• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Industri Kimia Ammonium Sulfat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Proses Industri Kimia Ammonium Sulfat"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Amonium Sulfat

Disusun Oleh :Adrianus Atma A. 21030113120105M. Faisal El Hakim 21030115120015M. Daniyal Yas’ad 21030115130180Triyanah 21030115120090Ahmad Afif R. 21030115120098Virgitha Rizqia A. 21030115140207

TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG 2016

(2)

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga Makalah yang berjudul “Amonium Sulfat” ini dapat terselesaikan dengan baik.

Penyusunan makalah ini ditujukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Proses Industri Kimia sekaligus mempelajari dan menambah wawasan tentang Amonium Sulfat. Selesainya penyusunan laporan ini berkat bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini terima kasih disampaikan kepada:

1 Allah Yang Maha Esa;

2 Bapak Ir. Slamet Priyanto, MS. selaku dosen mata kuliah Proses Industri Kimia Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro;

3 Semua pihak yang telah membantu tersusunnya makalah ini. Makalah ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu diharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga Makalah Amonium Sulfat ini bermanfaat bagi semua pihak.

Semarang, 20 September 2016

Penyusun

DAFTAR ISI

(3)

PRAKATA...ii

DAFTAR ISI...vi

BAB I...1

PENDAHULUAN...1

I.1. Latar Belakang...1

I.2. Permasalahan...3

I.3.Tujuan...3

BAB II...4

TINJAUAN PUSTAKA...4

2.1 Reaksi dan Mekanisme Reaksi ...4

2.2 Karakteristik amonium sulfat ...5

2.3 Proses Pembuatan Amonium Sulfat...5

2.4 Kondisi Operasi...6 BAB III...7 3.1 Tinjauan Thermodinamika...7 3.2 Tinjauan Kinetika...8 BAB IV...10 PENUTUP...10 4.1. Kesimpulan...10 4.2. Saran...10 DAFTAR PUSTAKA...11 BAB I iii

(4)

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Alkimiawan abad ke-8 Abu Musa Jabir bin Hayyan (Geber) dipercayai sebagai penemu asam sulfat. Asam ini kemudian dikaji oleh alkimiawan dan dokter Persia abad ke-9 Ar-Razi (Rhazes), yang mendapatkan zat ini dari distilasi kering mineral yang mengandung besi(II) sulfat heptahidrat, FeSO4 • 7H2O, dan tembaga(II) sulfat pentahidrat, CuSO4 • 5H2O. Ketika dipanaskan, senyawa-senyawa ini akan terurai menjadi besi(II) oksida dan tembaga(II) oksida, melepaskan air beserta sulfur trioksida yang akan bergabung menjadi larutan asam sulfat. Metode ini dipopulerkan di Eropa melalui terjemahan-terjamahan buku-buku Arab dan Persia.

ada abad ke-17, kimiawan Jerman Belanda Johann Glauber membuat asam sulfat dengan membakar sulfur bersamaan dengan kalium nitrat, KNO3, dengan keberadaan uap. Kalium nitrat tersebut terurai dan mengoksidasi sulfur menjadi SO3, yang akan bergabung dengan air membentuk asam sulfat. Pada tahun 1736, Joshua Ward, ahli farmasi London, menggunakan metode ini untuk memulai produksi asam sulfat berskala besar.

Pada tahun 1746 di Birmingham, John Roebuck mengadaptasikan metode ini ke dalam suatu bilik, yang dapat menghasilkan asam sulfat lebih banyak. Proses ini disebut sebagai proses bilik, yang mengijinkan produksi asam sulfat secara efektif. Setelah berbagai perbaikan, metode ini menjadi proses standar produksi asam sulfat selama hampir dua abad.

Pada tahun 1831, saudagar asam cuka Britania Peregrine Phillips mematenkan proses kontak, yang lebih ekonomis dalam memproduksi sulfur trioksida dan asam sulfat. Sekarang, hampir semua produksi asam sulfat dunia menggunakan proses ini.

