• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERBEDAAN FORMULASI TERHADAP KUAT TEKAN BATAKO ARANG CANGKANG KELAPA SAWIT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PERBEDAAN FORMULASI TERHADAP KUAT TEKAN BATAKO ARANG CANGKANG KELAPA SAWIT"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERBEDAAN FORMULASI TERHADAP KUAT TEKAN BATAKO ARANG CANGKANG KELAPA SAWIT

Koryando1, Armada2, Alamsyah3 Mahasiswa1, Dosen2,3 Jurusan Teknik Sipil

email : apb_abubakar@yahoo.com1, armada@polbeng.ac.id2, chairoulalamsyah@gmail.com3

ABSTRACT

Lightweight concrete or block represent substance consisted of the cement, fine aggregate and water. Concrete earn also given the substance add the goodness substance add the chemistry and also non chemistry of certain comparison. Onther coarse aggregate and refine also can be changed with the dissimilar subsrance which characteristic assumed able to become the substance of aggregate substitution. The final project cheeks how the nature physycal of charcoal palm eggshell and a influence of charcoal palm eggshell as substitution fine aggregate to content weight block and the strength of block pressure. The producing block using charcoal palm eggshell is made with formulation 1 : 4 by replacing the volume of some fine aggregate (sand) with charcoal palm eggsell as 0%, 10%, 20%, 30%, 40%, 50% and made sample with a pressure used sondir P max 600 kg/cm2. In this research show that the rate irrigate the charcoal palm eggshell alf equal to 2,5991 %, weight of charcoal palm eggshel alf equal to 686,242 Kg/m3, bulk specific gravity of condition SDD equal to 1,163. The result of block pressure indicate with charcoal percentage 0%, 10%, 20% value pressure is lower than charcoal percentage addition 30%, 40%, 50%. The approximately of block sample including 3rd class with maximum pressure value 5,60 MPa and the content weight proggresively more charcoal have addition therefore it more light. Then it can be concluded that with the fine aggregate charcoal palm eggsell alf add in the purpose of lightweight concrete or block casting can be reached.

Key word : Block, Substitution Substance, The charcoal of palm eggshell, Pressure. 

PENDAHULUAN

Sejauh ini limbah cangkang kelapa sa- wit belum dimanfaatkan dengan maksimal, sebagian digunakan untuk bahan bakar, ba- han baku arang sawit dan sewaktu-waktu digunakan sebagai pengganti agregat kasar sementara, dalam dunia konstruksi terdapat berbagai hal yang dapat dikembangkan sa- lah satunya adalah pengembangan beton ri- ngan dengan bahan utamanya adalah arang cangkang sawit. Beton ringan dibuat untuk menggantikan batu bata sebagai bahan kon- struksi, karena pembuatan batu bata meng- gunakan bahan dari alam yang akan ber- dampak buruk terhadap lingkungan.Kekua- tan beton ringan sangat tergantung pada komposisi, dan kekuatan dari masing-ma- sing material pembentuknya. Selain itu, me- tode pekerjaan dan perawatan juga menjadi faktor lain dalam menentukan kekuatan be- ton ringan. Untuk mendapatkan formulasi campuran dapat dilakukan dengan pende- katan menggunakan menggunakan metode perbandingan volume campuran dengan ka- rakteristik kuat tekan tertentu. Dengan pen- dekatan perbendingan formulasi yang ber- beda diduga akan menghasilkan kuat tekan

beton ringan cangkang sawit yang berbeda pula. Oleh sebab itu penulis tertarik untuk mempergunakan arang cangkang kelapa sa- wit sebagai bahan pengisi dalam pembuatan batako berbentuk silinder dengan berbagai formulasi campuran yang berbeda, sehingga dapat diketahui bagaimana pengaruh per- bedaan formulasi tersebut terhadap kuat te- kan dan berat isi batako yang dibuat.

Identifikasi Masalah

Dibawah ini dapat dirumuskan beberapa masalah yang dihadapi antara lain :

a. Bagaimana sifat fisik arang cangkang kelapa sawit ?

b. Bagaimana pengaruh formulasi campu- ran batako arang cangkang kelapa sa- wit dengan pendekatan perbandingan volume 1 : 4 terhadap kuat tekan ? c. Berapa kuat tekan yang dicapai dengan

pendekatan formulasi perbandingan vo- lume 1 : 4 ?

d. Bagaimana pengaruh formulasi campu- ran batako arang cangkang kelapa sa- wit dengan pendekatan perbandingan volume 1 : 4 terhadap berat isi ?

