi mutu dan kelayakannya oleh BNSP. Penelitian buku ajar yang dilakukan oleh Sujana (2009), juga menemukan bahwa terdapat miskonsepsi dalam BSE IPA kelas VII, VIII, dan IX yang digunakan siswa SMPN 213 Jakarta.

Miskonsepsi adalah suatu konsep yang tidak sesuai dengan konsep yang diakui oleh para ahli. Beberapa ahli lebih suka menggunakan istilah konsep

(16)

commit to user

alternatif, karena dengan istilah itu menunjukkan keaktifan dan peran siswa mengonstruksi pengetahuan mereka (Suparno, 2005: 8).

Miskonsepsi terdapat dalam semua bidang sains, seperti Fisika, Kimia, Biologi, dan Bumi Antariksa. Dalam bidang Fisika, semua sub bidang juga mengalami miskonsepsi seperti Mekanika, Termodinamika, Bunyi dan Gelombang, Optik, Listrik dan Magnet, dan Fisika Modern. Miskonsepsi ada yang mudah dibetulkan, tetapi ada yang sulit, terlebih bila konsep itu memang berguna dalam kehidupan yang nyata. Secara garis besar, penyebab miskonsepsi dapat dibagi menjadi lima kelompok, yaitu: siswa, pengajar, buku ajar, konteks, dan cara mengajar (Suparno, 2005: 8-29).

Pendapat Wandersee, Mintzes dan Novak yang dicuplik oleh Suparno (2005: 11) menjelaskan bahwa miskonsepsi terjadi dalam semua bidang Fisika. Dari 700 studi mengenai miskonsepsi yang terjadi dalam semua bidang Fisika, ada 300 yang meneliti miskonsepsi tentang Mekanika; 159 tentang Listrik; 70 tentang Panas, Optika, dan Sifat-sifat Materi; 35 tentang Bumi dan Antariksa; serta 10 studi mengenai Fisika Modern. Tampak bahwa miskonsepsi dalam bidang Mekanika banyak diteliti karena Mekanika merupakan bahan awal dalam pembelajaran di SMU.

Mempertimbangkan alasan-alasan yang telah diuraikan, maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis miskonsepsi buku ajar Fisika SMA yang telah lolos seleksi BNSP dan digunakan di salah satu rintisan sekolah bertaraf internasional. Adapun judul penelitian tersebut adalah “Analisis Miskonsepsi Buku Physics For Senior High School Year X (Bilingual) Karangan Purwoko Dan Fendi Pada Materi Semester I”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut,dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :

1. Buku ajar merupakan media pembelajaran utama yang dipergunakan oleh siswa di sekolah dan di rumah.

(17)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Terjadi miskonsepsi dalam bidang Fisika yang mencakup semua bidang, seperti Mekanika, Listrik, Panas, Optika, Sifat-sifat Materi, tentang Bumi dan Antariksa, serta Fisika Modern.

3. Penyebab miskonsepsi dapat dibagi menjadi lima kelompok, yaitu: siswa, pengajar, buku ajar, konteks, dan cara mengajar.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka dalam penelitian ini penulis membatasi masalah agar penelitian ini dapat mencapai tujuan, ruang lingkup, dan arahan yang jelas. Adapun pembatasan masalah tersebut adalah:

1. Buku ajar yang dianalisis miskonsepsinya adalah buku Fisika bilingual untuk SMA dan MA kelas X dengan judul Physics for Senior High School Year X (Bilingual) karangan Purwoko dan Fendi cetakan kedua tahun 2009 yang diterbitkan oleh Yudhistira.

2. Analisis miskonsepsi Fisika pada materi berbahasa Indonesia kelas X semester I meliputi: pengukuran, besaran dan satuan, besaran vektor, kinematika gerak lurus, gerak melingkar, dan dinamika gerak.

3. Analisis materi kelas X semester I dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang terdapat dalam silabus Fisika Dasar 1A yang berlandaskan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi dan Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan.

4. Bentuk miskonsepsi yang dianalisis berupa penggunaan konsep yang salah dan klasifikasi contoh-contoh yang salah.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah ada miskonsepsi pada setiap sub materi semester I dalam buku Physics for Senior High School Year X (Bilingual) karangan Purwoko dan Fendi, cetakan kedua tahun 2009 yang diterbitkan oleh Yudhistira?

(18)

commit to user

2. Berapa persentase miskonsepsi pada setiap sub materi semester I dalam buku Physics for Senior High School Year X (Bilingual) karangan Purwoko dan Fendi, cetakan kedua tahun 2009 yang diterbitkan oleh Yudhistira?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Miskonsepsi pada setiap sub materi semester I dalam buku Physics for Senior High School Year X (Bilingual) karangan Purwoko dan Fendi, cetakan kedua tahun 2009 yang diterbitkan oleh Yudhistira.

2. Persentase miskonsepsi pada setiap sub materi semester I dalam buku Physics for Senior High School Year X (Bilingual) karangan Purwoko dan Fendi, cetakan kedua tahun 2009 yang diterbitkan oleh Yudhistira.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Memberikan informasi kepada guru-guru SMA RSBI tentang adanya

miskonsepsi Fisika pada buku Physics for Senior High School Year X (Bilingual) karangan Purwoko dan Fendi pada materi semester I.

2. Memberikan wawasan tentang konsep yang benar pada materi semester I kelas X SMA dan MA yang meliputi materi Besaran dan Satuan, Kinematika Gerak, dan Dinamika Gerak.

3. Memberikan wawasan tentang materi yang berpotensi terjadi miskonsepsi pada materi semester I kelas X SMA dan MA yang meliputi materi Besaran dan Satuan, Kinematika Gerak, dan Dinamika Gerak.

4. Menjadi salah satu acuan dalam pemilihan dan pengambilan buku ajar Fisika

yang akan digunakan sebagai salah satu sumber informasi dalam proses pembelajaran.

5. Menjadi bahan acuan dalam penelitian lebih lanjut, sehingga dapat

memberikan sumbangan bagi upaya peningkatan mutu pendidikan, khususnya Fisika.

(19)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar, Konsep, dan Belajar Konsep

a. Belajar

Kata belajar merupakan sebuah istilah yang dapat digunakan untuk mengungkapkan suatu kegiatan. Banyak orang menganggap belajar adalah kegiatan membaca buku pelajaran, menghafal rumus atau teori, dan mengerjakan soal. Beberapa ahli telah mengemukakan pengertian belajar untuk menghindari kesalahpahaman dalam mendefinisikan belajar. Menurut Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI (2007: 328), belajar pada hakekatnya merupakan suatu usaha, suatu proses perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri individu sebagai hasil pengalaman atau hasil interaksinya dengan lingkungannya.

