• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI PROYEK USAHA PERIKANAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EVALUASI PROYEK USAHA PERIKANAN"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM

EVALUASI PROYEK USAHA

PERIKANAN

Disusun Oleh : Dr. Ir. Nuddin Harahab, MP Dr. Ir. Mimit Primyastanto, MS

Dr. Ir. Agus Tjahjono, MS Dr. Ir. Anthon Effani, MP

TIM ASISTEN

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

(2)

PENGANTAR

Kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada kami sehingga pembuatan BUKU PANDUAN

PRAKTIKUM EVALUASI PROYEK USAHA PERIKANAN ini dapat terselesaikan dengan lancar.

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada:

 Kedua orang tua kami yang selalu mendoakan kesuksesan untuk kamu;

 Dr. Ir. Mimit Primyastanto, MS., Dr. Ir. Nuddin Harahab, MP., Dr. Agus Tjahjono, MS., Dr.Ir Anthon Effani, MP., Candra Adi Intyas, S.Pi.;

 Dan pihak-pihak lain yang juga ikut serta dalam penyelesaian buku panduan praktikum “EVALUASI PROYEK USAHA PERIKANAN” ini yang tidak bisa kami ssebutkan satu persatu.

Kami berharap semoga BUKU PANDUAN PRAKTIKUM EVALUASI

PROYEK USAHA PERIKANAN ini bermanfaat dan memberikan informasi bagi

semua pihak yang memerlukan. Kritik dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan pembuatan BUKU PANDUAN PRAKTIKUM EVALUASI

PROYEK USAHA PERIKANAN pada masa mendatang.

Malang, April 2015

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

1. PENDAHULUAN ... 1

A. Feasibility Study ... 1

B. Tujuan Studi Kelayakan Bisnis ... 1

C. Lembaga Yang Memerlukan Studi Kelayakan Bisnis ... 1

D. Aspek – Aspek Penilaian ... 1

E. Tahap – Tahap Dalam Studi Kelayakan Bisnis ... 3

Pertanyaan ... 5

2. ASPEK HUKUM ... 6

A. Penilaian Aspek Hukum ... 6

B. Dokumen – Dokumen Yang Perlu Disiapkan ... 6

Pertanyaan ... 8

3. ASPEK PASAR DAN PEMASARAN ... 9

A. Pasar Dan Pemasaran ... 9

B. Penilaian Aspek Pasar ... 9

Pertanyaan ... 10

4. ASPEK KEUANGAN (FINANSIIL) ... 11

A. Penilaian Aspek Finansiil ... 11

Pertanyaan ... 12

5. ASPEK TEKNIS ... 13

A. Penilaian Aspek Teknis ... 13

Pertanyaan ... 16

6. ASPEK MANAJEMEN ... 17

A. Penilaian Aspek Manajemen ... 17

Pertanyaan ... 18

7. ASPEK SOSIAL DAN EKONOMI ... 19

A. Penilaian Aspek Sosial Dan Ekonomi ... 19

Pertanyaan ... 21

8. ASPEK LINGKUNGAN ... 22

A. Penilaian Aspek Lingkungan ... 22

(4)

DAFTAR PUSTAKA ... 24 LAMPIRAN ... 25

(5)

1. PENDAHULUAN A. Feasibility Study

Kelayakan adalah penelitian yang dilakukan secara mendalam tersebut dilakukan untuk menentukan apakah usaha yang akan dijalankan akan memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang akan dikeluarkan. Dengan kata lain, kelayakan finansiil dan nonfinansiil sesuai dengan tujuan yang mereka inginkan. Layak disini diartikan juga akan memberikan keuntungan tidak hanya bagi perusahaan yang menjalankannya tetapi juga bagi investor, kreditur, pemerintah, dan masyarakat luas (Jakfar dan Khasmir, 2003).

Menurut Arsasi (2009), Feasibility Study adalah sebuah studi yang bertujuan untuk menilai kelayakan implementasi sebuah bisnis, sedangkan aspek-aspek yang dianalisis dalam FS adalah aspek-aspek sebagai berikut: 1. Financial Benefit, meliputi keuntungan untuk perusahaan tersebut 2. Macro Economic Benefit

3. Social Benefit, manfaat yang diterima oleh masyarakat berkaitan dengan proyek tersebut.

B. Tujuan Studi Kelayakan Bisnis

Jakfar dan Khasmir (2003) menyebutkan paling tidak ada lima tujuan mengapa suatu usaha atau proyek dijalankan perlu dilakukan studi kelayakan, yaitu:

1. Menghindari resiko kerugian 2. Memudahkan perencanaan

3. Memudahkan pelaksanaan pekerjaan 4. Memudahkan pengawasan

5. Memudahkan pengendalian

C. Lembaga yang Memerlukan Studi Kelayakan Bisnis

Hasil penelitian melalui studi kelayakan ini sangat diperlukan dan dibutuhkan oleh berbagai pihak, terutama pihak-pihak yang berkepentingan terhadap usaha atau proyek yang akan dijalankan. Perusahaan yang melakukan studi kelayakan akan bertanggung jawab terhadap hasil yang mereka katakan layak, sehingga pihak-pihak yang berkepentingan merasa yakin dan sangat percaya dengan hasil studi kelayakan yang telah dilakukan.

Jakfar dan Khasmir (2003) menyebutkan adapun pihak-pihak yang berkepentingan terhadap hasil studi kelayakan tersebut antara lain:

1. Pemilik usaha 2. Kreditur 3. Pemerintah 4. Masyarakat luas 5. Manajemen

D. Aspek – Aspek Penilaian

(6)

Jakfar dan Khasmir (2003) menyebutkan dalam melakukan pembuatan dan penilaian studi kelayakan melalui tahap-tahap yang telah ditentukan, hendaknya dilakukan secara benar dan tepat. Kemudian setiap tahapan memiliki berbagai aspek yang harus diteliti, diukur dan dinilai sesuai dengan ketentuan yang telah ditentukan.

