• Tidak ada hasil yang ditemukan

Janu Purwono, Rita Sari 2. Efikasi Diri Pencegahan Perilaku Berisiko HIV pada Kalangan Mahasiswa Muslim

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Janu Purwono, Rita Sari 2. Efikasi Diri Pencegahan Perilaku Berisiko HIV pada Kalangan Mahasiswa Muslim"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Volume 3 | Nomor 2 | Desember 2016

1. Hubungan antara Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan Kejadian Diare pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pringsewu

Janu Purwono, Rita Sari

2. Efikasi Diri Pencegahan Perilaku Berisiko HIV pada Kalangan Mahasiswa Muslim

Angga Wilandika, Kusman Ibrahim

3. Kajian Resiliensi Mahasiswa Fakultas Keperawatan Terhadap Capaian Indeks Prestasi Akademik di Universitas Padjadjaran

Ayu Prawesti, Etika Emaliyawati, Titin Sutini

4. Persepsi Penderita Diabetes Mellitus (DM) Tipe 2 Terhadap Penyakitnya di Wilayah Kerja Puskesmas Talaga Bodas Bandung

Salami

5. Death Anxiety pada Pasien Sindrom Koroner Akut di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Ratu Irbath Khoirun Nisa, Aan Nur’aeni, Efri Widianti

6. Pengalaman Penderita Diabetes Mellitus Tipe II dengan Hiperkolesterolimia Setelah Mengkonsumsi

Virgin Coconut Oil

Elina Nurfitria, Reynie P. Raya

7. Gambaran Strategi Koping pada Pasien dengan Sindrom Koroner Akut

Sundari Rakhman, Efri Widianti, Aan Nur’aeni

8. Analisis Pelaksanaan Model Praktik Keperawatan Profesional Pemula (MPKPP) di Ruang Zaitun II Rumah Sakit Umum Daerah Al-Ihsan Provinsi Jawa Barat

Dewi Mustikaningsih

9. Hubungan Stadium Penyakit dengan Konsep Diri Pasien Kanker Payudara di Kota Bogor

Nieniek Ritianingsih, Farial Nurhayati

10. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Rematik pada Lansia di Puskesmas Cicalengka Kabupaten Bandung

(2)

JURNAL KEPERAWATAN ‘AISYIYAH (JKA)

Volume 3 | Nomor 2 | Desember 2016

Pelindung:

Ketua STIKes ‘Aisyiyah Bandung

Penanggung Jawab:

Santy Sanusi, S.Kep.Ners., M.Kep.

Ketua:

Sajodin, S.Kep., M.Kes., AIFO.

Sekretaris/Setting/Layout:

Aef Herosandiana, S.T., M.Kom.

Bendahara:

Riza Garini, A.Md. Penyunting/Editor : Perla Yualita, S.Pd., M.Pd. Triana Dewi S, S.Kp., M.Kep Pemasaran dan Sirkulasi :

Nandang JN., S.Kp., M.Kep.,Ns., Sp.Kep., Kom. Mitra Bestari :

Dewi Irawati, MA., Ph.D. Suryani, S.Kp., MHSc., Ph.D. DR. Kusnanto, S.Kp., M.Kes. Iyus Yosep, S.Kp., M.Si., MN. Irna Nursanti, M.Kep., Sp. Mat.

Erna Rochmawati, SKp., MNSc., M.Med.Ed. PhD. Mohammad Afandi, S.Kep., Ns., MAN.

