• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Kerangka kerja perancangan knowledge management pada divisi underwriting dan divisi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI. Kerangka kerja perancangan knowledge management pada divisi underwriting dan divisi"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Kerangka Kerja

Kerangka kerja perancangan knowledge management pada divisi underwriting dan divisi

personalia dapat dilihat dalam Gambar 2.1 berikut ini:

Gambar 2.1 Kerangka Kerja Pembangunan Knowledge Management

Visi dan Misi

Analisis SWOT Knowledge Indentification KnowledgeGoals Strategi perusahaan Fitur-fitur aplikasi Pemetaan Fitur Class diagram

Use case diagram

Pembangunan Aplikasi Sequence diagram

Divisi Underwriting

Rancangan layar Analisis Value Network

(2)

2.2 Teori Umum

2.2.1 Pengertian Sistem

Ada beberapa pengertian sistem dari beberapa ahli, diantaranya adalah :

Berdasarkan pendapat McLeod dan Schell (2001, h9), sistem adalah sekelompok

elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.

Berdasarkan pendapat Turban (2001, h34), sistem adalah sekelompok objek yang

terdiri dari orang, sumber, konsep, dan prosedur yang berinteraksi untuk menjalankan fungsi

untuk mencapai suatu tujuan.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa sistem adalah kumpulan dari elemen yang

terintegrasi dan saling berhubungan untuk mencapai suatu tujuan yang sama.

2.2.2 Pengertian Data, Informasi, dan Understanding

a. Data

Menurut Widayana (2005, h12-13), data merupakan fakta mentah antara lain

berupa gambar, angka yang disajikan tanpa suatu konteks. Lembar kerja dalam

spreadsheets tanpa disertai analisis dan intepretasi data.

Sedangkan menurut O, Brien (2005, h38) data merupakan fakta atau observasi

mentah, yang biasanya mengenai fisik atau transaksi bisnis. Lebih rinci, data adalah

pengukuran objektif atribut (karakteristik) dari entitas (seperti manusia, tempat, barang,

dan kejadian) .

Jadi, dapat disimpulkan bahwa data adalah kumpulan fakta-fakta mentah yang

belum diolah sehingga secara relatif tidak berarti bagi pemakai.

(3)

b. Informasi

Menurut Widayana (2005, h13), informasi adalah data yang telah tersusun dan

disertai dengan referensi terhadap suatu hubungan (konteks) yang mempunyai arti, untuk

membantu pengambilan keputusan.

Sedangkan menurut Laudon (2002, h8), informasi adalah data yang telah disusun

ke dalam bentuk yang memiliki arti dan berguna bagi manusia.

Dari pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa informasi adalah

data yang telah diproses sehingga memiliki arti dan manfaat bagi yang membutuhkannya.

c. Understanding

Menurut Bergeron (2003, h10), understanding adalah ide yang jelas dan lengkap

mengenai sesuatu hal. Understanding bersifat personal, dan berupa kekuatan dalam diri

untuk mengembangkan pengalaman dan pengetahuan yang berhubungan dengan suatu

hal. Gambar 2.2 menunjukkan tahapan data menjadi understanding.

(4)

Human

Gambar 2.2 Tahapan Proses Data menjadi Understanding

Sumber: Bergeron (2003, h11)

2.2.3 Pengertian Sistem Informasi

Beberapa ahli menyebutkan definisi sistem informasi sebagai berikut:

Menurut Laudon dan Laudon (2002, h7), sistem informasi adalah kumpulan

komponen yang saling berhubungan yang mengumpulkan (yang mengambil), memproses,

menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan,

pengkoordinasian, pengendalian analisa dan menampilkannya didalam suatu organisasi.

Dimana teknologi informasi itu meliputi hardware, software, data, teknologi penyimpanan,

dan penyedia jaringan suatu portfolio dari pembagian sumber teknologi informasi pada

organisasi.

Menurut O’Brien (2005, h5), sistem informasi merupakan kombinasi teratur dari

orang–orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumberdaya data yang

Understanding

Knowledge

Informasi

(5)

mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi untuk berkomunikasi antara satu

dengan yang lain dengan menggunakan berbagai jenis alat fisik (hardware), perintah dan

prosedur pemprosesan informasi (software), saluran komunikasi (jaringan), dan data yang

disimpan (sumberdaya data) sejak permulaan peradaban.

Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah kumpulan dari orang,

hardware, software, jaringan dan data, yang saling berhubungan untuk mencapai suatu

tujuan.

2.2.4 Pengertian Knowledge

Beberapa pengertian knowledge menurut para ahli adalah sebagai berikut:

Menurut Probst et al. (2000, h24), knowledge adalah seluruh pengertian dan

kemampuan yang digunakan oleh individu dengan tujuan untuk memecahkan masalah.

Meliputi teori dan praktek, aturan sehari–hari dan perintah untuk melakukan suatu tindakan.

Menurut Turban (2001, h17), knowledge berisi informasi yang telah diorganisasikan

dan diproses untuk memberikan pengertian, pengalaman, pembelajaran lebih lanjut dan

keahlian sebagaimana ini digunakan untuk masalah atau proses bisnis tertentu.

Menurut Davenport dan Prusak (2000), knowledge adalah pencampuran unsur dari

kerangka pengalaman, nilai – nilai, informasi kontekstual, dan wawasan ahli yang

memberikan kerangka untuk evaluasi dan menggabungkan pengalaman baru dan informasi.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa knowledge adalah gabungan dari keahlian, wawasan,

keterampilan dan pengalaman yang dimiliki oleh satu individu yang dapat digunakan untuk

menyelesaikan semua rutinitas dan masalah yang dihadapi.

(6)

2.2.5 Pengertian Management

Ada beberapa pengertian management menurut para ahli, yaitu:

Menurut Bateman dan Snell (2004, h14), management adalah proses pekerjaan

dengan orang dan sumber daya untuk mencapai tujuan organisasi.

Menurut Robbins dan Coulter (2002, h6), management sebagai proses koordinasi

aktifitas pekerjaan supaya terselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang

lain.

Jadi dapat disimpulkan bahwa management adalah suatu proses mengkoordinasi

suatu aktifitas yang dilakukan oleh orang maupun sumber daya untuk menyelesaikan suatu

pekerjaan secara lebih efektif dan efisien.

2.2.6 Pengertian Knowledge Management

Ada beberapa pengertian knowldege management menurut para ahli.

Knowledge Management menurut Harvard College (Santoso, 2002, h195) adalah

suatu proses terformat dan terarah dalam mencerna informasi yang telah dimiliki oleh suatu

perusahaan dan mencari apa yang dibutuhkan masing-masing individu di dalam perusahaan

tersebut untuk kemudian memfasilitasinya agar mudah diakses dan selalu tersedia bilamana

dibutuhkan.

