1.
Suatu metode yang cukup sederhana
untuk menghitung unexpected loss
adalah :
a)
Distribusi probabilitas dari kerugian aktual
selama periode tertentu
b)
Standar deviasi dari kerugian aktual selama
periode tertentu
c)
Kerugian aktual tertinggi selama periode
tertentu
d)
Rata-rata dari kerugian aktual selama periode
tertentu
6.2.2 Expected loss verses unexpected loss
Suatu metode sederhana menghitung unexpected loss adalah menggunakan standard deviation.
Standard deviation adalah suatu ukuran jarak suatu nilai dari rata2nya (average/mean). Dalam keadaan ini,
standard deviation mengukur jarak suatu kerugian dari risiko operasional tertentu, terhadap rata-2 kerugian semua kejadian risiko operasional.
Unexpected losses umumnya diasumsikan sebagai
kerugian dengan standard deviation yang memasukkan maksimal 0.1% dari semua kerugian terhadap rata2nya (average/ mean).
2.
Berikut ini faktor yang mempengaruhi
harga dari instrumen keuangan
option, kecuali :
a)
Harga underlying assets
b)
Strike price
c)
Stock price
OPTION
Semakin lama jatuh tempo semakin tinggi harga call maupun put
Maturity
C = S – X, semakin tinggi harga pasar underying semakin tinggi harga call
P = X – S, semakin tinggi harga pasar undelying semakin rendah harga put Current price of
underlying
Determinants of Price
C = S – X, semakin tinggi strike price semakin rendah harga call
P = X – S, semakin tinggi strike price semakin tinggi harga put Strike price
Semakin besar volatilitas harga undelying semakin tinggi harga call maupun put
3.
Transaksi forward foreign exchange
menimbulkan risiko
a)
Valas
b)
Suku bunga
c)
a dan b benar
d)
a dan b salah
4.3 Instrumen perdagangan
4.3.2 Cash instruments – forward foreign exchange
Transaksi forward foreign exchange merupakan pertukaran mata uang pada tanggal yang disepakati dimasa datang (lebih lama dari tanggal spot)
Pasar forward memperdagangkan untuk jatuh tempo sampai dengan satu tahun, meskipun beberapa bank memberikan quatasi harga untuk periode lebih lama.
Transaksi forward menimbulkan baik risiko kurs valas maupun risiko bunga. Hal ini karena kurs valas dimasa datang (forward) ditentukan oleh tingkat bunga relatif antar dua mata uang, serta oleh kurs spot.
4.
Pada option contract, suatu posisi
untuk membeli hak disebut :
a)
Short position
b)
Long position
c)
Matched position
OPTION
Semakin lama jatuh tempo semakin tinggi harga call maupun put Maturity
C = S – X, semakin tinggi harga pasar underying semakin tinggi harga call P = X – S, semakin tinngi harga pasar undelying semakin rendah harga put Current price of
underlying
Determinants of Price
Posis menjual hak Short position
C = S – X, semakin tinggi harga pasar underying semakin rendah harga call P = X – S, semakin tinggi harga pasar undelying semakin tinggi harga put Strike price
Semakin besar volatilitas harga undelying semakin tinggi harga call maupun put Volatility
Istilah-istilah
Opsi yang dapat dieksekusi hanya pada saat jatuh tempo European
Posisi membeli hak Long position
Suatu opsi yang dapat dieksekusi setiap saat sepanjang umur opsi American
Tanggal terakhir dimana opsi harus dieksekusi (tanggal jatuh tempo) Expiry date
Harga eksekusi (harga beli untuk call dan jual untuk put) dari underlying instruments Strike price (X)
Nilai (harga) yang dibayar oleh pembeli kepada penjual Premium
Suatu opsi yang memberi hak kepada pembelinya untukmenjualunderlying instrument Put
Suatu opsi yang memberi hak kepada pembelinya untukmembeliunderlying instrument Call
5.
Aktivitas yang memiliki risiko tertinggi
adalah :
a)
Matched book
b)
Market maker
c)
Hedging
d)
Tidak tentu
4.2 TRADING ACTIVITIES -Trader membuat (quote) harga -Mengambil posisi berlawanan dg yang diambil pasar
-Profit: selisih spread
harga jual & beli
-Bank menetapkan
limit risiko
-Eksekusi ada pada
trader
-Posisi tercipta bisa
dari nasabah atau oleh trader sendiri
-Bank melalukan hedging dg
bank lain atas posisi yg dibuat nasabah
-Risiko: harga berubah antara
saat eksekusi dg nasabah & eksekusi hedging.
-Risikonya paling rendah
-Profit: selisih harga nasabah &
interbank
4.2.1 Strategi Perdagangan
Market maker Hedging
6.
Untuk analisis pemberian kredit retail,
umumnya bank akan menggunakan :
a)
Grading model
b)
Multivariate model
c)
Scoring model
5.1.3 Retail customer credit risk
Beberapa bank komersial memandang kredit untuk nasabah retail adalah penting pada bisnisnya seperti halnya pada corporate credit risk. Teknik untuk penilaian kredit personal pada beberapa negara telah mengalami perubahan secara signifikan sejalan dengan perubahan dari branch-based lending menjadi centralized lending.
Branch-based lending : pimpinan cabang adalah penanggungjawab utama dalam keputusan kredit yang didasarkan pada sejauhmana dia mengenal nasabahnya.
Keputusan pada Centralized lending dibuat dengan melakukan input informasi nasabah yang telah distandarkan (oleh kantor pusat) kedalam credit ‘scoring’ models.
7.
Untuk pemegang option yang bertype
European Option
a)
Nilai option hanya dihitung pada saat
jatuh tempo
b)
Nilai option dihitung secara harian
sampai dengan saat jatuh tempo
c)
Semakin tinggi strike price maka harga
option juga semakin tinggi
4.3 Trading instruments
4.3.3 Instrumen derivatif – option contracts
Berbagai istilah yang digunakan:
Suatu opsi yang dapat dieksekusi setiap saat sepanjang umur opsi
American
Tanggal terakhir dimana opsi harus dieksekusi (tanggal jatuh tempo)
expiry date
Harga eksekusi (harga beli untuk call dan jual untuk put) underlying instruments
strike price
Nilai yang dibayar oleh pembeli kepada penjual premium
Suatu opsi yang memberi hak kepada pembelinya untuk menjual underlying instrument
put
Suatu opsi yang memberi hak kepada pembelinya untuk membeli underlying instrument
8.