(2)

                                                                                       

                                                                                                      Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, batasan masalah tek- nis adalah sebagai berikut :

a. Cangkang sawit yang digunakan ber- asal dari pabrik sawit Dumai.

b. Cangkang sawit yang digunakan dalam bentuk arang sisa pembakaran.

c. Formulasi campuran ditentukan dengan pendekatan perbandingan volume 1 : 4 yang selanjutnya volume pasir di- gantikan dengan volume arang sesuai formulasi yang direncanakan.

d. Pengujian ditinjau saat benda uji ber- umur 7 dan 28 hari dengan jumlah 3 sampel untuk masing-masing umur se- suai persentase pasir yang digunakan.

e. Metode pemadatan dilakukan dengan cara ditekan dengan menggunakan son- dir hidrolik P max 600 kg/cm2.

f. Semen yang digunakan adalah semen tipe 1 Bosowa karena harganya yang ekonomis serta mudah diperoleh di- pasaran

g. Pasir yang digunakan adalah pasir Sei.

Injap yang berasal dari Rupat.

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin dica- pai dari pengujian ini adalah:

a. Mengetahui sifat fisik arang cangkang sawit yang berasal dari pabrik sawit Dumai. 

b. Mengetahui pengaruh formulasi cam- puran batako arang cangkang kelapa sawit dengan pendekatan perbandingan volume 1 : 4 terhadap kuat tekan deng- an variasi persentase penggantian volu- me agregat dengan arang 0%, 10%, 20%, 30%,40% dan 50%. 

c. Mengetahui kuat tekan yang dicapai oleh masing-masing formulasi.  

d. Mengetahui pengaruh variasi formulasi campuran batako arang cangkang kela- pa sawit terhadap berat isi. 

Manfaat Penelitian

Dari penulisan penelitian ini, penulis dapat memberikan manfaat antara lain :

a. Memberikan gambaran sifat-sifat fisik arang cangkang sawit berkenaan dengan

penggunaaannya sebagai bahan bangu- nan.

b. Memberikan alternatif bahan bangunan yang memanfaatkan limbah pengola- han kelapa sawit.

c. Menambah pemahaman bagi peneliti atau penulis tentang pengujian materi- al.

d. Dapat dijadikan sebagai referensi ten- tang penggunaan limbah cangkang sa- wit sebagai bahan bangunan.

TINJAUAN PUSTAKA

Bahan Penyusun Batako

Dalam pembuatan batako pada umumnya bahan yang digunakan adalah pasir, semen dan air. Berikut ini akan dijelaskan sekilas mengenai bahan-bahan yang digunakan da- lam pembuatan batako.

Semen Tipe 1

Peraturan Beton Indonesia (1971) menje- laskan bahwa Semen adalah bahan yang mempunyai sifat adhesif dan sifat kohesif yang digunakan sebagai bahan pengikat (bonding material) yang dipakai bersa- ma dengan batu kerikil, pasir dan air.

Portland semen merupakan bahan utama atau komponen beton terpenting yang ber- fungsi sebagai bahan pengikat anorganik dengan bantuan air dan mengeras secara hidrolik. Semen portland yang digunakan sebagai bahan struktur harus mempunyai kualitas yang sesuai dengan ketepatan agar berfungsi secara efektif. Pemeriksaan dila- kukan terhadap yang masih berbentuk ke- ring, pasta semen yang masih keras dan beton yang dibuat darinya. Sifat kimia ya- ng perlu mendapat perhatian adalah kese- garan semen itu sendiri. Semakin sedikit kehilangan berat berarti semakin sedikit kesegaran semen. Dalam keadaan normal kehilangan berat sebesar 2% dan maksi- mum kehilangan yang diijinkan 3%. Kehi- langan berat terjadi karena adanya kelem- baban dan karbondioksida dalam bentuk kapur bebas atau magnesium yang meng- uap. 

(3)

                                                                                                         

                                                                                                          Pasir

Pasir merupakan bahan pengisi yang di- gunakan dengan semen untuk membuat adukan. Selain itu juga pasir berpengaruh terhadap sifat tahan susut, keretakan dan kekerasan pada batako atau produk bahan bangunan campuran semen lainnya (PBI,1971). Pada pembuatan batako ring- an ini digunakan pasir yang lolos aya- kan kurang dari 5 mm (ASTM E 11-70) dan harus bermutu baik yaitu pasir yang bebas dari lumpur, tanah liat, zat organik, garam florida dan garam sulfat. Selain itu juga pasir harus bersifat keras, kekal dan mempunyai susunan butir (gradasi) yang baik. Menurut Persyaratan Bangunan In- donesia agregat halus sebagai campuran untuk pembuatan beton bertulang harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : 1. Pasir harus terdiri dari butir-butir halus

dan keras.

