• Tidak ada hasil yang ditemukan

(The Optimization of Scheduling Development Process to Cultivate Nile Tilapia By Using Pert-Cpm Method)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "(The Optimization of Scheduling Development Process to Cultivate Nile Tilapia By Using Pert-Cpm Method)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

292 Vol. 13 No. 2: 292-300 Oktober 2020 Peer-Reviewed  URL: https:https://ejournal.stipwunaraha.ac.id/index.php/AGRIKAN/ DOI: 10.29239/j.agrikan.13.2.292-300

Optimalisasi Penjadwalan Proses Pengembangan Budidaya Ikan Nila

Dengan menggunakan Metode PERT-CPM.

(

The Optimization of Scheduling Development Process to Cultivate Nile

Tilapia By Using Pert-Cpm Method)

Rasdiana. S. Ma’bud1 dan FauziahNurhamiddin2

1 Mahasiswa Program Studi MIPA Universitas Muhammadiyah Maluku Utara.Ternate. Indonesia, Email :

1 Program StudiMIPA UniversitasMuhammadiyah Maluku Utara.Ternate. Indonesia, Email :fauziahnurhamiddin15@gmail.com Info Artikel: Diterima: 22 Sept. 2020 Disetujui: 04 Nov. 2020 Dipublikasi: 05 Nov 2020

Research Artiecle Keyword:

Optimization, Scheduling, Work Network, danPERT-CPM.

Korespondensi: Fauziah Nurhamiddin Universitas Muhammadiyah Maluku Utara. Ternate, Indonesia

Email:

fauziahnurhamiddin15@gmail.com

Copyright© Oktober 2020 AGRIKAN

Abstrak. Permasalahan dalam penelitian ini adalah berapa lama waktu dan biaya dalam mengerjakan pengembangan budidaya ikan nila dengan menggunakan metode PERT-CPM dan bagaimana menentukan jalur optimal pada pekerjaan proyek pengembangan budidaya ikan nila. Penelitian ini dilakukan di Desa Togawa Kecamatan Galela Selatan pada bulan Juli-Agustus 2019. Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari data primer yaitu data yang diperoleh dengan observasi secara langsung petani tambak ikan nila yang menjadi objek penelitian dan melakukan wawancara dengan pemilik tambak ikan nila, serta dengan cara mengumpulkan dokumentasi proses pembudidayaan ikan nila.. Hasil perhitungan dengan menggunakan metode PERT-CPM diperoleh Optimalisasi Penjadwalan Proses Pengembangan Budidaya Ikan Nila dalam jangka waktu 134 hari dengan biaya sebesarRp. 21.700.000.

Abstract. The problem in this research is how long thetime and costs in doing the development of cultivationthe Nile Tilapia by using PERT-CTM method and how to determine the optimal path for the work of project development of NileTilapia cultivation. This research was conducted in Togawa village, district of south Galela on July until August 2019. The source of data got in this study from primary data that is through direct observation to fish pond farmers who were the object of research as well as conducting interview with the owners of fish pond of Nile Tilapia, and alsoto collect the documentation of cultivation process of Nile Tilapia. The result of calculation using PERT – CTM method obtained that the optimization of the scheduling the development process of Nile Tilapia cultivation in period of 134 days with a fee of Rp. 21.700.000.

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan teknologi dalam berbagai bidang yang berkembang pesat saat ini tentunya tidak lepas dari peranan ilmu matematika. Salah satunya

ialah matematika terapan, misalnya

pengembangan budidaya ikan nila.Ikan Nila sebagai komiditas ikan yang mempunyai nilai ekonomi yang sangat penting sebagai penopang ekonomi masyarakat karena nila mempunyai

beberapa keunggulan, diantaranya; mudah

dibudidayakan, pertumbuhan relatif cepat, mudah berkembang biak, dan relatif tahan terhadap

penyakit.Rata-rata konsumsi ikan per-hari

mengalami peningkatan setiap tahun seiring

dengan peningkatan jumlah penduduk di

Kecamatan Galela Selatan maka dalam hal ini sangatlah menguntungkan jika dilirik dari segi bisnis.