Alamat Redaksi:

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Jl. KH. Ahmad Dahlan Dalam No. 6, Bandung Telp. (022) 7305269, 7312423 - Fax. (022) 7305269

E-mail: jka.aisyiyahbdg@gmail.com

DEWAN REDAKSI

(3)

DAFTAR ISI

1. Hubungan antara Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan Kejadian Diare pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pringsewu

Janu Purwono, Rita Sari ... 1 - 9 2. Efikasi Diri Pencegahan Perilaku Berisiko HIV pada Kalangan Mahasiswa Muslim

Angga Wilandika, Kusman Ibrahim ... 11 - 21 3. Kajian Resiliensi Mahasiswa Fakultas Keperawatan Terhadap Capaian Indeks

Prestasi Akademik di Universitas Padjadjaran

Ayu Prawesti, Etika Emaliyawati, Titin Sutini ... 23 - 33 4. Persepsi Penderita Diabetes Mellitus (DM) Tipe 2 Terhadap Penyakitnya di Wilayah

Kerja Puskesmas Talaga Bodas Bandung

Salami ... 35 - 43 5. Death Anxiety pada Pasien Sindrom Koroner Akut di RSUP Dr. Hasan Sadikin

Bandung

Ratu Irbath Khoirun Nisa, Aan Nur’aeni, Efri Widianti ... 45 - 56 6. Pengalaman Penderita Diabetes Mellitus Tipe II dengan Hiperkolesterolimia

Setelah Mengkonsumsi Virgin Coconut Oil

Elina Nurfitria, Reynie P. Raya ... 57 - 65 7. Gambaran Strategi Koping pada Pasien dengan Sindrom Koroner Akut

Sundari Rakhman, Efri Widianti, Aan Nur’aeni ... 67 - 78 8. Analisis Pelaksanaan Model Praktik Keperawatan Profesional Pemula (MPKPP) di

Ruang Zaitun II Rumah Sakit Umum Daerah Al-Ihsan Provinsi Jawa Barat

Dewi Mustikaningsih ... 79 - 86 9. Hubungan Stadium Penyakit dengan Konsep Diri Pasien Kanker Payudara di Kota

Bogor

Nieniek Ritianingsih, Farial Nurhayati ... 87 - 96 10. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Rematik pada Lansia di

Puskesmas Cicalengka Kabupaten Bandung

(4)

97

ARTIKEL PENELITIAN

JKA.2016;3(2):97- 104

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN REMATIK PADA LANSIA DI PUSKESMAS CICALENGKA KABUPATEN BANDUNG

Ridwan Setiawan, Tjutju Rumijati

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit rematik pada lansia di puskemas Cicalengka Kabupaten Bandung Tahun 2014. Desain penelitian analisa korelatif dengan pendekatan “case control”. Sampel berjumlah 58 orang untuk kelompok perlakuan dan 58 orang untuk kelompok kontrol. Teknik pengambilan sampel secara purposive sampling. Uji statistik statistic chi-square. Pengumpulan data variable faktor pengetahuan, diit makanan dan olahrga adalah observasi dengan wawancara dan di ceklis dilembaran observasi. sedangkan untuk kejadian rematik dilakukan dengan observasi yang diperoleh melalui pencatatan dan pelaporan atau dokumentasi yang ada di Puskesmas Cicalengka Kabupaten Bandung.Terdapat hubungan antara faktor pengetahuan dengan kejadian rematik, faktor diit makanan dengan kejadian rematik, faktor olahraga dengan kejadian rematik dengan nilai p-value 0,000 < 0,05 pada pasien lansia yang berobat ke Puskesmas Cicalengka Kabupaten Bandung Tahun 2014. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior). Mengkomsumsi makanan yang banyak mengandung purin dapat meningkatkan kadar asam urat, yang menyebabkan terjadinya pengkritalisasian dalam sendi. Terdapat hubungan antara faktor pengetahuan, diit makanan, faktor olahraga dengan kejadian rematik pada pasien lansia yang berobat ke Puskesmas Cicalengka Kabupaten Bandung Tahun 2014.

