• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Gambaran umum ini menguraikan tentang sejarah singkat Desa Kesiman

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Gambaran umum ini menguraikan tentang sejarah singkat Desa Kesiman"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Pada bab ini dibahas mengenai gambaran umum daerah penelitian. Gambaran umum ini menguraikan tentang sejarah singkat Desa Kesiman Kertalangu, letak, luas dan kondisi geografis Desa Kesiman Kertalangu, kondisi demografis, sosial dan ekonomi masyarakatnya, serta gambaran umum Desa Budaya Kertalangu. Hal ini dimaksudkan agar diketahui dengan jelas kondisi daerah yang dijadikan lokasi penelitian. Data yang dijadikan sumber penelitian berasal dari Profil Perkembangan Desa Kesiman Kertalangu Kecamatan Denpasar Timur Kota Denpasar Tahun 2012-2013 dan Profil Desa Kesiman Kertalangu Tahun 2014. Sumber tersebut dianggap mampu memberikan data dan informasi yang valid tentang daerah yang dijadikan lokasi penelitian. Uraian tentang gambaran umum daerah penelitian adalah sebagai berikut.

4.1Sejarah Singkat Desa Kesiman Kertalangu

Sejarah ini diawali pada tahun 1343 Masehi, Bali diserang oleh Majapahit.1 Bali dikalahkan oleh Penaklukan Bali (Asta Sura Ratna Bumi Banten) yang dipimpin oleh Mahapatih Gajah Mada. Pada waktu itu yang bertahta di Majapahit adalah Ratu Tri Bhuwana. Untuk menstabilkan pemerintahan di Bali maka Majapahit di bawah pemerintahan Hayam Wuruk mengirim Sri Kresna Kepakisan ke Bali. Beliau mendirikan istana di Samplangan (Samplangan Gianyar sekarang).

1 Profil Perkembangan Desa Kesiman Kertalangu Kecamatan Denpasar Timur Kota Denpasar Tahun 2012-2013

(2)

Sri Aji Kresna Kepakisan adalah putra dari Soma Kepakisan dan cucu dari Danghyang Kepakisan. Danghyang Kepakisan bersaudara dengan Danghyang Sidi Mantra dari Kediri. Danghyang Sidi Mantra berputra Dharma Kepanditan dan menetap di Tohlangkir (Besakih). Setelah beliau wafat, didarmakan di Pura Batumadeg, tempat pemujaan Dewa Wisnu dan diwujudkan dalam Meru Tumpang Sembilan. Beliau berputra 4 (empat) yaitu Ida Bang Tulus Dewa, Ida Bang Banyak Wide, Ida Bang Wayabiya, dan Sang Manik Angkeran.

Ida Bang Banyak Wide akhirnya kembali ke Jawa dan berhasil menjadi pegawai tinggi di Kerajaan Singasari di bawah pemerintahan Kertanegara. Untuk mengamankan Madura maka Ida Bang Banyak Wide diangkat menjadi Adipati di Sumenep dengan gelar Wiraraja. Pada waktu Sri Aji Kresna Kepakisan menjadi raja di Samplangan, maka salah seorang dari keturunan Arya Wiraraja yang dikenal dengan sebutan Arya Wang Bang Pinatih menjadi pegawai tinggi raja dengan wilayah dan berkeraton di Puri Kertalangu. Diperkirakan Puri Kertalangu berlokasi di seputaran Balitex saat ini. Menurut penuturan beberapa orang, konon pada waktu pembangunan Balitex itu, banyak ditemukan bekas-bekas bangunan bata serta barang-barang lainnya yang sekarang tidak tentu rimbanya.

Kerajaan Kertalangu berdiri tahun 1350 Masehi yang mana pada abad ke 16 mengalami kemunduran dan para penguasa beserta sanak keluarganya meninggalkan keraton, lalu mengungsi ke Tulikup (Gianyar) kemudian pindah lagi ke Sulang dan membuat puri di sana atas perkenan Raja Klungkung. Sampai sekarang pusat Arya Wang Bang Pinatih di Puri Sulang.