Di Desa Togawa Kecamatan Galela Selatan terdapat beberapa tambak budidaya ikan nila yang merupakan salah satu peluang usaha yang cukup diperhitungkan saat ini, karena banyak tempat yang dibutuhkan pasokan ikan setiap harinya, hal inilah yang membuat permintaan ikan menjadi semakin tinggi di pasaran dan membuka peluang

potensi dan peluang bisnis yang cukup

menjanjikan.

Meskipun tergolong relatif mudah,

budidaya ikan nila tetap memerlukan penanganan yang baik dan terencana. Hal yang pertama kali yang perlu dipersiapkan adalah pemelihan lokasi

(2)

293

usaha . Pemilihan lokasi usaha harus

mempertimbangkan beberapa aspek, seperti aspek teknis (berkaitan dengan teknis lahan sebagai wadah budidaya ikan baik tanah maupun airnya),

aspek ekonomi (ekonomis terkait dengan

pendukung pemasaran dan biaya produksi), dan faktor sosial (berkaitan dengan daya terimah masyarakat sekitar lokasi budidaya ikan nila). Sehingga selama proses budidaya ikan tidak akan ditemui kendala yang akan menghambat usaha tersebut.

Penjadwalan inimerupakan alokasi dari sumber daya terhadap waktu untuk menghasilkan

sebuah kumpulan pekerjaan. Penjadwalan

dibutuhkan untuk mengalokasikan sumber daya yang tepat. Pengaturan penjadwalan yang efektif dan efisien dapat memenuhi order tepat waktu serta kualitas yang telah ditentukan. Penjadwalan yang baik akan memaksimumkan efektivitas pemanfaatan setiap sumber daya.

Metode PERT-CPM ini merupakan

singkatan dari (Teknik evaluasi dan tinjauan ulang proyek-Metode jalur kritis). Pada konsepnya kedua metode ini adalah sama. Dengan dua teknik

dalam network planning ini dapat diperoleh

suatujaringan kerja yang memiliki jadwal kerja yang membutuhkan percepatan yang logis untuk

mencapai waktu penyelesaian proyek yg

optimal.Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian di desa Togawa yang berhubungan dengan optimalisasi waktu kegiatan

pembudidayaan dengan judul “Optimalisasi

Penjadwalan Proses Pengembangan Budidaya

Ikan Nila Dengan Menggunakan Metode

PERT-CPM”

II. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Penelitianini dilakukan di Desa Togawa Kecamatan Galela Selatan pada bulan Juli-Agustus 2019. Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari data primeryaitudata yang diperoleh dengan observasi secara langsung petani tambak ikan nila yang menjadi objek penelitian dan melakukan wawancara dengan pemilik tambak ikan nila, serta dengan cara

mengumpulkan dokumentasi proses

pembudidayaan ikan nila.

Penjadwalan proses pembudidayaan dengan menggunakan PERT-CPM ini mencakup tiga

tahap dasar: perencanaan,penjadwalan, dan

pengendalian. Oleh karena itu hasil penelitian yang merupakan data primer akan di olah dengan tiga tahap tersebut. Dimana pada tahapan

perencanaan dimulai dengan memecahkan proyek

kedalam beberapa kegiatan yang berbeda.

Perkiraan waktu untuk kegiatan-kegiatan ini lalu ditentukan dengan sebuah diagram jaringan yang dikembangkan dengan masing-masing panah mewakili satu kegiatan.

