• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tata Kelola Pusk Masaran II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tata Kelola Pusk Masaran II"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

P

endahuluan

A.

Pengertian Pola Tata Kelola

Sesuai dengan Permenkes nomor 75 tahun 2014, Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota, sesuai dengan ketentuan perautran perundang-undangan. Organisasi Puskesmas disusun oleh dinas kesehatan kabupaten/kota berdasarkan kategori, upaya kesehatan dan beban kerja Puskesmas. Paling sedikit terdiri atas :

 Kepala Puskesmas

 Kepala sub bagian tata usaha

 Penanggung jawab UKM dan Keperawatan Masyarakat  Penanggung jawab UKP, kefarmasian dan laboratorium

 Penanggung jawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas

pelayanan kesehatan.

Dalam perkembangannya, telah ditetapkan bahwa puskesmas akan ditingkatkan menjadi PPK-BLUD. Sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 61 tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Baan Layanan Umum Daerah, pola tata kelola merupakan peraturan internal Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau unit kerja yang akan menerapkan Pola pengelolaan Keuangan (PPK) BLUD.

Selanjutnya dalam pasal 3 dan 32 Permendagri nomor 61 tahun 2007 disebutkan BLUD beroperasi berdasarkan tata kelola yang memuat antara lain :

1. Struktur Organisasi: menggambarkan posisi jabatan, pembagian tugas, fungsi, tanggung jawab dan wewenang dalam organisasi.

2. Prosedur kerja:menggambarkan hubungan dan mekanisme kerja antar posisi jabatan dan fungsi dalam organisasi.

3. Pengelompokan fungsi yang logis; menggambarkan pembagian yang jelas dan rasional antara fungsi pelayanan dan fungsi penukung yang sesuai dengan prinsip pengendalian intern dalam rangka efektifitas pencapaian organisasi.

4. Pengelolaan sumber daya manusia; merupakan pengaturan dan kebijakan yang jelas mengenai sumber daya manusia yang berorientasi pada pemenuhan secara kuantitatif dan kualitatif/kompetetn untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi secara efisien, efektif dan produktif.

B.

Prinsip-prinsip Tata Kelola

1

(2)

Prinsip-prinsip tata kelola BLUD sebagaimana disebutkan dalam pasal 3 ayat (2) dn pasal 33 Permendagri nomor 61 tahun 2007 terdiri dari :

1. Transparansi

Merupakan azas keterbukaan yang dibangun atas dasar kebebasan arus informasi agar informasi secara langsung dapat diterima bagi yang membutuhkan.

2. Akuntabilitas

Merupakan kejelasan fungsi, struktur, sistem yang dipercayakan pada BLUD agar pengelolaanya dapat dipertanggungjawabkan.

3. Responsibilitas

Merupakan kesesuaian atau kepatuhan dalam pengelolaan organisasi terhadap prinsip bisnis yang sehat serta perundang-undangan.

4. Independensi

Merupakan kemandirian pengelolaan organisasi secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan prinsip bisnis yang sehat.

C.

Tujuan Penerapan Tata Kelola

Pola Tata kelola yang diterapkan pada Badan Layanan Umum Daerah Puskesmas bertujuan untuk :

 Memaksimalkan nilai Puskesmas dengan cara menerapkan prinsip keterbukaan,

akuntabilitas, dapat dipercaya dan bertanggung jawab.

 Mendorong pengelolaan Puskesmas secara profesional, transparan dan efisien

serta memberdayakan fungsi dan peningkatan kemandirian organ Puskesmas.

 Mendorong agar organisasi Puskesmas dalam membuat keputusan dan

menjalankan kegiatan senantiasa dilandasi dengan nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta kesadaran atas adanya tanggung jawab sosial puskesmas terhadap stakeholder.

 Meningkatkan kontribusi Puskesmas dalam mendukung kesejahteraan umum

masyarakat melalui pelayanan kesehatan.

D.

Sumber Referensi Tata Kelola

1.

Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan.

2.

Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah.

3.

Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal.

4.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Badan Layanan Umum

5.

Peraturan Daerah Kabupaten Sragen nomor 1 tahun 2012 tentang kebijakan penetapan tarif di puskesmas.

6.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.

(3)

7.

Peraturan Daerah Kabupaten Sragen Nomor 4 tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Sragen Nomor 14 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata kerja Dinas Daerah Kabupaten Sragen.

8.

Peraturan Bupati Sragen nomor 48 tahun 2014 tentang Pedoman Tata Kelola BLUD Unit Pelaksana Tehnis Dinas Puskesmas kabupaten Sragen.

9.

Peraturan Bupati Sragen no 49 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Minimal Unit Pelaksana Teknis Dinas Puskesmas kabupaten Sragen.

10.

Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen Nomor 445/2114/13/2014tentang Pembentukan Tim Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Unit Pelaksanaan Teknis Pusat Kesehatan Masyarakat di Kabupaten Sragen.

E.

