• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRACT. Eni Yulinda^\ Lamun Bathara^^

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRACT. Eni Yulinda^\ Lamun Bathara^^"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KELEMBAGAAN PEMASARAN DAN MARGIN TATANIAGA IKAN KELEMAK (Lepiobarbus hoevenii) HASIL BUDIDAYA IKAN DALAM KERAMBA

DI DESA NAUMBAI KECAMATAN KAMPAR KABUPATEN KAMPAR PROPINSIRIAU

ABSTRACT

Eni Yulinda^\ Lamun Bathara^^

This study aims to analyze the marketing agencies and marketing margins kelemak fish are kept in cages. The method used in this study is a survey method. Determination of the respondents in this study conducted a census. From the results it is known that marketing agencies are involved in fish marketing kelemak are local traders and outside the region, local retailers and retailers outside the area. The pattern of coordination between marketing agencies with fish farmers established business cooperation. Made by cash payment system for traders fi-om outside the region and in installments for local collectors. The results of the analysis at each institution obtamed kelemak fish marketing fish that margin trading system kelemak highest obtained traders outside the goal area Jambi Rp.22.000/kg and the smallest traders and retailers Kampar regency Rp. 4000/kg. Marketing margin percentage of fish marketing channels Naumbai kelemak from village to each destination marketing is 23.52% for the purpose of Kampar, 29.72% Pekanbaru purposes, 42.22% and 52.72% Tembilahan purpose Jambi purpose. Benefits received by each institution is Rp 3.060/kg marketing to collectors Kampar, Rp 4.660/kg collecting purposes Pekanbaru, Rp 9.500/kg for collector purposes Tembilahan, Rp18.000 collecting purposes Jambi, Rp 3.567/kg retailers Kampar, Rp 4,500 / kg Pekanbaru retailers, retailers 6.575/kg Rp Rp 6.443/kg retailers Tembilahan and Jambi.

Keywords: Marketing, Price, Fish Kelemak, Advantage, Institutional, Margin

Lecture of Fishery and Marine Science Faculty, Riau University

PENDAHULUAN

Kabupaten Kampar merupakan daerah yang banyak melakukan usaha di bidang perikanan. Kegiatan usaha perikanan yang ada di Kabupaten Kampar secara umum adalah penangkapan ikan, budidaya ikan dalam kolam, budidaya ikan dalam keramba, pembuatan pakan, pembenihan ikan, penanganan pasca panen dengan melaksanakan diversifikasi dan pengolahan hasil produksi perikanan (Dinas Perikanan Kabupaten Kampar Tahim 2008).

Kecamatan Kampar termasuk salah satu kecamatan di Kabupaten Kampar yang memiliki potensi perikanan cukup bagus temtama budidaya ikan dalam kolam maupun keramba. Selanjutnya dalam pemasaran ikan kelemak (Lepiobarbus hoevenii) dari Kecamatan Kampar melalui beberapa pedagang perantara sehingga rantai pemasaran semakin panjang dan biaya pemasaran yang dikeluarkan menjadi tmggi. Hasil produksi petani dibeli oleh pedagang pengumpul di Kecamatan Kampar namun jangkauan pemasarannya masih sangat terbatas, umumnya hanya menjangkau pasar lokal sehingga pasar-pasar lokal di

(2)

Kecamatan Kampar kelebihan daya tampung. Oleh karena itu, dibutuhkan daerah pemasaran baru berupa pasar-pasar antar daerah dalam Propinsi Riau maupun luar Propinsi.

Salah satu daerah di Kabupaten Kampar yang memiliki potensi perikanan yang cukup baik adalah Desa Naumbai. Khusus untuk budidaya ikan dalam keramba di Desa Naumbai, jenis ikan yang dipelihara adalah ikan Kelemak (Lepiobarbus hoeveni). Alasan petani ikan

memilih jenis-jenis ikan tersebut adalah karena banyak diminati konsumen dan harga jualnya cukup tinggi. Dean Kelemak atau dalam bahasa daerah disebut ikan Lomak, merupakan ikan penting di daerah Kampar. Menurut adat istiadat daerah, ikan ini hams ada disajikan pada waktu menyambut bulan puasa dan hari-hari penting lainnya. Oleh sebab itu walau harga jualnya tinggi, ikan kelemak ini tetap laris di pasaran, dan petani ikan tetap bemiat untuk melestarikan dengan cara membudidayakannya untuk dikonsimisi.

