• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI ACTIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN AL-QUR'AN HADIS DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SUKOHARJO KELAS X TAHUN AJARAN 2012/2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMPLEMENTASI ACTIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN AL-QUR'AN HADIS DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SUKOHARJO KELAS X TAHUN AJARAN 2012/2013"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

i

IMPLEMENTASI ACTIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN AL-QUR'AN HADIS

DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SUKOHARJO KELAS X TAHUN AJARAN 2012/2013

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)

Oleh: ROBINGATUN NIM: G 000 090 204

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

(2)

ii

SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Bismillahirrahmanirrahim

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya Nama :

Robingatun

NIM : G 000 090 204

Fakultas/Jurusan : Agama Islam/ Tarbiyah Jenis : SKRIPSI

Judul : Implementasi Active Learning dalam Pembelajaran al-Qur’an Hadis di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo Kelas X tahun Ajaran 2012/2013).

Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk:

1. Memberikan hak bebas royalti kepada perpustakaan UMS atas penulisan karya ilmiyah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan.

2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/mengalih formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikan, serta menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta.

3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga digunakan sebagai mestinya.

Surakarta, 20 Juli 2013 Yang menyatakan:

(3)

iii

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS AGAMA ISLAM

Jl. A. Yani Tromol pos 1, Pabelan, Kartasura Telp.( 0271) 717417, 719483 Fax.71544 Surakarta 57102

Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah

Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir: Nama : Drs. Ari Ansori, M.Ag

Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan skripsi (tugas akhir) dari mahasiswa:

Nama : Robingatun NIM : G 000 090 204

Program Studi : Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)

Judul : Implementasi Active Learning dalam Pembelajaran al-Qur’an Hadis di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo Kelas X tahun Ajaran 2012/2013).

Naskah artikel tersebut layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.

Surakarta,20 Juli 2013 Pembimbing I

Drs. Ari Ansori, M.Ag.

(4)

iv ABSTRAK

Al-Qur’an Hadis merupakan pelajaran yang sudah dipelajari setiap muslim, dari Taman Kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi. Bahkan pada pendidikan di sekolah yang berlatar belakang Islam, pendidikan dari Anak Usia Dini sudah dikenalkan huruf-huruf hijaiyah dan cara pengucapannya.

Salah satu penentu dalam kegiatan belajar mengajar adalah metode, tanpa metode suatu pesan pembelajaran tidak akan berproses secara efektif ke arah yang ingin dicapai. Untuk mencapai tujuan tersebut salah satu cara yang ditempuh adalah dengan menggunakan metode Active Learning dalam kegiatan belajar mengajar.

SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo adalah salah satu lembaga pendidikan lanjutan menengah atas berciri khas Agama Islam yang terus berbenah dalam meningkatkan mutu pendidikan. Wujud upaya peningkatan mutu pendidikan yang ditempuh oleh SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo, di antaranya dengan menerapkan metode Active Learning dalam pembelajaran yang merupakan hal baru dalam dunia pendidikan khususnya di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan metode Active Learning dalam pembelajaran al-Qur’an Hadis di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo dan apa kendala-kendala yang mungkin dapat menghambat penerapan metode Active Learning. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pelaksanaan metode Active Learning dalam pembelajaran al-Qur’an Hadis di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo serta mengetahui kendala-kendala yang mungkin dapat menghambat pelaksanaan metode tersebut. Manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan konstribusi teoritik berupa penyajian informasi ilmiah untuk menyempurnakan pelaksanaan metode Active Learning dalam pembelajaran al-Qur’an Hadis, sebagai dasar untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan sebagai pembanding dalam penelitian-penelitian lebih lanjut yang sejenis, serta bagi guru penelitian ini dapat dijadikan sebagai rujukan dalam proses kegiatan belajar mengajar.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif lapangan ( Field Research ), objek penelitian ini adalah guru al-Qur’an Hadis dan siswa kelas X TO dan X RPL SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo. untuk memperoleh data dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode observasi, interview dan dokumentasi. Adapun penelitian ini dianalisis dengan kualitatif deskriptif ( penelitian yang menghasilkan kata-kata tulisan atau lisan).

Berdasarkan penelitian ini, penulis menyimpulkan bahwa selain menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran al-Qur’an Hadis, SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo juga menggunakan metode belajar aktif yaitu: Driill, True or False ( benar atau salah ), Card Sort (sortir kartu) dan ceramah. Adapun kendala yang dapat menghambat dalam penerapan metode active learning adalah kuatnya pengaruh pola pembelajaran kurikulum lama terhadap peserta didik, penyediaan alokasi waktu yang relatif kurang, masih ada beberapa siswa yang membuat keributan saat kegiatan pembelajaran berlangsung, kecepatan siswa dalam menerima pelajaran tidak sama.

(5)

1 PENDAHULUAN

Pendidikan Agama Islam adalah upaya membimbing, mengarahkan, dan membina peserta didik yang dilakukan secara sadar dan terencana agar terbina suatu kepribadian yang utama sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam (Abuddin Nata, 2009: 340). Pelajaran al-Qur’anHadis sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dari Pendidikan AgamaIslam di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo. Memang bukan satu-satunya faktor yang menentukan dalam pembentukan watak dan kepribadian peserta didik, tetapi secara subtansial mata pelajaran al-Qur’anHadis memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktekkan nilai-nilai agamadalam kehidupan sehari-hari.

Mata Pelajaran al-Qur’an Hadis bertujuan agar peserta didik giat untuk membaca al-Qur’an dengan bacaan yang baik dan benar. Serta mempelajari, memahami, meyakini kebenarannya dan mengamalkan ajaran-ajaran dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya sebagai petunjuk dan pedoman dalam seluruh aspek kehidupan dunia sampai kehidupan akhirat.

  



“Dan mereka yang beriman kepada kitab (Al-Qur’an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat” (Q. S. al-Baqoroh, 2: 4).

Al-Qur’an Hadis merupakan pelajaran yang sudah dipelajari setiap muslim, dari Taman Kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi. Bahkan pada pendidikan di sekolah yang berlatar belakang Islam, pendidikan dari Anak Usia Dini sudah dikenalkan huruf-huruf hijaiyah dan cara pengucapannya. Semakin sering orang mempelajari sesuatu, maka semakin mudah untuk mengingat pelajaran tersebut.Karena belajar merupakan perubahan tingkah laku yang disadari dan timbul akibat praktek, pengalaman, latihan dan penggunaan waktu yang relatif lama (Nana Sudjana, 1991: 5).

Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari pelaksanaan kurikulum, baik buruknya mutu pendidikan atau mutu lulusan dipengaruhi oleh mutu kegiatan belajar mengajar. Bila mutu lulusannya bagus, dapat diprekdisikan bahwa mutu kegiatan belajar mengajarnya juga bagus. Sebaliknya, bila mutu kegiatan belajar mengajarnya tidak bagus, maka mutu lulusannya juga tidak akan bagus (Depdiknas, 2004: 1). Proses pengajaran yang hanya menitikberatkan pada aspek kognitif dan kemampuan teknis semata justru akan melahirkan manusia tukang dan bukan seorang pemimpin yang kaya dengan inovasi dan memiliki komitmen social yang kuat (Mel Silberman, 2001: x).

Salah satu penentu dalam kegiatan belajar mengajar adalah strategi. Strategi pengajaran adalah suatu cara untuk menyajikan pesan pembelajaran sehingga pencapaian hasil pembelajaran dapat optimal. Dalam setiap proses pembelajaran termasuk metode al-Qur’an Hadis memiliki kedudukan yang penting dalam upaya pencapaian tujuan pembelajaran. Tanpa metode, suatu pesan pembelajaran tidak akan dapat berproses secara efektif dalam kegiatan belajar mengajar ke arah yang dicapai (Rohmat, 1999: 1).

Dalam rangka menanamkan akan pentingnya pemahaman al-Qur’an Hadis dalam proses belajar mengajar, maka pengetahuan tentang keutamaan al-Qur’an sangat penting. Dalam Kitab Minhajul Muslim dijelaskan bahwa “sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar

al-Qur’an dan mengamalkannya”(HR.

Bukhori) (Abu Bakar Jabir, 85).Terutama pada anak didik yang sudah menginjak tingkat atas, sudah seharusnya mereka minimal mampu membaca al-Qur’an dengan benar. Apalagi seorang laki-laki muslim yang sudah menginjak usia dewasa harus benar-benar mampu mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Minimal dalam lingkungan keluarga. Berangkat dari uraian di atas, penulis sangat tertarik dalam melakukan

(6)

2 penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar daya tarik para siswa untuk mempelajari al-Qur’an Hadis. Karena sejauh ini menurut pengamatan di sekolah-sekolah yg berlatar belakang Islam, kebanyakan para siswa sangat kurang optimal dalam menyerap pelajaran al-Qur’an Hadis yang disampaikan oleh para guru. Mereka menganggap enteng pelajaran tersebut dikarenakan kurangnya menarik guru dalam penyampaian pelajaran tersebut.

Para pendidik harus berusaha membuat mutu pendidikan menjadi lebih baik, agar terwujudnya visi dan misi pendidikan yang diharapkan. Kita adalah para calon pendidik yang mencari bukti mengenai bagaimana menyelesaikan tugas ini, dan kita adalah para pengajar dengan ketertarikan besar untuk meningkatkan dan mengembangkan praktek pengajaran. Banyak pengajar yang tidak mengetahui cara mengimplementasikan kegiatan-kegiatan pembelajaran kelompok secara efektif.

Kemampuan profesional seorang guru teruji oleh kemampuan menguasai berbagai metode, terutama Active Learning atau belajar aktif, yaitu suatu strategi pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar secara aktif, mereka secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi pelajaran, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam suatu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata. (Hisyam Zaini, 2002: xvi). Dalam hal ini guru dapat menggunakan berbagai macam strategi termasuk strategi ceramah akan tetapi hanya terbatas pada materi yang banyak memerlukan penjelasan.

SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo adalah salah satu lembaga pendidikan lanjutan menegah atas berciri khas Agama Islam yang menjadi sekolah favorit dan unggulan di daerah setempat, untuk menjaga kepercayaan masyarakat atas predikat tersebut lembaga ini terus berbenah dalam meningkatkan mutu pendidikan. Wujud upaya peningkatan mutu yang ditempuh oleh SMK

Muhammadiyah 1 Sukoharjo, diantaranya dengan menerapkan Active Learning yang merupakan hal baru dalam dunia pendidikan di Indonesia khususnya di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo.

Penerapan Active Learning dalam kegiatan belajar mengajar di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo merupakan respon yang baik terhadap perkembangan mutakhir sistem pendidikan di Indonesia khususnya dalam pembelajaran al-Qur’an yang merupakan mata pelajaran penting sekaligus pendukung bagi mata pelajaran agama lainnya.

Melihat uraian latar belakang di atas, mendorong penulis untuk mengangkat permasalahan tersebut menjadi skripsi dengan judul:

“Implementasi Active Learning dalam Pembelajaran al-Qur’an Hadis di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo Kelas X Tahun Ajaran 2012/2013”.

LANDASAN TEORI A. Active Learning

1. PengertianActive Learning

Menurut Hisyam Zaini (2002: xvi), Active Learning yaitu metode pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar secara aktif, dengan menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi pembelajaran, memecahkan masalah, atau mengaplikasikan apa yang baru mereka ketahui ke dalam persoalan yang ada dalam kehidupan nyata.

Active Learning merupakan sebuah strategi yang dirancang untuk membuat peserta didik belajar secara aktif. Pada intinya dalam strategi ini, pembelajaran lebih ditekankan pada pengalaman belajar yang melibatkan seluruh indra, seperti pernyataan Mel Sibermen dalam bukunya Active Learning, yaitu:

a. Apa yang saya dengar, saya lupa b. Apa yang saya dengar dan lihat,

saya ingat sedikit

c. Apa yang saya dengar, lihat dan tanyakan atau diskusikan dengan

(7)

3 beberapa teman lain, saya mulai paham

d. Apa yang saya dengar, lihat, diskusikan dan lakukan, saya memperoleh pengetahuan dan ketrampilan

e. Apa yang saya ajarkan pada orang lain, saya kuasai

Terdapat beberapa alasan yang kebanyakan orang cenderung melupakan apa yang mereka dengar. Salah satu alasan yang paling menarik adalah perbedaan tingkat kecepatan berbicara para pengajar dengan tingkat kemampuan siswa mendengarkan (Mel Sibermen, 2009: 23-24). 2. Unsur-unsur dalam Pembelajaran