Kata kunci: pengetahuan, diit makanan, kebiasaan olahraga, kejadian rematik Abstract

This study aimed to identify about factors associated with rheumatic diseases in the elderly in clinics Cicalengka Bandung Regency Year 2014. The study design correlative analysis with a “case control”. Samples numbered 58 for the treatment group and 58 to the control group. The sampling technique is purposive sampling. Statistical tests chi-square statistic. Variable data gathering knowledge factors, diet food and olahrga observation with interviews and observation checklists dilembaran. while the incidence of rheumatic with observations obtained through recording and reporting or documentation in Puskesmas Cicalengka Bandung. There is a relationship between the incidence of rheumatic knowledge factor, the factor of diet food with the incidence of arthritis, rheumatism factor of sports events with a p-value value 0,000 <0,05 in elderly patients treated at health centers Cicalengka Bandung Regency Year 2014. Knowledge or cognitive domain is very important for the formation of a person’s actions (over behavior). Consuming foods that contain purines can raise levels of uric acid, which causes the joint pengkritalisasian. There is a relationship between knowledge factors, diet foods, exercise factors with the incidence of arthritis in elderly patients treated at

(5)

98 Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah

JKA | Volume 3 | Nomor 2 | Desember 2016

health centers Cicalengka Bandung District 2014.

Keywords: Knowledge, food diet, exercise habits, incidence of arthritis. Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung Jurusan Keperawatan

LATAR BELAKANG

Pada hakekatnya menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya yaitu masa anak, masa dewasa dan masa tua. Tiga tahap ini berbeda baik secara biologis maupun psikologis. Seiring dengan peningkatan penduduk lanjut usia dua tahun terakhir mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun 2007, jumlah penduduk lanjut usia sebesar 18,96 juta jiwa dan meningkat kan menjadi 20.547.541 pada tahun 2000 (Nugroho, 2008).

Pertambahan jumlah lansia di beberapa Negara, salah satunya Indonesia, telah mengubah profil kependudukan baik nasional maupun dunia. Hasil sensus penduduk tahun 2010 menunjukan bahwa jumlah penduduk lansia di Indonesia berjumlah 18,57 juta jiwa,meningkat sekitar 7,93% dari tahun 2000 yang sebanyak 14,44 juta jiwa. Perkirakan jumlah penduduk lansia di indonesia akan terus bertambah sekitar 450.000 jiwa per tahun. Tahun 2025 jumlah penduduk lansia di Indonesia akan sekitar 34,22 juta jiwa (Mujahidullah, 2012). Prediksi tersebut mencerminkan bahwa jumlah penduduk lanjut usia merupakan sebuah tantangan dan menjadi prioritas utama dalam pemberian “asuhan keperawatan lanjut usia, baik bagi yang masih sehat maupun yang sakit (Nugroho, 2008)”.

Menua merupakan suatu hal yang fitrah yang akan berjalan terus di mana proses faal dan patologik (komorbiditas) bisa saling berpengaruh, yang penting mengatasi atau mengurangi dampak buruk terhadap fungsi kehidupan. Adapun masalah tersebut antara lain adalah Masalah peredaran

darah, endokrin ,musculoskeletal, saluran cerna, panca indra, neuro psikologi, metabolik termasuk juga masalah musculoskeletal (Mickey, 2006).

Perubahan-perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin meningkatnya usia. Perubahan terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian tampak pula pada semua sistem muskuloskeletal (otot dan tulang) dan jaringan lain (jaringan ikat, jaringan lunak). Ketergantungan lanjut usia disebabkan kondisi orang lanjut usia banyak mengalami kemunduran fisik maupun psikis, artinya mereka mengalami perkembangan dalam bentuk perubahan-perubahan yang mengarah pada perubahan yang negatif. Kemunduran kemampuan fisik ini diakibatkan dengan adanya berbagai macam penyakit yang mulai menyerang termasuk salah satunya adalah nyeri sendi (Mujjahidullah, 2012).