Tahap selanjutnya adalah tahap

penjadwalan proses budidaya ikan nila yang dilakukan dengan mengidentifikasikan semua kegiatan dan menyusun menjadi sebuah jadwal kegiatan yang berurutan sesuai dengan logika kebergantungan. Untuk menentukan

kegiatan-kegiatan kritis pada penjadwalan proses

budidayaikan nila ini, data hasil identifikasi dianalisa dengan menggunakan metode

PERT-CPM dengan perhitungan maju (forward

computation):

EF (i-j) = ES (i-j) + t (i-j)

Dimana :

EF (i-j) = Waktu selesai paling awal suatu kegiatan (i-j)

ES (i-j) = Saat tercepatnya dimulai kegiatan (i-j)

T (i-j) = Kurun waktu yang diperlukan untuk suatu kegiatan (i-j)

Dan perhitungan mundur (backward

computation):

LS(i-j) = LF(i-j) – t

Dimana,

LS (i-j) = Waktu paing lambat dimulainya kegiatan (i-j)

LF (i-j) = Waktu paling lambat selesainya kegiatan

Setelah perhitungan maju mundur selesai dianalisa maka berikutnya dilakukan perhitungan

kelonggaran waktu kegiatan dengan

menggunakan persamaan.

Slack Time atau Total Slack (TS) = LS – ES

atau LF – EF

Tahap terakhir adalah tahap pengendalian

yang mencakup pengendalian biaya yang

digunakan dalam proses budidaya ini.

Perhitungan yang dilakukan untuk menganalisis biaya proses budidaya ikan nila ini menggunakan persamaan.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Mengidentifikasi Kegiatan Proses

Pembudidayaan

Pada kegiatan identifikasi pembudidayaan ini dimulai dengan memecah lingkup proyek

(3)

294

menjadi komponen-komponen kegiatan sesuai dengan logika ketergantungan yang mana penulis

peroleh ketika wawancara dengan Bpk

Abdurrahman Yasin, yang penulis tuangkan dalam Tabel 1.

Tabel 1. Kegiatan-Kegiatan Proses Penjadwalan Budidaya Ikan Nila Simbol

kegiatan

Jenis Kegiatan Kegiatan

Sebelumnya

Kurun Waktu (Hari,)

Biaya (Rp)

A Survei Lokasi 2 300.000

B Menyusun Rencana Kegiatan A 3 100.000

C Pemesanan Bahan B 2 6.000.000

D Pengadaan pembuatan

Tambak

C 3 300.000

E Jahit Jaring C,D,E 1 200.000

F Pemasangan Jaring F 2 700.000 G Penebaran Benih G 1 200.000 H Pemberian Pakan H 60 900.000 I Pemelihan/Sortir Ikan I 1 100.000 J Pemberian Pakan J 60 900.000 K Panen K 1 12.000.000 Jumlah Rp.21.700.000

Hasil : (Wawancara dengan ketua Koordinator kelompok Wasi Jaya. Bpk Abdurrahman Yasin)

3.2. Mengidentifikasi Jalur Kritis

Jalur kritis ini dilakukan dengan 2 cara yaitu perhitungan maju dan perhitungan mundur sebagai berikut.

a. Perhitungan maju

EF (i,j) = ES (i,j) + t (i,j)

Dimana EF = waktu selesai paling awal ES = tercepat dimulainya kegiatan

b. Perhitungan mundur

LS (i,j) = LF (i,j) – t (i,j)

Dimana :

LS = waktu paling lambat mulainya kegiatan

LF = waktu paling lambat selesainya kegiatan

Tabel 2. Hasil Perhitungan Maju dan Perhitungan Mundur Kegiatan

Kurun waktu (hari/t)

Paling awal Paling akhir

I J Mulai (ES) Selesai (EF) Mulai (LS) Selesai (LF) A B 2 0 2 0 2 B C 3 2 5 2 5 B D 2 5 7 5 7 C E 3 7 10 7 10 D F 1 7 8 5 6 E G 2 10 12 10 12 F G 1 8 9 6 12 G H 60 12 72 12 72 H I 1 72 73 72 73 I J 60 73 133 73 133 J K 1 133 134 133 134

Dari hasil perhitungantabel 1 di halaman

sebelumnya dapat dilihat bahwa waktu

penyelesaian proyek pembudidayaan tercepat adalah selama 134 hari.

c. Menghitung Total Slack dan Free Slack

MenghitungSlack Time atau Total Slack (TS) =

LS – ES = EF – ES – t sesuai dengan hasil yang

diperoleh dari perhitunagan maju dan mundur

pada tabel 1 diatas. Maka hasil yang didapat adalah sebagai berikut.

