• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Penggelapan Pajak Im3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Penggelapan Pajak Im3"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

MAKALAH

Kasus Etika dalam Bidang Akuntansi Manajemen

Kasus Etika dalam Bidang Akuntansi Manajemen

DUGAAN PENGGELAPA

DUGAAN PENGGELAPAN PAJAK OLEH IM3

N PAJAK OLEH IM3

(ANALISIS PENYEBAB DAN SOLUSI)

(ANALISIS PENYEBAB DAN SOLUSI)

Sebagai Tugas Mata Kuliah Sebagai Tugas Mata Kuliah

Etika Bisnis dan Profesi Etika Bisnis dan Profesi

Disusun Oleh: Disusun Oleh:  Nida Haryati

 Nida Haryati 72114120417211412041 Rizqi

Rizqi Amaliah Amaliah 72114120427211412042 Rokhimatul

Rokhimatul Ulya Ulya 72114120437211412043 Dewi

Dewi Marlina Marlina 72114120447211412044 Prasetya

Prasetya Bahar Bahar P. P. 72114120457211412045

FAKULTAS EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2014

2014

(2)

PRAKATA

PRAKATA

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

karunia-karunia- Nya  Nya penulis penulis dapat dapat menyelesaikan menyelesaikan “Makalah“Makalah Kasus Etika dalam BidangKasus Etika dalam Bidang Akuntansi Manajemen: Dugaan Penggelapan Pajak Oleh

Akuntansi Manajemen: Dugaan Penggelapan Pajak Oleh IM3 (Analisis PenyebabIM3 (Analisis Penyebab dan Solusi) ” untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Bisnis dan Profesi. Tak dan Solusi) ” untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Bisnis dan Profesi. Tak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Fahrurrozie selaku lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Fahrurrozie selaku dosen pengampu mata kuliah Etika Bisnis dan Profesi yang telah membimbing dosen pengampu mata kuliah Etika Bisnis dan Profesi yang telah membimbing  penulis

 penulis sehingga sehingga penulis penulis dapat dapat menyelesaikan menyelesaikan makalah makalah ini ini dengan dengan lancar.lancar. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan mendukung penyusunan makalah ini.

membantu dan mendukung penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa pada penyusunan makalah ini masih terdapat Penulis menyadari bahwa pada penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Dan semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca. sifatnya membangun. Dan semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.

Semarang, Juni Semarang, Juni 2014 2014 Penulis Penulis

(3)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN JUDUL JUDUL ... ... ii PRAKATA

PRAKATA ... ... iiiiii DAFTAR

DAFTAR ISI ISI ... ... iviv BAB

BAB I I PENDAHULUANPENDAHULUAN ... 1.1

1.1 Latar Latar Belakang ...Belakang ... 1.2

1.2 Rumusan Rumusan Masalah ...Masalah ... 1.3

1.3 Tujuan Tujuan ... BAB

BAB II II LANDASAN LANDASAN TEORITEORI... 2.1 Pengertian Good

2.1 Pengertian Good Corporate Governance ...Corporate Governance ... BAB

BAB III III PEMBAHASANPEMBAHASAN ... 3.1

3.1 Profil Profil IM3 IM3 ... 3.2 Kronologi Kasus Dugaan Penggelapan

3.2 Kronologi Kasus Dugaan Penggelapan Pajak oleh Pajak oleh IM3 IM3 ... 3.3 Analisis Penyebab Kasus Dugaan Penggelapan Pajak oleh IM3 3.3 Analisis Penyebab Kasus Dugaan Penggelapan Pajak oleh IM3 3.4 Solusi kasus

3.4 Solusi kasus Dugaan Penggelapan Pajak oleh Dugaan Penggelapan Pajak oleh IM3 ...IM3 ... BAB

BAB IV IV PENUTUPPENUTUP... 4.1 4.1 Simpulan Simpulan ... 4.2 4.2 Saran ...Saran ... DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA

(4)

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

1.1

1.1 Latar BelakangLatar Belakang

Di era masa sekarang ini, lapangan pekerjaan berkembang luas. Di era masa sekarang ini, lapangan pekerjaan berkembang luas. Akibat kemajuan jaman, tuntutan terhadap pemenuhan kebutuhan dalam Akibat kemajuan jaman, tuntutan terhadap pemenuhan kebutuhan dalam  jasa

 jasa serta serta tenaga tenaga kerja kerja meningkat. meningkat. Beragam Beragam profesi profesi menjadikannya menjadikannya suatusuatu keahlian yang dituntut terpenuhi dalam dunia kerja. Macam-macam profesi keahlian yang dituntut terpenuhi dalam dunia kerja. Macam-macam profesi yang beragam ini perlu adanya batasan-batasan khusus sehingga fokus dan yang beragam ini perlu adanya batasan-batasan khusus sehingga fokus dan  pencapaian

 pencapaian optimal optimal dalam dalam suatu suatu bidang bidang dapat dapat terlaksanan. terlaksanan. Salah Salah satu satu halhal utama yang dapat teratasi adalah pengurangan hal-hal penyimpangan dalam utama yang dapat teratasi adalah pengurangan hal-hal penyimpangan dalam suatu profesi, maka perlu adanya etika sebagai dasar moral yang harus suatu profesi, maka perlu adanya etika sebagai dasar moral yang harus dijaga.

dijaga.

