• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Substitusi Abu Cangkang Sawit Terhadap Kuat Tekan Beton

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Substitusi Abu Cangkang Sawit Terhadap Kuat Tekan Beton"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH SUBSTITUSI ABU CANGKANG SAWIT TERHADAP KUAT

TEKAN BETON

Vike Itteridi

1)

Rusandinata

2)

Program Studi Teknik Sipil Sekolah Tinggi Teknologi Pagar Alam

1 2

JalanMasik Siagim No.75 Simpang Mbacang Kec.Dempo Tengah Kota Pagar Alam

Sur-el:

vikeitteridi@gmail.com

Abstrak : Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh substitusi campuran Abu Cangkang Sawit terhadap kuat tekan beton. Dalam hal ini pengunaan campuran tersebut di buat dengan sebanyak 9 bendah uji serta mengunakan 2 variasi umur beton 3 hari dan 28 hari dengan perencanaan mutu beton f’c = 20 mpa. Berdasarkan dari hasil penelitian di laboratorium di dapat kuat tekan beton dengan menggunakan Abu Cangkang Sawit pada umur 28 hari adalah 20,59 mpa. Kekokohan suatu bangunan sangat di pengaruhi oleh kualitas mutu beton, untuk mengetahui kualitas dari suatu beton terlebih dahulu dilakukan perencanaan dan pengawasan lebih teliti terhadap bahan – bahan yang akan digunakan. Sejauh ini belum pernah di lakukan penelitian di Wilayah Kota Pagar Alam dengan mengunkan Abu Cangkang Sawit.

Kata kunci: Abu Cangkang Sawit;Beton;Kuat tekan beton

Abstract : This research was conducted to determine the effect of substitution of palm shell ash mixture on concrete compressive strength. In this case the use of the mixture was made with as many as 9 tests and using 2 variations of concrete age 3 days and 28 days with concrete quality planning f'c = 20 mpa. Based on the results of research in the laboratory, the concrete compressive strength using Palm Shell Ash at 28 days is 20.59 mpa. The robustness of a building is greatly influenced by the quality of the concrete quality, in order to know the quality of a concrete first there is a more careful planning and supervision of the materials to be used. So far, no research has been carried out in the Pagar Alam City Area by removing the Palm Shell Ash.

Keyword : Palm Shell Ash;Concrete;Concrete compressive strength

I. PENDAHULUAN

Bahan tambah yang digunakan seperti, fly ash, abu sekam padi, abu cangkang sawit, abu vulkanik dan material lainnya yang memilih unsur kimia sama dengan semen.

Kota Pagar Alam memiliki pabrik pengolahan teh yang di kelolah PTPN VII. Bahan bakar pembangkit boiler yang digunakan adalah cangkang kelapa sawit. Pengunaan cangkang kelapa sawit dalam jumlah banyak menyisakan limba berupa abu.

Berdasarkan permasalahan diatas bahwa peneliti akan melakukan penelitian yang di sebabkan oleh produksi semen dan masalah limbah abu cangkang di sekitar pabrik pengolahan PTPN VII (PERSERO), hal inilah

yang membuat peneliti untuk melakukan substitusi abu cangkang sawit kedalam semen.

II

.

METODELOGI PENELITIAN

1. Waktu dan Tempat Penelitian

Tempat pembuatan benda uji, perawatan dan pengujian kuat tekan beton dilaksanakan di Laboratorium Kebinamargaan Jl. Kapten Sanap Alun-alun Utara Pagar Alam Utara. Kegiatan yang dilakukan meliputi, pengujian pengaruh substitusi abu cangkang sawit terhadap kuat tekan beton, pengecoran benda uji, perawatan dan pengujian.

