• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. INHUTANI II (PERSERO) SUB UNIT MALINAU KABUPATEN MALINAU KALIMANTAN UTARA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. INHUTANI II (PERSERO) SUB UNIT MALINAU KABUPATEN MALINAU KALIMANTAN UTARA."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL)

DI PT. INHUTANI II (PERSERO) SUB UNIT MALINAU

KABUPATEN MALINAU KALIMANTAN UTARA

Oleh :

ACHMAD ROSIHAN GHALI

NIM. 100 500 001

PROGRAM STUDI

MANAJEMEN HUTAN

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

2013

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Laporan PKL : Laporan Pelaksanaan Kegiatan Praktik Lapang Di PT. Inhutani II Sub Unit Malinau Kabupaten Malinau

Nama : Achmad Rosihan Ghali

NIM : 100 500 001

Program Studi : Manajemen Hutan

Jurusan : Manajemen Pertanian

Lulus ujian pada tanggal : Pembimbing, Ir. Hasanudin, MP NIP. 19630805 198903 1 005 Penguji I, Ir. HM. Yusri, MP NIP. 19630328 198903 1 005 Penguji II,

Agustina Murniyati, S,Hut, MP NIP. 19720803 199802 2 001

Mengesahkan,

Ketua Program Studi Manajemen Hutan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Ir. M.Fadjeri, MP

(3)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatulahi wabarakatuh,

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas-tugas selama Praktik Kerja Lapangan (PKL) 2013 di PT. Inhutani II Sub Unit Malinau, Pengolahan Hutan Alam Lestari atau dikenal dengan TPTI, Kabupaten Malinau Provinsi Kalimatan Utara dan hingga selesainya penyusunan laporan ini.

Keberhasilan dan kelancaran dalam pelaksanaan PKL ini juga tidak lepas dari peran serta dan bantuan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Keluarga yang telah memberikan motivasi dan doa kepada Kami selama melaksanakan kegiatan PKL di PT.Inhutani II Sub Unit Malinau (Eksploitasi dan Industri Hutan) Di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara.

2. Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Malinau yang telah memfasilitasi selama kegiatan PKL

3. Bapak YP. Kurniawan, S.Hut selaku Kepala Sub Unit PT. Inhutani II yang selalu memberikan motivasi dan semangat.

4. Bapak Jasa Marpaung, selaku Kepala Urusan Produksi daerah Semamu yang selalu memberikaan wejangan dan motivasi.

5. Bapak Syahril, selaku Kepala Pembinaan Hutan daerah Malinau yang selalu mengajarkan tata cara kegiatan dalam Persemaian.

6. Karyawan dan karyawati PT. Inhutani II, yang tidak bisa disebutkan namanya satu-satu yang telah membantu dalam melaksanakan kegiatan PKL ini. 7. Bapak Ir. Fadjeri, MP selaku Ketua Program Studi Manajemen Hutan 8. Bapak Ir. Hasanudin, MP selaku dosen pembimbing kami.

9. Seluruh Staf Dosen dan Teknisi Manajemen Hutan yang telah banyak memberikan masukkan baik itu di dalam proses belajar mengajar maupun di luar jam perkuliahan.

(4)

Dengan menyusun laporan ini penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan. Maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini. Dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.

Samarinda, Mei 2013

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN

...

i

KATA PENGANTAR

...

ii

DAFTAR ISI

...

iv

DAFTAR TABEL

...

v

DAFTAR GAMBAR

...

vi

DAFTAR LAMPIRAN

...

vii

I.

PENDAHULUAN

...

1

A. Latar Belakang...

1

B. Maksud dan Tujuan...

3

C. Hasil Yang DiHarapkan...

3

II.

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

...

4

A. Tinjauan Umum Perusahaan...

4

B. Manajemen Perusahaan... 1. Visi dan Misi PT. Inhutani II... 2. Strategi Perusahaan... 3. Kegiatan Bidang Usaha... 4. Struktur Organisasi...

5

5

6

6

7

C. Waktu dan Tempat PKL...

8

III. HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG

...

10

A. Produksi...

10

1. Pembagian Batang... a. Tujuan... b. Dasar Teori... c. Alat dan Bahan... d. Prosedur Kerja... e. Hasil Yang Dicapai... f. Pembahasan...

10

10

10

10

10

11

2. Pengangkutan...

11

(6)

a. Tujuan... b. Dasar Teori... c. Alat dan Bahan... d. Prosedur Kerja... e. Hasil Yang Dicapai... f. Pembahasan...

11

11

12

12

12

12

3. Perakitan... a. Tujuan... b. Dasar Teori... c. Alat dan Bahan... d. Prosedur Kerja... e. Hasil Yang Dicapai... f. Pembahasan...