Perubahan Tata Kelola

Pola Tata Kelola Puskesmas ini akan direvisi apabila terjadi perubahan terhadap peraruran perundang-undangan yang terkait dengan pola tata kelola Puskesmas sebagaimana disebutkan di atas, serta disesuaikan dengan fungsi, tanggung jawab, dan kewenangan Puskesmas serta peubahan lingkungan.

(4)

S

TRUKTUR ORGANISASI

& Uraian tugas

Struktur organisasi Puskesmas Masaran II dibentuk sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sragen Nomor 4 tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Sragen Nomor 14 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata kerja Dinas Daerah Kabupaten Sragen dan juga berdasarkan pada Permenkes nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat di dalam Bab VI tentang penyelenggaraan pada bagian kesatu tentang kedudukan dan organisasi pasal 32 sampai dengan pasal 34 dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. b. Puskesmas dipimpin oleh seorang Kepala Puskesmas.

Kepala Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat diatas merupakan seorang Tenaga Kesehatan dengan kriteria sebagai berikut:

- tingkat pendidikan paling rendah sarjana dan memiliki kompetensi manajemen kesehatan masyarakat;

- masa kerja di Puskesmas minimal 2 (dua) tahun; dan - telah mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas.

 Kepala Puskesmas bertanggungjawab atas seluruh kegiatan di Puskesmas.

Dalam melaksanakan tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat diatas, Kepala Puskesmas merencanakan dan mengusulkan kebutuhan sumber daya Puskesmas kepada dinas kesehatan kabupaten/kota.

c. Organisasi Puskesmas disusun oleh dinas kesehatan kabupaten/kota berdasarkan kategori, upaya kesehatan dan beban kerja Puskesmas.

d. Organisasi Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat diatas paling sedikit terdiri atas:

 kepala Puskesmas;

 kepala sub bagian tata usaha;

 penanggung jawab UKM dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat;  penanggung jawab UKP, kefarmasian dan Laboratorium; dan

 penanggungjawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas

pelayanan kesehatan

2

(5)

Dengan ketentuan tersebut, maka kedudukan, fungsi dan susunan organisasi diatur sebagai berikut :

a. Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis pada Dinas Kesehatan dipimpin oleh Kepala Puskesmas yang bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Keehatan melalui Sekretais Dinas Kesehatan.

b. Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas teknis dinas kesehatan di bidang penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat.

Puskesmas dalam mempunyai tugas sebagai berikut :

a. melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.

b. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal diatas, Puskesmas menyelenggarakan fungsi:

1) penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan 2) penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.

Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam ayat 1), Puskesmas berwenang untuk:

- melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan;

- melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;

- melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaanmasyarakat dalam bidang kesehatan;

- menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan sektor lain terkait;

- melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan masyarakat dalam bidang kesehatan;

- menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan sektor lain terkait;

- melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya kesehatan berbasis masyarakat;

- melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas;

(6)

- memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;

- melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan cakupan Pelayanan Kesehatan; dan

- memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan penyakit.

Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam ayat 2), Puskesmas berwenang untuk:

- menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara komprehensif, berkesinambungan dan bermutu;

- menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya promotif dan preventif;

- menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat;

- menyelenggarakan menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan keamanan dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung;

- menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif dan kerja sama inter dan antar profesi;

- melaksanakan rekam medis;

- melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses Pelayanan Kesehatan;

- melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan;

- mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan

- melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan Sistem Rujukan.

3) Selain menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam ayat diatas Puskesmas dapat berfungsi sebagai wahana pendidikan Tenaga Kesehatan.

-Struktur organisasi dari UPTD Puskesmas terdiri dari :

a. Kepala UPTD Puskesmas,

(7)

- Bagian Kepegawaian, - Bagian Keuangan,

- Bagian Rumah Tangga dan

-

Bagian Sistem Informasi Puskesmas

Masing-masing Bagian dapat dibantu oleh beberapa staf fungsional sebagai pengelola urusan atau kegiatan sesuai dengan kebutuhan.

c. empat Koordinator untuk pelaksanaan tugas manajemen dan tata

laksana program, yakni :

-

Penanggungjawab UKM esensial dan keperawatan kesehatan

masyarakat yang membawahi:

 pelayanan promosi kesehatan termasuk UKS  pelayanan kesehatan lingkungan

 pelayanan KIA-KB yang bersifat UKM  pelayanan gizi yang bersifat UKM

 pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit  pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat

- Penanggungjawab UKM Pengembangan

Membawahi upaya pengembangan di Puskesmas, antara lain:

 pelayanan kesehatan jiwa

 pelayanan kesehatan gigi masyarakat

 pelayanan kesehatan tradisional komplementer  pelayanan kesehatan olahraga

 pelayanan kesehatan indera  pelayanan kesehatan lansia  pelayanan kesehatan kerja  pelayanan kesehatan lainnya

