BAB III
PROSES PENGUMPULAN DATA
III.1 Sejarah Perusahaan
Sejarah perusahaan PT ARUS dimulai dari bakat wiraswasta dari seorang ibu rumah tangga yaitu ibu Nani B.A. pada tahun 1966 beliau mendirikan usaha pertenakan sapi perah di Jalan Raya Bogor sebagai salah satu bentuk usaha rumah tangga. Peternakan sapi perah ini hanya diawali dengan 9 ekor induk sapi perah lokal jenis Friesian Holstein. Peternakan sapi perah ini diberi nama Arus
Dairy Farm.
Perkembangan peternakan sapi perah ini sangat baik. Hal ini terlihat bahwa dalam kurun waktu lebih kurang satu dekade jumlah induk sapi perah telah bertambah menjadi 62 ekor yang dapat memproduksi sekitar 160 liter per hari. Produksi susu ini mula-mula dipasarkan dalam bentuk susu segar yang dikemas dalam botol dan diederkan dengan menggunakan sepeda.
Seiring berkembangnya skala usaha peternakan susu ini maka dilakukan pula perubahan bentuk badan hukum usahanya, dari usaha rumah tangga menjadi Perseroan Terbatas (PT). Perubahan bentuk badan usaha ini dilakukan dihadapan Nyonya Tjahjawati, SH sebagai Notaris pengganti Abdul Latief dengan Akta Pendirian nomor 141 pada tanggal 29 mei 1974 dan diberi nama PT ARUS dengan asset 100 ekor sapi dan masih berlokasi di jalan Raya Bogor . Pembentukan badan usaha ini diperkuat dengan akta perubahan terakhir Nomor 82 tanggal 24 Februari 1981 dari Frederik Alexander Tumbuan, Notaris di
Pada tahun yang sama ( tahun 1974) mulai dirintis relokasi peternakan sapi perah ke Sukabumi, Jawa Barat. Hal ini dilakukan karena luas lahan di yang terbatas ( 2,5 Ha), sehingga tidak memungkinkan lagi untuk mendukung usaha peternakan karena jumlah induk sapi perah yang semakin bertambah. Perluasan lahan di daerah ini tidak dimungkinkan lagi karena kondisi lingkungan sekitar yang semakin padat dengan adanya proyek pembangunan ruas jalan tol jagorawi ke Pondok Indah. Setelah sarana dan prasarana peternakan sapi di Sukabumi, Jawa Barat telah selesai dibangun, maka secara resmi peternakan sapi perah dipindahkan ke desa tersebut. Nama peternakannya tidak berubah yaitu ”Arus
Dairy Farm”, sedangkan di Jalan Raya bogor dijadikan lokasi industri
pengolahan susu. Pada awalnya, peternakan sapi perah dan industri pengolahan susu masih berada pada satu manajemen, namun sejak tahun 1998, manajemen antara keduanya dipisah. Hal ini dilakukan agar masing-masing manajemen lebih terfokus pada pengembangan usahanya. ”Arus Dairy Farm” terfokus untuk mengembangkan dan memelihara induk sapi perah yang sehat dan berkualitas agar dapat menghasilkan susu segar yang berkualitas pula. Sedangkan industri pengolahan susu PT ARUS terfokus pada pengembangan produk turunan susu yang bergizi dan dapat diterima oleh konsumen.
PT ARUS mulai mengolah susu segar dari peternakan mereka menjadi susu pasteurisasi pada tahun 1977. Pada awalnya, PT ARUS hanya menggunakan mesin pengolah susu pasteurisasi semi otomatis dari Medan dengan kapasitas 500 liter/hari. Hasil produksi susu pasteurisasi didistribusikan dengan mobil box tanpa pendingin atau dengan sepeda motor. Konsumennya adalah hotel-hotel,
Semakin meningkatnya permintaan susu, menyebabkan PT ARUS berusaha meningkatkan cara pengolahan susu mereka. Untuk mewujudkan hal tersebut, PT ARUS melakukan kerjasama dengan konsultan dari Denmark yaitu ”Danish
Turkey Dairies” ( DTD ). Pada tahun 1987, PT ARUS melakukan perluasan
industri dengan membangun pabrik dan pemasangan mesin-mesin secara lengkap dengan kapasitas produksi 400 liter/jam. Dengan bertambahnya kapasitas produksi, PT ARUS mulai merintis pengolahan susu secara komersial.