Ada beberapa aspek yang perlu dilakukan studi untuk menentukan kelayakan suatu usaha. Masing-masing aspek tidak berdiri sendiri, akan tetap saling berkaitan. Artinya, jika salah satu aspek tidak dipenuhi maka perlu dilakukan perbaikan dan tambahan yang diperlukan.

Secara umum prioritas aspek-aspek yang perlu dilakukan studi kelayakan diantaranya aspek hukum, aspek pasar dan pemasaran, aspek keuangan/finansiil, aspek teknis/operasi, aspek manajemen dan organisasi, aspek sosial/eknomi, dan aspek AMDAL.

Secara ringkas gambaran mengenai aspek-aspek yang akan dinilai dapat dilihat dalam gambar 1.

Gambar 1. Aspek - Aspek Penilaian Studi Kelayakan Bisnis

Aspek Penilaian

Aspek Hukum

Aspek Pasar dan Pemasaran Aspek Manajemen dan Organisasi Hasil Studi Aspek Keuangan Aspek AMDAL Aspek Sosial/Ekonomi Aspek Teknis/Operasi 2

(7)

E. Tahap – Tahap dalam Studi Kelayakan Bisnis

Menurut Arsasi (2009), tahapan-tahapan Feasibility Study meliputi:

1. Tahap Identifikasi

 Penentuan tujuan yang hendak dicapai dalam studi kelayakan

2. Tahap Pra-Seleksi

Tahapan ini meliputi:

 Gambaran pasar secara umum

 Gambaran singkat tentang proses operasional dan informasi terkait dengan ketersediaan faktor-faktor operasional yang utama

 Investasi pada peralatan yang dibutuhkan dan biaya operasi

 Perkiraan laba yang akan dicapai

 Antisipasi resiko dan problem utama yang akan dihadapi perusahaan

3. Tahap Analisis

Tahapan ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu Analisis Pasar, Analisis Teknikal dan Analisis Keuangan.

 Analisis Pasar

 Gambaran singkat tentang pasar

 Analisis permintaan pasar saat ini dan masa lalu  Analisis suplai pasar saat ini dan masa lalu

 Estimasi permintaan yang akan datang terhadap produk  Estimasi share daripada project

 Analisis Teknikal

 Deskripsi singkat mengenai produk

 Deskripsi pada tahapan manufakturing produk yang bersangkutan  Penentuan plant size dan jadwal produksi

 Pemilihan peralatan dan mesin produksi  Identifikasi plant location

 Layout produksi

 Studi mengenai ketersediaan raw material dan utilities  Estimasi kebutuhan tenaga kerja

 Penentuan tipe dan kuantitas sisa hasil produksi  Estimasi biaya produksi

 Analisis Keuangan

(8)

 Pernyataan laporan keuangan yang telah diaudit untuk existing

companies

 Pernyataan total project cost, initial capital requirements, dan cash

flows relative to project timetable

 Proyeksi keuangan untuk beberapa tahun ke depan  Supporting projections untuk proyeksi keuangan  Analisis laporan keuangan

 Analisis sensitivitas

 Tahap evaluasi dan penentuan keputusan

Tahapan ini meliputi Proposal Investasi dan Social Profitability Analysis. Menurut Jakfar dan Khasmir (2003), tahapan dalam studi kelayakan dilakukan untuk mempermudah pelaksanaan studi kelayakan dan keakuratan dalam penilaian. Adapun dalam tahap-tahap dalam melakukan studi kelayakan dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Tahapan dalam Studi Kelayakan Bisnis

Pengumpulan Data Melakukan Pengolahan Data Analisis Data Dijalankan Mengambil Keputusan Direkomendasikan Dibatalkan TIDAK LAYAK LA YA K 4

(9)

PERTANYAAN

1. Apa perbedaan kelayakan dengan Feasibility Study? Sebutkan aspek-aspek yang di analisis dalam FS!

--- 2. Mengapa dalam sebuah usaha atau proyek perlu diketahui studi kelayakan

usaha? --- 3. Aspek-aspek penilaian apa saja yang perlu dilakukan studi untuk

menentukan kelayakan suatu usaha?

--- 5

(10)

2. ASPEK HUKUM

A. Penilaian Aspek Hukum

Menurut Jakfar dan Khasmir (2003), banyak sekali usaha yang telah berjalan pada akhirnya di kemudian hari menimbulkan masalah. Masalah-masalah yang timbul kadang-kadang sangat vital, sehingga usaha yang semula kita nyatakan layak untuk semua aspek, ternyata menjadi sebaliknya. Hal ini disebabkan karena kurang teliti dalam bidang hukum sebelum usaha tersebut dijalankan.

Sebagai contoh, jika badan hukum yang ternyata fiktif, artinya tidak sah secara hukum, sehingga tidak layak disebut sebagai perusahaan yang berbadan hukum. Atau pula dapat terjadi izin-izin yang dimiliki ternyata palsu. Kemudian peliknya masalah tanah, dimana sering terjadi pemalsuan surat-surat, sehingga menimbulkan sengketa yang berkepanjangan. Pada akhirnya akibat kurang teliti dalam penelitian dokumen akan sangat merugikan pihak perusahaan itu sendiri.

Oleh karena itu, hendaknya dalam melakukan analisis aspek hukum ini dilakukan secara teliti dan cermat dengan mencari sumber-sumber informasi yang jelas sampai ke tangan yang memang berkompeten untuk mengeluarkan surat-surat yang hendak kita teliti. Demikian juga bagi mereka yang hendak menyiapkan suatu proyek atau usaha maka perlu dilakukan sebagai persiapan yang berkaitan dengan aspek hukum ini.