Untuk tujuan sertifikasi, cakupan fungsi
dari treasury risk management adalah :
I. Interest rate in banking book
II. Liquidity risk
III. Capital Management
IV Traded market risk
a)
I saja
b)
I dan II
c)
I, II, dan III
4.5 The nature of treasury risk
4.5
Sifat dasar risiko treasury
Treasury bisa mengelola berbagai jenis risiko dalam fungsi manajemen risiko, tetapi untuk sertifikasi hanya mencakup:
• risiko suku bunga di banking book • risiko likuiditas
• manajemen modal.
Semua risiko diatas dan berbagai masalah yang terkait (seperti
konsentrasi pendanaan kewajiban dan aset, akses ke likuiditas bank sentral) mungkin akan dicakup dalam topik asset and liability
9.
Harga dari instrumen keuangan option
tergantung pada jatuh temponya (maturity).
Pengaruh maturity tersebut adalah :
a)
Semakin lama jatuh temponya, semakin
rendah harga option
b)
Semakin lama jatuh temponya, semakin tinggi
harga option
c)
Semakin tinggi harga underlying asset,
semakin rendah harga option
OPTION
Semakin lama jatuh tempo semakin tinggi harga call maupun put Maturity
C = S – X, semakin tinggi harga pasar underying semakin tinggi harga call
P = X – S, semakin tinggi harga pasar undelying semakin rendah harga put
Current price of underlying
Determinants of Price
C = S – X, semakin tinggi strike price semakin rendah harga call
P = X – S, semakin tinggi strike price semakin tinggi harga put
Strike price
Semakin besar volatilitas harga undelying semakin tinggi harga call maupun put
10. Yang tidak termasuk instrumen derivatif
adalah
I. Option
II. Saham
III. Future
IV Obligasi
a)
I dan II
b)
I dan III
c)
II dan III
d)
II dan IV
4. MARKET RISK & TREASURY RISK
Bunga & risk in underlying Kesepakatan untuk masuk kontrak underlying (beli / jual) dimasa
datang pada harga yang disepakati. Exchange traded
Future contracts
4.3.2 CASH
4.3.3 DERIVATIVES: Nilainya tergantung pada underlying assets. Tidak terdapat pertukaran principal Komdts & bunga
Commodity (Forward)
Ekuitas & spesifik Pembelian dan penjualan saham perusahaan yang tercatat di
berbagai bursa
Equity
Bunga & spesifik Pembayaran bunga tetap secara periodik dan pokok pinjaman
pada saat jatuh tempo
Bonds
Bunga Diperdagangkan di pasar uang antar bank dengan bunga tetap.
Umumnya untuk pemenuhan likuiditas Loan & Deposit
Bunga Kombinasi transaksi spot & forward dalam mata uang berbeda
sekaligus FX rate swap
Bunga & FX Pertukaran dlm mata uang berbeda dimasa datang (lebih lama
dari dua hari) dg kurs yg disepakati saat ini Forward FX
FX Pertukaran dlm mata uang berbeda maks 2 hari
Spot FX
Bunga & FX Pertukaran suku bunga periodik dimasa datang dalam mata
uang berbeda disertai dg pertukaran mata uang pada kurs spot. OTC traded
Currency swap
Bunga Pertukaran suku bunga (fixed/floating) periodik dimasa datang,
tanpa principal.OTC traded Interest rate swap
Komoditas Membeli/menjual produk fisik (hasil pertanian, emas) dipasar
sekunder pada harga & waktu yg telah disepakati. OTC traded Commodity (Physical)
Risiko Deskripsi
Instrumen
11.
Suatu kontrak untuk menjual atau membeli suatu
asset (instrumen) di masa datang di bursa
terorganisir disebut
a) swap
b) future
c) option
4.3.3 Instrumen derivatif – kontrak future
Salah satu jenis derivatif yang paling penting adalah kontrak future (futures contract). Future kontrak
diperdagangkan di bursa, yang bertindak sebagai clearing house untuk semua pihak yang terlibat.
Semua perdagangan dilakukan melalui bursa. Hal ini berarti bank tidak ter-exposed terhadap risiko kredit dengan banyak pihak, tetapi hanya dengan risiko kredit bursa.
Suatu kontrak future melibatkan penyerahan underlying instrument pada tanggal tertentu dimasa datang.
Underlying instrument antara lain saham, obligasi, indeks dan komoditas.
12.
Basis risk dalam kegiatan hedging dengan
menggunakan instrument derivative akan muncul
dalam situasi sebagai berikut kecuali:
a) harga pasar antara aset yang dilindungi dan instrumen untuk melindungi nilainya adalah sama
b) harga pasar antara aset yang dilindungi dan instrumen untuk melindungi nilainya adalah berbeda
c) Korelasi antara aset yang dilindungi dan instrumen untuk melindungi nilainya mendekati satu
d) aset dilindungi dengan menggunakan derivatif dari aset tersebut
4.2 Aktivitas perdagangan
4.2.2 Manajemen dan hedging posisi
Salah satu residual risk yang paling signifikan adalah Basis risk.
Basis risk merupakan risiko atas kemungkinan
perubahan dalam hubungan antara harga dari suatu posisi risiko (original position) dengan harga instrumen untuk hedging.
Basis risk muncul dalam situasi dimana harga pasar dari masing-masing instrumen adalah berbeda, tetapi masing sangat terkait.
13.
Jika tingkat suku bunga di pasar cenderung
turun, maka harga obligasi berbunga tetap
akan
a)
Tetap
b)
Cenderung turun
c)
Cenderung naik
1.2 Market risk
1.2.3 Traded market risk – example 1
Bank A adalah bank yang aktif dalam perdagangan obligasi pemerintah dengan bunga tetap. Jika obligasi yang
diperdagangkan adalah obligasi dengan bunga tetap 6% / tahun dengan jangka waktu (maturity) lima tahun. Maka nilai obligasi ini akan tergantung pada suku bunga.
100 5%
6% 105
14. Kasus Morgan Grenfell pada tahun 2001
merupakan contoh kasus mengenai risiko
a)
interest rate (suku bunga)
b)
Equity position (posisi ekuitas)
c)
foreign exchange (valas)
4.1 Sifat dasar risiko pasar
4.1
Sifat risiko dasar pasar – risiko posisi ekuitas
Risiko posisi ekuitas (Equity position risk) merupakan
potensi kerugian akibat pergerakan harga saham yang tidak menguntungkan. Risiko ini berlaku untuk semua instumen yang menggunakan harga pasar saham sebagai dasar penilaiannya.
Contoh- Morgan Grenfell Private Equity
Pada Februari 2001 Financial Times memuatkan pengumuman bahwa Morgan Grenfell Private Equity (MGPE) telah mengalami kerugian sebesar GBP 150 m atas kepemilikan saham di EM.TV, sebuah group media Jerman.
15.