- Penanggungjawab UKP, kefarmasian, dan laboratorium Membawahi beberapa kegiatan, yaitu:

 pelayanan pemeriksaan umum  pelayanan kesehatan gigi dan mulut  pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP  pelayanan gawat darurat

 pelayanan gizi yang bersifat UKP  pelayanan persalinan

(8)

 pelayanan kefarmasian  pelayanan laboratorium

- Penanggungjawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan, yang membawahi:

 Puskesmas Pembantu  Puskesmas Keliling  Bidan Desa

 Jejaring fasilitas pelayanan kesehatan

P

ROSEDUR KERJA

Hubungan dan mekanisme kerja antar posisi jabatan dan fungsi organisasi Puskesmas Masaran II tergambar dalam proses bisnis yang berkesinambungan yang meliputi pelayanan medis (poli umum & tindakan, poli gigi, poli KIA) dan penunjang medis (laboratorium, gizi, pelayanan obat, sanitasi dan kesehatan lingkungan) didukung dengan sarana dan prasarana dalam lingkup ketatausahaan (pelatihan SDM, penempatan & mutasi SDM, pemeliharaan sarana dan prasarana, pengendalian alat ukur, pengadaan barang, seleksi dan evaluasi suplier, penyimpanan barang, pemeliharaan lingkungan kerja) dimana ada sistem kontrol pelayanan puskesmas melalui tinjauan manajemen meliputi penanganan keluhan pelanggan, survey kepuasan pelanggan, audit klinis, pengendalian layanan yang tidak sesuai dan tindakan pencegahan – perbaikan.

Proses bisnis Puskesmaa Masaran II yang berorientasi pada kepuasan pelanggan dimulai dari peneimaan, pelayanan medis dan penunjang medis, didukung sarana dan prasarana penunjang (sistem ketatausahaan) dan dimonitoring melalui tinjauan manajemen untuk mendapatkan hasil akhir yakni kepuasaan pelanggan.

A. Prosedur kerja klinis di Puskesmas Masaran II meliputi :

3

(9)

1. Prosedur di ruang pendaftaran : prosedur ini mencakup penerimaan, pendaftaran, pembuatan status rekam medis, pemberian nomor urut pasien, entry data dalam computer sampai dengan mencari kartu status RM dan pengembalian kartu status RM ke rak penyimpan.

2. Prosedur Poli Umum, prosedur ini dimulai dari penerimaan pasien, pemeriksaan kartu status rekam medis, melakukan anamnese, pemeriksaan fisik, penengakan diagnosa, pemberian terapi/resep serta surat rujukan.

3. Prosedur Poli Gigi, prosedur ini mencakup pelayanan kesehatan gigi dan mulut, pelayanan rujukan untuk keperluan diagnostik, pengobatan dan tindakan serta pemulihan.

4. Prosedur poli KIA/KB/Imunisasi, mencakup penerimaan pasien, anamnese, pemeriksaan fisik, penyuluhan, tindakan, rujukan internal jika diperlukan sampai pemberian resep.

5. Prosedur laboratorium, mencakup mulai dari menerima surat rujukan dai poli maupaun UGD/Rawat Inap, pengambilan sampel, pemeriksaan sample sampai penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium kepada pasien dan pencatatan semua data.

6. Prosedur pelayanan Obat, proses kegiatan dimulai dari penerimaan resep, meracik obat sampai dengan menyerahkan obat kepada pasien dengan informasi lengkap dan benar.

7. Prosedur Pembayaran, dimulai dari menerima pembayaran dari total pelayanan yang didapatkan pasien, baik pasien lama maupun pasien baru.

B. Prosedur Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas Masaran II meliputi :

1. Mengkoordinir penyusunan rencana kegiatan di bidang UKM Esensial dan keperawatan masyarakat yang meliputi pelayanan promosi kesehatan termasuk UKS, pelayanan kesehatan lingkungan , pelayanan KIA-KB yang bersifat UKM, pelayanan gizi yang bersifat UKM, pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit dan pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat

(10)

2. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan di bidang UKM esensial dan keperawatan kesehatan.

3. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan di bidang UKM esensial dan keperawatan kesehatan masyarakat.

4. Menilai hasil kegiatan di bidang UKM esensial dan perawatan kesehatan masyarakat.

5. Melaporkan hasil kegiatan sebagai bahan informasi/pertanggungjawaban kepada Kepala UPTD Puskesmas.

6. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan. C. Prosedur Tata Usaha, mencakup tentang :

1. Prosedur penempatan SDM, mencakup tentang proses penempatan SDN sehingga dapat menjamin SDM yang mampu dan profesional dalam menjalankan tugas dan memberikan pelayanan yang sesuai dengan bidangnya.

2. Prosedur Pelatihan SDM, prosedur ini ditetapkan sebagai panduan proses pelatihan SDM, baik mencakup pelatihan yang diselenggarakan Dinas kesehatan Kabupaten Sragen maupun Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah sehingga dapat menjamin SDM yang mampu dan profesional dalam memberikan pelayanan kesehatan.