B. Dokumen – Dokumen yang Perlu Disiapkan

Penelitian ke lapangan untuk mengecek kebenaran dari data-data atau yang kita butuhkan dan untuk menguji kebenaran dan keabsahan dokumen-dokumen dapat kita lakukan dengan dua cara, yaitu:

1. Menandatangani sumber informasi yang berhak mengeluarkan surat-surat atau dokumen-dokumen.

2. Mencari informasi dari laporan-laporan, koran, majalah, atau perpustakaan yang memuat informasi yang relevan dengan analisis kita.

Secara ringkas dokumen-dokumen yang perlu dipersiapkan untuk aspek hukum perusahaan serta yang menjadi bahan untuk penilaian studi kelayakan dari segi aspek hukum dapat dilihat pada gambar 3.

(11)

Badan Hukum

NPWP

Tanda Daftar Perusahaan

Surat Izin Usaha

Izin Domisili

Izin Mendirikan Bangunan

Bukti Diri

Izin – Izin Lainnya

Gambar 3. Dokumen yang Perlu Dipersiapkan dalam Aspek Hukum

(12)

PERTANYAAN

1. Berikan contoh penilaian aspek hukum dalam sebuah usaha!

--- 2. Apa yang kita lakukan untuk menguji kebenaran dan keabsahan

dokumen-dokumen yang kita butuhkan dalam studi kelayakan?

--- 8

(13)

3. ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

A. Pasar dan Pemasaran

Pasar dan pemasaran merupakan dua sisi yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Pasar dan pemasaran memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi dan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Dengan kata lain, setiap ada kegiatan pasar selalu diikuti oleh pemasaran dan setiap kegiatan pemasaran adalah untuk mencari atau menciptakan pasar (Jakfar dan Khasmir, 2003).

B. Penilaian Aspek Pasar

Penilaian aspek pasar merupakan penilaian untuk menciptakan pasar dan mengetahui kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh pengusaha tersebut. Hal-hal yang dinilai dalam aspek pasar diantaranya:

1. Segmentasi pasar 2. Sasaran pasar 3. Posisi pasar

4. Strategi pemasaran

5. Peramalan di masa yang akan datang 6. Estimasi pasar

Contoh, pada penelitian Kajian Ranu Betok sebagai Usaha Budidaya Keramba Jaring Apung dan Usaha Penangkapan Ikan di Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo Jawa Timur. Aspek pasar yang dinilai meliputi saluran pemasaran, daerah pemasaran, strategi pemasaran, dan alat-alat dan cara pembayaran.

Gambar 4. Penilaian Aspek Pasar pada Usaha Keramba Jaring Apung dan Penangkapan Ikan di Ranu Betok

Aspek Pasar

Saluran Pemasaran

Strategi Pemasaran Daerah Pemasaran

Alat dan Cara Pembayaran

(14)

PERTANYAAN

1. Jelaskan perbedaan antara pasar dan pemasaran!

--- 2. Hal-hal apa saja yang harus dinilai dari penilaian aspek pasar? Berikan

contohnya! --- 10

(15)

4. ASPEK KEUANGAN (FINANSIIL)

A. Penilaian Aspek Finansiil

Menurut Jakfar dan Khasmir (2003), keseluruhan penilaian dalam aspek keuangan meliputi hal-hal seperti:

1. Sumber-sumber dana yang akan diperoleh 2. Kebutuhan biaya investasi

3. Estimasi pendapatan dan biaya investasi selama beberapa periode termasuk jenis-jenis dan jumlah biaya yang dikeluarkan selama umur investasi

4. Proyeksi neraca dan laporan laba/rugi untuk beberapa periode ke depan 5. Kriteria penilaian investasi

6. Rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan Sehingga dapat dikatakan penilaian pada aspek keuangan bertujuan menilai apakah investasi dalam suatu usaha layak untuk dijalankan dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Contoh, pada penelitian Kajian Ranu Betok sebagai Usaha Budidaya Keramba Jaring Apung dan Usaha Penangkapan Ikan di Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo Jawa Timur. Penilaian aspek finansiil pada usaha Budidaya Keramba Jaring Apung dan Penangkapan Ikan terdiri dari permodalan dan pembiayaan. Analisis jangka pendek meliputi penerimaan, keuntungan,

Revenue Cost Ratio (R/C Ratio), Rentabilitas, dan Break Even Point (BEP).

Analisis jangka panjang meliputi Net Present Value (NPV), Internal Rate of

Return (IRR), Profitability Index (PI) atau Benefit and Cost Ratio (B/C Ratio), Payback Period (PP), dan Analisis Sensitivitas.

Gambar 5. Penilaian Aspek Finansiil pada Usaha Budidaya KJA dan Penangkapan Ikan Aspek Finansiil Usaha Budidaya KJA dan Penangkapan Ikan Jangka Pendek Jangka Panjang - Permodalan - Pembiayaan - Penerimaan - Keuntungan

- Revenue Cost Ratio (R/C Ratio) - Rentabilitas

- Break Even Point (BEP)

- NPV - IRR - B/C Ratio - Payback Period (PP) - Analisis Sensitivitas 11

(16)

PERTANYAAN

1. Apa saya yang perlu dinilai dalam aspek keuangan? Berikan contohnya! --- 12

(17)

5. ASPEK TEKNIS

A. Penilaian Aspek Teknis

Menurut Jakfar dan Khasmir (2003), aspek teknis atau operasi juga dikenal sebagai aspek produksi. Penilaian kelayakan terhadap aspek ini sangat penting dilakukan sebelum perusahaan dijalankan. Penentuan kelayakan teknis atau operasi, sehingga apabila tidak dianalisis dengan baik, maka akan berakibat fatal bagi perusahaan dalam perjalanannya di kemudian hari.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam aspek ini adalah permasalahan penentuan lokasi, luas produksi, tata letak (layout), penyusunan peralatan pabrik dan proses produksinya termasuk pemilihan teknologi. Kelengkapan kajian aspek operasi sangat tergantung dari jenis usaha yang akan dijalankan, karena setiap jenis usaha memiliki prioritas tersendiri.