Setelah perhitungan Free Slack sudah

dilakukan, maka telah ditemukan kegiatan jalur kritis. Dimana kegiatan kritis adalah

kegiatan yang memiliki Total Slack = Free Slack

= 0, Maka pada tabel sebelumnya dapat dilihat bahwa yang merupakan kegiatan-kegiatan jalur

(4)

295

kritis adalah(A,B), (B,C), (C,D), (C,E), (E,G), (G,H), (H,I), (I,J) (J,K). Dari gambar jaringan

kerja setelah perhitunagan maju dan

perhitungan mundur adalah dengan waktu

penyelesaian proyek selama 134 hari dengan

biaya yang dikeluarkan selama proyek

sebanyak Rp. 21.700.000.

Tabel 3. Hasil Perhitungan Total Slack dan Free Slack

Kegiatan Kurun

waktu (hari/t)

Paling Awal Paling Akhir Total Slack

(LS-ES) Free Slack (EF-ES-t) I J Mulai (ES) Selesai (EF) Mulai (LS) Selesai (LF) A B 2 0 2 0 2 0 0 B C 3 2 5 2 5 0 0 C D 2 5 7 5 7 0 0 C E 3 7 10 7 10 0 0 D F 1 7 8 5 6 2 0 E G 2 10 12 10 12 0 0 F H 1 8 9 6 12 2 0 G H 60 12 72 12 72 0 0 H I 1 72 73 72 73 0 0 I J 60 73 133 73 133 0 0 J K 1 133 134 133 134 0 0

4.3 Pengendalian Proses Pembudidayaan Ikan Nila Proses pengendalian ini bertujuan untuk

memperpendek waktu penyelesaian proses

pembudidayaan dengan kenaikan biaya yang

seminimal mungkin. Dengan menggunakan crash

schedule. Dalam crash schedule akan dipilih

kegiatan kritis dengan tingkat kemiringan yang terkecil untuk mempercepat pelaksanaan proses pembudidayaan ikan nila (Tabel 4).

Untuk menentukan perhitungan dengan melakukan sudut kemiringan (waktu dan biaya) dalam suatu kegiatan. Maka akan dicari dengan

menggunakan formula slope sebagai berikut.

Masing-masing kegiatan sudah diketahui

biaya slopenya maka waktu penyelesaian proyek

dapat dikurangi dengan menekan sebanyak

mungkin kegiatan-kegiatan kritis yang

mempunyai slope terkecil. Dari tabel 5 di atas

slope terkecil adalah kegiatan D , dimana

demikian kegiatan D dapat ditekan selama 1 hari.

Menghitung ulang waktu kegiatan

penyelesaian proyek.

a. Perhitungan maju

Rumus : EF (i,j) = ES (i,j) + t (i,j)

Dimana EF = waktu selesai paling awal ES = tercepat dimulainya kegiatan

b. Perhitungan mundur

Rumus : LS (i,j) = LF (i,j) – t (i,j)

Dimana :

LS = waktu paling lambat mulainya kegiatan LF = waktu paling lambat selesainya kegiatan

Tabel 4. Biaya Pembudidayaan Ikan Nila

Kegiatan Waktu yang

dibutuhkan

Biaya (Rp)