2. Pasir harus mempunyai kekerasan yang sama.

3. Agregat halus tidak boleh mengan- dung lumpur lebih dari 5%, apabila lebih dari 5% maka agregat tersebut harus dicuci dulu sebelum digunakan.

Adapun yang dimaksud lumpur adalah bagian butir yang Melewati ayakan 0,063 mm.

4. Pasir harus tidak boleh mengandung bahan-bahan organik terlalu banyak.

5. Pasir harus tidak mudah terpengaruh oleh perubahan cuaca (Wijanarko, W, 2008)

Air

Air yang digunakan sebagai campuran ba- han bangunan, harus berupa air bersih dan tidak mengandung bahan-bahan yang da- pat menurunkan kualitas batako. Menurut PBI ( 1971) persyaratan dari air yang di- gunakan sebagai campuran bahan bangu- nan adalah sebagai berikut:

a. Air untuk pembuatan dan perawatan beton tiak boleh mengandung minyak, asam alkali, garam-garam, bahan-ba- han organik atau bahan lain yang dapat merusak dari pada beton.

b. Apabila dipandang perlu maka contoh

air dapat dibawa ke Laboratorium Pe- nyelidikan Bahan untuk mendapatkan pengujian sebagaimana yang diper- syaratkan.

b. Jumlah air yang digunakan adukan beton dapat ditentukan dengan uku- ran berat dan harus dilakukan dengan tepat.

Air yang digunakan untuk proses pem- buatan beton yang paling baik adalah air bersih yang memenuhi syarat air minum.

Jika dipergunakan air yang tidak baik ma- ka kekuatan beton akan berkurang. Air yang digunakan dalam proses pembuatan beton jika terlalu sedikit maka akan me- nyebabkan beton akan sulit dikerjakan, te- tapi jika air yang digunakan terlalu ban- yak maka kekuatan beton akan berkurang dan terjadi penyusutan setelah beton me- ngeras. (Wijanarko, W. 2008)

Pengujian Kuat Tekan Batako

Kuat tekan suatu bahan merupakan per- bandingan besarnya beban maksimum ya- ng dapat ditahan beban dengan luas pena- mpang bahan yang mengalami gaya ter- sebut. Untuk pengukuran kuat tekan bata- ko mengacu pada standar ASTMC-133-97 dan dihitung dengan persamaan berikut : σ= Fmax ...(1) A

Dimana :

σ        = Kuat Tekan (N /m2 Fmax = Beban yang diberikan (N) A    = Luas penampang yang terkena

penekanan gaya

Berdasarkan SNI-03-0349-1989, persyara- tan kuat tekan minimum batako sebagai bahan bangunan dinding dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel.1 Kuat tekan batako MUTU KUAT TEKAN

MINIMUM (MPA) I 9,3 II 6,7 III 3,7 IV 2 Sumber:SNI-03-0349-1989

(4)

                                                                                                       

                                                                                                        METODE PENELITIAN

Bahan Baku

Bahan baku yang dipergunakan untuk pe- ngujian beton ringan antara lain :

1. Semen type I Bosowa (Portland cement).

2. Limbah kelapa sawit (Arang cangkang sawit)

3. Air

4. Pasir Rupat ( sungai Injap) Benda Uji

Benda uji yang digunakan selinder ukuran Ø15 x 30 cm.

Peralatan

1. Timbangan digital.

2. Saringan atau Ayakan 3. Ember

4. Oven 5. Talam baja

 

6. Mistar atau Penggaris

7. Mesin Penggaduk (Concrete Mixer) menggunakan tenaga listrik.

8. Mould/cetakan berbentuk selinder 9. Sondir Hidrolik P max 600 kg/cm2. Jumlah Sampel

Berdasarkan formulasi 1:4 persentase arang cangkang kelapa sawit yang digunakan 0%, 10%, 20%, 30%, 40%, 50% dengan umur sampel 7 hari dan 28 hari. Untuk jumlah sampel keseluruhan dalam pengujian ini adalah 36 sampel.

Rencana Campuran

Rencana campuran digunakan yaitu dengan perbandingan volume pasir 1:4 dengan me- nambahkan arang cangkang kelapa sawit.