Jadi, analisis dari aspek operasi adalah untuk menilai kesiapan perusahaan dalam menjalankan usahanya dengan menilai ketetapan lokasi, luas produksi, dan layout serta kesiagaan mesin-mesin yang akan digunakan. Contoh pada kegiatan usaha perikanan meliputi input, proses dan output.

Contoh, pada penelitian Kajian Ranu Betok sebagai Usaha Budidaya Keramba Jaring Apung dan Usaha Penangkapan Ikan di Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo Jawa Timur. Menurut Kordi (2010), ada beberapa macam KJA yang digunakan dalam pemeliharaan ikan mulai dari ukuran kecil hingga yang paling besar. Tetapi ukuran yang umum digunakan adalah ukuran rakit 2 x 2 m, 4 x 4 m, 5 x 5 m, 6 x 6 m, 7 x 7 m, 8 x 8 m, atau 10 x 10 m, dan ukuran keramba 3 x 3 x 3 m. Ukuran mata jaring (mesh size) disesuaikan dengan ukuran ikan yang dipelihara dengan patokan yang tidak melebihi jarak kedua mata ikan.

 Persiapan Sarana dan Prasarana

 Sarana yang digunakan pada usaha budidaya keramba jaring apung meliputi:

1. Pemilihan lokasi

2. Persiapan keramba jaring apung 3. Persiapan peralatan yang digunakan 4. Pemilihan bibit unggul

5. Pemilihan pakan

6. Penanggulangan hama penyakit

13

(18)

 Prasarana yang digunakan pada usaha budidaya keramba jaring apung meliputi:

1. Kepemilikan lokasi

2. Sarana transportasi dan komunikasi 3. Alat dan bahan

4. Harga dan pasar  Teknik Pembesaran

Ada beberapa teknik yang dilakukan dalam pembesaran ikan, yaitu: 1. Persiapan keramba jaring apung

2. Pengadaan dan seleksi benih 3. Pemberian pakan

4. Pengolahan kualitas air

5. Mencegah timbulnya hama dan penyakit

a. Melakukan pencegahan dengan mengatur pola makan ikan b. Menghindarkan kontak fisik dengan induknya

c. Perawatan keramba jaring apung

d. Melakukan pengecekan rutin keramba jaring apung e. Memelihara ikan yang benar-benar bebas penyakit  Pemanenan

Pemanenan dilakukan setelah ikan mencapai ukuran yang diinginkan secara total maupun panen sebagian. Dilakukan pada pagi hari dan sore hari yaitu pada saat suhu tidak terlalu tinggi, sehingga ikan tidak mengalami stres akibat suhu air yang mendadak.

1. Alat panen 2. Cara panen

 Panen total

 Panen sebagian

 Penanganan hasil panen a. Penanganan ikan hidup b. Penanganan ikan segar  Pemasaran

1. Tujuan pemasaran

(19)

Gambar 6. Penilaian Aspek Teknis pada Usaha Budidaya Keramba Jaring Apung Aspek Teknis pada Usaha Budidaya Keramba Jaring Apung

Persiapan Sarana dan Prasarana

Teknik Pembesaran

Pemanenan

(20)

PERTANYAAN

1. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam penilaian aspek teknis? Berikan contohnya! --- 16

(21)

6. ASPEK MANAJEMEN

A. Penilaian Aspek Manajemen

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Handoko, 2003).

Menurut Jakfar dan Khasmir (2003), fungsi manajemen dalam suatu perusahaan atau organisasi ialah sebagai berikut:

Gambar 7. Fungsi - Fungsi Manajemen

Contoh, pada penelitian Kajian Ranu Betok sebagai Usaha Budidaya Keramba Jaring Apung dan Usaha Penangkapan Ikan di Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo Jawa Timur. Analisis aspek manajemen yang dilakukan dalam penelitian ini diantaranya ada perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), menggerakkan (actuating), dan pengawasan (controlling) dalam beberapa usaha yang terdapat di Ranu Betok serta sejauh mana perhatian peran pemerintah setempat dalam pemanfaatan Ranu Betok sebagai usaha perikanan.

Gambar 8. Penilaian Aspek Manajemen pada Usaha Keramba Jaring Apung

Aspek Manajemen pada Usaha Budidaya Keramba Jaring Apung Perencanaan (Planning) Pengorganisasian (Organizing) Menggerakkan (Actuating) Pengawasan (Controlling) 17

(22)

PERTANYAAN

1. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam penilaian aspek manajemen? Berikan contohnya! --- 18

(23)

7. ASPEK SOSIAL DAN EKONOMI

A. Penilaian Aspek Sosial dan Ekonomi

Sebagai makhluk sosial, manusia tidak pernah bisa hidup seorang diri. Dimana pun berada, manusia senantiasa memerlukan kerja sama dengan orang lain. Manusia membentuk pengelompokkan sosial (social grouping) diantara sesama dan upayanya mempertahankan hidup dan mengembangkan kehidupan. Kemudian dalam kehidupan bersama, manusia memerlukan organisasi, yaitu suatu jaringan sosial antar sesama untuk menjamin ketertiban sosial. Dari interaksi-interaksi itulah yang kemudian melahirkan sesuatu yang dinamakan lingkungan sosial. Lingkungan sosial erat sekali hubungannya dengan pembangunan, baik secara fisik maupun pembangunan masyarakat secara ekonomi dan sosial itu sendiri yang bersifat kontinyu dan berkelanjutan (Santoso, 2011).

Menurut Primyastanto (2011), setiap usaha yang dijalankan tentunya akan memberikan dampak positif dan negatif, yang mana dampak tersebut akan dapat dirasakan oleh berbagai pihak, baik bagi pengusaha itu sendiri, pemerintah maupun masyarakat luas. Dalam aspek ekonomi dan sosial, dampak positif yang diberikan dengan adanya investasi lebih ditekankan kepada masyarakat khususnya, dan pemerintah umumnya.