Normal Crash Normal Crash

A 2 2 300.000 300.000 B 3 3 100.000 100.000 C 2 2 6.000.000 6.000.000 D 3 1 300.000 500.000 E 1 1 200.000 200.000 F 2 2 700.000 700.000 G 1 1 200.000 200.000 H 60 50 900.000 1.500.000 I 1 1 100.000 100.000 J 60 50 900.000 1.500.000 K 1 1 12.000.000 12.000.000

(5)

296

Tabel 5. Hasil Perhitungan Slope Biaya Kegiatan

Waktu yang dibutuhkan

Biaya (Rp)

Slope

Normal Crash Normal Crash

A 2 2 300.000 300.000 0 B 3 3 100.000 100.000 0 C 2 2 6.000.000 6.000.000 0 D 3 1 300.000 500.000 200.000 E 1 1 200.000 200.000 0 F 2 2 700.000 700.000 0 G 1 1 200.000 200.000 0 H 60 50 900.000 1.500.000 600.000 I 1 1 100.000 100.000 0 J 60 50 900.000 1.500.000 600.000 K 1 1 12.000.000 12.000.000 0

Tabel 6. Hasil Perhitungan Maju dan Mundur Kegiatan

Kurun waktu (hari)

Paling awal Paling akhir

I J Mulai (ES) Selesai (EF) Mulai (LS) Selesai (LF) A B 2 0 2 0 2 B C 3 2 5 2 5 C D 2 5 7 5 7 C E 1 7 8 7 8 D F 1 7 8 3 4 E G 2 8 10 8 10 F H 1 8 9 4 10 G H 60 10 70 10 70 H I 1 70 71 70 71 I J 60 71 131 71 131 J K 1 131 132 131 132

Dari hasil perhitungan tabel 6 di halaman

sebelumnya dapat dilihat bahwa waktu

penyelesaian proyek pembudidayaan yang

ditekan adalah selama 132 hari.

c. Menghitung Total Slack dan Free Slack

Menghitung Slack Time atau Total Slack (TS) =

LS – ES = EF – ES – t sesuai dengan hasil yang

diperoleh dari perhitunagan maju dan mundur pada tabel 6 di halaman sebelumnya. Maka hasil yang didapat adalah sebagai berikut.

Tabel 7. Hasil Perhitungan Total Slack dan Free Slack

Kegiatan Kurun

waktu (hari/t)

Paling Awal Paling Akhir Total Slack

(LS-ES) Free Slack (EF-ES-t) I J Mulai (ES) Selesai (EF) Mulai (LS) Selesai (LF) A B 2 0 2 0 2 0 0 B C 3 2 5 2 5 0 0 C D 2 5 7 5 7 0 0 C E 1 7 8 7 8 0 0 D F 1 7 8 3 4 4 0 E G 2 8 10 8 10 0 0 F H 1 8 9 4 10 4 0 G H 60 10 70 10 70 0 0 H I 1 70 71 70 71 0 0 I J 60 71 131 71 131 0 0 J K 1 131 132 131 132 0 0

Setelah perhitungan Free Slack sudah

dilakukan, maka telah ditemukan kegiatan jalur

kritis. Dimana kegiatan kritis adalah kegiatan

(6)

297

pada tabel 8 diatas dapat dilihat bahwa yang merupakan kegiatan-kegiatan jalur kritis adalah (A,B), (B,C), (C,D), (C,E), (E,G), (G,H), (H,I), (I,J) (J,K).Gambar jaringan kerja setelah perhitungan maju dan perhitungan mundur dapat diperoleh waktu penyelesaian proyek adalah selama 132 hari

dengan biaya yang dikeluarkan adalah

Rp.21.700.000+(134–132)Rp.200.000 =Rp.22.100.000.

