Lampiran II : Keputusan Bupati Barito Kuala Nomor 188.45/ 116 /KUM/2016 Tanggal 10 Maret 2016
TENTANG IZIN LINGKUNGAN KEGIATAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN GHINA GHANI PT. GHINA HAYATI DI DESA SEMANGAT DALAM, KECAMATAN ALALAK , KABUPATEN BARITO KUALA,
TELAAHAN SEBAGAI DASAR ARAHAN PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN.
Pembangunan perumahan pada hakikatnya adalah penyelenggaraan upaya pemenuhan kebutuhan rakyat akan papan. Untuk mencapai kemampuan hidup damai bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan kesejahteraan yang optimal. Pemenuhan akan perumahan merupakan hak setiap warga Indonesia. Negara dalam hal ini pemerintah daerah berkewajiban mengupayakan dan memfasilitasi setiap usaha kearah kondisi tersebut. Fungsi rumah selain sebagai tempat berlindung dan membentuk keluarga rumah juga sebagai wahanan pendidikan dan penunjang proses tumbuh kembang anggota keluarga baik dari segi fisik mental maupun sosial. Untuk memfungsikan rumah seperti tujuan tersebut maka harus dipenuhi beberapa persyaratan rumah yang kondusif. Lingkungan pemukiman juga punya peran yang penting dalam hal tersebut. Untuk itu perumahan dan permukiman perlu dikelola dengan baik sehingga berjalan sesuai dengan fungsinya.
meminimalkan dampak yang terjadi dari suatu kegiatan tersebut maka perlu dilakukan perencanaan pengelolaan lingkungan usaha kegiatan. Perencanaan pengelolaan tersebut tertuang dalam dokumen sebagai pedoman dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
Berdasarkan kepada hasil prakiraan dan evaluasi terhadap dampak yang muncul akibat kegiatan Perumahan Ghina Ghani PT. Ghina Hayati di Desa Semangat Dalam, Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Barito Kuala diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan, baik yang bersifat positif maupun negatif. Komponen lingkungan yang terkena dampak tersebut meliputi komponen lingkungan fisik–kimia, biologi, sosial ekonomi dan budaya, serta kesehatan masyarakat dimana besaran dan sifat dampak akan bervariasi terhadap komponen lingkungan yang satu dengan komponen yang lainnya baik pada tahap pra konstruksi, tahap konsruksi dan tahap operasi.
Untuk mengetahui bagaimana suatu komponen lingkungan akan berubah akibat adanya suatu aktivitas/kegiatan manusia, maka dilakukan perkiraan dampak lingkungan. Metode perkiraan dampak yang digunakan adalah pendekatan yang bersifat formal maupun non formal dengan menggunakan kriteria atau standar baku mutu lingkungan yang ada sehingga perlu dilakukan arahan pengelolaan dan pemantauan. Pengelolaan terhadap dampak ini bertujuan untuk meminimalkan dampak negatif dan mengoptimalkan dampak positifnya. Dari rencana usaha dan/atau kegiatan yang dilaksanaan ini berdasarkan rona lingkungan dan dampak yang ditimbulkan maka pengelolaan yang dilakukan berdasarkan sumber dampak dan jenis dampak baik pada tahap pra konstruksi, tahap kontruksi, tahap operasi dan tahap pasca operasi, maka program kegiatan yang dilakukan adalah :
A. SUMBER DAN JENIS DAMPAK PADA TAHAP PRA KONSTRUKSI, KONSTRUKSI, PASCA KONSTRUKSI DAN OPERASI
1. Pengelolaan Dampak Terhadap Kualitas Udara
kualitas udara terutama berupa peningkatan dispersi debu yang disebabkan oleh aktivitas truck pengangkut peralatan dan material konstruksi.
Adapun kegiatan pembangunan jalan pada tahap konstruksi ini diprediksi menyebabkan juga terjadinya perubahan kualitas udara terutama berupa peningkatan dispersi debu yang disebabkan oleh aktivitas truk pengangkut material konstruksi jalan dan proses pemadatan tanah urug jalan.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak yang ditimbulkan adalah :
• Mengupayakan secara maksimal untuk mempertahankan vegetasi, terutama tingkat pohon yang ada di sekitar lokasi kegiatan yang berfungsi untuk menyerap gas dan debu.