(2)

2. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki pengaruh substitusi abu cangkang sawit terhadap kuat tekan beton. Eksperimen ini dilakukan dengan menggunakan abu cangkang sawit. abu tersebut diperoleh dari Pabrik pengolahan teh PTPN VII PERSERO, di Kota Pagar Alam. agregat halus diperoleh dari lematang indah dan agregat kasar batu split diperoleh dari Kota Lahat, semen didapatkan dari toko bangunan terdekat dan air yang digunakan berasal dari lokasi Laboratorium Kebinamargaan Jl. Kapten Sanap Alun-alun Utara Pagar Alam Utara. Semua sampel di uji pada umur yang telah ditentukan untuk mengetahui perkembangan kuat tekan dari masing-masing sampel. Pengujian tes tekan beton menggunakan 6 sampel beton. Penelitian ini di uji berdasarkan kuat tekan beton. Material campuran beton ini memiliki gradasi butiran yang baik. Benda uji dalam penelitian ini dicetak dengan menggunakan cetakan kubus dengan ukuran 15cm x 15cm x 15cm. kubus beton tersebut dirawat dengan cara direndam didalam bak berisi air dan kemudian diuji pada umur 3 dan 28 hari.

3. Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian yang dilakukan meliputi tahapan persiapan bahan dan persiapan alat.

a. Persiapan Material

Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental di laboratorium dengan melakukan pengujian kuat tekan beton terhadap benda uji dengan berbagai perlakuan. Penyediaan bahan penyusun beton seperti semen, bahan substitusi semen (abu cangkang sawit), batu pecah, dan pasir. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan bahan campuran beton yaitu :

1. Agregat halus (pasir)

Agregat halus yang digunakan berasal dari sungai sungai Lematang.

2. Agregat kasar (kerikil)

Agregat kasar yang digunakan batu split, bongkahan batu yang diperoleh dari hasil penambangan akan dibelah dengan mensin penghancur (crusher machine).

3. Semen Portland

Semen yang digunakan adalah semen Portland dalam kemasan yang diperoleh dari toko dalam keadaan baik dan tertutup rapat.

4. Air

Air yang digunakan dalam penelitian ini adalah air bersih dari Laboratorium Kebinamargaan Jl. Kapten Sanap Alun-alun Utara Pagar Alam Utara.

5. Abu Cangkang Sawit

Abu diperoleh dari pabrik pengolahan teh PTPN VII PERSERO Kota Pagar Alam.

b. Persiapan Alat

Semua peralatan yang digunakan dalam penelitian ini tersedia di Laboratorium Kebinamargaan Jl. Kapten Sanap Alun-alun Utara Pagar Alam Utara.

1. Oven

Oven digunakan untuk mengeringkan agregat halus. Sehingga diperoleh agregat halus yang sudah tidak mengandung air.

2. Cetakan kubus (15cm x 15cm x 15cm). Digunakan untuk mencetak benda uji. 3. Sendok semen

Sendok semen digunakan untuk memindahkan adukan ke dalam beton.

4. Satu set saringan/ayakan

Satu set saringan digunakan untuk mengukur gradasi butir agregat halus.

5. Timbangan

Timbangan Digunakan untuk menentukan berat bahan (semen, agregat halus, agregat kasar).

6. Scoop

Scoop digunakan sebagai alat untuk mengambil agregat halus dan agregat kasar. 7. Mesin molen kapasitas ½ m3.

Molen digunakan untuk mengaduk campuran bahan pengisi beton.

8. Loyang

Digunakan sebagai tempat abu cangkang sawit, agregat halus, agregat kasar, dan semen pada saat penimbangan dan pengovenan. 9. Piknometer

Piknometer kapasitas 250 gram digunakan sebagai tempat takaran agregat halus dan berat jenisnya.

10. Bejana baja/Mold.

Bejana baja di gunakan untuk mengetahui berat satun pasir dengan diameter 225 mm, tinggi 244 mm, yang dilengkapi tongkat penumbuk.

11. Bak rendam

Digunakan untuk merendam benda uji selama masa perawatan benda uji.

12. Penumbuk besi

Penumbuk besi digunakan untuk menumbuk campuran agregat halus, kasar dan semen yang sudah dimasukan kedalam cetakan.