Penyakit rematik yang biasa disebut artritis (radang sendi) dan dianggap sebagai satu keadaan sebenarnya terdiri atas lebih dari 100 tipe kelainan yang berbeda. Penyakit ini terutama mengenai otot–otot skelet, tulang, ligamentum, tendon dan persendian pada laki–laki maupun wanita dengan segala usia. Sebagian gangguan lebih besar kemungkinannya untuk terjadi pada suatu waktu tertentu dalam kehidupan pasien atau lebih menyerang jenis kelamin yang satu dibandingkan lainnya. Dampak keadaan ini dapat mengancam jiwa penderitanya atau hanya menimbulkan gangguan kenyamanan, dan masalah yang disebabkan oleh penyakit reumatik tidak hanya berupa keterbatasan yang tampak

(6)

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Rematik pada Lansia

di Puskesmas Cicalengka Kabupaten Bandung 99

JKA | Volume 3 | Nomor 2 | Desember 2016

jelas pada mobilitas dan aktivitas hidup sehari – hari tetapi juga efek sistemik yang tidak jelas tetapi dapat menimbulkan kegagalan organ dan kematian atau mengakibatkan masalah seperti rasa nyeri. Keadaan mudah lelah, perubahan citra diri serta gangguan tidur (Suzanne C, 2002).

Menurut cacatan WHO bahwa penderita gangguan sendi di Indonesia mencapai 81% dari total populasi, dari jumlah tersebut hanya 29% yang pergi ke dokter, sedangkan 71% cenderung langsung mengkonsumsi obat-obatan pereda nyeri yang dijual bebas. Gejala awal yang dirasakan penduduk yang menderita pirai, antara lain pembengkakan, kemerahan, nyeri hebat, panas dan gangguan gerak dari sendi yang terserang yang terjadi mendadak (Abednego, 2013).

Data menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung (2013) di ketahui jumlah lanjut usia ≥ 45 yang berada di wilayah kerja Puskesmas DTP Cicalengka sejumlah 775 jiwa. Dari hasil wawancara kepada kepala puskesmas cicalengka, bahwa di dapatakan data penyakit rematik menepati urutan ke 3 dari 5 penyakit tertinggi di puskesmas cicalengka. Hasil studi pendahuluan di Puskesmas DTP Cicalengka lansia yang berobat di poli lansia bulan Januari sampai April 2014 sebanyak 1.250 jiwa. Tanggal 06 mei 2014, peneliti melakukan study pendahuluan di Puskesmas Cicalengka kepada 10 orang pasien yang menderita rematik. Pada saat peneiliti melakukan wawancara kepada 10 orang tentang rematik dari 10 orang yang mengetahui rematik hanya 2 orang dan 8 orang lainnya tidak tahu tentang penyakit rematik, dari 10 orang pasien yang suka melakukan olahraga hanya 4 orang dan 6 orang nya tidak melakukan olah raga, dari 10 orang pasien mengatakan 7 orang memakanan

makanan seperti kacang-kacangan, jeroan dan makanan selanjutnya 3 orang mengatakan mereka sudah mengontrol makanan seperti makanan berlemak atau pun kacang kacang.

METODOLOGI

Penelitian ini menggunakan desain analisa korelatif dengan pendekatan “case control”. Analisa korelatif yaitu penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena itu terjadi. Kemudian analisis dinamika korelasi antara faktor resiko dipelajari dengan menggunakan pendekatan retrospective. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah faktor pengetahuan, olahraga dan diit makanan. Variabel terikat adalah kejadian rematik. Teknik pegambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

teknik purposive sampling yang didasarkan

pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, Sampel kasus yang akan diteliti adalah sebagian pasien yang menderita rematik di Puskesmas Cicalengka dengan jumlah 58 responden. Sampel control dalam penelitian ini adalah pasien yang tidak mengalami rematik pada pasien usia dewasa di Puskesmas Cicalengka dengan jumlah 58 responden. Perbandingan antara jumlah sampel kelompok kasus dan control 1:1, dengan pengambilan sampel secara an-maching. Pengumpulan data variable faktor pengetahuan, diit makanan dan olahrga adalah observasi dengan wawancara dan di ceklis dilembaran observasi. sedangkan untuk kejadian rematik dilakukan dengan observasi yang diperoleh melalui pencatatan dan pelaporan atau dokumentasi yang ada di Puskesmas Cicalengka Kabupaten Bandung. Teknik analisa bivariat yaitu dilakukan terhadap dua variabel yang berhubungan atau bertoleransi digunakan uji statistic chi-square.