1. Komponen Sosial

a) Komponen Demografi a. Struktur penduduk

b. Tingkat kepadatan penduduk c. Pertumbuhan penduduk d. Tenaga kerja

b) Komponen Budaya

a. Kebudayaan (adat istiadat, nilai dan norma budaya) b. Proses sosial

c. Warisan budaya (situs purbakala, cagar budaya)

d. Sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana usaha dan/atau kegiatan

c) Kesehatan Masyarakat

a. Parameter lingkungan yang diperkirakan b. Proses dan potensi terjadinya pencemaran c. Potensi dampak timbulnya penyakit

(24)

d. Kondisi lingkungan yang dapat memperburuk proses penyebaran penyakit

2. Komponen Ekonomi

a) Ekonomi rumah tangga (tingkat pendapatan, pola nafkah, dan pola nafkah ganda)

b) Ekonomi sumberdaya alam (pola kepemilikan dan penguasaan sumberdaya alam, pola penggunaan lahan, nilai tambah sumberdaya alam dan sumberdaya lainnya)

c) Perekonomian lokal dan regional (kesempatan kerja dan berusaha, memberikan nilai tambah dan proses manufaktur, jenis dan jumlah aktivitas ekonomi non formal, distribusi pendapatan, efek ganda ekonomi, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Pendapatan Asli Daerah (PAD), pusat pertumbuhan ekonomi, fasilitas umum dan fasilitas sosial, aksebilitas wilayah)

d) Pengembangan wilayah

Contoh, pada penelitian Kajian Ranu Betok sebagai Usaha Budidaya Keramba Jaring Apung dan Usaha Penangkapan Ikan di Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo Jawa Timur. Analisis aspek sosial ekonomi yang dilakukan dalam penelitian ini diidentifikasi secara terpisah antara aspek sosial dan aspek ekonomi. Identifikasi aspek sosial meliputi kelembagaan, suku bangsa dan bahasa, agama, sejarah Ranu Betok, budaya lain, kondisi kesehatan penduduk dan fasilitas kesehatan yang ada, sanitasi lingkungan, isu dan permasalahan masyarakat sekitar Ranu Betok. Identifikasi aspek ekonomi meliputi pendapatan masyarakat di bidang perikanan, pendapatan masyarakat Ranu Betok di bidang non perikanan, program pemerintah dalam pengelolaan Ranu Betok.

(25)

PERTANYAAN

1. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam penilaian aspek sosial dan ekonomi? Berikan contohnya! --- 21

(26)

8. ASPEK LINGKUNGAN

A. Penilaian Aspek Lingkungan

Lingkungan hidup merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk ditelaah sebelum suatu investasi atau usaha dijalankan. Sudah tentu telaah yang dilakukan untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan jika suatu investasi dilakukan, baik dampak positif maupun yang berdampak negatif. Dampak yang timbul ada yang langsung mempengaruhi pada saat kegiatan usaha/proyek dilakukan sekarang atau baru terlihat beberapa waktu kemudian di masa yang akan datang. Dampak lingkungan hidup yang telah terjadi adalah berubahnya suatu lingkungan dari bentuk aslinya seperti perubahan fisik kimia, bioogi atau sosial. Perubahan lingkungan ini jika tidak diantisipasi dari awal akan merusak tatanan yang sudah ada, baik terhadap fauna, flora, maupun manusia itu sendiri (Jakfar dan Khasmir, 2003).

Oleh karena itu, sebelum suatu usaha atau proyek dijalankan maka sebaiknya dilakukan terlebih dahulu studi tentang dampak lingkungan yang akan timbul, baik dampak sekarang maupun di masa yang akan datang. Studi ini disamping untuk mengetahui dampak yang akan timbul, juga mencarikan jalan keluar untuk mengatasi dampak tersebut. Studi inilah yang kita kenal dengan nama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL).

Pengertian Analisis Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) menurut PP No. 27 Tahun 1999 Pasal 1 adalah telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak besar dan penting suatu rencana usaha dan kegiatan. Arti lain analisis dampak lingkungan adalah teknik untuk menganalisis apakah proyek yang akan dijalankan akan mencemarkan lingkungan atau tidak dan jika ya, maka diberikan jalan alternatif pencegahannya.

(27)

PERTANYAAN

1. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam penilaian aspek lingkungan? Berikan contohnya! --- 23

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Arsasi. 2009. Belajar Tentang Investasi, Pajak dan Perbankan.

http://arsasi.wordpress.com. 17 Januari 2012.

Handoko, Hani T. 2003. Manajemen. Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Jakfar dan Khasmir. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Prenada Media Kencana. Jakarta.

Primyastanto, Mimit, 2011. Feasibility Study Usaha Perikanan Sebagai

Aplikasi dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan. Universitas

Brawijaya Press (UB Press). Malang.

Santoso, Urip. 2011. Jurnal Lingkungan Hidup. Pengaruh Pengelolaan

Lingkungan Hidup Terhadap Aspek Sosial dan Ekonomi Masyarakat.

Maret 2011.

