• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 Tinjauan Pustaka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 Tinjauan Pustaka"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB 2

Tinjauan Pustaka

2.1 Agresi

2.1.1 Definisi Agresivitas

Menurut Buss dan Perry (1992) agresi dapat diartikan sebagai perilaku atau kecenderungan suatu perilaku yang bertujuan untuk menyakiti orang lain baik secara fisik, maupun psikologis. Itu berarti, bukan hanya tindakan fisik yang merupakan perilaku agresi, tapi juga perilaku secara verbal, aktif pasif maupun langsung dan tidak langsung.Perbedaan verbal dan fisik adalah jika fisik langsung menyerang obek, sedangkan verbal menyerang dengan kata-kata.Aktif pasif ialah melihat tindakan yang terlihat, dan kegalalan dalam bertindak, sedangkan tindak agresi secara langsung dan tidak langsung lebih ke kontak langsung dengan objek yang dituju dan tidak adanya kontak langsung namum memunculkan tindakan agresi (contohnya menyebarkan gossip tengtang objek yang dituju).

Sedangkan menurut Berkowitz (1988), agresivitas dapat diartikan sebagai perilaku yang diarahkan untuk melukai orang lain, yang berarti perilaku melukai orang lain itu yang berupa kecelakaan atau ketidaksengajaan tidak termasuk dalam perilaku melukai orang lain.

2.1.2 Jenis-Jenis Agresivitas

Menurut Berkowitz (1988), jenis Agresi digolongkan menjadi dua, yaitu:

1. Hostile Aggression atau agresi rasa benci semata- mata dilakukan dengan maksud menyakiti orang lain atau sebagai ungkapan kemarahan dan ditandai dengan emosi yang tinggi. Perilaku agresif dalam jenis pertama ini adalah tujuan dari agresi itu sendiri.

2. Instrumental Aggressionatau agresi instrumental pada umumnya tidak disertai emosi. Perilaku agresif hanya merupakan sarana untuk mencapai tujuan lain selain penderitaan korbannya. Agresi instrumental mencakup perkelahianuntuk membela diri, penyerangan terhadap seseorang ketika terjadi perampokan, perkelahian untuk membuktikan kekuasaan atau dominasi seseorang (Myers dalam Sarwono,2002).Perbedaan kedua jenis agresi ini

(2)

terletak pada tujuan yang mendasarinya. Jenis pertama semata- mata untuk melampiaskan emosi, sedangkan agresi jenis kedua dilakukan untukmencapai tujuan lain.

2.1.3 Dimensi-Dimensi Agresivitas

Oleh karena itu Buss& Perry membuat kesimpulan bahwa ada empat dimensi yang merupakan subtrait dari agresi, yaitu:

1. Physical Aggression

Tindakan yang bertujuan untuk membahayakan orang lain melalui respon motorik dan dalam bentuk fisik sebagai bentuk tindakan agresi, seperti mencubit, memukul, dan perilaku tersebut dapat diobsvervasi. 2. Verbal Aggression

Perilaku yang dapat diamati serta memiliki kecenderungan untuk menyerang orang lain dengan tindakan yang membahayakan orang lain, seperti mencaci, membentak, dan lain sebagainya.

3. Anger

Reaksi yang berupa dorongan fisiologis sebagai tahap persiapan perilaku agresi. Bentuk anger dapat berupa marah, kesal, cara untuk mengontrol hal tersebut.

4. Hostility

Termasuk kedalam agresi yang tidak telihat.Hostility mewakili komponen kognitif yang terdiri dari rasa cemburu dan iri terhadap orang dan adanya ketidakpercayaan dan rasa khawatir.

Namun dalam penelitian yang peneliti lakukan, peneliti menggunakan dasar teori agresivitas yang dikemukanan oleh Buss dan Perry, dimensi-dimensinya tersebut digunakan sebagai dasar dari Aggression Questionaire yang penulis gunakan sebagai alat ukur agresivitas.

(3)

2.2 Pencahayaan 2.2.1 Definisi

Sinar memegang peranan yang penting dalam semua seni visual.Pada siang hari, sinar yang diperlukan pada umunya berasal dari matahari, sementara pada malam hari sinar dapat diadakan dengan bantuan lampu atau obor.

