Lampiran II
Keputusan Bupati Barito Kuala Nomor 188.44/ 81 /KUM/2015 Tanggal 27 Pebruari 2015
TENTANG IZIN LINGKUNGAN KEGIATAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN GRAHA BATOLA MANDIRI PT. TRIWIJAYA GRAHA TAMA DI DESA PUNTIK DALAM RAY 13, 14 RT. 05 KECAMATAN MANDASTANA KAB. BARITO KUALA,
TELAAHAN SEBAGAI DASAR ARAHAN PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN.
Pembangunan perumahan pada hakikatnya adalah penyelenggaraan upaya pemenuhan kebutuhan rakyat akan papan. Untuk mencapai kemampuan hidup damai bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan kesejahteraan yang optimal. Pemenuhan akan perumahan merupakan hak setiap warga Indonesia. Negara dalam hal ini pemerintah daerah berkewajiban mengupayakan dan memfasilitasi setiap usaha kearah kondisi tersebut. Fungsi rumah selain sebagai tempat berlindung dan membentuk keluarga rumah juga sebagai wahanan pendidikan dan penunjang proses tumbuh kembang anggota keluarga baik dari segi fisik mental maupun sosial. Untuk memfungsikan rumah seperti tujuan tersebut maka harus dipenuhi beberapa persyaratan rumah yang kondusif. Lingkungan pemukiman juga punya peran yang penting dalam hal tersebut. Untuk itu perumahan dan permukiman perlu dikelola dengan baik sehingga berjalan sesuai dengan fungsinya.
UPL. Pembangunan Perumahan Graha Batola Mandiri PT. Triwijaya Graha Tama berpotensi untuk menimbulkan dampak terhadap lingkungan sekitar, baik berupa dampak positif maupun dampak negatif, untuk meminimalkan dampak yang terjadi dari suatu kegiatan tersebut maka perlu dilakukan perencanaan pengelolaan lingkungan usaha kegiatan.
Perencanaan pengelolaan tersebut tertuang dalam dokumen sebagai pedoman dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan. Berdasarkan kepada hasil prakiraan dan evaluasi terhadap dampak yang muncul akibat kegiatan Perumahan Graha Batola Mandiri PT. Triwijaya Graha Tama di Jalan Desa Puntik Dalam Ray 13, 14 Rt. 05 Kecamatan Mandastana, Kabupaten Barito Kuala diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan, baik yang bersifat positif maupun negatif. Komponen lingkungan yang terkena dampak tersebut meliputi komponen lingkungan fisik–kimia, biologi, sosial ekonomi dan budaya, serta kesehatan masyarakat dimana besaran dan sifat dampak akan bervariasi terhadap komponen lingkungan yang satu dengan komponen yang lainnya baik pada tahap pra konstruksi, tahap konsruksi dan tahap operasi.
Untuk mengetahui bagaimana suatu komponen lingkungan akan berubah akibat adanya suatu aktivitas/kegiatan manusia, maka dilakukan perkiraan dampak lingkungan. Metode perkiraan dampak yang digunakan adalah pendekatan yang bersifat formal maupun non formal dengan menggunakan kriteria atau standar baku mutu lingkungan yang ada sehingga perlu dilakukan arahan pengelolaan dan pemantauan. Pengelolaan terhadap dampak ini bertujuan untuk meminimalkan dampak negatif dan mengoptimalkan dampak positifnya. Dari rencana usaha dan/atau kegiatan yang dilaksanaan ini berdasarkan rona lingkungan dan dampak yang ditimbulkan maka pengelolaan yang dilakukan berdasarkan sumber dampak dan jenis dampak baik pada tahap pra konstruksi, tahap kontruksi, tahap operasi dan tahap pasca operasi, maka program kegiatan yang dilakukan adalah :
1. Pengelolaan Dampak Terhadap Sikap dan Persepsi Masyarakat
Persepsi masyarakat pada saat prakontruksi akan bersifat positif selama dalam penerimaan tenaga kerja memprioritaskan warga sekitar. Dengan memperhatikan jumlah tenaga kerja, terutama tenaga kerja nonskill yang akan diterima, maka jumlah mereka yang terkena dampak cukup banyak. Dampak yang terjadi akan berlangsung selama kegiatan pembangunan perumahan berlangsung.