(29)

Lampiran 1. Modal Tetap pada Usaha Budidaya Keramba Jaring Apung

No Jenis Modal Investasi Jumlah (Unit)

Harga

(Rp/Unit) Harga Total

Umur Teknis (Tahun) Penyusutan (per Tahun) Sumber Modal

1 Kayu Balok 28 45.000 1.260.000 10 126.000 Sendiri

2 Rakit 24 25.000 600.000 5 120.000 Sendiri

3 Pelampung 10 300.000 3.000.000 5 600.000 Sendiri

4 Jaring 4 175.000 700.000 5 140.000 Sendiri

5 Bambu 8 28.000 224.000 5 44.800 Sendiri

6 Perahu rakit 1 260.000 260.000 5 52.000 Sendiri

7 Timbangan 1 200.000 200.000 5 40.000 Sendiri

8 Serok 2 25.000 50.000 5 10.000 Sendiri

9 Ember 6 7.000 42.000 5 8.400 Sendiri

TOTAL 6.336.000 1.141.200

Jenis modal tetap yang digunakan pada Usaha Budidaya Keramba Jaring Apung merupakan jenis modal yang tidak habis pakai dalam satu kali produksi, dan memiliki umur teknis (UT) yang berbeda-beda pada setiap jenis investasi tersebut. Jenis modal tetap (investasi) tersebut mengalami penyusutan berdasarkan masing-masing dari umur teknisnya.

(30)

Lampiran 2. Modal Kerja pada Usaha Budidaya Keramba Jaring Apung Biaya Tetap (Fixed Cost) pada Usaha Budidaya Keramba Jaring Apung

No Jenis Biaya Tetap Nilai (Rp)

1 Penyusutan 1.141.200

2 Perawatan KJA 600.000

3 Tenaga Kerja 3.000.000

TOTAL 4.741.200

Biaya Variabel (Variable Cost) pada Usaha Budidaya Keramba Jaring Apung No Jenis Biaya Variabel Nilai (Rp)

1 Benih (3x siklus panen) 4.050.000 2 Pakan (3x siklus panen) 6.300.000

3 Sterofoam 250.000

4 Obat-obatan 15.000

5 Pemasaran 300.000

TOTAL 10.915.000 Total Cost = Modal Kerja = Rp 15.656.200,-

Biaya Tetap yang digunakan dalam Usaha Budidaya Keramba Jaring Apung diantaranya penyusutan, perawatan KJA dan tenaga kerja, penyusutan merupakan hasil penyusutan dari modal tetap (investasi)

Biaya Variabel yang digunakan dalam Usaha Budidaya Keramba Jaring Apung diantaranya benih, pakan, sterofoam, obat-obatan, dan pemasaran, biaya variabel merupakan biaya yang selalu berubah dalam suatu perriode tertentu.

(31)

Lampiran 3. Analisis Finansiil Jangka Pendek Usaha Budidaya Keramba Jaring Apng

Analisis Perhitungan Aspek Finansiil

Modal Tetap Rp 6.336.000

Modal Kerja Rp 15.656.200

Total Biaya Tetap (TFC) Rp 4.741.200 Total Biaya Variabel (TVC) Rp 10.915.000 Biaya Total (TC = TFC + TVC) Rp 15.656.200

Biaya Produksi

Biaya Total (TC) = Total Biaya Tetap (TFC) + Total Biaya Variabel (TVC) = Rp 4.741.200,- + Rp 10.915.000,-

= Rp 15.656.200,-

Produksi dan Penerimaan

Total Produksi dalam 3 siklus panen/1 tahun (Q) = 2.880 Kg Harga per Kilogram Ikan (P) = Rp 9.000,-

Total Penerimaan (TR) = Q x P

= 2.880 Kg x Rp 9.000,-/Kg = Rp 25.920.000,-

Keuntungan/Laba

Keuntungan (π) = Total Penerimaan (TR) – Total Biaya (TC) = Rp 25.920.000,- - Rp 15.656.000,-

= Rp 10.263.800,-

Revenue Cost Ratio (REC)

Revenue Cost Ratio (R/C Ratio) =

= = 1,66

Nilai dari R/C Ratio sebesar 1,66, jika nilai R/C Ratio > 1 maka usaha Budidaya Keramba Jaring Apung dikatakan menguntungkan.

(32)

(Lanjutan dari lampiran 3)

Rentabilitas

Rentabilitas = =

= 65,56%

Rentabilitas usaha adalah kemampuan suatu usaha untuk memperoleh keuntungan dengan memutar modal sendiri yang mereka miliki dalam proses produksinya. Hasil analisis Rentabilitas didapatkan 65,56%, artinya pada Usaha Budidaya Keramba Jaring Apung setiap Rp 100,- dapat menghasilkan keuntungan sebesar Rp 65,56,-

Break Even Point (BEP)

a. BEP Sales BEP Sales = = = = = Rp 8.190.064,- b. BEP Unit BEP Unit = = = = 910 27

(33)

c. Gambar BEP Usaha Budidaya Keramba Jaring Apung P (Rp) 25.920.000 15.656.200 BEP 4.741.200 FC Rugi Q (Unit) 910 2.880 TR TC Laba VC 8.190.064 28

(34)

Lampiran 4. Analisis Penambahan Investasi (Re-Invest) No Jenis Modal Investasi Jumlah (Unit) Harga (Rp/unit) Harga Total (Rp) Umur Teknis (tahun) Nilai Kenaikan 1%

Re - Investasi tahun ke Sisa Umur Teknis (tahun) Nilai Sisa (Rp) 1 2 3 4 5 1 Kayu Balok 28 45.000 1.260.000 10 12.600 4 504.000 2 Rakit 24 25.000 600.000 5 6.000 630.000 4 480.000 3 Pelampung 10 300.000 3.000.000 5 30.000 3.150.000 4 2.400.000 4 Jaring 4 175.000 700.000 5 7.000 735.000 4 560.000 5 Bambu 8 28.000 224.000 5 2.240 235.200 4 179.200 6 Perahu Rakit 1 260.000 260.000 5 2.600 273.000 4 208.000 7 Timbangan 1 200.000 200.000 5 2.000 210.000 4 160.000 8 Serok 2 25.000 50.000 5 500 52.500 4 40.000 9 Ember 6 7.000 42.000 5 420 44.100 4 33.600 TOTAL 5.329.800 4.564.800 29

(35)