Etika sendiri mengandung arti

Etika sendiri mengandung arti  Ilmu  Ilmu yang yang membahas membahas perbuatan perbuatan baikbaik dan perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran dan perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia

manusia. Sedangkan profesi itu sendiri mengandunmg arti suatu bidang. Sedangkan profesi itu sendiri mengandunmg arti suatu bidang yang sedang dijalankan oleh seseorang. Sebuah etika profesi mengambil yang sedang dijalankan oleh seseorang. Sebuah etika profesi mengambil  peranan

 peranan penting penting dalam dalam kebenaran kebenaran dan dan kejujuran kejujuran atas atas kegiatan kegiatan yangyang dilakukan. Hal ini mencetuskan adanya perbuatan kode etik dalam suatu dilakukan. Hal ini mencetuskan adanya perbuatan kode etik dalam suatu  profesi,

 profesi, sehingga sehingga cakupannya cakupannya dapat dapat diterima diterima secara secara luas luas oleh oleh semua semua yangyang menggeluti profesi tersebut.

menggeluti profesi tersebut.

Tetapi karena jaman yang semakin maju, hal ini memberikan dampak Tetapi karena jaman yang semakin maju, hal ini memberikan dampak yang negatif pula. Banyak kasus-kasus penyimpangan kode etik profesi yang negatif pula. Banyak kasus-kasus penyimpangan kode etik profesi yang kian sering terjadi. Padahal telah dijabarkan secara jelas mengenai yang kian sering terjadi. Padahal telah dijabarkan secara jelas mengenai kode etik dalam suatu profesi yang telah disepakati. Sehingga kami tertarik kode etik dalam suatu profesi yang telah disepakati. Sehingga kami tertarik untuk mengulas mengenai salah satu kasus pelanggaran etika dan profesi untuk mengulas mengenai salah satu kasus pelanggaran etika dan profesi dalam bidang manajemen, yaitu kasus dugaan penggelapan pajak oleh IM3. dalam bidang manajemen, yaitu kasus dugaan penggelapan pajak oleh IM3.

(5)

1.2

1.2 Rumusan MasalahRumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah: Rumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah: 1.

1. Bagaimana profil IM3?Bagaimana profil IM3? 2.

2. Bagaimana kronologi dari kasus Dugaan Penggelapan Pajak oleh IM3?Bagaimana kronologi dari kasus Dugaan Penggelapan Pajak oleh IM3? 3.

3. Apakah penyebab kasus Dugaan Penggelapan Pajak oleh IM3?Apakah penyebab kasus Dugaan Penggelapan Pajak oleh IM3? 4.

4. Bagaimanakah solusi untuk kasus Dugaan Penggelapan Pajak oleh IM3?Bagaimanakah solusi untuk kasus Dugaan Penggelapan Pajak oleh IM3?

1.3

1.3 TujuanTujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah: Tujuan penulisan makalah ini adalah: 1.

1. Menjelaskan tentang profil dan kronologi dari kasus DugaanMenjelaskan tentang profil dan kronologi dari kasus Dugaan Penggelapan Pajak oleh IM3.

Penggelapan Pajak oleh IM3. 2.

2. Menganalisis penyebab dan solusi dari kasus Menganalisis penyebab dan solusi dari kasus Dugaan Penggelapan PajakDugaan Penggelapan Pajak oleh IM3.

(6)

BAB II

BAB II

LANDASAN TEORI

LANDASAN TEORI

2.1

2.1 Pengertian Good Corporate GovernancePengertian Good Corporate Governance

Good Corporate Governance pada dasarnya merupakan suatu sistem Good Corporate Governance pada dasarnya merupakan suatu sistem (input, Proses, output) dan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan (input, Proses, output) dan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang kepentingan (stakeholders) terutama dalam arti antara berbagai pihak yang kepentingan (stakeholders) terutama dalam arti sempit hubungan antara pemegang saham, dewan komisaris, dan dewan sempit hubungan antara pemegang saham, dewan komisaris, dan dewan direksi demi tercapainya tujuan perusahaan. Good Corporate Gorvernance direksi demi tercapainya tujuan perusahaan. Good Corporate Gorvernance dimasukkan untuk mengatur hubungan-hubungan ini dan mencegah dimasukkan untuk mengatur hubungan-hubungan ini dan mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan signifikan dalam strategi perusahaan dan terjadinya kesalahan-kesalahan signifikan dalam strategi perusahaan dan untuk memastikan bahwa kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat diperbaiki untuk memastikan bahwa kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat diperbaiki dengan segera. Pengertian ini dikutip dari buku Good Corporate dengan segera. Pengertian ini dikutip dari buku Good Corporate Governance pada badan usaha manufaktur, perbankan dan jasa keuangan Governance pada badan usaha manufaktur, perbankan dan jasa keuangan lainnya (2008:36).

lainnya (2008:36).

Rogers W’ O Okot Uma dari common wealt secertariat london Rogers W’ O Okot Uma dari common wealt secertariat london (ndraha 2003:629) mendefinisikan Good Governance sebagai, “compressing (ndraha 2003:629) mendefinisikan Good Governance sebagai, “compressing the prossesing and structure guides political and sosial economic the prossesing and structure guides political and sosial economic relationship, with patricular reference to commitment to democratic values, relationship, with patricular reference to commitment to democratic values, norms and honest business” atau mempersingkat proses struktur yang norms and honest business” atau mempersingkat proses struktur yang mengatur hubungan ekonomi, sosial dan politis dengan acuan tertentu untuk mengatur hubungan ekonomi, sosial dan politis dengan acuan tertentu untuk memenuhi nilai-nilai demokratis, norma-norma dan bisnis yang sehat.

memenuhi nilai-nilai demokratis, norma-norma dan bisnis yang sehat.