• Melakukan penanaman pohon pada bahu kiri dan kanan jalan di lingkungan perumahan serta menanam sepanjang 1 (satu) kilometer kiri dan kanan proyek. Pohon yang ditanam untuk daerah tersebut disarankan adalah pohon berkanopi lebar.
• Melakukan penyiraman pada area pekerjaan untuk mengurangi peningkatan dispersi debu, terutama pada saat musim kemarau. • Pembatasan kecepatan kendaraan angkut maksimal 30 km/jam,
pada saat melintasi jalan tanah di lokasi kegiatan.
• Pembatasan kapasitas angkut kendaraan agar jangan sampai melebihi batas maksimum yang direkomendasi pabrikan.
• Penggunaan sarana K3 berupa penutup hidung (masker) bagi pekerja yang bekerja di sumber pencemar.
• Tanggapan dan penyelesaian secara cepat mengenai keluhan masyarakat terhadap kualitas udara sebagai dampak kegiatan pembangunan dan operasional Perumahan Ghina Ghani PT. Ghina Hayati.
2. Pengelolaan Dampak Terhadap Kebisingan
Sedangkan Mobilisasi peralatan dan pengadaan material pada tahap konstruksi kegiatan pembangunan Perumahan Ghina Ghani PT. Ghina Hayati ini diprediksi menyebabkan terjadinya perubahan tingkat kebisingan, terutama akibat aktivitas truck pengangkut peralatan dan material konstruksi.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak yang ditimbulkan adalah :
• Mengupayakan secara maksimal untuk mempertahankan vegetasi, terutama tingkat pohon yang ada di sekitar lokasi kegiatan yang berfungsi untuk menghalangi dispersi kebisingan. • Pembatasan kecepatan kendaraan angkut maksimal 30 km/jam,
pada saat melintasi jalan tanah di lokasi kegiatan.
• Pembatasan kapasitas angkut kendaraan agar jangan sampai melebihi batas maksimum yang direkomendasi pabrikan.
• Melakukan perawatan kendaraan dan alat berat yang digunakan secara berkala agar dapat mengurangi kebisingan yang diakibatkan pada saat beroperasinya alat tersebut.
• Melaksanakan uji kebisingan terhadap kendaraan, alat berat dan mesin yang digunakan.
• Penggunaan penyumbat/penutup telinga (ear plug/ear muff) pada pekerjaan yang tingkat kebisingannya tinggi (> 70 db).
• Tanggapan dan penyelesaian secara cepat mengenai keluhan masyarakat terhadap tingkat kebisingan sebagai dampak kegiatan pembangunan dan operasional perumahan Ghina Ghani PT. Ghina Hayati.
3. Pengelolaan Dampak Terhadap Kualitas Air Permukaan
Kegiatan pembangunan jalan pada tahap konstruksi pembangunan Perumahan Ghina Ghani PT. Ghina Hayati ini diprediksi menyebabkan terjadinya perubahan kualitas air, terutama akibat proses pembersihan lahan.