(3)

Untuk memerintah daerah Kertalangu yang telah ditinggalkan I Gusti Ngurah Gede Pinatih, maka Batara Sakti Pemecutan mengangkat Ngurah Pemayun dan membuat keraton di Kuwum, yang berlokasi di sebelah selatan Kerajaan Kertalangu. Sesuai dengan perkembangan jaman, untuk membendung pengaruh negatif, maka penguasa membentuk organisasi masyarakat, yang menumbuhkan jiwa-jiwa pemberani di wilayah kerajaan. Untuk membendung hal-hal yang bersifat subversi dari daerah lain, maka dibuatlah arena pertempuran memanjang dari Patal Tohpati sampai ke Banjar Biaung dan tempat penguburan mayat berlokasi di seputaran Patal Tohpati.

Untuk meyakinkan hal tersebut, di sepanjang arena pertempuran tersebut, penguasa menempatkan orang-orang yang mempunyai jiwa pemberani, seperti

banjar dari utara disebut Banjar Tohpati (Ngetoh Pati), Banjar Kertajiwa yang

dulunya bernama Tohjiwa (Ngetohang Jiwa) dan banjar yang berada di tengah yaitu Banjar Tangguntiti yang berarti tempat penghubung antara Raja dan rakyat, dan akhirnya banjar yang paling selatan yaitu Banjar Biaung, yang merupakan bie (umpan) pertarungan. Jadi secara keseluruhan, orang-orang atau banjar-banjar yang berada di sepanjang arena pertempuran merupakan prajurit kerajaan yang mempunyai sifat pemberani. Akhirnya timbul Banjar Tangtu dan Banjar Kesambi yang mempunyai historis tersendiri.

Sifat daerahisme telah berlalu maka sesuai dengan perkembangan jaman dan urbanisasi maka tepatnya pada tanggal 14 September 1969 berdirilah banjar baru dengan nama Banjar Kertalangu dan selanjutnya mekar lagi menjadi Banjar Kertapura. Pada abad ke -17, penguasa di daerah Kuwum memindahkan kerajaan

(4)

ke Petilan di Banjar Kedaton dengan nama desanya menjadi Desa Kesiman. Kemudian Desa Kesiman dimekarkan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bali Nomor 57 Tahun 1982 tertanggal 1 Juni 1982 tentang Desa Persiapan.

Secara umum, pemecahan sampai Desa Kesiman Kertalangu menjadi desa definitif melalui penerbitan beberapa Surat Keputusan yaitu di antaranya SK Bupati Kepala Daerah Tingkat II Badung Nomor 167/Pem-15/166/79 tanggal 1 Desember 1980 tentang Pemekaran pemecahan desa-desa dalam wilayah kota Administratif Denpasar, SK Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bali Nomor 7/Pem/II.a/2-57/1980 tanggal 1 April 1980 tentang Penetapan Pemecahan Desa-Desa dalam Kota Administratif Denpasar dan terakhir SK Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bali Nomor 17 Tahun 1982 tanggal 1 Juni 1982 tentang Penetapan Desa-Desa Persiapan Menjadi Desa-Desa definitif dalam Wilayah Administratif Denpasar. Semenjak adanya perkembangan dari pertambahan penduduk, di wilayah Desa Kesiman Kertalangu telah mengalami perubahan dusun atau banjar yaitu dari empat dusun menjadi sebelas dusun seperti saat ini. 4.2Letak, Luas dan Kondisi Geografis

Desa Kesiman Kertalangu merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar, Bali. Beberapa kelurahan (desa) yang termasuk dalam kecamatan Denpasar Timur di antaranya Desa Dangin Puri Klod, Kelurahan Dangin Puri, Desa Penatih Dangin Puri, Kelurahan Penatih, Desa

(5)

Kesiman Kertalangu, Desa Kesiman Petilan, Kelurahan Kesiman, Desa Sumerta Kaja, Desa Sumerta Kauh, Desa Sumerta Klod, dan Kelurahan Sumerta.2

Desa ini terletak di bagian paling timur wilayah Kota Denpasar yang berbatasan dengan Kabupaten Gianyar. Desa ini terletak antara 08o35``31` - 08o44``49` Lintang Selatan dan 115o10``23` – 115o16``27` Bujur Timur. Merupakan daerah rendah pantai dengan ketinggian kurang lebih 0-20 m di atas permukaan air laut tanpa ada daerah pegunungan, dengan suhu rata-rata harian 32oC dan tingkat curah hujan sekitar 2074.9 mm per tahun (Profil Desa Kesiman Kertalangu Tahun 2014).