Tim GCG BPKP mendefinisikan Good Corporate Governance sebagai Tim GCG BPKP mendefinisikan Good Corporate Governance sebagai suatu komitmen, aturan main serta praktik penyelenggaraan bisnis secara suatu komitmen, aturan main serta praktik penyelenggaraan bisnis secara sehat dan beretika. Dalam Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara sehat dan beretika. Dalam Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara nomor: Kep-117/M-Mbu/2002 tentang penerapan praktek Good Corporate nomor: Kep-117/M-Mbu/2002 tentang penerapan praktek Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dijelaskan bahwa, Governance pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dijelaskan bahwa, Corporate Governance adalah suatu proses dan struktur yang digunakan Corporate Governance adalah suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam

(7)

 jangka

 jangka penjang penjang dengan dengan memperhatikan memperhatikan stakeholder stakeholder lainnya lainnya berlandaskanberlandaskan  peraturan, perundangan dan etika. Dari pengertian

 peraturan, perundangan dan etika. Dari pengertian diatas terdapat berapa diatas terdapat berapa halhal  penting

 penting yang yang terkandung terkandung dalam dalam Good Good Corporate Corporate Governance, Governance, antaralainantaralain adalah:

adalah: 1.

1. Efektivitas yang bersumber dari budaya perusahaan, etika, nilai, sistem,Efektivitas yang bersumber dari budaya perusahaan, etika, nilai, sistem,  proses

 proses bisnis, bisnis, kebijakan kebijakan dan dan struktur struktur organisasi organisasi perusahaan perusahaan yangyang  bertujuan untuk mendukung dan mendorong pengembang

 bertujuan untuk mendukung dan mendorong pengembangan perusahaan,an perusahaan,  pengelolaan

 pengelolaan sumber sumber daya daya dan dan resiko resiko secara secara lebih lebih efektif efektif dan dan efisien,efisien,  pertanggungjawaban

 pertanggungjawaban perusahaan perusahaan kepada kepada pemegang pemegang saham saham dandan stakeholder lainnya.

stakeholder lainnya. 2.

2. Seperangkat prinsip, kebijakan manajemen perusahaan yang diterapkanSeperangkat prinsip, kebijakan manajemen perusahaan yang diterapkan  bagi

 bagi terwujudnya terwujudnya operasional operasional perusahaan perusahaan yang yang efisien, efisien, efektif efektif dandan  profitable

 profitable dalam dalam menjalakan menjalakan organisasi organisasi dan dan bisnis bisnis perusahaan perusahaan untukuntuk mencapai sasaran strategis yang memenuhi prinsip-prinsip praktek mencapai sasaran strategis yang memenuhi prinsip-prinsip praktek  bisnis

 bisnis yang yang baik baik dan dan penerapannya penerapannya sesuai sesuai dengan dengan peraturanyangperaturanyang  berlaku,

 berlaku, peduli peduli terhadap terhadap lingkungan lingkungan dan dan dilandasi dilandasi oleh oleh nila-nilai nila-nilai sosialsosial  budaya yang tingg

 budaya yang tinggi.i. 3.

3. Seperangkat peraturan dan sistem yang mengarah kepada pengendalianSeperangkat peraturan dan sistem yang mengarah kepada pengendalian  perusahaan

 perusahaan bagi bagi penciptaan penciptaan pertambahan pertambahan nilai nilai bagi bagi pihak pihak pemegangpemegang kepentingan (pemerintah, pemegang saham, pimpinan perusahaan dan kepentingan (pemerintah, pemegang saham, pimpinan perusahaan dan karyawan) dan bagi perusahaan itu sendiri.

karyawan) dan bagi perusahaan itu sendiri.

Menurut Kartiwa (2004:7.8) terdapat dua prespektif tentang Good Menurut Kartiwa (2004:7.8) terdapat dua prespektif tentang Good Corporate Governance yaitu:

Corporate Governance yaitu: 1.

1. Prespektif yang memandang Corporate Governance sebagai suatu prosesPrespektif yang memandang Corporate Governance sebagai suatu proses dan struktur yang digunakan untuk mengarahkan dan mengelola bisnis dan struktur yang digunakan untuk mengarahkan dan mengelola bisnis dalam rangka meningkatkan kemakmuran bisnis dan akuntabilitas dalam rangka meningkatkan kemakmuran bisnis dan akuntabilitas  perusahaan.

 perusahaan. 2.

2. Prespektif yang lain Good Corporate Governance menekankanPrespektif yang lain Good Corporate Governance menekankan  pentingnya

 pentingnya pemenuhan pemenuhan tanggung tanggung jawab jawab badan badan usaha usaha sebagai sebagai entinitasentinitas  bisnis dalam masyarakat dan stakeholders.

(8)

Prinsip GCG Prinsip GCG a. a. TransparasiTransparasi  b.  b. AkuntabilitasAkuntabilitas c. c. ResponsibilitasResponsibilitas d. d. IndependensiIndependensi e. e. KesetaraanKesetaraan

(9)

BAB III

BAB III

PEMBAHASAN

PEMBAHASAN

3.1

3.1 Profil Profil IM3IM3

IM3 merupakan salah satu merk jual sebuah perusahaan penyedia jasa IM3 merupakan salah satu merk jual sebuah perusahaan penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi di Indonesia, yaitu PT Indosat Tbk. Perusahaan dan jaringan telekomunikasi di Indonesia, yaitu PT Indosat Tbk. Perusahaan ini menawarkan saluran komunikasi untuk pengguna telepon genggam ini menawarkan saluran komunikasi untuk pengguna telepon genggam dengan pilihan pra bayar maupun pascabayar dan IM3 merupakan salah satu dengan pilihan pra bayar maupun pascabayar dan IM3 merupakan salah satu merk jual yang memiliki banyak pelanggan.

merk jual yang memiliki banyak pelanggan.