Setelah aktivitas D telah selesai, aktivitas lain masih memiliki slope terkecil yaitu H sebanyak 50 hari. Maka waktu penyelesaian proses pembudidayaan ikan nila adalah :

Menghitung ulang waktu kegiatan penyelesaian proyek.

a. Perhitungan maju

Rumus : EF (i,j) = ES (i,j) + t (i,j)

Dimana : EF = waktu selesai paling awal ES = tercepat dimulainya kegiatan

b. Perhitungan mundur

Rumus : LS (i,j) = LF (i,j) – t (i,j)

Dimana :

LS = waktu paling lambat mulainya kegiatan LF = waktu paling lambat selesainya kegiatan Tabel 8. Hasil Perhitungan Maju dan Mundur

Kegiatan

Kurun waktu (hari/t)

Paling awal Paling akhir

I J Mulai (ES) Selesai (EF) Mulai (LS) Selesai (LF) A B 2 0 2 0 2 B C 3 2 5 2 5 C D 2 5 7 5 7 C E 3 7 10 7 10 D F 1 7 8 10 11 E G 2 10 12 10 12 F H 1 8 9 11 12 G H 50 12 62 12 62 H I 1 62 63 62 63 I J 60 63 123 63 123 J K 1 123 124 123 124

Dari gambar jaringan kerja setelah

perhitunagan maju dan mundur adalah Dengan waktu penyelesaian proyek selama 124.

c. Menghitung Total Slack dan Free Slack

Menghitung Slack Time atau Total Slack (TS) =

LS – ES = EF – ES – t sesuai dengan hasil yang

diperoleh dari perhitunagan maju dan mundur pada tabel 8 di halaman sebelumnya. Maka hasil yang didapat adalah sebagai berikut.

Tabel 9. Hasil Perhitungan Total Slack dan Free Slack

Kegiatan Kurun

waktu (hari/t)

Paling Awal Paling Akhir Total Slack

(LS-ES) Free Slack (EF-ES-t) I J Mulai (ES) Selesai (EF) Mulai (LS) Selesai (LF) A B 2 0 2 0 2 0 0 B C 3 2 5 2 5 0 0 C D 2 5 7 5 7 0 0 C E 3 7 10 7 10 0 0 D F 1 7 8 10 11 3 0 E G 2 10 12 10 12 0 0 F H 1 8 9 11 12 3 0 G H 50 12 62 12 62 0 0 H I 1 62 63 62 63 0 0 I J 60 63 123 63 123 0 0 J K 1 123 124 123 124 0 0

Setelah perhitungan Free Slack sudah

dilakukan, maka telah ditemukan kegiatan jalur kritis. Dimana kegiatan kritis adalah kegiatan

yang memiliki Total Slack = Free Slack = 0, Maka

pada tabel 10 diatas dapat dilihat bahwa yang merupakan kegiatan-kegiatan jalur kritis adalah

(7)

298

(A,B), (B,C), (C,D), (C,E), (E,G), (G,H), (H,I), (I,J) (J,K).Gambar jaringan kerja setelah perhitungan maju dan perhitungan mundur dapat diperoleh waktu penyelesaian proyek adalah selama 124 hari

dengan biaya yang dikeluarkan adalah

Rp.21.700.000+(134–124)Rp.600.000 = Rp.27.700.000.

Setelah aktivitas H telah selesai, aktivitas lain masih memiliki slope terkecil yaitu J sebanyak 50 hari. Maka waktu penyelesaian proses pembudidayaan ikan nila adalah :

a. Perhitungan maju

Rumus : EF (i,j) = ES (i,j) + t (i,j)

Dimana: EF = waktu selesai paling awal ES = tercepat dimulainya kegiatan

b. Perhitungan mundur

Rumus : LS (i,j) = LF (i,j) – t (i,j)

Dimana:

LS = waktu paling lambat mulainya kegiatan LF = waktu paling lambat selesainya kegiatan

Tabel 10. Hasil Perhitungan Maju dan Mundur Kegiatan

Kurun waktu (hari)