Menurut Bateman dan Snell (2004, h8), knowledge management adalah suatu

kegiatan yang bertujuan untuk menemukan dan memanfaatkan sumber daya intelektual

didalam suatu organisasi. Knowledge management bertujuan untuk menemukan,

menyimpan, membagikan dan membagi secara luas sumber daya yang sangat penting yang

(7)

dimiliki oleh suatu organisasi. Seperti keahlian karyawan, keterampilan, jaringan hubungan

dan kebijakan–kebijakan yang ada.

Menurut Laudon dan Laudon (2002, h373), knowledge management adalah

kumpulan proses yang dikembangkan di dalam organisasi untuk menciptakan,

mengumpulkan, menyimpan, memelihara, dan menyebarkan pengetahuan suatu perusahaan.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa knowledge management adalah suatu proses untuk

mencari, menemukan, menyimpan dan membagikan knowledge (keahlian, keterampilan,

pengalaman, dan jaringan) yang dimiliki oleh individu-individu didalam sebuah organisasi

kepada organisasi dan individu-individu lainnya yang ada didalam organisasi tersebut.

2.2.7 Pengertian Analisis Sistem

Menurut McLeod (2001, h190), analisis sistem adalah penelitian atas sistem yang

telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem baru atau diperbaharui.

2.2.8 Pengertian Perancangan Sistem

Menurut Mulyadi (2001, h51), perancangan sistem adalah proses penterjemahan

kebutuhan pemakai informasi ke dalam alternatif rancangan sistem yang diajukan kepada

pemakai informasi untuk dipertimbangkan.

Menurut Mcleod (2001, h192) perancangan sistem informasi adalah penentuan

proses data yang diperlukan oleh sistem baru. Perancangan sistem informasi memiliki dua

tujuan utama, yaitu :

(8)

• Memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap dari pihak-pihak

yang terlibat di dalamnya.

Jadi, perancangan sistem informasi adalah suatu sistem yang dirancang untuk

memproses suatu data sehingga sistem tersebut dapat memenuhi kebutuhan pemakai.

2.2.9 Pengertian Database

Ramakrishnan dan Gehrke (2000, h3), berpendapat bahwa database merupakan

koleksi data-data yang terdiri atas entity dan relationship yang saling berhubungan satu

dengan yang lain. Menurut Ramakrishnan dan Gehrke (2000, h3), database management

system (DBMS) adalah suatu program atau piranti lunak yang dirancang untuk membantu

dalam memelihara dan mengatur koleksi data.

Adapun keuntungan dari database management system menurut Ramakrishnan dan

Gehrke (2000, h8) adalah :

a. Akses data lebih efisien

b. Data yang idenpenden

b. Data yang terintegrasi dan aman

c. Data yang dapat diakses secara bersama dan di recovery

d. Mengurangi waktu pembuatan program.

2.2.10 PHP

Menurut Welling (2001, h2), PHP adalah bahasa pemrograman yang berbasiskan

server-side yang dirancang khusus untuk web. Dalam halaman HTML, dapat dilekatkan

kode PHP yang dapat dijalankan kapanpun halaman itu dikunjungi.Kode PHP

diinterpretasikan di web server dan membuat HTML. PHP adalah produk Open Source.

(9)

Menurut Welling (2001, h4-5), beberapa keunggulan dari PHP adalah:

1. High Performance

PHP sangat efisien. Dengan menggunakan server tunggal yang tidak mahal, kita dapat

melakukan banyak pekerjaan setiap harinya.

2. Database Integration

PHP mempunyai sambungan ke banyak sistem database, antara lain MySQL,

PostgreSQL, mSQL, Oracle, dbm, filePro, Hyperwave, Informix, InterBase, dan Sybase

databases. Dengan menggunakan Open Database Connectivity Standard (ODBC), PHP

dapat langsung terhubung ke beberapa database yang menyediakan ODBC, termasuk

didalamnya produk Microsoft.

3. Built-in-Libraries

PHP dirancang khusus untuk web, dan mempunyai banyak built-in-function untuk

menampilkan banyak fungsi di dalam web. Sebagai contoh, dapat terhubung ke jaringan

lain, mengirim email, bekerja denagn cookies, dan membuat dokumen PDF, semuanya

itu hanya dengan kode yang singkat.

4. Harga yang murah

PHP adalah gratis. Kita dapat mendownload versi terakhir PHP kapanpun.

5. Mudah dalam pembelajaran dan penggunaan

Sintaks PHP berdasarkan bahasa pemrograman lainnya, terutama C, Perl, dan Java.

6. Portability

PHP dapat digunakan di banyak operating system yang berbeda. Kode PHP dapat ditulis

di free Unix operating system seperti Linux dan FreeBSD, commercial Unix seperti

Solaris dan IRIX, atau dalam Miscrosoft Windows.

(10)

7. Ketersediaan Source Code

Kode PHP dapat langsung diakses dan dapat dilakukan modifikasi.

2.2.11 MySQL

Menurut Welling (2001, h3), MySQL adalah relational database management

system (RDBMS) yang sangat cepat dan aman. Sebuah database memungkinkan untuk

melakukan penyimpanan yang efisien, pencarian, dan pengurutan data. MySQL server

melakukan kontrol akses terhadap data untuk memastikan bahwa setiap user dapat bekerja

dengan sesuai, menyediakan akses yang cepat, dan meyakinkan bahwa hanya user yang

mempunyai hak akses yang dapat mengaksesnya. Oleh karena itu, MySQL merupakan

server yang dapat digunakan untuk banyak user dan banyak pekerjaan. MySQL

menggunakan SQL (Structured Query Language) yang merupakan bahasa standard dalam

melakukan query database.

Menurut Welling (2001, h5-6), beberapa keuntungan dari MySQL adalah:

1. High Performance

(11)

2. Harga yang murah

MySQL tersedia tanpa mengeluarkan biaya, yaitu melalui Open Source license.

3. Penggunaan yang mudah

Kebanyakan database menggunakan SQL. Jika ada yang menggunakan RDBMS lainnya,

maka tidak ada kesulitan dalam mengadaptasinya. MySQL mudah untuk di set up.

4. Portability

MySQL dapat digunakan dalam beberapa UNIX system yang berbeda sama seperti

penggunaan di dalam Microsoft Windows.

5. Source Code

Mudah untuk mendapatkan dan memodifikasi source code untuk MySQL.

2.2.12 Apache

Apache server merupakan sebuah proyek yang dikembangkan dari software yang

terkolaborasi dengan sempurna, dan bertujuan untuk menciptakan nilai suatu web,

meningkatkan nilai kormersial pemakainya, mendukung fitur-fitur yang ada dengan

sempurna dan merupakan suatu sources program yang bebas biaya, yang dapat

diimplementasikan ke server. (Anonymous, 1)

Proyek ini dikelola bersama oleh para sukarelawan yang terkelompok yang

berlokasi menyebar diseluruh dunia. dimana mereka menggunakan internet dan web untuk

saling berkomunikasi, menyusun perencanaan, mengembangkan server serta setiap hal yang

berhubungan dengan pengembangan server dan dokumentasinya.

(12)

Proyek ini merupakan bagian dari Apache software foundation. Sebagai catatan, banyak dari

kalangan pemakai yang telah memberikan saran, ide, pengetahuan serta hasil dokumentasi

pribadi mereka untuk turut berperan serta didalam pengembangan server ini.