13

13

13

13

13

14

14

B. Pembinaan Hutan...

14

1. Pengadaan Bibit dari Cabutan/Persemaian... a. Tujuan... b. Dasar Teori... c. Alat dan Bahan... d. Prosedur Kerja... e. Hasil Yang Dicapai... f. Pembahasan... 2. Penanaman dan Pengayaan... a. Tujuan... b. Dasar Teori... c. Alat dan Bahan... d. Prosedur Kerja... e. Hasil Yang Dicapai... f. Pembahasan...

14

14

15

15

15

16

16

16

16

16

17

17

17

17

C. Pembinaan Masyarakat Desa Hutan (PMDH)...

1. Sosial Kemasyarakatan...

a. Tujuan...

18

18

18

(7)

b. Dasar Teori...

c. Alat dan Bahan...

d. Prosedur Kerja...

e. Hasil Yang Dicapai...

f. Pembahasan...

18

18

18

19

19

IV.

KESIMPULAN DAN SARAN...

20

A. Kesimpulan...

20

B. Saran...

20

DAFTAR PUSTAKA

...

22

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

No.

Halaman

1.

Struktur Organisasi Unit Manajemen Hutan Alam PT.Inhutani

II Malinau dan Sei Tubu... 23

2.

Struktur Organisasi PT.Inhutani II (Persero)... 24

(9)

DAFTAR TABEL

Tubuh Utama

Nomor Halaman

(10)

DAFTAR GAMBAR

Lampiran

No.

Halaman

1.

Pemberian Label Warna Merah Pada Kayu Log di Logpond

Camp Tadik... 27

2.

Penumpukan Kayu di Logpond... 27

3.

Pengangkuta n Kayu Dengan Loader ke Tepi sungai... 27

4.

Perakitan Kayu di Sungai Oleh Perakit... 27

5.

Pengisian Polibag di Persemaian Sei Seturan... 28

6.

Bedeng Sapih Pembibitan Benih Cabutan... 28

7.

Persemaian PT Inhutani II di Sei Seturan... 28

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hutan merupakan salah satu sumber daya yang sangat berharga bagi kehidupan manusia. Indonesia memiliki hutan yang sangat luas, dengan keadaan yang ada sekarang ini harus kita kelola dengan menerapkan prinsip kelestarian ekologi, sosial, budaya, serta kelestarian produksi. Oleh karena itu, diperlukan suatu pengelolaan yang sangat baik dan terencana, bagi kemakmuran dan kesejahteraan rakyat yang sebesar-besarnya.

Pada mulanya, pembukaan hutan dilakukan oleh manusia untuk membangun pemukiman dan lahan pertanian. Sejalan dengan kemajuan jaman, meningkatnya kebutuhan manusia, terutama di bidang perkayuan. Maka pemungutan hasil hutan semakin intensif dilakukan sejak tahun 1970-an, pengelolaannya diserahkan kepada swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Maraknya pengelolaan hutan menimbulkan masalah tersendiri, terjadi degradasi luas hutan. Menuntut diperlukan adanya suatu sistem yang dapat mengantisipasi hal tersebut. Berbagai konsep telah dihasilkan, dan akhirnya TPTI dianggap paling cocok untuk saat ini sebagai pedoman dalam pengelolaan hutan alam di Malinau. Sistem TPTI ini digunakan untuk mengatur kuantitas pada areal bekas tebangan periode selanjutnya, agar terbentuk tegakan hutan campuran yang diharapkan berfungsi sebagai penghasil kayu industri. Dengan demikian akan memberikan pengaruh positif, antara lain iklim mikro relatif tidak berubah, komposisi tegakan dapat dipertahankan dan mengurangi kemungkinan punahnya jenis pohon langka. Tujuan tersebut akan tercapai, jika pada setiap

(12)

2

perlakuan silvikultur terhadap kondisi permudaan hutannya di arahkan pada pengaturan struktur dan komposisi jenis pohon didalam hutan yang diharapkan dapat lebih meningkatkan dan menguntungkan bagi segi ekonomi dan ekologi. Pengaturan kerapatan tegakan tinggal yang diharapkan dapat memberikan peningkatan produksi kayu bulat dibandingkan dengan keadaan sebelumnya dan terjamin fungsi perlindungan hutan. Untuk mendukung terjaminnya kelangsungan produksi pada masa yang akan datang, maka sistem TPTI ini juga diutamakan adanya pembinaan hutan.