Pengertian belajar juga dinyatakan oleh Aunurrahman (2009: 35), menurutnya, belajar adalah suatu perubahan tingkah laku individu sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam suatu proses interaksi dengan lingkungannya. Prayitno menyatakan, “Belajar merupakan suatu upaya untuk menguasai sesuatu yang baru” (2009: 203).

Berdasarkan pendapat dari para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk menguasai sesuatu yang baru dan memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalamannya dalam proses interaksi dengan lingkungan. b. Konsep

Konsep didefinisikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 520) sebagai ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret. Menurut pendapat Rosser yang dikutip oleh Dahar (1989: 80) mengungkapkan bahwa konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili suatu kelas objek-objek, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan, atau hubungan-hubungan, yang mempunyai atribut-atribut yang sama.

(20)

commit to user

Mengenai definisi konsep, Van den Berg berpendapat, “Konsep merupakan abstraksi dari ciri-ciri sesuatu yang mempermudah komunikasi antar manusia dan yang memungkinkan manusia berpikir (bahasa adalah alat berpikir)” (1991: 8).

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa konsep adalah ide atau pengertian yang diabstrakkan mewakili suatu kelas

objek-objek, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan, atau

hubungan-hubungan, yang mempunyai atribut-atribut yang sama untuk mempermudah komunikasi antar manusia dan memungkinkan manusia berpikir.

c. Belajar Konsep

Terdapat perbedaan antara belajar dengan belajar konsep. Menurut teori perilaku Paulou yang dikutip oleh Dahar (1989: 83) bahwa perbedaan utama belajar konsep dengan belajar yang lain adalah dalam belajar konsep anak yang belajar memberikan suatu respon terhadap sejumlah stimulus. Dari teori kognitif Gagne yang dikutip oleh Dahar (1989: 84) dikatakan bahwa “pendekatan-pendekatan kognitif tentang belajar memusatkan pada proses perolehan konsep-konsep, sifat-sifat konsep, dan bagaimana konsep-konsep disajikan dalam struktur kognitif”.

Sementara itu dalam buku Miskonsepsi Fisika dan Remidiasi (Van den Berg, 1991: 10-11) dijelaskan bahwa mengajar konsep mempunyai tujuan agar siswa dapat :

1) Mendefinisikan konsep yang bersangkutan.

2) Menjelaskan perbedaan konsep yang bersangkutan.

3) Menjelaskan hubungan dengan konsep-konsep lain.

4) Menjelaskan arti konsep dalam kehidupan sehari-hari dan

menerapkannya dalam memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Dari penjelasan beberapa ahli tentang definisi belajar konsep tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar konsep merupakan suatu hubungan dari stimulus dan respon dengan memperhatikan proses perolehan konsep, sifat-sifat konsep, perbedaan konsep serta hubungan dengan konsep-konsep lain, dan bagaimana konsep-konsep disajikan dalam struktur kognitif.

(21)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Miskonsepsi a. Konsepsi

Van den Berg (1991) menyatakan, “Tafsiran perorangan terhadap suatu konsep ilmu disebut konsepsi” (hlm. 10). Misal inti konsep benda yang jatuh dari ketinggian tertentu dengan mengabaikan gaya gesek udara adalah tidak tergantung pada massa benda tetapi pada ketinggian dan besarnya percepatan gravitasi di tempat tersebut. Akan tetapi banyak siswa yang memiliki konsepsi berbeda, mereka cenderung menganggap benda yang lebih berat akan jatuh lebih cepat dibandingkan benda yang ringan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 746), konsepsi diartikan sebagai pengertian, pendapat, atau paham. Dapat disimpulkan bahwa konsepsi adalah pengertian atau pendapat seseorang terhadap suatu konsep ilmu. b. Miskonsepsi

Pendapat beberapa ahli tentang definisi miskonsepsi adalah:

1) Menurut Fowler (1987) yang dikutip Suparno (2005: 5) miskonsepsi yaitu pengertian yang tidak akurat akan konsep, penggunaan konsep yang salah, klasifikasi contoh-contoh yang salah, kekacauan konsep-konsep yang berbeda, dan hubungan hirarkis konsep-konsep-konsep-konsep yang tidak benar.

2) Menurut Suparno (2005: 4) miskonsepsi atau salah konsep menunjuk

pada suatu konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima para pakar dalam bidang itu. Bentuk miskonsepsi dapat berupa konsep awal, kesalahan, hubungan yang tidak benar antara konsep-konsep, gagasan intuitif atau pandangan yang naif.

3) Menurut Van den Berg (1991: 10), miskonsepsi didefinisikan sebagai pertentangan atau ketidakcocokan konsep yang dipahami seseorang dengan konsep yang di pakai oleh pakar ilmu yang bersangkutan.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli tentang pengertian miskonsepsi, dapat disimpulkan bahwa miskonsepsi adalah suatu konsep yang tidak

(22)

commit to user

sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang dipakai/diterima oleh pakar ilmu yang bersangkutan. Bentuk miskonsepsi dapat berupa konsep awal, penggunaan konsep yang salah, klasifikasi contoh-contoh yang salah, hubungan hirarkis konsep-konsep yang tidak benar serta gagasan intuitif atau pandangan yang naif.

c. Penyebab Miskonsepsi

Suparno (2005: 29) menyatakan bahwa secara umum faktor penyebab miskonsepsi Fisika dapat diringkas dalam lima kelompok, yaitu berasal dari siswa, pengajar, buku teks, konteks, dan cara mengajar. Penyebab miskonsepsi menurut Suparno (2005: 53) dapat disajikan pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Penyebab Miskonsepsi Siswa

Sebab

Utama Sebab Khusus

Siswa Prakonsepsi, pemikiran asosiatif, pemikiran humanistik, reasoning

yang tidak lengkap, intuisi yang salah, tahap perkembangan kognitif siswa, kemampuan siswa, minat belajar siswa

Pengajar Tidak menguasai bahan, bukan lulusan dari bidang ilmu fisika, tidak membiarkan siswa mengungkapkan gagasan/ide, relasi guru-siswa tidak baik

Buku Teks

Penjelasan keliru, salah tulis terutama dalam rumus, tingkat penulisan buku terlalu tinggi bagi siswa, tidak tahu membaca buku teks, buku fiksi dan kartun sains sering salah konsep karena alasan menariknya yang perlu,

Konteks Pengalaman siswa, bahasa sehari-hari berbeda, teman diskusi

yang salah, keyakinan dan agama, penjelasan orang tua/orang lain yang keliru, konteks hidup siswa (tv, radio, film yang keliru, perasaan senang tidak senang, bebas atau tertekan.

Cara Mengajar

Hanya berisi ceramah dan menulis, langsung ke dalam bentuk matematika, tidak mengungkapkan miskonsepsi, tidak mengoreksi PR, model analogi yang diapakai kurang tepat, model demonstrasi sempit, dll

(23)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

d. Miskonsepsi dalam Fisika

Miskonsepsi terjadi hampir pada setiap jenjang pendidikan, seperti yang disampaikan oleh Odom (1993), “Numerous misconception have been detected among elementary, secondary, and college students” (hlm. 468). Menurut Arthur Louis Odom, miskonsepsi terjadi pada pendidikan tingkat sekolah dasar, sekolah menengah hingga tingkat perguruan tinggi.

