• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Semsol Gel

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Semsol Gel"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUIDA DAN SEMISOLIDA

TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUIDA DAN SEMISOLIDA

“Sediaan Gel Piroksikam 0,5

“Sediaan Gel Piroksikam 0,5

%

%

Disusun oleh : Disusun oleh :

Nurul

Nurul Faridah

Faridah

P17335115018

P17335115018

Ria

Ria Agustina

Agustina

P17335115030

P17335115030

Nevry

Nevry Aulya

Aulya Asmely

Asmely P17335115034

P17335115034

Esti

Esti Afianti

Afianti

P17335115037

P17335115037

Roni

Roni Maolana

Maolana

P17335115041

P17335115041

Nia

Nia Rahayu

Rahayu

P17335115053

P17335115053

Siti

Siti Rohaningsih

Rohaningsih

P17335115055

P17335115055

Nama Pembimbing : Nama Pembimbing :

Yenni Rahmadani S.Farm, Apt Yenni Rahmadani S.Farm, Apt

KEMENTERIAN KESEHATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN

POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG

POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG

JURUSAN FARMASI

JURUSAN FARMASI

2016

2016

SEDIAAN GEL PIROKSIKAM SEDIAAN GEL PIROKSIKAM

(2)

I. TUJUAN PERCOBAAN

a. Menentukan formulasi yang tepat pada sediaan gel dengan bahan piroksikam.  b. Mampu membuat sediaan gel dengan bahan piroksikam.

c. Mampu mengevaluasi sediaan gel dengan bahan utama piroksikam.

II. LATAR BELAKANG

Piroksikam merupakan obat antiinflamasi yang efektif dan juga mempunyai efek analgetik dan antipiretik. Seperti golongan obat anti inflamasi non steroid lainnya, piroksikam bekerja dengan cara menghambat sintesa prostaglandin melalui  blokade cyclo-oxygenase, dan tidak mempunyai efek lipoksigenase. Dalam praktikum ini sediaan yang dibuat penggunaannya ditujukan untuk anak-anak. Sediaan ditujukan  penggunaannya dalam bentuk gel.

Tujuan dilakukannya praktikum ini agar praktikan mampu membuat sediaan gel dari zat aktif piroksikam dan juga mampu mengevaluasi sedia an gel tersebut.

Dalam praktikum bahan aktif yang digunakan adalah Piroksikam. Piroksikam mempunyai efek farmakologi sebagai analgetik dan antipiretik golongan NSAID (Martindale 36 th halaman : 117). Sediaan ini ditujukan untuk mengobati nyeri sehingga dibuat sediaan topikal. Sediaan topikal akan dibuat agar tidak lengket di kulit dan memberikan rasa dingin saat digunakan maka dibuat dalam bentuk gel. Gel umumnya merupakan suatu sediaan semipadat yang jernih, tembus cahaya dan mengandung zat aktif, merupakan dispersi koloid mempunyai kekuatan yang disebabkan oleh jaringan yang saling berikatan pada fase terdispersi (Sofwan, 2011).

Dosis :

(3)

III. TINJAUAN PUSTAKA 1. Bahan Aktif

Zat Aktif Piroksikam Struktur (Martindale 36 th hlm 117) Rumus Molekul C15H13 N3O4 Bm : 331,3 (Martindale 36 th hlm 117)

Pemerian Warna putih atau kekuningan, serbuk tidak  berbau. (Martindale 36 th hlm 117)

Kelarutan Sangat sedikit larut dalam air, dalam asam encer, dan sebagian besar pelarut organik, sedikit larut dalam alkohol dan dalam larutan  basa. ( Martindale 36 th hlm 117)

Penyimpanan Simpan dalam wadah kedap udara, terlindung dari cahaya. (Martindale 36 th hlm 117)

2. Solven dan humektan

Zat Propilen glikol (British pharmacopedia vol III 2009 hlm 1)

Struktur

(HOPE 6th 2009 hlm 592)

Rumus Molekul C3H8O2 (HOPE 6th 2009 hlm 592)