Volume pasir digantikan dengan volume arang cangkang sawit sesuai persentase pa- sir yang digunakan berdasarkan studi li- teratur (Laksono D.W, 2009).

  Diagram alir pelaksanaan penelitan

Gambar 1. Bagan Alir Penelitian 

(5)

                                                                                                         

                                                                                                         

kena sinar matahari. Perawatan batako di- maksud agar proses pengerasan semen, pa- sir,arang cangkang sawit berlangsung deng- an sempurna. Perawatan beton dilakukan di Laboratorium Uji Bahan Politeknik Negeri Bengkalis.

Pengujian Berat Isi Batako (SNI 03- 1973-1990)

Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pengujian untuk menentukan berat isi batako. Tujuan pengujian ini untuk mem- peroleh angka yang benar dari berat isi ba- tako. Pengujian berat isi batako dimaksud untuk mengetahui berat isi rata-rata yang dimiliki oleh masing-masing benda uji. Pe- ngujian ini dilakukan pada selinder batako yang telah dirawat sesuai umurnya.

Pengujian Kuat Tekan Batako (SNI 03-1974-1990)

Pengujian kuat tekan batako dimaksud un- tuk mengetahui nilai kuat tekan batako melalui benda uji selinder batako, dengan umur pengujian,7 hari dan 28 hari. Kuat tekan batako adalah nilai yang ditunjukkan dengan cara menekan benda uji batako me- lalui alat tekan. Besarnya kuat tekan batako ini menunjukan baik tidaknya mutu pelak- sanaan batako. Apabila mutu pelaksanaan batako tepat dan benar maka akan didapat mutu batako sesuai dengan yang diingin- kan. pada mesin kuat tekan batako akan di- dapatkan, kemudian besarnya beban hancur ini dibagi dengan luasan permukaan benda uji yang tertekan maka akan didapatkan besarnya tegangan tekan batako. Dengan kata lain kuat tekan batako adalah beban persatuan luas yang menyebabkan batako hancur.

HASIL PENELITIAN DAN ANALISA

Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian dan analisa didapat pe- ngaruh penambahan arang cangkang kelapa sawit yaitu semakin banyak persentase ara- ng yang ditambahkan maka semakin ringan berat isi batako. Sedangkan pengaruh per- sentase penambahan arang terhadap kuat Pencampuran Batako

Untuk membuat suatu campuran beton, ma- ka semua data sangat diperlukan untuk mendapatkan kekuatan batako sesuai yang direncanakan. Dari hasil tersebut didapat berapa komposisi yang dibutuhkan dari tiap-tiap jenis material seperti semen, ag- regat halus, dan air. Dari jumlah itu di- buatlah suatu campuran dengan mengga- bungkan semua jenis material menjadi satu kesatuan dengan bantuan mesin pengaduk (molen). Pembuatan benda uji dibuat sesuai dengan kapasitas molen dan juga cetakan yang ada. Pada penelitian ini, pembuatan benda uji dilakukan sebanyak dua kali pen- campuran.

Pembuatan Benda Uji

Setelah pencampuran dilakukan sudah ter- capai maka langsung dilakukan pembuatan benda uji pada cetakan yang telah dise- diakan. Adapun langkah-langkah pembua- tan benda uji adalah sebagai berikut : 1. Tuang adukan ke dalam gerobak soro-

ng dan dibawa ke tempat pemadatan serta pencetakan sampel.

2. Untuk melakukan pemadatan sampel, terlebih dahulu adalah kondisikan alat sondir dalam kondisi baik. Atur semua alat sondir tersebut sehingga siap untuk dipakai

3. Sebelum sampel di masukkan ke dalam mould dan juga ditekan terlebih dahulu timbang berat awal sampel.

4. Selanjutnya tekan sampel dengan ban- tuan besi padu, plat kayu dan plat besi, masukkan plat kayu dan dilapisi plat besi kemudian masukkan besi padu ke- dalam sondir, tekan sampel sehingga mencapai kuat tekan maksimum 300 kg/cm2.

5. Sampel yang selesai di tekan ratakan permukaan sampel dengan mengguna- kan besi perata.

Perawatan (Curing)

Benda uji dibuka dari cetakan setelah satu hari (24 jam). Seterusnya dilakukan pera- watan batako dengan cara dilakukan pe- nyimpanan yang tidak secara langsung ter-

(6)

  cangkang sawit 10% dan 20% kuat te- kannya cenderung menurun dibawah kuat tekan sampel 0% arang cangkang sawit. Pada kadar penambahan arang 30%, 40% dan 50% arang cangkang sawit kuat tekan sampel cenderung me- ningkat diatas kuat tekan sampel 0%

arang cangkang sawit. Pada kadar pe- nambahan arang 30%, 40% dan 50%

arang cangkang sawit kuat tekan sam- pel cenderung meningkat diatas kuat tekan sampel 0% arang cangkang sawit sehingga mencapai kuat tekan mak- simal 5,60 Mpa.