Kontroversi di masyarakat dan/atau kepada pelaksana kegiatan dapat muncul apabila tenaga kerja yang diterima lebih banyak dari luar daerah sekitar lokasi kegiatan, karena hal tersebut akan menimbulkan kecemburuan sosial bagi tenaga kerja lokal. Selain itu dengan memperhatikan berbagai latar belakang struktur dan komposisi penduduk yang terdiri atas berbagai etnis yang akan berinteraksi dalam kehidupan seharihari, kurang pemahaman terhadap keberadaan sistem nilai dari suku lain dan kurangnya saling pengertian antara penduduk dapat memicu terjadinya konflik sosial yang akan mengganggu ketertiban dan keamanan di daerah studi.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak yang ditimbulkan adalah :
• Pemberian sumbangan dana pembangunan sarana dan prasarana umum.
• Ikut berperan serta dalam kegiatan yang bersifat nasional dan keagamaan di masyarakat sekitar.
• Mengadakan kegiatan musyawarah, keagamaan dan keolahragaan di masyarakat sekitar.
• Penggajian karyawan mengacu ketentuan UMP.
2. Pengelolaan Dampak Terhadap Kualitas Udara dan Kebisingan
debu yang disebabkan oleh aktivitas truck pengangkut peralatan dan material konstruksi.
Adapun kegiatan pembangunan jalan pada tahap konstruksi ini diprediksi menyebabkan juga terjadinya perubahan kualitas udara terutama berupa peningkatan dispersi debu yang disebabkan oleh aktivitas truk pengangkut material konstruksi jalan dan proses pemadatan tanah urug jalan. Sedangkan Mobilisasi peralatan dan pengadaan material pada tahap konstruksi kegiatan pembangunan Perumahan Graha Batola Mandiri PT. Triwijaya Graha Tama ini diprediksi menyebabkan terjadinya perubahan tingkat kebisingan, terutama akibat aktivitas truck pengangkut peralatan dan material konstruksi.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak yang ditimbulkan adalah :
• Mengurangi kecepatan kendaraan pengangkut. • Melakukan penyiraman pada jalan.
• Menguji/menghentikan mesin yang tidak layak. • Pembinaan penggunaan masker dan earplug.
• Penanaman atau menanami kembali tanaman pelindung yang mati.
3. Pengelolaan Dampak Terhadap Lalu Lintas
Mobilisasi peralatan dan pengadaan material pada tahap konstruksi kegiatan pembangunan Perumahan Graha Batola Mandiri PT. Triwijaya Graha Tama ini diprediksi menyebabkan terjadinya kerusakan jalan dan kemacetan arus lalu lintas serta peningkatan kecelakan pada jalan yang dilalui, terutama akibat aktivitas truck pengangkut peralatan dan material konstruksi.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak yang ditimbulkan adalah :
• Mengatur waktu kegiatan, terutama kegiatan pengangkutan material.
• Pengaturan lalu lintas didepan jalan masuk.
• Memberikan ruang yang cukup untuk keluar masuk kendaraan. • Memasang tanda/ramburambu peringatan disekitar lokasi
• Pembinaan perilaku karyawan tentang keselamatan berlalu lintas.
4. Pengelolaan Dampak Terhadap Sosial Ekonomi
Dampak positif berupa peningkatan sosial ekonomi masyarakat di sekitar lokasi kegiatan pada tahap kontruksi berkaitan erat dengan terbukanya kesempatan kerja dan berusaha dari adanya kegiatan pembangunan Perumahan Graha Batola Mandiri PT. Triwijaya Graha Tama. Dengan diterimanya penduduk sekitar menjadi tenaga kerja pembangunan perumahan tentunya akan mengakibatkan peningkatan pendapatan keluarga. Terlebih lagi apabila hal tersebut dapat memunculkan pola nafkah ganda dalam keluarga yang tentunya akan sangat membantu kondisi perekonomian keluarga. Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak yang ditimbulkan adalah :
• Pemanfaatan tenaga kerja lokal sebanyak 50%.
• Memberikan upah yang wajar sesuai ketentuan peraturan. • Pembinaan karyawan tentang pentingnya alat safety.
5. Pengelolaan Dampak Terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Mobilisasi tenaga kerja pada tahap konstruksi kegiatan pembangunan Perumahan Graha Batola Mandiri PT. Triwijaya Graha Tama ini diprediksi menyebabkan terjadinya Perubahan status kesehatan masyarakat, terutama akibat aktivitas truck pengangkut peralatan dan material konstruksi.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak yang ditimbulkan adalah :
• Melakukan seleksi ketat terhadap kesehatan pelamar, terutama bagi penderitapenderita yang bersifat carrier dengan cara memberlakukan syarat kesehatan yang diperoleh dari Dokter Pemerintah dalam penerimaan karyawan (medical check up). • Diagnosa dini dan pengobatan yang tepat terhadap penderita
penyakit dan carrier.