Miskonsepsi banyak terjadi dalam bidang Fisika. Wandersee, Mintzes, dan Novak (1994), dalam artikelnya mengenai Research on alternative Conceptions in Science, menjelaskan bahwa konsep alternatif terjadi dalam semua bidang Fisika. Dari 700 studi mengenai konsep alterantif bidang Fisika, ada 300 yang meneliti tentang miskonsepsi dalam Mekanika; 159 tentang Listrik; 70 tentang Panas, Optika, dan Sifat-sifat Materi; 35 tentang Bumi dan Antariksa; serta 10 studi mengenai Fisika Modern (Suparno, 2005: 11).

Miskonsepsi dalam Mekanika banyak diteliti karena Mekanika merupakan materi awal pada tingkat SMU dan perguruan tinggi. Beberapa miskonsepsi dalam Mekanika disebabkan oleh buku ajar. Misalnya pada pengertian kecepatan sesaat dan percepatan sesaat yang sulit dimengerti oleh siswa karena banyak buku yang menjelaskannya dengan pengertian limit yang masih sulit bagi siswa SMU.

Miskonsepsi dalam Mekanika juga terjadi pada materi Vektor. Aguirre (1988) yang dikutip oleh Suparno (2005: 13) mengemukakan bahwa banyak siswa menganggap dua kecepatan tidak dapat mempengaruhi benda pada waktu yang bersamaan. Menurut siswa, kecepatan bekerja secara berurutan. Siswa belum mengerti bahwa dua kecepatan dapat bekerja bersamaan dan mempengaruhi benda secara Vektor.

Miskonsepsi pada materi Gaya diungkapkan oleh Arons yang dikutip oleh Suparno (2005: 15). Arons mengungkapkan bahwa beberapa siswa memandang gaya sebagai suatu dorongan atau tarikan yang harus dikerjakan oleh kegiatan otot. Bagi siswa, suatu benda yang tidak bergerak atau diam, tidak mempunyai gaya yang bekerja padanya.

(24)

commit to user

Miskonsepsi tentang hukum Newton diungkapkan oleh Brown yang dikutip oleh Suparno (2005: 16). Brown mengatakan bahwa siswa percaya benda yang berat akan jatuh lebih cepat daripada benda yang ringan jika terjadi gerak jatuh bebas karena benda yang berat mempunyai gaya lebih besar daripada yang ringan. Hal ini tidak sesuai dengan konsep Newton yang menyatakan bahwa gaya muncul dari interaksi benda-benda.

3. Buku Ajar

a. Pengertian Buku Ajar

Buku ajar berperan sebagai sarana penting untuk menyampaikan informasi dan pesan-pesan tertulis kepada siswa dalam proses belajar mengajar. Stinner (1992) menyatakan, “Science teaching, in general, and physics, in particular, have been a textbook-centered enterprise in the English-speaking world since the 1820s” (Soyibo, 1995: 344). Buku ajar telah menjadi pusat pengajaran dalam kegiatan pembelajaran sains pada umumnya dan Fisika pada khususnya sejak tahun 1820.

Definisi buku ajar menurut beberapa ahli antara lain:

1) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 230), buku adalah lembar kertas yang berjilid berisi tulisan atau kosong. Buku ajar adalah buku yang isinya menguraikan atau menjelaskan suatu bidang ilmu pengetahuan.

2) Muslich (2010: 50) mengemukakan bahwa buku teks atau buku

pelajaran ialah buku yang berisi uraian bahan tentang mata pelajaran atau bidang studi tertentu, yang disusun secara sistematis dan telah diseleksi berdasarkan tujuan tertentu, orientasi pembelajaran, dan perkembangan siswa, untuk diasimilasikan.

3) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11 Tahun 2005 (2005:

1) menjelaskan bahwa buku teks (buku pelajaran) adalah buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan

(25)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, serta potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan. Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa buku ajar adalah buku yang berisi uraian materi suatu bidang ilmu pengetahuan yang disusun secara sistematis dan digunakan sebagai buku acuan di sekolah dan disusun berdasarkan standar nasional pendidikan.

b. Karakteristik Buku Ajar

Karakteristik umum buku ajar diungkapkan oleh Muslich (2010: 60). Menurutnya, karakteristik buku ajar secara umum merupakan karya tulis ilmiah, sosok buku teks sama dengan sosok karya tulis ilmiah pada umumnya. Kesamaan ini terlihat pada hal-hal berikut:

1) Segi isi

Buku ajar berisi serangkaian pengetahuan atau informasi yang bisa dipertanggungjawabkan keilmiahannya.

2) Segi sajian

Materi yang terdapat dalam dalam buku ajar diuraikan dengan mengikuti pola penalaran tertentu, sebagaimana pola penalaran dalam sajian ilmiah, yaitu pola penalaran induktif, deduktif, atau campuran (kombinasi induktif-deduktif).

3) Segi format

Buku ajar mengikuti konvensi buku ilmiah, baik pola penulisan, pola pengutipan, pola pembagian, maupun pola pembahasan.

Selain karakteristik umum, Muslich (2010: 61-62) menyatakan:

Buku ajar juga mempunyai karakteristik khusus yang berbeda dengan buku ilmiah pada umumnya. Karakteristik khusus itu terlihat sebagai berikut: 1) Buku ajar disusun berdasarkan pesan kurikulum pendidikan.

2) Buku ajar memfokuskan ke tujuan tertentu. 3) Buku ajar menyajikan bidang pelajaran tertentu. 4) Buku ajar berorientasi kepada kegiatan belajar siswa.

5) Buku ajar dapat mengarahkan kegiatan mengajar guru di kelas.

6) Pola sajian buku ajar disesuaikan dengan perkembangan intelektual siswa sasaran.

7) Gaya sajian buku ajar dapat memunculkan kreativitas siswa dalam belajar.

(26)

commit to user

c. Kriteria Buku Ajar

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 41 tahun 2007, disebutkan bahwa salah satu persyaratan pelaksanaan pembelajaran adalah buku ajar pembelajaran yang meliputi:

1) Buku ajar pelajaran yang akan digunakan oleh sekolah/madrasah dipilih melalui rapat guru dengan pertimbangan komite sekolah/madrasah dari buku-buku teks pelajaran yang ditetapkan oleh menteri.

2) Rasio buku ajar pelajaran untuk peserta didik adalah 1:1 tiap mata pelajaran.

3) Selain buku teks pelajaran, guru menggunakan buku panduan guru, buku

pengayaan, buku referensi dan sumber belajar lainnya.