2.2.13 Pengertian Underwriting

Underwriting dalam industri asuransi, merupakan persetujuan untuk menanggung

resiko sebagai pengganti perolehan biaya tanggungan. (Anonymous,2)

Underwriting merupakan proses memilih pendaftar asuransi, dan mengklasifikasikan

mereka berdasarkan tingkatan yang dapat dijamin sehingga sesuai dengan nilai premi yang

dibebankan. Proses tersebut termasuk penolakan terhadap resiko yang tidak dapat diterima.

(Anonymous, 3)

2.2.14 Pengertian Manajemen Personalia

Kata personalia atau personel atau kepegawaian mengandung arti keseluruhan orang

yang bekerja pada suatu organisasi tertentu. Dengan demikian, manajemen personalia berarti

segenap aktifitas tang menyangkut masalah penggunaan tenaga kerja manusia dalam suatu

usaha kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Oleh karena objeknya adalah tenaga kerja

manusia, maka kegiatan manajemen personalia pun tidak jauh dari penerimaan sampai

pensiunnya tenaga kerja. (Anonymous, 4)

(13)

2.3 Teori Khusus

2.3.1 Teori-Teori Knowledge Management

2.3.1.1 Tacit dan Explicit Knowledge

Menurut Nonaka (Santoso, 2002, h45), sebuah perusahaan yang ingin menjadi

“knowledge-creating company” haruslah menempatkan proses penciptaan

pengetahuan di tengah-tengah strategi sumber daya manusianya. Ada dua jenis

pengetahuan yang harus dikelola, yaitu :

a. Tacit Knowledge

Pengetahuan tacit knowledge merupakan pengetahuan yang ada dalam kepala

manusia. Terdiri dari keahlian teknis, know-how dan dimensi kognitif lainnya seperti

model mental, kepercayaan, perspektif, pengalaman masa lalu. Pengetahuan jenis ini

bersifat sangat pribadi dan sangat sulit untuk dituangkan dalam bentuk formal. Oleh

karenanya sulit untuk mengkomunikasikannya kepada orang lain.. Tacit knowledge

bersifat personal, prosedural, kacau, soft (lunak), tersimpan di otak, informal dan

biasanya tentang kecakapan atau ketrampilan.

b. Explicit Knowledge

Jenis lain adalah eksplisit (explicit knowledge) yang merupakan salah satu

bentuk pengetahuan yang sangat formal dan sistematis. Pengetahuan eksplisit adalah

pengetahuan yang telah disusun dalam format tertentu dan biasanya telah

terdokumentasi. Pengetahuan jenis ini lebih mudah dikomunikasikan dan

didistribusikan. Bentuk explicit knowledge, antara lain dokumen, buku, jurnal dan

lain-lain. Sifat dari explicit knowledge adalah tercetak dalam kode-kode, deklaratif,

formal dan hard (keras).

(14)

Lihat gambar di bawah ini:

Gambar 2.3 Empat Pola Dasar Penciptaan Pengetahuan Dalam Organisasi

Sumber : Santoso (2002, h46)

Pada dasarnya pengetahuan diciptakan dari pengetahuan yang telah ada dan

Nonaka memaparkan adanya empat pola dasar penciptaan pengetahuan yang

mungkin terjadi di dalam sebuah organisasi, seperti yang terlihat pada gambar diatas.

a. Apprentice

Pola ini umumnya terjadi secara natural di dalam perusahaan pada saat

seorang staf senior diminta oleh kepala bagian untuk membimbing seorang staf yang

baru bergabung. Staf junior tersebut akan mengamati apa saja yang dilakukan oleh

sang senior, menirunya, dan berlatih melakukan hal-hal yang telah ditunjukkan oleh

seniornya. Pola ini dapat terjadi untuk pembelajaran keahlian teknis ataupun hal-hal

yang lebih bersifat konsep seperti kebiasaan-kebiasaan dalam perusahaan. Si junior

akan membangun pengetahuan tacit-nya sendiri dari pengamatan yang dilakukannya,

pengamatan yang dilakukan atas perilaku sang senior yang merupakan pencerminan

pengetahuan tacit-nya sendiri. Pola seperti ini cukup efektif untuk mentor

masing-Apprentice Articulate Tacit knowledge Explicit knowledge Internalize Combine

(15)

masing pribadi, tetapi tidak dapat berkontribusi secara signifikan kepada keseluruhan

perusahaan.

b. Combine

Pola ini terjadi pada saat seorang staf membaca dokumen-dokumen yang ada

seperti laporan dan studi kasus perusahaan untuk kemudian menghasilkan dokumen

baru yang merangkumkan serta berisi gagasan-gagasan baru. Sama halnya seperti

pada penulis memulai penulisan artikel ini berangkat dari artikel-artikel yang telah

ada dan kemudian mengintegrasikan gagasan-gagasan yang terkandung di dalamnya

serta memasukkan gagasan baru ke artikel ini. Demikianlah pola penciptaan

pengetahuan ekspisit baru dari pengetahuan eksplisit yang telah ada.

c. Articulate

Penciptaan pengetahuan tidak terhenti di kedua pola tersebut. Perusahaan

harus dapat memfasilitasi proses pembelajaran di mana para knowledge-worker harus

dapat mengartikulasikan pengetahuan tacit yang dimiliki mereka dan mengubahnya

ke dalam bentuk eksplisit dan menyimpannya untuk kemudian didistribusikan ke

seluruh organisasi.

d. Internalize

Di sisi lainnya, staf lain akan membaca pengetahuan eksplisit tersebut dan

mulai menginternalisasikannya ke dalam pengetahuannya. Hasilnya adalah

pengetahuan tacit yang lebih luas dari sebelumnya.

(16)

2.3.1.2 Elemen Knowledge Management

Ada tiga elemen penting yang saling berkaitan saat ingin menerapkan

knowledge management, (Honeycutt, 2000, h17) yaitu:

1. People: sebagai pelaku dari proses pengetahuan

2. Process: memastikan bahwa knowledge management dibutuhkan dalam proses

bisnis.

3. Technology: alat pendukung dari proses pengetahuan.

2.3.1.3 Proses Inti Knowledge Management

Menurut Probst et al. (2000, h29-34), untuk pengaturan dan pengelolaan

knowledge didalam perusahaan atau organisasi dibutuhkan pengelompokkan dan

pengkategorian masalah yang terdapat didalam perusahaan tersebut. Hal ini dilakukan

untuk mengidentifikasi aktivitas yang dianggap sebagai proses inti dari knowledge

management dan terkait antara satu dengan yang lainnya. Adapun kegiatan yang

dianggap merupakan proses inti dari knowledge management dapat dilihat pada

gambar berikut.