(7)

100 Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah

JKA | Volume 3 | Nomor 2 | Desember 2016 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Kejadian Rematik pada Pasein Lansia di Puskesmas Cicalengka Kabupaten Bandung

Tabel 1. Distribusi Persentase Kejadian Rematik pada Pasein Lansia di Puskesmas Cicalengka Kabupaten Bandung Tahun 2014

(n=116) No Kejadian Rematik f % 1 Rematik 58 50.0 2 Tidak Rematik 58 50.0 Total 116 100 Interpretasi Data :

Berdasarkan tabel 1 diatas setengahnya (50%) Pasein Lansia di Puskesmas Cicalengka Kabupaten Bandung yang mempunyai penyakit rematik.

2. Pengetahuan tentang Rematik pada Pasein Lansia di Puskesmas Cicalengka Kabupaten Bandung.

Tabel 2. Distribusi Persentase Pengetahuan pada Pasien Lansia di Puskesmas Cicalengka Kabupaten Bandung Tahun 2014 (n=116)

No Pasien Pengetahuan f %

1 Rematik Kurang

Baik 3721 78.730.4 2 Tidak

rematik Kurang Baik 1048 21.369.6

Total 116 100

Interpretasi Data :

Berdasarkan tabel 2 diatas menunjukan bahwa yang mengalami rematik dengan jumlah hampir seluruhnya responden (78.7)% berpengetahuan kurang, sedangkan yang tidak mengalami rematik hampir setengahnya responden (69.6)% yang berpengetahuan baik.

3. Diit makanan pada Pasein Lansia di Puskesmas Cicalengka Kabupaten Bandung.

Tabel 3. Distribusi Persentase Diit Makanan pada Pasien Lansia di Puskesmas Cicalengka Kabupaten Bandung Tahun 2014 (n=116) No Pasien Diit Makanan f %

1 Rematik Kurang baik

Baik 1048 28.6%59.3% 2 Tidak

rematik Kurang baikBaik 2533 71.4%40.7%

Total 116 100%

Interpretasi Data :

Berdasarkan tabel 3 diatas menunjukan bahwa yang mengalami rematik dengan jumlah hampir setengahnya responden (28.6)% yang memiliki kebiasan pola makan dengan diit makanan kurang baik, sedangkan yang tidak mengalami rematik hampir setengahnya responden (40.7)% yang memiliki pola makan dengan diit makanan baik.

4. Kebiasaan Olahraga pada Pasein Lansia di Puskesmas Cicalengka Kabupaten Bandung

Tabel 4. Distribusi Persentase Kebiasaan Olahraga pada Pasien Lansia di Puskesmas Cicalengka Kabupaten Bandung 2014 (n=116)

No Pasien Kebiasaan

Olahraga f %

1 Rematik Kurang baik

Baik 1048 27.060.8 2 Tidak

Rematik Kurang baik Baik 2731 73.039.2

Total 116 100

Interpretasi Data :

Berdasarkan tabel 4 diatas menunjukan bahwa yang mengalami rematik dengan jumlah hampir setengahnya responden (27.0)% yang mempunyai Kebiasaan berolahraga kurang baik, sedangkan yang tidak mengalami rematik hampir setengahnya responden (39.2)% yang mempunyai kebiasaan berolahraga baik.

(8)

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Rematik pada Lansia

di Puskesmas Cicalengka Kabupaten Bandung 101

JKA | Volume 3 | Nomor 2 | Desember 2016

5. Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian Rematik pada Lansia di Puskesmas Cicalengka Kabupaten Bandung 2014

Tabel 5. Tabel Silang Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian Rematik pada Lansia di Puskesmas Cicalengka Kabupaten Bandung 2014 (n=116)

No Pengetahuan Rematik RematikTidak Total P Value (CI 95%)OR

1 Kurang 37 (78.7%) (21.3%)10 (40.5%)47 0,000 (0,50-2,81)1,18 2 Baik 21 (30.4%) (69.6%)48 (59.5%)69 Total 58 (100%) (100%)58 (100%)116 Interpretasi Data :