3. Prosedur kalibrasi alat medis, mencakup pendataan alat dan pembuatan jadwal kalibrasi sebagai kelayakan ukur dan alat pantau oleh badan yang berkompeten, sampai dengan pelaksanaan dan pengecekan hasil kalibrasi dan pelebelan alat/kalibrasi.

4. Proesdur pemeliharaan sarpras, mencakup identifikasi sarpras, jadwal pemeliharaan, pelaksanaan pemeliharaan baik yang dilakukan sendiri maupun rekanan, verivikasi dan laporan hasil pemeriksaan. Sarana dan prsasran meliputi alalt kesehatan, sistem informasi, alat transportasi dan sebagainya. Rekanan adalah pihak tiga yang bisa melakukan pemeliharaan sarpras.

5. Prosedur pengadaan barang, merupakan mekanisme pengadaan barang yang meliputi identifikasi kebutuhan barang, pembeliaan, penerimaan, pendistribusian dan penyimpanan untuk mencegah kerusakan dan kehilangan serta kesesuaian dengan spesifikasi.

(11)

P

engelompokan fungsi

Seperti yang tergambar dalam struktur organisasi Puskesmas Masaran II, fungsi-fungsi yang ada dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu :

A.

Fungsi Pelayanan (

services

).

4

(12)

Yang termasuk dalam fungsi pelayanan adalah :

-

upaya kesehatan masyarakat essensial dan perawatan kesehatan masyarakat,

-

upaya kesehatan masyarakat pengembangan,

-

upaya kesehatan perorangan, farmasi dan laboratorium serta

-

jejaring pelayanan.

B. Fungsi Pendukung (

supporting

).

Sebagai fungsi pendukung (supporting) untuk menunjang fungsi pelayanan dalam rangka efektifitas adalah sebagai berikut :

-

Upaya Kesehatan Penunjang (sistem informasi puskesmas)

-

Upaya Pelayanan Administrasi yang meliputi :

1. Administrasi Keuangan termasuk aset.

2. Administrasi Umum dan Kepegawaian serta rumah tangga

3. Administrasi di bidang Perencanaan dan Monitoring Evaluasi.

P

engelolaan sdm

A. Perencanaan kebutuhan SDM dan penerimaan pegawai

Puskesmas Masaran II tidak mempunyai kewenangan untuk melaksanakan penerimaan Pegawai Negeri Sipil (PNS). Puskesmas Masaran II hanya bisa mengusulkan kebutuhan PNS.

Proses penerimaan pegawai non PNS akan dilakukan tes oleh DKK dengan rekomendasi dari oleh Puskesmas Masaran II, dengan tetap berpedoman pada aturan yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen.

B. Sistem Remunerasi

5

(13)

Sistem remunerasi belum diberlakukan di Puskesmas Masaran II. Sedangkan penghasilan karyawan di Puskesmas Masaran II meliputi :

1. Gaji/honor

a. Gaji, meliputi gaji pokok dan tunjangan-tunjangan, untuk seluruh SDM yang berstatus PNS dengan ketentuan pelaksanaannya berdasarkan:

- UU nomor 8 tahun 1974 sebagaiman yang telah diubah dengan UU nomor 43 tahun 1999 tentang Pokok-pokok kepegawaian.

- PP nomor 25 tahun 2010 tentang peraturan gaji pegawai negeri sipil. b. Honor, yaitu untuk tenaga honorer dan pegawai harian lepas yang besarnya

disesuaikan dengan kemampuan keuangan Puskesmas Masaran II. 2. Jasa pelayanan

Jasa pelayanan merupakan kompensasi atas pelayanan kesehatan yang telah dilakukan baik kepada pasien umum dan BPJS. Jasa pelayanan ini merupakan imbalan yang diberikan kepada pelaksana yang secara langsung maupun tidak langsung melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Ketentuan pelaksanaan terkait jasa pelayanan adalah sebagai berikut :

- Keputusan Menteri Kesehatan nomor 857 tahun 2009 tentang penilaian kinerja pegawai.

- Peraturan Menteri Kesehatan nomor 19 tahun 2014 tentang penggunaan dana kapitasi jaminan kesehatan nasional.

- Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen no 445/3838/13/2014 tentang pola pembagian jasa pelayanan kesehatan nasional di puskesmas kabupaten Sragen.

C. Pembinaan SDM

Pembinaan dilakukan oleh Kepala UPTD Puskesmas/pemimpin BLUD

dan pejabat yang berwenang (Dinas Kesehatan dan Badan Kepegawaian

Daerah Kabupaten), sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku

termasuk pemberian penghargaan ataupun sanksi (

reward and punishment

).

D. Pemutusan Hubungan Kerja

vPemutusan hubungan kerja untuk pegawai berstatus PNS berpedoman pasa Peraturan Pemerintah nomor 32 tahun 1979 tentang pemberhentian PNS dan Peraturan Pemerintah nomor 53 tahn 2010 tentang Displin PNS. Sedangkan untuk

(14)

pegawai non PNS pemutusan hubungan kerja berpedoman pada perjanjian kontrak kerja.

