• Tidak ada hasil yang ditemukan

Yuyun Parwati*, Gunawan, Muhammad Zuhdi, & Kosim Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP Universitas Mataram

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Yuyun Parwati*, Gunawan, Muhammad Zuhdi, & Kosim Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP Universitas Mataram"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Indonesian Journal of

Applied Science and Technology Vol. 1 No. 3. 2020: 96-106

96 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI TERBIMBING MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK Yuyun Parwati*, Gunawan, Muhammad Zuhdi, & Kosim

Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP Universitas Mataram E-mail: uyunaksel@gmail.com

ABSTRACT

This study aims to develop guided inquiry physics high school physics learning tools through an appropriate science process skill approach. The learning kit was designed using the 4-D model, followed by implementing the assessment with fellow students. Data collection was done through device validation. Data analysis was carried out using qualitative and quantitative descriptive. The results obtained indicate the device's validity, including syllabus, lesson plans, LKPD, and learning achievement test instruments using the CVR and CVI categorized as very valid. Reliability of learning tools that implement the syllabus, lesson plans, LKPD, and test instruments using the Percentage Agreement (PA). The learning tools developed are reliable in terms of the achievement of learning indicators that have a PA value of more than 75%. Students' response is positive towards the development of learning tools. Based on these results, it can be concluded that the guided inquiry-based learning device through the science process skill approach that was developed is feasible to be used in learning activities to improve students' physics learning outcomes.

Keywords: Guided inquiry, science process skills, learning outcomes ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran fisika SMA berbasis inkuiri terbimbing melalui pendekatan keterampilan proses sains yang layak. Perangkat pembelajaran dikembangkan menggunakan model 4-D, dilanjutkan dengan tahap pelaksanaan penilaian form bersama rekan-rekan mahasiswa/mahasiswi. Pengumpulan data dilakukan melalui validasi perangkat. Analisis data dilakukan dengan cara kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Hasil yang diperoleh menunjukkan validitas perangkat yang meliputi silabus, RPP, LKPD, dan instrumen tes hasil belajar menggunakan CVR dan CVI berkategori sangat valid. Reliabilitas perangkat pembelajaran yang meliputi keterlaksanaan silabus, RPP, LKPD, serta instrumen tes menggunakan Percentage Agreement (PA). Perangkat pembelajaran yang dikembangkan adalah reliabel ditinjau dari ketercapaian indikator pembelajaran yang memiliki nilai PA lebih dari 75% sehingga respon mahasiswa/mahasiswi positif terhadap pengembangan perangkat pembelajaran. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing melalui pendekatan keterampilan proses sains yang dikembangkan layak digunakan dalam kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar fisika peserta didik.

(2)

Indonesian Journal of

Applied Science and Technology Vol. 1 No. 3. 2020: 96-106

97 PENDAHULUAN

Ilmu pengetahuan merupakan suatu usaha manusia secara terus-menerus dan mendalam dengan menggunakan metode berpikir tertentu. Tujuan pembelajaran IPA dalam kurikulum 2013 diharapkan dapat menjadi wahana atau sarana untuk melatih para peserta didik agar dapat menguasai konsep dan prinsip IPA, memiliki kecakapan ilmiah, memiliki keterampilan proses sains dan keterampilan berpikir kritis, dan kreatif (Wenning, 2005). Menurut Trianto (2007) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.

Fisika adalah bagian dari sains (IPA), pada hakikatnya adalah kumpulan pengetahuan, cara berfikir, dan penyelidikan. Fisika dipandang sebagai suatu proses dan sekaligus produk sehingga dalam pembelajarannya harus mempertimbangkan strategi atau metode pembelajaran yang efektif dan efisien, salah satunya melalui kegiatan praktik. Hal ini dikarenakan melalui kegiatan praktik, peserta didik melakukan olah pikir dan juga olah tangan. Kegiatan praktik adalah percobaan yang ditampilkan guru dan atau peserta didik dalam bentuk demonstrasi maupun percobaan oleh peserta didik yang berlangsung di laboratorium atau tempat lain (Hikmawati, 2013).