3. Kuat tekan maksimum yang dicapai terdapat pada persentase penambahan arang 50% pada umur 28 hari dengan kuat tekan 5,60 MPa dan rata-rata kuat tekan sampel batako termasuk pada mutu III beton ringan sebagai bahan konstruksi.

4. Pengaruh formulasi campuran beton ri- ngan arang cangkang kelapa sawit de- ngan pendekatan perbandingan volume 1:4 terhadap berat isi adalah semakin banyak persentase arang didalam bata- ko maka semakin ringan berat isi pada batako.

DAFTAR PUSTAKA

Laksono, D.W (2009) pengaruh penggan- tian sebagian agregat pasir terhadap karakteristik dan kuat tekan batako dengan metode pressing”, Skripsi, Jurusan Sipil Fakultas Teknik Uni- versitas Muhammadiyah Malang.

Wijarnarko, W (2008) Metode Penelitian Jerami Padi Sebagai Bahan Pengi- sian, Erlangga, Bandung.

  tekan batako adalah Pada sampel dengan kadar 0% arang cangkang sawit kuat tekan sampel adalah 4,01 Mpa (mutu III), ke- mudian kuat tekan sampel batako menurun pada kadar penambahan 10% arang adalah 3,52 Mpa (mutu IV) dan 20% arang adalah 3,76 Mpa (mutu III). Pada kadar penam- bahan arang sebanyak 30%,40% dan 50%

kuat tekan sampel batako meningkat tinggi hingga kuat tekan maksimal 5,60 Mpa (mutu III). Rata-rata kuat tekan sampel batako termasuk pada mutu III hal ini ke- mungkinan disebabkan karena sampel pada umur 28 hari kondisinya sudah kering dan mengeras sehingga kuat tekan sampel ber- tambah.

KESIMPULAN

Dari hasil analisa dan pembahasan yang di- lakukan oleh penulis berdasarkan data pe- ngujian di Laboratorium Uji Bahan Politek- nik Bengkalis maka penulis mengambil ke- simpulan diantaranya :

1. Dari pengujian propertis material didapatkan data sifat fisik arang , yaitu:

a. Berat volume arang adalah 686,242 kg/m3

b. Rata-rata kadar air arang adalah 2,5991 %

c. Rata-rata berat jenis arang adalah 1,164 dan water absorption adalah 1,802 %

d. Rata-rata kadar lumpur arang ada- lah 4,82%.

e. Analisa saringan didapat MHB arang adalah 3,879.

2. Pengaruh formulasi campuran beton ri- ngan arang cangkang kelapa sawit de- ngan pendekatan perbandingan volume 1:4 terhadap kuat tekan adalah Pada kadar 0% arang cangkang sawit kuat tekan rata sampel adalah 4,01 MPa, ke- mudian pada kadar penambahan arang  

Gambar

Gambar 1. Bagan Alir Penelitian  

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara iklim keselamatan kerja, dukungan pimpinan, komitmen manajemen dan pemberian informasi secara bersama-sama dengan

1) Parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu singkat karena perubahan-perubahan konsumsi makanan dan kesehatan. 2) Memberikan gambaran status gizi sekarang

[r]

Mommy : Mommy, malu dad sama diri mommy, mommy kira selama ini dengan memberikan semua fasilitas dan kebutuhan materi untuk Raia yang tidak sempat mommy

Dalam novel Kelana Cinta Shafiyya menceritakan tentang sebuah pernikahan dari sudut pandang seorang anak dan banyak pesan moral yang ingin disampaikan pengarang tehadap

Perhitungan di atas merupakan tahap analisis untuk memberikan tinjauan apakah revaluasi aset tetap yang dilakukan oleh PT “X” dalam rangka tax planning dapat

Seandainya orbit planet mengelilingi matahari berbentuk lingkaran dengan matahari berada di pusat lingkaran, G = konstanta gravitasi umum, M = massa matahari, m = massa planet

Fase persiapan berbeda dengan implementasi karena pada tahap persiapan dilakukan aktivitas perencanaan bersama yang tidak termasuk dalam pengembangan kegiatan proyek namun