Lampiran 5. Analisis Jangka Panjang dalam Keadaan Normal Normal No Uraian Tahun Ke 0 1 2 3 4 5 0,12 Df (12%) 1,00 0,89 0,80 0,71 0,64 0,57 i Inflow (Benefit) Hasil Penjualan 25.920.000 25.920.000 25.920.000 25.920.000 25.920.000 Nilai Sisa 4.564.800 Gross Benefit(A) 25.920.000 25.920.000 25.920.000 25.920.000 30.484.800 PVGB 23.142.857 20.663.265 18.449.344 16.472.629 17.297.894 Jumlah PVGB 96.025.989 Ii Outflow(Cost) Investasi Awal 6.336.000 Penambahan Investasi 0 0 0 0 5.329.800 Biaya Operasional 15.656.200 15.656.200 15.656.200 15.656.200 15.656.200 Gross Cost (B) 6.336.000 15.656.200 15.656.200 15.656.200 15.656.200 20.986.000 PVGC 6.336.000 13.978.750 12.481.027 11.143.774 9.949.798 11.908.020 Jumlah PVGC 65.797.369

Net Benefit (A-B) -6.336.000 10.263.800 10.263.800 10.263.800 10.263.800 9.498.800

PVNB -6.336.000 9.164.107 8.182.239 7.305.570 6.522.830 5.389.874 Iii NPV 20.653.840 Iv Net B/C 5,77 V IRR 160% Vi PP 0,69 30

(36)

Lampiran 6. Biaya Naik 25% dan Benefit Turun 19%

Biaya Naik 25 % Dari 15.656.200 Menjadi 19.570.250 Biaya Turun 19% Dari 25.920.000 Menjadi 20.995.200

No Uraian Tahun Ke 0 1 2 3 4 5 0,12 Df (12%) 1,00 0,89 0,80 0,71 0,64 0,57 i Inflow (Benefit) Hasil Penjualan 20.995.200 20.995.200 20.995.200 20.995.200 20.995.200 Nilai Sisa 4.564.800 Gross Benefit(A) 20.995.200 20.995.200 20.995.200 20.995.200 25.560.000 PVGB 18.745.714 16.737.245 14.943.969 13.342.829 14.503.430 Jumlah PVGB 78.273.187 Ii Outflow(Cost) Investasi Tetap 6.336.000 Penambahan Investasi 0 0 0 0 5.329.800 Biaya Operasional 19.570.250 19.570.250 19.570.250 19.570.250 19.570.250 Gross Cost (B) 6.336.000 19.570.250 19.570.250 19.570.250 19.570.250 24.900.050 PVGC 6.336.000 17.473.438 15.601.283 13.929.717 12.437.248 14.128.957 Jumlah PVGC 79.906.643

Net Benefit (A-B) -6.336.000 1.424.950 1.424.950 1.424.950 1.424.950 659.950

PVNB -6.336.000 1.272.277 1.135.961 1.014.251 905.581 374.473 Iii NPV -7.794.443 Iv Net B/C 0,74 V IRR 0% Vi PP 4,98 31

(37)

Lampiran 7. Biaya Naik 25%

Biaya Naik 25% Dari 19.570.250 Menjadi 24.580.234

No Uraian Tahun Ke 0 1 2 3 4 5 0,12 Df (12%) 1,00 0,89 0,80 0,71 0,64 0,57 i Inflow (Benefit) Hasil Penjualan 25.920.000 25.920.000 25.920.000 25.920.000 25.920.000 Nilai Sisa 4.564.800 Gross Benefit(A) 25.920.000 25.920.000 25.920.000 25.920.000 30.484.800 PVGB 23.142.857 20.663.265 18.449.344 16.472.629 17.297.894 Jumlah PVGB 96.025.989 ii Outflow(Cost) Investasi Tetap 6.336.000 Penambahan Investasi 0 0 0 0 5.329.800 Biaya Operasional 24.580.234 24.580.234 24.580.234 24.580.234 24.580.234 Gross Cost (B) 6.336.000 24.580.234 24.580.234 24.580.234 24.580.234 29.910.034 PVGC 6.336.000 21.946.638 19.595.212 17.495.725 15.621.183 16.971.757 Jumlah PVGC 97.966.514

Net Benefit (A-B) -6.336.000 1.339.766 1.339.766 1.339.766 1.339.766 574.766

PVNB -6.336.000 1.196.220 1.068.053 953.619 851.446 326.138 iii NPV -8.068.612 iv Net B/C 0,69 v IRR -2% vi PP 5,30 32

(38)

Lampiran 8. Benefit Turun 19%

Benefit Turun 19% Dari 25.920.000 Menjadi 17.107.200

No Uraian Tahun Ke 0 1 2 3 4 5 0,12 Df (12%) 1,00 0,89 0,80 0,71 0,64 0,57 i Inflow (Benefit) Hasil Penjualan 17.107.200 17.107.200 17.107.200 17.107.200 17.107.200 Nilai Sisa 4.564.800 Gross Benefit(A) 17.107.200 17.107.200 17.107.200 17.107.200 21.672.000 PVGB 15.274.286 13.637.755 12.176.567 10.871.935 12.297.275 Jumlah PVGB 64.257.818 ii Outflow(Cost) Investasi Tetap 6.336.000 Penambahan Investasi 0 0 0 0 5.329.800 Biaya Operasional 15.656.200 15.656.200 15.656.200 15.656.200 15.656.200 Gross Cost (B) 6.336.000 15.656.200 15.656.200 15.656.200 15.656.200 20.986.000 PVGC 6.336.000 13.978.750 12.481.027 11.143.774 9.949.798 11.908.020 Jumlah PVGC 65.797.369

Net Benefit (A-B) -6.336.000 1.451.000 1.451.000 1.451.000 1.451.000 686.000

PVNB -6.336.000 1.295.536 1.156.728 1.032.793 922.137 389.255 iii NPV -7.710.599 iv Net B/C 0,76 v IRR 1% vi PP 4,89 33