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMAN 1 Gunungsari menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran fisika masih menggunakan metode ceramah sehingga proses belajar mengajar berlangsung peserta diidk terkesan kurang aktif. Peserta didik cenderung hanya mendengar, mencatat, dan menerima begitu saja tanpa memberikan respon atau memberikan pertanyaan terkait dengan materi yang disampaikan. Peserta didik juga asyik ngobrol dengan temannya dibelakang tanpa memperhatikan penjelasan dari guru. Proses pembelajaran juga tidak dilibatkan peserta didik secara aktif dalam hal tersebut berdampak terhadap hasil belajar yang kurang. Model pembelajaran yang digunakan tersebut mengakibatkan kurang tersentuhnya aspek afektif dan aspek psikomotorik. Salah satu alasan guru lebih sering melakukan pembelajaran dengan metode ceramah ialah karena kurang lengkapnya alat-alat praktikum yang dapat digunakan sebagai penunjang dalam kegiatan praktikum sehingga tidak semua kegiatan pembelajaran dapat dipadukan dengan kegiatan praktikum. Namun meskipun alat-alat praktikum tersedia, guru masih saja enggan melakukan kegiatan praktikum. Keterbatasan waktu dan sarana yang kurang menunjang menjadi alasan lain, mengapa guru jarang melakukan kegiatan praktikum.

Berdasarkan uraian tersebut, maka diperlukan alternatif model pembelajaran yang melibatkan peran aktif peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Peserta didik tidak hanya belajar mengenai konsep, melainkan meliputi proses memperoleh pengetahuan dan konsep tersebut. Jadi, peserta didik diharapkan mengalami sendiri proses mencaritahu kebenaran tentang konsep tersebut. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan ialah model pembelajaran inkuiri terbimbing.

Model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah model pembelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari permasalahan yang diberikan dengan pengamatan dan pengalaman sendiri. Peserta didik benar-benar ditempatkan sebagai subjek yang belajar, sehingga dapat belajar dengan lebih mandiri dan pengetahuan yang diperoleh dari hasil pemikiran sendiri akan lebih mudah diingat. Pembelajaran dengan metode inkuiri akan lebih efektif jika dipadukan dengan pendekatan keterampilan proses sains (Ayuningtyas, 2017).

Deta (2013) mengungkapkan bahwa peserta didik yang memiliki keterampilan proses tinggi akan mudah dalam melakukan penyelidikan dalam metode pembelajarannya. Semua kegiatan inkuiri melibatkan keterampilan proses yang meliputi keterampilan proses dasar, keterampilan pengukuran dan perhitungan, keterampilan perencanaan eksperimen, dan

(3)

Indonesian Journal of

Applied Science and Technology Vol. 1 No. 3. 2020: 96-106

98 keterampilan mengolah serta menyajikan data. Sebagai contoh, dalam memecahkan masalah tekanan, peserta didik dituntut untuk mampu merancang dan melakukan kegiatan praktikum.

Proses optimalisasi diupayakan dengan mengimplementasikan pendekatan keterampilan proses dengan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Inkuiri Terbimbing Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Sains Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Peserta Didik”. Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah disampaikan di atas, dirumuskan permasalahan sebagai berikut: “Apakah pengembangan perangkat pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing melalui pendekatan keterampilan proses sains untuk meningkatkan hasil belajar fisika peserta didik yang dikembangkan layak digunakan dalam pembelajaran?”. METODE

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan karena mengembangkan perangkat pembelajaran fisika yang berbasis inkuiri terbimbing melalui pendekatan keterampilan proses sains untuk meningkatkan hasil belajar fisika peserta didik. Pengembangan perangkat mengacu pada model pengembangan Thiagarajan, et al (1974). Model pengembangan terdiri dari 4 tahap, yaitu: pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop), dan penyebaran (disseminate). Dalam penelitian ini pengembangan terbatas sampai tahap ke tiga saja yaitu pengembangan (develop) karena keterbatasan tenaga, waktu, dan biaya penelitian sehingga model pengembangan 4D dipersempit menjadi model 3D. Penelitian menggunakan metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (RnD) adalah metode penenelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2014).

Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini meliputi silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), dan instrumen tes hasil belajar. Hasil pengembangan perangkat yangg dikembangkan kemudian di uji kevalidan untuk mengetahui kelayakan perangkat pembelajaran. Perolehan datanya dengan mengunakan CVR dan CVI dan tes yang analisis dengan analisis deskriptif. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif dan kuantitatif. Hasil validasi oleh validator ahli dan praktisi, berupa skor angket validasi perangkat pembelajaran silabus, RPP LKPD, dan instrument tes dengan skala 1 sampai 4, untuk setiap kriteria. Skala tersebut meliputi yaitu; 1 = Kurang Baik, 2 = Cukup, 3 = Baik, dan 4 = Sangat Baik.