Pemerian - Cairan kental jernih tidak berwarna, rasa khas, praktis tidak berbau, menyerap air  pada udara lembap ( FI V 2014 hlm

1070)

- Jernih tidak berwarna, kental, praktis tidak berbau, manis, berasa agak tajam seperti gliserin (HOPE hlm 592)

Kelarutan Dapat bercampur dengan air dengan aseton dan dengan klorofor, larut dalam eter dan dalam beberapa minyak esensial; tetapi tidak dapat bercampur dengan minyak lemak ( FI V hlm 1070)

Stabilitas Pada suhu dingin stabil pada wadah tertutup, tetapi pada suhu tinggi di tempat terbuka cenderung mengoksidasi  propilenglikol stabil, bila dicampur dengan etanol (95%) glycerin atau air (HOPE 2009 hlm 592)

(4)

2009 hlm 592)

Inkompalilitas Propilen glikol tidak cocok dengan  pengoksidasi seperti KmnO4 (kalium  permanganat). (HOPE 2009 hlm 592)

3. Basis gel

Zat Carboxymethylcelulose sodium ( HOPE 6th ed 2009.p 118-121)

Struktur

( Hope 6 th 2009 : 118 )

Pemerian Berwarna putih atau hampir putih. Tidak  berwarna, tidak berbau, tidak berasa, granul serbuk, higroskopik setelah pengeringan. (HOPE 6th ed 2009, p : 118-121)

Kelarutan Praktis larut dalam aseton, etanol (95%), eter dan toluena. (HOPE 6th ed 2009, p : 118-121) Stabilitas Carboxymethilcelulose sodium stabil meskipun

material higroskopik, dibawah kondisi kelembapan yang tinggi dapat menyerap air dalam jumlah besar (> 50%) larutan steril pada  pH 2-10 endapan dapat terjadi pada pH dibawah 2 dan kekentalan larutan menurun dengan cepat diatas pH 10 umumnya larutan menunjukan kekentalan maksimum dan stabil pada pH 7-9. (HOPE 6th ed 2009 p : 118-121)

Kegunaan Sebagai coating agent, stabilizing agent  pensuspensi disintegran tablet dan kapsul bahan  pengikat tablet, pengental, menyerap air. (HOPE

6th ed 2009, p : 118-121) Inkompatibil

itas

Inkompatibilitas dengan larutan asam kuat dan dengan garam besi dan beberapa metil lainnya. Seperti alumunium merkuri dan zink inkompatibel juga dengan xanthan gum. Endapan dapat terjadi pada pH <2 dan juga ketika di aduk dengan etanol (95%) kompleks dengan celatin dan pectin juga membentuk kompleks dengan kolagen dan mampu mengendapkan protein tertentu yang bermuatan  positif. (HOPE 6th ed 2009, p : 118-121)

(5)

4. Pengawet

Zat Methyl Paraben Struktur

(HOPE 6th 2009 hlm 441)

Rumus Molekul C8H8O3 (HOPE 6th 2009 hlm 443)

Pemerian Kristal tidak berwarna atau kristal putih  bubuk, tidak berbau dan memiliki  pembakaran sedikit rasa. (HOPE 6th 2009

hlm 443) Kelarutan Etanol 95% 1 : 3 Etanol 50% 1 : 6 Eter 1 : 10 Gliserin 1 : 60 Propilen glikol 1 : 5

Minyak mineral praktis tidak larut. (HOPE 6th 2009 hlm 443)

Stabilitas Larutan air dari methyl paraben pada pH mei 03-06 disterilkan oleh autoklaf pada suhu 120°C selama 20 menit, tanpa dekomposisi. Larutan air pada Ph 3-6 stabil (kurang dari 10% dekomposisi). (HOPE 6th 2009 hlm 444)

Inkompabilitas Aktivitas anti mikroba dari methyl paraben dan paraben lain sangat berkurang dengan adanya surfaktan non ionik, seperti sebagai  polisorbat 80, sebagai akibat dari

micellization. (HOPE 6th 2009 hlm 444) Keterangan lain Kegunaan : pengawet anti mikroba (HOPE