Salah satu upaya yang dapat ditempuh, dalam rangka meningkatkan pemahaman calon Diploma kehutanan terhadap teori ilmu kehutanan yang diterima di bangku kuliah adalah dengan cara mengamati, menganalisis dan mencoba langsung praktek pengelolaan hutan yang dilakukan di lapangan.

Permasalahan yang dihadapi dalam kegiatan pengusahaan hutan saat ini tergambar dalam dalam pengusahaan hutan di areal Hak Pengusahaan Hutan (HPH) di Malinau. Mencakup seluruh permasalahan dalam pengelolaan hutan, yang dalam garis besarnya terdiri dari berbagai aspek manajemen hutan, pengelolaan hutan dan konservasi hutan. Sehingga kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) di HPH, haruslah mencakup tiga aspek tersebut. Dan juga, dalam praktek tersebut dilakukan pengamatan, mengenali, mengukur, mencoba, mengambil dan melaksanakan keputusan dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam praktek di lapangan (Jahiruddin, 2009).

Dalam mencapai sasaran tersebut Politeknik Pertanian Negeri Samarinda mengadakan program wajib pada setiap Mahasiswa/inya untuk melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang sekaligus dijadikan syarat untuk memperoleh gelar D3 (Ahli Madya) di bidang pertanian.

(13)

3

B. Tujuan

Kegiatan Praktik Kerja Lapang(PKL) ini bertujuan untuk :

1. Mengenal dan memahami sistem dan unsur pengelolaan hutan secara menyeluruh yang dilakukan HPH, mencakup: Pembinaan Hutan (penyediaan bibit, pengelolaan lahan, penanaman, dan pemeliharaan)

2. Agar lebih mengerti dan memahami penggunaan alat, bahan, sarana dan prosedur kerja yang tepat serta efisien dalam pengolahan Hutan Alam secara lestari (Suistainable Forest).

3. Dapat menerapkan teori-teori yang didapatkan di perkuliahan.

4. Merasakan dan menghayati kehidupan dan suasana kerja di HPH, terutama dalam kaitannya dengan suasana tinggal di hutan dan sosialisasi dengan berbagai kelompok masyarakat yang terdapat di sekitarnya (para pekerja dan masyarakat sekitar hutan). Dan juga dapat menumbuhkan etos kerja dalam lingkungan kehutanan dan kehidupan rimbawan.

C. Hasil yang Diharapkan

1. Mengerti dan memahami penggunaan alat, bahan, sarana dan prosedur kerja yang tepat serta efisien dalam pengolahan Hutan Alam Secara lestari (Suistainable Forest).

2. Sebagai sarana aplikasi dan menerapkan teori-teori yang didapatkan di perkuliahan.

3. Selain itu, juga diharapkan dapat tercapainya informasi timbal balik antara masyarakat pekerja dan peserta PKL.

(14)

4

BAB II

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

A. Tinjauan Umum Perusahaan

PT. Eksploitasi dan Industri Hutan II (PT. Inhutani II) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang pembalakan dan industri pengolahan kayu.

PT. Inhutani II didirikan berdasarkan PP No. 32 Tahun 1974 dengan Anggaran Dasar sebagaimana tercantum dalam Akte Notaris Kartini Mulyadi, SH No. 77 tanggal 12 Nopember 1975, yang kemudian diadakan perubahan dengan Akte Notaris Imas Fatimah, SH No. 67 tanggal 24 Maret 1998 (Anonim, 2006).

PT. Inhutani II melakukan kegiatan di Kabupaten Malinau Propinsi Kalimantan Timur sejak tahun 1987 sebagai mitra kerja pada PT. Inhutani I, dan baru pada tahun 1991 diberikan SK HPH definitif untuk mengelola sendiri areal HPH, yaitu areal PT. Inhutani II Sub Unit Malinau dengan SK Menteri Kehutanan No. 64/Kpts-II/1991, dengan luas areal 48.300 Ha yang terletak dikelompok hutan Hulu DAS Malinau. Pada tahun 1994 seiring dengan banyaknya HPH yang dicabut, PT. Inhutani II diberikan lagi SK HPH yaitu areal PT. Inhutani II Sub Unit Sei Tubu (eks HPH PT General Wood Industries) dengan SK Menteri Kehutanan No. 158/Kpts-II/1994 tanggal 20 April 1994, luas areal 99.100 Ha yang terletak di kelompok hutan Sungai Tubu.

Untuk saat ini (2013), PT. Inhutani II sudah memegang 3 HPH di antaranya adalah HPH daerah Semamu dengan luas areal 71.375 Ha, HPH Sungai Tubu dengan luas areal 99.100 Ha dan Malinau dengan luas aeal 29. 040 Ha. Jika ditotal keseluruhan luas areal HPH PT. Inhutani II Sub Unit Malinau adalah 199.515 Ha.