Di Desa Naumbai saat ini jumlah populasi petani ikan kelemak berjumlah 5 orang. Harga pakan yang mahal dan terus mengalami peningkatan, lokasi pembelian benih ikan yang jauh dan berada di luar daerah, membuat harga benih ikan kelemak juga tinggi yaitu berkisar Rp. 2000 - Rp. 2500 perekor. Hal ini akan berpengaruh terhadap biaya operasional yang dikeluarkan oleh petani ikan, sehingga akan berdampak pada harga ikan kelemak ukuran konsumsi.

Daerah pemasaran yang dijadikan tujuan pemasaran ikan Kelemak ke luar Kabupaten Kampar antara lain Pekanbam, Tembilahan, dan Jambi. Karena dalam pemasaran membutuhkan lembaga perantara untuk mmendistribusikan ikan hail budidaya, dan tentunya juga dibutuhkan biaya pemasaran, sehingga penulis tertarik untuk mengkaji lembaga

pemasaran yang terlibat dan marjin pemasaran ikan kelemak dari desa Naumbai ke daerah tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalilis lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat dalam menyalurkan atau mendistribusikan ikan kelemak ke daerah tujuan (konsumen), biaya pemasaran yang dikeluarkan lembaga pemasaran, tingkat keuntungan (profit margin) yang diperoleh masing-masing lembaga pemasaran, marketing margin. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan informasi bagi lembaga pemasaran dan sumbangan pemikiran terhadap pembangunan perikanan yang menyangkut pengembangan pemasaran dengan memanfaatkan potensi daerah pada masa akan datang.

METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 1 April - 25 April 2012, bertempat di Kecamatan Kampar sebagai daerah produsen

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah survey, dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek di lapangan melalui wawancara langsung dengan responden yang berpedoman pada kuisioner yang telah disediakan.

(3)

Penentuan Responden

Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah pemilik/petani ikan dalam keramba di Desa Naumbai Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Adapun jumlah populasi petani ikan kelemak sebanyak 5 orang, dengem pengambilan responden dilakukan secara sensus. Sedangkan untuk pedagang ikan ditentukan dengan menelusuri saluran pemasan ikan kelemak.

Analisis data

Analisis kelembagaan pemasaran ikan kelemak hasil budidaya dilakukan dengan melihat variabel pola koordinasi antara kelembagaan petani ikan dengan kelembagaan pemasaran yang terlibat dengan metode penelusuran dari produsen (petani), pedagang pengumpul (pedagang peranteira) dan pedagang pengecer, baik yang berada di desa, di luar desa (kota Kecamatan dan Kabupaten serta propinsi)

Kajian terhadap pola koordinasi dalam pemasaran ikan kelemak hasil budidaya dianalisis juga melalui keuntunguan pemasaran antar setiap lembaga pemasaran dengan mengamati

variabel margin pemasaran dan variabel biaya pemasaran serta biaya transaksi pada setiap kelembagaan pemasaran. Untuk menghitung margin pemasaran digunakan formula sebagai berikut(AZZAINO, 1981):

M i = P r i - P f i - l dimana:

M i = Margin pemasaran pada setiap kelembagaan pemasaran. Pri = Harga yang diterima oleh lembaga pemasaran yang lebih akhir. Pfi-1 = Harga yang diterima oleh lembaga sebelumnya.

Dengan demikian untuk menghitung keuntungan pada setiap kelembagaan pemasaran digunakan formula sebagai berikut:

KLP = M i - B p - B t dimana:

KLP = Keuntungan pada setiap kelembagaan pemasaran M i = Margin pemasaran pada setiap kelembagaan pemasaran Bp = Biaya pemasaran pada setiap kelembagaan pemasaran

Bt = Biaya transaksi (biaya negosiasi dan lainnya)pada setiap kelembagaan pemasaran. Untuli menghitung persentase Margin Pemasaran digunakan rumus :

MM

= "^'"^

xm% HK

Keterangan:

M M = Marketing Margin (%)

HK = Harga di Tingkat Konsumen (Rp/kg) HP = Harga di Tingkat Produsen (Rp/kg)

(4)

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Lembaga Pemasaran

Hanafiah dan Saefiiddin (1983) mengemukakan bahwa lembaga pemasaran adalah bada-badan yang menyelenggarakan kegiatan atau fungsi tataniaga dimana barang-barang bergerak dari produsen ke konsumen. Ke dalam istilah lembaga pemasaran ini termasuk golongan produsen, pedagang perantara dan lembaga pemberi jasa.