(17)

Gambar 2.4 Proses Inti dari Knowledge Management

Sumber: Probst et al. (2000, h34)

1. Knowledge Identification

Adalah proses pengidentifikasian knowledge, baik itu dalam bentuk

explicit ataupun tacit. Dengan adanya proses identifikasi ini, diharapkan

perusahaan akan mampu mengetahui sejauh mana knowledge yang dimiliki

perusahaan, agar dapat digunakan dengan baik nantinya. Dengan identifikasi yang

jelas, diharapkan setiap individu didalam perusahaan dapat melakukan setiap

pekerjaan dengan optimal karena dukungan knowledge yang jelas dan sesuai

kebutuhan.

2. Knowledge Acquisition

Knowledge goal Knowledge

assessment Knowledge identification Knowledge retention Knowledge acquisition Knowledge development Knowledge sharing / distribution Knowledge utilization

(18)

Melalui knowledge acquisition, perusahaan diharapkan dapat menambah

knowledge yang tadinya tidak dimiliki oleh perusahaan, untuk melengkapi

knowledge awal yang dimiliki perusahaan. Adapun knowledge acquisition

biasanya bersumber dari luar perusahaan. Seperti bekerja sama dengan konsultan,

tanggapan yang jelas dari pelanggan dan pemasok tentang produk yang

ditawarkan, ataupun merekrut ahli yang dapat membantu perusahaan untuk terus

berkembang.

3. Knowledge Development

Knowledge development adalah sebagai building block yang melengkapi

perolehan pengetahuan. Intinya adalah menghasilkan knowledge baru dari

knowledge yang ada sebelumnya, sehingga akan berguna bagi perusahaan didalam

melakukan inovasi dan peningkatan kualitas dari produk, karyawan ataupun

strategi yang baru. knowledge development meliputi seluruh usaha perusahaan

didalam menghasilkan segala jenis kemampuan yang belum ada sebelumnya

untuk digunakan dimasa mendatang.

4. Knowledge Sharing and Distribution

Sharing and distribution knowledge didalam perusahaan dimaksudkan

untuk mengubah informasi serta knowledge yang tadinya bersifat individu

menjadi bersifat kolektif, sehingga dapat menjadi sangat berguna bagi

perusahaan. Kegiatan ini cukup vital mengingat dengan adanya sharing and

distribution knowledge, pengembangan kualitas individu didalam perusahaan

akan meningkat. Dan hal tersebut akan berdampak pada meningkatnya kualitas

dari seluruh hal didalam perusahaan. Hal yang perlu diperhatikan didalam

(19)

kegiatan ini adalah penentuan kepada siapa saja knowledge tersebut dapat

diberikan. Karena kesesuaian knowledge terhadap jenis tindakan yang diambil

akan sangat berpengaruh pada hasil yang dicapai. Selain itu, kegiatan ini

membutuhkan fasilitas dan waktu yang cukup bagi karyawan yang terlibat.

Intinya, kegiatan sharing and distribution knowledge sangat penting didalam

perusahaan karena adanya penyebaran knowledge serta pengembangannya yang

akan berdampak positif bagi perusahaan.

5. Knowledge Utilization

Keseluruhan inti dari knowledge management adalah memastikan bahwa

knowledge yang sudah ada didalam perusahaan dipakai secara produktif untuk

pengembangan serta keuntungan dari perusahaan tersebut. Hal yang perlu

diperhatikan adalah banyak proses identifikasi serta distribusi knowledge yang

sukses berjalan didalam perusahaan, tetapi tidak sesuai dengan kebutuhan yang

ada. Karena itu, diperlukan perhatian untuk memastikan bahwa proses

pemanfaatan dari knowledge didalam perusahaan benar-benar berguna untuk

menunjang pengembangan perusahaan.

6. Knowledge Retention

Knowledge yang ada didalam individu maupun perusahaan tidaklah

didapatkan secara otomatis. Dengan begitu, penyimpanan knowledge menjadi

sangat penting bagi setiap pihak. Didalam perusahaan, sering terjadi kasus

pengulangan pekerjaan yang membuang banyak waktu dan biaya. Padahal

pekerjaan tersebut sebelumnya pernah dilakukan dan membawa hasil yang

memuaskan. Karena itu, proses penyimpanan knowledge didalam perusahaan,

(20)

serta pembaharuan knowledge harus dilakukan secara efektif. Dengan begitu,

knowledge yang sangat berharga akan dapat terjaga dengan baik. Hal yang perlu

diperhatikan didalam penyimpanan knowledge didalam perusahaan adalah media

tempat penyimpanan knowledge tersebut. Dengan media yang baik, knowledge

yang disimpan pun akan terjaga dengan baik.

7. Knowledge Assessment

Suatu tindakan didalam pengukuran atau penilaian dari kegiatan proses

inti manajemen pengetahuan didalam perusahaan. Hal ini dilakukan dengan

tujuan untuk mengukur sejauh mana pengaruh yang dihasikan knowledge didalam

perusahaan.

8. Knowledge Goal

Merupakan suatu rencana akhir dari kegiatan dan knowledge. Dengan

knowledge goal, perusahaan akan dengan lebih mudah menentukan arah dan

strategi untuk mencapai tujuannya.

2.3.1.4 Knowledge Goal

Menurut Probst et al. (2000, h45), salah satu tujuan inti dari manajemen

didalam perusahaan adalah mewujudkan goals dari perusahaan. Hal tersebut akan

berdampak pada proses bisnis yang jelas didalam perusahaan. Dengan adanya tujuan

dari perusahaan, maka akan dibuat rencana strategi untuk mencapai tujuan tersebut.

Knowledge goals, dibuat berdasarkan tujuannya mendukung strategi

manajemen. Dimana didalam knowledge goals, dukungan terhadap tujuan tersebut

dibagi berdasarkan 3 (tiga) bagian besar, yaitu normative, strategic, serta operational.

(21)

1. Normative

Adalah dukungan knowledge management yang berdampak pada perilaku

manajemen perusahaan. Dimana dengan adanya perilaku yang mendukung

terciptanya lingkungan kerja yang optimal, maka perusahaan akan dengan mudah

bergerak untuk mencapai tujuannya.

2. Strategic

Adalah dukungan knowledge management yang berdampak pada

pengembangan strategi perusahaan. Seperti pada bentuk struktur perusahaan,

management systems, yang berdampak langsung pada strategi perusahaan didalam

mencapai tujuannya.

3. Operational

Adalah dukungan knowledge management yang berdampak pada

bentuk-bentuk kegiatan atau aktifitas kerja didalam perusahaan. Seperti bagaimana

bentuk penyebaran informasi, bagaimana menyelesaikan suatu pekerjaan, dan

setiap tindakan atau aktifitas operasional didalam perusahaan yang mencerminkan

cara kerja karyawan didalam mewujudkan strategi perusahaan. Untuk lebih

jelasnya, lihat tabel 2.1.