Peran PT ARUS dalam Industri Persusuan Nasional semakin nyata dan diakui. Hal ini dapat dilihat dengan terbitnya Surat Ketetapan Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tanggal 28 Desember 1974 dan Keputusan Menteri Kehakiman tanggal 5 Februari 1982, serta dimuat pada tambahan Berita Negara RI No. 80 tanggal 7 Oktober 1999.
III.2 Lokasi dan Tata Letak Perusahaan
Industri pengolahan susu PT ARUS berlokasi di Jalan Raya Bogor, Jakarta Timur. Pada awalnya, lokasi PT ARUS merupakan daerah kebun dan rawa yang secara bertahap dibeli dari penduduk sekitarnya. Luas tanah yang digunakan oleh PT ARUS sebagai lokasi pabrik di Jalan Raya bogor seluruhnya 28.217 m2. Perincian penggunaan lahan tersebut yaitu: 19.542 m2 ( 70% ) masih merupakan lahan terbuka yaitu berupa rawa dan lahan kering yang ditumbuhi rumput gajah dan semak-semak dan sisanya 8.375 m2 ( 30%) sebagai lahan tertutup. Lahan tertutup ini terdiri atas bangunan kantor, kolam renang, dan pabrik seluas 4.500m2, pengerasan halaman dan aspal seluas 1.840 m2, dan lansdcaping
III.3 Tujuan Perusahaan
PT ARUS adalah perusahaan yang bertujuan mengusahakan serta mengembangkan industri pengolahan makanan dan minuman yang bergizi dengan memakai bahan baku dari hasil peternakan sapi perah. Pengembangan usaha tersebut dapat dilakukan dengan mengembangkan bahan baku susu menjadi hasil produk turunan susu, seperti susu pasteurisasi, susu encer, susu beraroma, keju, yoghurt, dan sebagainya, yang terakhirnya akan menjadi ”integrated dairy products”.
III.4 Kegiatan Perusahaan
Kegiatan pokok PT ARUS adalah mengolah susu segar yang dihasilkan dari peternakan sendiri di Sukabumi, ”Arus Dairy Farm ” menjadi produk susu olahan yang dapat diterima oleh konsumen.
III.5 Struktur Organisasi
Struktur organisasi dalam sebuah perusahaan sangat penting karena dengan adanya struktur organisasi yang baik maka fungsi-fungsi manajemen dapat dijalankan dengan baik pula. Struktur organisasi berbeda-beda pada setiap perusahaan , tergantung pada jenis usaha perusahaan dan harus disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan perusahaan.
Dalam struktur organisasi PT ARUS, berjalan secara langsung dari pimpinan ke bawahan. Penugasan berasal dari pimpinan atas sampai pada setiap orang yang berada pada jabatan terendah. Namun, struktur organisasi yang
pimpinan dan bawahan tidak diikat oleh peraturan-peraturan jabatan yang berlaku. Untuk memperjelas pengendalian kegiatan perusahaan, PT ARUS memiliki struktur organisasi dengan uraian tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
a. Dewan Komisaris, memiliki tugas dan tanggung jawab:
1. Mengadakan dan memimpin rapat pemegang saham dalam mengevaluasi keadaan perusahaan dan membahas kegiatan-kegiatan yang dijalankan perusahaan.
2. Menetapkan target operasi perusahaan yang harus dicapai dalam suatu periode
3. Mengesahkan Rencana Kerja perusahaan 4. Mengevaluasi pelaksanaan rencana kerja.
b. Direktur, mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: 1. Menyusun program kerja perusahaan
2. Menentukan haluan kebijakan perusahaan
3. Memelihara kerjasama yang baik dengan perusahaan-perusahaan lain 4. Mengembangkan perusahaan secara keseluruhan.
c. Sekretaris Direksi, memiliki tugas dan tanggung jawab: 1. Bertanggung jawab kepada direktur
2. Mendukung pelaksanaan tugas direktur
d. Direktur bertindak sebagai pimpinan dan penanggung jawab perusahaan, Direktur membawahi 6 manager, yaitu:
1. Manajer Personalia dan Human Resources Development ( HRD) yang membawahi bidang administrasi personalia. Manajer ini bertugas menangani masalah humas dan karyawan.