Pengambilan data penelitian akan dilakukan selama kurang lebih tiga minggu bertempat di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram. Alur pengembangan dan penelitian yang memuat tahapan pengembangan dalam penelitian, yaitu sebagai berikut:

(4)

Indonesian Journal of

Applied Science and Technology Vol. 1 No. 3. 2020: 96-106

99 Selanjutnya data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan tiga macam cara, yaitu: (1) memberikan angket validasi kepada tim ahli untuk mengetahui validasi perangkat pembelajaran; (2) memberikan angket respon kepada 30 mahasiswa untuk mengetahui tanggapan mahasiswa terhadap perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Data yang dianalisis dalam mengembangkan perangkat pembelajaran yaitu RPP, LKPD, silabus, dan instrumen hasil belajar adalah data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari angket penilaian serta saran validator dan rekan mahasiswa. Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dan kuantitatif. Berikut disajikan rumus yangg digunakan untuk analisis data:

Validitas instrumen dan perangkat pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing melalui keterampilan proses sains untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dapat dihitung menggunakan Content Validity Ratio (CVR) dan Content Validity Index (CVI). Pemberian skor pada item divalidasi dengan CVR. Cara menghitung nilai CVR adalah dengan menggunakan persamaan: CVR = Ne− N 2 N 2 (3.1) (Lawse, 1975) Dengan,

Ne = jumlah validator yang setuju N = jumlah total validator

Ketentuan:

a. Saat jumlah validator yang menyatakan setuju kurang dari setengah total validator maka CVR bernilai negatif.

(5)

Indonesian Journal of

Applied Science and Technology Vol. 1 No. 3. 2020: 96-106

100 b. Saat jumlah validator yang menyatakan setuju setengah dari jumlah total validator maka

CVR bernilai nol.

c. Saat seluruh validator menyatakan setuju maka CVR bernilai 1 (diatur menjadi 0,99). d. Saat jumlah validator yang menyatakan setuju lebih dari setengah total validator maka

CVR bernilai antara 0-0,99.

Selanjutnya dihitung pula CVI yang merupakan indikasi validitas isi tes. CVI merupakan rata-rata dari nilai CVR dari semua item

CVI = jumlah seluruh CVR

jumlah butir item (3.2) Kategori hasil perhitungan CVR dan CVI rentang hasil nilai CVR dan CVI adalah -1< 0 < 1. Angka tersebut dikategorikan sebagai berikut:

-1 < x < 0 = tidak baik 0 = baik 0 < x < 1 = sangat baik

(Lawse, 1975)

Kelayakan perangkat pembelajaran diukur dari reliabilitas silabus, RPP, LKPD, dan instrument tes hasil belajar dengan melibatkan empat validator ahli dan 30 mahasiswa. Reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan metode Borich, yang dikenal dengan Percentage Agreement (PA) yaitu persentase kesepakatan antar penilai yang merupakan suatu persentase kesesuaian nilai antara penilai pertama dengan penilai kedua. Percentage Agreement (PA) dapat dirumuskan:

𝑃𝑒𝑟𝑐𝑒𝑛𝑡𝑎𝑔𝑒 𝐴𝑔𝑟𝑒𝑒𝑚𝑒𝑛𝑡 (PA) = (1 −A−B

A+B) 100% (3.3) Dengan A merupakan skor penilai yang lebih besar dan B skor yang lebih kecil. Skor yang lebih besar (A) selalu dikurangi dengan skor yang lebih kecil (B). Instrumen dikatakan reliabel jika nilai presentase kesepakatannya lebih atau sama dengan 75%. Jika dihasilkan kurang dari 75%, maka harus diuji untuk kejelasan dan persetujuan dari pengamat (Borich, 1994).

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Validasi pengembangan perangkat pembelajaran bertujuan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang valid dan reliabel. Pengembangan penelitian ini menggunakan jenis validasi teoritik, yaitu validasi dengan evaluasi berdasarkan pertimbangan validator. Sebagai langkah awal dalam penerapan perangkat pembelajaran yang dikembangkan, peneliti terlebih dahulu melakukan validasi perangkat pembelajaran yang akan dinilai oleh rekan mahasiswa/mahasiswi. Menurut Setyaningrum (2011), validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan suatu instrumen. Instrumen yang valid atau shahih mempunyai validitas yang tinggi, sebaliknya intrumen yang kurang valid memiliki validitas yang rendah. Hasil akhir yang diharapkan dalam penelitian ini adalah tersedianya perangkat pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing melalui pendekatan keterampilan proses sains untuk meningkatkan hasil belajar fisika peserta didik, khususnya pada materi Usaha dan Energi yang layak dari segi validitas dan reliabelitas dalam penerapannya.