Obligasi Korporasi mengandung risiko
I suku bunga
II spesific
III ekuitas
a) I saja b) I dan II sajac) I dan III saja
4.3 Instrumen perdagangan
4.3.2 Cash instruments – Obligasi
Peringkat tertinggi. Kemampuan untuk membayar bunga dan pokok pinjaman sangat bagus
AAA Aaa
Description S&P
Moody’s
Obligasi dengan kedaan default. Bunga dan pokok pinjaman tidak bisa dibayar (terhutang).
D D
Obligasi menimbulkan general interest rate risk dan specific risk (credit risk).
16.
Transaksi pertukaran suku bunga, baik
fixed maupun floating, secara periodik
pada masa mendatang tanpa pertukaran
pricipal disebut sebagai :
a)
Future contracts
b)
Currency swap
c)
Interest rate swap
4.3 Trading instruments
4.3.3 Instrumen derivatif – interest rate swap
Interest rate swaps (swap suku bunga) merupakan
derivatif OTC yang memungkinkan bank dan nasabah untuk mengakses tingkat suku bunga jangka panjang tanpa harus menggunakan pendanaan jangka panjang. Risiko kredit dan kebutuhan likuiditas merupakan kendala utama yang dihadapi bank dalam memberikan kredit
jangka panjang kepada nasabah. Sebaliknya, banyak nasabah memiliki proyek jangka panjang yang
memerlukan pembiayaan dengan bunga tetap.
Swap
suku bunga memberikan solusi dengan
memungkinkan kedua pihak mempertukarkan
arus bunga tanpa mempertukarkan principal.
17.
Nilai yang harus dibayar oleh
pembeli option kepada penjualnya
disebut sebagai :
a)
Premium
b)
Strike price
c)
Current price of underlying
4.3 Trading instruments
4.3.3 Instrumen derivatif – option contracts
Berbagai istilah yang digunakan:
Suatu opsi yang dapat dieksekusi setiap saat sepanjang umur opsi
American
Tanggal terakhir dimana opsi harus dieksekusi (tanggal jatuh tempo)
expiry date
Harga eksekusi (harga beli untuk call dan jual untuk put) underlying instruments
strike price
Nilai yang dibayar oleh pembeli kepada penjual premium
Suatu opsi yang memberi hak kepada pembelinya untuk menjual underlying instrument
put
Suatu opsi yang memberi hak kepada pembelinya untuk membeli underlying instrument
18. Net Interest Income (NII) bank merupakan,
a)
Selisih antara biaya dana dan bunga yang
dibebankan pada kredit
b)
Selisih antara suku bunga kredit dengan suku
bunga umum
c)
Nilai sekarang (net present value) dari aliran kas
dimasa datang
4.6 Asset and liability management
4.6
Asset and liability management (ALM)
Aliran pendapatan ini tercermin dalam Net Interest Income (NII) bank. NII merupakan perbedaan antara biaya dana pihak ketiga (dan kewajiban lain) dan bunga yang dibebankan pada kredit (dan aset lainnya). Nilai sekarang (net present value) dari aliran dimasa datang merupakan faktor utama yang menentukan nilai bank. Penekanan yang diberikan suatu bank pada salah satu dari dua tujuan – manajem risiko atau stabilisasi nilai usaha – sering tergantung pada praktek akuntansi manajemen yang diikuti, yaitu laporan terutama merefleksikan manajemen pendapatan atau nilai
19.
Asset and liability management menangani hal berikut
ini kecuali
a)
menjaga likuiditas struktur usaha sesuai yang
diinginkan.
b)
permasalahan yang bisa berdampak pada stabilitas
laba
c)
pengelolaan risiko dan stabilisasi nilai usaha
4.6 Asset and liability management
4.6.1 Asset and liability management activities
Asset and liability management tidak hanya peduli dengan
pengelolaan risiko dan stabilisasi nilai usaha. Tetapi juga peduli dengan:
• menjaga likuiditas struktur usaha sesuai yang diinginkan.
• masalah lain yang mempengaruhi bentuk dan struktur neraca bank. • permasalahan yang bisa berdampak pada stabilitas laba dari waktu ke waktu.
20
Option yang memberikan hak bagi pemegangnya
(holder) untuk melakukan exercise hanya pada saat
jatuh tempo adalah
a) American
b) Asian
c) European
4.3 Trading instruments
4.3.3 Instrumen derivatif –
option contracts
Berbagai istilah yang digunakan:
Suatu opsi yang dapat dieksekusi setiap saat sepanjang umur opsi
American
Tanggal terakhir dimana opsi harus dieksekusi (tanggal jatuh tempo)
expiry date
Harga eksekusi (harga beli untuk call dan jual untuk put) underlying instruments
strike price
Nilai yang dibayar oleh pembeli kepada penjual premium
Suatu opsi yang memberi hak kepada pembelinya untuk menjual underlying instrument
put
Suatu opsi yang memberi hak kepada pembelinya untuk membeli underlying instrument
21.
Menurut Basel I, bobot risiko dari
pinjaman yang diberikan kepada bank
lain dengan jangka waktu kurang dari 1
tahun adalah :
a)
0 %
b)
20 %
c)
50 %
1.1 Banks, risk and the need for regulation
1.1.1 Financial services industry, banks and regulation
80 Capital Amount Liabilities 630 1000 Total 100 100 100 Loans to major international companies
100
50
200 Loans to local authorities
390
100
390 Loans to small/medium enterprises
40
20
200
Loans to other banks < 1 yr
0 0 10 Cash 0 0 100 Domestic Government Bonds
USD million % USD million RWA Risk Weight Amount
Assets RWA =
Risk-Weighted Assets (Basel I)
Modal minimum adalah 8%
x 8% = USD 50.4m
Jika Bank memiliki modal USD 80m,
22
Transaksi yang dilakukan melalui
Bursa Berjangka Jakarta termasuk :
a)
Bond trading
b)
Commodity trading
c)
Foreign exchange trading
4.3 Instrumen perdagangan
4.3.2 Cash instruments – commodity trading
Commodity trading merupakan pembelian dan penjualan
produk fisik yang diperdagangkan di pasar sekunder. Hal ini meliputi produk pertanian, minyak, logam mulia. Produk dibeli dan dijual untuk penyerahan fisik pada lokasi dan tanggal yang disepakati.
Banyak produk yang memiliki pasar spot maupun forward dan masing-masing produk memiliki karakteris khusus
23
Obligasi yang mempunyai karakteristik membayar
bunga tetap selama umur dan pada saat jatuh
tempo membayar pokok pinjamannya disebut
a)
Zero coupon bond
b)
Perpetual Bond
c)
Vanilla bond
4.3 Instrumen perdagangan
4.3.2 Cash instruments – Obligasi
Obligasi merupakan instrumen hutang jangka panjang
yang diterbitkan oleh peminjam dan sebagai gantinya menerima sejumlah pokok pinjaman dari investor.
