• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENANAMKAN KESADARAN HUKUM SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 KOTA PROBOLINGGO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENANAMKAN KESADARAN HUKUM SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 KOTA PROBOLINGGO"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENANAMKAN KESADARAN HUKUM SISWA KELAS X SMA

NEGERI 4 KOTA PROBOLINGGO

THE ROLE OF CIVICS EDUCATION TEACHER IN BUILDING LAW AWARENESS OF TENTH GRADE STUDENTS OF SMA NEGERI 4

PROBOLINGGO CITY

RIRHAYULI HAJIAH*

* Jurusan HKn FIS UM, e-mail rirha_eda@yahoo.co.id

Abstrak: Sadar hukum merupakan kesadaran dari lubuk hati terdalam yang dimiliki oleh setiap orang tanpa adanya paksaan untuk mematuhi segala peraturan. Kewajiban seorang guru pendidikan kewarganegaraan yaitu menanamkan kesadaran hukum pada anak didiknya sejak dini dan menjadikan siswa-siswi penerus bangsa yang memiliki kesadaran hukum yang tinggi. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan peran guru pendidikan kewarganegaraan dalam menanamkan kesadaran hukum siswa kelas X SMA Negeri 4 Kota Probolinggo. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dokumentasi. Diperoleh kesimpulan bahwa peran guru pendidikan kewaganegaraan dalam menanamkan kesadaran hukum, peranannya sebagai pengajar, pembimbing, motivator, dan peran guru sebagai model untuk menjadikan siswanya sadar hukum.

Kata Kunci: Sadar hukum, peran guru, pendidikan kewarganegaraan

Abstract : Law awareness is a consciousness from every people to obey the regulation. The duty of civic education teacher is building law awareness for students since they are child and being them as the next generation of nation that has high law awareness. This study describes the role of civics education teacher in building law awareness of tenth grade students of SMA Negeri 4 Probolinggo City. The data collection was interview, observation and, documentation. This study reveals that civics education teacher in building law awareness’ role are as instructor, supervisor, motivator, and the role model of student to aware law.

Keywords: law awareness, teacher’s role, civics education

Kesadaran hukum menurut Widjaja (1984: XVIII) adalah keadaan dimana tidak terdapat benturan-benturan hidup dalam masyarakat. Masyarakat dalam

(2)

keadaan seimbang, selaras, dan serasi. Kesadaran hukum diterima secara

kesadaran bukan diterima sebagai paksaan, walaupun ada pengekangan dari luar diri manusia dan masyarakat sendiri dalam bentuk perundangan, peraturan dan ketentuan. Sedangkan menurut Soerjono Soekanto dan Mustafa Abdullah ( 1982: 210-211) berpendapat bahwa kesadaran hukum merupakan suatu penilaian terhadap apa yang dianggap sebagai hukum yang baik dan atau hukum yang tidak baik. Kesadaran hukum tersebut merupakan suatu proses psikhis yang terdapat dalam diri manusia, yang mungkin timbul dan mungkin pula tidak timbul. Tujuan manusia sadar akan hukum agar terciptanya rasa perdamaian, ketertiban, tidak terjadi keributan dan kekacauan di dalam masyarakat.

Saat ini banyak berita media massa dan media cetak yang memberitakan tentang pelanggaran hukum seperti pembunuhan, perampokan, penjambretan, penipuan, pemerkosaan, dan tindakan lain yang melanggar peraturan yang dibuat dan disepakati bersama. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukannya

pendidikan. Pendidikan formal dilaksanakan di sekolah. Terkait dengan sekolah, guru memiliki peranan untuk menanamkan kesadaran hukum pada siswanya, agar siswanya dapat menjadi generasi penerus bangsa yang memiliki kesadaran hukum yang tinggi.

Berdasarkan uraian di atas, peran guru sangat penting untuk menanamkan kesadaran hukum pada siswanya, diharapkan siswanya memiliki kesadaran hukum yang tinggi.