Deskripsi validasi perangkat mengacu pada penilaian dan saran dari validator. Penilaian dan saran dari validator juga digunakan sebagai dasar untuk merevisi perangkat pembelajaran. Validasi perangkat pembelajaran dilakukan oleh validator yang berkompeten dibidangnya. Berikut uraian pengembangan perangkat pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing melalui pendekatan keterampilan proses sains untuk meningkatkan hasil belajar fisika peserta didik:

(6)

Indonesian Journal of

Applied Science and Technology Vol. 1 No. 3. 2020: 96-106

101 1. Tahap pendefinisian (Define)

Pada tahap ini dilakukan 5 langkah pokok sebagai berikut. a. Analisis Awal-Akhir (Front-End Analyze)

Berdasarkan hasi observasi yang dilakukan diperoleh beberapa permasalahan sebagai berikut.

➢ Kurangnya minat belajar peserta didik SMA pada mata pelajaran fisika karena menganggap mata pelajaran sulit dan membosankan.

➢ Penguasaan materi peserta didik SMA masih kurang karena pembelajaran masih bersifat informat oleh guru.

➢ Inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang berbasis pada penemuan, dimana peserta didik dapat berperan secara aktif untuk menemukan dan memperoleh konsep atau informasi mengenai suatu materi fisika.

b. Analisis Peserta Didik (Learner Analysis)

Peserta didik kelas X SMA rata-rata berusia 15-16 tahun. Menurut teori Perkembangan Koggnitif Piaget usia tersebut termasuk dalam tahap operasional formal. Pada tahap ini, anak memiliki kemampuan berfikir logis dan abstrak. Kemampuan tersebut menjadi dasar pertimbangan dalam penyusunan perangkat pembelajaran. Suatu pembelajaran tidak hanya bertujuan untuk memahami dan meghafal suatu konsep tetapi juga memberikan pemahaman bagaimana konsep tersebut bisa terjadi sehingga peserta didik akan memiliki pengetahuan sekaligus keterampilan dalam memecahkan suatu permasalahsan. Selain itu, sikap ilmiah jugga perlu ditanamkan dalam diri peserta didik agar menjadi insan yang berkarakter unggul. c. Analisis Konsep (Concept Analysis)

Analisis konsep bertujuan untuk megidentifikasi, merinci, dan menyusun pemetaan materi yang dipelajari peserta didik. Materi yangg diambil dalam penelitian ini adalah Usaha dan energi.

d. Perumusan Tujuan Pembelajran (Specifying Instructional Objectives)

Berdasarkan hasil analisis tugas, terdapat indikator pencapaian kompetensi yang nantinya digunakan sebagai acuan dalam perumusan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran ini menggambarkan proses dan hasil yang akan dicapai oleh peserta didik. 2. Tahap Perencanaan (Design)

Tahap perencanaan bertujuan untuk merancang perangkat pembelajaran. Pada tahap ini terbagi menjadi 4 langkah yaitu penyusunan silabus, rancangan RPP, penyusunan rancangan LKPD, dan penyusunan instrument tes hasil belajar peserta didik. Perangkat pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing melalui pendekatan keterampilan proses sains dan instrumen pengumpulan data yang lalu divalidasi oleh validator ahli dan validator praktisi sebagai adanya kevalidan setiap perangkat pembelajaran. Kemudian dikembangkan ke rekan mahasiswa/mahasiswi untuk mengetahui kelayakan perangkat pembelajaran. Adapun produk yang dihasilkan pada tahap ini adalah:

a. Perangkat pembelajaran meliputi: 1. Silabus

Silabus berbasis inkuiri terbimbing melalui pendekatan keterampilan proses sains memodifikasi silabus yang sudah ada. Silabus ini sebagai dasar dari penyusunan RPP, dimana di dalamnya berisi materi pokok hasil analisis, sintaks pembelajaran menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing.