(15)

5

PT. Inhutani II berusaha dapat mengelola areal tersebut diatas secara lestari dan menjadikan areal yang Profit Center, sehingga nantinya dapat memberikan kontribusi positif pada perusahaan, pendapatan Pemerintah Daerah dan peningkatan ekonomi masyarakat setempat.

B. Manajemen Perusahaan

PT. Inhutani II didirikan dengan maksud dan tujuan turut serta melaksanakan dan menunjang kebijakan dan program pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, serta pembangunan dibidang kehutanan yang berupa barang dan jasa yang bermutu dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak (Anonim, 2001).

1. Visi dan Misi PT. Inhutani II a. Visi PT. Inhutani II

Menjadi pengelola yang baik melalui pengelolaan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional.

b. Misi PT. Inhutani II

1) Pengelolaan sumberdaya yang dapat menghasilkan produk dan jasa yang sesuai dengan kriteria yang dapat diterima oleh internasional (Ecolabel).

2) Melaksanakan fungsi pemanfaatan umum melalui pemberdayaan masyarakat, melalui pendamping dan pengembangan usaha kecil dan koperasi.

3) Mengamankan sumber kekayaan negara dan mengoptimalkan penerimaan negara dari sektor kehutanan dan perkebunan.

(16)

6

5) Mengembangkan diversifikasi usaha melalui optimalisasi pemanfaatan multi guna yang meliputi: hutan wisata, pendidikan dan ilmiah.

2. Strategi Perusahaan

Strategi perusahaan dalam menjalankan kegiatannya sebagai berikut:

1. Memantapkan dan optimalisasi kawasan hutan alam dan tanaman yang sudah dimiliki.

2. Mengelola areal HPH secara lestari sesuai dengan prinsip-prinsip

Sustained Forest Management (SFM).

3. Mengubah/menjadikan areal eks HPH (rehabilitasi) menjadi areal komersial dalam satuan-satuan unit pengelolaan yang ekonomis untuk tercapainya keluasan kawasan yang cukup ideal sebagai andalan bagi kelangsungan usaha.

4. Menjadikan kawasan budidaya non kehutanan (KBNK) sebagai asset/modal dalam rangka kerjasama pemanfaatan lahan dengan mitra usaha.

5. Menjadikan anak-anak perusahaan sebagai unit-unit bisnis yang bisa memberikan kontribusi kepada induk perusahaan.

6. Pembinaan SDM menjadi lebih profesional sesuai bidangnya serta mmempunyai komitmen pada perusahaan.

7. Pemanfaatan teknologi maju pada budidaya hutan dan industri.

3. Kegiatan dan Bidang Usaha

Kegiatan PT Inhutani II bergerak dibidang Pengelolaan Hutan, sesuai dengan Pasal (3), Akte Notaris Imas Fatimah, SH. No. 67 tanggal 24 Maret 1998, bidang usaha yang dikembangkan meliputi:

(17)

7

1. Pengusahaan Hutan

2. Pengelolaan dan industri hutan, serta hasil hutan ikutan 3. Reboisasi dan Rehabilitasi lahan

4. Perbenihan, pembibitan dan penanaman jenis-jenis tanaman hutan 5. Jasa bidang kehutanan dan jasa wisata kehutanan

6. Diversifikasi usaha bidang tanaman lainnya 7. Pemasaran dan perdagangan hasil usaha

8. Usaha dibidang jasa sarana dan prasarana yang menunjang usaha Disamping kegiatan usaha tersebut diatas, PT Inhutani II juga melaksanakan kegiatan Pembinaan Masyarakat Desa Hutan (PMDH), Pembinaan Usaha Kecil Dan Koperasi (PUKK) dalam rangka membantu perkembangan perekonomian masyarakat didalam dan sekitar HPH.

4. Struktur Organisasi

Manajemen PT. Inhutani II Sub Unit Malinau dan Sungai Tubu, memilki struktur organisasi sebagai berikut:

- Kepala Sub Unit/Manajer : YP. Kurniawan, S.Hut.