13. Alat uji kuat tekan beton UTM (Universal Testing machine).

(3)

III. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

1. Pengujian Agregat Halus

Pengujian agregat halus di lakukan untuk mengetahui kualitas agregat halus yang digunakan dalam campuran beton. Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian analisa saringan agregat halus, kadar lumpur dan berat jenis.

2. Analisa Saringan Agregat Halus (SNI 03-1968-1990)

Metode ini menentukan pembagian butir agregat halus dengan menggunakan saringan, tujuannya untuk memperoleh distribusi besaran atau jumlah persentase. Sebaliknya bila ukuran butirannya bervariasi maka volume pori menjadi kecil. Hasil pengujian analisa saringan agregat halus sungai Lematang Indah dapat dilihat pada Tabel 1 dan Gambar 1

Tabel. 1 Analisa Saringan Agregat Halus

Ukuran

Saringan Batas atas

Batas bawah Agregat halus Lematang 3/4 100 100 100 3/8 100,00 55 65 NO 4 97,49 35 44 NO 8 90,81 27 35 NO 16 70,54 20 28 NO 30 27,99 14 20 NO 50 8,05 3 5 NO 100 1,88 0 2

Gambar 1 Hasil pemeriksaan gradasi agregat halus sungai Lematang Indah

3. Kadar Lumpur (SNI 03 – 4142 – 1995)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kadar lumpur yang terdapat pada agregat halus.. Dengan melakukan tes kadar lumpur dengan benar maka akan di ketahui apakah pasir tersebut layak digunakan, apabila terlalu banyak

mengandung kadar lumpur maka dapat dikurangi prosentase lumpurnya terlebih dahalu dengan cara pencucian pasir maupun teknik lainnya.

Hasil pengujian kadar lumpur agregat halus Sungai Lematang Indah Kota Pagar Alam dapat dilihat pada tabel. 2

Tabel 2 Hasil pengujian kadar lumpur agregat halus sungai Lematang Indah

Kadar lumpur

Ukuran max agregat no. 4

(4,75 mm) Satuan

I II

Berat kering benda uji +

wadah W1 903,1 925,2 Gram

Berat wadah W2 403,1 425,2 Gram

Berat kering benda uji awal

W3 = W1 – W2

500,0 500,0 Gram Berat kering benda

sesudah pencucian + wadah

W4 899,4 921,6 Gram

Berat kering benda uji sesudah pencucian + wadah

W5 = W4 – W2

496,3 496,4 Gram Persen bahan lolos

saringan no. 200 (0,075 mm)   % 100 3 5 3 6    W W W W 0,74 0,72 %

Rata – Rata (I+II)/2 0,73 %

4. Berat Jenis (SNI 03 – 1970 – 1990)

Hasil pengujian berat jenis agregat halus sungai lematang indah Kota Pagar Alam dapat dilihat pada tabel 3

Tabel 3 Hasil pengujian berat jenis agregat halus sungai Lematang Indah

A B Satuan

Berat Benda Uji Kering

Permukaan Jenuh (SSD) 500 500 500 Gram

Berat Benda Uji Kering –

Oven BK 490,9 491,3 Gram

Berat Piknometer diisi air

(25oC) B 678,9 672,4 G ram

Berat Piknometer + Benda

Uji (SSD) + air (25OC) Bt 980,5 974,2 Gram

A B Rat a - Rat a Satua n Berat Jenis (Bulk) B BtBk  500 247 2,4 8 2,4 8 - Berat Jenis Kering Permukaan Jenuh B500Bt 500 252 2,5 2 2,5 2 -

(4)

Berat Jenis Semu (apparent) B Bk BtBk   259 2,5 9 2,5 9 - Penyerapan (absorption) Bk Bk 100% 500  1,8 5 1,7 7 1,8 1 %

5. Pengujian Slump Test

Slump Test dilakukan dengan adukan yang menggunakan Agregat Halus Sungai Lematang Indah Kota Pagar Alam tanpa campuran Abu Cangkang Sawit dan dengan Abu Cangkang Sawit. Dibawah ini merupakan table dan gambar hasil dari pengujian Slump Test.