3.2

3.2 Kronologi Kasus Dugaan Penggelapan Pajak oleh IM3Kronologi Kasus Dugaan Penggelapan Pajak oleh IM3

IM3 diduga melakukan penggelapan pajak dengan cara memanipulasi IM3 diduga melakukan penggelapan pajak dengan cara memanipulasi Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai ( SPT Masa PPN) ke Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai ( SPT Masa PPN) ke kantor pajak untuk tahun buku Desember 2001 dan Desember 2002. Jika kantor pajak untuk tahun buku Desember 2001 dan Desember 2002. Jika  pajak masukan

 pajak masukan lebih besar lebih besar dari pajak dari pajak keluaran, dapat keluaran, dapat direstitusi direstitusi atau ditatau ditarikarik kembali. Karena itu, IM3 melakukan restitusi sebesar Rp 65,7 miliar. 750 kembali. Karena itu, IM3 melakukan restitusi sebesar Rp 65,7 miliar. 750  penanam modal asing (PMA)

 penanam modal asing (PMA) terindikasi tidak membayar terindikasi tidak membayar pajak dengan carapajak dengan cara melaporkan rugi selama lima tahun terakhir secara berturut-turut.

melaporkan rugi selama lima tahun terakhir secara berturut-turut.

Dalam kasus ini terungkap bahwa pihak manajemen berkonspirasi Dalam kasus ini terungkap bahwa pihak manajemen berkonspirasi dengan para pejabat tinggi negara dan otoritas terkait dalam melakukan dengan para pejabat tinggi negara dan otoritas terkait dalam melakukan  penipuan akuntansi.

 penipuan akuntansi. Manajemen Manajemen juga juga melakukan melakukan konspirasi konspirasi dengan auditordengan auditor dari kantor akuntan publik dalam melakukan manipulasi laba yang dari kantor akuntan publik dalam melakukan manipulasi laba yang menguntungkan dirinya dan korporasi, sehingga merugikan banyak pihak menguntungkan dirinya dan korporasi, sehingga merugikan banyak pihak dan pemerintah. Kemungkinan telah terjadi mekanisme penyuapan (bribery) dan pemerintah. Kemungkinan telah terjadi mekanisme penyuapan (bribery) dalam kasus tersebut.

dalam kasus tersebut. Secara rinci berita

Secara rinci berita yang dikutip dalam suatu media tertentu, dijabarkanyang dikutip dalam suatu media tertentu, dijabarkan sebagai berikut:

sebagai berikut:

 Tenaga Pengkaji Bidang Pembinaan dan Penertiban Sumber DayaTenaga Pengkaji Bidang Pembinaan dan Penertiban Sumber Daya Manusia Direktorat Jenderal Pajak, Djangkung Sudjarwadi, menyatakan Manusia Direktorat Jenderal Pajak, Djangkung Sudjarwadi, menyatakan  bahwa

(10)

yang dilakukan PT Indosat Multimedia (IM3). Menurut master hukum yang dilakukan PT Indosat Multimedia (IM3). Menurut master hukum dari Harvard Law School tersebut, adanya laporan dari Wakil Ketua dari Harvard Law School tersebut, adanya laporan dari Wakil Ketua Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat, M Rosyid Hidayat, bahwa IM3 Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat, M Rosyid Hidayat, bahwa IM3 telah menggelapkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar Rp 174 telah menggelapkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar Rp 174 miliar, merupakan informasi yang harus ditindaklanjuti aparat Ditjen miliar, merupakan informasi yang harus ditindaklanjuti aparat Ditjen Pajak. Dalam pandangan Djangkung, informasi apapun yang berkaitan Pajak. Dalam pandangan Djangkung, informasi apapun yang berkaitan tentang penyimpangan pajak, baik yang dilakukan wajib pajak maupun tentang penyimpangan pajak, baik yang dilakukan wajib pajak maupun aparat pajak sendiri akan ditindaklanjuti secara serius oleh pihak Ditjen aparat pajak sendiri akan ditindaklanjuti secara serius oleh pihak Ditjen Pajak.

Pajak.

 Adanya bantahan dari Direktur Utama IM3, Yudi Rulianto, kataAdanya bantahan dari Direktur Utama IM3, Yudi Rulianto, kata Djangkung, tidak menyebabkan permasalahan menjadi selesai. Djangkung, tidak menyebabkan permasalahan menjadi selesai. Pengusutan tetap diperlukan untuk mencari tahu duduk permasalahan Pengusutan tetap diperlukan untuk mencari tahu duduk permasalahan yang sebenarnya dengan memeriksa wajib pajak yang bersangkutan dan yang sebenarnya dengan memeriksa wajib pajak yang bersangkutan dan memeriksa kebenaran laporan atau pengaduan yang diterima. Hal ini memeriksa kebenaran laporan atau pengaduan yang diterima. Hal ini sesuai dengan amanah Undang-Undang No 16 Tahun 2000 tentang sesuai dengan amanah Undang-Undang No 16 Tahun 2000 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan yang menyatakan bahwa Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan yang menyatakan bahwa Ditjen Pajak berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji Ditjen Pajak berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban wajib pajak

kepatuhan pemenuhan kewajiban wajib pajak

 Proses pengusutan tersebut, menurut Djangkung, saat ini sudahProses pengusutan tersebut, menurut Djangkung, saat ini sudah dilimpahkan ke Kantor Wilayah VII Direktorat Jenderal Pajak. Hal ini dilimpahkan ke Kantor Wilayah VII Direktorat Jenderal Pajak. Hal ini dikarenakan kantor pusat IM3 berada di wilayah kerja Kanwil VII. Wakil dikarenakan kantor pusat IM3 berada di wilayah kerja Kanwil VII. Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, M Rosyid Hidayat mengungkapkan Ketua Komisi IV DPR RI, M Rosyid Hidayat mengungkapkan kecurigaan adanya dugaan korupsi pajak atau penggelapan pajak yang kecurigaan adanya dugaan korupsi pajak atau penggelapan pajak yang dilakukan PT Indosat Multimedia (IM3). Rosyid mengungkapkan, IM3 dilakukan PT Indosat Multimedia (IM3). Rosyid mengungkapkan, IM3 melakukan penggelapan pajak dengan cara memanipulasi Surat melakukan penggelapan pajak dengan cara memanipulasi Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (SPT Masa PPN) ke Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (SPT Masa PPN) ke kantor Pajak untuk tahun buku Desember 2001 dan Desember 2002. kantor Pajak untuk tahun buku Desember 2001 dan Desember 2002. Untuk SPT masa PPN 2001 yang dilaporkan ke kantor pajak pada Untuk SPT masa PPN 2001 yang dilaporkan ke kantor pajak pada Februari 2002 dilaporkan bahwa total pajak keluaran tahun 2001 sebesar Februari 2002 dilaporkan bahwa total pajak keluaran tahun 2001 sebesar Rp 846,43 juta. Sedangkan total pajak masukan sebesar Rp 66,62 miliar Rp 846,43 juta. Sedangkan total pajak masukan sebesar Rp 66,62 miliar sehingga selisih pajak keluaran dan masukan sebesar Rp 65,77 miliar. sehingga selisih pajak keluaran dan masukan sebesar Rp 65,77 miliar.