- Asisten Umum & Keuangan : Marijono

1. Urusan SDM & Umum : Samuji Sitorus

2. Pamhut & KBLS : L Siagian

3. Urusan Anggaran & Pembelanjaan : (Tidak Ada)

4. Urusan Akuntansi : Y. Rahmanto

- Asisten Teknik Kehutanan Umum : (Tidak Ada) 1. Urusan Perencanaan & Monev : Muhlising, A.Md 2. Urusan Pengamatan & pengembangan : (Tidak Ada)

(18)

8

- Asisten Hutan Alam Wilayah Malinau : Hajar D. S,Hut

1. Urusan Produksi : (Tidak Ada)

2. Urusan Pembinaan Hutan : Unyat A.

3. Mekanik : S. Pandjaitan

- Asisten Hutan Alam Wilayah Sei Tubu : Hajar D. S,Hut

1. Urusan Produksi : (Tidak Ada)

2. Urusan Pembinaan Hutan : (Tidak Ada)

3. Mekanik : (Tidak Ada)

- Urusan TUK/Logpond Sei Tubu : (Tidak Ada)

- Urusan TUK/Logpond Malinau : Eko S.

- Administrasi Penjualan : (Tidak Ada)

Jumlah Karyawan di PT. Inhutani II Sub Unit Malinau, Kab. Malinau Barat sebanyak 34 Karyawan.

C. Lokasi dan Waktu Kegiatan

Lokasi kegiatan Praktek Kerja Lapang dilaksanakan di PT. Inhutani II Sub Unit Malinau, Kecamatan Malinau Barat, Kabupaten Malinau Kalimantan Utara. Kegiatan PKL dilaksanakan dari tanggal 11 Maret sampai dengan 4 Mei 2013. Di mana prosedur kegiatan PKL di lakukan di tiga Areal, yaitu: HPH di daerah Semamu (selama 3 Minggu), di Kantor Inhutani II (selama 2 Minggu), dan di daerah Malinau (selama 2 minggu). Dengan perincian kegiatan dapat dilihat pada Tabel 1.

(19)

9

Tabel 1. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL

No. Kegiatan Lokasi Waktu Keterangan

1. Bidang Poduksi - Pembagian Batang, Pengangkutan dan Perakitan Basecamp Semamu 11 Maret s.d 4 April 2013 Praktik dan Teori

2. Bidang Pembinaan Hutan a. Pengadaan bibit/persemaian b. Penanaman dan Pengayaan Basecamp Sei Seturan 23 April s.d 28 April 2013 29 April s.d 4 Mei 2013 Praktik Praktik 3. Bidang PMDH

- Sosial Kemasyarakatan Desa Paking, Harapan Maju, dan Sei Semolon

8 April 2013 Praktik

4. Diskusi Kegiatan Kantor 5 s.d 8 Mei

2013

(20)

10

BAB III

HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG

A. PRODUKSI 1. Pembagian Batang

b. Tujuan

Untuk mendapatkan kayu yang berkualitas baik dan tanpa cacat batang, sehingga lebih banyak kayu yang dihasilkan.

c. Dasar Teori

Pembagian batang merupakan kegiatan membagi batang yang telah ditebang menjadi beberapa bagian

d. Alat dan Bahan

- Alat: chainsaw, alat pelindung diri (APD) dan parang - Bahan: Batang pohon

e. Prosedur Kerja

1. Setiap pohon yang telah ditebang langsung dipotong tajuknya oleh regu penebang didalam blok tebangan.

2. Pembagian batang dilakukan seoptimal mungkin dan dianjurkan untuk dilaksanakan di Tempat Pengumpulan (TPn).

3. Batang yang mempunyai panjang hingga 20-40 meter atau lebih, dapat dipotong 2-3 bagian, kemudian batang yang telah dipotong, diberi tanda A, B, dan C, kemudian dicatat di buku ukur.

f. Hasil Yang Dicapai

Proses pembagian batang yang dilakukan oleh mitra PT. Inhutani II Sub Unit Malinau, dalam 1 hari dapat memperoleh batang sebanyak 50 batang.

(21)

11

g. Pembahasan

Pembagian batang dilakukan karena panjang batang yang berukuran lebih dari 8-10 meter, kegiatan ini dilakukan untuk mempermudah dalam pengangkutan. Kegiatan ini juga dapat mempengaruhi kinerja pada saat pengangkutan, karena alat berat akan kesulitan dalam memindahkan batang kayu ke logging truk.

2. Pengangkutan a. Tujuan

Untuk mempermudah dalam pemindahan kayu log ke Tempat Pengumpulan dan Tempat Penimbunan Kayu (TPK).

b. Dasar Teori

Kegiatan pengangkutan dilakukan oleh logging truk, memindahkan kayu log dari blok tebangan ke TPn kemudian ke TPK.