Active Learning

Menurut James Bellanca (2009), pada tingkat paling tinggi, pembelajaran aktif memanfaatkan keterlibatan proses berpikir siswa dalam mengumpulkan informasi baru, melahirkan ide-ide baru, dan menerapkan ilmu yang dimiliki. Ada lima unsur dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran efektif khususnya bila melibatkan siswa sebagai pemikir yaitu: memusatkan perhatian, struktur kooperatif, mediasi, transfer, dan penilaian diri.

a. Aktivitas memusatkan perhatian Dalam kelas dengan jumlah siswa yang banyak, guru pembelajaran aktif harus me-rancang bahan pelajaran dan tugas-tugas yang memungkinkan siswa mengumpulkan informasi berdasarkan berbagai strategi kecerdasan yang dimilikinya. Strategi-strategi tersebut akan memusatkan perhatian siswa yang malas pada pelajaran yang dihadapinya dan mengajak siswa menanggapi minatnya. Ada beberapa taktik dan strategi sederhana supaya guru dapat merangsang perhatian siswa, misalnya menggunakan per-tanyaan bertingkat tiga, pikir-pasang-bagi, menjawab

ber-gantian, atau soal acak untuk memacu tanggapan siswa dan meningkatkan pengumpulan informasi untuk bahan pelajaran. b. Struktur kooperatif

Guru pembelajaran aktif harus merancang pengajaran yang akan melibatkan siswa dalam tugas praktis dan kooperatif sesuai dengan kecerdasan yang akan dituju dan sasaran kurikulum. Guru membentuk kelompok-kelompok siswa dengan tugas dan peran tertentu, membimbing partisipasi aktif siswa, menguji pemahaman siswa, mengukur peranan dan pengetahuan yang diperoleh siswa, dan menempatkan ruang gerak yang sesuai bagi siswa. Siswa mempelajari bahan pelajaran dalam struktur kooperatif dan interpersonal, melaksanakan peran yang ditugaskan, membantu siswa lainnya belajar, dan berbagi tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas-tugas kelompoknya. Berdasarkan kecen-derungan mereka dalam memilah bahan pelajaran, guru membuat kelompok-kelompok dengan jumlah anggota berbeda (misalnya berdua, bertiga, berempat atau berlima), kelompok formal atau informal, dam kelompok siswa dengan bakat dan kemampuan berbeda. Dapat juga dibentuk kelompok beranggota siswa dengan minat, bakat dan kemampuan setara. Dengan memilah bahan pelajaran guru dapat memanfaatkan bermacam-macam kriteria untuk mencampur kelompok-kelompok yang telah dibentuk. Umumnya kelompok-kelompok kooperatif ini dicampur berdasarkan kemampuan akademisnya. Kelompok ini dapat juga dicampur berdasarkan jenis kelamin, kekhususan dan minat, kecerdasan, dan usaha belajar.

(8)

4 c. Mediasi

Guru menjembatani keber-hasilan setiap siswa dalam menyelesaikan pelajarannya dengan berbagai cara. Pada setiap cara tersebut selalu termuat minat, timbal balik, makna dan keutamaan. Guru juga dapat menjembatani tantangan, daya saing, serta sikap dan tingkah laku yang akan diambil siswa. Pada saat lainnya, guru menantang siswa untuk berubah, mengartikan arahan, memupuk sikap berbagi, dan mendorong sikap pengendalian diri.

d. Pengendalian diri

Jika suasana mendorong pembelajaran aktif, siswa akan lebih siap menerima norma-norma keterlibatan aktif dan harapan belajar lebih cerdas. Tidak ada strategi berdasarkan riset yang menjadikan guru lebih mudah untuk membentuk norma keterlibatan aktif kecuali dengan pembelajaran kooperatif (Bellanca dan Forgarty, 1991). Dalam edisi ini, Anda akan menemukan bahwa sebagian besar kegiatan dibentuk melalui penggunaan pembelajaran kooperatif secara formal dan informal sebagai sarana yang memungkinkan guru membentuk komunitas pembelajaran yang kuat yang dapat berbagi nilai dan harapan.

Saat guru membangun komunitas pembelajaran di kelas, guru dapat menggunakan strategi dan taktik pembelajaran kooperatif untuk berbagai tujuan:

1) Untuk menangkap timbal balik siswa di awal pelajaran atau tugas dengan segera memicu keterlibatan siswa bersama temannya dalam tugas kooperatif informal seperti gambar-pasang-bagi, atau tugas kolaborasi formal seperti

membuat kumpulan rang-kuman pelajaran-pelajaran sebelumnya.

2) Membangun saling ketertarikan di antara masing-masing siswa yang berbeda dengan membentuk kelompok-kelompok yang akan selalu bekerja sama, membangun rasa saling percaya, dan mengajarkan keterampilan sosial pada kelompok.

3) Menggunakan kelompok-kelompok tugas kooperatif be-serta panduan, peran, tujuan bersama, dan elemen-elemen lainnya agar setiap siswa dalam kelompok turun tangan mengerjakan tugas-tugas dalam pelaksanaan pem-belajaran.

4) Untuk membaurkan siswa-siswa yang cara belajar dan mengerjakan tugas-tugasnya saling berbeda, hingga mereka mulai membentuk komunitas pelajar yang memiliki cakupan luas dan rasa saling ketertarikan.

Dengan pengalaman bekerja sama setiap hari, siswa membuat komunitas kelas yang memenuhi kriteria seperti yang ditetapkan oleh Roger Johnson dan David Johnson (1991) sebagai komunitas kerjasama atau komunitas kolaboratif Komunitas kelas tersebut memiliki:

1) Hubungan interpersonal yang kuat,.

2) Rasa tanggung jawab setiap individu,

3) Berbagi tujuan,interaksi tatap muka dan tukar pikiran setiap hari, dan

4) Berbagi penilaian mengenai proses pembelajaran yang menghasilkan arahan untuk tugas harian.