Berdasarkan tabel 4.5 diatas menunjukan bahwa yang mengalami rematik dengan jumlah hampir seluruhnya responden (78.7)% berpengetahuan kurang, sedangkan yang tidak mengalami rematik hampir setengahnya responden (69.6)% yang berpengetahuan baik. Hasil analisis bivariat nilai p-value (0.000) < (0.05), artinya Ho di tolak maka terdapat hubungan pengetahuan dengan kejadian rematik pada lansia di Puskesmas Cicalengka Kabupaten Bandung Tahun 2014.

6. Hubungan Diit Makanan dengan Kejadian Rematik pada Lansia di Puskesmas Cicalengka Kabupaten Bandung 2014

Tabel 6. Tabel Silang Hubungan Diit Makanan dengan Kejadian Rematik pada Lansia di Puskesmas Cicalengka Kabupaten Bandung Tahun 2014 (n=116)

No Diit Makanan Rematik rematikTidak Total P Value (CI 95%)OR

1 Kurang Baik 10 (28.6%) (71.4%)25 (100%)35 0,002 (1,544-8,567)3.636 2 Baik 48 (59.6%) (40.7%)33 (100%)81 Total 58 (100%) (100%)58 (100%)116 Interpretasi Data :

Berdasarkan tabel 6 diatas menunjukan bahwa yang mengalami rematik dengan jumlah hampir setengahnya responden (28.6)% yang memiliki kebiasan pola makan dengan diit makanan kurang baik, sedangkan yang tidak mengalami rematik hampir setengahnya responden (40.7)% yang memiliki pola makan dengan diit makanan baik. Hasil analisis bivariat nilai p-value (0.002) < (0.05), artinya Ho di tolak maka terdapat hubungan diit makanan dengan kejadian rematik pada lansia di Puskesmas Cicalengka Kabupaten Bandung Tahun 2014..

(9)

102 Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah

JKA | Volume 3 | Nomor 2 | Desember 2016

7. Hubungan Olahraga Dengan Kejadian Rematik Pada Lansia Di Puskesmas Cicalengka Kabupaten Bandung 2014

Tabel 7. Tabel Silang Hubungan Kebiasaan Olahraga dengan Kejadian Rematik pada Lansia di Puskesmas Cicalengka Kabupaten Bandung Tahun 2014 (n=116)

No Kebiasaan Olahraga Rematik rematikTidak Total P Value (CI 95%)OR

1 Kurang baik 10 (27.0%) (73.0%)27 (100%)37 0,001 (1,779-9,826)4,181 2 Baik 48 (60.8%) (39.2%)31 (100%)79 Total 58 (100%) (100%)58 (100%)116 Interpretasi Data :

Berdasarkan tabel 7 diatas menunjukan bahwa yang mengalami rematik dengan jumlah hampir setengahnya responden (27.0)% yang mempunyai kebiasan berolahraga kurang baik, sedangkan yang tidak mengalami rematik hampir setengahnya responden (39.2)% yang mempunyai kebiasan berolahraga baik.Hasil analisis bivariat nilai p-value (0.001) < (0.05) artinya Ho ditolak maka terdapat hubungan diit makanan dengan kejadian rematik pada lansia di Puskesmas Cicalengka Kabupaten Bandung Tahun 2014.

Pembahasan

1. Pengetahuan merupakan hasil “tahu” pengindraan manusia terhadap suatu obyek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior) (Notoadmojo, 2010).

2. Mengkomsumsi makanan yang banyak mengandung purin dapat meningkatkan kadar asam urat, yang menyebabkan terjadinya pengkritalisasian dalam sendi. Agar tehindar dari penyakit gout, salah satu caranya adalah menjaga kadar asam urat dalam dalam darah di posisi normal, yaitu 5-7 mg. batasan tertinggi untuk pria adalah 6,5 mgSedangkan untuk wanita 5,5 mg%. Diatas batas ini biasanya akan terjadi pengkristalan. Diet normal biasanya mengandung 600 - 1.000 mg purin per hari. Namun bagi penderita gout, asupan

purin harus dibatasi sekitar 100-15- mg purin per hari (Wahyudi, 2011).