S

istem akutansi berbasis

Kinerja

6

(15)

Dalam upaya mewujudkan akuntabilitas berbasis kinerja, maka dibuatlah Rencana Strategis Bisnis (RSB) BLUD yang mencakup pernyataan visi, misi, program strategis, pengukuran pencapaian kinerja, rencana pencapaian lima tahunan dan proyeksi keuangan lima tahunan BLUD. Rencana Strategis Bisnis (RSB) BLUD dipergunakan sebagai dasar penyusunan Rencana Bisnis Anggaran (RBA) dan evaluasi kerja.

A. VISI :

“ TERWUJUDNYA MASYARAKAT SEHAT DAN MANDIRI SERTA BERKEADILAN ”

B. MISI :

- Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan Yang Merata, Terjangkau Dan Berkeadilan - Meningkatkan Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan

- Meningkatkan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat Yang Berkesinambungan

- Menggerakkan Peran Serta Masyarakat Dalam Pembangunan Berwawasan Kesehatan Dengan Kemitraan

- Mendorong Terwujudnya Kemandirian Masyarakat Untuk Hidup Sehat C. MOTTO :

MEMBERIKAN PELAYANAN YANG TERBAIK UNTUK MASYARAKAT “

Untuk mencapai hasil kegiatan (kinerja) sesuai standar pelayanan minimal (SPM), ada sekitar 21 upaya/program dan kegiatan pokok yang akan dilaksanakan oleh UPTD Puskesmas Masaran II sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis Daerah Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen.

1. Upaya Kesehatan Ibu Anak (KIA) dan Keluarga Berencana (KB)

1. Kegiatan Pokok

a. Pendataan Bumil, bayi dan balita b. ANC dan pemberian buku KIA c. pencatatan kohort ibu ,bayi balita. d. Deteksi bumil resti/komplikasi e. Pertolongan Persalinan

f. Pemantauan pasca`persalinan dan MTBM, pelayanan kunjungan neonatus di dalam dan diluar gedung, pelayanan rujukan neonatus, audit kesakitan dan kematian neonatus.

(16)

h. Peningkatan kompetensi petugas, MTBS, DDTK, kunjungan bayi di dalam dan diluar gedung.

i. Pelayanan kunjungan anak balita dan prasekolah. j. Pelayanan KB yang berkualitas.

2. Indikator Kinerja

a. Cakupan kunjungan ibu hamil K1 dan K-4. b. DO K1 – K4.

c. Cakupan DDRT ibu hamil.

d. Ibu hamil resiko tinggi yang dirujuk. e. Cakupan kunjungan neonatus.

f. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan. g. Cakupan kunjungan bayi.

h. Cakupan BBLR ditangani.

i. Cakupan deteksi dini anak balita dan pra sekolah. j. Cakupan peserta KB baru.

k. Cakupan peserta KB aktif. 1.1. Imunisasi

1.Kegiatan Pokok.

a. Penyediaan dan penyimpanan vaksin yang baik dan benar

b. Pelayanan imunisasi yang berkualitas sesuai dengan SOP meliputi Imunisasi Dasar Lengkap,BIAS Campak,DT TD, WUS.

c. Pendataan jumlah murid kelas I ,II DAN III SD.

d. Peningkatan kompetensi petugas kesehatan, penyelidikan epidemiologi. e. Pencatatan dan Pembuatan PWS Imunisasi.

f. Penanganan kasus sesuai SOP apabila ada kasus KIPI 2.Indikator Kinerja

a. Cakupan imunisasi Hb-0 bayi lahir < 7 hari. b. Cakupan imunisasi BCG.

c. Cakupan imunisasi Hb- DPT 3. d. Cakupan imunisasi polio 4. e. Cakupan imunisasi campak f. DO Hb-DPT 3 – Campak. g. Desa/ kelurahan UCI. h. Status T5 ibu hamil.

(17)

i. Cakupan BIAS Campak kelas 1 SD.

j. Cakupan BIAS DT Kelas 1 dan Td kelas 2-3 SD. k. Kejadian KIPI.

1.2. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat. 1. Kegiatan Pokok

a. Penimbangan bayi dan balita di posyandu.

b. Verfikasi status Gizi, KIE dan intervensi dengan PMT pemulihan. c. Distribusi vitamin A dosis tinggi untuk bayi 6-12 bln ,balita dan bufas . d. Pelaksanaan Kadarzi.

e. Perencanaan dan distribusi tablet Fe kepada bumil dan bufas f. Bekerjasama dengan KIA dalam penatalaksanaan bumil KEK g. Monitoring GAKI

h. Pemberian PMT penyuluhan di posyandu dg D/S < 80%

2.