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP berbasis inkuiri terbimbing melalui pendekatan keterampilan proses sains ini berisi panduan bagi guru untuk mengajar, yang di dalamnya terdapat skenario pembelajaran. Pada kegiatan inti pembelajaran, diterapkan sintaks yang sesuai dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing melalui pendekatan keterampilan proses sains, yaitu pendahuluan, pembentukan konsep, aplikasi konsep, dan pemantapan konsep.

(7)

Indonesian Journal of

Applied Science and Technology Vol. 1 No. 3. 2020: 96-106

102 Dengan adanya RPP ini diharapkan proses kegiatan pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing melalui pendekatan keterampilan proses sains dapat sesuai dengan rencana, sehingga tujuan dapat tercapai secara optimal.

3. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

LKPD berdasarkan tujuan pembelajaran yang disesuaikan dengan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing melalui pendekatan keterampilan proses sains untuk meningkatkan hasil belajar fisika peserta didik. Selain itu, LKPD dibuat dengan tujuan dapat menjadi alat untuk membentuk sikap kerjasama peserta ddik.

4. Instrumen tes

Instrumen tes evaluasi pada ranah kognitif (pengetahuan). Instrument tes sebagai alat yang digunakan untuk mengukur pengetahuan atau penguasaan objek ukur terhadap perangkat pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing melalui pendekatan keterampilan proses sains untuk meningkatkan hasil belajar fisika peserta didik.

b. Instrumen pengumpulan data terdiri dari: 1. Lembar Validasi

Lembar validasi digunakan untuk mengetahui validitas perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Selain itu, untuk mendapatkan saran guna memperbaiki perangkat pembelajaran yang sudah dikembangkan dan instrumen pengumpulan data. Lembar validasi pada pengembangan ini antara lain:

a) Lembar validasi silabus b) Lembar validasi RPP c) Lembar validasi LKPD d) Lembar validasi instrumen tes 2. Penyusunan Angket Respon Mahasiswa

Angket respon mahasiswa/mahasiswi bertujuan untuk mengetahui tanggapan serta penilaian mahasiswa terhadap perangkat pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing melalui pendekatan keterampilan proses sains. Selain butir pertanyaan angket, terdapat pula kolom untuk menulis kritik dan saran. Kritik dan saran digunakan sebagai salah satu acuan perbaikan perangkat pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing melalui pendekatan keterampilan proses sains yang sedang dikembangkan. Angket respon mahasiswa sebanyak 10 pertanyaan diberikan ke 30 mahasiswa/mahasiswi. Mahasiswi diberikan alternatif jawaban singkat Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS), dan Tidak Setuju (TS).

3. Tahap Pengembangan (Develop)

Tahap pengembangan (develop) merupakan tahap untuk menghasilkan produk pengembangan yang dilakukan melalui beberapa langkah, yaitu penilaian validator ahli, validator praktisi, dan uji pengembangan produk ke rekan mahasiswa/mahasiswi. Tahap ini merupakan tahap merancang perangkat pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran materi Usaha dan Energi. Langkah ini untuk mendapatkan perangkat pembelajaran yang layak digunakan. a. Validasi oleh Validator Ahli dan Praktisi

Hasil pengembangan perangkat pembelajaran di atas, selanjutnya dilakukan validasi oleh 2 orang dosen ahli dan 2 orang guru. Validator memberikan penilaian sekaligus masukan dan saran terhadap perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan. Validasi ini bertujuan untuk mengetahui kevalidan dari perangkat pembelajaran fisika berbasis inkuiri terbimbing melalui pendekatan keterampilan proses sains untuk meningkatkan hasil belajar fisika peserta didik. Tahap ini dilakukan pada tanggal 9 Juni sampai 25 Juni 2020. Berikut ini merupakan hasil validasi silabus, RPP, LKPD, dan instrumen tes. Hasil analisis validitas dan reliabilitas perangkat pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah ini.