(39)

Lampiran 9. Biaya Naik 20% dan Benefit Turun 22%

Biaya Naik 20% Dari 15.656.200 Menjadi 18.787.440 Benefit Turun 22% Dari 17.107.200 Menjadi 20.217.600

No Uraian Tahun Ke 0 1 2 3 4 5 0,12 Df (12%) 1,00 0,89 0,80 0,71 0,64 0,57 i Inflow (Benefit) Hasil Penjualan 20.217.600 20.217.600 20.217.600 20.217.600 20.217.600 Nilai Sisa 4.564.800 Gross Benefit(A) 20.217.600 20.217.600 20.217.600 20.217.600 24.782.400 PVGB 18.051.429 16.117.347 14.390.488 12.848.650 14.062.199 Jumlah PVGB 75.470.113 ii Outflow(Cost) Investasi Tetap 6.336.000 Penambahan Investasi 0 0 0 0 5.329.800 Biaya Operasional 18.787.440 18.787.440 18.787.440 18.787.440 18.787.440 Gross Cost (B) 6.336.000 18.787.440 18.787.440 18.787.440 18.787.440 24.117.240 PVGC 6.336.000 16.774.500 14.977.232 13.372.529 11.939.758 13.684.770 Jumlah PVGC 77.084.788

Net Benefit (A-B) -6.336.000 1.430.160 1.430.160 1.430.160 1.430.160 665.160

PVNB -6.336.000 1.276.929 1.140.115 1.017.960 908.893 377.430 iii NPV -7.777.674 iv Net B/C 0,75 v IRR 0% vi PP 4,96 34

(40)

Lampiran 10. Biaya Naik 24% dan Benefit Turun 20%

Biaya Naik 24% Dari 18.787.440 Menjadi 19.413.688 Benefit Turun 20% Dari 20.217.600 Menjadi 20.736.000

No Uraian Tahun Ke 0 1 2 3 4 5 0,12 Df (12%) 1,00 0,89 0,80 0,71 0,64 0,57 i Inflow (Benefit) Hasil Penjualan 20.736.000 20.736.000 20.736.000 20.736.000 20.736.000 Nilai Sisa 4.564.800 Gross Benefit(A) 20.736.000 20.736.000 20.736.000 20.736.000 25.300.800 PVGB 18.514.286 16.530.612 14.759.475 13.178.103 14.356.353 Jumlah PVGB 77.338.829 ii Outflow(Cost) Investasi Tetap 6.336.000 Penambahan Investasi 0 0 0 0 5.329.800 Biaya Operasional 19.413.688 19.413.688 19.413.688 19.413.688 19.413.688 Gross Cost (B) 6.336.000 19.413.688 19.413.688 19.413.688 19.413.688 24.743.488 PVGC 6.336.000 17.333.650 15.476.473 13.818.280 12.337.750 14.040.120 Jumlah PVGC 79.342.272

Net Benefit (A-B) -6.336.000 1.322.312 1.322.312 1.322.312 1.322.312 557.312

PVNB -6.336.000 1.180.636 1.054.139 941.196 840.353 316.234 iii NPV -8.124.788 iv Net B/C 0,68 v IRR -3% vi PP 5,37 35

(41)

TIM MATA KULIAH

EVALUASI PROYEK USAHA PERIKANAN

Dosen Pengampu

No. Nama NIP

1 Dr. Ir. MIMIT PRIMYASTANTO, MS 19630511 198802 1 001 2 Dr. Ir. NUDDIN HARAHAB, MP 19610417 199003 1 001 3 Dr. Ir. AGUS TJAHJONO, MS 19630820 198802 1 001 4 Dr. Ir. ANTHON EFFANI, MP 19650717 199103 1 006

5 CANDRA ADI INTYAS, S.Pi -

Asisten Praktikum

No. Nama NIM No. HP

1 Mohammad Yusuf H. K. 115080400111057 083897865040

2 Zaskia Iga Wildani 115080401111001 08993867797

3 Alief Qomaria G. 115080401111004 082330722298

4 Ibrahim Hasan R. 115080401111006 085749043904

5 Angela Natalie P. 115080401111012 081944847378

6 Citra Andina 115080401111026 082331157792

7 Asyifa Anandya 115080401111027 087759815030

8 Farah Ainun Jamil (Co) 115080407111004 085755056004

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis untuk efektivitas pajak daerah keseluruhan pajak daerah selalu mencapai target, namun untuk masing – masing pajak

5 ةيملسسسسلا ةسسسعماجلا ترمتسسسسا فسسسيك ( ؟ ةيبرعلا ةغللا يسبلحمل 6 يسسف ةسسيبرعلا ةغللا لبقتسم نع كيأر ام ( ؟ ايزيلام 7 يتلا ةلمجلا يف ياغلبلا هجولا وه ام ( ؟ طخلا اهتحت

Pasien mengetahui gejala ikutan setelah imunisasi diberikan -memahami tentang imunisasi -mengetahui gejala ikutan imunisasi -memahami jadwal imunisasi Kesiapan meningkatkan

Menurut Powers JM, dkk (2008), bahan cetak yang ideal adah bahan cetak yang memenuhi persyaratan yaitu: (1) mempunyai aroma dan rasa yang menyenangkan serta warna yang baik; (2)

Perusahaan yang bergerak dibidang tour and travel merupakan suatu perusahaan yang masuk dalam jajaran perusahaan kecil menengah, kebanyakan perusahaan yang bergerak

Model pembelajaran inovatif dalam pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru merupakan salah satu cara agar siswa dapat lebih aktif, kritis dan berminat mengikuti proses

Pestisida nabati yang digunakan untuk mengendalikan Sitop Sitophilus hilus zeamays zeamays   pada benih   pada benih  jagung yaitu berasal dari biji jarak pagar..  jagung