6th 2009 hlm 444)

5. Pengawet

Zat Propil Paraben Struktur

(HOPE 6th 2009 hlm 596)

Rumus Molekul C10H12O3 (HOPE 6th 2009 hlm 596)

Pemerian Putih, kristal, tidak berbau, dan tidak berasa  bubuk. (HOPE 6th 2009 hlm 596)

Kelarutan Aseton bebas larut Etanol 95% 1 di 1.1 Etanol 50% 1 di 5.6 Eter bebas larut

(6)

Gliserin 1 di 250 (HOPE 6th 2009 hlm 596) Stabilitas Larutan propil paraben berair pada pH 3-6

dapat di sterilisasi oleh autoklaf, tanpa dekomposisi. Pada pH 3-6, berair solusi yang stabil (kurang dari 10% dekomposisi). (HOPE 6th 2009 hlm 596)

Inkompabilitas Penyerapan propil paraben dengan plastik telah dilaporkan, dengan jumlah yang diserap tergantung pada jenis plastik dan kendaraan. Magnesium alumunium silikat, magnesium trisilikat, oksida besi kuning, propil paraben  berubah warna dengan adanya besi dan mudah terhidrolisis oleh alkali lemah dan asam kuat. (HOPE 6th 2009 hlm 596)

Keterangan lain Kegunaan : pengawet, anti mikroba (HOPE 6th 2009 hlm 596)

6. Pembawa

Zat Aquadest / air

Sinonim Aqua, Aqua Purificata, H2O (HOPE 6 th 2009 hlm 766 )

Struktur

Rumus Molekul H2O ( HOPE 6 th 2009 hlm766 ) Titik Lebur 0°C ( HOPE 6 th 2009 hlm 766 )

Pemerian Air cairan bening, berwarna tidak berbau, tidak berasa ( HOPE 6 th 2009 hlm 766 ) Kelarutan Larut dengan sebagian besar pelarut polar. (

HOPE 6 th 2009 hlm 766 )

Stabilitas Secara kimia air stabil dalam bentuk fisikanya : uap, air, cairan ( HOPE 6 th 2009 hlm 766 )

Inkompatibilitas Dalam formula farmasi, air dapat bereaksi dengan obat-obatan dan eksipien lain yang rentan terhadap hidrolisis pada saat suhu di tinggikan. Air bereaksi secara kuat dengan logam alkali dan bereaksi cepat dengan alkali tanah dengan oksidasinya seperti kalsium oksida dan MgO, air juga bereaksi dengan garam tidak hidrat menjadi garam hidrat dengan berbagai komposisi dan bahan organik & kalsium karbida (HOPE 6th 2009 hlm 766)

Keterangan lain Air sebagai bahan mentah, bahan pelarut suatu proses, formula dan pembuatan dari  produk kefarmasian, bahan aktif farmasi,  perantara analisis bahan reaksi. ( HOPE 6 th

(7)

IV. PENDEKATAN FORMULA

NO. Nama Bahan Jumlah Kegunaan

1 Piroksikam 0,5 % b/b Zat aktif,  NSAID

(Martindale 36 hal 117)

2 Metil paraben 0,18 % b/b Pengawet (Hope 6 th 2009 hlm 441) (0,02% -0,3%)

3 Propil paraben 0,02 % b/b Pengawet (Hope 6 th 2009 hlm 596) (0,01% -0,6%) 4 Propilenglikol 5 % b/b Solvent, humektan (Hope 6 th 2009 hlm 592)

5 Carbomer 1 % b/b Basis gel (HOPE 6th hlm 118) 6 TEA 2,9 % b/b Emollient (HOPE 6yh hlm 283) 7 Aquadest ad 100% Pembawa (HOPE 6th hlm 766)

(8)