(8)

Indonesian Journal of

Applied Science and Technology Vol. 1 No. 3. 2020: 96-106

103 Tabel 1. Hasil Penilaian Perangkat oleh Validator

No. Jenis Perangkat

Validitas Reliabilitas CVI Kategori Percentage of Agreement (%) Kategori

1. Silabus 1 Sangat Valid 88.89 Reliabel

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RRP)

1 Sangat Valid 88.89 Reliabel 3. Lembar Kerja Peserta

Didik (LKPD)

1 Sangat Valid 88.89 Reliabel

4. Instrumen Tes 1 Sangat Valid 88.89 Reliabel

Tabel 1 diatas menunjukkan bahwa rata-rata nilai dari keempat validator dan penilaian oleh mahasiswa tiap komponen memiliki kategori sangat valid. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, silabus, RPP, LKPD, dan instrumen tes berbasis inkuiri terbimbing melalui pendekatan keterampilan proses sains untuk meningkatkan hasil belajar fisika peserta didik, masing-masing memiliki nilai CVI sebesar 1 sehingga termasuk dalam kategori kualitas sangat valid. Sedangkan berdasarkan hasil analisis reliabilitas silabus, RPP, LKPD, dan instrument tes berbasis inkuiri terbimbing melalui pendekatan keterampilan proses sains menggunakan Percentange Agreement (PA) didapat hasil bahwa semua indikatornya memiliki nilai PA lebih dari 75% sehingga semua indikatornya reliabel.

b. Penyusunan Angket Repon mahasiswa

Gambar 1. Grafik Persentase Respon Mahasiswa terhadap Perangkat Pembelajaran

Hasil angket respon mahasiswa setelah menyimak dan membaca perangkat pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing melalui pendekatan keterampilan proses sains untuk meningkatkan hasil belajar fisika peserta didik dapat diperoleh dengan gambaran bahwa secara umum seluruh responden tertarik pada model pembelajaran ini yang ditandai dengan perolehan skor komponen perangkat KBM dengan rata-rata sebesar 98,3% mahasiswa juga merasakan ada keterbaruan dalam perangkat dan kemudahan memahaminya yang ditandai dengan perolehan skor 100%. 78% Mahasiswa setuju jika pengembangan berbasis inkuiri terbimbing

(9)

Indonesian Journal of

Applied Science and Technology Vol. 1 No. 3. 2020: 96-106

104 melalui pendekatan keterampilan proses sains ini diterapkan dalam pokok bahasan lain, 75% mahasiswa tidak setuju jika diterapkan pada semua mata pelajaran lain, artinya peserta didik tidak mampu jika semua mata pelajaran menggunakan metode inkuiri terbimbing. Hal ini dapat diterima karena pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing melalui pendekatan keterampilan proses sains ini belum tentu cocok diterapkan pada pembelajaran selain Fisika khususnya tentang usaha dan energi mengingat isi materi mata pelajaran selain Fisika tersebut sangat jauh berbeda. Respon mahasiswa yang positif terhadap perangkat pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing melalui pendekatan keterampilan proses sains untuk meningkatkan hasil belajar fisika peserta didik secara umum menunjukkan bahwa pembelajaran ini adalah sangat baik dan positif.

Pembahasan

Suatu instrumen dikatakan valid apabila minimal memenuhi kriteria baik, dengan demikian dapat dikatakan silabus, RPP, LKPD, dan instrumen tes yang telah dikembangkan layak digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat dilihat diantara kedua pernyataan, baik itu pernyataan positif maupun negatif. Sesuai dengan kriteria sebelumnya bahwa presentase yang didapat bahwa produk yang dihasilkan adalah valid. Keefektifan suatu produk yang digunakan pada model inkuiri terbimbing melalui pendekatan keterampilan proses sains harus menggunakan media pembelajaran yang tepat akan berdampak positif terhadap proses pembelajaran dan meningkatnya hasil belajar peserta didik. Media pembelajaran harus disesuaikan dengan keadaan lingkungan, materi ajar, sarana dan prasarana dan tujuan pembelajarannya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengembangan RPP, silabus, LKPD, serta instrument tes berbasis inkuiri terbimbing melalui pendekatan keterampilan proses sains untuk meningkatkan hasil belajar fisika peserta didik dapat dikatakan valid dan layak digunakan sebagai perangkat pembelajaran.

Berdasarkan penilaian validator untuk perangkat pembelajaran berupa silabus, RPP, LKPD, dan instrument tes secara keseluruhan layak digunakan. Perhitungan nilai validitas menggunakan CVR dan CVI menunjukkan nilai CVI bernilai 1 berkategori sangat valid. Berdasarkan hasil analisis reliabilitas perangkat pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing melalui pendekatan keterampilan proses sains untuk meningkatkan hasil belajar fisika peserta didik menggunakan Percentage Agreement (PA) didapat hasil bahwa semua indikatornya memiliki nilai PA lebih dari 75% sehingga semua indikatornya reliabel yaitu masing-masing sebesar 88,89. Hal tersebut menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing melalui pendekatan keterampilan proses sains dalam kategori tepat atau valid dalam proses pengembangan (Taylor, 1953).