(11)

Sesuai aturan, jika pajak masukan lebih besar dari pajak keluaran, maka Sesuai aturan, jika pajak masukan lebih besar dari pajak keluaran, maka selisihnya dapat direstitusi atau ditarik kembali. Karena itu, IM3 selisihnya dapat direstitusi atau ditarik kembali. Karena itu, IM3 melakukan restitusi sebesar Rp 65,7 miliar.

melakukan restitusi sebesar Rp 65,7 miliar.

 Menurut Rasyid, selintas memang tidak terjadi kejanggalan dari halMenurut Rasyid, selintas memang tidak terjadi kejanggalan dari hal tersebut. Namun, jika lampiran pajak masukan dicermati, IM3 menyebut tersebut. Namun, jika lampiran pajak masukan dicermati, IM3 menyebut adanya pajak masukan ke PT Indosat sebesar Rp 65,07 miliar. Namun adanya pajak masukan ke PT Indosat sebesar Rp 65,07 miliar. Namun setelah dicek ulang, dalam SPT Masa PPN PT Indosat, ternyata tidak setelah dicek ulang, dalam SPT Masa PPN PT Indosat, ternyata tidak ditemukan angka pajak masukan yang diklaim IM3. Padahal seharusnya ditemukan angka pajak masukan yang diklaim IM3. Padahal seharusnya angka Pajak Masukan IM3 tersebut muncul pada laporan pajak keluaran angka Pajak Masukan IM3 tersebut muncul pada laporan pajak keluaran PT Indosat untuk tahun buku yang sama. Bahkan, PT Indosat hanya PT Indosat untuk tahun buku yang sama. Bahkan, PT Indosat hanya melaporkan pajak keluaran sebesar Rp 19,41 miliar yang sebagian besar melaporkan pajak keluaran sebesar Rp 19,41 miliar yang sebagian besar  berasal dari transaksi dengan PT Telkom bukan d

 berasal dari transaksi dengan PT Telkom bukan dengan IM3.engan IM3.

 Hal serupa juga dilakukan pada 2002, bahkan nilaHal serupa juga dilakukan pada 2002, bahkan nilainya lebih besar. Untukinya lebih besar. Untuk SPT Masa PPN 2002 per Desember 2002, IM3 melaporkan kelebihan SPT Masa PPN 2002 per Desember 2002, IM3 melaporkan kelebihan  pajak

 pajak masukan masukan sebesar sebesar Rp Rp 109 109 miliar. miliar. Berdasarkan Berdasarkan Surat Surat KetetapanKetetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) nomor 00008/407/02/051/03 uang tersebut. Pajak Lebih Bayar (SKPLB) nomor 00008/407/02/051/03 uang tersebut.

3.3

3.3 Analisis Penyebab Kasus Dugaan Penggelapan Pajak oleh IM3Analisis Penyebab Kasus Dugaan Penggelapan Pajak oleh IM3 Penyebab/faktor pemicu pelanggaran dibedakan atas 3 hal yaitu: Penyebab/faktor pemicu pelanggaran dibedakan atas 3 hal yaitu: a.

a. Tekanan (Tekanan (Unshareable pressure/ incentiveUnshareable pressure/ incentive) yang merupakan motivasi) yang merupakan motivasi seseorang untuk melakukan fraud. Motivasi melakukan fraud, antara seseorang untuk melakukan fraud. Motivasi melakukan fraud, antara lain motivasi ekonomi, alasan emosional (iri/cemburu, balas dendam, lain motivasi ekonomi, alasan emosional (iri/cemburu, balas dendam, kekuasaan, gengsi) dan nilai (

kekuasaan, gengsi) dan nilai (valuesvalues).).  b.

 b. Adanya kesempatan/peluang (Adanya kesempatan/peluang ( Preceived  Preceived OppotrunityOppotrunity) yaitu kondisi atau) yaitu kondisi atau situasi yang memungkinkan seseorang melakukan atau menutupi situasi yang memungkinkan seseorang melakukan atau menutupi tindakan tidak jujur.

tindakan tidak jujur. c.

c. Rasionalisasi (Rasionalisasi ( Rationalization Rationalization) atau sikap () atau sikap ( Attitude Attitude), yang paling banyak), yang paling banyak digunakan adalah hanya meminjam (

(12)

Dalam kasus penggelapan pajak oleh IM3 dapat disebabkan oleh beberapa Dalam kasus penggelapan pajak oleh IM3 dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain:

hal, antara lain: a.

a. Faktor kompetensi bukan menjadi penyebab utama terjadinyaFaktor kompetensi bukan menjadi penyebab utama terjadinya kecurangan.

kecurangan.