Gambar 4.1

Peta Desa Kesiman Kertalangu (Sumber: Kantor Desa Kesiman Kertalangu)

2 http://www.organisasi.org/1970/01/daftar-nama-kecamatan-kelurahan-desa-kodepos-di-kota-denpasar-provinsi-bali.html diakses tanggal 29 April 2015.

(6)

Desa Kesiman Kertalangu terdiri atas sebelas banjar dan satu desa pekraman. Ke sebelas desa tersebut adalah sebagai berikut : Banjar Tohpati, Banjar Kertajiwa, Banjar Kesambi, Banjar Biaung, Banjar Tangguntiti, Banjar Tangtu, Banjar Kertalangu, Banjar Kertapura, Banjar Kertagraha, Banjar Batursari, dan Banjar Biaung Asri. Ke sebelas banjar tersebut berada dalam satu desa pekraman yaitu Desa Pekraman Kesiman Kertalangu. Adapun batas-batas Desa Kesiman Kertalangu adalah sebagai berikut: di sebelah utara berbatasan dengan Desa Penatih Dangin Puri; di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Kesiman Petilan; di sebelah timur berbatasan dengan Batubulan; dan di sebelah barat berbatasan dengan Desa Kesiman Petilan.

Berdasarkan profil Desa Kesiman Kertalangu Tahun 2014, luas lahan desa ini adalah 405 hektar. Menurut penggunaannya, lahan Desa Kesiman Kertalangu terbagi ke dalam 8 lahan yaitu lahan permukiman, lahan persawahan, lahan perkebunan, lahan kuburan, lahan pekarangan, lahan taman, perkotaan dan lahan prasarana lainnya. lahan yang terluas digunakan untuk lahan permukiman yaitu seluas 240 Ha dan diikuti oleh penggunaan lahan pertanian seluas 123 Ha. Luas lahan yang paling sedikit penggunaannya yaitu lahan kuburan seluas 0,75 Ha. Luas lahan menurut penggunaannya di Desa Kesiman Kertalangu dapat dilihat pada Tabel 4.1.

(7)

Tabel 4.1

Luas Lahan Desa Kesiman Kertalangu dan Penggunaannya

NO PENGGUNAAN LAHAN LUAS (Ha) PERSENTASE

1. Lahan Permukiman 240 59,29 2. Lahan Persawahan 123 30,37 3. Lahan Perkebunan - - 4. Lahan Kuburan 0,75 0,18 5. Lahan Pekarangan 20 4,94 6. Lahan Taman 3 0,74 7. Perkotaan 6 1,47

8. Lahan Prasarana Umum lainnya 12,25 3,01

Jumlah 405 100

Sumber: Diolah dari Profil Desa Kesiman Kertalangu Tahun 2014

Berdasarkan Tabel 4.1, Desa Kesiman Kertalangu masih bercorak agraris meskipun pekerjaan sebagai petani bukan merupakan pekerjaan yang dominan dilakukan oleh masyarakat desa ini. Hamparan persawahan masih terlihat di sebelah timur jalan Bypass Ngurah Rai yang berbatasan dengan Kabupaten Gianyar.

4.3. Kondisi Demografis, Sosial dan Ekonomi

Warga Desa Kesiman Kertalangu adalah setiap warga yang berada dan masuk dalam keanggotaan sebelas Banjar yang ada di wilayah Desa Kesiman Kertalangu. Jumlah warga yang paling banyak di antara sebelas banjar tersebut adalah Banjar Kertalangu yaitu 2.075 jiwa (497 Kepala Keluarga). Jumlah warga yang paling sedikit adalah Banjar Biaung Asri yaitu 580 jiwa (116 Kepala Keluarga). Komposisi jumlah warga Desa Kesiman Kertalangu pada tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 4.2.