(22)

Tabel 2.1 Matriks Knowledge Management Goals

Sumber : Probst et al. (2000, h45)

Company charter Struktur sah yang berdampak di dalam

knowledge management

Kebijakan Perusahaan

- Pernyataan visi dan misi knowledge - Mengidentifikasi daerah-daerah kritis dari knowledge Budaya perusahaan - Sharing knowledge - Semangat yang inovatif

- Komunikasi yang kuat

Struktur Organisasi - Konferensi, struktur laporan, R&D perusahaan, pengalaman team Sistem manajemen

- EIS, Lotus Notes

Program-program - Bekerjasama - Membentuk informasi penting yang berkompetensi. Pendekatan masalah - Berorientasi pada knowledge goals

- Melihat masalah pada

knowledge identification Proses Organisasi - Memantau proses perkembangan aliran knowledge Deployment Processes - Infrastruktur knowledge - Penambahan dari knowledge Tugas-tugas - Proyek-proyek knowledge - Membangun expert databanks - Memperkenalkan CBT Performance and co-operation - Knowledge sharing - Knowledge in action

Structures Activities Behaviour

Normative Knowledge Strategic Manageme nt Operationa l Manageme t

(23)

2.3.2 Analisis SWOT

Menurut David (2006, h284-287), Matriks SWOT

(Strength-Weakness-Opportunities-Threats) adalah alat untuk mencocokkan hal-hal yang penting yang dapat

membantu manager mengembangkan empat tipe strategi:

- SO (Strength -Opportunities)

- WO (Weakness-Opportunities)

- ST (Strength-Threat)

- WT (Weakness-Threat)

Mencocokkan faktor eksternal dan internal kunci adalah bagian yang paling sulit dalam

mengembangkan matriks SWOT dan membutuhkan penilaian yang baik.

Strategi SO menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang

eksternal. Semua manager akan lebih suka bila organisasi mereka berada pada posisi dimana

kekuatan internal dapat memanfaatkan tren dan kejadian eksternal. Organisasi pada

umumnya akan menjalankan strategi WO, ST, atau WT agar dapat mencapai situasi dimana

mereka dapat menerapkan strategi SO. Ketika suatu perusahaan memiliki kelemahan utama,

ia akan berusaha mengatasinya dan menjadikannya kekuatan. Ketika sebuah organisasi

menghadapi ancaman utama, ia akan berusaha menghindarinya untuk berkonsentrasi pada

peluang.

Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan

peluang eksternal. Kadang-kadang terdapat peluang eksternal kunci tetapi perusahaan

memiliki kelemahan internal yang menghambatnya untuk mengeksploitasi peluang tersebut.

(24)

Strategi ST menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi

pengaruh dari ancaman eksternal. Ini tidak berarti bahwa organisasi yang kuat harus selalu

menghadapi ancaman di lingkungan eksternalnya secara langsung.

Strategi WT adalah taktik defensif yang diarahkan pada pengurangan kelemahan

internal dan menghindari ancaman eksternal. Sebuah organisasi menghadapi berbagai

ancaman eksternal dan kelemahan internal akan berada pada posisi yang tidak aman.

Kenyataannya perusahaan seperti itu mungkin harus berusaha bertahan hidup, bergabung,

mengurangi ukuran, mendeklarasikan kebangkrutan, atau memilih likuidasi.

Penyajian yang sistematis dari matriks SWOT terdapat pada Tabel 2.2. Perhatikan

bahwa matriks SWOT terdiri atas sembilan sel. Seperti ditunjukkan, ada empat sel faktor

kunci, empat sel strategi, dan satu sel yang selalu dibiarkan kosong (sel di kiri atas). Empat

sel strategi, yang diberi nama SO, WO, ST, dan WT, dikembangkan setelah menyelesaikan

empat sel faktor kunci, diberi nama S, W, O, dan T. Ada delapan langkah membuat matriks

SWOT:

1. Tuliskan peluang eksternal kunci perusahaan.

2. Tuliskan ancaman eksternal kunci perusahaan.

3. Tuliskan kekuatan internal kunci perusahaan.

4. Tuliskan kelemahan internal kunci perusahaan.

5. Cocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal, dan catat hasil Strategi SO dalam

sel yang ditentukan.

6. Cocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal, dan catat hasil Strategi WO

dalam sel yang ditentukan.

(25)

7. Cocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal, dan catat hasil Strategi ST dalam

sel yang ditentukan.

8. Cocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal, dan catat hasil Strategi WT

dalam sel yang ditentukan.

Tujuan dari masing-masing alat pencocokan adalah untuk menghasilkan alternatif

strategi yang layak, bukan untuk memilih strategi mana yang terbaik. Tidak semua strategi

yang dikembangkan dalam matriks SWOT akan dipilih untuk implementasi.

Tabel 2.2 Matriks SWOT

Sumber: David (2006, h287)

IFE

EFE

KEKUATAN

(STRENGTHS - S)

1.

2.

3. Tuliskan kekuatan

4.

5.

KELEMAHAN

(WEAKNESSES - W)

1.

2.

3. Tuliskan kelemahan

4.

5.

PELUANG

(OPPORTUNITIES – O)

1.

2.

3. Tuliskan peluang

4.

5.

STRATEGI SO

1.

2. Gunakan kekuatan

3. untuk memanfaatkan

4. peluang

5.

6.

STRATEGI WO

1.

2. Atasi kelemahan

3. dengan memanfaatkan

4. peluang

5.

ANCAMAN

(THREATS – T)

1.

2.

3. Tuliskan Ancaman

4.

5.

STRATEGI ST

1.

2. Gunakan

3. kekuatan untuk

4. mengindari ancaman

5.

STRATEGI WT

1.

2. Minimalkan

3. kelemahan dan

4. hindari ancaman

5.

(26)

2.3.2.1 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)

Berdasarkan pendapat David (2006, h143-144),

Matriks Evaluasi Faktor

Eksternal (External Factor Evaluation – EFE Matrix) memungkinkan para penyusun

strategi utnuk merangkum dan mengevaluasi informasi ekonomi, social, budaya,

demografi, lingkungan, politik, pemerintah, hukum, teknologi, dan persaingan.

Matriks EFE dapat dibuat dengan lima tahapan:

1. Buat daftar lima faktor eksternal yang diidentifikasikan dalam proses audit

eksternal. Masukkan dari total sepuluh hingga dua puluh faktor, termasuk peluang

dan ancaman, yang mempengaruhi perusahaan dan industrinya. Tuliskan peluang

terlebih dahulu dan kemudian ancaman. Usahakan untuk sespesifik mungkin

menggunakan persentase, rasio, dan nilai komparatif bila mungkin.

2. Berikan bobot untuk masing-masing faktor dari 0,0 (tidak penting) hingga 1,0

(paling penting). Bobot mengindikasikan tingkat penting relatif dari faktor

terhadap keberhasilan perusahaan dalam suatu industri. Peluang seringkali diberi

bobot lebih tinggi dari ancaman, tetapi ancaman juga dapat diberi bobot yang

tinggi jika mereka sangat serius atau sangat mengancam. Bobot yang tepat dapat

ditentukan dengan membandingkan keberhasilan atau kegagalan pesaing atau

dengan mendiskusikan faktor dan mencapai konsensus kelompok. Penjumlahan

dari seluruh bobot yang diberikan kepada semua faktor harus sama dengan 1,0.