4) Guru membiasakan peserta didik menggunakan buku-buku dan sumber belajar lain yang ada di perpustakaan sekolah/madrasah.

(Suparno, 2009: 88-108) Menurut Gwynn dan Chase dalam Ansyor (1991) yang dikutip oleh Subiyarti (2001: 10), kriteria buku ajar yang dapat digunakan adalah:

1) Sesuai dengan filsafat bangsa.

2) Mencakup materi belajar yang cukup luas.

3) Memuat pesan dan tingkat kesulitan bahasa yang sesuai dengan tingkat kematangan siswa.

4) Memuat latihan dan review materi pelajaran yang memadai. 5) Peduli terhadap pertumbuhan.

d. Analisis Miskonsepsi Buku Ajar

Buku ajar memuat materi mengenai suatu bidang ilmu pengetahuan tertentu. Di dalam materi tersebut terdapat konsep-konsep beserta penjelasan, contoh serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari agar siswa dapat memahami materi yang disampaikan di dalam buku ajar. Konsep-konsep di dalam buku ajar tersebut harus sesuai dengan konsep para ahli sehingga perlu dilakukan analisis konsep di dalam buku ajar.

Menurut Sitepu (2005: 121) hal-hal yang perlu dianalisis berkaitan dengan kebenaran konsep dalam buku ajar antara lain:

1) Apakah sesuai dengan cakupan (ontologi) disiplin ilmu yang

bersangkutan?

2) Apakah lengkap untuk mencapai kompetensi yang dikehendaki?

3) Apakah kebenaran konsep dapat dipertanggungjawabkan dari ilmu yang

(27)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4) Apakah konsep-konsep yang disampaikan masih relevan dengan keadaan

sekarang?

Suparno (2009: 114) menyatakan ada beberapa pertanyaan dan hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisis miskonsepsi buku ajar Fisika SMA. Beberapa pertanyaan itu antara lain:

1) Apakah konsep utamanya benar?

2) Apakah rumus-rumus ditulis secara benar?

3) Apakah gambar, tabel, ilustrasi, dan skema yang digunakan benar? 4) Apakah satuan, ketepatan, dan ketentuan-ketentuan lain ditulis secara

benar?

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian mengenai analisis miskonsepsi pada buku ajar telah dilakukan oleh beberapa ahli dengan aspek tinjauan yang berbeda-beda. Penelitian-penelitian tersebut menjadi salah satu referensi penulis dalam penelitian ini.

Penelitian buku ajar yang berjudul “Analisis Buku Ajar pelengkap Kimia SMU Kelas III yang Beredar di DIY TAhun Ajaran 2000/2001 Ditinjau Dari Kesalahan Konsepnya” oleh Subiyarti (2001). Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa presentase salah konsep dalam empat buah buku ajar pelengkap Kimia SMU kelas III berturut-turut: 2, 25%, 1,12%, 1,12%, dan 2,25%. Terdapat kesalahan lain yang berupa: kesalahan kelengkapan dan keberadaan konsep dan sub konsep sebanyak 4,21%; kesalahan kelengkapan materi sebanyak 10%; dan kesalahan pengetikan sebanyak 12 buah.

Penelitian buku ajar berjudul “Identifikasi Kesalahan dan Miskonsepsi Buku Teks Biologi SMU” oleh Adisendjaja & Romlah (2007). Materi yang diteliti dalam penelitian ini adalah: Struktur dan Fungsi Sel, Struktur Tumbuhan, Sistem Koordinasi, Metabolisme Sel, Bioteknologi, Reproduksi Sel, dan Biogeografi. Hasil penelitian menunjukkan buku teks Biologi SMU memiliki miskonsepsi 11% dan diperlukan konsep alternatif 25%. Setelah diuji cobakan kepada siswa hasilnya sebagian kecil siswa (<25%) terpengaruh oleh kesalahan konsep-konsep di dalam buku ajar.

(28)

commit to user

Penelitian buku ajar berjudul “Analisis Keterbacaan Isi Buku Ajar Fisika SMP Kelas VII Dengan Formula SMOG (Simple Measure of Googlegook) dan Kemungkinan Miskonsepsi Yang Muncul” oleh Jafri (2009), menyimpulkan tingkat keterbacan teks pada 2 buku ajar Fisika SMP kelas VII sangat sukar sehingga siswa kurang dapat memahami konsep Fisika yang terdapat dalam buku secara mandiri. Kemungkinan miskonsepsi yang muncul adalah ketidaksesuaian antara tulisan, konsep, pengertian, gambar, istilah, dan kosakata dalam Fisika dengan pemahaman dan pengertian para fisikawan.

Penelitian buku ajar dengan judul “Hubungan Antara Miskonsepsi pada Buku Ajar yang Digunakan Siswa Di SMPN 213 Jakarta dengan Upaya yang Dilakukan Guru dalam Mengatasi Hal Tersebut” oleh Sujana (2009), menyimpulkan bahwa terdapat miskonsepsi dalam BSE IPA kelas VII, VIII, IX yang digunakan siswa di SMPN 213 Jakarta. Beberapa kekurangan pada buku BSE yaitu: minim akan isi dan materi, bahasa kurang bagus, gambar kurang komunikatif, keterangan pada gambar-gambar kurang lengkap, dan contoh soal kurang berbobot.

Penelitian buku ajar yang berjudul “Kesalahan Konsep Fisika dalam Buku Sekolah Elektronik (BSE) untuk SMP” oleh Ruwanto (2011) yang menyimpulkan bahwa terdapat miskonsepsi pada 5 BSE telah lolos penilaian

Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) dan hak

ciptanya telah dibeli oleh pemerintah. BSE tersebut telah dinilai mutu dan kelayakannya oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tetapi masih ditemukan miskonsepsi pada materi Fisika di dalamnya.

C. Kerangka Berfikir

Buku ajar berperan penting dalam penyelenggaraan proses pembelajaran sebagai salah satu sarana sumber belajar yang utama, efektif, dan efisien. Buku ajar yang baik adalah yang telah memenuhi kriteria-kriteria tertentu, antara lain materi yang termuat di dalamnya menunjang pencapaian tujuan pembelajaran dan memuat konsep-konsep yang benar sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Salah satu penyebab terjadinya miskonsepsi dalam pembelajaran Fisika adalah buku ajar

(29)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang digunakan mengandung miskonsepsi. Beberapa buku ajar yang beredar di pasaran masih memiliki kemungkinan terdapat kesalahan penulisan dan miskonsepsi di dalamnya. Meskipun demikian tidak semua buku ajar Fisika yang beredar saat ini mengandung miskonsepsi didalamnya.