makanan dan makanan yang tidak termakan. Sampah ini kalau dibuang secara langsung dan sembarangan, akan berdampak terhadap estetika dan kualitas air permukaan yang selanjutnya dapat berdampak lanjutan terhadap kesehatan penghuni rumah dan masyarakat sekitar. Selain itu, kegiatan dapur berupa pencucian bahan makanan dan peralatan dapur lainnya akan menghasilkan limbah cair yang dapat berdampak negatif
terhadap kualitas air badan air penerima. Limbah cair tersebut banyak mengandung bahan organik yang walaupun tingkat toksisitasnya tergolong rendah, namun dalam proses dekomposisinya akan menimbulkan bau tidak sedap dan merupakan media hidup yang baik bagi organisme patogen, sehingga dapat menimbulkan dampak lanjutan terhadap kesehatan masyarakat. Dalam proses dekomposisinya, bahan organik memerlukan sejumlah oksigen terlarut yang diambil dari perairan dan akan menghasilkan senyawasenyawa kimia yang bersifat toksik bagi organisme perairan seperti NH3 dan H2S sehingga akan mengganggu keseimbangan ekologis badan air penerima limbah. Kegiatan MCK dengan menggunakan sabun dan detergen serta bahan lainnya akan menghasilkan limbah cair yang banyak mengandung bahanbahan kimia. Hal ini akan mengakibatkan dampak negatif terhadap parameter kualitas air, berupa peningkatan kandungan fosfat dan senyawa lainnya di perairan. Peningkatan kandungan fosfat ini akan mempengaruhi kesimbangan N/P diperairan sehingga unsur N akan menjadi faktor pembatas pada ekosistem perairan. Senyawasenyawa lainnya yang terdapat dalam limbah cair tersebut juga akan masuk ke perairan sehingga akan menurunkan nilai kualitas air dan mengganggu kehidupan organisme perairan yang ada di dalamnya. Parameter utama yang menjadi indikator dalam pengelolaan kualitas limbah cair adalah pH, TSS, BOD dan COD.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak yang ditimbulkan adalah :
• Membuat konstruksi tanggul di sisi kiri dan kanan lokasi pembangunan jalan sebelum tanah urug didatangkan dan dipadatkan menjadi Kantor jalan.
• Memastikan dan merawat konstruksi tanggul jalan yang telah dibangun, agar dapat berfungsi dengan baik.
• Bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Barito Kuala, membuat saluran air buangan domestik sebagai fasilitas awal pengolahan air limbah domestik.
• Tanggapan dan penyelesaian secara cepat mengenai keluhan masyarakat terhadap kualitas air sebagai dampak kegiatan pembangunan dan opersioanal Perumahan Ghina Ghani PT. Ghina Hayati.
b.Tahap Operasi
• Membuat tangki septik (septic tank) yang memenuhi standart pengolahan air limbah dari aktivitas kakus (WC).
• Membuat, mengoperasikan dan merawat instalasi pengolahan air limbah (IPAL) komunal untuk pengolahan air limbah domestik non WC yang terintegrasi dengan saluran air buangan domestik yang telah dibangun sebelumnya.
• Mengoperasikan dan merawat TPST (tempat pembuangan sampah terpadu) yang telah dibangun oleh pihak pengembang, serta mengintegrasikannya dengan sistem pengelolaan sampah di Kabupaten Barito Kuala.
• Tanggapan dan penyelesaian secara cepat mengenai keluhan masyarakat terhadap kualitas air sebagai dampak kegiatan pembangunan dan Operasional Perumahan Ghina Ghani PT. Ghina Hayati.
4. Pengelolaan Dampak Terhadap Kesempatan Kerja dan Usaha
Kontroversi di masyarakat dan/atau kepada pelaksana kegiatan dapat muncul apabila tenaga kerja yang diterima lebih banyak dari luar daerah sekitar lokasi kegiatan, karena hal tersebut akan menimbulkan kecemburuan sosial bagi tenaga kerja lokal. Selain itu dengan memperhatikan berbagai latar belakang struktur dan komposisi penduduk yang terdiri atas berbagai etnis yang akan berinteraksi dalam
kehidupan seharihari, kurang pemahaman terhadap keberadaan sistem nilai dari suku lain dan kurangnya saling pengertian antara penduduk dapat memicu terjadinya konflik sosial yang akan mengganggu ketertiban dan keamanan di daerah studi.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak yang ditimbulkan adalah :
a. Tahap prakonstruksi
• Melakukan penerimaan tenaga kerja sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku.
• Memprioritaskan kesempatan kerja bagi pekerja lokal yang disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan, tahapan perkembangan usaha dan kualifikasi calon tenaga kerja.
• Mengoptimalkan keterlibatan kelembagaan masyarakat (formal dan/atau nonformal) dalam proses penerimaan tenaga kerja.