Lembaga pemasaran yang terlibat dalam memasarkan ikan Kelemak dari desa Naumbai Kecamatan Kampar adalah pedagang pengumpul lokal, pedagang pengumpul luar daerah, pedagang pengecer lokal dan pedagang pengecer luar daerah. Lembaga ini berfungsi untuk melancarkan penyaluran ikan Kelemak dari desa Naumbai ke daerah konsumen.

Ll.Petani Ikan Patin (Produsen)

Petani ikan di Desa Naximbai selain memelihara ikan kelemak, ada juga yang memelihara ikan lain seperti ikan nila, baung dan bawal. Namun, ikan kelemaklah yang cukup dkninati, karena permintaan dan nilai ekonomisnya yang cukup tinggi. Dalam memelihara ikan kelemak petani hams nenimggu rata-rata 10 sampai 12 bulan lamanya baru mereka dapat memanen hasil keramba. Pada saat panen berat rata-rata ikan Kelemak berkisar anatara 1-2 kg/ekor tergantung seberapa besarnya ukuran benih yang dimasukkan pada awal mulanya. Jumlah produksi Ikan terkecil adalah

1200Kg/panen dan produksi terbesar yaitu 5.400 Kg/panen.

Dalam menjual hasil produksi, masing-masing petani ikan menjual dengan harga yang sama untuk jenis ikan Kelemak yaitu dijual dengan harga Rp.26.000/'kg tergantung atas besar dan berat ikan dan juga waktu panen. Jumlah produksi,harga jual dan nilai produksi dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah Produksi, Harga Jual Ikan, dan Nilai Hasil Produksi , biaya produksi dan Pendapatan Bersih Masing-Masing Petani Ikan Kelemak dalam Keramba di Desa Naumbai Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar Perpanen Tahun 2012 Nomor Responden Volume Keramba (mf Jumlah Produksi (kg/panen) Hai^a Jual Ikan (Rp/KR) Nilai Hasil Produksi (Rp) Biaya Produksi (Rp) Pendapatan Bersih (Rp) 1 98 5400 26.000 140.400.000 82.000.000 58.400.000 2 53 1440 26.000 37.440.000 21.670.000 15.770.000 3 73 3600 26.000 93.600.000 55.710.000 37.890.000 4 32 1200 26.000 31.200.000 18.420.000 12.780.000 5 32 1200 26.000 31.200.000 18.420.000 12.780.000 Jumlah 288 12.840 130.000 333.840.000 196.220.000 137.620.000 Rata-rata 57,6 2.568 26.000 66.768.000 39.244.000 27.524.000 Sumber: Data Primer

Jumlah produksi untuk setiap volume keramba berbeda-beda, jumlah produksi terbanyak yaitu pada keramba yang bervolume 98m* yaitu 5400 kg per panen dengan nilai hasil produksi sebesar Rp.140.400.000, rata-rata Rp.66.768.000. Dengan biaya produksi rata-rata Rp. 39.244.000 dan pendapatan rata-rata Rp.27.524.000 per panen Jumlah produksi sangat erat kaitannya dengan padat tebar yang dilakukan pada keramba. Padat tebar yang dilakukan oleh petani keramba bervolume 98m^ sangat

(5)

maksimal dan memiliki modal yang cukup dalam pengembangan usaha keramba yang dimilikinya. Sedangkan jumlah produksi terendah yaitu pada keramba yang bervolume 32m^ yaitu 1200 kg perpanen, dengan nilai hasil produksi sebesar Rp.31.200.000.

Pemanenan merupakan salah satu kegiatan penting dalam melakukan usaha budidaya perikanan, karena dari hasil panen dapat diketahui berhasil atau tidaknya kegiatan usaha yang dilakukan. Sistem panen yang dilalcukan petani ikan adalah berangsur- angsur hingga 3 hari atau lebih dalam pengambilan ikan.Hal ini tergantung pada waktu yang dimiliki oleh pedagang pengumpul karena pada umumnya mereka yang hendak membeli langsung turun tangan dalam pengambilan ikan dari dalam keramba. Segala alat penangkapan ikan dari dalam keramba seperti tangguk, timbangan, serta tempat ikan hasil tangkapan atau wadah ikan, disediakan sendiri oleh pedagang pengumpul.