Pengajaran yang bergerak dari aktivitas pasif menjadi keterlibatan aktif pemikiran siswa, bukanlah hal

(9)

5 yang terjadi serta merta secara ajaib. Keterlibatan aktif dimulai dengan keinginan menyertakan seluruh siswa tanpa melihat kecenderungan kecer-dasannya, kesempatan mendapat keuntungan dari pengajaran yang kaya yang akan mendorong siswa menjadi pelajar yang lebih cerdas. Dengan tujuan mengajar pelajar yang berpikir penuh, yang aktif mengejar ilmu, guru juga akan menjadi lebih aktif terlibat dan membuat perubahan-perubahan berarti dalam cara menyampaikan kurikulum dan mengembangkan potensi belajar setiap siswa. Guru akan segan menggunakan catatan-catatan ringkas dan aturan-aturan cepat. Guru akan menggabungkan dan memasangkan bermacam-macam hasil riset yang mendukung taktik untuk memastikan bahwa siswa tidak hanya belajar lebih banyak, tapi lebih baik dan lebih cepat juga lebih cerdas.

Saat siswa meninggalkan ruang kelas pembelajaran aktif di mana mereka telah secara mendalam terlibat pada penggunaan maksimum kemampuan berpikirnya, mereka pergi dengan bekal padat dan berharga. Bekal ini menyediakan energi bagi pikiran untuk meneruskan belajar jauh setelah siswa meninggalkan ruang kelas.

B. Pembelajaran Al-Qur’an Hadis 1. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran yaitu Proses yang dilakukan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar bagaimana belajar memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan, dan sikap (Dimyati, 1999: 157). Definisi belajar adalah suatu perubahan yang relatif permanen dalam suatu kecenderungan tingkah laku sebagai hasil dari praktek atau latihan.

Meger (1997:54) menyampai-kan beberapa kriteria yang dapat digunakan dalam memilih strategi pembelajaran, yaitu sebagai berikut:

a. Berorientasi pada tujuan pembelajaran

Tipe perilaku apa yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik. Misalnya dalam materi sholat maka strategi yang paling tepat digunakan adalah praktek langsung sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. b. Pilih teknik pembelajaran sesuai

dengan ketrampilan yang diharapkan dapat dimiliki saat bekerja nanti (dihubungkan dengan dunia kerja) misalnya setelah pembelajaran praktek di sekolah siswa bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata.

c. Gunakan media pembelajaran sebanyak mungkin untuk memberikan rangsangan pada indra peserta didik. Artinya, dalam satuan-satuan waktu yang bersamaan peserta didik dapat melakukan aktifitas fisik dan psikis.

Selanjutnya dijelaskan bahwa kriteria pemilihan strategi pembelajaran hendaknya dilandasi prinsip efisiensi dan efektivitas dalam mencapai tujuan pembelajaran dan tingkat keterlibatan peserta didik. Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat diarahkan agar peserta didik dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran secara optimal. Secara umum strategi pembelajaran terdiri atas 5 (lima) komponen yang saling berinteraksi dengan karakter fungsi dalam mencapai tujuan pembelajaran. Yaitu:

a.Kegiatan pembelajaran pendahuluan b.Penyampaian informasi

c.Partisipasi peserta didik d.Tes

e.Kegiatan lanjutan

Pemilihan strategi pembelajaran hendaknya ditentukan berdasarkan kriteria berikut:

a.Orientasi strategi pada tugas pembelajaran.

(10)

6 b.Relevan dengan isi/materi pembelajaran.

c.Metode dan teknik yang digunakan difokuskan pada tujuan yang ingin dicapai.

d.Media pembelajaran yang digunakan dapat merangsang indra peserta didik secara simultan (Hamzah B. Uno, 2007: 7-9).

2. Pengertian Al-Qur’an

Kitab suci umat Islam dinamakan al-Qur’anulKarim, disebut juga Al-Qur’anulMajid atau al-Qur’anul 'Azhim. Kurang lebih mempunyai pengertian yang sama: mulia, terhormat, suci dan agung. Karenanya sudah sepatutnyalah jika penganutnya bersikap dan beradab, memuliakan, menghormati, mensucikan dan memuliakannya.

Perlu juga diketahui bahwa orang yang membaca al-Qur’an adalah orang yang sedang mengucapkan firman Allah, begitu juga pendengar, sedang mendengarkan firman Allah. Mereka pada hakikatnya sedang dialog dengan Allah SWT (dialog spiritual melalui ayat-ayat suci Al-Qur’an). Sudah seharusnyalah mereka memiliki adab-adab tertentu. 3. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran

Al-Qur’an

Pelajaran al-Qur’an merupakan sebagian sub bab dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), yang mana pelajaran al-Qur’an itu mempunyai fungsi dan tujuan. Adapun fungsi mata pelajaran Al-Qur’an dan juga mata pelajaran lainnya adalah untuk memotivasi peserta didik agar mempraktikkan nilai-nilai keyakinan keagamaan dan akhlak karimah dalam kehidupan sehari-hari (Wadud, 2009: iii).

Proses pembelajaran juga tidak dapat dipisahkan dari adanya tujuan pembelajaran. Menurut Robert F. Mager yang dikutib Hamzah B. Uno mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran adalah perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat

dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan tingkat kompetensi tertentu. Kemp dan David E. Kapel memandang bahwa tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan yang menggambarkan hasil belajar yang diharapkan (Hamzah, 2009: 35).

Martinis Yamin memandang bahwa tujuan pembelajaran merupakan sasaran yang hendak dicapai pada akhir pembelajaran, dan kemampuan yang harus dimiliki siswa (Yamin, 2007: 133).

Tujuan pembelajaran merupakan panduan, arah, dan sasaran terhadap tindakan yang dilakukan. Tujuan dapat dijadikan sebagai acuan dalam mengukur tindakan, betul atau salah, berhasil atau gagal (Arief, 2002: 102). Dengan demikian juga tujuan pembelajaran harus dapat memberi gambaran yang jelas tentang bentuk-bentuk tingkah laku yang diharapkan dan dimiliki oleh siswa bentuk-bentuk tingkah laku tersebut banyak ragamnya seperti mengetahui, memahami, bersikap positif, dan mampu melakukan sesuatu pekerjaan (Lukmanul, 2008: 90).