Bagan kegiatan Pengangkutan Kayu log di HPH Semamu:

Blok Tebangan Tempat Pengumpulan (TPn) Tempat Penimbunan Kayu (TPn) Hutan TPK Antara I TPK Antara II Logpond Tempat Industri Kayu

(22)

12

c. Alat dan Bahan

- Alat: logging Truk, Alat berat (Loader), rantai besi, alat tulis dan buku ukur

- Bahan: kayu log

d. Prosedur Kerja

1. Pengangkutan dilakukan di TPn dan TPK.

2. Dalam pengangkutan dibantu oleh alat berat (loader), gambar alat berat dpat diihat pada gambar 3 (lampiran).

3. Dalam 1 kali pengangkutan, kayu log yang diangkut sebanyak 3-10 batang.

4. Pengangkutan kayu harus sesuai dengan nomor LHP yang tercantum dalam buku ukur perusahaan.

5. Kemudian kayu yang diangkut diikat dengan rantai besi, untuk memperkuat kedudukan kayu, agar tidak mudah jatuh dalam perjalanan.

e. Hasil Yang Dicapai

Kegiatan pengangkutan ini dilakukan untuk mempermudah dalam penghitungan kayu komersil.

f. Pembahasan

Dalam kegiatan ini, pengangkutan mempunyai peranan penting dalam menyalurkan kayu-kayu log ke Tempat-tempat Pengumpulan dan Penimbunan Kayu. Dan juga dapat membantu mempermudah pencacatan nomor produksi dan penempelan label Rencana Karya Tahunan (RKT).

(23)

13

3. Perakitan a. Tujuan

Untuk mempermudah menyalurkan kayu log ke tempat industri kayu, dengan cara mengikuti arus/aliran sungai, dapat dilihat pada gambar 4 (lampiran)

b. Dasar Teori

Perakitan adalah bagian akhir dari kegiatan produksi, dimana kayu-kayu log disusun secara sejajar dengan berselang seling antara kayu terapung dan tenggelam.

c. Alat dan Bahan

- Alat: loader, kawat besi, palu godam, dan tali tambang - Bahan: kayu log, kayu berdiameter 15 cm, dan paku U

d. Prosedur Kerja

1. Memilih kayu log yang timbul (floater) dan tenggelam (sinker), dilihat dari ciri-ciri kayu, untuk yang timbul: berpori-pori kayu, seratnya tidak rapat. Sedangkan yang tenggelam: bergetah, keras dan rapat serat kayunya, dapat dilihat pada gambar 1 dan 2 (lampiran).

2. Mengangkut kayu log ke tepi sungai dengan bantuan loader

3. Mencatat nomor Laporan Hasil Cruising (LHC) yag terdapat di pangkal dan ujung kayu, untuk disesuaikan dengan Faktur Angkutan Kayu Bulat (FAK-B)

4. Merakit kayu log dengan hati-hati.

5. Perakitan kayu log dilakukan secara selang-seling (antara kayu yang timbul dan tenggelam).

(24)

14

6. Dalam perakitan digunakan kayu bulat kecil yang berukuran diameter 15 cm, untuk mengikat/menahan kayu agar kayu tidak gerak jika dihayutkan.

7. Didalam 1 rakit berjumlah 20-30 kayu log (tergantung besar kecilnya kayu) dan kayu dibagi 2 bagian, bagian depan untuk kepala dan bagian belakang untuk ekor.

e. Hasil Yang Dicapai

Dalam kegiatan perakitan ini, setiap merakit dikerjakan oleh 1 regu kerja (2-3 orang). Dalam 1 hari dapat menyelesaikan 1-2 rakit.

f. Pembahasan

Perakitan dilakukan di daerah Malinau karena banyaknya daerah aliran sungai yang terdapat di Malinau, sehingga mempermudah dalam penyaluran kayu ke tempat industri. Tetapi yang menjadi kendala adalah cuaca, dimana bila hujan sungai akan meluap dan akan menyusahkan dalam perakitan, sehingga penyaluran menjadi sulit. Tetapi bila tidak hujan, sungai menjadi kering dan banyak batu timbul. Ini akan menyebabkan kayu akan tersangkut. Sebaiknya perakitan dilakukan pada saat air tenang.

B. Pembinaan Hutan 1. Pengadaan Bibit dari Cabutan/Persemaian

a. Tujuan

Untuk memperoleh bibit yang berkualitas baik yang diambil langsung dari pohon induk yang berada di hutan alam (diperoleh dari cabutan) dan di tempatkan di persemaian yang berada di sekitar areal yang akan ditanami kembali.