Para akuntan yang terlibat dalam kasus kecurangan di atas tidak Para akuntan yang terlibat dalam kasus kecurangan di atas tidak diragukan lagi kemampuannya karena akuntan di perusahaan besar yang diragukan lagi kemampuannya karena akuntan di perusahaan besar yang sudah

sudah  go  go publicpublic. Kecurangan tersebut terjadi karena akuntan tidak. Kecurangan tersebut terjadi karena akuntan tidak mampu mempertahankan profesionalitasnya dan lebih memilih untuk mampu mempertahankan profesionalitasnya dan lebih memilih untuk melanggar etika profesi. Alasannya bisa beragam, bisa karena faktor melanggar etika profesi. Alasannya bisa beragam, bisa karena faktor materi, faktor tekanan dari pihak manajemen, maupun buruknya sistem materi, faktor tekanan dari pihak manajemen, maupun buruknya sistem dan prosedur yang diterapkan .

dan prosedur yang diterapkan .  b.

 b. Dilema etika dapat menjadi faktor munculnya kecurangan dalamDilema etika dapat menjadi faktor munculnya kecurangan dalam  pekerjaan.

 pekerjaan.

Dilema etika yang dialami oleh akuntan publik muncul Dilema etika yang dialami oleh akuntan publik muncul dikarenakan adanya saling ketergantungan antara klien dan KAP (klien dikarenakan adanya saling ketergantungan antara klien dan KAP (klien yang membayar fee auditor). Begitu pula dilema etika yang dihadapi yang membayar fee auditor). Begitu pula dilema etika yang dihadapi akuntan internal perusahaan.

akuntan internal perusahaan.

3.4

3.4 Solusi kasus Dugaan Penggelapan Pajak oleh Solusi kasus Dugaan Penggelapan Pajak oleh IM3IM3

Dalam kasus IM3 tersebut dijelaskan bahwa IM3 diduga melakukan Dalam kasus IM3 tersebut dijelaskan bahwa IM3 diduga melakukan  penggelapan

 penggelapan pajak pajak dengan dengan cara cara memanipulasi memanipulasi Surat Surat Pemberitahuan Pemberitahuan MasaMasa Pajak Pertambahan Nilai (SPT Masa PPN) dan Manajemen juga melakukan Pajak Pertambahan Nilai (SPT Masa PPN) dan Manajemen juga melakukan konspirasi dengan auditor dari kantor akuntan publik dalam melakukan konspirasi dengan auditor dari kantor akuntan publik dalam melakukan manipulasi laba yang menguntungkan dirinya dan korporasi. Jika memang manipulasi laba yang menguntungkan dirinya dan korporasi. Jika memang terbukti melakukan hal tersebut jelas IM3 telah melanggar prinsip-prinsip terbukti melakukan hal tersebut jelas IM3 telah melanggar prinsip-prinsip Good Corporate Governence (CGC-suatu komitmen, aturan main serta Good Corporate Governence (CGC-suatu komitmen, aturan main serta  praktik

 praktik penyelenggaraan penyelenggaraan bisnis bisnis secara secara sehat sehat dan dan beretika: beretika: Transparasi,Transparasi, Akuntabilitas, Responsibilitas, Independensi, dan Kesetaraan). IM3 Akuntabilitas, Responsibilitas, Independensi, dan Kesetaraan). IM3 melanggar diantaranya prinsip transaparasi, yang mana terdapat kewajiban melanggar diantaranya prinsip transaparasi, yang mana terdapat kewajiban  bagi

 bagi para para pengelola pengelola untuk untuk menjalankan menjalankan prinsip prinsip keterbukaan keterbukaan dalam dalam prosesproses keputusan dan penyampaian informasi secara lengkap, benar, dan tepat keputusan dan penyampaian informasi secara lengkap, benar, dan tepat

(13)

waktu kepada semua pemangku kepentingan. Selain itu, IM3 juga waktu kepada semua pemangku kepentingan. Selain itu, IM3 juga melanggar prinsip akuntabilitas yang mana para pengelola berkewajiban melanggar prinsip akuntabilitas yang mana para pengelola berkewajiban untuk membina sistem akuntansi yang efektif untuk menghasilkan laporan untuk membina sistem akuntansi yang efektif untuk menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya.

keuangan yang dapat dipercaya.

Terkait dengan masalah pihak manajemen berkonspirasi dengan para Terkait dengan masalah pihak manajemen berkonspirasi dengan para  pejabat

 pejabat tinggi tinggi negara negara dan dan otoritas otoritas terkait terkait dalam dalam melakukan melakukan penipuanpenipuan akuntansi, 1 lagi prinsip GCG yang dilanggar yaitu prinsip kemandirian akuntansi, 1 lagi prinsip GCG yang dilanggar yaitu prinsip kemandirian yaitu keadaan dimana para pengelola dalam mengabil suatu keputusan yaitu keadaan dimana para pengelola dalam mengabil suatu keputusan  bersifat professional, mandiri, bebas dari konflik kepentingan dan bebas dari  bersifat professional, mandiri, bebas dari konflik kepentingan dan bebas dari tekanan/pengaruh dari manapun yang bertentangan dengan tekanan/pengaruh dari manapun yang bertentangan dengan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip pengelolaan yang sehat. Dan berbicara undangan yang berlaku dan prinsip pengelolaan yang sehat. Dan berbicara tentang prinsip, prinsip terakhir yang di langgar adalah

tentang prinsip, prinsip terakhir yang di langgar adalah prinsip responsibilityprinsip responsibility (pertanggungjawaban), dan tanggung jawab ini mempunyai 5 dimensi yaitu (pertanggungjawaban), dan tanggung jawab ini mempunyai 5 dimensi yaitu dimensi ekonomi,hukum, moral, social, dan spiritual.

dimensi ekonomi,hukum, moral, social, dan spiritual.