Dalam kegiatan pembelajaran al-Qur’anHadis hendaknya mempunyai tujuan, karena tujuan menuntun kepada sesuatu yang hendak dicapai, atau gambaran tentang hasil akhir dari suatu kegiatan. Dengan demikian, dapat diupayakan berbagai kegiatan ataupun perangkat untuk mencapainya.

Sementara itu, tujuan pembelajaran al-Qur’anHadis, sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No.2 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah, adalah sebagai berikut: a. Meningkatkan kecintaan siswa

(11)

7 b. Membekali siswa dengan

dalil-dalil yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadis sebagai pedoman dalam menyikapi dan menghadapi kehidupan

c. Meningkatkan kekusyukan siswa dalam beribadah, terutama shalat, dengan menerapkan hukum bacaan tajwid serta isi kandungan surat atau ayat dalam surat-surat pendek yang mereka baca.

Melihat penjelasan diatas, maka tujuan pembelajaran al-Qur’anHadis adalah sesuatu yang hendak dicapai setelah kegiatan pembelajaranal-Qur’anHadis atau dengan kata lain tercapainya perubahan perilaku pada siswa sesuai dengan kompetensi dasar setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.

METODE PENELITIAN

Agar dalam penelitian mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan penelitian, maka perlu menggunakan metode-metode penelitian yang sesuai pula dengan data yang diharapkan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode sebagai berikut: 1. Jenis dan Pendekatan

Penelitian ini dapat digolongkan sebagai penelitian Kualitatif lapangan (field research). Penelitian yang prosedurnya menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diambil (Robert dan Steven J, yang dikutip Lexy Moleong, 1993: 3). 2. Metode Penentuan Subjek

a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi Arikunto, 1998: 3).Populasi pada penelitian ini

meliputi Guru

al-Qur’an Hadis dan siswa kelas X SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo. Guru al-Qur’an Hadis yang akan penulis jadikan sebagai subjek penelitian hanya satu, sedangkan siswa yang akan

penulis jadikan sebagai subjek penelitian adalah kelas X RPL dan X TO yang berjumlah 80 orang. b. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sasaran penelitian yang dianggap representatif dari populasi (Winarno Surahmad, 1987). Menurut Suharsimi Arikunto (1996: 109), apabila jumlah subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua, tetapi jika jumlahnya lebih besar dapat diambil antara 10 – 15% atau 20-25% atau lebih dari jumlah populasi. Adapun jumlah guru PAI ada 9 orang, yang terdiri 8 guru al-Qur’an Hadis, masing-masing kelas X, XI, dan XII terdapat 2 guru. Penulis mengambil sampel dari siswa kelas X TO dan siswa kelas XRPL yang berjumlah 80 orang. Jadi jumlah subjeknya akan diambil semua karena jumlahnya kurang dari 100.

c. Teknik Sampling

Teknik Sampling adalah cara yang digunakan untuk mengambil sampel (Sutrisno, 1987: 75). Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik sampling, dimana penulis hanya mengambil beberapa anggota populasi yang kira-kira dapat mewakili jumlah populasi untuk memberikan data-data yang dibutuhkan. Sedangkan teknik sampling dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling , yaitu pemilihan sebagian subjek didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Kusdiyanto, 1997: 30) dimana penulis memilih informan yang dianggap mengetahui secara mendalam tentang informasi dan data-data yang diperlukan.

(12)

8 3. Metode Pengumpulan Data

Untuk dapat memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode, yaitu:

a. Metode Observasi

Metode Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematis fenomena yang diteliti (Suharsimi, 1998: 128). Metode ini penulis gunakan untuk mengamati, mendengarkan, dan mencatat langsung terhadap pelaksanaan Active Learning dalam pembelajaran al-Qur’an Hadis, faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan Active Learning.

b. Metode Interview

Interview adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewee). (Suharsimi, 1998: 126) Maksud penggunaan metode ini adalah untuk mencari data yang berhubungan dengan kurikulum, metode, dan teknik yang digunakan, serta usaha lain dalam kegiatan pembelajaran al-Qur’an Hadis yang dalam hal ini dilakukan dengan kepala sekolah, dan guru al-Qur’an Hadis.

c. Metode Dokumentasi

Metode Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda (Suharsimi, 1998: 159). Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang sejarah berdirinya SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo, struktur organisasi, keadaan karyawan dan guru, keadaan siswa, sarana prasarana dan sebagainya.

4. Metode Analisis Data

Dalam menganalisa data penulis menggunakan metode

kualitatif deskriptif yang terdiri dari tiga kegiatan yaitu pengumpulan data dan sekaligus reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan verifikasi (Miles & Huberman, 1992: 16). Pertama, setelah pengumpulan data selesai melakukan reduksi data yaitu menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan pengorganisasian sehingga data terpilah-pilah. Kedua, data yang telah direduksi akan disajikan dalam bentuk narasi. Ketiga, adalah penarikan kesimpulan dari data yang telah disajikan pada tahap kedua dengan mengambil kesimpulan.

Implementasi Active Learning dalam Pembelajaran Al-Qur’an Hadis

Proses pembelajaran al-Qur’an Hadis di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo dilaksanakan 2 jam dalam satu pekan disetiap kelasnya. Adapun metode yang digunakan adalah:

a. Metode Driill

Yaitu suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari. b. Metode Trueor False

metode ini merupakan aktivitas kolaboratif yang dapat mengajak siswa untuk terlibat ke dalam materi pelajaran dengan segera. Strategi ini menumbuhkan kerjasama tim, berbagi pengetahuan dan belajar secara langsung (Hisyam Zaini, dkk, 2005: 24-25).

c. Metode CardSort

Metode ini sama dengan ujian open book. Secara berkelompok siswa mencari informasi (biasanya tercakup dalam pembelajaran) yang menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada mereka. Metode ini sangat membantu pembelajaran untuk lebih menghidupkan materi yang dianggap kurang menarik (Hisyam Zaini, dkk, 2005: 51-54).

(13)

9 d. Metode Ceramah

Metode ini merupakan metode pengajaran atau pembelajaran yang paling populer di Indonesia bahkan juga di negara-negara maju. Metode ceramah sering disebut dengan lecture atau lecturing (Hisyam Zaini, dkk, 2005: 92). HASIL PENELITIAN

Berdasarkan data yang dipaparkan pada bab III, maka pada bab IV ini penulis akan melakukan analisis data. Adapun hal-hal yang akan dianalisis adalah tentang pelaksanaan Active Learning dalam pembelajaran al-Qur’an Hadis, factor

pendukung dan factor

penghambatnya.Analisis data ini didasarkan pada data-data yang telah diuraikan pada bab III sebagai hasil dari penelitian yang merupakan bukti dari kenyataan yang ada di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo.