Gambar 2 Pengujian Slump Test

Tabel 4 Hasil Uji Slump Test

No Agregat Halus Nilai Penurunan Slump Rata – rata I II III 1. Abu Cangkang Sawit 0% 5.5 6.8 8.0 6,7 cm 2. Abu Cangkang Sawit 10 % 2.0 5.0 6.0 4.3 cm 3. Abu Cangkang Sawit 15 % 2.0 4.0 5.5 3.8 cm

6. Pengujian Beton Keras a. Pengujian Berat Beton

Pemeriksaan berat satuan beton dilakukan pada saat beton berumur 3 h a r i d a n 28 hari. Pengujian berat beton dilakukan untuk mengetahui berat beton sebelum uji tekan dilakukan karena semakin besar berat beton, semakin besar kekuatan yang dapat dicapai. Pengujian berat beton dalam penelitian dapat dilihat pada tabel 5 dan gambar 3

Tabel 5 Pengujian berat beton

.

.

Gambar 3 Hasil Pengujian Berat Beton

b. Pengujian Kuat Tekan Beton Umur 3 Hari

Hasil pengujian kuat tekan beton fc’= 20 mpa umur 3 hari untuk masing – masing benda uji yang menggunakan abu cangkang sawit tabel.6 kuat tekan beton abu aangkang sawit 0% dan cangkang sawit 10% dan abu cangkang sawit 15% dapat dilihat pada tabel 6 di bawah ini.

Tabel 6 Kuat Tekan Beton Umur 3 Hari Abu Cangkang Sawit 0%, 10%, 15% No Umur (Hari) Kode Kuat Tekan KN Kuat Tekan Mpa Rata-Rata 1 3 0%ACS 244.2 11.06714 11.16 2 3 0%ACS 245.6 11.13059 3 3 0%ACS 249.3 11.29828 1 3 10%ACS 249.6 11.31187 11.47 2 3 10%ACS 239.7 10.8632 3 3 10%ACS 270.4 12.25453 1 3 15%ACS 221.0 10.01572 11.21 2 3 15%ACS 245.2 11.11246 3 3 15%ACS 276.2 12.51738 Umur Beton ACS 0% (Kg) Rata -Rata ACS 10% (Kg) Rata-Rata ACS 15%(K g) Rata-Rata Hari Ke 3 7.7651 2.58 7.8303 2.61 7.9184 2.63 7.7763 7.8243 7.7295 7.8277 7.8095 7.8197 Hari Ke 28 7.7554 2.58 7.8145 2.60 7.8355 2.61 7.8355 7.8307 7.7297 7.8278 7.8294 7.8195

(5)

Gambar 4. Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton Umur 3 Hari

c. Pengujian Kuat Tekan Beton Umur 28 Hari

Hasil pengujian kuat tekan beton fc’= 20 mpa umur 28 hari untuk masing - masing benda uji yang menggunakan abu cangkang sawit 0%, abu cangkang sawit 10% dan abu cangkang sawit 15% dapat dilihat pada table 7 di bawah ini.

Tabel 7 Kuat Tekan Beton Umur 28 Hari Abu Cangkang Sawit 0%,10%,15% No Umur (Hari) Kode Kuat Tekan KN Kuat Tekan Mpa Rata-Rata 1 28 0%ACS 451.2 20.44838 20.58 2 28 0%ACS 455.4 20.63873 3 28 0%ACS 456.2 20.67498 1 28 10%ACS 456.4 20.68405 20.59 2 28 10%ACS 446.5 20.23538 3 28 10%ACS 460.7 20.87892 1 28 15%ACS 427.8 19.3879 20.59 2 28 15%ACS 452.2 20.4937 3 28 15%ACS 483.2 21.89862