(5)

Amonium sulfat atau (NH4)2SO4 adalah garam anorganik yang memiliki beberapa kegunaan, seperti sebagai pupuk pengaya hara tanah atau sebagai bahan tambahan makanan. Amonium sulfat di Indonesia lebih dikenal dengan nama pupuk ZA (zwavelzure ammoniak) yang berasal dari bahasa Belanda. Dalam pupuk ini terkandung senyawa sulfur dalam bentuk anion sulfat yang mudah diserap tanaman, dan senyawa nitrogen dalam bentuk kation amonium yang mudah melepas hidrogen. Wujud dari pupuk amonium sulfat atau ZA ini mirip dengan wujud pupuk urea, yaitu kristal putih seperti garam dapur. Pupuk urea memiliki kandungan nitrogen dua kali lebih banyak dibanding pupuk ZA. Pupuk ZA merupakan pilihan terbaik untuk memenuhi kebutuhan unsur hara belerang pada tanaman dan cocok untuk tanah yang bersifat basa.Pupuk ZA banyak digunakan untuk tanaman tebu, karena jika digunakan pupuk urea, tanaman tebu akan mengalami keracunan.

Selain sebagai pupuk, amonium sulfat juga berperan penting dalam bidang industri maupun kesehatan yaitu :

a. Ammonium sulfat tercantum sebagai bahan racikan untuk banyak vaksin Amerika Serikat setiap Pusat untuk Pengawasan Penyakit b. Ammonium sulfat digunakan sebagai zat aditif yaitu pengatur

keasaman dalam tepung dan roti.

c. Ammonium sulfat digunakan pada skala kecil dalam pembuatan garam-garam ammonium lain, khususnya ammonium persulfat

dan masih banyak lagi manfaat dari pupuk Amonium Sulfat. Oleh karena itu pentingnya mengetahui tentang Amonium Sulfat serta pembuatannya.

(6)

1.2 Permasalahan

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki penanan penting dalam alur perekonomian dunia. Hal ini dikarenakan Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pekerjaan utama dalam bidang pertanian. Berkembangnya sektor pertanian dalam negeri, memberikan efek yang signifikan dalam pemenuhan kebutuhan pupuk dalam negeri. Hal inilah yang menyebabkan kebutuhan pupuk didapatkan dengan cara impor dari negara tetangga. Salah satu pupuk yang diimpor adalah pupuk Amonium Sulfat atau biasa disebut dengan pupuk ZA (zwavelzure ammoniak).

1.3 Tujuan

1. Untuk mempelajari tentang Amonium Sulfat

2. Memahami reaksi yang terjadi dan cara pembuatannya 3. Mengetahui karakteristik dari Amonium Sulfat

4. Mempelajari konversi maksimal dan kondisi operasi optimal

2

(7)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Reaksi dan Mekanisme Reaksi

Proses pembuatan ammonium sulfat [(NH4)2SO4] dengan metode reaksi netralisasi asam – basa dapat berlangsung menggunakan bahan baku ammonia (NH3) sebagai basa dan asam sulfat (H2SO4) sebagai asam. Reaksi ini berlangsung dalam fasa gas-cair dimana ammonia pada fasa gas dan asam sulfat pada fasa cair. Produk yang dihasilkan berupa kristal ammonium sulfat [(NH4)2SO4] yang tercampur dalam larutan mother liquor . berikut merupakan reaksi dari pembuatan amonium sulfat

( Sumber : Perwita,2011 )

Menurut teori Bronsted-Lowry (Vogel, 1979), mekanisme reaksi pembuatan ammonium sulfat [(NH4)2SO4] yaitu :

mekanisme reaksi berdasarkan teori Bronsted-Lowry yang mendasarkan pada reaksi asam-basa, dimana asam sebagai pendonor proton dan basa sebagai penerima proton (akseptor). Asam Sulfat (H2SO4) akan terurai menjadi sebuah proton (H+) dan sebuah basa konjugat (HSO4-).Selanjutnya, basa konjugat HSO4- akan terurai menjadi sebuah proton (H+) dan sebuah basa konjugat SO42-. Dua buah proton(H+) yang terbentuk akan bereaksi dengan basa (NH3) membentuk asam konjugat

(8)

NH4+. Asam konjugat ini akan bereaksi dengan basa konjugat SO42- membentuk Ammonium Sulfat atau (NH4)2SO4.