Paling awal Paling akhir

I J Mulai (ES) Selesai (EF) Mulai (LS) Selesai (LF) A B 2 0 2 0 2 B C 3 2 5 2 5 B D 2 5 7 5 7 C E 3 7 10 7 10 D F 1 7 8 10 11 E G 2 10 12 10 12 F G 1 8 9 11 12 G H 60 12 72 12 72 H I 1 72 73 72 73 I J 50 73 123 73 123 J K 1 123 124 123 124

Dari gambar jaringan kerja setelah

perhitunagan maju dan mundur adalah Dengan waktu penyelesaian proyek selama 124 hari

c. Menghitung Total Slack dan Free Slack

Menghitung Slack Time atau Total Slack

(TS) = LS – ES = EF – ES – t sesuaidengan hasil

yang diperoleh dari perhitunagan maju dan mundur pada Tabel 10, maka hasil yang didapat dapat dilhat pada Tabel 11.

Tabel 11. Hasil Perhitungan Total Slack dan Free Slack

Kegiatan Kurun

waktu (hari/t)

Paling Awal Paling Akhir Total Slack

(LS-ES) Free Slack (EF-ES-t) I J Mulai (ES) Selesai (EF) Mulai (LS) Selesai (LF) A B 2 0 2 0 2 0 0 B C 3 2 5 2 5 0 0 C D 2 5 7 5 7 0 0 C E 3 7 10 7 10 0 0 D F 1 7 8 10 11 3 0 E G 2 10 12 10 12 0 0 F H 1 8 9 11 12 3 0 G H 60 12 72 12 72 0 0 H I 1 72 73 72 73 0 0 I J 50 73 123 73 123 0 0 J K 1 123 124 123 124 0 0

Setelah perhitungan Free Slack sudah

dilakukan, maka telah ditemukan kegiatan jalur kritis. Dimana kegiatan kritis adalah kegiatan

yang memiliki Total Slack = Free Slack = 0, Maka

pada tabel 11 diatas dapat dilihat bahwa yang

merupakan kegiatan-kegiatan jalur kritis adalah (A,B), (B,C), (C,D), (C,E),(E,G), (G,H), (H,I), (I,J) (J,K).Gambar jaringan kerja setelah perhitungan maju dan perhitungan mundur dapat diperoleh waktu penyelesaian proyek adalah selama 124 hari

(8)

299

dengan biaya yang dikeluarkan adalah

Rp.21.700.000+(134–124)Rp.600.000 = Rp.27.700.000.

IV. PENUTUP 4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan maka penulis akan memberikan kesimpulan yaitu,

perhitungan dengan menggunakan metode PERT–

CPM ini dapat diperoleh optimalisasiwaktu

penyelesain selama 134 hari dengan

biayaRp.21.700.000. Dalam perhitungan masing-masing kegiatan yang sudah diketahui waktu dan biaya penyelesaian yang ditekan adalah slope D selama 132 hari dengan biaya yang dikeluarkan adalah Rp.22.100.000, sedangkan slope H dan J memiliki waktu yang sama dengan waktu penyelesaian selama 124 hari dengan biaya Rp.27.700.000 . Dengan menggunakan jaringan

kerja hasil perhitungan total slack dan free slack

maka telah ditemukan kegiatan jalur kritis. Dimana jalur kritisnya adalah kegiatan yang

memiliki total slack = free slack = 0 Maka pada

tabel 4 dapat dilihat bahwa yang merupakan

kegiatan jalur kritis adalah (A,B), (B,C), (C,D), (C,E), (E,G), (G,H), (H,I), (I,J) (J,K). Untuk peristiwa tersebut kegiatan jalur kritis lainnya yang ditekan pada kegiatan D,H, dan J dapat dilihat pada tabel 8,10, dan 12bahwa yang merupakan kegiatan jalur kritis ini memiliki jalur kritis yang sama seperti pada tabel 4. Maka pada bagian jalur kritis ini harus ditekan dengan

menentukan slope terkecil–kegiatan kritis, agar

dipercepat waktu penyelesaian dengan biaya yang seminimal mungkin.