Gambar 5 Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton 28 Hari

7. Analisa Data

Analisa data yang dipakai pada penelitian ini menggunakan analisa deskriptif yaitu data hasil pengujian disajikan dalam bentuk tabel. Adapun hasil analisa data dapat dilihat pada tabel 8

Tabel 8 Analisa Data

Berdasarkan tabel 8 diatas dapat dilihat bahwa : Kadar Lumpur pada agregat halus Lematang Indah diperoleh sebesar 0,73 %. Nilai ini masih berada dalam batas yang di izinkan yaitu max 5% (SK SNI S – 04 – 1989 – F). Sehingga agregat halus tersebut tidak harus dicuci. Dengan demikian agregat halus Lematang Indah.

Berat Jenis pada agregat halus Lematang Indah diperoleh sebesar 2,48 gram. Hal ini terlihat bahwa berat jenis agregat halus Lematang Indah lebih besar. Dengan demikian agregat halus Lematang Indah lebih baik digunakan dalam pembuatan beton, karena semakin besar berat jenis yang diperoleh maka semakin baik digunakan dalam pembuatan beton.

Pada pengujian Slump Test agregat halus tanpa abu cangkang sawit diperoleh nilai Slump yang sama yaitu 6,7 cm sedangkan nilai Slump untuk abu cangkang sawit 10% yaitu 4,3 cm sedangkan untuk abu cangkang sawit 15% yaitu 3,8 cm . Dengan demikian nilai tersebut sudah mempunyai kelecekan yang baik dalam pembuatan beton.

Berat beton tanpa abu cangkang sawit umur 3 hari sebesar 2.58 kg dan umur 28 hari sebesar 2.58 kg. Sedangkan untuk campuran abu cangkang sawit 10% berat beton umur 3 hari sebesar 2,61 kg, dan umur 28 hari sebesar 2,60 kg. Untuk campuran abu cangkang sawit 15% berat beton umur 3 hari sebesar 2.63 kg, dan umur 28 hari sebesar 2.61 kg.

Dari hasil pengujian berat beton tersebut, berat beton umur 3 Hari dengan campuran abu cangkang sawit lebih besar 15% dibandingkan dengan penambahan abu can gkang sawit 10% dan 0% pada umur 28 hari.

Dengan demikian pada pengujian beton abu cangkang sawit bisa digunakan baik dalam pembuatan beton. Karena semakin besar berat beton yang didapat maka semakin besar kuat tekan yang dicapai.

Kuat tekan beton yang diperoleh tanpa campuran abu cangkang sawit umur 3 hari sampai 28 hari mengalami peningkatan dan kuat tekan tertinggi

Pengujian No Agregat halus Slump test (cm) Berat beton (kg) Kuat tekan (mpa) 1. Tanpa Tambahan 0% 6,7 2.58 20.58 2. Tambahan ACS 10% 4,3 2.61 20.59 3. Tambahan ACS 15% 3,8 2.60 20.59

(6)

dicapai pada umur 28 hari. Hal ini berarti kuat tekan campuran abu cangkang sawit 0% mencapai kuat tekan yang direncanakan yaitu sebesar 20.58 mpa. Sedangkan pada abu cangkang sawit 10% dan 15% kuat tekan umur 3 hari sampai 28 hari juga mengalami peningkatan sebesar 20.59 mpa dan 20.59 mpa pada umur 28 hari. akan tetapi, kuat tekan abu cangkang sawit 10% dan 15% mencapai kuat tekan yang direncanakan.

IV. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1.Abu cangkang sawit dapat digunakan sebagai pengganti semen, pada persentase 10% dan 15%.

2.Pemakaian abu cangkang sawit sebagai subtitusi semen membuat kuat tekan beton menjadi lebih meningkat pada umur 28 hari. Dengan penambahan abu cangkang sawit membuat beton menjadi lebih berat.