METODE

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian ini untuk membuat deskripsi dan gambaran mengenai bagaimana peran guru pendidikan kewarganegaraan dalam menanamkan kesadaran hukum siswa kelas X di SMA Negeri 4 Kota

Probolinggo. Menurut Bambang Budi Wiyono (2007:72) penelitian kualitatif merupakan suatu proses penelitian yang dilakukan secara sistematis dan intensif untuk memperoleh pengetahuan tentang fenomena sosial dengan menggunakan fenomena sosial itu sendiri. Dalam penelitian kulitatif peneliti diharuskan untuk hadir dilapangan. Penelitian ini mengambil lokasi di sekolah SMA Negeri 4 Kota

(3)

Probolinggo yang terletak di jalan Slamet Riyadi Kecamatan Kanigaran Kota Probolinggo. Sumber data yang digunakan yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Prosedur pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Menurut Burhan Bungin (2008: 115) observasi adalah

kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu dengan pancaindra lainnya.

Analisis data dilakukan dengan tiga tahapan, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan (verifikasi data). Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2011: 280) mengemukakan bahwa analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis kerja (ide) seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis kerja itu. Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan tiga cara yaitu perpanjangan keikutsertaan,

ketekunan/keajegan pengamatan dan triangulasi (triangulasi sumber dan teknik).

HASIL

Berdasarkan data yang telah dianalisis maka dapat diperoleh hasil sebagai berikut:

Wawasan guru pendidikan kewarganegaraan terhadap kesadaran hukum Guru pendidikan kewarganegaraan memiliki wawasan yang baik terhadap kesadaran hukum, untuk menanamkan kesadaran hukum pada siswa kelas X SMA Negeri 4 Kota Probolinggo, guru pendidikan kewaranegaraan memang terlebih dahulu harus memiliki wawasan terhadap kesadaran hukum.

Peran guru pendidikan kewarganegaraan dalam menanamkan kesadaran hukum siswa kelas X SMA Negeri 4 Kota Probolinggo

Guru pendidikan kewarganegaraan memiliki peranan untuk menanamkan kesadaran hukum pada siswa kelas X, peranannya meliputi peran guru sebagai pengajar, peran guru sebagai pembimbing, peran guru sebagai motivator, peran guru sebagai model. Terkait peran guru sebagai pengajar, guru menanamkan kesadaran hukum dengan cara langsung dan tidak langsung, secara langsung

(4)

mengajarkan dengan menggunakan materi yang telah ada, tidak langsung dengan memberikan nasehat dan himbauan. Peran guru sebagai pembimbing untuk mematuhi semua peraturan dengan cara pada saat di dalam kelas guru pendidikan kewarganegaraan membimbing siswa dengan cara pemberian tugas, menegur siswa jika melakukan pelanggaran hukum, dan di luar kelas/lingkungan sekolah guru pendidikan kewarganegaraan membimbing siswa dengan cara memberikan masukan kepada siswa terkait dengan hukum. Peran guru pendidikan

kewarganegaraan sebagai motivator kepada siswa untuk mematuhi hukum yang ada di SMA Negeri 4 Kota Probolinggo dengan memotivasi siswa dengan menunjukkan dampak positif seseorang yang mematuhi hukum, dan dampak negatif seseorang yang tidak patuh hukum, serta memberikan contoh sikap yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Peran guru pendidikan kewarganegaraan sebagai model kepada siswa untuk mematuhi peraturan yang ada di SMA Negeri 4 Kota Probolinggo, melalui keteladanan dan memberikan contoh sikap yang sesuai dengan ketentuan, seperti tidak mengeluarkan HP pada saat KBM,

berpakaian rapi, berkata sopan, tidak mengendarai motor di halaman tengah, dan sebagainya.