• Meningkatkan perilaku sehat dilingkungan kerja.
• Mewajibkan para pekerja menggunakan masker dan earplug.
6. Pengelolaan Dampak Terhadap Kualitas Tanah
Kegiatan Pembersihan lahan pada area tapak seluas 93.438 m2 (9,35 Ha) dan Pekerjaan struktur pada tahap konstruksi pembangunan Perumahan Graha Batola Mandiri PT. Triwijaya Graha Tama mengakibatkan penurunan kualitas tanah pada area tersebut, terutama akibat proses pembukaan lahan.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak yang ditimbulkan adalah :
• Pemanfaatan lahan secara optimal dengan pembangunan sarana dan prasarana sesuai kebutuhan operasional.
• Penanaman tanaman pelindung dan tanaman sela di lahan kosong dan disekeliling areal tapak usaha.
7. Pengelolaan Dampak Terhadap Flora dan Fauna
Kegiatan Pembersihan lahan pada area tapak seluas 93.438 m2 (9,35 Ha) dan Pekerjaan struktur pada tahap konstruksi pembangunan Perumahan Graha Batola Mandiri PT. Triwijaya Graha Tama mengakibatkan penurunan biota teresterial pada area tersebut, terutama akibat proses pembukaan lahan.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak yang ditimbulkan adalah :
• Penanaman tanaman pelindung pada lahan kosong sebagai tanaman sela dan disekeliling tapak usaha dengan jarak tanam 4 m, dengan menggunakan tanaman setempat, misalnya Galam. Tanaman lain yang bisa digunakan antara lain Ketapang, Akasia dll.
8. Pengelolaan Dampak Terhadap Kualitas Udara dan Kebisingan
diprediksi menyebabkan terjadinya perubahan Terjadi peningkatan kadar debu dan gas kimia udara kurang 50% dan sesaat.
Adapun kegiatan pembangunan jalan pada tahap opeasional ini diprediksi menyebabkan juga terjadinya perubahan kualitas udara terutama berupa peningkatan dispersi debu yang disebabkan oleh aktivitas truk pengangkut material konstruksi jalan dan proses pemadatan tanah urug jalan. Sedangkan Mobilisasi peralatan dan pengadaan material pada tahap operasional kegiatan pembangunan Perumahan Graha Batola Mandiri PT. Triwijaya Graha Tama ini diprediksi menyebabkan terjadinya perubahan tingkat kebisingan, terutama akibat aktivitas truck pengangkut peralatan dan material konstruksi.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak yang ditimbulkan adalah :
• Melakukan penyiraman pada jalan.
• Penghijaun di Tapak Proyek (di sepanjang jalan) dengan menggunakan jenis tanaman setempat seperti galam atau tanaman penghiujauan lain seperti Ketapang, Akasia dan tanaman penghijuan lainnya.
• Mengurangi kecepatan kendaraan pengangkut. • Melakukan perawatan peralatan secara berkala.
9. Pengelolaan Dampak Terhadap Kualitas Air
Kegiatan pembangunan jalan pada tahap konstruksi pembangunan Perumahan Graha Batola Mandiri PT. Triwijaya Graha Tama ini diprediksi menyebabkan terjadinya perubahan kualitas air permukaan, terutama akibat proses penimbunan dan pemadatan tanah urug jalan untuk badan jalan.
Kondisi eksisting lokasi pembangunan Perumahan Graha Batola Mandiri PT. Triwijaya Graha Tama merupakan semak belukar. Sehingga dengan adanya kegiatan penimbunan dan pemadatan tanah urug untuk konstruksi jalan akan mengakibatkan perubahan kualitas air permukaan di lokasi kegiatan, terutama untuk parameter kekeruhan dan TSS.
X 1000.
perubahan kualitas air permukaan, terutama akibat aktivitas dapur dan MCK serta timbulan sampah.