A. Pembelajaran Al-Qur’an Hadis

Pelaksanaan pembelajaran al-Qur’an Hadis di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo meliputi tiga tahapan, yaitu : tahap membuka pelajaran, tahap menyampaikan materi dan tahap mengakhiri pelajaran.

1. Membuka Pelajaran

Membuka pelajaran merupakan aktivitas yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana kelas yang tenang dan kondusif, sehingga siswa siap untuk menerima pelajaran.

Guru yang diwawancarai dan diobservasi saat mengajar telah membuka pelajaran dengan salam dan membaca muqoddimah sederhana, guru juga mengadakan murojaah (pengulangan) materi yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya sebelum memasuki materi baru. Murojaah dilakukan dengan cara mengulas sedikit materi yang telah disampaikan sebelumnya dengan mengajukan beberapa pertanyaan pada siswa dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana penguasaan siswa terhadap materi yang telah disampaikan. Hal ini

dilakukan untuk mengkondisikan siswa agar terpusat pada kondisi kegiatan belajar mengajar.

Cara yang dilakukan guru dalam membuka pelajaran sudah sangat baik, hal ini terbukti bahwa para guru telah melakukan apersepsi dan memberikan pertanyaan kepada siswa sebelum memasuki materi baru. 2. Menyampaikan Materi

Dalam proses kegiatan belajar mengajar, seorang guru dianggap mampu menyampaikan materi pelajaran jika dalam penyampaiannya sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat sebagai pedoman pengajaran. Dari hasil wawancara dengan guru al-Qur’an Hadis, telah ditemukan bahwa mereka telah menyampaikan materi pelajaran dengan baik, penyampaian materi pelajaran telah disesuaikan dengan kurikulum yang telah ditetapkan pihak sekolah.

Dalam penyampaian materi, selain menggunakan metode ceramah guru juga menggunakan metode belajar aktif. Metode tersebut disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan dan sesuai kondisi siswa, sehingga dengan metode tersebut siswa diharapkan mampu berperan aktif dalam setiap aktivitas pembelajaran dan materi yang disampaikan akan mudah diterima oleh siswa.

3. Mengakhiri atau Menutup Pelajaran Mengakhiri atau menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri proses kegiatan belajar mengajar. Usaha ini dimaksudkan untuk memberi gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa, dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar.

Dalam menutup pelajaran, guru memberikan motivasi belajar pada siswa, merangkum materi yang

(14)

10 baru disampaikan serta memberi tugas pada siswa. Hal ini bertujuan agar siswa tidak mudah lupa terhadap materi yang telah disampaikan.

B. Metode Pembelajaran Al-Qur’an Hadis Sebelum menerapkan sebuah metode pembelajaran, guru harus terlebih dahulu melihat apakah metode tersebut relevan dengan materi yang akan disampaikan serta kondisi kelas, karena hal itu dapat mempermudah dan memperlancar dalam proses kegiatan belajar mengajar.

Berdasarkan hasil observasi kelas, telah ditemukan bahwa dalam proses pembelajaran al-Qur’an Hadis, guru masih sedikit menggunakan berbagai metode yang bervariasi. Guru masih monoton menggunakan satu metode. Dalam penelitian ini, penulis meyajikan berbagai metode belajar aktif, diantaranya adalah : a. Driilll

Metode ini biasanya digunakan pada materi yang melibatkan banyak bacaan ayat al-Qur’an. Dengan strategi ini siswa dituntut untuk fokus dalam indra penglihatan dan pendengaran, agar bacaan yang di baca sesuai dengan makhraj dan tajwidnya.

b.True or False ( benar atau salah ) Strategi ini merupakan aktivitas kolaboratif yang dapat mengajak siswa untuk terlibat kedalam materi pembelajaran dengan segera. Strategi ini menumbuhkan kerja sama tim, berbagai pengetahuan dan belajar secara langsung. Metode ini biasanya digunakan pada materi tajwid, untuk mengukur sejauh mana penguasaan siswa dalam mengategorikan bacaan tajwid yang benar.

c. Card Sort (Sortir Kartu)

Aktivitas ini adalah cara yang istimewa dalam pemberian materi kepada setiap peserta didik, kesempatan untuk melatih ingatan siswa dalam menerjemahkan bacaan al-Qur’an. Metode ini biasanya digunakan dalam materi al-Qur’an yang disertai dengan

terjemahannya, untuk memperlancar siswa dalam menerjemahkan ayat dengan baik dan benar.

d. Ceramah

Metode ini sangat sering digunakan dalam berbagai pelajaran, salah satunya adalah pelajaran al-Qur’an Hadis. Materi yang cocok dalam pembelajaran ini biasanya materi yang banyak melibatkan cerita cerita, seperti materi Hadis yang banyak mengandung cerita di dalam ayatnya.

Berdasarkan beberapa metode yang digunakan, maka dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran al-Qur’an Hadis di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo cukup bagus. Karena dari beberapa metode di atas dapat mencakup beberapa aspek, baik kognitif, afektif, dan psikomotorik, serta hubungan sosial kekeluargaan yang terjalin antara siswa dan guru.

Adapun untuk menunjang pengembangan strategiActive Learningdalam pembelajaran al-Qur’an Hadis juga dilaksanakan kegiatan pembelajaran di luar mata pelajaran yang bervariasi, seperti :

a. Iqro’

Kegiatan ini di wajibkan bagi peserta didik yang sama sekali belum bisa membaca al-Qur’an dan yang belum lancar dalam membaca. Iqro’ ini sekaligus sebagai ajang belajar siswa untuk memperdalam makhraj beserta bacaan tajwid yang benar. Kegiatan tersebut mendapat apresiasi dari pihak sekolahan karena sangat menunjang dan meningkatkan kualitas bacaan al-Qur’an terhadap peserta didik. Waktu pelaksanaannya pada saat pembelajaran selesai, selama 2 kali dalam seminggu.

b. Qiro’ah

Kegiatan ini tidak jauh beda dengan kegiatan Iqro’ di atas, namun ada sedikit perbedaan mengenai karakteristik peserta didik. Peserta didik yang mengikuti kegiatan ini

(15)

11 biasanya siswa yang sudah mampu dan lancar membaca al-Qur’an dengan benar. Sehingga dalam kegiatan ini peserta didik lebih mendalami al-Qur’an dengan melantunkan ayat-ayat dengan merdu.