Kendala yang dihadapi guru pendidikan kewarganegaraan dalam menanamkan kesadaran hukum siswa kelas X SMA Negeri 4 Kota Probolinggo

Kendala dalam menanamkan kesadaran hukum siswa kelas X di SMA Negeri 4 Kota Probolinggo yaitu pemantauan dan pengawasan terhadap siswa kelas X, karena jumlah siswa yang banyak dan guru pendidikan kewarganegaraan yang mengajar kelas X hanya bapak Suhardiono, selain itu juga kendalanya ada pada waktu pelajaran yang hanya 2 jam pelajaran dalam satu minggu, buku juga menjadi kendala dalam menanamkan kesadaran hukum siswa kelas X, dan juga narasumber baik untuk mendatangkan narasumber dan juga mendatangi

narasumber yang berkaitan dengan hukum.

Upaya dalam mengatasi kendala dalam menanamkan kesadaran hukum siswa kelas X SMA Negeri 4 Kota Probolinggo

(5)

Upaya untuk mengatasi kendala menanamkan kesadaran hukum siswa kelas X SMA Negeri 4 Kota Probolinggo diadakan tim tatib agar dapat memantau dan mengawasi siswa kelas X di SMA Negeri 4 Kota Probolinggo untuk

menjadikan siswa-siswi kelas X SMA Negeri 4 Kota Probolinggo generasi

penerus bangsa yang sadar terhadap hukum, memberikan kesempatan untuk siswa kelas X mencari informasi terkait dengan hukum di internet dan di televisi, serta dapat juga langsung bertemu dengan narasumbernya.

PEMBAHASAN

Wawasan Guru Pendidikan Kewarganegaraan Terhadap Kesadaran Hukum Guru pendidikan kewarganegaraan memiliki wawasan yang baik tentang kesadaran hukum. Dari penuturan Bapak Suhardiono seseorang dapat dikatakan memiliki kesadaran hukum yang baik jika seseorang tersebut telah berperilaku sesuai dengan peraturan yang berlaku baik peraturan itu tertulis maupun tidak tertulis. Pendapat dari Bapak Suhardiono selaras dengan Soerjono Soekanto dan Mustafa Abdullah (1982: 228-229) mengemukakan apabila seseorang hanya mengetahui hukum, maka dapat dikatakan bahwa tingkat kesadarn hukumnya masih rendah, kalau dia telah berperilaku seuai dengan hukum , maka kesadarn hukumnya tinggi. Tujuan seseorang sadar hukum agar tercipta kehidupan yang aman, tentram, dan nyaman di dalam masyarakat.

Peran guru pendidikan kewarganegaraan dalam menanamkan kesadaran hukum siswa kelas X SMA Negeri 4 Kota Probolinggo

Peranan guru pendidikan kewarganegaraan dalam menanamkan kesadarn hukum meliputi peran guru sebagai pengajar, peran guru sebagai pembimbing, peran guru sebagai motivator, peran guru sebagai model. Peran guru sebagai pengajar, dengan cara langsung dan tidak langsung, secara langsung mengajarkan dengan menggunakan materi yang telah ada, tidak langsung dengan memberikan nasehat dan himbauan. Sesuai dengan Prof Dr. Oemar Hamalik (2010: 48-49) mengemukakan keberhasilan guru melaksanakan peranannya dalam bidang pendidikan yang terletak pada kemampuannya dalan melaksanakan peranan yang

(6)

bersifat khusus, yaitu guru sebagai pengajar, menyampaikan ilmu pengetahuan, perlu memiliki keterampilan memberikan informasi kepada siswa.

Peran guru sebagai pembimbing untuk mematuhi semua peraturan dengan cara pada saat di dalam kelas guru pendidikan kewarganegaraan membimbing siswa dengan cara pemberian tugas, menegur siswa jika melakukan pelanggaran hukum, dan di luar kelas/lingkungan sekolah guru pendidikan kewarganegaraan membimbing siswa dengan cara memberikan masukan kepada siswa terkait dengan hukum. Peran guru pendidikan kewarganegaraan sebagai motivator kepada siswa untuk mematuhi hukum yang ada di SMA Negeri 4 Kota Probolinggo dengan memotivasi siswa dengan menunjukkan dampak positif seseorang yang mematuhi hukum, dan dampak negatif seseorang yang tidak patuh hukum, serta memberikan contoh sikap yang sesuai dengan ketentuan yang

berlaku. Selaras dengan semboyan Ki Hadjar dewantara yaitu ing madya mangun karsa (jika di tengah-tengah, membangkitkan kehendak, hasrat atau motivasi).