3. Kebiasan Olahraga adalah pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan dan mental serta memanfaatkan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Aktivitas secara teratur dilakukan paling sedikit dilakukan 30 menit sehari, jika waktu yang digunakan untuk beraktivitas, maka manfaat yang diperoleh juga lebih banyak (Ismayadi, 2004).

SIMPULAN DAN SARAN

1. Hasil penelitian di dapatkan kelompok yang rematik hampir setengahnya responden (78.7%) berpengetahuan baik.

2. Hasil penelitian di dapatkan kelompok yang rematik hampir setengahnya responden (28.6%) yang memiliki kebiasan pola makn dengan diit makanan kurang baik.

(10)

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Rematik pada Lansia

di Puskesmas Cicalengka Kabupaten Bandung 103

JKA | Volume 3 | Nomor 2 | Desember 2016

3. Hasil penelitian di dapatkan kelompok yang rematik hampir setengahnya responden (27.0%) yang mempunyai kebiasan olahraga kurang baik.

4. Terdapat hubungan antara faktor pengetahuan dengan kejadian rematik dengan nilai p-value 0,000 < 0,05 pada pasien lansia yang berobat ke Puskesmas Cicalengka Kabupaten Bandung Tahun 2014.

5. Terdapat hubungan antara faktor diit makanan dengan kejadian rematik dengan nilai p-value 0,002 < 0,005 pada pasien lansia yang berobat ke Puskesmas Cicalengka Kabupaten Bandung Tahun 2014.

6. Terdapat hubungan antara faktor olahraga dengan kejadian rematik dengan nilai p-value 0,001 < 0,005 pada pasien lansia dengan kejadian rematik yang berobat ke Puskesmas Cicalengka Kabupaten Bandung Tahun 2014.

DAFTAR PUSTAKA

Ana M., Woro R..Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Lanjut Usia. Jurnal Epidemiologi Indonesia.1999Arnett FC, Edworthy SM, Bloch DA,.The American Rheumatism Association 1987,

RevisedCriteria for the Classification of Rheumatoid of Rheumatoid Arthritis.1988 Asep Chandra. 2008.Mitos dan Fakta

Tentang Rematik . Diunduh dari http:// www.kompas.com/. Diaskes pada tanggal 5 Mei 2009.

Azrul Anwar. Pengantar Epidemiologi Edisi Revisi. Jakarta : Binarupa Aksara. 1999 Bredveeld. 2003. Masyarakat Tidak Sadari

Ancaman Rematik Radang Sendi. Diunduh dari http://www.sinarharapan.co.id/. Diaskes pada tanggal 2 Mei 2009.

Brunner & Suddarth.Buku Ajar Keperawatan M edikal Bedah Edisi 8 Volum 3. Jakarta : EGC.2002. Burke and Laramie.

Primary Care of The Older Adult A Multidisiplinary Approach.St. Louis :Mosby Company. 2002 Christensen, Kockrow.Adult Health Nursing Fifth

Edition, . Philadelphia : Mosby Company. 2006Doenges Marilynn E., Moorhouse Mary F.

Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3. Jakarta : EGC. 2000

Handono dan Isbagyo, 2005.Pemilihan Terapi Rematik yang Efektif, Aman, dan Ekonomis. Diunduh darihttp://www.tempo.co.id/. Diaskes pada tanggal 1 Mei 2009.