3. Berikan peringkat 1 hingga 4 untuk masing-masing faktor eksternal kunci tentang

seberapa efektif strategi perusahaan saat ini dalam merespon faktor tersebut,

dimana:

(27)

3 = respon perusahaan di atas rata-rata,

2 = respon perusahaan rata-rata, dan

1 = respon perusahaan jelek.

Peringkat didasari pada efektivitas strategi perusahaan. Dengan demikian,

peringkat didasarkan pada perusahaan (company-based), sedangkan bobot dalam

Tahap 2 didasarkan pada industri (industry-based). Penting untuk diperhatikan

bahwa ancaman dan peluang dapat diberi peringkat 1, 2, 3, atau 4.

4. Kalikan masing-masing bobot faktor dengan peringkatnya untuk menentukan nilai

tertimbang.

5. Jumlahkan nilai tertimbang dari masing-masing variabel untuk menentukan total

nilai tertimbang bagi organisasi.

Tanpa mempedulikan jumlah peluang dan ancaman kunci yang dimasukkan

dalam matriks EFE, total nilai tertimbang tertinggi untuk suatu organisasi adalah 4,0

dan nilai tertimbang terendah adalah 1,0. Total nilai tertimbang rata-rata adalah 2,5.

Total nilai tertimbang sebesar 4,0 mengindikasikan bahwa organisasi merespon

dengan sangat baik terhadap peluang dan ancaman yang ada dalam industrinya.

Dalam kata lain, perusahaan secara efektif mengambil keuntungan dari peluang yang

ada saat ini dan meminimalkan efek yang mungkin muncul dari ancaman eksternal.

Total nilai 1,0 mengindikasikan bahwa strategi perusahaan tidak memanfaatkan

peluang atau tidak menghindari ancaman eksternal.

(28)

Berdasarkan pendapat David (2006, h206-209), tahap ekstraksi dalam

menjalankan audit manajemen strategis adalah membuat Matriks Evaluasi Faktor

Internal (Internal Factor Analysis – IFE Matrix). Alat formulasi strategi ini

meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam area fungsional

bisnis, dan juga memberikan dasar untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi

hubungan antara area-area tersebut. Penilaian intuitif dibutuhkan untuk

mengembangkan Matriks IFE, jadi kemunculan pendekatan ilmiah tidak seharusnya

diartikan bahwa ini adalah teknik yang sangat luar biasa. Pemahaman yang baik atas

faktor-faktor yang dimasukkan lebih penting daripada angka yang sebenarnya.

Matriks IFE dapat dikembangkan dengan lima tahap:

1. Tuliskan faktor internal utama seperti diidentifikasi dalam proses audit internal.

Gunakan total sepuluh hingga dua puluh faktor internal, mencakup kekuatan dan

kelemahan. Tuliskan kekuatan lebih dahulu dan kemudian kelemahan. Buatlah

sespesifik mungkin, gunakan persentase, rasio, dan angka komparatif.

2. Berikan bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (sangat penting)

untuk masing-masing faktor. Bobot yang diberikan kepada masing-masing faktor

mengindikasikan tingkat penting relatif dari faktor terhadap keberhasilan

perusahaan dalam industri. Tanpa memandang apakah faktor kunci itu adalah

kekuatan atau kelemahan internal, faktor yang dianggap memiliki pengaruh paling

besar dalam kinerja organisasi harus diberikan bobot yang paling tinggi. Jumlah

seluruh bobot harus sama dengan 1,0.

3. Berikan peringkat 1 sampai 4 untuk masing-masing faktor untuk mengindikasikan

apakah faktor tersebut menunjukkan kelemahan utama (peringkat = 1), atau

(29)

kelemahan minor (peringkat = 2), kekuatan minor (peringkat = 3), atau kekuatan

utama (peringkat = 4). Perhatikan bahwa kekuatan harus mendapatkan peringkat 3

atau 4 dan kelemahan harus mendapatkan peringkat 1 atau 2. Peringkat adalah

berdasarkan perusahaan, dimana bobot di Langkah 2 adalah berdasarkan industri.

4. Kalikan masing-masing bobot faktor dengan peringkat untuk menentukan

rata-rata tertimbang untuk masing-masing variabel.

5. Jumlahkan rata-rata tertimbang untuk masing-masing variabel untuk menentukan

total rata-rata tertimbang untuk organisasi.

Berapapun banyaknya faktor yang dimasukkan dalam Matriks IFE, total rata-rata

tertimbang berkisar antara yang terendah 1,0 dan tertinggi 4,0 dengan rata-rata

2,5. Total rata-rata tertimbang di bawah 2,5 menggambarkan organisasi yang

lemah secara internal, sementara total nilai di atas 2,5 mengindikasikan posisi

internal yang kuat. Seperti Matriks EFE, Matriks IFE harus memasukkan 10

hingga 20 faktor utama. Jumlah faktor tidak memiliki pengaruh terhadap kisaran

total rata-rata tertimbang karena bobot selalu berjumlah 1,0.

(30)

2.3.2.3 Matriks Internal – Eksternal (IE)

Berdasarkan pendapat David (2006, h302-303), matriks internal-eksternal (IE)

menempatkan berbagai divisi dari suatu organisasi dalam sembilan sel yang

diilustrasikan pada tabel di bawah ini. Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci,

yaitu total nilai IFE (Internal Factor Evaluation) yang diberi bobot pada sumbu-x dan

total nilai EFE (External Factor Evaluation) yang diberi bobot pada sumbu-y.

Pada sumbu-x, total IFE yang diberi bobot dari:

• Nilai 1,0 sampai 1,99 menunjukkan posisi internal yang lemah.

• Nilai 2,0 sampai 2,99 menunjukkan posisi internal yang sedang.

• Nilai 3,0 sampai 4,0 menunjukkan posisi internal yang kuat.

Demikian pula pada sumbu-y, total nilai EFE yang diberi bobot dari:

• Nilai 1,0 sampai 1,99 dianggap rendah.

• Nilai 2,0 sampai 2,99 dianggap sedang.

• Nilai 3,0 sampai 4,0 dianggap tinggi.

Matriks IE dapat dibagi menjadi tiga daerah utama yang memiliki implikasi

strategi berbeda. Pertama, rekomendasi untuk divisi yang masuk dalam sel I, II, atau

IV dapat digambarkan sebagai tumbuh dan kembangkan. Strategi intensif (penetrasi

pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau integratif (integrasi ke

belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal) dapat menjadi paling sesuai

untuk divisi-divisi ini. Kedua, divisi yang masuk dalam sel III, V, dan VII dapat

dikelola dengan cara terbaik dengan strategi jaga dan pertahankan; penetrasi pasar

dan pengembangan produk adalah dua strategi yang umum digunakan untuk divisi

tipe ini. Ketiga, rekomendasi yang umum diberikan untuk divisi yang masuk dalam

(31)

sel VI, VIII, dan IX adalah tuai atau divestasi. Organisasi yang berhasil mencapai

portfolio bisnis yang diposisikan dalam atau sekitar sel I dalam Matriks IE.