Cara pemanenan, ikan yaitu pada awal permulaan keramba dibuka kemudian ikan diambil dengan menggunakan alat yang disebut tangguk, karena sempitnya pintu keramba maka pengambilan ikan hanya bisa dilakukan oleh maksimal dua orang. Seorang masuk kedalam keramba dan seorang lagi menyambut ikan dari atas tutup keramba. Dean hasil panen terlebih dahulu ditempatkan dalam jaring yang diletakkan pada air mengalir sehingga ikan bisa tetap hidup dan tidak stress yang bisa menyebabkan turunnya mutu hasil panen. Apabila kondisi ikan terlibat tidak dalam keadaan stress, barulah ikan dipindahkan ke wadah pengangkutan ikan imtuk segera dipasarkan.

1.2. Pedagang Pengumpul

Berdasarkan hasil penulusuran pemasaran ikan kelemak di desa Naumbai diketahui bahwa peran pedagang pengumpul dalam memasarkan ikan sangat besar sekali. Pedagang pengumpul yang menjual ikan kelemak dari desa Naumbai terdiri dari pedagang pengumpul lokal dan pedagang pengumpul luar daerah. Pedagang pengumpul lokal (pelanggan tetap), berjumlah 2 orang dan pengumpul luar daerah 3 orang. Pedagang pengumpul lokal akan menjual ikannya kepada pedagang pengecer luar daerah kabupaten Kampar. Sedangkan pedagang pengumpul luar daerah akan menjual ikannya kepada pedagang pengecer Pekanbaru, Tembilahan dan Jambi dan dijual ke pasar-pasar daerah tujuan tersebut. Pedagang pengumpul ini datang langsung ke daerah produsen pada saat panen dilakukan. Bahkan rata-rata petani ikan menyerahkan proses pemanenannya kepada pedagang pengumpul,

Persentase volume penjualan ikan kelemak dari masing-masing pedagang pengumpul berbeda. Persentase jumlah pembelian pedagang pengumpul luar daerah lebaih banyak (80%) dibanding persentase jumlah ikan yang dijual oleh pedagang pengumpul dalam daerah (20%). Menurut hasil wawancara dengan pengumpul luar daerah, banyaknya volume produksi yang mereka bawa adalah untuk menekan ongkos transportasi. Biasanya mereka menggunakan mobil pick up untuk mengangkut ikan kelemak dari daerah produsen ke daerah konsumen.

1.3. Pedagang Pengecer

Pedagang pengecer ikan merupakan pedagang yang langsung menjual ikannya ke konsumen. Pedagang pengecer ini terdapat di pasar-pasar daerah tujuan pemasaran ikan Kelemak dari desa Naumbai. Untuk daerah Kecamatan Kampar, pedagang pengecemya menjual ikan di pasar Air Tiris, pasar Bangkinang dan pasar Kampar.

(6)

2. Rantai Pemasaran iloin kelemalc {Lepiobarbus Hoovenii)

Di dalam setiap usaha, pemasaran adalah hal yang paling penting. Menurut Downey dan Erickson (1992) pemasaran merupakan proses yang mengakibatkan aliran produksi dari produsen ke konsumen. Pemasarandalam suatu usaha meliputi rantai /saluran pemasaran dan harga.

Pemasaran ikan kelemak {Lepiobarbus Hoovenii) hasil usaha budidaya dalam keramba di Desa Naumbai cukup lancar dan saluran tataniaganya tidak terlalu panjang. Hubungan antar lembaga pemasaran di Desa Naumbai ini juga merupakan hubimgan bisnis saja. Berdasarkan hasil pengamatan penulis, untuk pemasaran ikan hasil usaha budidaya, petani tidak menjual kepasar-pasar, tetapi pedagang pengumpul yang datang ke lokasi keramba untuk membeli ikan, sehingga petani ikan tidak mengalami kesulitan dalam proses memasarkan ikan hasil budidaya mereka. Untuk mengetahui lebih jelas saluran pemasaran ikan kelemak dari desa Naumbai dapat dilihat pada Gambar 1.