Peran guru pendidikan kewarganegaraan sebagai model kepada siswa untuk mematuhi peraturan yang ada di SMA Negeri 4 Kota Probolinggo, melalui keteladanan dan memberikan contoh sikap yang sesuai dengan ketentuan, seperti tidak mengeluarkan HP pada saat KBM, berpakaian rapi, berkata sopan, tidak mengendarai motor di halaman tengah, dan sebagainya. Peran guru sebagai model sesuai dengan semboyan Ki Hadjar Dewantara yaitu ing ngarsa sung tulada ( jika di depan, menjadi contoh).

Kendala yang Dihadapi Guru Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Menanamkan Kesadaran Hukum Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Kota Probolinggo

Kendala yang dihadapi guru pendidikan kewarganegaraan yang mengajar di kelas X SMA Negeri 4 Kota Probolinggo pada saat menanamkan kesadaran hukum siswa kelas X adalah waktu, yang hanya 2 jam pelajaran untuk pendidikan kewarganegaraan karena tidak cukup untuk mengajarkan secara menyeluruh kesadaran hukum terhadap siswa, mendatangkan atau mendatangi narasumber yang berkaitan dengan hukum juga menjadi kendala, selain itu buku, buku juga

(7)

menjadi kendala dalam menanamkan kesadaran hukum siswa, dan yang menjadi kendala berikutnya yaitu kurangnya pengawasan serta pemantauan dari guru dikarenakan jumlah siswa kelas X yang banyak di bandingkan dengan jumlah siswa kelas X SMA Negeri 4 kota Probolinggo.

Upaya Untuk Mengatasi Kendala Menanamkan Kesadaran Hukum Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Kota Probolinggo

Upaya untuk mengatasi kendala menanamkan kesadaran hukum siswa kelas X SMA Negeri 4 Kota Probolinggo, di sekolah harus ada tim tatib sendiri untuk dapat memantau dan mengawasi siswa kelas X di SMA Negeri 4 Kota Probolinggo dan guru pendidikan kewarganegaraan juga mempersilahkan siswa kelas X untuk mencari informasi dari luar yang berhubungan dengan hukum, seperti menonton dialog di televisi tentang hukum, mencari informasi di internet mengenai hukum, serta dapat juga langsung bertemu dengan narasumbernya, misalnya saja ingin tahu lebih rinci mengenai tata tertib lalu lintas, siswa dapat mencari informasi ke Polisi lalu lintas.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini dapat disusun kesimpulan sebagai berikut: (1) wawasan guru pendidikan kewarganegaraan terhadap kesadaran hukum, guru pendidikan kewarganegaraan yang mengajar di kelas X SMA Negeri 4 Kota Probolinggo memiliki wawasan yang baik terhadap kesadaran hukum. (2) peran guru pendidikan kewarganegaraan dalam

menanamkan kesadaran hukum siswa kelas X SMA Negeri 4 Kota Probolinggo, peran guru sebgai pengajar, yang mengajarkan peraturan atau hukum kepada siswa kelas X SMA Negri 4 Kota Probolinggo yaitu dengan cara langsung dan tidak langsung. Peran guru pendidikan kewarganegaraan sebagai pembimbing untuk mematuhi semua peraturan yang ada di SMA Negeri 4 Kota Probolinggo yaitu dengan pemberian tugas dan memberikan masukan serta teguran kepada siswa yang melanggar peraturan. Peran guru pendidikan kewarganegaraan sebagai motivator kepada siswa untuk mematuhi semua peraturan yang ada di SMA