Tabel 2.3 Matriks Internal – Eksternal (IE)

2.3.3 Value Network Analysis

2.3.3.1 Definisi Value Network

Value Network merupakan analisis strategi yang digunakan untuk

menganalisis perusahaan yang khususnya bergerak didalam bidang jasa (Verna,

2002).

Menurut Anonymous 5, (2003), value network merupakan nilai dari manusia

dan sumber daya teknis yang memiliki relasi, bekerja sama, dan membentuk

hubungan didalam meningkatkan nilai suatu produk atau jasa didalam bisnis.

Didalam suatu perusahaan, value network mencakup riset, pengembangan, desain,

produksi, pemasaran, penjualan dan distribusi. Komponen ini bekerja dengan

I II III

IV

V VI

VII VIII IX

TOTAL RATA-RATA TERTIMBANG IFE

3,0 2,0 4,0 1,0 3,0 2,0 1,0 Kuat 3,0 – 4,0 Rata-rata 2,0 – 2,99 Lemah 1,0 – 1,99 Rendah 1,0 – 1,99 Menengah 2,0 – 2,99 Tinggi 3,0 – 4,0 T OTAL R A T A -R A T A TE R T IMBANG E F E

(32)

pertukaran knowledge, data, informasi untuk menambah nilai dari suatu produk atau

jasa.

Value network dibuat berdasarkan hubungan antara perusahaan, pelanggan

serta penyalur (agent), dan complementors. Ada 2 (dua) hal penting yang diperhatikan

didalam value network. Yaitu nilai dari suatu yang dapat diukur (tangible) dan nilai

sari suatu yang tak dapat diukur (intangibles).

Yang temasuk didalam tangible adalah semua pertukaran barang yang terjadi,

pendapatan atau jasa, transaksi yang tercatat dan memiliki kontrak, faktur, nilai

proposal, dan pendapatan.

Yang termasuk didalam intangibles terbagi atas 2 (dua) bagian utama. Yaitu

knowledge dan manfaat yang didapatkan. Ke 2 (dua) hal tersebut meliputi data dan

informasi, perencanaan, proses yang terjadi, sistem yang berjalan, kebijakan

perusahaan, teknis, dan segala bentuk manfaat yang didapatkan dari hubungan yang

terjadi didalam lingkungan internal maupun external perusahaan.

Inti dari value network adalah hubungan yang terjadi antara semua pihak yang

bekerja sama dan saling memberikan timbal balik, didalam menentukan nilai dari

suatu bisnis.

Tujuan dari value network adalah menciptakan manfaat kepada setiap

komponen yang terlibat didalam suatu bisnis. Biasanya nilai intangibles didalam

suatu bisnis sama pentingnya dengan nilai tangible. Dalam tujuannya untuk mencapai

keberhasilan, knowledge harus dapat dipergunakan untuk menciptakan peluang dan

situasi yang menguntungkan. Value network juga mendukung knowledge untuk terus

mengalir kedalam bisnis dan kepada mereka yang membutuhkannya.

(33)

2.3.3.2 Inti Proses Value Network

Terdapat 3 (tiga) hal penting didalam melakukan analisis value network

(Stabell dan Fjeldstad, 1998, h429-430),

yaitu:

A. Network Promotion and Contract

Terdiri dari aktivitas, mengundang pelanggan potensial untuk turut serta

didalam jaringan, memilih pelanggan khusus yang dapat diberikan keleluasaan

sehingga perusahaan mendapatkan masukan berarti dari pelanggan tersebut,

aktifitas management, dan pemutusan kontrak yang dianggap merugikan.

Sistem kontrak sangat diperlukan didalam jaringan. Karena dengan

komitmen yang baik antara perusahaan dengan pelanggan, akan membawa

dampak lebih yang lebih baik dan luas.

Promosi pada value network berbeda dengan sistem penjualan dan

pemasaran didalam value chain. Dimana didalam value network, pelanggan yang

terikat kontrak sangat penting dan berharga didalam turut serta mengembangkan

perusahaan.

B. Service Provisioning

Aktifitas ini berhubungan dengan memulai, memelihara dan mengakhiri

suatu rantai hubungan, yang berhubungan dengan pelanggan serta nilai yang

didapatkan dari pelanggan tersebut. Nilai yang didapatkan dari pelanggan dapat

digunakan untuk mengukur sepenting apakah pelanggan tersebut didalam

perusahaan serta membantu perusahaan didalam membuat strategi yang baru.

(34)

Network Promotion and Contract

Berisi seputar

aktifitas promosi

dan kontrak antara

Service and provisioning bergantung pada bagaimana perusahaan

menyelesaikan masalah yang terjadi, khususnya yang berhubungan dengan

pelanggan. Sehingga hubungan yang ada dapat terjalin dengan lebih baik serta

berdampak besar pada perkembangan perusahaan.

C. Network Infrastructure Operation

Terdiri dari bagaimana perusahaan memelihara dan menggunakan

infrastukturnya, khususnya yang berhubungan dengan informasi, knowledge serta

infrastuktur fisik dengan baik. Diharapkan dengan begitu, akan terlihat jelas status

hubungan yang ada didalam jaringan dan peringatan terhadap aktifitas perusahan

untuk terus memberikan pelayanan kepada pelanggan.

Infrastuktur jaringan yang baik bergantung pada bagaimana infrastruktur

yang ada digunakan. Pada perusahaan seperti bank atau perusahaan asuransi,

kunci dari infrastruktur adalah kantor cabang, agent dan aset keuangan yang

terkelola dengan baik.

Melalui 3 (tiga), inti proses value network tersebut, dapat dibuat gambaran

untuk menetukan apa saja yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan,

sehingga startegi perusahaan akan dapat dirancang kembali untuk mencapai tujuan

perusahaan. Gambar diagram value network terdiri atas 3 (tiga), layer utama. Untuk

lebih jelasnya, lihat Gambar 2.5.

Infrastruktur :

Human Resources :

Technology :

Procurement :

(35)

Service and Provisioning

Berisi seputar aktifitas

yang berhubungan

dengan pelayanan.

Khususnya tentang

metode penyelesaian

masalah yang

digunakan perusahaan

didalam

menyelesaikan setiap

masalah pelanggan

dan pengembangan

kepuasan pelangan.

Infrastuctures Operation

Berisi tentang bagaimana

infrastruktur perusahaan

mendukung perusahaan

didalam menjalankan proses

bisnisnya.

Gambar 2.5 Value Network Diagram

Sumber : (Stabell dan Fjeldstad, 1998, h430)

(36)

2.3.4 Analisis dan Perancangan Berorientasi Objek (OOA&D)

Merupakan metode analisis dan perancangan yang menggunakan

komponen-komponen yang terbagi menjadi kelompok class dan kelompok objek. Tujuan utama

OOA&D adalah untuk merancang sebuah sistem yang berfokus pada fleksibilitas, mudah

dimengerti, dan sesuai dengan kebutuhan user (Mathiassen, 2000, p9).