Penerbit obligasi berkewajiban untuk membayar bunga (kupon) secara reguler sepanjang umur obligasi dan
membayar kembali pokok pinjaman, biasanya pada saat jatuh tempo.
Obligasi diterbitkan oleh berbagai lembaga dan setiap obligasi
merupakan klaim keuangan terhadap lembaga penerbitnya. Suatu
‘vanilla’ bond biasanya membayar bunga tetap (kupon) pada tanggal yang ditetapkan selama umur obligasi dan pokok obligasi dibayar kembali pada saat jatuh tempo. Istilah ‘vanilla’ digunakan untuk menunjukkan bahwa obligasi mempunyai karakteristik
24.
Contoh kasus Sovereign Credit Risk adalah:
a. Kasus default di Rusia tahun 1917
b. Kasus default di Rusia tahun 1989
c. Kasus default di Afrika dan Amerika Selatan 1980
d. Kasus Kredit macet yang dialami oleh Peregrine
5.1.1 Sovereign credit risk
Sampai saat ini pasar obligasi internasional didominasi oleh obligasi pemerintah dari beberapa negara.
Sovereign risk adalah risiko kerugian yang berhubungan
dengan kemungkinan bahwa suatu negara gagal membayar baik bunga maupun pokok pinjaman.
Meskipun jarang sekali terjadi kegagalan bayar (Kasus
Default Rusia pada 1917 dan 1998 serta Kasus Default Afrika dan Amerika Selatan pada akhir 1960 dan 1970), penjadwalan hutang semacam itu bukanlah hal yang luar biasa. The International Monetary Fund (IMF) memainkan peran utama dalam membantu negara-2 yang kesultan membayar hutangnya.
25.
Option Based Model adalah model analisis
kredit dalam menganalisis kredit untuk:
a.
Retail Consumer
b.
Perusahaan
c.
Negara
5.1.2 Corporate credit risk
Basel II memberikan rangsangan bagi bank untuk
menambahkan disiplin yang lebih besar lagi pada teknik penilaian corporate credit risk ini melalui penggunaan metode statistik untuk melakukan kalibrasi dan ‘back testing’ dari credit grading models.
Basel II juga mendorong bank untuk menambah informasi melalui penggunaan options-based models dimana
ketersediaan data membuat penerapannya akan lebih sesuai.
26.
Risiko kredit dari aktivitas di pasar (trading book)
terjadi ketika
a.
Harga asset menurun
b.
Harga assets naik
c.
Pihak ketiga gagal bayar
5.1.6 Traded markets counterparty credit risk
Traded markets counterparty credit risk adalah risiko
yang timbul apabila counterparty tidak segera membayar kewajiban transaksinya.
Misalkan, dalam kebanyakan bisnis, kesepakatan ‘cash on delivery’ untuk menghindari risiko kredit. Namun dalam beberapa transaksi perbankan hanya akan dibayar
apabila kontraknya jatuh tempo. Berhubungan dengan produk2 beberapa pasar, jumlah yang dipinjamkan
kepada counterparty bisa berubah selama jangka waktu kontrak.
27.
Informasi berikut ini merupakan indikasi suatu
perusahaan pemohon kredit yang memiliki risiko
kredit yang tinggi adalah:
a. Pembayaran dividen yang teratur
b. Rasio hutang terhadap modal tinggi
c. Rasio aktiva lancar terhadap hutang lancar tinggi
d. a, b dan c benar
5.2.2 Analysis of creditworthiness – corporate risk
Baik investor maupun bank menginginkan stabilitas dan kesehatan ekonomi dalam suatu perusahaan, yang diukur dengan:
• kemampuannya untuk membayar dividen secara reguler dan keberlanjutannya dimasa datang.
• ratio hutang terhadap modal yang tidak terlalu tinggi sehingga jika perusahaan mengalami shock dari kejadian yang diperkirakan
(kebangkrutan nasabah utama), perusahaan mampu menekan biayanya (seperti dividen) dan tetap mampu mempu membayar kreditor, sehingga menghindari potensi likuiditas.
28.
Tingginya bad debt pada industri perbankan
suatu negara dapat menimbulkan:
a.
Unsystemic risk
b.
Systemic risk
c.
a dan b benar
5.1.5 Systemic credit risk
Di China supervisor memperhatikan bahwa persentase yang sama dari bad debt terjadi pada beberapa bank. Tingginya bad debt dapat
menimbulkan systemic risk, hal yang paling ditakuti oleh bank sentral dan pemerintah.
Jika hanya sedikit bank yang mengalami default tinggi di portfolio
kreditnya, hal tersebut sudah merupakan masalah bagi supervisor dan bank sentral. Namun, jika semua bank mengalaminya pada saat yangg sama, perekonomian juga akan mendapat serangan. Hal ini berpotensi pada kehancuran ekonomi karena sistem perbankan tidak memiliki modal yang cukup (bad debt mengurangi modal bank).
Akibatnya bank tidak akan mampu mengembangkan kreditnya yang dibutuhkan sebagai fasilitas pada ekspansi perekonomian.
29.
Sebagai konsep umum, risiko
operasional dapat dipandang sebagai
hal-2 yang berhubungan dengan
masalah-masalah :
a)
Kegagalan proses atau prosedur
b)
Kegagalan pengambilan keputusan
c)
Kegagalan mematuhi peraturan
d)
Kegagalan pengawasan oleh
6.1.1 What is operational risk?
The Basel II Capital Accord secara khusus
mendefinisikan operational risk sebagai risiko kerugian yang bersumber dari ketidaksesuaian atau kegagalan proses internal, orang dan sistem atau dari kejadian-2 eksternal.
Sebagai konsep umum, risiko operasional dapat dipandang
sebagai hal-2 yang berhubungan dengan masalah-2 kegagalan proses atau prosedur.
Jadi risiko operasional bukanlah suatu risiko yang baru dan juga bukan risiko yang hanya dihadapi perbankan, meskipun semua bank umumnya berhubungan dengan kegagalan tersebut dan seharusnya memiliki proses untuk mengantisipasinya. Risiko ini
30. Untuk menumbuhkan efisiensi pada
operasional bank, maka bank perlu
mengelola risiko yang bersifat :
a)
High frequency / high impact
b)
Low frequency / high impact
c)
High frequency / low impact
6.1.2 Frequency versus impact
Kejadian high frequency/low impact perlu dikelola untuk menumbuhkan efisiensi. Kejadian semacam ini cenderung dipahami dan dipandang sebagai biaya menjalankan bisnis (‘the cost of doing business’).