Berdasarkan keterangan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa beberapa kegiatan penunjang tersebut sangat membantu dalam pengembangan Active Learning. Karena selain siswa terbiasa aktif dalam aktivitas pembelajaran melalui kegiatan tersebut, juga akan terlihat sejauh mana siswa mampu menguasai bacaan al-Qur’andengan tajwid baik dan benar.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan analisis pada bab IV, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran al-Qur’an Hadis di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo dilakukan dengan tiga tahap yaitu : tahap membuka pelajaran, tahap menyampaikan materi dan tahap mengakhiri pelajaran. a. Membuka pelajaran merupakan

aktivitas yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana kelas yang tenang dan kondusif, sehingga siswa siap untuk menerima pelajaran.

b. Menyampaikan materi merupakan aktivitas yang dilakukan oleh setiap guru dalam proses terjadinya suatu pembelajaran.

c. Mengakhiri pelajaran merupakan aktivitas yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri proses kegiatan belajar mengajar.

2. Para guru sebelumnya sudah menggunakan beberapa metode. namun media yang digunakan masih sedikit.Setidaknya guru al-Qur’an Hadis khususnya sudah mulai menggunakan berbagai metode yang bervariasi dalam pembelajaran al-Qur’an Hadis. Mereka tidak hanya monoton menggunakan satu metode, tetapi juga menggunakan berbagi metode belajar aktif. diantaranya adalah: Driill, True or False ( benar atau salah ), Card Sort (sortir kartu) dan ceramah.

a. Driill yaitu metode belajar aktif yang melibatkan siswa dalam kegiatan-kegiatan latihan, sehingga siswa memiliki ketangkasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari.

b. True or False yaitu aktivitas kolaboratif yang dapat mengajak siswa untuk terlibat ke dalam materi pelajaran dengan segera.

c. Card Sort yaitu metode yang memusatkan siswa secara berkelompok untuk mencari informasi (biasanya tercakup dalam pembelajaran) yang menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada mereka.

d. Ceramah yaitu aktifitas pembelajaran yang melibatkan guru dalam menyampaikan materi dengan cara membacakan dan menjelaskan materi. 3. Untuk menunjang pengembangan

strategiActive Learning juga dilaksanakan kegiatan pembelajaran yang bervariasi, seperti kegiatan tersebut adalah : Iqro’ dan Qiro’ah.

a. Iqro’ merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang diberikan kepada siswa yang belum bisa dan belum lancar dalam membaca al-Qur’an. Aktifitas ini untuk melatih siswa agar dapat dan lancar dalam membaca al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai dengan tanda baca.

b. Qiro’ah merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang diberikan kepada siswa yang sudah mampu dan lancar dalam membaca al-Qur’an, kemudian dibimbing agar dapat melantunkan ayat-ayat dengan nada-nada yang sudah dipersiapkan.

4. Faktor Pendukung :

a. Lingkungan gedung yang strategis dan nyaman untuk kegiatan belajar mengajar.

b. Fasilitas yang cukup memenuhi untuk pelaksanaan strategiActive Learning.

c. Sebagian besar tenaga pengajar yang ada adalah lulusan Ilmu Kependidikan dan Tarbiyah, sehingga sedikit banyak mereka menguasai strategi tersebut.

(16)

12 d. Proses kegiatan belajar yang

menyenangkan sangat diisukai siswa. 5. Faktor Penghambat :

a. Kuatnya pengaruh budaya pola pembelajaran kurikulum lama terhadap para peserta didik.

b. Penyediaan alokasi waktu atau jam mengajar yang masih relatif kurang. c. Masih ada beberapa siswa yang

membuat keributan saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

d. Kecepatan dalam menerima pembelajaran siswa tidak sama. Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, maka saran yang penulis sampaikan adalah:

1. Kepada Pengelola Sekolah :

a. Hendaknya peluang-peluang yang ada dapat dipergunakan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin demi tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan.

b. Hendaknya kendala-kendala yang ada segera diidentifikasi untuk kemudian ditentukan skala prioritas penanganannya agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.

2. Kepada guru al-Qur’an Hadis hendaknya pelaksanaanActive Learninglebih dikembangkan dengan berbagai stratergi yang variatif, menarik dan menyenangkan, serta sesuai dengan karakteristik anak dan perkembangan jiwanya.

3. Kepada para calon pendidik, hendaknya lebih meningkatkan ilmu pengetahuan dan wawasannya, terutama dalam penggunaan metode pembelajaran yang relevan dengan materi yang akan disampaikan dan kondisi kelas. DAFTAR PUSTAKA Ahmad Subkhan. 2009. StudiPenerapanMetode Al-MahirDalamPembelajaran Al-Qur’an Di Ppq Al-Mahir, Gawanan, Colomadu.Karanganyar.UniversitasMuhamm adiyah Surakarta.

Arief, S. 2006. Media Pengajaran (Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatan). Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada.

Arikunto, Suharsimi. 1989. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: RinekaCipta.

_________________. 1996. Pengelolaan Kelas dan Siswa.Jakarta: CV. Rajawali.

Ash-Shiddieqi, Hasbi. 1975. Pengantar Hukum Islam I. Jakarta: Bulan Bintang.

_________________. 1984. Al-Qur’an Terjemah. Jakarta: Depag RI.

_________________. 1993. PengantarIlmuFiqih. Jakarta: Bulan Bintang.

Barkley, Elizabertdkk (penerjemah: NarulitaYusron). 2005. Collaborative Learning Techniques (teknik-teknikpembelajarankolaboratif). Bandung: Nusa Media.

Depag RI. 2007. Al-Qur’an danTerjemahannya. Surakarta: Media Insani Publishing.

Dimyati, dkk. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. RinekaCipta.

Emzir. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press. Gasalbha, Sidi. 1984. Asas Ajaran Islam.