Indikator Kinerja

a. Cakupan Balita terdaftar dan memiliki buku KIA b. Cakupan D/S, N/D.N/S

c. Balita Gizi kurang tertangani. d. Balita Gizi Buruk tertangani.

e. Balita mendapat Vit. A 2 kali pertahun. f. Pelaksanaan PSG posyandu.

g. Pemantauan Kadarzi.

h. Ibu hamil yang diukur LILA. i. Ibu hamil KEK tertangani. j. Ibu Nifas dapat Vitamin A.

k. Ibu Hamil dapat tab Fe 90 tablet. l. MP-ASI pada bayi BGM dari Maskin.

1.3. Upaya Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Menular

1.

Kegiatan Pokok

a. Pemastian KLB, investigasi, penanggulangan, pemutusan mata rantai, dan pengamatan pasca KLB.

b. Sosialisasi AFP, pencarian kasus, dan kunjungan ulang.

(18)

d. Penemuan dan pengobatan pneumonia.

e. Tata laksana terapi ODHA, dan peningkatan PHBS. f. Diagnosis dan tatalaksana DBD, PE, dan PSN. g. Diagnosis dan tatalaksana diare, dan PE. h. Diagnosis dan tatalaksana malaria.

i. Diagnosis dan tatalaksana kusta, serta kontak serumah. j. Diagnosis dan tatalaksana IMS.

k. Sosialisasi rabies dan tatalaksana gigitan HPR.

2.

Indikator Kinerja

a. Desa/ kelurahan mengalami KLB ditangani < 24 jam. b. Desa/kelurahan bebas rawan gizi.

c. AFP per 100.000 penduduk< 15 tahun. d. Penemuan suspek TB Paru.

e. TBParu BTA +

f. Kesembuhan TB Paru BTA +

g. Pemeriksaan kontak serumah TB Paru BTA +. h. Cakupan balita dengan pneumonia yang ditangani. i. Klien yang mendapat penanganan HIV-AIDS.

j. Penderita DBD yang ditangani. k. Balita dengan diare yang ditangani. l. Penderita malaria yang diobati.

m.Penderita kusta yang selesai berobat (RFT). n. IMS yang diobati.

o. Kasus gigitan HPR ditangani. 1.4. Upaya Kesehatan Lingkungan

1.

Kegiatan pokok

a. Pendataan, kemitraan, pengawasan, dan advokasi. b. Inspeksi sanitasi.

c. Pelaksanaan STBM (Sanitasi Total berbasis masyarakat) d. Pelayanan klinik sanitasi.

e. Pengelolaan limbah sesuai standar.

2.

Indikator kinerja

(19)

b. Rumah/bangunan bebas jentik Aedes. c. TTU/TPM yang diawasi.

d. TTU/TPM yang memenuhi syarat. e. Cakupan SAB.

f. Cakupan jamban keluarga. g. Cakupan SPAL.

h. Cakupan klinik Sanitasi.

i. Terkelolanya limbah sesuai standar baik limbah medis dan non medis. 1.5. Upaya Promosi Kesehatan

1.

Kegiatan Pokok

a. Pembinaan dan pengendalian UKBM.

b. Penyuluhan yang menyangkut materi ASI eksklusif, garam beryodium, posyandu, NAFZA, pemberantasan penyakit menular dan tidak menular.

c. Pembinaan dan analisa Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di setiap tatanan.

d. Peningkatan peran serta dan pemberdayaan masyarakat. e. Pembinaan jaminan kesehatan nasional/JKN

2.

Indikator Kerja

a. Bayi yang dapat ASI eksklusif.

b. Desa dengan garam beryodium baik. c. Strata Posyandu.

d. Penyuluhan NAFZA oleh petugas kesehatan. e. Cakupan peserta jaminan kesehatan Nasional f. Cakupan jaminan kesehatan Gakin.

g. Tingkat pencapaiann PHBS di setiap tatanan. 1.6. Upaya Pengobatan

1.

Kegiatan Pokok

a. Melaksanakan pelayanan pengobatan rawat jalan tingkat pertama sesuai standar.

b. Input riwayat penyakit pasien ke dalam SIMPUS dan medical record c. Melaksanakan pelayanan kedaruratan medik.

d. Melaksanakan upaya rujukan sesuai strandar.

2.

Indikator kinerja

(20)

a. Cakupan rawat jalan umum (Utilisasi rawat jalan). b. Cakupan Kunjungan rawat jalan gigi

c. Cakupan penanganan kegawatdaruratan sesuai standar.

1.7. Usaha Kesehatan Sekolah

1.

Kegiatan Pokok

a. Penjaringan anak kelas 1 SD b. Pemeriksaan berkala

c. Pembinaan dokter kecil. d. Pembinaan sekolah sehat.

2.

Indikator Kinerja

a. Cakupan penjaringan siswa kelas 1 SD dan setingkat oleh tenaga kesehatan b. Pembentukan dokter kecil tingkat SD.

c. Cakupan pelayanan kesehatan remaja. d. Cakupan sekolah sehat.

1.8. Upaya Kesehatan Usia Lanjut

1.

Kegiatan Pokok

a. Perencanaan dan pelaksanaan pelayanan kelompok usia lanjut. b. Pembinaan kelompok usia lanjut.

c. Melaksanakan upaya rujukan usia lanjut yang beresiko tinggi.