V. PENIMBANGAN

 Nama Bahan Bobot Optimasi Kelarutan

untuk optimasi Bobot skala besar

Kelarutan untuk skala  besar Piroksikam 0,5 100 x 20 g = 0,1 g 0,5 100 x 100 g = 0,5 g Metil paraben 0,18 100  x 20 g = 0,036 g Dilarutkan dalam 1 g  propilenglikol 0,18 100 x 100 g = 0,18 g Dilarutkan dalam 5 g  propilenglikol Propil paraben 0,02 100  x 20 g = 0,004 g 0,02 100 x 100 g = 0,02 g Propilenglikol 5 100 x 20 g = 1 g 5 100 x 100 g = 5 g Carbomer 1 100 x 18,86 g = 0,1886 g = 0,1886 + 20% = 0,2263 g Basis gel 1 100x 94,3 g = 0,943 g + 20% =1,1316 g Basis gel TEA 2,9 100 x 18,86 g = 0,547 g = 0,547 g + 20% = 0,6564 g 2,9 100 x 94,3 g = 2,7374 g + 20% = 3,2816 g Aquadest 18,86 g –  (0,1886 + 0,547) = 18,1244 g = 18,1 ml + 20% = 21,72 ml 94,3 g –  (9,43 + 2,7374) = 90,6223 g = 90,62 ml + 20% = 108,74 ml

(9)

VI. PROSEDUR PEMBUATAN

a. Pembuatan Aquadest bebas CO2

1. Dimasukkan 1000 ml air dimasukkan kedalam beaker glass.

2. Masukan kedalam erlenmeyer 1000 ml, lalu dipanaskan diatas hot  plate.

3. Setelah air mendidih, kemudian tunggu sampai 5 menit / lebih.

4. Setelah mencapai waktu tertentu, erlenmeyer ditutup menggunakan gumpalan kapas.

5. Jika sudah tertutup rapat, matikan api lalu dinginkan.

 b. Penimbangan menggunakan timbangan analitik

1. Menimbang piroksikam sebanyak 0,5 g di kertas perkamen. 2. Menimbang nipagin sebanyak 0,2 g di kertas perkamen. 3. Menimbang nipasol sebanyak 0,1 g dikertas perkamen. 4. Menimbang propilenglikol sebanyak 20 g di beaker glass. 5. Menimbang gliserin sebanyak 5 g di beaker glass.

c. Membuat celating agent / basis gel

1. Menaburkan carbomer di air panas.

2. Kemudian diamkan hingga mengembang lalu gerus ad homogen.

d. Mengayak piroksikam dengan mesh 100. e. Pembuatan

1. Memasukan nipagin dan nipasol yang telah di larutkan dengan  propilenglikol kedalam mortir, gerus homogen.

2. Memasukkan gliserin kedalam mortir gerus ad corpus homogen. 3. Memasukkan sisa propilenglikol kedalam mortir gerus homogen. 4. Memasukkan piroksikam yang telah di ayak dengan menggunakan

mesh 100 gerus ad homogen.

5. Gel ditimbang 10 g di atas kertas perkamen, kemudian gulung menutupi gel.

6. Gulungan kertas perkamen yang berisi gel kemudian dimasukkan kedalam tube yang telah ditimbang berat kosongnya.

(10)

VII. DATA PENGAMATAN EVALUASI SEDIAAN

No Jenis evaluasi Prinsip evaluasi Jumlah

sampel Hasil pengamatan Syarat A. Fisika 1. Organoleptik a. Bau  b. Warna c. Bentuk Bau dengan menggunakan indera penciuman. Bentuk dan warna menggunakan indra visual ( Indera  penglihatan) 1 tube a. Bau khas ol mp  b. Warna biru c. Bentuk gel Bau khas ol. mp Warna biru Bentuk gel 2. Pengukuran  pH Mengencerkan sediaan dengan sejumlah air lalu

mengecek pH menggunakkan pH indikator. 1 tube 4,89  pH sediaan = 4,5 - 6,5 3. Viskositas Menggunakkan

viscometer stormer 1 tube

200 DPAS x 100 = 1.400 Cps Viskositas 10.000

 – 

30.000 Cps 4. Homogenitas Memipet sediaan ke arloji kemudian diratakan dengan sudip, amati homogenitasnya.

1 tube Homogen Homogen.

5.