2. Manajer Marketing dan Sales yang membawahi bidang pemasaran, distribusi, dan customer service. Manajer ini bertugas mencari konsumen, memasarkan produk, dan melayani keluhan-keluhan konsumen.
3. Manajer Finance dan Accounting, memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab langsung kepada direktur.
b. Mengkoordinasikan keuangan dan akuntansi perusahaan. c. Mengkoordinasikan kegiatan pembukuan, kas , dan bank. d. Bertanggung jawab atas pengelolaan dana perusahaan. e. Bertanggung jawab atas Laporan Keuangan yang diterbitkan.
Manajer Finance dan Accounting membawahi :
a. Asisten Finance dan Accounting, yang memiliki tugas dan tangggung jawab mencatat penerimaan dan pengeluaran, melaksanakan kegiatan administrasi pembukuan serta membuat laporan keuangan, dan melakukan penghitungan untuk keperluan perpajakan.
b. Kasir yang memiliki tugas dan tanggung jawab melaksanankan kegiatan penerimaan/ pengeluaran yang melalui kas atau bank, menghitung dan mencocokkan bukti-bukti yang menunjang seluruh penerimaan dan pengeluaran kas atau bank, mengkoordinir kegiatan pembayaran.
c. Kolektor memiliki tugas dan tanggung jawab melaksanakan kegiatan penagihan kepada para pelanggan, melaporkan kegiatan penagihan kepada bagian kasir.
4. Manajer Produksi, Manajer ini bertugas sebagai pemimpin semua kegiatan di bidang produksi.
5. Manajer Quality Control serta Research and Development. Manajer ini bertugas mengawasi mutu produk dan merancang pemunculan produk baru
6. Manajer Umum, membawahi bidang keamanan, maintenance dan pembelian. Manajer ini bertanggung jawab terhadap masalah keamanan, pembelian, dan perawatan fasilitas perusahaan.
Gambar 3.1
Struktur organisasi PT ARUS
Keterangan:
= unit yang menangani bidang akuntansi dan perpajakan
III.6 Kebijakan Akuntansi
Laporan keuangan disusun berdasarkan basis akrual yaitu mencatat transaksi-transaksi atau mengakui pendapatan maupun beban pada saat terjadinya. Pendapatan dicatat pada saat barang / jasa diberikan pada pelanggan, dan beban dicatat pada saat barang / jasa diterima oleh perusahaan. Jadi pencatatan dilakukan bukan pada saat penerimaan atau pengeluaran uang. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan konsep harga perolehan kecuali untuk surat berharga yang dinyatakan sebesar nilai wajar dan persediaan yang dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi bersih ( the lower of cost or net realizable value). Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan adalah rupiah.
Setara Kas
Deposito berjangka yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya diklasifikasikan sebagai setara kas.
Piutang
Penyisihan piutang ragu-ragu ditetapkan berdasarkan penelaahan terhadap kolektibilitas piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun.
Persediaan
Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih ( the lower of cost or net realizable). Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang ( weighted average
method).
Biaya dibayar dimuka
Biaya dibayar dimuka diamortisasi sesuai dengan masa manfaatnya
Aktiva tetap
Aktiva tetap dinyatakan sebesar harga perolehan, dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan aktiva tetap dihitung dengan menggunakan metode garis lurus ( straight line method ) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aktiva tetap sebagai berikut:
Aktiva Tetap Taksiran masa manfaat
aktiva tetap
Bangunan 20 Tahun
Mesin 8 Tahun
Kendaraan 4 Tahun
Inventaris Kantor 4 Tahun
Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya pemugaran dan penambahan dalam jumlah besar dikapitalisasi. Aktiva tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual, nilai tercatat dan
akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aktiva tetap dan laba atau rugi yang terjadi dilaporkan dalam laporan laba rugi tahun berjalan.
Penurunan Nilai Aktiva
Sesuai dengan PSAKNo. 48 tentang ” Penurunan Nilai Aktiva”., perusahaan menelaah ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai aktiva pada tangal neraca. Apabila terdapat indikasi penurunan nilai aktiva, perusahaan menaksir jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aktiva tersebut. Kerugian atas penurunan aktiva diakui sebagai beban pada usaha tahun berjalan.