2.

Indikator Kerja

a. Cakupan Pelayanan usia lanjut.

b. Cakupan kelompok-kelompok usia lanjut melalui posyandu.

c. Adanya pelayanan dengan sistem UPTD Puskesmas Santun Lansia. 1.9. Upaya Kesehatan Jiwa Masyarakat

1.

Kegiatan Pokok

a. Penemuan kasus dan pelayanan b. pencatatan dan pelaporan.

2.

Indikator Kinerja

a. Pendataan gangguan jiwa berat di masyarakat. b.Pelayanan gangguan jiwa di UPTD Puskesmas. 1.10.Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)

(21)

1.

Kegiatan Pokok

a. Perencanaan dan pelaksanaan Perkesmas penduduk yang rawan kesehatan. b. Pembinaan dan pelayanan bagi penduduk miskin.

c. Melaksanakan upaya rujukan.

2.

Indikator Kinerja

a. Perkesmas Bumil resti,neonatal resti, balita resti, dan penderita TBParu. b. Cakupan Perkesmas bagi masyarakat miskin.

1.11.Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

1.

Kegiatan Pokok

a. Melaksanakan pengobatan rawat jalan gigi tingkat pertama sesuai stándar. b. Melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan gigi masyarakat. c. Melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan gigi anak sekolah.

2.

Indikator Kinerja

a. Cakupan penduduk dapat pelayanan kesehatan gigi dan mulut. b. Cakupan ibu hamil dapat pelayanan kesehatan gigi dan mulut. c. Cakupan desa binaan UKGMD.

d. Ratio penambalan dan pencabutan.

1.12.Upaya Pengobatan Rawat Inap

1. Kegiatan Pokok

a. Melaksanakan pelayanan persalinan normal sesuai dengan standar.

b. Melaksanakan pelayanan persalinan dengan penyulit sesuai dengan standar. c. Melaksanakan upaya rujukan sesuai stándar.

2.

Indikator Kinerja

a. Cakupan penanganan persalinan normal dan persalinan dengan penyulit sesuai standar.

b. Cakupan visite rate.

c. Cakupan pemberi pelayanan rawat inap oleh tenaga para medis. 1.13.Upaya Kesehatan Kerja

1.

Kegiatan Pokok

Pendataan, sosialisasi, perencanaan jadwal, pelaksanaan, dan monev.

2.

Indikator Kinerja

(22)

a. Cakupan Pos UKK yang di bina. b. Kasus penyakit akibat kerja

c. Cakupan penanganan kasus penyakit akibat kerja 1.14.Regestrasi Pasien dan Catatan Medik

1.

Kegiatan Pokok

a. Persiapan sarana, prasarana, dan pengaturan tenaga b. Melaksanakan registrasi pasien dengan SIMPUS

c. Monitoring rekam medik sesuai waktu penyimpanan, pemilahan, dan pemusnahan.

2.

Indikator Kinerja

a. Lama waktu pendaftaran pasien.

b. Waktu pembuatan/penemuan catatan medik.

c. Kelengkapan pengisian dan penataan kembali rekam medik 24 jam

setelah selesai pelayanan.

d. Waktu tunggu pasien di rawat jalan.

e. Kenyamanan ruang tunggu.

f. Tata kelola rekam medik.

1.15.Upaya Pelayanan Logistik (Farmasi)

1. Kegiatan Pokok

a. Perencanaan obat, permintaan, dan penerimaan.

b. Stok opname obat, kartu stok, gudang penyimpanan obat, dan almari obat. c. Optimalisasi SIMPUS, pengadaan resep, pelayanan, dan sampling survey. 2. Indikator Kinerja

a. Ketersediaan obat sesuai kebutuhan.

b. Ketersediaan obat esensial dan generik.

c. Tata kelola obat sesuai standar.

d. Tidak ada kesalahan pemberian obat.

e. Tata kelola dokumen resep.

1.16.Laboratorium Sederhana 1. Kegiatan Pokok

a. Persiapan sarana dan prasarana

b. Pelayanan pemeriksaan laboratorium sederhana c. Peningkatan kompetensi petugas

d. Pencatatan dan pelaporan. 2. Indikator Kinerja

(23)

a. Durasi pemeriksaan specimenlaboratorium sederhana.

b. Hasil laboratorium terkonfirmasi kepada petugas medis.

1.17.SP2TP

1. Kegiatan Pokok

Pengadaan administrasi pencatatan pelaporan puskesmas dan koordinasi lintas program.

2. Indikator Kinerja

Pengumpulan dan pelaporan Tepat waktu. 1.18.Upaya Rujukan

1. Kegiatan Pokok

a. Melaksanakan rujukan sesuai perbup rujukan kab. Bandung Barat. b. Pencatatan dan pelaporan

2. Indikator Kinerja

Rujukan sesuai standar.