Pfttani Tkflfi Konsumen Desa Pedagang Pengumpul Luar Daerah Pedagang Pengumpul Lokal/ kabupaten Pedagang Pengecer Lokal/kabupaten Konsumen Lokal/kabuoaten ' r

Pedagang Pengecer Luar Daerah

Konsumen Luar Daerah

Gambar 1. Skema Jalur Pemasran Ikan Hasil Budidaya dalam Keramba di Desa Naumbai kecamatan Kampar Kabupaten Kampar

Pda Gambar 1. Terlibat bahwa terdapat 3 saluran pemasaran ikan hasil budidaya dalam keramba di Desa Naumbai dari tangan produsen hingga konsumen. Pada saluran pertama, produsen /petani ikan dalam keramba, menjual hasil panennya langsung ke konsumen di desa yang memerlukannya. Jumlah yang dijual langsung ke konsumen desa hanya sedikit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namum ada juga untuk memenuhi kebutuhan pesta dan acara lainnya. Penjualan langsung ke konsumen ini tidak rutin dilakukan. Mereka menjual apabila ada penduduk desa yang ingin membeli dan langsung datang ke petani untuk membelinya.

Saluran kedua petani ikan menjual kepada pedagang pengumpul lokal. Dalam hal mi pedagang pengumpul datang langsung ke lokasi keramba imtuk membeli ikan yang siap di panen, dan memasarkannya langsung ke pasar-pasar setempat/konsumen lokal.

Saluran ketiga, lebih panjang dibandingkan dengan rantai pemasaran pertama.Pada saluran ini petani ikan terlebih dahulu menjual ikan hasil panennya kepada pedagang pengumpul dari luar daerah seperti Pekanbaru, Tembilahan, serta Jambi. Dalam hal ini pedagang pengumpul dari luar daerah juga datang ke lokasi keramba

(7)

untuk membeli ikan. Kemudian pedagang pengumpul luar daerah menjualnya kepada pedagang pengecer luar daerah, untuk selanjutnya dipasarkan ketangan konsumen luar daerah.

Harga merupakan hal penting untuk diperhitungkan baik oleh penjual maupim pembeli. Bagi penjual harga menentukan pendapatan dan keuntungan yang akan diperolehnya sedangkan bagi pembeli harga dapat menentukan pengeluaran dari pendapatannya. Ikan yang dijual kepada pedagang pengumpul adalah ikan kelemak dalam keadaan hidup, dengan harga jual Rp. 26.000./Kg sesuai yang ditetapkan oleh para peteni ikan pada saat panen.

2.1, Pembentukan Harga

Harga yang diberikan oleh para petani ikan di Desa Naumbai berpatokkan pada waktu pemanenan, apabila waktu pemanenan bertepatan pada hari-hari besar seperti Ramadhan ataupun lebaran harga ikan mengalami kenaikan hingga mencapai Rp.31.000/kg, sedangkan jika pemanenan dilakukan pada hari-hari biasa harga ikan umumnya berada pada harga yang

normal yaitu Rp.26.000/Kg. 2.2. Sistem Pembayaran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Desa Naumbai diketahui terdapat dua sistem pembayaran yang dilakukan oleh pedagang pengumpul kepada petani Dean (produsen) ikan kelemak yakhi sistem pembayaran secara tunai dan secara cicilan.

Sistem pembayaran secara tunai biasanya dilakukan oleh pedagang pengumpul yang bukan merupakan pelanggan tetap para petani ikan di desa ini, sedangkan sistem pembayaran secara cicilan biasanya dilakukan oleh pedagang pengumpul yang sudah lama menjadi pelanggan tetap para petani di Desa Naumbai, dengan cara membayar separuh dari biaya keselumhan hasil panen, dan sisanya dibayar seminggu setelah pedagang pengumpul tersebut mengambil ikan hasil panen kepada petani ikan (produsen).

3. Marjin Tataniaga Ikan Kelemak

Marjin tataniaga terdiri atas biaya pemasaran dan keuntungan lembaga pemasaran yang terlibat dalam transaksi. Setiap lembaga tataniaga yang terlibat dalam pemasaran ikan kelemak memperoleh keuntungan (margin) yang berbeda disebabkan karena perbedaan harga beli, harga jual dan biaya pemasaran. Marjin tataniaga merupakan selisih antara harga ditingkat produsen dengan harga ditingkat konsumen. Dalam pemasaran ikan kelemak, pada masing-masing lembaga pemasaran mempunyai harga yang berbeda. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.