Materi yang dibahas pada buku ajar Fisika SMA/MA kelas X pada semester I yaitu Pengukuran, Vektor, Gerak (Gerak Lurus Beraturan, Gerak Lurus Berubah Beraturan, Gerak Jatuh Bebas, Gerak Melingkar), dan Hukum Newton. Pada rinstisan sekolah bertaraf internasional, materi yang diajarkan pada kelas X semester I tidak jauh berbeda dengan materi pada sekolah umum, hanya saja disajikan dalam dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

Seorang guru Fisika sebagai tenaga profesional harus mampu menyampaikan materi pelajaran Fisika dengan baik dan dituntut untuk dapat memilih buku ajar yang sesuai sebagai sumber belajar, sehingga tujuan pembelajaran Fisika dapat tercapai. Standar isi mata pelajaran Fisika memuat pokok bahasan materi Fisika yang harus dikuasai siswa. Pokok bahasan materi tersebut kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam buku ajar Fisika.

Mutu buku ajar dilihat dari materi pelajaran yang termuat di dalamnya. Oleh karena itu, perlu diteliti tentang konsep-konsep yang ada di dalam buku ajar, apakah konsep sudah benar atau terjadi miskonsepsi. Apabila dalam buku ajar Fisika terjadi miskonsepsi, maka berakibat pengetahuan siswa tentang konsep tersebut dan konsep lain yang terkait juga salah. Hal ini dapat mengakibatkan rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Fisika.

Oleh karena itu dengan adanya berbagai buku ajar Fisika SMA khususnya kelas X materi semester I, perlu diteliti apakah buku tersebut sudah memenuhi syarat sebagai sumber belajar atau belum. Kerangka penelitian dapat ditunjukkan dalam paradigma penelitian pada Gambar 2.1.

(30)

commit to user

Gambar 2.1. Diagram Paradigma Penelitian

Pemilihan buku ajar fisika SMA/MA

kelas X

Kesimpulan Analisis data Wawancara Penilaian tim ahli Pembuatan instrumen Identifikasi konsep-konsep

dalam buku

(31)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di perpustakaan UNS serta perpustakaan FKIP untuk memperoleh buku sains sebagai studi pustaka yang relevan mengenai konsep dalam Fisika. Penelitian ini dilaksanakan secara bertahap mulai bulan Agustus 2011 sampai dengan September 2012.

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Fenomenologi merupakan pandangan berfikir yang menekankan pada pengalaman, pandangan, nilai, konsep, dan interpretasi terhadap sesuatu. Melalui pendekatan fenomenologi, dapat dipahami konsep-konsep secara objektif sehingga tidak ada kesalahan dalam penafsiran suatu konsep yang diteliti.

Penelitian deskriptif kualitatif dilakukan dengan cara mendeskripsikan data apa adanya dan menjelaskan data atau kejadian dengan kalimat-kalimat penjelasan secara kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif memberikan penafsiran terhadap data yang diperoleh secara rasional dan objektif, kemudian menggambarkan hubungan antara variabel yang satu dengan variabel lain yang diteliti agar dapat menggambarkan fenomena yang ada secara lebih konkret dan terperinci.

C. Data dan Sumber Data

Data pada penelitian ini adalah konsep-konsep Fisika yang terdapat dalam buku ajar dengan judul Physics for Senior High School Year X (Bilingual) karangan Purwoko dan Fendi, cetakan kedua tahun 2009 yang diterbitkan oleh Yudhistira pada semester I.

(32)

commit to user

Sumber data penelitian ini adalah buku ajar Fisika SMA kelas X dengan judul Physics for Senior High School Year X (Bilingual) karangan Purwoko dan Fendi, cetakan kedua tahun 2009 yang diterbitkan oleh Yudhistira.

D. Teknik Sampling

Teknik sampling yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling atau pengambilan sampel karena pertimbangan tertentu. Pengambilan sampel berupa konsep dalam buku ajar Fisika SMA kelas X dengan judul Physics for Senior High School Year X (Bilingual) karangan Purwoko dan Fendi yang diterbitkan oleh Yudhistira, dilakukan berdasarkan pertimbangan bahwa buku tersebut telah lolos uji BNSP, serta dipergunakan oleh salah satu rintisan sekolah bertaraf internasional tempat dilaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL). Konsep yang diteliti adalah konsep-konsep pada materi semester I buku tersebut dengan pertimbangan bahwa konsep-konsep tersebut merupakan konsep dasar yang sangat diperlukan untuk memahami konsep-konsep Fisika selanjutnya di tingkat SMA.

E. Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah suatu kegiatan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan dan dapat diolah menjadi suatu data yang dapat disajikan sesuai dengan masalah yang dihadapi dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka dan wawancara.

a. Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan kajian teoritis yang bertujuan untuk menelusuri dan mencari dasar-dasar yang berkaitan erat dengan penelitian secara teori. Dalam penelitian ini dilakukan survey terhadap data, menelusuri literatur yang ada serta menelaahnya secara tekun merupakan kerja kepustakaan yang sangat diperlukan.

(33)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Beberapa sumber informasi yang dapat digunakan peneliti sebagai bahan studi kepustakaan antara lain :

1) Jurnal Penelitian

Jurnal penelitian yang digunakan sebagai studi pustaka dalam penelitian ini adalah jurnal internasional dan jurnal nasional yang berhubungan dengan miskonsepsi buku ajar. Salah satu jurnal internasional yang dipergunakan dalam penelitian ini berjudul Action Potentials and Biology Textbooks: Accurate, Misconceptions or Avoidance yang ditulis oleh Arthur Louis Odom.

2) Laporan Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang ada dan subtansi lainnya dalam hasil penelitian dapat diambil sebagai acuan kepustakaan. Salah satu hasil penelitian yang digunakan sumber acuan adalah hasil penelitian Bambang Ruwanto.

3) Buku

Buku yang digunakan sebagai sumber acuan kepustakaan dalam penelitian ini yaitu buku Fisika universitas yang mempunyai konsep-konsep Fisika yang benar untuk materi kelas X semester I.

4) Internet

Situs-situs internet yang digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan analisis miskonsepsi buku ajar.

b. Teknik Wawancara

Metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif yang sering digunakan adalah wawancara. Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan untuk memperoleh informasi. Teknik wawancara dilakukan secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan kepada responden. Responden dalam hal ini adalah narasumber. Narasumber dalam penelitian ini adalah tim ahli Fisika yang meliputi dosen-dosen Fisika dan penulis buku yang diteliti.

Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tak berstruktur. Wawancara tak berstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang

(34)

commit to user

telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan berupa tabel yang memuat konsep-konsep dari buku ajar yang diteliti.

Ada enam langkah dalam penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, yaitu:

1) Menetapkan kepada siapa wawancara dilakukan.

2) Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan

pembicaraan dalam wawancara.

3) Melangsungkan wawancara.

4) Menuliskan hasil wawancara kedalam catatan lapangan.

5) Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh.

6) Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi. Lembar observasi ini berupa tabel analisis miskonsepsi yang berisi konsep dari buku ajar yang diteliti dan konsep yang benar dari hasil studi pustaka dan penilaian tim ahli Fisika.