(8)

Tabel 4.2

Jumlah Warga Desa Kesiman Kertalangu dan Kepala Keluarga (KK)

NO BANJAR JUMLAH JIWA JUMLAH KK

1. Tohpati 1.866 462 2. Kertajiwa 1.025 227 3. Kesambi 1.202 242 4. Biaung 1.399 246 5. Tangguntiti 705 151 6. Tangtu 776 145 7. Kertalangu 2.075 497 8. Kertapura 787 193 9. Kertagraha 1.554 196 10. Batursari 610 112 11. Biaung Asri 580 116 Jumlah 12.579 2.767

Sumber: Diolah dari data kependudukan Desa Kesiman Kertalangu Tahun 2014

Komposisi warga Desa Kesiman Kertalangu dilihat dari jenjang pendidikannya dapat dikelompokkan ke dalam enam jenjang pendidikan yaitu dari tingkat belum sekolah, tidak tamat SD, jenjang SD, SLTP, SMU maupun jenjang Perguruan Tinggi baik Strata 1 (S-1) maupun Strata 2 (S-2). Komposisi warga dilihat dari jenjang pendidikannya berdasarkan kelompok umur 18 – 56 tahun, dapat dilihat dalam Tabel 4.3.

(9)

Tabel 4.3

Komposisi Warga Desa Kesiman Kertalangu Menurut Jenjang Pendidikannya NO TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH (orang) PROSENTASE

1. Belum Sekolah 10 0,10% 2. Tidak tamat SD 18 0,20% 3. SD 1.603 18,60% 4. SMP 1.827 21,20% 5. SMU 2.631 30,70% 6. Perguruan Tinggi 2.513 29,20% Jumlah 8.602 100%

Sumber: diolah dari Profil Desa Kesiman Kertalangu Tahun 2014

Dari Tabel 4.3, dapat diketahui bahwa jumlah warga Desa Kesiman Kertalangu yang sudah dapat mengenyam pendidikan adalah 8.592 orang atau 99,9% dari keseluruhan jumlah warga untuk kelompok umur 18 – 56 tahun. Pendidikan yang paling banyak di tempuh di desa ini adalah tingkat pendidikan SMU yang terdiri dari 2.631 orang dengan prosentase 30,7%. Namun dari keseluruhan masyarakat, masih terdapat sekitar 0,3% yang belum menyelesaikan jenjang pendidikan di tingkat dasar.

Di desa ini terdapat dua belas sekolah yang terdiri dari sembilan SD di antaranya SD Nomor 13 Kesiman, SD Nomor 16 Kesiman, SD Nomor 7 Kesiman, SD Nomor 10 Kesiman, SD Raj Yamuna, SD Diatmika, SD Nomor 12 Kesiman, SD Nomor 5 Saraswati dan tiga SLTP, di antaranya SMP Raj Yamuna, SMP Diatmika, dan SMP Sila Darma. Keberadaan sekolah ini tentu memberikan kesadaran bagi masyarakat sekitar untuk meningkatkan jenjang pendidikannya

(10)

dan memberikan pemahaman bahwa pendidikan tersebut sangatlah penting bagi masa depan generasi muda.

Komposisi warga Desa Kesiman Kertalangu menurut mata pencahariannya dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4

Komposisi Warga Desa Kesiman Kertalangu Menurut Mata Pencahariannya NO MATA PENCAHARIAN JUMLAH (orang) PROSENTASE

1. Petani 270 2,50%

2. Buruh 227 2%

3. PNS 2.049 19%

4. Tenaga Medis Swasta 89 0,90%

5. Karyawan 8.074 72%

6. Pengusaha 58 0,60%

7. Lain-lain 327 3%

Jumlah 11.427 100%

Sumber: diolah dari data statistik Desa Kesiman Kertalangu Tahun 2014

Dari Tabel 4.4, dapat diketahui bahwa mata pencaharian warga Desa Kesiman Kertalangu sebagian besar bekerja sebagai karyawan baik itu karyawan perusahaan swasta maupun karyawan perusahaan pemerintah yaitu sekitar 8.074 orang atau 72%. Selanjutnya diikuti dengan mata pencaharian sebagai PNS baik PNS Sipil, TNI maupun Polri yaitu sebanyak 2.049 orang atau 19%. Meskipun desa ini bercorak agraris, namun warga Desa Kesiman Kertalangu yang bekerja di sektor pertanian hanya sekitar 2,50% atau sebanyak 270 orang.