(25)

15

b. Dasar Teori

Cabutan adalah kegiatan mencabut bibit alam yang berada dekat dari pohon induknya, untuk menghasilkan anakan yang sama dengan induknya di petak 174.

c. Alat dan Bahan

- Alat: parang, gunting, gunting stek, dan baskom - Bahan: tali rafia, rooton F, air dan bibit cabutan

d. Prosedur Kerja

1. Menentukan lokasi/blok yang akan dijadikan tempat pengambilan bibit dari pohon induk unggulan.

2. Membuat petak dengan garis maya, bahwa tempat ini sebagai induk benih

3. Memilih anakan yang tingginya 30-40 cm, mencabut secara perlahan, agar akar tidak rusak atau terputus. Pencabutan sebiknya dilakukan pada pagi dan sore hari.

4. Bibit diangkut di persemaian, dapat dilihat pada gambar 7 (lampiran). 5. Membuat larutan rooton F dengan air secukupnya, kira-kira ¼ dari

ukuran baskom.

6. Kemudian bibit digunting daunnya dan memotong sedikit akarnya jika terlalu panjang.

7. Rendam sebagian akar selama 2-3 jam

8. Menyiram terlebih dahulu polybag yang telah berisi tanah, yang telah disusun rapi dibedeng sapih, gambar bedeng sapih dapat dilihat pada gambar 6 (lampiran). Agar tanahnya sedikit gembur.

(26)

16

9. Membuat lubang tanam pada polybag berukuran 2 cm, kemudian tancapkan bibit tesebut secara hati-hati, dan menutup kembali lubang yang telah ditancapi.

10. Siram lagi, tetapi tidak terlalu banyak. Agar bibit dapat beradaptasi. 11. Tutup dengan sungkup, penyiraman dilakukan 3 kali sekali.

e. Hasil Yang Dicapai

Kegiatan pengadaan bibit dengan cabutan pada anakan Kapur (Dryobalanops sp) di persemaian selama 1 hari, didapatkan hasil sekitar 2000 tanaman atau 2 bedeng sapih.

f. Pembahasan

Dalam kegiatan ini sebaiknya dilakukan secara cepat dan efisien, dikarenakan anakan mudah layu jika kelamaan terpapar sinar matahari. Dan juga arealnya tidak terlalu jauh dari persemaian. Persemaian sebaiknya berada dekat dengan sumber air, agar memudahkan dalam perawatan.

2. Penanaman dan Pengayaan a. Tujuan

Memperbaiki komposisi jenis dan penyebaran permudaan jenis niagawi dan mengupayakan peningkatan nilai dan produktifitas tegakan tinggal.

b. Dasar Teori

Menanam pada bagian areal bekas tebangan yang tidak atau kurang memiliki permudaan jenis komersil sebanyak yang dipersyaratkan dan penanaman pada areal terbuka seperti bekas TPn, TPK yang tidak berfungsi lagi, serta areal terbuka lainnya (Anonim, 1993).

(27)

17

c. Alat dan Bahan

- Alat: cangkul, sandak dan parang - Bahan: bibit dan ajir

d. Prosedur Kerja

1. Mencari areal yang kosong, bekas tebangan dan bekas jala sarad. 2. Setelah ditemukan obyek pengayaan/penanaman, kemudian dibuat

jalur penanaman. Jarak antar jalur 5 meter.

3. Membuat lubang tanam selebar 30 cm dan sedalam 30 cm 4. Melakukan penanaman.

e. Hasil Yang Dicapai

Kegiatan ini dilakukan selama 1 hari dan dibagi menjadi 2 regu, setiap regu terdiri dari 8 orang, yaitu: 2 orang pembuat ajir, 2 orang melakukan penanaman, 2 orang pembuat lubang tanam dan 2 orang pengangkut bibit. Dalam 1 hari bisa menanam seluas 2 Ha.

f. Pembahasan

Dalam kegiatan penanaman ini, di butuhkan jenis tanaman yang tahan terhadap serangan hama dan penyakit serta mampu beradaptasi di segala jenis tanah. Dalam kegiatan penanaman dan pengayaan ini dipilih jenis pohon dari famili Dipterocarpa, yaitu Kapur (Dryobalanops sp) dan Meranti

(Shorea sp). Kegiatan penanaman dan pengayaan ini dapat dilihat pada

(28)

18

C. Pembinaan Masyarakat Desa Hutan (PMDH)

1. Sosial Kemasyarakatan a. Tujuan

Untuk mensejahterakan masyarakat di sekitar areal hutan yang sedang dilakukan pengusahaan hutan, dengan memberikan bantuan yang dibutuhkan oleh masyarakat tersebut.

b. Dasar Teori

Pembinaan Masyarakat Desa Hutan adalah kegiatan menata desa yang terkena dampak langsung dari pengusahaan hutan.

c. Alat dan Bahan

- Alat: kamera dan alat tulis - Bahan: -

d. Prosedur Kerja

1. Mendata dan menyurvei desa yang akan diberi bantuan

2. Mengirim surat ke kepala desa setempat dan kepala desa membuat pengumuman kepada masyarkatnya.

3. Melakukan pertemuan singkat dan membahas apa saja yang diperlukan oleh masyarakat dan bisa juga jadi sarana penukaran pikiran.