Isi minimum (FI V, hlm 1519)

Menimbang wadah yang sudah kering dan dibersihkan, menimbang wadah yang berisi sediaan

1 tube Volume sediaan di dalam tube 101,17 % Tube kosong Tube 3,246 g Volume  bersih rata

 – 

rata 100%. Volume  bersih tidak

(11)

dengan tutupnya. Perbedaan antara kedua

 penimbangan

adalah bobot bersih dengan isi wadah.

Tube + isi

Tube 1 = 13,304g Isi bersih ( Tube isi- Tube kosong ) 13,304 g

 – 

 33,246 g = 10,058g 9,733 g 10 g x 100 % = 101,17 % kurang dari 90% wadah. 8. Kebocoran tube Tube dimasukkan dalam cairan metilen blue

 biarkan isi, lali keluarkan lagi isinya. 1 tube Dispensasi Tidak ada satupun kebocoran. 9. Uji pelepasan zat aktif Menggunakkan

kulit ular. 1 tube Dispensasi. 10. Uji difusi zat

aktif

Metode flow

trought. 1 tube Dispensasi.

dQ dt = DKA h (C5

 – 

 C) 11. Stabilitas salep Menyimpan sediaan di 2 suhu  berbeda selama 6

 – 

8 jam. 1 tube Dispensasi Sediaan tetap stabil dan tidak menunjukkan  pemisahan. B. Kimia 1. Kadar sediaan (FI V, hlm 1354) Dengan cara menggunakan kromatografi lapis tipis densitometri. 1 tube Dispensasi. 2. Identifikasi (FI V, hlm 1213) Spektrum serapan inframerah zat yang telah 1 tube Dispensasi.

(12)

dikeringkan dilarutkan dalam kloroform. C. Biologi 1. Kandungan zat antimikroba (FI V, hlm 1441)

Metode inokulasi. 1 tube Dispensasi.

≤  100 koloni setelah inkubasi 2. Uji efektivitas  pengawet (FI V, hlm 1354) Uji menggunakan antimikroba Candida albicans,  E.coli,  Pseudomonas aeruginosa  dan Staphycoccus

aureus  tidak lebih dari 5 fase. 1 tube Dispensasi. Tidak satupun dari cawan mengandung koloni. VIII. PEMBAHASAN

Sediaan gelyang dibuat memiliki formulasi piroksikam sebanyak 0,5%, metil  paraben 0,18%, propil paraben 0,02%, propilen glikol 5%, carbomer 1%, TEA

sebanyak 2,9%, oleumMP sebanyak 3 tetes dan aquadest sampai 100 %.

Pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan sediaan gel yang ditujukan untuk pemakaian topikal. Target of site  dari sediaan gel piroksikam yang dibuat adalah pada bagian lapisan epidermis . Hal ini disebabkan karena penggunaanya untuk mengobati nyeri yang biasanya terjadi pada lapisan epidermis atau bagian luar dari kulit.

Kulit adalah lapisan atau jaringan yang menutupi seluruh tubuh dan melindungi tubuh dari bahaya yang dating dari luar. Kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan epidermis, dermis dan hipodermis. Epidermis atau kulit ari adalah lapisan paling luar yang terdiri dari lapisan gepeng yang unsur utamanya adalah

(13)

sel-sel tanduk (  Keratinosit ) dan sel-sel melanosit. Lapisan permukaan dianggap sebagai akhir keaktifan sel, lapisan ini terdiri dari 5 lapis

a.

Lapisan kedua adalah lapisan dermis. Ketebalannya sekitar 0,5 -3 mm beberapa kali lebih tebal dari epidermis dan dibentuk dari komponen jaringan pengikat. Terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan papilla dan lapisan retikulosa. Lapisan pailla terdiri atas serat kolagen halus, elastin dan retikulin yang tersusun membentuk jaringan halus yang terdapat di bawah epidermis. Lapisan ini memegang penting dalam peremajaan dan  pengadaan unsur-unsur kulit. Lapisan retikulosa mengandung jaringan pengikat rapat dan serat kolagen. Sebagian besar lapisan ini bergelombang mengandung sedikit serat retikulin dan banyak elastin. Lapisan ketiga adalah hipodermis. Hipodermis merupakan lapisan bawah kulit yang terdiri dari lapisan pengikat longgar, komponenya serat longgar, elastis dan sel lemak. Dalam lapisan hipodermis terdapat anyaman pembuluh arteri, pembuluh vena dan dan anyaman saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit di bawah dermis.