(11)

4.4Gambaran Umum Desa Budaya Kertalangu

Desa Budaya Kertalangu merupakan salah satu daya tarik wisata di Kota Denpasar yang memiliki kepedulian terhadap upaya pelestarian lingkungan. Konsep awal berdirinya desa budaya ini berawal dari pertemuan intensif para tokoh masyarakat, kelian banjar-adat, pemilik tanah, organisasi subak dengan segenap aparat desa untuk membahas bagaimana mempertahankan jalur hijau Desa Kesiman Kertalangu agar tetap hijau, namun memiliki nilai tambahan ekonomi bagi masyarakat sekitar. Inisiatif dan aspirasi ini disambut baik oleh pimpinan PT Uber Sari Bali, Bapak Dewa Gede Ngurah Rai, dengan mewujudkan konsep ini sehingga warga desa tidak hanya menjadi penonton dari pembangunan di daerahnya namun bisa turut berperan serta yang pada akhirnya bisa memberi nilai tambah pada kehidupannya.

Desa Budaya Kertalangu memiliki visi yaitu menjadi objek wisata representatif bernuansa alam, rekreatif, edukatif, kultural dan memiliki nilai ekonomi. Tumbuh sikap apresiatif dan peradaban serta menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat dan pemerintah Kota Denpasar. Untuk mewujudkan visi tersebut, dilakukan beberapa misi yaitu mewujudkan taman rekresiasi sebagai ruang interaksi sosial, mewujudkan potensi pariwisata Bali, mewujudkan areal sebagai paru-paru kota, mewujudkan sumber ekonomi masyarakat dan meningkatkan pendapatan daerah. Logo Desa Budaya Kertalangu dapat dilihat pada Gambar 4.2.

(12)

Gambar 4.2

Logo Desa Budaya Kertalangu (Sumber: Desa Budaya Kertalangu)

Pengembangan kawasan ini dibagi menjadi 5 zona yaitu zona main

entrance dan fasilitas umum (5%), zona konservasi alam (60%), zona recreational

(15%), zona konservasi budaya (10%), dan zona perdagangan (10%). Zona main

entrance dan fasilitas umum (A) meliputi pintu masuk ke Desa Budaya

Kertalangu, toilet, dan tempat parkir. Zona perdagangan (B) yaitu area yang meliputi kampoeng oleh-oleh Kertalangu, pusat perdagangan lampu kaca, gentong, dan anyaman rotan. Zona konservasi budaya (C) meliputi area yang dijadikan tempat pementasan atraksi budaya (sasana budaya) baik seni tari maupun seni tabuh.

Zona recreational (D) merupakan zona tempat hiburan dan permainan seperti wahana permainan anak-anak, flying fox, kolam pancing, wisata berkuda, odong-odong dan kereta kuda putar. Zona konservasi alam (E) meliputi areal

(13)

dan dimanfaatkan untuk kawasan pertanian / persawahan / peternakan. Kelima zona tersebut kemudian dipetakan dan dapat dilihat pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3

Zonasi Desa Budaya Kertalangu (Sumber: Desa Budaya Kertalangu)

Berdirinya Desa Budaya Kertalangu secara sah diakui setelah diterbitkannya Keputusan Walikota Denpasar Nomor 25 Tahun 2008 tentang Penetapan Desa Kesiman Kertalangu Kecamatan Denpasar Timur Sebagai Desa Budaya. Atas dasar tersebut, kemudian dilakukan perjanjian kerjasama antara Desa Kesiman Kertalangu, dalam hal ini diwakili oleh Bapak I Wayan Warka, SS yang pada saat itu menjabat sebagai Kepala Desa Kesiman Kertalangu dengan Bapak I Dewa Gede Ngurah Rai, selaku pemilik PT Uber Sari Bali.