4. Yang diinginkan oleh masyarakat harus benar-benar menjadi komoditi yang akan dikembangkan dan dapat menghasilkan.

5. Membuat kesepakatan antara masyarakat dan pihak perusahaan. Contoh, jika perusahaan memberi masyarakat benih aneka sayur, jika sampai pada masa panen, perusahaan harus siap mengambil dan menampung hasil sayuran masyarakat tersebut. Kegiatan ini

(29)

19

berkelanjutan, tetapi tidak dengan komoditi sayuran saja, bisa saja dengan mengembangkan olahraga, pemberian air bersih, peternakan dan lain-lain.

e. Hasil Yang Dicapai

Dalam sekali sosialisasi, perusahaan dapat melakukan survei sebanyak 3 desa, diantaranya Desa Paking, Desa Harapan Maju dan Desa Sei Semolon.

f. Pembahasan

Kegiatan PMDH yang dilakukan di ketiga desa tersebut hanya dilakukan survei, untuk mengetahui apa saja yang dibutuhkan oleh desa-desa tersebut. Dan disetiap desa tersebut permintaannya beragam, seperti benih sayur mayur, perlengkapan menganyam dan alat-alat bertani/berkebun.

(30)

20

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Dari hasil praktik kerja lapangan (PKL) yang telah dilaksakan di PT. Inhutani II dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Bidang Produksi, kegiatan yang dilakukan berupa penjelasan dari pembibing lapangan tentang kegiatan produksi dan melihatnya langsung di lapangan, kegitan yang dipelajari yaitu pembagian batang, pengangkutan dan perakitan kayu.

2. Bidang Pembinaan Hutan, kegiatan yang dilakukan berupa pengadan bibit, penanaman dan pengayaan hutan, kegiatan bertujuan untuk melestarikan dan mengurangi kerusakan hutan akibat dari kegiatan penebangan.

3. Pembinaan Masyarakat Desa Hutan atau PMDH, kegiatan ini dilaksanakan di desa yang berada di sekitar lokasi HPH PT.Inhutani II Sub Unit Malinau. Kegiatan ini bertujuan untuk membantu menambah perekonomian dan memberikan sarana apa saja yang dibutuhkan oleh masyarakat desa. Dan kegiatan ini dilakukan sampai masyarakat desa itu dapat dikatakan mandiri tanpa bantuan perusahaan lagi.

B. Saran

Semua kegiatan yang sudah dilakukan cukup baik hanya perlu adanya beberapa perbaikan dalam pelaksaan kerja seperti:

1. Perlu penambahan unit alat berat seperti loader dan traktor untuk menunjang kelancaran kegiatan pemindahan dan penyaradan kayu.

(31)

21

(32)

27

Gambar 1 : Pemberian Label Pada Kayu Gambar 2 : Penumpukan Kayu Di Logpond

Gambar 3. Pengangkutan Kayu Dengan Gambar 4. Perakitan Kayu Disungai Loader

(33)

28

Gambar 5. Pengisian Poybag Gambar 6. Bedeng Sapih

(34)

22

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1993. Petunjuk Teknis Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI) Pada Hutan Alam Daratan.

Anonim, 2001. Tinjauan Umum Tentang PT Inhutani II Sub Unit Malinau Kalimantan Timur, Malinau.

Anonim, 2006. SK. Menhut No. 64/Kpts/1/1991, PT. INHUTANI II SUB UNIT MALINAU.

Jahiruddin, 2009. Laporan Pelaksanaan Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT.Inhutani II Sub Unit Malinau, Malinau.

Gambar

Tabel 1. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL
Gambar 1 : Pemberian Label Pada Kayu             Gambar 2 : Penumpukan Kayu Di Logpond
Gambar 5. Pengisian Poybag                                                   Gambar 6

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil praktik kerja lapangan (PKL) yang telah dilaksanankan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Timur dapat sisimpulkan bahwa kegiatan yang dilakukan

Dari hasil Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang telah dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Timur dapat disimpulkan bahwa kegiatan yang dilakukan

Dari hasil praktik kerja lapangan (PKL) yang telah dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Timur dapat disimpulkan bahwa kegiatan yang dilakukan

Kegiatan Pengukuran Land clearing dilakukan setiap adanya perluasan lahan di suatu pit, setelah selesai melakukan kegiatan pembersihan lahan dilakukan pengeboran lalu