1.19.Administrasi dan Kepegawaian

1. Kegiatan Pokok

a. Pembinaan pegawai dan waskat.

b. Pengadaan sarana dan prasarana surat menyurat.

c. Monitoring jenjang kepangkatan, daftar pengendalian, pembinaan, dan sebagainya.

2. Indikator Kinerja

a. Tepat waktu absensi pegawai.

b. Pengendalian surat-surat dinas sesuai alur dan prosedur.

(24)

K

ebijakan Layanan

Jasa, Tarif, dan Sistem

1. Standar Pelayanan Minimum (SPM)

(25)

Bupati menetapkan Standar Pelayanan Minimum Puskesmas untuk memastikan bahwa seluruh pelanggan telah memperoleh layanan secara profesional sesuai standar, yang mencakup kualitas fasilitas, kualitas layanan, pemerataan dan kesetaraan layanan, biaya serta kemudahan untuk mendapatkan layanan.

Puskesmas harus menetapkan mekanisme pemberian layanan jasa sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pemberian jasa pelayanan kesehatan dilaksanakan oleh staf medis dan tenaga kesehatan lainnya secara profesional sesuai dengan standar profesi, kompetensi dan pelayanan medis dalam rangka mencapai kualitas layanan yang dipersyaratkan melalui penerapan sistem manajemen mutu untuk menjamin kepuasan pelanggan dan seluruh stakeholders.

2. Tarif Layanan

Bupati menetapkan tarif layanan dalam Peraturan Derah nomor 1 tahun 2012 dengan mempertimbangkan kontinuitas dan pengembangan layanan, daya beli masyarakat, asas keadilan dan kepatutan dan kompetensi yang sehat.

Puskesmas harus melakukan evaluasi kualitas pemberian jasa pelayanan yang telah dilakukan pada akhir periode sebagai bahan masukan pada periode berikutnya.

3. Sistem Penatausahaan dan Akuntansi Pengelolaan BLUD

Pedoman mengenai sistem penatausahaan dan akuntansi yang diterapkandi Puskesmas Masaran II adalah :

o Peraturan Pemerintah nomor 24 tahun 2005 tentang standar Akutansi Pemerintah.

o Peraturan Pemerintah nomor 58 tahun 2005 tentang pengelolaan keuangan Daerah

o Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 13 tahun 2006 tentang pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

7.2. Kebijakan Pengelolaan Lingkungan dan Limbah

Limbah medis adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan medis. Limbah puskesmas cenderung ersifat infeksius dan kimia beracun yang dapat mempengaruhi

(26)

kesehatan manusia, memperburuk kelestarian lingkungan hidup apabila tidak dikelola dengan baik.

Limbah puskesmas meliputi semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan puskesmas dalam bentuk padat, cair dan gas, merupakan bahan yang tidak berguna, tidak digunakan atau terbuang. Limbah puskesmas dapat dibedakan menjadi limbah medis dan non medis.

Limbah cair terdiri dari semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari puskesmas yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan.

Limbah klinis berupa limbah yang berasal dari pelayanan medis, perawatan gigi, veterany, farmasis atau yang sejenis, pengobatan, perawatan, yang menggunakan bahan-bahan yang beracun, infeksius, berbahaya atau bisa membahayakan kecuali jika dilakukan dengan pengamanan tertentu.

Pengelolaan limbah di Puskesmas Masaran II melalui tiga cara yakni untuk limbah padat non medis dikelola melalui penampungan di TPS (Tempat Pembuangan Sementara) untuk kemudian dibuang ke TPA(Tempat Pembuangan Akhir), sementara limbah padat medis di kelola melalui kerjasama antara Puskesmas Masaran II dengan Rumah Sakit Daerah Sragen dan untuk penanganan limbah cair dengan cara menggunakan IPAL (Instalaasi Pembuangan Air Limbah).

(27)
(28)
(29)

POLA TATA KELOLA

Referensi

Dokumen terkait

Maksud dari pendapat di atas, yaitu apabila seorang laki-laki dan seorang perempuan telah bersatu dalam ikatan tali pernikahan yang sah maka mereka harus siap

Hal ini didukung oleh teori Tjiptono (1996:56) ketepatan waktu pelayanan meliputi waktu tunggu dan waktu proses, dalam penelitian ini pengurus.. 8 sudah memiliki ketepatan

tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya. jawab, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan

Pilihan Jawaban Ya Tidak 1 Atasan saya memberikan tugas sesuai dengan tugas pokok dan..

wawancara tersebut IAN tidak dapat menggunakan cara yang berbeda atau cara.. baru yang tidak biasa dikerjakaan pada usianya, jadi IAN tidak memenuhi.. Indikator

PENGARUH IMPLEMENTASI HIGH ORDER THINKING (HOT) MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP NILAI MATA PELAJARAN DASAR PROSES

Analisa teknikal memfokuskan dalam melihat arah pergerakan dengan mempertimbangkan indikator-indikator pasar yang berbeda dengan analisa fundamental, sehingga rekomendasi yang

[r]