(8)

Tabel 3. Harga Beli Dan Harga Jual Ikan Kelemak, dan Margin lembaga pemasaran ikan dari Desa Naumbai Pada Masing-Masing Lembaga Pemasaran

((Rp/Kg)-No Lembaga Daerah Tujuan Pemasaran

Pemasaran Kampar Pekanbaru Tembilahan Jambi Beli Juai Beli Jued Beli JuS Beli Jual 1 Petani Ikan - 26.000 - 26.000 - 26.000 - 26.000 2 Pedagang 26.000 30.000 26.000 32.000 26.000 38.000 26.000 48.000 pengumpul Margin 4.000 6.000 12.000 22.000 3 Pedagang 30.000 34.000 32.000 37.000 38.000 45.000 48.000 55.000 pengecer Margin 4.000 5.000 7.000 7.000 Sumber: Data Primer

Dari tabel 3 dapat dilihat petani ikan menjual ikan kelemak dengan harga Rp.26.000/kg kesemua pedagang pengumpul baik dalam maupun luar daerah. Untuk selanjutaya para pedagang pengumpul tersebut menjualnya kepada para pedagang pengecer dimasing-masing daerah mereka. Untuk daerah pemasaran Pekanbaru pedagang pengumpul menjuahiya ke padagang pengecer dengan harga Rp.32.000/kg, dan pedagang pengecer menjual ke konsumen dengan harga Rp.37.000/kg, pedagang pengumpul untuk daerah pemasaran Kampa pedagang pengumpul menjualnya ke padagang pengecer dengan harga Rp.30.000/kg, dan pedagang pengecer ini menjual ke konsumen dengan harga Rp.34.000/kg,untuk pemasaran ke daerah Tembilahan pedagang pengumpul menjualnya kepada pedagang pengecer dengan harga Rp.38.000/kg dan menjualnya ke konsumen dengan harga Rp.45.000/kg, dan untuk daerah pemasaran yang paling jauh yaitu Jambi, pedagang pengumpul menjualnya kepada pedagang pengecer dengan harga Rp.48.000/kg dan menjuahiya kepada konsumen dengan harga Rp.55.000/kg. Untuk melihat marketing maijin usaha budidaya ikan kelemak dari Desa Naumbai ini, disajikan dalam tabel 3 dibawah i n i : Tabel 3. Persentase Marketing Marjin Pemasaran Ikan Kelemak dari Desa Naumbai

Pada Masing-Masing Lembaga Pemasaran (Rp/Kg). No Daerah Tingkat HargaRp/kg

Produsen Konsumen Marketing Marjin(%) 1 Kampar 26.000 34.000 23,52 2 Pekanbaru 26.000 37.000 29,72 3 Tembilahan 26.000 45.000 42,22 4 Jambi 26.000 55.000 52,72 Sum ber: Data Primer

Dari Tabel 3 dapat dilihat marketing marjin terendah adalah pemasaran untuk daerah Kampar yaitu sebesar 23,52% sedangkan untuk marketing marjin tertinggi adalah pemasaran untuk daerah Jambi yaitu sebesar 52,72%.

(9)

4. Biaya dan Keuntungan lembaga pemasaran

Besarnya biaya yang dikeluarkan masing-masing pedagang perantara berbeda begitu juga keuntungan atau laba yang diperoleh. Biaya pemasaran ikan kelemak dari desa Naumbai tergantung dari jumlah ikan yang dibawa dan tujuan pemasaran ikan.

Keuntungan dari masing-masing lembaga pemasaran dapat diketahui dari margin dikurangi dengan biaya pemasaran imtuk masing-masing lembaga. Dari hasil penelitian diketahui bahwa biaya yang dikeluarkan oleh masing-masing lembaga tidak sama. Biaya ini tergantung dari lokasi pemasarannya. Karena komponen biaya yang besar akan mempengaruhi keuntungan dari masing-masing lembaga. Menurut Hanafiah (1983), margin pemasaran terdiri dari komponen biaya pemasaran dan laba yang diterima oleh pedagang. Artinya besarnya margin pemasaran bukan hanya disebabkan oleh laba yang diambil pedagang, tetapi disebabkan pula oleh biaya yang dikeluarkan pedagang yang bersangkutan. Biasanya pedagang menetapkan harga penjualan yang dapat memberikan sejumlah laba tertentu baginya atas dasar harga pokok penjualan. Dalam hal ini jumlah pengeluaran pedagang perantara dalam arti biaya pemasaran merupakan komponen yang sangat menentukan besar kecilnya margin pemasaran. Untuk pemasaran ke Kampar biaya yang dikeluarkan pengumpul per kgnya adalah Rp. 940, pengecer Kampar Rp 433. Untuk lebih jelasnya keuntungan yang diterima masing-masing lembaga dapat diliiiat pada Tabel 4.