Aktiva biologis
Sesuai dengan ”International Accounting Standar” (IAS) 41, ” Agriculture”. Aktiva biologis dinilai berdasarkan harga pasar setelah dikurangi dengan estimasi biaya-biaya penjualan ( ”point-of-sales cost”). Kenaikan dari harga setelah dikurangi dengan estimasi biaya-biaya penjualan dilaporkan sebagai “Laba (Rugi ) dari kenaikan harga pasar setelah dikurangi dengan estimasi biaya-biaya penjualan” pada laporan laba rugi. Biaya- biaya-biaya yang berhubungan dengan aktiva biologis yang dinilai berdasarkan harga pasar diakui sebagai beban pada saat terjadinya, kecuali biaya pembelian aktiva biologis tersebut
Pengakuan pendapatan dan beban
Pendapatan dari penjualan lokal diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan . Beban diakui pada saat terjadinya ( accrual basis ).
Transaksi dalam mata uang asing
Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan nilai tukar yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs terakhir yang berlaku yang diumumkan oleh Bank Indonesia. Laba atau rugi kurs yang terjadi dikreditkan atau dibebankan pada usaha tahun berjalan.
Pajak Penghasilan Badan
Beban pajak penghasilan tahun berjalan dihitung berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak tahun bersangkutan. Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer dari aktiva dan kewajiban antara pelaporan komersial dan pajak pada setiap tanggal laporan. Manfaat pajak masa mendatang, seperti rugi fiskal yang dapat dikompensasi, juga diakui apabila besar kemungkinan bahwa jumlah manfaat pajak pada masa mendatang tersebut dapat direalisasikan.
Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan dihitung berdasarkan tarif yang akan dikenakan pada saat nilai aktiva direalisasikan atau nilai kewajiban tersebut diselesaikan berdasarkan tarif pajak( dan peraturan pajak ) yang berlaku secara substantif pada tanggal neraca.
Koreksi terhadap kewajiban perpajakan diakui saat surat ketetapan pajak diterima atau jika Perusahaan mengajukan keberatan, pada saat putusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.
Imbalan kerja
Perusahaan membukukan cadangan estimasi atas kesejahteraan karyawan sesuai dengan Undang-Undang no.13 Tahun 2003 ( UU No.13/2003) tanggal 25 Maret 2003 tentang ” Ketenagakerjaan”
Penggunaan Estimasi
Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen untuk membuat taksiran dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan. Sehubungan dengan adanya unsur ketidakpastian dalam membuat taksiran, realisasi dimasa yang akan datang dapat berbeda dengan taksiran tersebut
III.7 Laporan Keuangan Perusahaan
Dalam proses mengumpulkan data, penulis melakukan pengamatan dan wawancara untuk membantu proses penelitian yang dilakukan. Pertanyaan diajukan penulis kepada Manajer Akuntansi dan Keuangan PT ARUS. Pertanyaan yang diajukan antara lain adalah tentang kebijakan akuntansi dan aspek perpajakan dan perencanaan pajak yang telah diterapkan menjadi bahan dalam wawancara
Dalam menganalis data yang telah dikumpulkan, penulis melakukan metode-metode sebagai berikut:
1. Observasi
Dalam proses ini, penulis mendapatkan data dari proses observasi. Penulis mengadakan pengamatan ke perusahaan untuk mendapatkan informasi keuangan dan pelaksanaan perencanaan pajak yang dilaksanakan oleh perusahaan
2. Documentation
Dalam proses ini, penulis menelusuri bukti-bukti atas transaksi atau kegiatan yang diteliti. Dokumen-dokumen yang diteliti antara lain Laporan Laba Rugi, SPT, SSP, dan data lainnya yang mendukung proses penelitian.
3. Wawancara
Dalam proses ini, penulis mengajukan pertanyaan kepada Manajer Akuntansi dan Keuangan PT ARUS, dimana pertanyaan yang diajukan mengacu kepada kebijakan akuntansi dan aspek-aspek perpajakan, dan tentang perencanaan pajak yang telah diterapkan oleh perusahan, dan permasalahan-permasalahan yang timbul dan berkaitan dengan aspek perpajakan.