Perjanjian ini dimaksudkan agar pembangunan, pengembangan dan pengelolaan Desa Budaya Kertalangu dapat dilakukan secara berkesinambungan

(14)

dan dapat bermanfaat bagi Desa Kesiman Kertalangu serta seluruh masyarakat yang terlibat di kawasan Desa Budaya Kertalangu dalam mencapai kesejahteraan yang berkeadilan. Pembangunan, pengembangan dan pengelolaan kawasan Desa Budaya Kertalangu meliputi kawasan persawahan jalur hijau/ruang terbuka hijau seluas 80 Ha. Seluas 72 Ha dimanfaatkan untuk kawasan hijau dan 8 Ha diperuntukkan sebagai kawasan pemanfaatan (Dokumen legalitas, tt).

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Dewa Kaler, saat ini Desa Budaya Kertalangu dikelola oleh dua manajemen perusahaan. Pada awal berdirinya desa budaya ini yaitu bulan Juni 2007, dikelola oleh satu pihak yaitu PT Uber Sari Bali, namun per Nopember 2012, desa ini dikelola oleh PT Desa Budaya Kertalangu (DBK) dan PT Bali Multi Wisata. Perubahan nama pengelola terjadi ketika Bapak Dewa Gede Ngurah Rai selaku owner PT Uber Sari Bali bermitra kerja dengan Bapak Agung Mahendra. Dari kerjasama tersebut, disepakati untuk merubah nama perusahaan menjadi PT Desa Budaya Kertalangu (DBK). Keberadaan desa budaya ini dapat berlangsung karena adanya keterlibatan dari unsur-unsur terkait yaitu unsur pemrakarsa, unsur penanggung jawab, unsur pelaksana maupun unsur pengarah. Keseluruhan unsur tersebut dapat digambarkan atau terlihat pada struktur organisasi Desa Budaya Kertalangu sesuai dengan Gambar 4.4.

(15)

Keterangan:

Garis Perintah Garis Koordinasi

Gambar 4.4

Struktur Organisasi Desa Budaya Kertalangu

(Sumber: Dokumen legalitas masterplan Desa Budaya Kertalangu) Pengarah

Walikota Denpasar

Pembina 1. Dinas Pariwisata

2. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

3. Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah 4. Dinas Perindag

5. Dinas Kebersihan dan Pertamanan 6. Dinas Pendapatan

7. Dinas Pekerjaan Umum 8. Dinas Tata Kota

9. Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura 10. Dinas Perhubungan

11. Dinas Trantib dan Satpol PP 12. Dinas Sosial

13. Badan Lingkungan Hidup 14. Kantor Peternakan 15. Bappeda Kota Denpasar

16. Badan Pemberdayaan dan Pemerintah Desa

Pemrakasa/Inisiator

1. Dewa Gd. Ngurah Rai

2. I Wayan Warka, SS 3. Ketut Lunga Antara

Penanggungjawab 1. Kepala Desa 2. BPD 3. Ketua LPM 4. Bendesa Adat 5. Pekaseh subak padanggalak Bidang sosial, kemasyarakatan dan pendampingan Koperasi Saringumi Pelaksana I Dewa Gd. Ngurah Rai

(16)

Potensi daya tarik wisata yang ada di Desa Budaya Kertalangu dapat dikategorikan ke dalam dua bentuk potensi yaitu potensi budaya dan potensi alamiah (Pendit dalam Wiwiek, 2012). Dalam penelitian ini, potensi Desa Budaya Kertalangu dibagi menjadi dua yaitu potensi budaya dan potensi buatan. Berikut akan diuraikan potensi-potensi yang ada di Desa Budaya Kertalangu berdasarkan observasi yang dilakukan pada awal penelitian.

Pertama yaitu potensi budaya. Potensi budaya yang selama ini masih digarap oleh pengelola Desa Budaya Kertalangu adalah pementasan seni dan hiburan seperti Tari Barong dan Tari Kecak. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Dewa Kaler, selaku marketing PT Desa Budaya Kertalangu, pementasan seni masih dilakukan berdasarkan pesanan dari wisatawan. Kegiatan pementasan seni dapat dilihat pada Gambar 4.5 dan Gambar 4.6.