4.2 Saran

Umumnya bagi pembaca, jika mempunyai proyek atau kegiatan yang lebih relevan dengan tulisan yang ada, sebaiknya menggunakan metode PERT-CPM agar dapat lebih mudah mengetahui rangkaian keseluruhan dalam kegiatan-kegiatan tersebut. Diharapkan untuk petani tambak ikan nila sebaiknya menggunakan penjadwalan dengan metode PERT-CPM agar dapat mengetahui peluang selesainya suatu kegiatan dengan waktu tertentu.

REFERENSI

Abrar Husen 2010. Manajemen Proyek. Penerbit Andi. Yokyakarta.

Direktur Jendral Perikanan Budidaya. 2010. Perkembagan Produksi Perikanan.

Budidaya Di Indonesia. http://.www,dipb.go.id/diakses: 20 Februari 2019.

Poerdwadarminta (Ali). Optimalisasi Waktu Kerja Dengan Analisa Network.Pdf, di akses: 20 Februari 2019.

PP. Peraturan Presiden Republik Indonesia No 70 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010.Pdf, diakses 21 Februari 2019.

Penjadwalan Dan Jaringan Kerja. Murahartawaty. https://www. Kajian pustaka.com. Pdf di Akses: 15

Maret 2019.

Subagya Pangestu. DKK. 1983. Dasar-Dasar Operation Research. BPFE Yokyakarta.Pdf di akses: 15 Maret

2019.

Supranto Johanes. 2006. Riset Operasi. UIP. Jakarta.

Siswanto. 2006. Operation Research , Jilid 1 Erlangga. Jakarta.

Suryadi Prawirosentono. 2009. Manajemen Operasi. Bumi Aksara. Jakarta.

(9)

300

Sukardi (2004). Deskriptif kuantitatif. Digilib. Ugm.ac.id. Pdf diakses: 8 Maret 2019.

Tjutju Tarlia Dimyati & Ahmad Dimyati. 2003. Operation Research. Sinar Baru Algesindo. Bandung.

Taha A Hamdi. 1997. Riset Operasi, Suatu Pengantar. Binapura Aksara. Jakarta.

Gambar

Tabel 3. Hasil Perhitungan Total Slack dan Free Slack  Kegiatan   Kurun
Tabel 8. Hasil Perhitungan Maju dan Mundur  Kegiatan
Tabel 10. Hasil Perhitungan Maju dan Mundur  Kegiatan

Referensi

Dokumen terkait

4< ◆ ◆ Kagcbkbtj ugtuh Kagcbkbtj ugtuh kagcjlagtjejhbsj lbg kagcjlagtjejhbsj lbg karukushbg kbsbibo karukushbg kbsbibo tagtbgc fdyah 0 ljkagsj tagtbgc fdyah 0 ljkagsj ◆

Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan desain catalytic converter berbahan katalis kawat stainless steel berbentuk sarang laba-laba, mendapatkan performa emisi gas buang

bahwa dengan telah dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler

(2) Observasi kegiatan Bimbingan dan konseling meliputi: (a) program kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah, (b) pelaksanaan bimbingan dan konseling di

 Angka Penting = semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran, yang terdiri atas angka pasti dan angka taksiran.  Besaran Pokok = besaran yang sudah

Jika dibandingkan dengan angka-angka elastisitas tersebut maka nilai elastisitas harga jangka pendek yang diperoleh melalui estimasi model permintaan oligopolistik dinamik ini

Penelitian pemanfaatan abu dasar barubara (Bottom Ash) sebagai media tanam hidroponik dilakukan pada jenis tanaman Anggrek Bulan, Tomat, dan Sansivieria.. Masing – masing

Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa kawasan Tanah Abang berada di iklim tropis lembab, sehingga perancangan pada proyek Hotel Kapsul ini, menggunakan pendekatan