Tabel 4. Total Biaya dan Keuntungan Bersih Yang Diterima Masing-Masing Pedagang Perantara Untuk Pemasaran Ikan Patin Ke Kota Rantauprapat

WMl

No Lembaga Daerah Tujuan Pemasaran

Pemasaran Kampar Pekanbaru Tembilahan Jambi Beli Juai Beli jiiai Beli Jiiai Beli Jual 1. Pedagang 26.000 30.000 26.000 32.000 26.000 38.000 26.000 48.000 pengumpul Margin 4.000 6.000 12.000 22.000 Biaya 940 1.340 2.500 4.000 Keuntungan 3.060 4.660 9.500 18.000 2. Pedagang 30.000 34.000 32.000 37.000 38.000 45.000 48.000 55.000 pengecer Margin 4.000 5.000 7.000 7.000 Biaya 433 500 425 557 Keuntungan 3.567 4.500 6.575 6.443

Sumber: Data Primer

Dari Tabel 4 diketahui bahwa biaya yang paling besar dikeluarkan adalah oleh pedagang pengumpul tujuan Jambi yaitu sebesar Rp 4000/kg. Besarnya biaya ini disebabkan jarak tempuh ke Jambi lebih jauh dibanding daerah lainnya, sehingga biaya angkutnya lebih besar dibanding ke daerah Kampar, Tembilahan dan Pekanbaru. Sedangkan biaya yang terendah adalah pemasaran ke Kampar. Besarnya keuntungan juga tergantung dari resiko yang ditanggung oleh perantara, Dari Tabel 4 diketahui bahwa keuntungan yang terbesar diterima oleh pedagang pengumpul tujuan Jambi yaitu Rp 18.000/kg.

(10)

Kesimpulan dan Saran Kesimpnlan.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa lembaga yang terlibat dalam memasarkan ikan kelemak dari desa Naumbai adalah pedagang pengumpul lokal (langganan), pengumpul luar daerah, pedagang pengecer lokal dan pengecer luar daerdi. Tujuan pemasaran ikan kelemak dari desa Naumbai adalah kabupaten Kampar, Pekanbaru, Tembilajian dan Jambi. Margin lembaga pemasaran yang tertinggi adalah pada pedagang pengumpul Jambi dan yang terkecil pada pedagang pengumpul dan pedagang pengecer Kampar. Marketing marjin dari saluran pemasaran ikan Kelemak yang tertinggi adalah saluruan pemasaran tujuan Jambi yaitu 52,57% dan terendah pada saluran pemasaran tujuan Kampar yaitu 23,52%. Keuntungan yang tertinngi juga diterima oleh pedagang pengumpul tujuan pemasaran Jambi yaitu Rp. 18.000/kg dan terkecil keuntungan diterima oleh pedagang pengumpul Kampar yaitu Rp 3.060/kg.

Saran

Disarankan kepada petani ikan kelemak untuk lebih meningkatkan produksinya karena nilai ekonomi ikan ini tinggi. Dan disarankan juga untuk menambah pelanggan ikan dari luar daerah, karena pedagang pengumpul luar daerah selalu membeli dalam jumlah yang besar. Disarankan kepada pedagang ikan imtuk menambah pangsa pasar temtama untuk pedagang pengumpul Kampar.

(11)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis lembaga pemasaran dan margin pemasaran ikan kelemak yang dipelihara dalam keramba. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Penentuan responden dalam penelitian ini dilakukan secara sensus. Dari Hasil penelitian diketahui bahwa lembaga pemasaran yang terlibat dalam memasarakan ikan kelemak adalah pedagang pengumpul lokal dan luar daerah, pedagang pengecer lokal dan pedagang pengecer luar daerah. Pola koordinasi antara lembaga pemasaran dengan petani ikan terjalin kerjasama bisnis. Sistem pembayaran dilakukan secara tunai untuk pedagang pengumpul dari luar daerah dan secara cicilan untuk pengumpul lokal.