3.Mengetahui komposisi optimun pada campuran beton tanpa tambahan abu pada umur 28 hari sebesar 20,58 mpa pada komposisi yang menggunakan abu cangkang sawit 10 % sebesar 20,59 mpa dan dengan penambahan abu 15 % sebesar 20,59 mpa, dan mencapai kuat tekan yang di rencakan pada penambahan abu tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Eva arifi, 2015, Pemanfaatan Fly Ash Sebagian Pengganti Semen Persial Untuk Meningkatkan Performa Beton Agregat Daur Ulang : Jurusan Teknik Sipil Falkultas Teknik Universitas Brawijaya : Malang Jawa Timur, ISSN1978-5658. FD Pardi Habeahan, DKK Pengaruh Perawatan

(Curing) Pada Beton Dengan Limbah Abu Boiler Parik Kelapa Sawit (Pks) Sebagai Substitusi Semen Terhadap Kuat Tekan Beton, Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara : Medan, SNI. 1972-2008.

Fusian hendra, 2016, Memahami Mutu Beton K (Kg/Cm²) Dan Mutu Beton Fc’ (Mpa), http://www.ilmulabtekniksipil.id.

Khairil Anwar, DKK, 2012, Pengunaan Abu Cangkang Sawit Sebagai Pengganti Pada Sebagian Semen Untuk Menambah Kekuatan Tekan Mortar Program Studi Teknik Sipil Falkultas Teknik, Universitas Bengkulu : Bengkulu, ISSN 2086-9045.

Redo syamsumarwan, 2013, sejarah beton, http://semuabeton.blogspot.co.id.

Rukman pattinjjo, Definisi Beton ,

https://www.academia.edu.

Serwinda, DKK, Pengaruh Penambahan

Cangkang Sawit Terhadap Kuat Tekan Beton f’c 25 Mpa, program stadi teknik sipil falkultas teknik universitas pasir pengaraian.

Gambar

Tabel 3 Hasil pengujian berat jenis agregat halus  sungai Lematang Indah
Tabel 6 Kuat Tekan Beton Umur 3 Hari Abu  Cangkang Sawit  0%, 10%, 15%  No  Umur  (Hari)  Kode  Kuat  Tekan  KN  Kuat  Tekan Mpa  Rata-Rata  1  3  0%ACS  244.2  11.06714  11.16 2 3 0%ACS 245.6 11.13059  3  3  0%ACS  249.3  11.29828  1  3  10%ACS  249.6  11
Gambar 4. Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton  Umur 3 Hari

Referensi

Dokumen terkait

Tesis ini bejudul “Pengaruh Penambahan Abu Cangkang Sawit Terhadap Daya Dukung dan Kuat Tekan Pada Tanah Lempung Ditinjau Dan Uji UCT Dan CBR Laboratorium.” Tesis ini

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan antara pengaruh variasi substitusi abu cangkang kerang dan abu cangkang kelapa sawit terhadap waktu

Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan yang telah dilakukan dengan penambahan abu cangkang kerang darah ( anadara granosa ) terhadap uji kuat tekan pada beton, maka

Kuat tekan di awal-awal umur beton dengan abu cangkang kerang hijau sebagai pengganti semen Portland menunjukkan kuat tekan yang lebih tinggi dibandingkan beton

Bertitik tolak dari studi eksperimental yang telah dilakukan sebelumnya tentang penggunaan cangkang kelapa sawit sebagai pengganti agregat kasar terhadap kuat tekan

ANALISIS KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN LIMBAH CANGKANG KELAPA SAWIT DAN FLY ASH Muhammad Syafawi¹, Eka Purnamasari², Fitriani Ridzeki³ ¹Teknik Sipil 22201, Fakultas Teknik,

Hasil yang didapat dari penelitian ini kuat tekan rata-rata beton normal dengan umur beton konversi 28 hari sebesar 21,496 MPa dan dibandingkan dengan beton campuran A1 lebih rendah

Penggunaan serabut kelapa dengan campuran variasi 0,15% umur 28 hari sebesar 21,11 MPa mengalami penurunan paling rendah dari beton normal yang memiliki kuat tekan 22,24 MPa, pada