Beberapa produk keuangan, khususnya pada retail banking, akan
memasukkan jenis kerugian ini kedalam struktur pricing. Misal – beberapa bank yang menawarkan produk kartu kredit menyesuaikan pricing structure terhadap fraud.
Kejadian low frequency/high impact merupakan tantangan terberat bagi bank. Sesuai sifatnya, bank sulit memahami dan kejadian ini paling sulit diprediksi. Lebih lanjut, kejadian ini berpotensi untuk menghancurkan dan bisa mengakibatkan bank menjadi kolaps, lihat kasus Barings.
31. Yang dimaksud dengan dampak
(impact) adalah :
a)
Ukuran besarnya pendapatan dari
suatu kejadian
b)
Ukuran besarnya kerugian dari suatu
kejadian
c)
Ukuran seringnya kemunculan suatu
kejadian
6.1.2 Frequency versus impact
Kejadian pada risiko operational dikelompokkan dua faktor: • frequency – seberapa sering munculnya kejadian
• impact – besarnya kerugian dari kejadian
Berarti pengelompokan kejadian pada risiko operasional dapat didasarkan pada seberapa sering kejadian muncul dan
tinggi-rendahnya dampak kerugian. Empat jenis kejadian adalah sebagai berikut :
• low frequency / low impact • low frequency / high impact • high frequency / low impact
32. Upaya yang dapat dilakukan bank untuk
mengurangi kesalahan dalam proses
transaksinya, sebagai bagian mengurangi
risiko operasional, adalah :
a)
Mengembangkan sistem pemantauan harga
saham
b)
Melakukan sekuritisasi
c)
Menerapkan credit scoring pada analisis
kredit
6.1.1 What is operational risk?
Sebagai contoh, selama beberapa tahun banyak bank
telah melaksanakan training pada karyawannya
sebagai langkah untuk meningkatkan layanan nasabah
dan menekan jumlah kesalahan pada proses-2
transaksinya.
Jadi training yang efektif telah meningkatkan loyalitas nasabah dan menurunkan biaya kompensasi kesalahan proses.
Namun dalam kenyataannya, bank tidak mempertimbangkan
33.
Jenis risiko operasional yang relatif
sering terjadi adalah :
a)
Implementasi peraturan baru
b)
Kegagalan proses
c)
Ketidaksesuaian sistem operasi
6.1.1 What is operational risk?
Beberapa jenis risiko operasional, seperti fraud dan
kegagalan proses, relatif sering terjadi.
Kejadian seperti itumengakibatkan kerugian, dimana setiap insiden memiliki dampak kerugian yang rendah, (sehingga disebut “high frequency/low impact losses”) dan dapat diantisipasi oleh bank melalui kebijakan dan prosedur,
(misalkan pengendalian teknologi dan keamanan).
Sebaliknya, kejadian seperti penyerangan teroris atau kebakaran sangat jarang terjadi namun satu kejadian dapat mengakibatkan kerugian yang sangat besar (“low frequency/high severity losses”).
Pendekatan utama yang harus dilakukan bank untuk menjamin kelanjutan operasinya setelah kejadian ekstrim tersebut adalah
34. Risiko operasional yang bersifat high
frequency/low impact dapat
diantisipasi oleh bank melalui :
a)
Kebijakan dan prosedur
b)
Pengawasan Bank Sentral
c)
Implementasi KYC
6.1.1 What is operational risk?
Beberapa jenis risiko operasional, seperti fraud dan kegagalan proses, relatif sering terjadi. Kejadian seperti itu mengakibatkan kerugian, dimana setiap insiden memiliki dampak kerugian yang rendah, (sehingga disebut
“high frequency/low impact losses”) dan dapat diantisipasi oleh bank melalui kebijakan dan prosedur, (misalkan pengendalian teknologi dan keamanan).
Sebaliknya, kejadian seperti penyerangan teroris atau kebakaran sangat jarang terjadi namun satu kejadian dapat mengakibatkan kerugian yang sangat besar (“low frequency/high severity losses”).
Pendekatan utama yang harus dilakukan bank untuk menjamin kelanjutan operasinya setelah kejadian ekstrim tersebut adalah
35. Karakteristik bisnis perbankan mengalami
perubahan yang mengarah pada
peningkatan frekuensi kejadian yang
berpotensi menimbulkan kerugian sangat
besar. Hal tersebut menjadi latar belakang
bahwa supervisor perlu untuk
memperkenalkan :
a)
Basic Indocator Approach
b)
Advanced Measurement Approach
c)
Standardized Approach
6.1.1 What is operational risk?
Karakteristik bisnis perbankan – dan juga perekonomian global –
mengalami perubahan, yaitu perubahan yang mengarah pada peningkatan frekuensi kejadian yang berpotensi menimbulkan kerugian sangat besar. Hal tersebut menjadi latar belakang bahwa supervisor perlu untuk
memperkenalkan “standardized approaches” untuk mengelola risiko operasional dan juga untuk mengukur dampak kejadian tersebut.
Pembahasan pada standar untuk pengelolaan risiko operasional meliputi tiga topik utama :
36. Kriteria dan definisi kejadian pada
risiko operasional menurut Basel II
Accord :
a)
Harus mengikuti definisi Basel II
b)
Mengikuti definisi yang ditetapkan
supervisor
c)
Terbuka untuk diinterpretasikan
6.1.1 What is operational risk?
The Basel II Accord telah mendefinisikan risiko operasional seperti halnya
lingkup risiko. Selanjutnya, bank perlu melakukan kuantifikasi potensi kerugian dan mengimplementasikan prosedur untuk mengurangi risiko.
Sesuai ketentuan Pillar 1, untuk pertama kalinya bank perlu melakukan kuantifikasi potensi kerugian risiko operasional dan mengalokasikan modal sesuai peraturan seperti halnya pada risiko kredit dan risiko pasar.
Kriteria dan definisi operasional pada Basel II Accord terbuka
untuk diinterpretasikan
. Konsekuensinya, bank merujuk kerangka manajemen risiko operasional yang digunakan industri lain untuk37. Pengelompokan kejadian pada risiko
operasional dapat didasarkan pada
seberapa sering kejadian muncul dan
tinggi-rendahnya dampak kerugian,
sehingga kejadian pada risiko operasional
dapat dikelompokkan menjadi :
a)
2 jenis kejadian
b)
4 jenis kejadian
c)
8 jenis kejadian
6.1.2 Frequency versus impact
Kejadian pada risiko operational dikelompokkan dua faktor: • frequency – seberapa sering munculnya kejadian
• impact – besarnya kerugian dari kejadian
Berarti pengelompokan kejadian pada risiko operasional dapat didasarkan pada seberapa sering kejadian muncul dan tinggi-rendahnya dampak kerugian.