Hasil analisis pada masing-masing kelembagaan pemasaran ikan kelemak diperoleh bahwa margin tataniaga ikan kelemak paling tinggi diperoleh pedagang pengumpul luar daerah tujuan Jambi yaitu Rp.22.000/kg dan yang terkecil pedagang pengumpul dan pengecer kabupaten Kampar yaitu Rp. 4000/kg. Persentase Marketing margin dari saluran pemasaran ikan kelemak dari desa Naumbai ke masing-masing tujuan pemasaran adalah 23,52% untuk tujuan Kampar, 29,72% tujuan Pekanbaru, 42,22% tujuan Tembilahan dan 52,72% tujuan Jambi. Keuntungan yang diterima masing-masing lembaga pemasaran adalah Rp 3.060/kg untuk pengumpul Kampar, Rp 4.660/kg pengumpul tujuan Pekanbaru, Rp 9.500/kg untuk pengumpul tujuan Tembilahan, RplS.OOO pengumpul tujuan Jambi, Rp 3.567/kg pengecer Kampar, Rp 4.500/kg pengecer Pekanbaru, Rp 6.575^g pengecer Tembilahan dan Rp 6.443/kg pengecer Jambi.

Kata Kunci: Pemasaran, Harga, Dean Kelemak, Keuntungan, Kelembagaan, Margin DAFT AR PUSTAKA

Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Riau, 2011. Buku Tahunan Statistik Perikanan Provinsi Riau, Pekanbaru. Dalam www.utusanriau.com.

Dinas Perikanan dan Kelautan Kampar, 2011. Kajian Inventarisasi Potensi Sumberdaya Alam Kabupaten Kampar. Dalam http://www.kampar.co.id.

GITTINGER, J. PRICE. 1986. Analisa Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. Edisi Kedua. Universitas Indonesia Press-Johns Hopkins. Seri Edisi Dalam Pembangunan Ekonomi. Jakarta.

Kolter, P .2005. Manajement Pemasaran. Erlanga .156 hal. Jakarta.

Gambar

Tabel 1. Jumlah Produksi, Harga Jual Ikan, dan Nilai Hasil Produksi , biaya  produksi dan Pendapatan Bersih Masing-Masing Petani Ikan Kelemak  dalam Keramba di Desa Naumbai Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar  Perpanen Tahun 2012  Nomor  Responden  Volume  K
Gambar 1. Skema Jalur Pemasran Ikan Hasil Budidaya dalam Keramba di Desa  Naumbai kecamatan Kampar Kabupaten Kampar
Tabel 3. Harga Beli Dan Harga Jual Ikan Kelemak, dan Margin lembaga pemasaran  ikan dari Desa Naumbai Pada Masing-Masing Lembaga Pemasaran
Tabel 4. Total Biaya dan Keuntungan Bersih Yang Diterima Masing-Masing  Pedagang Perantara Untuk Pemasaran Ikan Patin Ke Kota Rantauprapat

Referensi

Dokumen terkait

Table 2. The effect of land unit on the amount of woody plant biomass, the amount of understory plant biomass, organic C content in woody plants, organic carbon content in

Adapun dari hasil bahwa pelanggaran hak siar dalam penyelesian perkara pidana dianggap sah karena pada hakikatnya yang terpenting dalam tindak pidana pelanggaran hak siar

Memperlihatkan peran dan cita-cita RA Kartini adanya perancangan film dokumenter perjalanan hidup RA Kartini bertujuan untuk membawa sejarah bangsa Indonesia untuk

profesi public relations yang dimuat dalam iklan lowongan pekerjaan di kolom Karier dalam Surat Kabar Kompas. Suatu pengalaman tersendiri dan sangat berharga bagi

Penduduk Karangpatihan berjumlah 5434 jiwa, Jumlah KK Miskin (kuning) 11 %, KK sangat miskin (merah) 12 %, dan jumlah KK sangat miskin dan mengalami keterbelakangan mental 2 %

Hal ini menjadi penting karena konteks kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama

Hasil penelitian ini ada kesesuaian dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Eduardus dan Algifari (1999) dapat diketahui bahwa ada hari perdagangan

Jalan Raya Karangploso km 4, Kotak Pos 199 Malang 65152, Indonesia Telp. Hama pada tanaman tebu menyebabkan penurunan produksi gula sekitar 10%. Hama penting pada