Berkat adanya sinar, kita bisa melihat benda disekitar kita.Sinar yang jatuh pada suatu benda dipantulkan kembali oleh benda tersebut ke segala arah.Pantulan yang sampai ke mata membuat kita melihat benda tersebut, sehingga persepsi wujud dari benda, tergantung dari pantulan sinar yang sampai.Misalnya, suatu bola yang disinari oleh lampu yang terletak tepat dibelakang kita memantulkan sinar secara merata pada mata, hingga yang terlihat adalah lapangan yang bundar. Jika lampunya digeser kekiri atau kanan, sebagian sinar yang mengenai bola itu tidak akan dipantulkan ke arah mata kita. Mata kita akan mempersepsi benda tersebut berwujud bulat. Pengaruh sinar atas persepsi mata kita ditetapkan dalam seni pewayangan.

Mata kita juga sebenarnya bisa menafsir kekuatan sinar, tetapi tafsiran dengan mata seringkali salah karena mata terpengaruh oleh sinar-sinar lain dan warna yang ada disekitarnya. Hal ini dengan jelas didemonstrasikan dalam gambaran bidang-bidang bundar berwarna abu-abu yang sama, masing-masing berada di tengah bidang yang warnanya bertaraf dari putih sampai hitam.

Menurut James Maxwell (1831-1897), cahaya adalah gelombang elektromagnetik, sehingga cepat rambat cahaya sama dengan cepat rambat gelombang elektromagnetik, yaitu 3.10¬8 m/s. Cahaya merupakan pancaran elektromagnetik yang terlihat oleh mata telanjang manusia

2.2.2 Sumber-Sumber Cahaya

Kebanyakan pencahayaan alami berasal dari matahari, termasuk cahaya bulan.Asal-usul tersebut benar-benar murni, dan tidak mengkonsumsi sumber daya alam.Sedangkan sumber cahaya buatan manusia umumnya membutuhkan sumber daya alam, seperti bahan bakar minyak bumi, untuk mengubah simpanan energy dari sumber daya alam tersebut menjadi cahaya.

Pada umumnya kebanyakan sumber cahaya bertujuan untuk menghasilkan cahaya putih, dimana penampilannya diukur oleh 2 hal:

(4)

1. Temperatur warna, yang menggambarkan apakah cahaya tampak hangat (kemerahan), netral, atau dingin (kebiruan). Istilah temperatur berhubungan dengan pancaran cahaya dari benda logam yang dipanaskan hingga titik pijar. Misalnya, temperatur warna dari lampu pijar adalah sekitar 2700 K, terlihat seperti benda logam yang dipanaskan hingga 2700 º Kelvin (2427º Celcius atau 4400º Fahrenheit)

2. Index penampilan warna (Color rendering index/CRI), yang menggambarkan kualitas cahaya pada skala 0 (sangat buruk) hingga 100 (sangat baik).

Sumber cahaya lainnya bisa berasal dari lampu, contohnya lampu fluorescent, lampu standart berbentuk U dan lurus, lampu fluorescent ringkas, lampu HID dan juga lampu induksi (lampu fluorescent yang menggunakan gelombang radio).

2.2.3 Kuantitas Pencahayaan

Standar dari penerangan atau pencahayaan diatur oleh Illuminating Engineering Society of North America (IESNA).Pencahayaan biasanya diukur pada bidang horizontal pada ketinggian 30 diatas lantai.Satuan pencahayaan adalah floot-candela atau fc (lumen per foot persegi).Foot-candle masih digunakan di Amerika, tapi di negara lain yang telah beralih ke sistem metrik, satuan lux adalah ukuran yang tepat.

IESNA mengkategorikan rekomendasi kriteria tingkat pencahayaan berdasarkan kerumitas dan kesulitan dari kegiatan yang terdapat dalam ruangan. Kategori tersebut adalah:

- Kategori A: Ruang umum 3 fc/30 lux (contohnya pada kamar tidur). - Kategori B: Orientasi sederhana 5 fc/50 lux (contohnya pada

pencahayaan di jalanan).

- Kategori C: Kegiatan sederhana 10 fc/100 lux (contohnya pada koridor dan auditorium).

- Kategori D: Kegiatan yang membutuhkan pencahayaan yang sangat kontras dan ukuran ruangan yang luas 30 fc/300 lux (contohnya pada perpustakaan, ruang olahraga dan ruang kuliah).

(5)

- Kategori E: Kegiatan yang membutuhkan pencahayaan yang sangat kontras dan ukuran ruangan yang kecil 50 fc/500 lux (contohnya pada kantor umum dan laboratorium).

- Kategori F: Kegiatan yang membutuhkan pencahayaan dengan tingkat kekontrasan yang rendah dan ukuran ruangan yang kecil 100 fc/1000 lux (contohnya pada ruang inspeksi dan supermarket).