Solusi yang dapat diterapkan pada kasus penggelapan pajak oleh IM3 Solusi yang dapat diterapkan pada kasus penggelapan pajak oleh IM3 antara lain:

antara lain: 1)

1) PelakuPelaku

 Para pelaku bisnis dan pihak yang terkait mampu mengendalikan diriPara pelaku bisnis dan pihak yang terkait mampu mengendalikan diri

mereka masing-masing untuk tidak memperoleh keuntungan secara mereka masing-masing untuk tidak memperoleh keuntungan secara ilegal.

ilegal.

 Seharusnya akuntan internal perusahaan maupun akuntan publikSeharusnya akuntan internal perusahaan maupun akuntan publik

tetap bersikap objektif dan independen serta tidak terpengaruh oleh tetap bersikap objektif dan independen serta tidak terpengaruh oleh manajemen. Akuntan internal sebaiknya bertanggung jawab secara manajemen. Akuntan internal sebaiknya bertanggung jawab secara langsung kepada pemilik dan bukan pada manajemen perusahaan, langsung kepada pemilik dan bukan pada manajemen perusahaan, karena hal ini dapat mengurangi tekanan yang dihadapi oleh akuntan karena hal ini dapat mengurangi tekanan yang dihadapi oleh akuntan internal.

internal.

 Pengembangan tanggung jawab sosial.Pengembangan tanggung jawab sosial.

Pelaku bisnis ini dituntut untuk peduli dengan keadaan Pelaku bisnis ini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat. Jadi, dalam keadaan apapun para pelaku bisnis harus masyarakat. Jadi, dalam keadaan apapun para pelaku bisnis harus mampu mengembangkan dan memanifestasikan sikap tanggung mampu mengembangkan dan memanifestasikan sikap tanggung  jawab terhadap masyarakat sekitar di lingkungan usaha mereka.  jawab terhadap masyarakat sekitar di lingkungan usaha mereka.

(14)

 Pentingnya pendidikan etika bagi para akuntan sebagi bekal dalamPentingnya pendidikan etika bagi para akuntan sebagi bekal dalam

menghadapi potensi kecurangan. menghadapi potensi kecurangan.

Pelanggaran etika akan terus terjadi jika tidak ada pemahaman Pelanggaran etika akan terus terjadi jika tidak ada pemahaman yang mendalam dari akuntan terhadap pentingnya untuk memegang yang mendalam dari akuntan terhadap pentingnya untuk memegang teguh etika profesi. Bisa jadi mereka tidak mengetahui dampak yang teguh etika profesi. Bisa jadi mereka tidak mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh kecurangan yang mereka lakukan. Salah satu cara ditimbulkan oleh kecurangan yang mereka lakukan. Salah satu cara untuk menekan jumlah akuntan yang menyimpang serta untuk menekan jumlah akuntan yang menyimpang serta menanamkan kesadaran akan pentingnya menerapkan kode etik menanamkan kesadaran akan pentingnya menerapkan kode etik  profesi

 profesi adalah adalah dengan dengan melakukan melakukan sosialisasi sosialisasi intensif intensif tentangtentang  profisionalitas

 profisionalitas dan dan kode kode etik etik akuntan akuntan dalam dalam lingkungan lingkungan kerja.kerja. Misalnya, secara rutin IAI sebagai lembaga akuntan terbesar di Misalnya, secara rutin IAI sebagai lembaga akuntan terbesar di Indonesia menyelenggarakan pelatihan dan seminar untuk Indonesia menyelenggarakan pelatihan dan seminar untuk meningkatkan kompetensi dan kesadaran terhadap kode etik profesi meningkatkan kompetensi dan kesadaran terhadap kode etik profesi kepada anggotanya.

kepada anggotanya. 2)

2) PemerintahPemerintah

Sebaiknya pemerintah lebih mengetatkan pengawasan pajak Sebaiknya pemerintah lebih mengetatkan pengawasan pajak kepada perusahaan-perusahaan besar dan tidak tebang pilih dalam kepada perusahaan-perusahaan besar dan tidak tebang pilih dalam menyelesaikan penggelapan pajak. Pemerintah Indonesia masih sangat menyelesaikan penggelapan pajak. Pemerintah Indonesia masih sangat lemah dalam memberantas penggelapan pajak-pajak. Ditambah lagi lemah dalam memberantas penggelapan pajak-pajak. Ditambah lagi maraknya oknum-oknum pemerintah yang mudahnya menerima suap maraknya oknum-oknum pemerintah yang mudahnya menerima suap dari perusahaan-perusahaan yang ingin menggelapkan uang pajak dari perusahaan-perusahaan yang ingin menggelapkan uang pajak mereka. Pemerintah seharusnya menerapkan hukuman yang berat untuk mereka. Pemerintah seharusnya menerapkan hukuman yang berat untuk  perusahaan yang m

 perusahaan yang menggelapkan pajaknya dan enggelapkan pajaknya dan menghukum berat menghukum berat oknumoknum yang menerima suap, serta perusahaan harusnya sadar akan yang menerima suap, serta perusahaan harusnya sadar akan kewajibannya membayar pajak.

kewajibannya membayar pajak.

Dalam kasus ini, pihak pemerintah dan DPR juga perlu segara Dalam kasus ini, pihak pemerintah dan DPR juga perlu segara membentuk tim auditor independen yang kompeten dan kredibel untuk membentuk tim auditor independen yang kompeten dan kredibel untuk melakukan audit investigatif atau audit forensik untuk membedah melakukan audit investigatif atau audit forensik untuk membedah laporan keuangan dari 750 PMA yang tidak membayar pajak. Korporasi laporan keuangan dari 750 PMA yang tidak membayar pajak. Korporasi multinasional yang secara sengaja terbukti tidak memenuhi kewajiban multinasional yang secara sengaja terbukti tidak memenuhi kewajiban

(15)

ekonomi, hukum, dan sosialnya bisa dicabut izin operasinya dan ekonomi, hukum, dan sosialnya bisa dicabut izin operasinya dan dilarang beroperasi di negara berkembang.