Jakarta: PT. Bulan Bintang.

Hadi, Sutrisno. 1987. Metodologi Research. Yogyakarta:

YayasanPenerbitanFakultasPsikologi UGM.

Hakim, Lukmanul. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana.

(17)

13 http://Filsafat.Kompasiana.com/2011/08/05/ef

-cara-membaca-al-Qur’an-386430.html. diakses pada tanggal 12 Februari 2013, pukul 14.00.

Humaidi, M. 2009. PelajaranTajwid. Jakarta: Wang Samerta.

Juzairi, Abu Bakr Jabir. 2003. Minhajul Muslim. Jakarta: DarulFalah.

Kusdiyanto. 1997. Metodologi Penelitian (Buku Pegangan Ilmiah). Surakarta: Fakultas Ekonomi UMS.

Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.

Martinus, Yamin. 2007. Profesialisasi Guru danImplementasi KTSP. Jakarta: GaungPersada Press.

Milles, Matthew B. Haberman, Michael. 1992. Analisa Data Kualitatif. Jakarta: UI-Press.

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: RemajaRosdakarya. Muhammad Qosim. 2010. ImplementasiMetode Al-QosimiDalamPembelajaranTahfidz Di SMP Muhammadiyah 8 Surakarta TahunPelajaran 2010/2011.Surakarta UniversitasMuhammadiyah Surakarta. Muhammad Anwaruddin. 2011. PelaksanaanPembelajaranPendidika n Agama Islam DenganMetodeAmtsal di SDN Purwotomo no.97 Surakarta. UniversitasMuhammadiyah

Surakarta.

Muhibbin, Syah. 2008. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: RemajaRosdaKarya.

Nata, Abuddin. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta:Kharisma Putra Utama.

Ridho, Muhammad. 2010. Islam, TafsirdanDinamikaSosial (IkhtiarmemaknaiAjaran Islam). Yogyakarta: PenerbitTeras. Salam, Burhanuddin. 2002. PengantarPedagogik (dasar-dasarilmumendidik). Jakarta: PT. RinekaCipta.

Silberman, Mel. Komaruddin Hidayat. 2009. AL 101 Strategi Pembelajaran

Al-Qur’an Hadis. Yogyakarta: Aktif

Insan Mandiri.

Silberman. Melvin. 1989. AL 1001 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nusamedia.

_______________. 1998. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito.

_______________. 2001.

MetodedanTeknikPembelajaranPartisi pasif. Bandung: Falah Production. _______________. 2004. AL: 101 Cara

Belajar Aktif. Bandung: Falah Production.

Silbermandan Ahmad Rivai. 2001. Media Pembelajaran. Bandung: SinarBaruAgensindo. SitiAsniyati. 2012. StrategiPembelajaranTahfidz Al-Qur’an di Al-ManarPabelan, KartosuroTahunPelajaran 2011/2012.Sukoharjo.UniversitasMu hammadiyah Surakarta.

Subyantoro. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: Unnes Press.

Sudjana, Nana. 1989. Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: SinarBaru.

____________. 1991. Teori-teori Belajar untuk Pengajaran. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

(18)

14 ___________. 1996. CBSA dan Proses

Belajar Mengajar. Bandung: SinarBaruAlgensindo.

___________. 1998. Dasar-dasar Pembelajaran. Bandung: SinarBaruAlgensindo.

Suparta, Munzierdkk. 1993. Ilmu Hadits. Jakarta: PT. RajagrafindoPersada. Surachmad, Winarno. 1987. PengantarPenelitianIlmiah; Dasar, MetodedanPraktek.Bandung: Tarsito. Suryosubroto, S. 1997. Proses BelajarMengajar di Sekolah.Jakarta: RinekaCipta.

Tim Penyusun Kamus. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Uno, Hamzah B. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. _____________. 2009. Mengelola

Kecerdasan dan Pembelajaran Sebuah Konsep Pembelajaran Berbasis Kesadaran.Jakarta: Bumi Aksara. Usman, Moh. Uzer& Lilies Setiawati. 1993.

Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. RemajaRosdakarya, Bandung.

UU Sisdiknas. 2005. Undang-UndangRepublik Indonesia tentangSiskiknas. Surabaya: Media Centre.

UU Guru dan Dosen. 2006. Himpunan Undang-Undang Guru dan Dosen. Bandung: Fokus Media.

Wadud, Abd. 2009. Pendidikan Agama Islam Al-Qur’an Hadis Madrasah TsanawiyahKelas VII.Semarang: KaryaToha Putra.

Wijaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.

Yusuf, Tayar. 1997. Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab.Jakarta: Rajawali Pers.

Zaini, Hisyam, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Aktif, InsanMadanidan CTSD.

Referensi

Dokumen terkait

Pemahaman Siswa terhadap Penyimpangan Sosial yang Diakibatkan oleh Penyalahgunaan Narkotika…..

Fasilitas yang ada di Rumah Potong Hewan (RPH) Cahaya 9 di Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi memenuhi ketentuan sebesar 46,88% berdasarkan Peraturan Menteri

a) Penerimaan apa jua jenis Hadiah Peribadi oleh Kakitangan SESB daripada pihak luar semasa menjalankan tugas mereka dengan SESB juga dilarang sama sekali. b) Semua bentuk Hadiah

Sementara itu 2 (dua) Kota di Provinsi Jawa Tengah, Kota Surakarta memiliki kepadatan penduduk per kilo meter persegi lebih tinggi daripada Kota Semarang yaitu 12.140,36 jiwa/km 2

Bukit Asam (persero) Tbk merupakan Aplikasi Pengolahan Data Layanan Umum yang dibangun untuk memproses permohonan karyawan yang tujuan untuk memenuhi

For military organizations in Indonesia, this implies that the operationalization of the dominant variables in this study (PU, PEOU, CP, CSE, ER, and PSQ) should be followed to

Berdasarkan hasil analisis data, diketahui bahwa Rata-rata nilai kemampuan berbicara siswa kelas XI SMA negeri 1 Lengayang Pesisir Selatan tanpa menggunakan metode

1 Tahun 1974 dan Pasal 40 huruf a Kompilasi hukum Islam, sehingga perkawinan tersebut dianggap tidak sah dan alasan penetapan hakim dalam perkara nomor 85/Pdt.P/2017/PA.Bn