( Sumber : Mita,2012 )

2.2 Karakteristik amonium sulfat 2.2.1 Sifat fisika :

• Rumus molekul : (NH4)2SO4 • Warna putih

• Bentuk powder • Titikleleh : 5130C • Specific gravity : 1,77

• Larut dalam air dan ammonia. • Berat molekul : 128

• Reaksi antara : 2NH3 + H2SO 4 → (NH4)2SO4

2.2.2 Sifat kimia :

• Ammonium sulfat merupakan senyawa yang mempunyai tingkat keracunan yang rendah

• Tidak mudah terbakar

2.2.3 Rumus Bangun

( Sumber : Wikipedia, n.d )

2.3 Proses Pembuatan Amonium Sulfat

Proses pembuatan ammonium sulfat [(NH4)2SO4] dengan metode reaksi netralisasi asam – basa dapat berlangsung menggunakan bahan baku

4

(9)

ammonia (NH3) sebagai basa dan asam sulfat (H2SO4) sebagai asam. Reaksi ini berlangsung dalam fasa gas-cair dimana ammonia pada fasa gas dan asam sulfat pada fasa cair. Produk yang dihasilkan berupa kristal ammonium sulfat [(NH4)2SO4] yang tercampur dalam larutan mother liquor.

Berikut merupakan diagram alir pembuatan amonium sulfat

( Sumber : Novembri,2011 )

2.4 Kondisi Operasi

Pemilihan kondisi operasi pada suhu 105-1100C dan tekanan 1 atm dengan pertimbangan bahwa pada suhu yang terlalu tinggi asam sulfat akan membentuk aerosol dan bereaksi dengan gas amonia menjadi amonium bisulfat [NH4HSO4].

Senyawa amonium bisulfat ini berupa kristal putih yang bersifat korosif dan berbahaya, seperti menyebabkan iritasi pada kulit. Pembentukan amonium bisulfat bisa terjadi jika temperatur reaksi jauh lebih dari 1000C dan melebihi temperatur leleh ammonium sulfat (235-2800C). Akan tetapi apabila temperatur reaksi terlalu rendah dapat menyebabkan konversi reaksi menjadi kecil (kurang maksimal).

(Novembri.2011) BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Tinjauan Termodinamika

(10)

Untuk menentukan sifat reaksi apakah berjalan secara eksotermis atau endotermis, maka perlu pembuktian dengan menggunakan panas

pembentukan standar ( Hof ) pada tekanan 1 atm dan suhu 298,15 K dari reaktan dan produk.

2NH3 (g) + H2SO4 (l ) (NH4)2SO4 (s) + Q

H0f reaksi = H0f produk - H0f reaktan H0f (NH4)2SO4 = -282,23 kkal/mol

H0f NH3 = -11,02 kkal/mol H0f H2SO4 = -194,55 kkal/mol

H0f reaksi = ( -282,23 )- ( -11,02 )-(-194,55 ) = -65,4 kkal/mol

Dari perhitungan H0f reaksi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa reaksi pembentukan amonium sulfat bersifat eksotermis.

Reaksi bersifat dapat balik (reversible) atau searah (irreversible) dapat ditentukan secara termodinamika, yaitu berdasarkan persamaan Van’t Hoff

( 2.1 ) dengan,

G0 = -RT ln K ( 2.2 )

sehingga,

( 2.4 )

Jika H0 merupakan perubahan enthalpy standar ( panas reaksi ) dan dapat diasumsikan konstan terhadap suhu, maka persamaan ( 2.3 ) dapat di integralkan menjadi :

ln

Data- data energi bebas Gibbs ( Gibbs Heat of Formation ) : G0f (NH4)2SO4 = -215,56 kkal/mol

G0f NH3 = -3,94 kkal/mol G0f ( l ) H2SO4 = -164,93 kkal/mol

(11)

G0f total = ( -215560 )-(-3940 x 2 )-(-164930) = - 42750 kal/mol

K standar pada suhu 298,15 K = e (-G/RT)

= e ( 42750/(1,987 x 298,16)) = 2,18 x 1031

Harga K yang sangat besar menunjukkan bahwa reaksi pembentukan ammonium sulfat bersifat searah ( irreversible )

3.2 Tinjauan Kinetika Reaksi

Secara umum derajad kelangsungan reaksi ditentukan oleh konstanta kecepatan reaksi ( k ), orde reaksi dan konsentrasi reaktan.