(16)

BAB IV

BAB IV

PENUTUP

PENUTUP

4.1 4.1 SimpulanSimpulan

IM3 diduga melakukan penggelapan pajak dengan cara IM3 diduga melakukan penggelapan pajak dengan cara memanipulasi Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (SPT memanipulasi Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (SPT Masa PPN) dan Manajemen juga melakukan konspirasi dengan auditor Masa PPN) dan Manajemen juga melakukan konspirasi dengan auditor dari kantor akuntan publik dalam melakukan manipulasi laba yang dari kantor akuntan publik dalam melakukan manipulasi laba yang menguntungkan dirinya dan korporasi. Jika memang terbukti melakukan menguntungkan dirinya dan korporasi. Jika memang terbukti melakukan hal tersebut jelas IM3 telah melanggar prinsip-prinsip Good Corporate hal tersebut jelas IM3 telah melanggar prinsip-prinsip Good Corporate Governence. Prinsip-prinsip yang dilanggar IM3 antara lain: prinsip Governence. Prinsip-prinsip yang dilanggar IM3 antara lain: prinsip transaparasi, prinsip akuntabilitas, prinsip kemandirian, prinsip transaparasi, prinsip akuntabilitas, prinsip kemandirian, prinsip responsibility (pertanggungjawaban).

responsibility (pertanggungjawaban).

4.2

4.2 SaranSaran

 Akuntan internal sebaiknya bertanggung jawab secara langsungAkuntan internal sebaiknya bertanggung jawab secara langsung

kepada pemilik dan bukan pada manajemen perusahaan, karena hal kepada pemilik dan bukan pada manajemen perusahaan, karena hal ini dapat mengurangi tekanan yang dihadapi oleh akuntan internal. ini dapat mengurangi tekanan yang dihadapi oleh akuntan internal.

 Semua pihak yang terkait seharusnya mampu mengendalikan diriSemua pihak yang terkait seharusnya mampu mengendalikan diri

mereka masing-masing untuk tidak memperoleh keuntungan secara mereka masing-masing untuk tidak memperoleh keuntungan secara ilegal.

ilegal.

 secara rutin IAI sebagai lembaga akuntan terbesar di Indonesiasecara rutin IAI sebagai lembaga akuntan terbesar di Indonesia

menyelenggarakan pelatihan dan seminar untuk meningkatkan menyelenggarakan pelatihan dan seminar untuk meningkatkan kompetensi dan kesadaran terhadap kode etik profesi kepada kompetensi dan kesadaran terhadap kode etik profesi kepada anggotanya.

anggotanya.

  pemerintah  pemerintah lebih lebih mengetatkan mengetatkan pengawasan pengawasan pajak pajak kepadakepada

 perusahaan-perusahaan

 perusahaan-perusahaan besar besar dan dan tidak tidak tebang tebang pilih pilih dalamdalam menyelesaikan penggelapan pajak

(17)

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

Mas Adji Story

Mas Adji Story. 18 Februari 2013. “Studi Kasus Etika Bisnis”. Sumber. 18 Februari 2013. “Studi Kasus Etika Bisnis”. Sumber elektronik dari

elektronik dari http://blog.ub.ac.id/masadji/http://blog.ub.ac.id/masadji/ diakses pada tanggal 12diakses pada tanggal 12 Juni 2014 pukul 10:10.

Juni 2014 pukul 10:10.

Lukaswongso. 22 Desember 2011. “Pandangan Etika Terhadap Praktik Lukaswongso. 22 Desember 2011. “Pandangan Etika Terhadap Praktik Bisnis yang Curang”. Sumber elektronik dari Bisnis yang Curang”. Sumber elektronik dari

http://lukaswongso.wordpress.com/2011/12/22/pandangan-etika-terhadap-praktek-bisnis-yang-curang/

terhadap-praktek-bisnis-yang-curang/ diakses pada tanggal 12 Junidiakses pada tanggal 12 Juni 2014 pukul 10:45.

2014 pukul 10:45. Tempo.

Tempo. 4 November 2003. “Ditjen Pajak Akan Usut Dugaan Penggelapan4 November 2003. “Ditjen Pajak Akan Usut Dugaan Penggelapan Pajak IM3”. Sumber elektronik dari Pajak IM3”. Sumber elektronik dari http://www.tempo.co/read/news/2003/11/04/05627427/Ditjen-Pajak-Akan-Usut-Dugaan-Penggelapan-Pajak-IM3

Akan-Usut-Dugaan-Penggelapan-Pajak-IM3 diakses pada tanggal 12diakses pada tanggal 12 Juni 2014 pukul 09:50.

Referensi

Dokumen terkait

Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai sebelum melakukan Likuidasi dan Pencopotan Status Pengusaha Kena Pajak” sebagai salah satu syarat guna menyelesaikan program

Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena Pajak dikukuhkan wajib melakukan penelitian atas Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan

Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena Pajak dikukuhkan wajib melakukan penelitian atas Surat Pemberitahuan Masa Pajak

Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak dikukuhkan wajib melakukan penelitian atas Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan

Apabila Wajib Pajak melakukan kesalahan dalam penyetoran pajak atau penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan maupun masa dan lain sebagainya, maka

Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena Pajak pembeli dikukuhkan wajib melakukan penelitian atas Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai dari

BAB III GAMBARAN TATA CARA PENERBITAN SURAT TAGIHAN PAJAK (STP) SANKSI ADMINISTRASI DENDA TERLAMBAT ATAU TIDAK MENYAMPAIKAN SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) MASA PAJAK

Walaupun media sedang gencar-gencarnya memberitakan skandal penggelapan dana pajak yang paling besar dalam sejarah yang ada, namun perlawanan dari pihak Bakri