4. Reperformance
Dalam proses ini, penulis melakukan perhitungan kembali atas data-data keuangan yang ada, dengan menelusuri unsur-unsur laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laba rugi, kemudian mencari ketentuan-ketentuan perpajakan yang mengaturnya, untuk mengetahui perlu dilakukan koreksi
Necara dan Laporan Laba Rugi PT ARUS, disajikan sebagai berikut: Tabel 3.1
PT ARUS NERACA
Per tanggal 31 Desember 2005
NO PERKIRAAN JUMLAH
( Rupiah )
AKTIVA
I AKTIVA LANCAR:
Kas & Bank 147,886,047
Piutang 329,385,064
Persediaan 183,184,185
Biaya Dibayar Dimuka 8,729,145
Angsuran Pajak ( PPh Ps.25 & PPh Ps.21 21,417,900
Total 690,602,341
II AKTIVA TETAP :
Nilai Perolehan 2,356,356,864
Akumulasi Penyusutan 1,253,281,133
TOTAL 1,103,075,731
III AKTIVA LAIN-LAIN
Akumulasi Perolehan 146,791,471 TOTAL AKTIVA 1,940,469,546 PASIVA IV KEWAJIBAN LANCAR Hutang Dagang 338,871,023
Kewajiban Pajak PPH Ps.21 & PPh Ps 25 22,483,303
TOTAL 361,354,326
V KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
Hutang Leasing 46,562,600
Hutang Kepada Pemegang Saham 815,528,656
TOTAL 862,091,256
VI MODAL
Modal Ditempatkan 600,000,000
Laba Ditahan 92,552,798
Laba Tahun Berjalan 24,471,166
TOTAL 717,023,964
TOTAL PASIVA 1,940,469,546
Tabel 3.2 PT ARUS Laporan Laba Rugi
Untuk Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2005
KETERANGAN JUMLAH
( Rupiah )
Penjualan Bersih 4,438,453,640
Harga Pokok Penjualan 2,918,406,684
Laba Kotor 1,520,046,956
Biaya Operasional:
Biaya Pemasaran 766,361,454
Biaya Administrasi dan Umum 729,253,314
Total Biaya Operasional 1,495,614,768
Laba Operasional 24,432,188
Pendapatan/ Biaya Lain-lain
Pendapatan Lain-Lain 16,257,144
Biaya Lain-Lain (13,499,148)
Total Pendapatan Lain-Lain 2,757,996
LABA USAHA SEBELUM PAJAK 27,190,184
PPh pasal 25/ Badan Tahun 2005 2,719,018
LABA USAHA SETELAH PAJAK 24,471,166
III.8 Uraian akun laba rugi berkenaan dengan Standar Akuntansi Keuangan. Tabel 3.3
PT ARUS
Biaya- biaya pada Harga Pokok Penjualan
Untuk Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2005
Keterangan Jumlah
(Rupiah)
Biaya Bahan Baku:
Persediaan Awal 144,733,186
Pembelian 2,338,763,670
Persediaan Bahan Baku 2,483,496,856
Persediaan Akhir 170,737,097
Pemakaian Bahan Baku 2,312,759,759
Biaya Produksi:
Gaji dan Lembur 295,539,945
Angsuran PPh Ps.21 5,534,000
Biaya Seminar dan Pelatihan 375,000
ATK/Stationery 1,490,700
Pemeliharaan Gedung 24,127,400
Biaya Pemeliharaan Mesin 33,857,500
Biaya Konsultan dan Perijinan 30,121,700
Biaya Perjalanan Dinas 10,339,500
Biaya Transportasi 40,839,150
Biaya Listrik 112,515,026
Biaya Rumah Tangga 3,596,750
Asuransi 2,993,400
Bahan Kimia 5,041,557
Biaya Presentasi 1,891,500
Lain-lain 3,441,400
Penyusutan 42,240,512
Jumlah Biaya produksi 613,945,040
Harga Pokok Produksi 2,926,704,799
Barang Jadi
Saldo Awal Barang Jadi 4,146,973
Saldo Akhir Barang Jadi (12,445,088)
Jumlah (8,298,115)
Tabel 3.4 PT ARUS
Rincian Biaya Pemasaran
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2005
Keterangan Jumlah
( Rupiah )
Gaji dan Lembur 327,141,450