Hendra. 2008.Pengetahuan, di unduh darihttp:// ajangberkarya.wordpress.com/. Diaskes padatanggal 14 November 2009

Hidayat, Aziz., Riset keperawatan dan teknik penulisan ilmiah, . Jakarta : Salemba medika. 2008

Hurlock. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga. 1998

Juliani. 2008.Fungsi Kognitif Masa Dewasa Lanjut, Diunduh dari http://bbawor.blogspot. com/. Diaskes pada tanggal 14 November 2009

Junaidi. Iskandar.Rematik dan Asam Urat . Jakarta : Buana Ilmu Populer. 2002

Meiner, Lueckenotte.Gerontologic Nursing Third Edition, . Philadelphia : Mosby Company. 2006

Nainggolan.Terapi Jus dan Diet . Tanggerang : Argomedia. 2006

(11)

104 Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah

JKA | Volume 3 | Nomor 2 | Desember 2016

Notoatmodjo, Soekidjo.Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. . Jakarta : Rineka Cipta. 2003 Notoatmodjo, Soekidjo.Promosi Kesehatan dan

Ilmu Perilaku, . Jakarta : Rineka Cipta. 2007 Perry Anne G., Potter Patricia, Fundamental

Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik Volum 2 Edisi 4 . Jakarta : EGC. 2006

Polit, D.F., Hungler, B. P. Nursing Research : Principles and Methods . Philadelpia : Lippincott.2005

Price S.A, Wilson L.M.Patofisiologi : Konsep Klinik Proses-Proses Penyakit. Jakarta : EGC.2005

Setiadi, .Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu. 2007

Siswono. 2006. Wanita Lebih Sering Menderita Reumatoid Artritis. . Diunduh darihttp:// www.suarapembaruan.com/. Diaskes pada tanggal 1 Mei 2009

Syamsul, Anwar. Aplikasi Model Comunity as Partner dan Health Belief Model dalam Rangka Pelayanan Askep pada Agrerat Lansia dengan Rematik Artikuler di Kelurahan Depok Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok.

William w. Arthritis and Allied Condition : Texb ook of Rhemathology 13th EditionVolume One. Pennsylvania : A Waverly Company. 1997Yoga, 2007.

Gambar

Tabel  2. Distribusi Persentase  Pengetahuan  pada Pasien Lansia di Puskesmas Cicalengka  Kabupaten Bandung Tahun 2014 (n=116)
Tabel 6. Tabel Silang Hubungan Diit Makanan dengan Kejadian Rematik pada Lansia di Puskesmas  Cicalengka Kabupaten Bandung Tahun 2014 (n=116)
Tabel 7. Tabel Silang  Hubungan Kebiasaan Olahraga dengan Kejadian Rematik pada Lansia di Puskesmas  Cicalengka Kabupaten Bandung Tahun 2014 (n=116)

Referensi

Dokumen terkait

Adanya efisiensi pemanfaatan substrat (ds/s) yang tinggi, sedangkan efisiensi fermentasi yang relatif kecil dapat juga disebabkan oleh konsentrasi total gula dalam substrat

Pondasi tiang pancang digunakan apabila tanah yang berada dibawah dasar  bangunan tidak mempunyai daya dukung (bearing capacity) yang cukup untuk memikul berat bangunan

Menurut pendapat penulis rendahnya partisipasi masyarakat dalam program KB pria di Kecamatan Tugu disebabkan oleh tingkat pendidikan masyarakat yang masih rendah

Menurut Kuswanto (2012) di Kecamatan Kawunganten Kabupaten Cilacap biaya mulai dari pembuatan persemaian sampai dengan tanam secara konvensional memerlukan biaya

Dana yang diperlukan perusahaan pada dasarnya untuk 2 (dua) macam keperluan yaitu ; (1) Untuk keperluan modal kerja seperti untuk memberi kebutuhan kas, piutang dan persediaan

Penting untuk mengetahui seberapa besar delay yang mungkin terjadi pada tunnel, karena delay memberikan pengaruh yang besar dalam proses komunikasi dan kelancaran

Silakan menyalin dan/ atau memodifikasi dokumen ini selama tidak menghapus nota hak cipta

Rencana Aksi Daerah-Pengurangan Risiko Bencana (RAD-PRB) ini merupakan dokumen aksi yang digunakan untuk mengurangi risiko bencana sebagai upaya pencegahan dini terhadap