Menurut Mathiassen, perbedaan analisis sistem dan perancangan sistem adalah

analisis sistem menjelaskan sistem dari luar sedangkan perancangan sistem menjelaskan

sistem dari dalam. Analisis sistem dimulai dari sistem konteks yang disediakan sebagai

kebutuhan dasar sistem. Sedangkan perancangan sistem dimulai dari pihak lain yang

menggunakan konsep teknik yang telah tersedia sebagai titik awal dan menentukan cara–cara

sistem diimplementasikan.

OOA&D menjelaskan empat perspektif utama pada sistem dan konteksnya, yaitu:

konteks sistem informasi, bagaimana sistem akan digunakan, sistem secara keseluruhan, dan

komponen sistem.

2.3.4.1 Rich Picture

Rich picture merupakan gambaran informal yang menggambarkan pengertian

dari ilustrator akan situasi sistem. Rich picture berfokus pada aspek penting akan

situasi yang ditentukan oleh ilustrator. Rich picture harus mampu memberikan

gambaran umum tentang situasi yang memungkinkan beberapa alternatif interpretasi.

(Mathiassen, 2000, p26)

(37)

2.3.4.2 Problem Domain

Problem domain menggambarkan tujuan sistem, yaitu bagian dari konteks

yang diatur, diawasi atau dipantau oleh sistem. Analisis problem domain sangat

penting selama dalan kegiatan analisis karena model problem domain menyediakan

bahasa untuk menggambarkan kebutuhan sistem.(Mathiassen, 2000, p45)

Analisis problem domain dibagi ke dalam tiga kegiatan (Mathiassen, 2000,

p46), yakni:

• Pertama, memilih objek, class, dan event yang akan ditempatkan pada model

problem domain.

• Kedua, membangun model yang berfokus pada hubungan struktural antara class

dan objek yang telah dipilih. Hal ini menggambarkan perpindahan dari objek ke

tingkat model.

• Terakhir adalah berfokus pada properti dinamis dari objek-objek yang ada,

menggambarkan perpindahan kembali ke tingkat objek.

2.3.4.2.1 Class

Class didefinisikan sebagai sebuah deskripsi dari kumpulan object.

Sedangkan object itu sendiri merupakan entitas dengan identitas, state, dan behavior.

Dalam satu object atau lebih terdapat event. Event merupakan kegiatan problem

domain atau proses yang dialami oleh satu atau lebih object. (Mathiassen, 2000, h51)

(38)

Gambar 2.6 Class

(Sumber: Mathiassen, 2000, p90)

2.3.4.2.2 Structure

a. Class structure

Struktur class (Mathiassen, 2000, p69) terdiri dari :

1. Generalization adalah class-class umum (super class) menjelaskan properti

umum dalam suatu kelompok dari class-class khusus (sub class). (Mathiassen,

2000, p69)

Class1 Class2 Class3

Gambar 2.7 Generalization

(Sumber : Mathiassen, 2000, p69)

b. Object Structure

Struktur objek (Mathiassen, 2000, p75), terdiri dari :

1. Aggregation (Mathiassen, 2000, p76) adalah objek yang lebih besar

(keseluruhan) terdiri dari sejumlah objek-objek (bagiannya).

Customer name address

(39)

Class1

Class2 Class3 Class4

Gambar 2.8 Aggregation

(Sumber : Mathiassen, 2000, p76)

2. Association (Mathiassen, 2000, p77) adalah relasi yang berada diantara

sejumlah objek-objek.

Class1 Class2 * *

Gambar 2.9 Association

(Sumber : Mathiassen, 2000, p77)

2.3.4.3 Application Domain

Application domain adalah sebuah “organisasi” yang mengatur, memantau,

atau mengontrol problem domain. Tujuannya adalah untuk mendefinisikan kebutuhan

akan fungsi dan interface sistem. Application domain berinteraksi dengan analisis

problem domain untuk mendapatkan sistem target dan penggunaannya ke depannya.

(Mathiassen, 2000, p115)

(40)

2.3.4.3.1 Usage

a. Actor

Actor adalah user abstraksi atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem

target. Dalam diagram use case, actor diindikasikan sebagai orang tertentu atau

sistem yang muncul dengan peran yang berbeda. (Mathiassen, 2000, p120)

b. Use Case

Use case adalah pola untuk interaksi antara sistem dan actor dalam application

domain. Use case dapat diinisiasikan oleh sebuah actor atau oleh sistem target. Use

case yang lengkap menentukan semua kegunaan akan sistem target dalam application

domain. (Mathiassen, 2000, p120)

2.3.4.3.2 Interface

Interface adalah fasilitas yang membuat model sebuah sistem dan fungsi yang

tersedia pada actor. Interface digunakan oleh actor untuk berinteraksi dengan sebuah

sistem. (Mathiassen, 2000, p151)

a. Diagram sequence

Diagram sequence adalah alat untuk menentukan elemen user interface

dengan menggambarkan model dan fungsi untuk user dengan jelas dan cara yang

dapat dipahami. (Mathiassen et al, 2000, p156)

Sequence Diagram menjelaskan interaksi antara beberapa object dalam

hubungan waktu. Notasi yang digunakan pada sequence diagram adalah:

(41)

Gambar 2.10 Notasi pada Sequence Diagram

Sumber : Mathiassen, et al ( 2000, 340)

Destruction of an object

Lifeline for an object

Recursive call and return

Message in the form of

an event

Procedure call

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Kerja Pembangunan Knowledge Management
Gambar 2.2 Tahapan Proses Data menjadi Understanding  Sumber: Bergeron (2003, h11)
Gambar 2.3 Empat Pola Dasar Penciptaan Pengetahuan Dalam Organisasi  Sumber : Santoso (2002, h46)
Gambar 2.4 Proses Inti dari Knowledge Management  Sumber: Probst et al. (2000, h34)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kriteria inklusi penelitian ini adalah anak usia 1 bulan-12 tahun yang didiagnosis akhir dengan leukemia limfoblastik akut dan dirawat inap di bangsal anak RSUP Sanglah

Pelajar dapat mengemukakan, menghurai dan menganalisis aktiviti utama yang dilaksanakan bersesuaian dengan konteks dalam 4 aspek dan mencapai tahap maksimum

• Penalaran causal disebut juga penalaran mendalam (deep reasoning), karena pemahaman yang mendalam diperoleh Penalaran causal disebut juga penalaran mendalam (deep

Klausa adjektif dan klausa adverbia yang mulai dengan “wh-”(adjective and adverb clause.  beginning

Karena itu perusahaan memerlukan sebuah mekanisme untuk mengelola pengetahuan atau Knowledge Management, sehingga pengetahuan-pengetahuan tersebut dapat

Sasaran Kegiatan Lokasi kegiatan Frekuensi kegiatan Waktu Implementasi Bahan dan media yang digunakan Pelaksana (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Masyarakat

Tabel 10.. Hasil analisis secara biologis berdasarkan nilai RP, bahwa perawat dengan tingkat pendidikan D III berpeluang untuk tidak mengendalikan INOS sebesar 0,542