Jamsostek 17,330,689
Angsuran PPh ps.21 6,917,500
Seminar dan pelatihan 1,525,000
Biaya Konsultan & Legal 11,280,100
Biaya ATK 21,619,950
Biaya Pemeliharaan Gedung dan Fasilitas 10,622,800
Biaya pemeliharaan Kendaraan 33,975,700
Biaya Pemeliharaan mesin dan Perlengkapan 10,880,000
Biaya Entertaiment 10,065,600 Biaya BBM/TOL/Parkir 15,222,300 Biaya Representasi 15,424,325 Biaya Promosi 83,010,173 Asuransi 3,808,900 Lain-lain 231,400 Biaya Penyusutan 60,305,567
Total Biaya Pemasaran 766,361,454
Tabel 3.5 PT ARUS
Rincian Biaya administrasi dan umum
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2005
Keterangan Jumlah
( Rupiah )
Gaji dan Lembur 408,099,205
Jamsostek 25,802,601
Angsuran PPh ps.21 7,312,785
Biaya Konsultan 20,985,700
Telepon & Fax 18,628,050
Seminar dan pelatihan 8,475,000
Biaya ATK 14,092,466
Biaya Pemeliharaan Gedung dan Fasilitas 15,850,450
Biaya Pemeliharaan Kendaraan 13,443,000
Biaya Rumah Tangga 9,992,900
Biaya BBM/TOL/Parkir 24,314,650
Biaya Representasi 34,295,700
Biaya Listrik 31,743,464
Asuransi 17,485,780
Biaya Entertaiment 15,984,300
Pajak Bumi Bangunan 30,988,500
Lain-lain 6,138,100
Biaya Penyusutan 25,620,663
Total Biaya Administrasi dan Umum 729,253,314
Dari hasil wawancara, diperoleh keterangan tambahan atas akun-akun laba rugi yang memiliki potensi timbulnya masalah perpajakan bagi perusahaan, yaitu sebagai berikut:
1. PT ARUS belum melakukan perencanan pajak yang efektif
2. PT ARUS memiliki 102 karyawan yang terdiri dari 50 orang karyawan untuk bagian produksi, 30 karyawan bagian pemasaran, dan 22 karyawan bagian administrasi, dan hanya 1 karyawan yang mengerti tentang pajak 3. Perusahaan memberikan fasilitas berupa kenikmatan/ natura kepada
karyawannya, dimana pemberian fasilitas tersebut terdiri dari:
a. Jumlah karyawan PT ARUS ada 102 orang dan setiap karyawan mendapatkan fasilitas berupa kenikmatan yaitu mendapat susu murni sebanyak 3liter @ Rp. 5000 per bulannya. Atas pemberian fasilitas tersebut, perusahaan mencatatkan didalam akun beban gaji
b. Pajak Penghasilan atas karyawan (PPh Pasal 21 ) ditanggung penuh oleh perusahaan .
c. PT ARUS memberikan fasilitas antar jemput untuk karyawannya, terutama bagi karyawan yang bertempat tinggal jauh dari perusahaan. 4. Tunjangan yang telah diberikan oleh perusahaan yaitu berupa tunjangan
hari raya dan bonus, dan tunjangan kesehatan bagi karyawan.
5. Penyusutan yang digunakan oleh perusahaan yaitu menggunakan metode garis lurus. Namun pada biaya penyusutan dalam rincian biaya administarasi dan umum terdapat penyusutan atas mobil sedan.
6. Biaya rumah tangga, biaya ini terjadi karena adanya pembelian alat-alat rumah tangga misalnya biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan rumah tangga perusahaan seperti koran, majalah, bay fresh, alat-alat pembersih, pembelian sabun, tissu gulung untuk laboratorium, gas elpiji, snak untuk rapat.
7. Biaya lain-lain merupakan biaya-biaya yang timbul diluar pos-pos yang sudah ada dan jarang terjadi, termasuk didalamnya cadangan untuk pengeluaran tak terduga.