• Tanggapan dan penyelesaian secara cepat mengenai keluhan masyarakat terhadap proses penerimaan tenaga kerja.
b. Tahap konstruksi
• Memprioritaskan kesempatan kerja bagi pekerja lokal yang disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan, tahapan perkembangan usaha dan kualifikasi calon tenaga kerja.
• Memberikan ruang bagi masyarakat di sekitar lokasi kegiatan untuk berusaha di sektor informal, terutama untuk memenuhi kebutuhan pokok pekerja seharihari.
• Tanggapan dan penyelesaian secara cepat mengenai keluhan masyarakat terhadap kegiatan pembangunan jalan, dan Konstruksi fisik bangunan dan fasilitas umum.
• Memberikan ruang bagi masyarakat di sekitar lokasi kegiatan untuk berusaha di sektor informal, terutama untuk memenuhi kebutuhan pokok pekerja seharihari.
• Tanggapan dan penyelesaian secara cepat mengenai keluhan masyarakat terhadap aktivitas sosial ekonomibudaya masyarakat.
5.Pengelolaan Dampak Terhadap Tingkat Pendapatan Masyarakat
Dampak positif berupa Kegiatan penerimaan tenaga kerja masyarakat pada saat prakontruksi di sekitar lokasi kegiatan dan pada tahap kontruksi berkaitan erat dengan Kegiatan pembangunan jalan dan Konstruksi fisik bangunan dan fasilitas umum dari adanya kegiatan pembangunan Perumahan Ghina Ghani PT. Ghina Hayati. Dengan diterimanya penduduk sekitar menjadi tenaga kerja pembangunan perumahan tentunya akan mengakibatkan peningkatan pendapatan keluarga.
Terlebih lagi apabila hal tersebut dapat memunculkan pola nafkah ganda dalam keluarga yang tentunya akan sangat membantu kondisi perekonomian keluarga.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak yang ditimbulkan adalah :
a. Tahap prakonstruksi
• Pemberian upah kepada tenaga kerja lokal sesuai dengan peraturan pemerintah (Upah Minimum Sektor Provinsi (UMSP) Kalimantan Selatan) yang berlaku dan tidak membedakan dengan tenaga kerja dari luar daerah pada posisi yang sama di perusahaan.
• Tanggapan dan penyelesaian secara cepat mengenai keluhan masyarakat terhadap proses penerimaan tenaga kerja.
b. Tahap konstruksi
• Memberikan ruang bagi masyarakat di sekitar lokasi kegiatan untuk berusaha di sektor informal, terutama untuk memenuhi kebutuhan pokok pekerja seharihari.
• Tanggapan dan penyelesaian secara cepat mengenai keluhan masyarakat terhadap kegiatan pembangunan jalan,dan Konstruksi fisik bangunan dan fasilitas umum.
c. Tahap operasi
• Memberikan ruang bagi masyarakat di sekitar lokasi kegiatan untuk berusaha di sektor informal, terutama untuk memenuhi kebutuhan pokok pekerja seharihari.
• Tanggapan dan penyelesaian secara cepat mengenai keluhan masyarakat terhadap aktivitas sosial ekonomibudaya masyarakat.
6. Pengelolaan Dampak Terhadap Sikap dan Persepsi Masyarakat Persepsi masyarakat pada saat prakontruksi akan bersifat positif selama dalam penerimaan tenaga kerja memprioritaskan warga sekitar. Dengan memperhatikan jumlah tenaga kerja, terutama tenaga kerja nonskill yang akan diterima, maka jumlah mereka yang terkena dampak cukup banyak. Dampak yang terjadi akan berlangsung selama kegiatan pembangunan perumahan berlangsung.
Kontroversi di masyarakat dan/atau kepada pelaksana kegiatan dapat muncul apabila tenaga kerja yang diterima lebih banyak dari luar daerah sekitar lokasi kegiatan, karena hal tersebut akan menimbulkan kecemburuan sosial bagi tenaga kerja lokal. Selain itu dengan memperhatikan berbagai latar belakang struktur dan komposisi penduduk yang terdiri atas berbagai etnis yang akan berinteraksi dalam
kehidupan seharihari, kurang pemahaman terhadap keberadaan sistem nilai dari suku lain dan kurangnya saling pengertian antara penduduk dapat memicu terjadinya konflik sosial yang akan mengganggu ketertiban dan keamanan di daerah studi.