F. Uji Validitas Data

Teknik yang digunakan untuk memeriksa validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu. Data yang diperoleh dibandingkan dengan buku referensi untuk diidentifikasi adanya miskonsepsi atau tidak. Hasil identifikasi data dinilai oleh tim ahli yang dilakukan dengan teknik wawancara. Kemudian dilakukan wawancara dengan pengarang buku yang diteliti.

(35)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Skema triangulasi yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut:

Gambar 3.1. Skema Triangulasi dengan Tiga Teknik Pengumpulan Data

G. Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif kualitatif. Analisis ini dilakukan untuk mengidentifikasi adanya miskonsepsi pada buku ajar dengan judul Physics for Senior High School Year X (Bilingual) karangan Purwoko dan Fendi, cetakan kedua tahun 2009 yang diterbitkan oleh Yudhistira. Model interaktif dalam analisis data ditunjukkan pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Komponen dalam Analisis Data (Interactive Model)

1. Tahap Pengumpulan Data (Data Collection)

Tahap pengumpulan data atau informasi dilaksanakan melalui dua cara, yaitu dengan studi pustaka dan penilaian tim ahli dari setiap konsep yang diteliti. Konsep-konsep Fisika yang terdapat dalam buku ajar Fisika SMA khususnya buku ajar dengan judul Physics for Senior High School Year X

Wawancara

Penilaian Tim Ahli Studi Pustaka

Data collection

Conclusions : drawing/verifying

Data display Data reduction

(36)

commit to user

(Bilingual) karangan Purwoko dan Fendi, cetakan kedua tahun 2009 yang diterbitkan oleh Yudhistira dibandingkan dengan konsep yang terdapat di dalam buku Fisika yang digunakan di perguruan tinggi. Hasil perbandingan tersebut kemudian dinilai oleh tim ahli. Setelah diperoleh data yang dibutuhkan, tahap analisis data dilanjutkan pada tahap reduksi data.

2. Tahap Reduksi Data (Data Reduction)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan. Tahap reduksi data melibatkan tim ahli dalam memilah data yang diperlukan.

Data yang diperoleh dari hasil perbandingan konsep-konsep dalam buku ajar Fisika SMA dengan judul Physics for Senior High School Year X (Bilingual) karangan Purwoko dan Fendi yang diterbitkan oleh Yudhistira dengan buku acuan studi pustaka serta penilaian tim ahli, kemudian

dikelompokkan konsep yang mengalami miskonsepsi. Setelah

pengelompokkan data, selanjutnya data ditabulasikan untuk dihitung persentase miskonsepsi dari buku tersebut.

3. Tahap Penyajian Data (Data Display)

Setelah mereduksi data, tahap analisis berikutnya yaitu penyajian data. Data yang didapat dari hasil penelitian ini dianalisis dengan cara deskriptif tanpa statistik dengan jalan menganalisis setiap konsep yang mengalami miskonsepsi untuk diambil kesimpulan. Contoh penyajian data dalam bentuk tabel dapat dilihat pada Tabel 3.1.

(37)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 3.1 Hasil Analisis Miskonsepsi dalam Buku Ajar dengan Judul Physics for Senior High School Year X (Bilingual) karangan Purwoko dan Fendi, Cetakan Kedua Tahun 2009 pada Materi Semester I

Bab. I Besaran dan Satuan

Tabel 3.1 di atas juga berlaku untuk sub materi semester I kelas X SMA yang lain yaitu Kinematika Gerak dan Dinamika Gerak. Setelah penyajian data dalam bentuk tabel hasil identifikasi miskonsepsi pada buku ajar dengan judul Physics for Senior High School Year X (Bilingual) karangan Purwoko dan Fendi, cetakan kedua tahun 2009 yang diterbitkan oleh Yudhistira, kemudian dihitung jumlah jumlah konsep buku teks yang benar, jumlah miskonsepsi buku, dan disertai konsep yang berasal dari buku acuan dalam studi pustaka. Kemudian jumlah miskonsepsi yang telah ditemukan dihitung besar persentase miskonsepsinya. Setelah dilakukan perhitungan tersebut kemudian data disajikan dalam bentuk tabel persentase miskonsepsi pada buku ajar dengan judul Physics for Senior High School Year X (Bilingual) karangan Purwoko dan Fendi, yang diterbitkan oleh Yudhistira. Perhitungan persentase miskonsepsi buku ajar sebagai berikut: % 100 n x P   Keterangan:

P = Persentase miskonsepsi buku ajar x = Jumlah miskonsepsi buku ajar

n = Jumlah total konsep dalam buku ajar

Pokok Bahasan Konsep Berdasarkan Silabus Penjabaran Konsep Buku Ajar yang diteliti

Halaman/ Alenia/ Baris Kete-rangan Konsep Berdasarkan Studi Pustaka dan Tim Ahli 1. 2. 3. 4. dst.

(38)

commit to user

Contoh tabel penyajian data untuk jumlah persentase miskonsepsi buku adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2. Persentase Hasil Analisis Miskonsepsi Buku Physics for Senior High School Year X (Bilingual) karangan Purwoko dan Fendi, Cetakan Kedua Tahun 2009 pada Materi Semester I

No

. Materi

Jumlah Konsep

Miskonsepsi dalam Buku Ajar

Jumlah Persentase

1. Pengukuran

2. Besaran Skalar dan Vektor 3. Gerak Lurus

4. Gerak Melingkar 5. Dinamika Gerak

Jumlah Total

4. Tahap Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi (Conclusions Drawing/

Verifying)

Langkah terakhir dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian dilaksanakan.

H. Prosedur Penelitian

Penelitian diawali dengan proses pemilihan buku ajar Fisika SMA kelas X. Buku ajar Fisika SMA kelas X yang diteliti adalah buku ajar dengan judul Physics for Senior High School Year X (Bilingual) karangan Purwoko dan Fendi, cetakan kedua tahun 2009 yang diterbitkan oleh Yudhistira. Konsep yang diteliti adalah konsep-konsep Fisika di dalam buku tersebut pada materi semester I.

Konsep-konsep Fisika di dalam buku Physics for Senior High School Year X (Bilingual) pada materi semester I diidentifikasi sesuai dengan silabus berdasarkan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi dan Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang standar kompetensi lulusan.

(39)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Konsep-konsep tersebut disajikan dalam bentuk tabel dan dibandingkan dengan konsep berdasarkan buku acuan studi pustaka.

Instrumen penelitian berupa tabel yang berisi perbandingan konsep-konsep dari buku ajar yang diteliti dengan konsep-konsep-konsep-konsep dari buku acuan studi pustaka kemudian dinilai oleh tim ahli untuk mengetahui ada atau tidak miskonsepsi. Konsep yang mengalami miskonsepsi menjadi bahan utama dalam wawancara dengan penulis buku. Prosedur penelitian selanjutnya adalah analisis data hingga penarikan kesimpulan.