Pendekatan pembelajaran dengan menggunakan masalah berbasis inkuiri terbimbing melalui pendekatan keterampilan proses sains untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik sebagai sebuah titik awal dari proses pembelajaran. Hal ini karena pembelajaran ini disajikan didasarkan pada masalah dalam kehidupan nyata yang berfungsi penting sebagai dasar untuk proses pembelajaran, karena akan menentukan arah proses pembelajaran yang menekankan pada perumusan pertanyaan daripada jawaban sehingga memungkinkan mendorong peningkatan hasil belajar peserta didik. Respon positif ini menunjukkan bahwa dapat memotivasi peserta didik untuk meningkatkan perhatian dan membuat peserta didik terlibat dalam pengalaman pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna (Nur, 2011).

Penelitian terdahulu membuktikan bahwa model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing serta pendekatan keterampilan proses sains berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar fisika peserta didik. Purnomo dkk (2016) mengungkapkan bahwa profil hasil belajar peserta didik pada aspek afektif selama diterapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing dalam tiga kali pertemuan pembelajaran adalah sebesar 82,31 % dan termasuk dalam kategori sangat baik. Helwanti (2003) mengungkapkan bahwa hasil belajar peserta didik

(10)

Indonesian Journal of

Applied Science and Technology Vol. 1 No. 3. 2020: 96-106

105 sesudah implementasi pendekatan keterampilan proses secara klasikal mencapai ketuntasan 87,5 % dan daya serap peserta didik terhadap materi yang diberikan mencapai 77,2 % yang termasuk dalam kategori baik.

SIMPULAN (PENUTUP)

Berdasarkan analisis, hasil pembahasan, serta temuan-temuan penelitian maka dapat disimpulkan bahwa hasil pengembangan perangkat pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing melalui pendekatan keterampilan proses sains untuk meningkatkan hasil belajar fisika peserta didik pada materi usaha dan energi telah memenuhi kategori sangat valid dan reliabel. Hal ini mengindikasikan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan layak digunakan dalam pembelajaran.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis ucapkan kepada semua pihak yang turut serta membantu dalam penelitian ini, dosen pembimbing, dosen penguji dan guru-guru SMAN 1 Gunungsari yang selalu menyediakan waktu dan penuh semangat dalam memberikan saran untuk perbaikan, serta pihak teman-teman mahasiswa/mahasiswi Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Mataram yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, I. K., & Amri, S. (2010). Proses Pembelajaran Inovatif dan Kreatif Dalam Kelas. Jakarta: PT. Prestasi Pustkaraya.

Anderson, R. D. (2002). Reforming science teaching: What research says about inquiry. Journal of science teacher education, 13(1), 1-12.

Arikunto, S., & Jabar, C. S. A. (2014). Evaluasi Program Pendidikan, Cet. V, Jakarta: Bumi Aksara.

Arizona, K., Harjono, A., & Jufri, A. W. (2013). Pengaruh Implementasi Media Tiga Dimensi Kemagnetan Berbasis Inkuiri (MTDKBI) melalui Strategi Kooperatif terhadap Kecakapan Sosial. Erudio Journal of Educational Innovation, 1(2).

Ayuningtyas, P., Soegimin, W. W., & Supardi, Z. I. (2017). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika dengan Model Inkuiri Terbimbing untuk Melatihkan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA pada Materi Fluida Statis. JPPS (Jurnal Penelitian Pendidikan Sains), 4(2), 636-647.

Borich, G. D. (1994). Observation skills for effective teaching. New York.

Deta, U. A., & Widha, S. (2013). Pengaruh Metode Inkuiri Terbimbing dan Proyek, Kreativitas, serta Keterampilan Proses Sains terhadap Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 9(1).

Eliza, F., Syamsuarnis, S., Myori, D. E., & Hamdani, H. (2017). Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Mata Diklat Instalasi Penerangan Listrik Bangunan Sederhana. Invotek: Pembelajaran Berbasis Proyek pada Mata Diklat Instalasi Penerangan Listrik Bangunan Sederhana, 17(1), 1-10.

Haryati, S. (2012). Research and Development (R&D) sebagai salah satu model penelitian dalam bidang pendidikan. Majalah Ilmiah Dinamika, 37(1), 15.