• Mengoptimalkan dampak positif kegiatan pembangunan dan operasional Perumahan Ghina Ghani PT. Ghina Hayati bagi terciptanya kesempatan kerja dan usaha yang secara langsung maupun tidak langsung akan meningkatkan pendapatan masyarakat dan perkembangan perekonomian lokal.
• Mengoptimalkan penanggulangan dampak terhadap lingkungan, terutama dampak pencemaran air permukaan, pencemaran udara dan kebisingan dengan caracara yang telah dijelaskan sebelumnya.
• Melaksanakan komunikasi dua arah atau dialog dengan masyarakat setempat untuk memperoleh umpan balik yang efektif dalam pelaksanaan upaya pengelolaan dampak lingkungan terhadap pencemaran air permukaan, pencemaran udara dan kebisingan.
• Tanggapan dan penyelesaian secara cepat mengenai keluhan masyarakat terhadap kegiatan perusahaan.
7. Pengelolaan Dampak Terhadap Kesehatan Masyarakat
Mobilisasi tenaga kerja pada tahap konstruksi kegiatan pembangunan Perumahan Kota Ghina Ghani PT. Ghina Hayati ini diprediksi menyebabkan terjadinya Perubahan status kesehatan masyarakat, terutama akibat aktivitas truck pengangkut peralatan dan material konstruksi.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak yang ditimbulkan adalah :
• Mengoptimalkan penanggulangan dampak terhadap lingkungan, terutama dampak pencemaran air permukaan, pencemaran udara dan kebisingan dengan caracara yang telah dijelaskan sebelumnya.
• Melaksanakan komunikasi dua arah atau dialog dengan masyarakat setempat untuk memperoleh umpan balik yang efektif dalam pelaksanaan upaya pengelolaan dampak lingkungan terhadap pencemaran air permukaan, pencemaran udara dan kebisingan.
Dari hasil analisis prakiraan dampak penting dan evaluasi dampak penting, maka kegiatan Perumahan Ghina Ghani PT. Ghina Hayati di Desa Semangat Dalam, Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala dapat dinilai layak dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut :
1. Dari aspek ketataruangan, keberadaan kegiatan Pembangunan Perumahan Ghina Ghani PT. Ghina Hayati di Desa Semangat Dalam, Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala tidak menyalahi aturan pada Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan nomor 9 tahun 2000 tentang RTRW Kalimantan Selatan Tahun 20002015 dan Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala nomor 6 tahun 2012.
2. Aspek teknis kegiatan Pembangunan Perumahan Ghina Ghani PT. Ghina Hayati di Desa Semangat Dalam, Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala telah didesain sedemikian rupa sehingga terjamin keamanannya dan akan dibangun sesuai dengan prosedur perijinan yang akan diperoleh.
3. Penanganan dampak terhadap lingkungan dapat ditangani dengan segera dan tidak memerlukan teknologi yang sangat canggih namun lebih bersifat penanganan yang dilakukan secara umum bila memang dampak tersebut terjadi. Dari dampak yang timbul telah diberikan rancangan dan rumusan tindakan yang bersifat mudah dilakukan baik melalui pendekatan teknis, pendekatan sosialekonomibudaya maupun pendekatan institusi.
4. Dari aspek kemitraan dengan pihak masyarakat terutama masyarakat di wilayah Desa Semangat Dalam Kecamatan Alalak menjadi wilayah administrasi proyek yang mendapat dampak langsung telah dapat dilakukan komunikasi dan pendekatan atau sosialisasi bersama yang menguntungkan kedua belah pihak
5. sehingga proses pengelolaan dampak pada aspek adanya gesekan atau ketidaksepahaman dengan masyarakat sekitar dapat segera diminimalisir.
Dalam, Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala layak bagi lingkungan.
BUPATI BARITO KUALA,