Gambar 3.3 Bagan Prosedur Penelitian

Pemilihan buku ajar Fisika SMA/MA

kelas X

Kesimpulan Analisis data Wawancara Penilaian tim ahli Pembuatan instrumen Identifikasi konsep-konsep

dalam buku

(40)

commit to user

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah konsep-konsep Fisika yang terdapat dalam buku ajar dengan judul Physics for Senior High School Year X (Bilingual) karangan Purwoko dan Fendi, cetakan kedua tahun 2009 yang diterbitkan oleh Yudhistira pada semester I. Materi yang diteliti meliputi materi Besaran dan Satuan, Gerak, dan Dinamika Gerak. Materi besaran dan satuan terdiri dari dua pokok bahasan, yaitu Pengukuran serta Besaran Skalar dan Besaran Vektor. Materi gerak juga terdiri dari dua pokok bahasan, yaitu Gerak Lurus dan Gerak Melingkar.

B. Deskripsi Temuan Penelitian

Analisis buku ajar Fisika yang diteliti terdapat dalam lampiran. Berdasarkan analisis miskonsepsi buku ajar yang diteliti, dapat dihitung besarnya persentase miskonsepsi. Berikut ini disajikan deskripsi data tentang persentase miskonsepsi pada buku ajar Fisika yang diteliti pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Persentase Hasil Analisis Miskonsepsi Buku Physics for Senior High School Year X (Bilingual) karangan Purwoko dan Fendi Cetakan Kedua Tahun 2009 pada Materi Semester I

No. Materi Jumlah

Konsep

Miskonsepsi Buku Ajar

Jumlah Persentase

6. Pengukuran 39 2 5,13%

7. Besaran Skalar dan Besaran Vektor 15 − −

8. Gerak Lurus 29 2 6,89%

9. Gerak Melingkar 17 − −

10. Dinamika Gerak 27 4 14,81%

Selain menganalisis miskonsepsi pada buku ajar, juga mengidentifikasi keterangan lainnya meliputi: konsep benar, konsep tidak lengkap, konsep tidak ada, salah ketik, penambahan gambar, penambahan keterangan gambar, dan

(41)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

penulisan perumusan dibetulkan. Hasil identifikasi keterangan-keterangan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Rangkuman Hasil Perhitungan Identifikasi Keterangan lain Buku Ajar yang Diteliti No . Materi Jumlah Konsep JUMLAH KB KTL KTA SK PG PKG PPD 1.Pengukuran 39 29 6 3 3 2 2 −

2. Besaran Skalar dan

Besaran Vektor 15 12 2 1 1 2 − − 3. Gerak Lurus 29 24 1 2 2 − − − 4. Gerak Melingkar 17 11 1 5 1 − − − 5. Dinamika Gerak 27 22 − 1 − − 3 1 JUMLAH 127 98 10 12 7 4 5 1 Keterangan: KB : Konsep Benar

KTL : Konsep Tidak Lengkap

KTA : Konsep Tidak Ada

SK : Salah Ketik

PG : Penambahan Gambar

PKG : Penambahan Keterangan Gambar

PPD : Penulisan Perumusan Dibetulkan

C. Pembahasan

Berdasarkan Tabel 4.1, diketahui bahwa dari lima materi Fisika semester I kelas X pada buku ajar yang diteliti, terdapat dua materi yang konsepnya tidak mengandung miskonsepsi dan tiga materi yang beberapa konsepnya mengandung miskonsepsi.

Dua materi yang konsepnya tidak mengandung miskonsepsi dalam buku ajar yang diteliti yaitu materi Besaran Skalar dan Besaran Vektor serta materi Gerak Melingkar. Tiga materi yang beberapa konsepnya mengandung miskonsepsi yaitu, materi Pengukuran, Gerak Lurus, dan Dinamika Gerak.

Pembahasan analisis miskonsepsi setiap materi dalam buku ajar yang diteliti sebagai berikut:

(42)

commit to user Materi I. Pengukuran

Konsep berdasarkan silabus pada materi Pengukuran berjumlah 39. Materi Pengukuran dalam buku ajar Fisika yang diteliti diperoleh 2 konsep yang miskonsepsi dengan persentase miskonsepsi sebesar 5,13%. Dua konsep yang miskonsepsi tersebut, yaitu: Aspek-Aspek Pengukuran dan Peraturan dan Memberi Contoh dalam Penulisan Angka Penting. Berikut analisis miskonsepsi kedua konsep dalam materi Pengukuran pada buku ajar yang diteliti:

1. Konsep Aspek-Aspek Pengukuran

Penjabaran konsep Aspek-Aspek Pengukuran pada buku ajar yang diteliti tertulis:

Posisi nol yang tidak tepat bisa diatasi dengan mengkalibrasi alat atau menyesuaikan hasil pengukuran dengan posisi nol tersebut.

Berdasarkan studi pustaka dan penilaian tim ahli Fisika, penjabaran konsep Aspek-Aspek Pengukuran pada buku ajar yang diteliti dinyatakan miskonsepsi. Konsep yang benar adalah posisi nol alat yang tidak tepat dapat diatasi dengan memutar tombol zero adjustment agar alat tepat menunjuk posisi nol. Mengkalibrasi alat adalah menyesuaikan alat ukur dengan standarnya, bukan memposisikan penunjuk di posisi nol secara tepat.

2. Konsep Peraturan dan Memberi Contoh dalam Penulisan Angka Penting

Penjabaran konsep Peraturan dan Memberi Contoh dalam Penulisan Angka Penting pada buku ajar yang diteliti tertulis:

c. Angka nol disebelah kanan angka bukan nol termasuk angka penting, kecuali jika terdapat penjelasan khusus, misalnya berupa garis dibawah angka terakhir yang masih dianggap penting

Contoh:

90 m → dua angka penting 78,0 g → tiga angka penting 552130 g → lima angka penting

Berdasarkan studi pustaka dan penilaian tim ahli Fisika, penjabaran konsep Peraturan dan Memberi Contoh dalam Penulisan Angka Penting pada poin

(43)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(c) pada buku ajar yang diteliti dinyatakan miskonsepsi karena tidak sesuai dengan konsep yang berlaku pada umumnya. Konsep yang berlaku pada umumnya adalah angka nol pada akhir angka tanpa adanya tanda desimal (koma) adalah ambigu dan tidak dianggap sebagai angka penting.

Materi II. Besaran Skalar dan Besaran Vektor

Konsep berdasarkan silabus pada materi Besaran Skalar dan Besaran Vektor berjumlah 15. Pada materi Besaran Skalar dan Besaran Vektor dalam buku ajar Fisika yang diteliti, tidak terdapat miskonsepsi.