Gambar 4.5

Pementasan Tari Barong (Sumber: Desa Budaya Kertalangu)

(17)

Gambar 4.6 Pementasan Tari Kecak (Sumber: Desa Budaya Kertalangu)

Aktivitas budaya yang juga masih dilakukan yaitu program edukasi bagi wisatawan seperti program menanam padi, menggiring bebek, belajar melukis dan program kerajinan tangan lainnya. Aktivitas budaya yang dilakukan di Desa Budaya Kertalangu dapat dilihat pada Gambar 4.7.

Gambar 4.7

Aktivitas membuat dan melukis layangan (Sumber: Dokumentasi Panca, 2015)

(18)

Kedua, potensi buatan. Berdasarkan observasi yang dilakukan pada awal penelitian, ada beberapa potensi buatan yang menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung ke Desa Budaya Kertalangu yaitu fasilitas jogging track, wisata memancing, fasilitas spa, fasilitas outbound, taman gong perdamaian, wahana permainan anak-anak seperti trampolin, kolam bola, flying fox, sepeda listrik, odong-odong, dan kereta putar.

Fasilitas tersebut menjadi daya tarik bagi wisatawan yang memiliki motivasi yang beraneka ragam untuk berkunjung ke desa budaya ini. Menurut Wiwiek (2012), motivasi wisatawan yang berkunjung ke Desa Budaya Kertalangu sangatlah bervariasi. Ada yang termotivasi untuk berolahraga karena adanya fasilitas jogging track, ada yang termotivasi untuk refreshing karena adanya wisata memancing, ada yang termotivasi untuk relaksasi karena adanya fasilitas

spa, ada yang termotivasi untuk berkumpul dengan keluarga karena adanya

wahana permainan, dan ada juga yang termotivasi untuk merasakan petualangan melalui fasilitas outbound.

Potensi buatan ini menjadi komplit dengan paduan alam yang berada di sekitar kawasan Desa Budaya Kertalangu. Hamparan persawahan yang hijau, dikombinasikan dengan produk wisata buatan menjadikan desa budaya ini menjadi daya tarik tersendiri khususnya bagi para pengunjung.

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi dengan judul “ Pengaruh Shalawat Wahidiyah Bagi Kehidupan Keberagamaan Umat Hindu di Bali (Studi Tentang Komunitas Mantra Suci di Desa Kesiman Kecamatan Denpasar

Faktor internal dan faktor eksternal yang berpengaruh terhadap keberadaan Pasar Tradisional Kertha, Desa Kesiman Kertalangu, Kecamatan Denpasar Timur yaitu faktor

Vanda potong pada Kembang Batur Anggrek Collection di Desa Sanur Kaja, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar yang ditinjau dari perhitungan perkembangan usaha

Didalam Buku profil Desa Pelaga disebutkan bahwa Desa administratif Desa Pelaga yang sekarang ini merupakan gabungan dari dua Desa Administratif yaitu Desa Pelaga dan Desa

Jumlah sarana pendidikan, kesehatan, ibadah, transportasi, dan ekonomi di Kelurahan Kota Karang Kecamatan Teluk Betung Timur Kota Bandar Lampung tahun 2013.. Sarana Jenis sarana

Faktor internal dan faktor eksternal yang berpengaruh terhadap keberadaan Pasar Tradisional Kertha, Desa Kesiman Kertalangu, Kecamatan Denpasar Timur yaitu faktor

Kecamatan Batujajar terdiri dari 7 desa, yaitu Desa Selacau, Desa Batujajar Barat, Desa Batujajar Timur, Desa Giriasih, Desa Galanggang, Desa Pangauban, dan Desa Cangkorah.. Luas

92 Sumber : Hasil Analisa, 2017 Gambar 4.1 Persentase Luas Wilayah Kota Pekanbaru Menurut Kecamatan Tahun 2015 Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui kecamatan yang memiliki