Aktivitas harian penggunaan rumah/hunian akan menghasilkan sampah berupa sisasisa bahan makanan dan makanan yang tidak termakan. Sampah ini kalau dibuang secara langsung dan sembarangan, akan berdampak terhadap estetika dan kualitas air permukaan yang selanjutnya dapat berdampak lanjutan terhadap kesehatan penghuni rumah dan masyarakat sekitar. Selain itu, kegiatan dapur berupa pencucian bahan makanan dan peralatan dapur lainnya akan menghasilkan limbah cair yang dapat berdampak negatif terhadap kualitas air badan air penerima. Limbah cair tersebut banyak mengandung bahan organik yang walaupun tingkat toksisitasnya tergolong rendah, namun dalam proses dekomposisinya akan menimbulkan bau tidak sedap dan merupakan media hidup yang baik bagi organisme patogen, sehingga dapat menimbulkan dampak lanjutan terhadap kesehatan masyarakat. Dalam proses dekomposisinya, bahan organik memerlukan sejumlah oksigen terlarut yang diambil dari perairan dan akan menghasilkan senyawasenyawa kimia yang bersifat toksik bagi organisme perairan seperti NH3 dan H2S sehingga akan mengganggu keseimbangan ekologis badan air penerima limbah. Kegiatan MCK dengan menggunakan sabun dan detergen serta bahan lainnya akan menghasilkan limbah cair yang banyak mengandung bahanbahan kimia. Hal ini akan mengakibatkan dampak negatif terhadap parameter kualitas air, berupa peningkatan kandungan fosfat dan senyawa lainnya di perairan. Peningkatan kandungan fosfat ini akan mempengaruhi kesimbangan N/P diperairan sehingga unsur N akan menjadi faktor pembatas pada ekosistem perairan. Senyawasenyawa lainnya yang terdapat dalam limbah cair tersebut juga akan masuk ke perairan sehingga akan menurunkan nilai kualitas air dan mengganggu kehidupan organisme perairan yang ada di dalamnya.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak yang ditimbulkan adalah :
• Membuat TPS disekitar lokasi perumahan yang mudah dijangkau warga dengan perbandingan rasio =
• Melakukan pengarahan kepada warga perumahan agar tidak membuang sampah sembarangan
• Membuat septic tank untuk satu rumah satu septictank dengan jarak minimal 10 meter dari sumur.
• Membuat IPAL untuk pembuangan limbah rumah tangga.
• Adanya petugas yang mengangkut sampah dari rumah ke TPS, dari TPS Ke Pembuangan sampah selanjutnya.
B. REKOMENDASI KELAYAKAN LINGKUNGAN
Dari hasil analisis prakiraan dampak penting dan evaluasi dampak penting, maka kegiatan Perumahan Graha Batola Mandiri PT. Triwijaya Graha Tama di Jalan Desa Puntik Dalam Ray 13, 14 Rt. 05 Kecamatan Mandastana, Kabupaten Barito Kuala dapat dinilai layak dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut :
1. Dari aspek ketataruangan, keberadaan kegiatan Pembangunan Perumahan Graha Batola Mandiri PT. Triwijaya Graha Tama di Jalan Desa Puntik Dalam Ray 13, 14 Rt. 05 Kecamatan Mandastana, Kabupaten Barito Kuala tidak menyalahi aturan pada Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan nomor 9 tahun 2000 tentang RTRW Kalimantan Selatan Tahun 20002015 dan Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala nomor 6 tahun 2012.
2. Aspek teknis kegiatan Pembangunan Perumahan Graha Batola Mandiri PT. Triwijaya Graha Tama di Jalan Desa Puntik Dalam Ray 13, 14 Rt. 05 Kecamatan Mandastana, Kabupaten Barito Kuala telah didesain sedemikian rupa sehingga terjamin keamanannya dan akan dibangun sesuai dengan prosedur perijinan yang akan diperoleh.
pendekatan sosialekonomibudaya maupun pendekatan institusi.
4. Dari aspek kemitraan dengan pihak masyarakat terutama masyarakat di wilayah Desa Puntik Dalam Kecamatan Mandastana menjadi wilayah administrasi proyek yang mendapat dampak langsung telah dapat dilakukan komunikasi dan pendekatan atau sosialisasi bersama yang menguntungkan kedua belah pihak sehingga proses pengelolaan dampak pada aspek adanya gesekan atau ketidaksepahaman dengan masyarakat sekitar dapat segera diminimalisir.
Dari beberapa pertimbangan tersebut, maka kegiatan Pembangunan Perumahan Graha Batola Mandiri PT. Triwijaya Graha Tama di Jalan Desa Puntik Dalam Ray 13, 14 Rt. 05 Kecamatan Mandastana, Kabupaten Barito Kuala layak bagi lingkungan.
BUPATI BARITO KUALA