Sediaan ditujukan untuk penggunaan topikal dan memudahkan ppemakaian dan menimbulkan rasa dingin dikulit maka sediaan dibuat gel. Piroksikam dibuat sediaan gel maka perlu di tambahkan basis gel. Basis gel yang digunakan adalah carbomer . Sediaan ini dimaksudkan untuk memperpanjang kontak bahan obat dengan kulit dan bertindak sebagai pembalut penutup. ( Depkes RI, 2014 ).

Sediaan dibuat multiple dose sehingga rentan terkontaminasi bakteri. Oleh sebab itu perlu ditambahkan pengawet yang merupakan salah satu bahan pembantu yang ditambahkan untuk mengurangi kontaminasi mikroorganisme. Pengawet yang digunakan adalah kombinasi dari metil paraben dan propil paraben. Alasan  penggunaan bahan pengawet secara kombinasi adalah untuk meningkatkan kemampuan spektrum antimikroba, efek yang sinergis memungkinkan penggunaan  pengawet dalam jumlah yang kecil, sehingga kadar toksisitas menurun dan mengurangi kemungkinan terjadi resistensi. Metil paraben dan propil paraben sukar larut dalam air tetapi mudah larut dalam etanol dan eter ( Depkes RI, 2014 ). Pelarut menggunakan propilen glikol dengan perbandingan untuk metil paraben maupun  propil paraben 1 : 5.

Setelah sediaan gel selesai dibuat, praktikan mengevaluasi sediaan berdasarkan evaluasi fisika organoleptik yang meliputi bau, dan warna, evaluasi pH sediaan serta

(14)

uji isi minimum. Evaluasi ini harus sesuai dengan syarat yang telah ditentukan. Bau diidentifikasi dengan indra penciuman, warna dengan metode visual serta pH sediaan menggunakan pH indikator. Evaluasi pH sediaan dilakukan sebelum sediaan dimasukan ke dalam tube dan dilarutkan dengan air. Jika pH terlalu asam, maka di tambahkan NaOH 0,1 N dan jika pH terlalu basa maka ditambahkan HCL 0,1 N secukupnya sampai pH mencapai yang dituju bila perlu. Dalam praktikum kali ini pH sediaan adalah 7 namun pada saat praktikum pengujian pH di dispensasi. Berat sediaan yang telah dibuat harus sesuai dengan yang tertera di etiket. Selain itu ada kemungkinan terjadi kehilangan selama proses pembuatan. Oleh karena itu volume sediaan dilebihkan 20 %. Evaluasi viskositas dilakukan dengan mengambil sediaan dan dimasukkan ke dalam tube gel 10 g, setelah itu diukur menggunakan viskometer stormer. Syarat viskositas dari sediaan yaitu 10.000

 – 

 30.000 Cps. Hasil dari evaluasi uji viskositas yaitu 200 Dpas atau 20.000 Cps. Evaluasi selanjutnya adalah uji isi minimum. Isi minimum dilakukan dengan cara menimbang tube bersama dengan tutupnya terlebih dahulu, bobot dicatat. Selanjutnya timbang kembali tube yang diisi sediaan sebanyak 10g, bobot dicatat. Isi minimum dihitung dengan cara bobot tube  berisi sediaan dikurangi dengan bobot tube kosong. Syarat dari sediaan salep tetrasiklin yaitu sediaan tidak kurang dari 90%, dan hasil dari evaluasi sediaan salep tetrasiklin adalah 101,17%. Untuk uji kebocoran tube dan uji pelepasan zat aktif dispensasi.