8. Biaya BBM/TOL/Parkir, merupakan pengeluaran berupa bensin, tol, parkir, dan lain-lain yang penggunaannya berkaitan dengan kegiatan perusahaan, terutama untuk pengantaran susu ke pelanggan ( institusi, supermarket, hotel, restoran/kafe, perumahan ), biaya bensin dan tol untuk pengambilan bahan baku susu langsung ke pemasok atau biaya transportasi untuk pengambilan bahan pembantu yang barangnya tidak diantar langsung oleh pemasok. Biaya ini dicatat berdasarkan karcis ( bukti ) yang dibayarkan, namun perusahaan tidak mengarsipkan karcis tersebut dengan baik. Pada rincian biaya administrasi dan umum, biaya BBM/TOL/Parkir termasuk didalamnya digunakan untuk kendaraan sedan.
9. Biaya Representasi, biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menjamu mitra bisnis sehubungan dengan pemasaran produk perusahaan, termasuk didalamnya biaya insentif yang diberikan perusahaan kepada pelanggan ( uang tip ). Jika pelanggan mengorder dalam volume yang besar, terkadang pasokan bahan baku dari ” Arus Dairy
perusahaan memasok bahan baku tersebut dari peternakan lain dengan mengambil sendiri bahan baku tersebut ke lokasi peternakan pemasok. Sopir yang ditugaskan untuk mengambil bahan baku tersebut, diberikan insentif khusus oleh perusahaan. Selama ini, perusahaan tidak membuat perincian atas pengeluaran pada biaya ini.
10. Biaya pemeliharaan, biaya ini merupakan pengeluaran dalam rangka memelihara, mengganti, serta memperbaiki aktiva tetap perusahaan seperti kendaraan, inventaris kantor, maupun gedung. Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memelihara kendaraan, seperti pembelian sparepart, pelumas, dan sebagainya. Untuk biaya pemeliharaan kendaraan pada biaya administrasi umum, merupakan biaya pemeliharaan untuk kendaraan sedan untuk direksi dan manajer, dimana kendaraan tersebut tidak sepenuhnya untuk kegiatan perusahaan. Atas biaya pemeliharaan, perusahaan belum melakukan pemotongan atas jasa tersebut.
11. Biaya telepon dan fax, biaya ini merupakan pengeluaran atas fasilitas komunikasi yang diperlukan dalam menunjang aktivitas operasi perusahaan. Didalam biaya telepon dan fax pada biaya administrasi dan umum, didalamnya terdapat biaya pulsa handphone untuk direktur Rp.250.000/ bulan, dan untuk manajer sebesar Rp 150.000/ bulannya
12. Biaya asuransi, perusahaan mengasuransikan aktiva-aktivanya yang berupa gedung dan kendaraan. Biaya asuransi meliputi asuransi kesehatan dan asuransi kerugian yang semuanya ditanggung oleh perusahaan. Setiap bulannya karyawan dikenakan iuran dana pensiun sebesar 10% per bulan
13. Jamsostek, karyawan dikenakan iuran untuk jamsostek sebesar 6,8 % per bulan dan ditanggung oleh perusahaan.
14. Biaya perjalanan dinas, biaya ini merupakan pengeluaran perusahaan atas perjalanan karyawannya ke luar kota dalam rangka perjalanan dinas. Setiap karyawan yang ditugasi keluar kota harus selalu melampirkan bukti-bukti pengeluaran selama perjalanan dinas.
15. Biaya konsultan dan perijinan, perusahaan menggunakan jasa konsultan baik konsultan pajak maupun konsultan untuk manajemen perusahaan. Atas pemakaian jasa konsultan tersebut, perusahaan belum melakukan pemotongan. Biaya perijinan merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka pengurusan masalah perijinan kepada pihak berwenang.
16. Pendapatan Lain-lain pada laporan laba rugi merupakan pendapatan yang berasal dari jasa giro dan bunga deposito, namun dalam pengisian SPT Tahunan, tidak dimasukkan pada jenis penghasilan yang dikenakan pajak final.
17. PT ARUS tidak membuat daftar nominatif ( rincian ) atas transaksi biaya entertainment dan representasi.
18. Pada tahun 2005, PT ARUS terlambat membayar dan menyampaikan SPT Tahunan, namun PT ARUS belum mendapatkan STP atau pun SKP.