Empat jenis kejadian
adalah sebagai berikut :• low frequency / low impact • low frequency / high impact
38.
Menurut Basel II, unexpected loss
merupakan kerugian yang berasal
dari kejadian-kejadian yang :
a)
Kecil peluangnya untuk terjadi
b)
Besar peluangnya untuk terjadi
c)
Jawaban a dan b benar
6.2.2 Expected loss verses unexpected loss
Unexpected loss adalah kerugian yang terjadi dan
cukup signifikan di atas expected loss yang bisa ditolerir. UL merupakan kerugian yang berasal dari kejadian-2 yang tidak diharapkan atau kejadian-2 ekstrim yang diperkirakan oleh bank dapat terjadi, meskipun tidak diharapkan.
Dibandingkan dengan kerugian yang muncul sebagai bagian dari bisnis hariannya,
UL merupakan
kerugian dari kejadian-2 yang memiliki peluang
sangat kecil untuk terjadi.
Unexpected lossesumumnya berasal dari kejadian low frequency/high impact.
39. Kejadian-kejadian yang termasuk kedalam
risiko operasional yang bersumber dari
proses internal adalah :
I.
Kekeliruan dalam penjualan
II.
Pencucian uang
III.
Kesalahan pelaporan
a)
I dan II
b)
I dan III
c)
II dan III
6.3.2 Internal process risk
Kejadian yang menimbulkan risiko proses internal mencakup: • dokumentasi – tidak sesuai, tidak cukup atau keliru
• tidak ada pengendalian
• kesalahan dalam pemasaran • kekeliruan menjual
• pencucian uang
• pelaporan yang tidak benar atau tidak cukup (sesuai ketentuan) • kesalahan transaksi
Tinjauan dan pengembangan proses internal suatu bank sebagai bagian dari manajemen risiko operasional dapat meningkatkan efisiensi.
40. Berikut ini adalah hal-hal yang
menimbulkan people risk, kecuali :
a)
Internal fraud
b)
External fraud
c)
Labor disputes
6.3.3 People risk
Umumnya, hal-hal yang menimbulkan people risk adalah: • isu kesehatan dan keamanan (health and safety issues)
• high staff turnover
• kecurangan internal (
internal fraud
)• perselisihan karyawan (
labor disputes
)• praktek manajemen yang lemah (poor management practices) • pelatihan karyawan yang lemah (poor staff training)
• terlalu percaya pada seseorang (over reliance on key staff) • adanya trader yang berniat jahat (
rogue trader
)41.
Harga pasar ditentukan oleh faktor
banyaknya permintaan dan penawaran.
Faktor tersebut bersifat
a)
Jangka panjang
b)
Jangka pendek
c)
a dan b benar
4.1 SIfat dasar risiko pasar
4.1 Sifat dasar risiko pasar – harga pasar
Harga pasar dipengarahui oleh beberapa faktor antara lain:
a. Penawaran dan permintaan atas suatu produk akan
mempengaruhi tingkat harga dalam jangka pendek ketika
market makers menyesuaikan harga mereka sebagai respon terhadap aktivitas pasar.
b. Likuiditas bisa cukup berpangaruh terhadap harga pasar. Suatu
pasar yang likuid memiliki banyak market makers dan mendorong volume perdagangan yang tinggi. Dealing spreadsnya kecil yang berarti biaya transaksi bagi pedagang lebih rendah. Pasar yang tidak likuid spreads akan melebar. Pasar yang likuid bisa menjadi tidak likuid menjelang liburan atau pengumuman ekonomi.
42. Tentang likuiditas pasar, maka akan
berlaku :
a)
semakin tinggi likuiditas semakin tinggi biaya
transaksi
b)
semakin rendah likuiditas semakin rendah biaya
transaksi
c)
semakin tinggi likuiditas semakin tinggi spread
4.1 SIfat dasar risiko pasar
4.1 Sifat dasar risiko pasar – harga pasar
Harga pasar dipengarahui oleh beberapa faktor antara lain:
a. Penawaran dan permintaan atas suatu produk akan
mempengaruhi tingkat harga dalam jangka pendek ketika market makers menyesuaikan harga mereka sebagai respon terhadap aktivitas pasar.
b. Likuiditas bisa cukup berpangaruh terhadap harga pasar. Suatu
pasar yang likuid memiliki banyak market makers dan mendorong volume perdagangan yang tinggi. Dealing
spreadsnya kecil yang berarti biaya transaksi bagi pedagang lebih rendah. Pasar yang tidak likuid spreads akan melebar. Pasar yang likuid bisa menjadi tidak likuid menjelang liburan atau
43. Beberapa negara telah memiliki Export
Credit Agencies. Keberadaan lembaga ini
untuk menjamin :
a)
Sovereign credit risk
b)
Corporate credit risk
c)
Retail credit risk
5.2 The origin and use of credit analysis
5.2.1 Analysis of creditworthiness – sovereign risk
Analysis sovereign risk telah mengalami perkembangan luar biasa sehubungan dengan telah mapannya pasar keuangan internasioal – khususnya dengan munculnya apa yang dikenal dengan debitor dari ‘emerging market’
Analysis kredit menyangkut sovereign risk yang ada saat ini
merupakan bidang pekerjaan utama dari lembaga rating (rating agencies), yang paling terkenal adalah Standard & Poors, Moodys dan Fitch. Beberapa negara juga memiliki lembaga yang
menjamin guarantee sovereign risk untuk eksporter (Export Credit Agency)
44. Yang dimaksud dengan ”zero sum game”
adalah :
a)
Dua pihak dalam satu transaksi akan
mendapat keuntungan
b)
Hanya satu pihak yang mendapat
keuntungan dari suatu transaksi
c)
Transaksi yang tidak menimbulkan
pendapatan
5.1.6 Traded markets counterparty credit risk
Market risk berasal dari penilaian mark-to-market pada kontrak perdagangan (trading), seperti kontrak valas atau kontrak yang berhubungan dengan tingkat bunga.
Bank yang melakukan transaksi tersebut akan memperoleh keuntungan, atau counterparty pada kontrak yang akan
memperoleh keuntungan tergantung pada the mark-to-market value kontrak tersebut.
Hal itu disebut ‘zero sum game’, hanya satu pihak yang mendapat keuntungan dari suatu kontrak.
45. Proses meniadakan untung dan rugi
melalui sejumlah kontrak yang sejenis
atau melalui beberapa kontrak yang
jenisnya berbeda disebut :
a)
Hedging
b)
Marking to market
c)
Netting
5.1 The nature of credit risk
5.1.6 Traded markets counterparty credit risk
Dalam prakteknya risiko kredit counterparty dapat dikurangi dengan:
• membuat pembayaran rutin antara pihak-pihak dalam kontrak • debitur berjanji untuk mengembalikan apa yang dipinjamnya (collateral)
• ‘netting’.