- Kategori G: Kegiatan yang terjadi di ambang pintu lebih dari 1000 fc/10.000 lux (contohnya pada saat ada tugas visual khusus dengan tingkat kekontrasan sangat rendah dan kecil)

2.3 Remaja 2.3.1 Definisi

Menurut Santrock (2003), adolescene diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional.Senada dengan hal tersbut, Erikson juga menyatakan bahwa masa remaja adalah masa dimana adanya perubahan perilaku yang dimaksudkan untuk adanya pencarian identitas, atau sering disebut identity and confussion identity, dimana adanya pencarian jati diri dari individu.Hal ini mengacu pada periode ketika seseorang tidak memiliki identitas yang mapan atau adanya krisis identitas, dimana remaja dengan segala cara ingin mencari tahu siapa dirinya sendiri dengan berbagai macam cara dimana mereka masih penuh dengan tingkat emosional yang sangat tinggi dan juga mereka masih berada pada masa-masa labil sehingga biasanya emosi mereka bias tersalurkan dengan berbagai macam tindakan, baik tindak yang tergolong positif maupun tindakan negative sekalipun.

2.3.2 Narapidana

Narapidana adalah individu yang melakukan kesalahan, telah di vonis bersalah dan dijatuhkan sanksi atau hukuman atas pelanggaran yang dibuatnya.Menurut UU No. 12 Tahun 1995 tentang pemasyarakatan, narapidana adalah terpidana yang menjalani pidana hilang kemerdekaan di Lembaga Pemasyarakatan.

(6)

Pencahayaan

2.3.2.1 Narapidana Remaja

Narapidana remaja dalam konteks ini adalah narapidana yang usianya berkisar antara 14-18 tahun yang sedang dalam masa tahanan karena melakukansuatupelanggaran berat, misalnya pembunuhan, penggunaan obat-obatan terlarang, pengeroyokan, pemukulan, perampokan, pencurian, pemalsuan data dan perjudian. Masa tahanannya juga bermacam-macam tergantung pelanggaran yang dilakuakan.

2.4 Ruang Tahanan

Ruang tahanan atau kamar tahanan dapat diartikan sebagai tempat dimana para napi atau andikpas untuk berisitrahat dan melakukan aktifitas-aktifitas yang bersifat pribadi atau private. Dalam Lembaga Pemasyarakatan Anak Pria Tangerang, terdapat beberapa macam ruang tahanan, yaitu:

- 1 blok besar bisa dihuni oleh kurang lebih 20-30 andikpas. - 1 blok kecil bisa dihuni oleh kurang lebih 6-15 orang. - 1 kamar dapat dihuni oleh kurang lebih 2-4 orang.

2.5 Kerangka Berpikir

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir

Andikpas Remaja

(7)

Perbedaan yang berbeda didalam ruang tahanan dapat menjadi pemicu utama terjadinya tindak agresivitas. Cahaya yang ada dapat mengarah ke perilaku agresivitas yang nantinya akan dimunculkan oleh andikpas. Untuk itu, perlu diperhatikan apakah perbedaan ukuran cahaya menjadi salah satu faktor tingginya tingkat agresivitas andikpas di LAPRITA.

(8)
(9)

Gambar

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir

Referensi

Dokumen terkait

Luasan diperoleh dengan memberikan nilai 1 pada setiap cells yang tergenang, kemudian jumlahnya dimasukkan kedalam persamaan (1), dimana setiap cells memiliki

Hasil penelitian diperoleh bahwa perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat Desa Lalang terjadi penurunan penduduk lokal yang bekerja di bidang pertanian (petani dan

Kami tidak bertanggung jawab atas kekeliruan atau kelalaian yang terjadi akibat penggunaan laporan ini, Kinerja dimasa lalu tidak selalu dapat dijadikan acuan

Grafik hubungan ukuran butir pasir halus dengan pH NAG Adanya hubungan korelasi antara kondisi visual batuan berupa ukuran butir pasir sedang dengan sifat batuan

Faktor yang paling dominan dipertimbangkan dalam keputusan pembelian beras organik di Kota Surakarta adalah faktor distribusi dengan variabel pembentuk terdiri dari

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengembangkan sebuah pendekatan baru yang dapat mendeteksi serangan DDoS secara efisien, berdasarkan pada analisis statistik

Salah satu faktor yang mempengaruhi etos kerja adalah persepsi terhadap iklim sekolah atau pondok.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat persepsi terhadap iklim

Kajian ini akan mengevaluasi website serta membahas identifikasi informasi terhadap koleksi tanaman dan layanan perpustakaan pada empat kebun raya yang dikelola oleh