Hasil evaluasi sediaan menunjukan bahwa bau sediaan adalah bau khas ol. mp dan sediaan berwarna biru yang berasal dari pewarna makanan. Viskositas sediaan adalah 200 DPAS atau 20.000 CPS. Untuk uji homogenitas partikel tersebar rata. Hasil dari  praktikum ini adalah sediaan gel piroksikam sebanyak 4 tube.

Masalah yang dihadapi saat praktikum adalah ketika sediaan berbau khas  piroksikam yang kurang enak saat dicium sehingga akan mengurangi akseptabilitas dari pasien. Oleh karena itu sediaan ditambahkan oleum mp sehingga sediaan menjadi  bau khas ol mp. Selain itu warna yang dohasilkan dari piroksikam tidak menarik maka

(15)

IX. KESIMPULAN

Formulasi yang tepat untuk sediaan yang dibuat adalah sebagai berikut:

 Nama Bahan Bobot Optimasi Kelarutan

untuk optimasi Bobot skala besar

Kelarutan untuk skala  besar Piroksikam 0,5 100 x 20 g = 0,1 g 0,5 100 x 100 g = 0,5 g Metil paraben 0,18 100  x 20 g = 0,036 g Dilarutkan dalam 1 g  propilenglikol 0,18 100 x 100 g = 0,18 g Dilarutkan dalam 5 g  propilenglikol Propil paraben 0,02 100  x 20 g = 0,004 g 0,02 100 x 100 g = 0,02 g Propilenglikol 5 100 x 20 g = 1 g 5 100 x 100 g = 5 g Carbomer 1 100 x 18,86 g = 0,1886 g = 0,1886 + 20% = 0,2263 g Basis gel 1 100x 94,3 g = 0,943 g + 20% =1,1316 g Basis gel TEA 2,9 100 x 18,86 g = 0,547 g = 0,547 g + 20% = 0,6564 g 2,9 100 x 94,3 g = 2,7374 g + 20% = 3,2816 g Aquadest 18,86 g –  (0,1886 + 0,547) = 18,1244 g = 18,1 ml + 20% = 21,72 ml 94,3 g –  (9,43 + 2,7374) = 90,6223 g = 90,62 ml + 20% = 108,74 ml

(16)

X. DAFTAR PUSTAKA

British Medical Association. 2009. British National Formulary 58, England: Royal Pharmaceutical Society.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2014.  Farmakope Indonesia edisi V, Jakarta:

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Rowe, Raymond C. 2009.  Handbook of Pharmaceutical Excipients.6 th ed. London:

Pharmaceutical Press.

Sean, C Sweetman. 2009. Martindale. 36 Ed . London: Chicago Pharmaceutical Press.

Referensi

Dokumen terkait

Merr.), formulasi sediaan gel ekstrak etanol daun kecapi, evaluasi formula dan uji aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis dan

KEDELAI (Glycine Max L.) DALAM SEDIAAN GEL MENGGUNAKAN BASIS HPMC: UJI STABILITAS FISIK DAN EFEK PADA KULIT MANUSIA ” sebagai syarat menempuh gelar Sarjana

Anda merupakan salah satu calon sukaraelawan yang diminta untuk mengambil bagian dalam penelitian ini, dimana dalam penelitian ini terdapat evaluasi uji iritasi pada

Hasil penelitian yang dilakukan pada simplisia daun Syzygium polyanthum memenuhi syarat uji kelayakan berdasarkan angka kapang/khamir untuk sediaan obat dalam kurang

Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara dengan judul “Uji Aktivitas Sediaan

Pada uji tablet yang dimana waktu hancurnya tidak memenuhi syarat yang ditetapkan oleh Farmakope Indonesia III yang dimana waktu hancur dari tablet yang tidak bersalut adalah

DENGAN GELLING AGENT HPMC Evaluasi Fisik Sediaan Serta Uji Aktivitas Antioksidan Dengan Metode DPPH SKRIPSI Karya Tulis Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

dapat diformulasikan dalam bentuk gel yang memenuhi syarat mutu fisik dengan konsentrasi 10%, 20%, 30%, serta mutu fisik sediaan gel etanol daun cengkeh Syzygium aromaticum L... Uji