Netting adalah suatu proses meniadakan untung dan rugi melalui sejumlah kontrak yang sejenis atau melalui
46. Menyangkut harga put options, maka :
a)
Harga put options akan meningkat jika
harga underlying instrument turun
b)
Harga put options akan meningkat jika
harga strike price naik
c)
a dan b benar
OPTION
Semakin lama jatuh tempo semakin tinggi harga call maupun put Maturity
C = S – X, semakin tinggi harga pasar underying semakin tinggi harga call
P = X – S, semakin tinngi harga pasar underlying semakin rendah harga put
Current price of underlying
Determinants of Price
Posis menjual hak Short position
C = S – X, semakin tinggi harga pasar underying semakin rendah harga call
P = X – S, semakin tinggi harga pasar underlying semakin tinggi harga put
Strike price
Semakin besar volatilitas harga undelying semakin tinggi harga call maupun put Volatility
Istilah-istilah
Opsi yang dapat dieksekusi hanya pada saat jatuh tempo European
Posisi membeli hak Long position
Suatu opsi yang dapat dieksekusi setiap saat sepanjang umur opsi American
Tanggal terakhir dimana opsi harus dieksekusi (tanggal jatuh tempo) Expiry date
Harga eksekusi (harga beli untuk call dan jual untuk put) dari underlying instruments Strike price (X)
Nilai (harga) yang dibayar oleh pembeli kepada penjual Premium
Suatu opsi yang memberi hak kepada pembelinya untukmenjualunderlying instrument Put
Suatu opsi yang memberi hak kepada pembelinya untukmembeliunderlying instrument Call
47. Besarnya beban modal untuk mengcover
risiko operasional adalah :
a)
8 %
b)
10 %
c)
12 %
6.5
Basel II and operational risk
The Basel II Capital Accord has moved the management of operational risk in a new direction for banks. Menurut Pillar 1, bank diharapkan melakukan kuantifikasi risiko operasional, mengukurnya dan mengalokasikan modal seperti halnya untuk risiko kredit dan risiko pasar.
Selanjutnya bank juga diharapkan untuk mengelola risiko operasional untuk mengurangi kemungkinan munculnya kejadian yang menimbulkan risiko operasional.
Risiko operational merupakan salah satu aspek yang paling kontroversial pada Basel II. Tujuannya adalah bahwa bank diharapkan menyediakan modal untuk mengantisipasi risiko operational.
48. Salah satu metode pengukuran sovereign
credit risk adalah :
a)
Grading model
b)
Credit scoring
c)
Inward investment
5.1.1 Sovereign credit risk – inward investment
Inward investment telah menjadi area analisa bagi investor dan bank, khususnya apabila dikaitkan dengan kebijakan ekonomi domestik yang melakukan ‘bubbles’ (penilaian yang tinggi pada aset tertentu padahal aset tersebut tidak bertahan lama).
Contoh bubbles :
Harga properti komersial yang membubung tinggi di Tokyo pada 1990-an, nilai perusahaan high technology di AS dan Eropa pada akhir 1990-an sampai dengan tahun 2002.
Bubbles juga berperan pada krisis hutang di Asia pada pertengahan 1990, dimana harga properti komersial dan nilai ekuitas di negara-2 Asia
49. Upaya pengukuran sovereign risk
seringkali dihadapkan pada kendala :
a)
Rendahnya kualitas data pemerintah
b)
Bank tidak memiliki sumber daya yang
memadai
c)
Tidak ada metode perhitungan yang
akurat
5.1.1 Sovereign credit risk – other factors
Rendahnya kualitas data dari pemerintah seringkali
membuat upaya mengukur sovereign risk menjadi
sulit.
Tidak hanya pemerintah yang mempunyai hutang, sektor swasta juga memiliki pinjaman dalam valas, sehingga dapat juga
mempengaruhi kewajiban membayar hutang suatu negara dan data tentang pinjaman seringkali sangat sulit diperoleh.
50. Strategi bank dengan menetapkan limit risiko
untuk setiap trader-nya dan kewenangan
eksekusi transaksi sesuai limit ada pada
para trader disebut strategi :
a)
hedging
b)
market maker
c)
arbitrage
4.2 Aktivitas perdagangan
4.2.1 Pengembangan aktivitas perdagangan
Strategi kedua adalah dengan mengeksekusi transaksi covering atau hedging dimana kewenangan eksekusi diberikan pada trading desk, dimana bank menetapkan batas risiko pasar tertentu yang boleh diambil oleh trader.
Posisi yang ada bisa berasal dari transaksi nasabah atau posisi yang tercipta dari transaksi yang dilakukan trader di pasar. Transaksi ini memungkinkan trader menetapkan waktu yang tepat melakukan aktivitas berdagangan guna mengambil keuntungan dalam pergerakan harga pasar.
51. Metode inward investment banyak dikaitkan
dengan kebijakan ekonomi domestik yang
melakukan ‘bubbles’, yang dimaksud dengan
’bubbles’ adalah :
a)
Menurunkan nilai aset karena aset tersebut tidak
bertahan lama
b)
Menaikkan nilai aset, padahal aset tersebut tidak
bertahan lama
c)
Menaikkan nilai aset karena aset tersebut dapat
bertahan lama
5.1.1 Sovereign credit risk – inward investment
Inward investment telah menjadi area analisa bagi investor dan bank, khususnya apabila dikaitkan dengan kebijakan ekonomi domestik yang
melakukan
‘bubbles’ (penilaian yang tinggi pada aset
tertentu padahal aset tersebut tidak bertahan lama).
Contoh bubbles :
Harga properti komersial yang membubung tinggi di Tokyo pada 1990-an, nilai perusahaan high technology di AS dan Eropa pada akhir 1990-an sampai dengan tahun 2002.
Bubbles juga berperan pada krisis hutang di Asia pada pertengahan 1990, dimana harga properti komersial dan nilai ekuitas di negara-2 Asia
52. Perubahan harga saham seperti yang
tercantum pada bursa efek akan
menimbulkan :
a)
Interest rate risk
b)
Equity risk
c)
Foreign exchange risk
4.1 Sifat dasar risiko pasar
4.1
Sifat risiko dasar pasar – risiko posisi ekuitas
Risiko posisi ekuitas (Equity position risk)
merupakan potensi kerugian akibat pergerakan harga saham yang tidak menguntungkan. Risiko ini berlaku untuk semua instumen yang menggunakan harga pasar saham sebagai dasar penilaiannya.