Persamaan kecepatan reaksi pembentukan ammonium sulfat adalah sebagai berikut :

kc = e (-1878/RT ) pada

T = 378 0C

Kc = Konstanta kecepatan reaksi

Kb = Konstanta Boltzman = 2,04666 kal/mol

h = konstanta planck = 9,8204391 x 10-11 kal.s/gmol k = Probabilitas reaksi, asumsi = 1

G = Energi bebas Gibbs = -42750 kal/gmol Maka, nilai k sebesar = 3,126 x 1010 m3/kg mol detik

untuk reaksi yang bersifat eksotermis, maka kenaikan suhu akan menaikkan kecepatan reaksi dari segi termodinamik. Temperatur tertinggi yang dipilih mempertimbangkan pembentukan produk kristal yang terjadi

setelah nilai k diketahui, maka dapat dihutung konversi dengan

-ln (1- Xa) = kt

-ln (1-Xa) = 3,126 x 1010 m3/kg mol detik

(12)

Xa = 0,031025

(13)

BAB IV PENUTUP

4.1 Simpulan

Proses pembuatan amonium sulfat didasarkan pada tinjauan termodinamika serta tinjauan kinetika. Hal ini bertujuan agar proses produksi amonium sulfat dapat menghasilkan produk yang lebih berkualitas dan efisien. Selain itu, pembentukan amoium sulfat didasarkan pada kondisi operasi yang optimal, hal ini dilakukan untuk mendapatkan produk sesuai dengan yang diinginkan

4.2 Saran

Menggunakan proses pembuatan amonium sulfat yang paling efektif dan efisien agar menghasilkan produk yang maksimal dan dalam pemilihan metode pembuatan ammonium sulfat yang harus diperhatikan adalah ketersediaan bahan baku, kemudahan proses, kemurnian produk dan dan yang terpenting adalah sisi ekonomis.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Amonium_sulfat. Amonium Sulfat. Diakses pada 23 September 2016.

Mita,Fauziah.2012.Prarancangan Pabrik Amonium Sulfat dari Karbondioksida,Amonia,danKalium Sulfat dengan Proses Merserburg Kapasitas 200.000 Ton/Tahun. Diakses dari perpustakaan.uns.ac.id pada 28 Agustus 2016.

Novembri.2011. Kegunaan Amonium Sulfat .diakses dari http://irbmevonnovembri. blogspot.co.id/ 2011/08/proses-pembuatan-ammonium-sulfat.html pada 21 Agustus 2016.

Perwita,Husani.2011. Prarancangan Pabrik Kimia Pabrik Amonium Sulfat dari Amonia dan Asam Sulfat Kapasitas 250.000 Ton/ Tahun. diakses dari https://core.ac.uk/download/ pdf/11737255.pdf pada 18 Agustus 2016.

Levenspiel, Octave. 1957. Chemical Reaction Engineering. Second edition.

Vogel.1979.Buku Teks Analisis Kimia Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta : PT Kalman Media Pustaka.

Referensi

Dokumen terkait

Bahan baku pembuatan asam fenil asetat adalah benzil.. sianida dan asam

Judul Tugas Akhir ini adalah Prarancangan Pabrik Amonium Sulfat dari Amoniak dan Asam Sulfat denngan Proses Netralisasi Kapasitas 25.000 Ton Per Tahun.. Adanya prarancangan pabrik

Pembuatan alumunium sulfat pada pabrik ini menggunakan proses kaolin dan asam sulfat dengan pertimbangan bahan baku yang tersedia cukup banyak di Indonesia, kondisi

Pembuatan amonium nitrat merupakan proses netralisasi yang merupakan reaksi antara asam nitrat dan amonia, membentuk amonium nitrat dengan Proses Uhde.. Reaksi netralisasi

Penentuan kadar natrium bikarbonat dengan menggunakan metode asidimetri berdasarkan reaksi netralisasi dimana sampel yang bersifat basa dititrasi dengan larutan baku

Pada reaksi pembuatan asam sulfat dengan proses kontak, sebutkan cara-cara yang ditempuh untuk memperoleh asam sulfat yang optimum1. Pada reaksi pembuatan amonia dengan

Pembuatan Asam Sulfat Menurut Proses Kontak Industri lainnya yang berdasarkan reaksi kesetimbangan yaitu pembuatan asam sulfat yang dikenal dengan proses kontak. Reaksi yang

Pada tahap ini terjadi reaksi netralisasi antara amonium karbonat yang tidak bereaksi pada reaktor dengan asam sulfat sehingga membentuk amonium sulfat tambahan..