(8)

Negeri 4 Kota Probolinggo dengan memberikan contoh dampak positif seseorang yang patuh terhadap hukum, dan memberikan contoh seseorang yang tidak patuh hukum, dan memberikan contoh keteladanan serta contoh sikap yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. peran guru pendidikan kewarganegaraan sebagai model kepada siswa untuk mematuhi peraturan yang ada di SMA Negeri 4 Kota Probolinggo yaitu dengan cara memberikan contoh keteladanan kepada siswa seperi tidak mengeluarkan HP pada saat KBM, mengenakan seragam yang rapi, berbicara sopan, dan lain sebagainya. Kendala dalam menanamkan kesadaran hukum yaitu waktu, buku, pengawasan dan pemantauan, dan narasumber untuk di datangkan ke sekolah. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala dalam menanamkan kesadaran hukum siswa kelas X SMA Negeri 4 Kota Probolinggo yaitu dengan mengadakan tim tatib untuk mengawasi dan memantau siswa kelas X, memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencari informasi di internet dan televisi, serta lagsung datang ke narasumber yang berkaitan dengan hukum. Saran

Sebagai guru pendidikan kewarganegaraan lebih meningkatkan peranannya dalam menanamkan kesadaran hukum kepada siswa kelas X agar siswa kelas X dapat memiliki kesadaran hukum yang tinggi, sekolah memberikan buku catatan kepribadian kepada siswa untuk diisi oleh siswa. Di dalam buku tersebut terdapat semua peraturan yang ada di SMA Negeri 4 Kota Probolinggo beserta sanksi-sanksinya, agar siswa kelas X dapat mengetahui dengan jelas segala bentuk peraturan yang ada di SMA Negeri 4 Kota Probolinggo, Pihak sekolah dapat membentuk perwakilan dari setiap kelas untuk dijadikan polisi kecil, tujuannya untuk melaporkan kepada guru atau tim tatib jika melihat atau mengetahui tindak pelanggaran yang sedang terjadi.

DAFTAR RUJUKAN

Bungin, Burhan. 2008. Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, Dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana.

Moleong, Lexy J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

(9)

Soekanto, Soejono dan Mustafa Abdullah. 1982. Sosiologi Hukum Dalam Masyarakat. Jakarta: CV Rajawali.

Tirtarahardja, Umar dan S.L La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Widjaja, AW. 1984. Kesadaran Hukum Manusia dan Masyarakat Pancasila. Palembang: CV Era Swasta.

Wiyono, Bambang Budi. 2007. Metodologi Penelitian. Malang: UM Press. Hamalik, Oemar. 2010. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi.

Referensi

Dokumen terkait

Di RSUD Sukoharjo terdapat 6,28 % balita dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan 5,79 % balita dengan Diare Cair Akut (DCA).Tujuan dari Karya Tulis Ilmiah ini adalah ntuk

(1) Kegiatan dalam rangka pemanfaatan ruang di atas dan di bawah yang tidak terkait dengan penguasaan tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) dapat

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Sekolah Pascasarjana

Kompleksitas sistem traceability terdapat pada slaughterhouse (RPA) yang banyak melakukan transaksi dibandingkan stakeholder lain karena Informasi yang ditangkap untuk

yang dimaksud dalam kurikulum KKPI adalah keterampilan dalam hal komputer untuk mengakses. informasi dari internet (Wijaya & Mintana,

menyelesaikan/ masa cuti kampanye/ serta pembahasan undang- undang angket/ adalah prioritas utama saat ini// Harusnya yang diperlukan DPR kali ini/ niat untuk

Dalam hal pelayanan tenaga listrik, salah satu bagian yang perlu.. diperhatikan adalah bagian pembangkitan yang bertugas

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan pengakuisisi PT XL Axiata Tbk yang diukur dengan rasio return on invesment, return on equity, debt to