Contoh- Morgan Grenfell Private Equity
Pada Februari 2001 Financial Times memuatkan pengumuman bahwa Morgan Grenfell Private Equity (MGPE) telah mengalami kerugian sebesar GBP 150 m atas kepemilikan saham di EM.TV, sebuah group media Jerman.
53. Pengukuran country risk meliputi
aspek-aspek :
I.
Sistem hukum domestik
II.
Sistem politik
III.
Jumlah penduduk
a)
I dan II
b)
I dan III
c)
II dan III
5.1.1 Sovereign credit risk – sovereign risk and country risk
Sovereign risk dan country risk seringkali dipandang sebagai sinonim, padahal sovereign risk bisa dipandang sebagai bagian dari country risk.
Country risk meliputi hukum domestik, politik dan lingkungan perekonomian serta bagaimana hal-2 tersebut mempengaruhi sektor swasta dalam perekonomian.
Analisa country risk sangat perlu apabila memandang inward investment yang melibatkan pinjaman antar negara, baik
54. Yang dimaksud dengan impact pada
pengukuran risiko operasional adalah
a)
Seringnya suatu kejadian risiko operasional
muncul
b)
Besarnya dampak kerugian dari kejadian risiko
operasional yang muncul
c)
Besarnya kerugian yang diperkirakan dari
risiko operasional
6.1.2 Frequency versus impact
Kejadian pada risiko operational dikelompokkan dua faktor: • frequency – seberapa sering munculnya kejadian
• impact – besarnya kerugian dari kejadian
Berarti pengelompokan kejadian pada risiko operasional dapat didasarkan pada seberapa sering kejadian muncul dan
tinggi-rendahnya dampak kerugian. Empat jenis kejadian adalah sebagai berikut :
• low frequency / low impact • low frequency / high impact
55. Tingginya tingkat suku bunga
domestik akan mengakibatkan :
a)
Meningkatnya pinjaman domestik
b)
Meningkatnya pinjaman valuta asing
c)
a dan b benar
5.1.1 Sovereign credit risk – qualitative factors
Terdapat juga beberapa faktor kualitatif yang dapat dipertimbangkan dalam pengukuran sovereign risk seperti :
• efisiensi sistem perbankan dalam mengalokasikan dana untuk perusahaan yang produktif
• efisiensi sistem pajak
• kemampuan bank sentral untuk mempengaruhi nilai tukar
• Tingginya tingkat bunga domestik yang mendorong pinjaman valuta asing, dan memberi kontribusi signifikan terhadap tekanan inflasi dalam suatu perekonomian
56. Perusahaan penerbit obligasi tidak mampu
membayar nilai pokok obligasi tersebut
kepada para pemilik obligasi pada saat jatuh
tempo. Hal ini dapat dikategorikan sebagai :
a)
Market risk
b)
Corporate credit risk
c)
Consumer credit risk
5.1.2 Corporate credit risk
Corporate credit, sesuai dengan sifatnya memiliki risiko yang lebih tinggi daripada sovereign debt yang seringkali diduga ‘risk free’. Corporate credit risk meliputi risiko default pada hutang yang diterbitkan oleh perusahaan.
Bentuk yang paling umum untuk itu adalah saham, yang memiliki risiko kerugian paling besar. Pemegang saham adalah stakeholder paling akhir yang akan dibayar jika perusahaan dilikuidasi.
Pemegang obligasi dan pinjaman kepada bank akan
dibayar terlebih dahulu daripada pemilik modal, dan juga setelah para kreditor seperti karyawan (untuk gaji yang belum dibayar) dan pemerintah (untuk pajak yang belum dibayar).
57. Bank A memiliki obligasi yang diterbitkan
oleh PT. X, Bank B memiliki saham yang
diterbitkan oleh PT. X. Jika PT. X mengalami
default, maka :
a)
Bank A akan dibayar terlebih dahulu
b)
Bank B akan dibayar terlebih dahulu
c)
Kedua bank tidak akan memperoleh
pembayaran
5.1.2 Corporate credit risk
Corporate credit, sesuai dengan sifatnya memiliki risiko yang lebih tinggi daripada sovereign debt yang seringkali diduga ‘risk free’. Corporate credit risk meliputi risiko default pada hutang yang diterbitkan oleh perusahaan. Bentuk yang paling umum untuk itu adalah saham, yang memiliki risiko kerugian paling besar. Pemegang saham adalah stakeholder paling akhir yang akan dibayar jika perusahaan dilikuidasi.
Pemegang obligasi dan pinjaman kepada bank akan
dibayar terlebih dahulu daripada pemilik modal, dan juga setelah para kreditor seperti karyawan (untuk gaji yang belum dibayar) dan pemerintah (untuk pajak yang belum dibayar).
58. Bencana tsunami yang melanda Aceh
beberapa waktu lalu menyebabkan
banyak debitur tidak mampu
mengangsur kreditnya. Kejadian yang
merugikan tersebut merupakan contoh
dari :
a)
Risiko eksternal
b)
Risiko kredit
6.3.5 External risk
Kejadian yang menyebabkan external risk adalah :
• events at other banks which have an industry-wide impact • external fraud and theft
• fire
•
natural disasters
• failure of outsourcing arrangements • the implementation of new regulations • riots and civil protests
• terrorism
• transport system interruption, preventing staff from reaching their workplace
59. Pendanaan untuk kepemilikan rumah
biasanya dikaitkan dengan :
a)
Option-based model
b)
Inward investment
c)
Mortgage finance
5.1.3 Retail customer credit risk
Pendanaan untuk rumah biasanya dikaitkan dengan “mortgage finance”.
The sale and purchase of mortgages by professional investors, including pension funds and investment management companies through the issues of securitized bonds has led to the development of highly sophisticated models to calculate the value of different mortgage securitization bonds. These calculations include the credit standing of the bonds.
60. Pada bulan Juni 1996 Sumitomo Corp
mengalami kerugian karena
perdagangan komoditas :
a)
Kopi
b)
Olein
c)
Tembaga
4.1 Sifat dasar risiko pasar
4.1
Sifat dasar risiko pasar – risiko posisi komoditas
Risiko posisi komoditas (Commodity position risk)
merupakan potensi kerugian dari pergerakan harga
komoditas yang tidak menguntungkan. Risiko in berlaku untuk semua posisi komoditas dan setiap posisi turunan dari komoditas (derivative commodity positions).
Contoh - Sumitomo Corporation
Pada bulan Juni 1996 Sumitomo Corporation melaporkan bahwa perusahaan mengalami kerugian sebesar USD 1.8bn selama 10 tahun sebagai akibat dari perdagangan tembaga yang dilakukan oleh senior trader perusahaan.