Materi III. Gerak Lurus

Konsep berdasarkan silabus pada materi Gerak Lurus berjumlah 29. Materi Gerak Lurus pada buku ajar Fisika yang diteliti diperoleh 2 konsep yang miskonsepsi dengan persentase miskonsepsinya sebesar 6,89%. Dua konsep yang miskonsepsi dalam bab tersebut yaitu, Gerak Jatuh Bebas dan Perumusan Gerak Jatuh Bebas. Berikut analisis miskonsepsi kedua konsep dalam materi Gerak Lurus pada buku ajar yang diteliti:

1. Konsep Gerak Jatuh Bebas

Penjabaran konsep Gerak Jatuh Bebas pada buku ajar yang diteliti tertulis:

Gerak jatuh bebas adalah gerak vertikal ke bawah dengan kecepatan awal sama dengan nol dan percepatan konstan sebesar percepatan gravitasi bumi, yaitu g. Jadi, gerak jatuh bebas merupakan gerak lurus dengan percepatan konstan dengan v0=0 dan a=g.

Berdasarkan studi pustaka dan penilaian tim ahli Fisika, penjabaran

konsep Gerak Jatuh Bebas pada buku ajar yang diteliti dinyatakan miskonsepsi. Konsep yang benar adalah arah Gerak Jatuh Bebas tidak harus mengarah ke bawah, tetapi vertikal. Kecepatan awal pada gerak jatuh bebas tidak harus nol. Pengertian kata jatuh pada gerak jatuh bebas adalah jatuh ke dalam medan gravitasi. Gerak jatuh bebas merupakan gerak vertikal yang percepatannya hanya disebabkan oleh percepatan gravitasi.

(44)

commit to user

2. Konsep Perumusan Gerak Jatuh Bebas

Penjabaran konsep Perumusan Gerak Jatuh Bebas pada buku ajar yang

diteliti tertulis:

Persamaan-persamaan untuk gerak lurus dengan percepatan konstan juga berlaku pada gerak jatuh bebas ini. Namun, pada gerak vertikal, termasuk gerak jatuh bebas, selain simbol percepatan a yang digantikan oleh g, besaran jarak (x) biasanya juga digantikan dengan ketinggian (h), seperti dalam persamaan berikut.

t g vt  2 t g h h g 2 v2 

Berdasarkan studi pustaka dan penilaian tim ahli Fisika, penjabaran

konsep Perumusan Gerak Jatuh Bebas pada buku ajar yang diteliti dinyatakan miskonsepsi. Konsep yang benar adalah kecepatan awal gerak jatuh bebas tidak harus nol sehingga seharusnya pada rumus tetap dicantumkan v0. Perumusan

gerak jatuh bebas adalah: v = +

y = +

= + 2

dengan :

v = kecepatan benda (m/s)

= kecepatan awal benda (m/s)

= ketinggian benda (m/s)

= ketinggian awal benda (m/s)

= percepatan gravitasi (10 m/s2)

(45)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user Materi IV. Gerak Melingkar

Konsep berdasarkan silabus pada materi Gerak Melingkar berjumlah 17. Pada materi Gerak Melingkar dalam buku ajar Fisika yang diteliti, tidak terdapat miskonsepsi.

Materi V. Dinamika Gerak

Konsep berdasarkan silabus pada materi Dinamika Gerak berjumlah 27. Konsep dalam materi Dinamika Gerak pada buku ajar Fisika yang diteliti diperoleh 4 konsep yang miskonsepsi dengan persentase miskonsepsinya sebesar 14,81%. Empat konsep yang miskonsepsi dalam bab tersebut, yaitu: Pengertian Gaya, Gaya Sentrifugal, Gaya yang Bekerja pada Benda yang Terletak di Atas Bidang Miring, dan Koefisien Gesek Kinetis. Berikut analisis miskonsepsi ketiga konsep dalam materi Dinamika Gerak pada buku ajar yang diteliti:

1. Konsep Gaya

Penjabaran konsep Gaya Sentrifugal pada buku ajar yang diteliti tertulis: Gaya merupakan tarikan atau dorongan.

Berdasarkan studi pustaka dan penilaian tim ahli Fisika, penjabaran konsep Gaya pada buku ajar yang diteliti dinyatakan miskonsepsi. Konsep yang benar adalah gaya merupakan sesuatu yang menyebabkan perubahan gerak dan atau bentuk suatu benda. Tarikan dan dorongan merupakan salah satu bentuk gaya. Gaya tidak harus berupa tarikan atau dorongan.

2. Konsep Gaya Sentrifugal

Penjabaran konsep Gaya Sentrifugal pada buku ajar yang diteliti tertulis: Gaya sentrifugal hanya merupakan reaksi dari adanya gaya sentripetal yang dialami benda yang bergerak melingkar.

Gaya merupakan besaran vektor. Dalam skema, gaya dinyatakan dalam bentuk anak panah (vektor). Besar gaya diukur menggunakan neraca pegas atau neraca gaya. Satuan gaya dalam SI adalah newton (N), dimana 1 N = 1 kg m / s2.

Gambar

Tabel 2.1  Penyebab Miskonsepsi Siswa  Sebab
Gambar 2.1. Diagram Paradigma Penelitian
Gambar 3.1.  Skema Triangulasi dengan Tiga Teknik Pengumpulan Data
Tabel 3.1  Hasil  Analisis  Miskonsepsi dalam  Buku Ajar dengan Judul  Physics  for  Senior  High  School  Year  X  (Bilingual)  karangan  Purwoko  dan  Fendi, Cetakan Kedua Tahun 2009 pada Materi Semester I
+7

Referensi

Dokumen terkait

terhadap hasil/ prestasi belajar yang akan dicapai oleh siswa. Gaya belajar mempunyai peran penting dalam bidang pendidikan. 12) dengan studi phenomenograhic menemukan

In this study, we extract idiomatic emotion expressions based on the 13 nouns of body parts listed by Lim(2001) from Korean online movie reviews. For instance, nouns such as meli

Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan hasil bahwa responden yang sudah mendapatkan intervensi berupa permainan edukatif (MAGASADA) mengalami peningkatan dari 88,2%

Diberitahukan dengan hormat, bahwa dalam rangka memastikan implementasi sistem penjaminan mutu telah berjalan sesuai dengan siklus yang telah ditetapkan menurut

This report examines: (1) the percentage and characteristics of participants that would be affected; (2) the impact, if any, on the crop insurance program; and (3) how USDA

Berkenaan dengan hal tersebut diatas, diharapkan agar Saudara dapat hadir tepat waktu dengan membawa dokumen asli dan 1 (satu) rangkap fotocopy untuk setiap data yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan pendekatan kontekstual bermedia film untuk pembelajaran gaya, mengetahui kekurangan serta kelebihan dari media film yang digunakan

Namun dengan adanya keterbatasan waktu dan kemampuan, maka penulis memandang perlu memberi batasan masalah yang menjadi obyek penelitian dibatasi yaitu pengaruh