Helwanti, N. 2005. Implementasi Pendekatan Keterampilan Proses Sains dalam Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Siswa

(11)

Indonesian Journal of

Applied Science and Technology Vol. 1 No. 3. 2020: 96-106

106 Kelas I SLTPN 11 Batukliang Tahun Ajaran 2002/2003. Skripsi. Tidak Dipublikasikan. Universitas Mataram: Mataram.

Ifana, A. (2017). Perbandingan Model Pembelajaran Problem Based Learning Dan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Pada Materi Listrik Dinamis Kelas X Sma Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2015/2016 (Doctoral dissertation, UIN Raden Intan Lampung).

Nur, M. (2011). Modul keterampilan-keterampilan proses sains. Surabaya: Pusat Sains dan Matematika Sekolah Universitas Negeri Surabaya.

Permendikbud, R. I. No. 64 Tahun 2013 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kemendikbud.

Purnomo, R., & Rumambi, F. J. (2016). Pengaruh ship operation, kesiapan alat bongkar muat dan pelatihan terhadap produktivitas bongkar muat di pt. jakarta international container terminal. JMBA Jurnal Manajemen dan Bisnis, 2(1).

Prestasi, M., & Akuntansi, P. B. (2014). Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Universitas, 137, 142.

Ratnaningtyas, L., Wilujeng, I., & Kuswanto, H. (2019, June). Android-based Physics Comic Media Development on Thermodynamic Experiment for Mapping Cooperate Attitude for Senior High School. In Journal of Physics: Conference Series (Vol. 1233, No. 1, p. 012054). IOP Publishing.

Sahidu, C. (2013). Pengembangan Program Pembelajaran Fisika (P3F). Mataram: FKIP PRESS Universitas Mataram.

Setyaningrum, Y., & Husamah, H. (2011). Optimalisasi penerapan pendidikan karakter di sekolah menengah berbasis keterampilan proses: Sebuah perspektif guru IPA-biologi. Jurnal Penelitian dan Pemikiran Pendidikan, 1(1).

Tangkas, I. M. (2012). Pengaruh implementasi model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap kemampuan pemahaman konsep dan keterampilan proses sains siswa kelas X SMAN 3 Amlapura. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran IPA Indonesia, 2(1). Taylor, W. L. (1953). "Cloze procedure": A new tool for measuring readability. Journalism

quarterly, 30(4), 415-433.

Thiagarajan, S., Semmel, D. S., & Semmel, M. I. (1974). Instructional development for training teachers of exceptional children.

Trianto, S. P., & Pd, M. (2007). Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Wahyuni, R., Hikmawati, H., & Taufik, M. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Metode Eksperimen terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI IPA SMAN 2 Mataram Tahun Pelajaran 2016/2017. Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi, 2(4), 164-169.

Wenning, C. J. (2005). Implementing inquiry-based instruction in the science classroom: A new model for solving the improvement-of-practice problem. Journal of Physics Teacher Education Online, 2(4), 9-15.

Gambar

Gambar 1. Grafik Persentase Respon Mahasiswa terhadap Perangkat  Pembelajaran

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai estetika bunyi dan makna dalam teks nyanyian anak-anak Suku Akit Kabupaten Karimun, dapat

[r]

Lingkungan Propinsi Djawa Timur sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang 2 Tahun 1965 tentang Perubahan Batas Wilayah Kota Praja Surabaya dan Daerah Tingkat

13 Dengan adanya Program Keluarga Harapan yang ada di Dusun Wareng Kepek Saptosari Gunungkidul yang kenyataannya merupakan salah satu wilayah miskin di DIY membuat peneliti

Setelah berhasil menemukan model yang sesuai dengan masalah tersebut selanjutnya mencari dan menentukan algoritma untuk penyelesaiannya, dan algoritma yang digunakan adalah

Hal ini dapat dilakukan dengan suatu wadah yang dikenal sebagai Website GrandPrix Motor, yaitu sebuah ajang balapan motor yang pada saat ini banyak menarik perhatian dari

iklan tersebut untuk membeli produk atau mengikuti informasi yang.. ditawarkan dari

Perbedaan Jumlah Wakatu Aktif Belajar Saat Proses Belajar Mengajar Permainan Bola Basket Pada Siswa Atlet Dan Siswa Non Atlet Di SMAN 1 Batujajar.. Universitas Pendidikan Indonesia